bab ii tinjauan pustaka ii.1 pengertian...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian peranan
Peranan menurut Grass, Mason dan MC Eachern yang dikutip dalam buku pokok-
pokok pikiran dalam sosiologi karangan David Bery (1995:100) mendefinisikan peranan
sebagai perangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu atau kelompok yang
menempati kedudukan sosial tertentu.
Sedangkan dikemukakan oleh Soekanto (2002:243), bahwa peranan (role) merupakan
aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.
Berdasarkan dua pengertian di atas, peranan adalah perangkat harapan-harapan yang
dikenakan pada individu atau kelompok untuk melaksanakan hak dan kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh pemegang peran sesuai dengan yang diharapkan masyarakat.
Setiap orang memiliki macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan
hidupya. Hal ini sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi
masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat atau
lingkungannya kepadanya.
II.2 Kantor Pertanahan
II.2.1 Defenisi Kantor Pertanahan
Kantor Pertanahan adalah unit kerja Badan Pertanahan Nasional di wilayah
kabupaten, kotamadya, atau wilayah administratif lain yang setingkat, yang melakukan
pendaftaran hak atas tanah dan pemeliharaan daftar umum pendaftaran tanah. (Pasal 1 Angka
6 UU Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda
Yang Berkaitan Dengan Tanah).
Universitas Sumatera Utara
II.2.2 Fungsi dan Agenda Kebijakan Kantor Pertanahan
Fungsi Kantor Pertanahan dalam menyelenggarakan tugas, Kantor Pertanahan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Penyusunan rencana, program, dan penganggaran dalam rangka
pelaksanaan tugas pertanahan;
2. Pelayanan, perijinan, dan rekomendasi di bidang pertanahan;
3. Pelaksanaan survei, pengukuran, dan pemetaan dasar, pengukuran, dan
pemetaan bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematik, dan survei potensi
tanah;
4. Pelaksanaan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah, dan
penataan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan, dan wilayah tertentu;
5. Pengusulan dan pelaksanaan pemetaan hak tanah, pendaftaran hak atas
tanah, pemeliharaan data pertanahan dan administrasi tanah aset pemerintah;
6. Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah
terlantar dan tanah kritis, peningkatan partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat;
7. Penanganan konflik, sengketa, dan perkara pertanahan;
8. Pengkoordinasian pemangku kepentingan pengguna tanah;
9. Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Pertanahan;
10. Pemberian penerangan dan informasi pertanahan kepada masyarakat,
pemeritah dan swasta;
11. Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan;
12. Pengkoordinasian pengembangan sumberdaya manusia pertanahan;
Universitas Sumatera Utara
13. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana dan
prasarana, perundang-undangan serta pelayanan.
Kantor Pertanahan yang sebagaimana dimaksud sebagai instansi vertical dari Badan
Pertanahan Nasional ( BPN ) menurut Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
memiliki 11 agenda kebijakan yaitu :
1. Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional.
2. Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran, serta sertifikasi
tanah secara menyeluruh di seluruh Indonesia.
3. Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah (land tenureship).
4. Menyelesaikan persoalan pertanahan di daerah-daerah korban bencana
alam dan daerah-daerah konflik.
5. Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa, dan konflik
pertanahan di seluruh Indonesia secara sistematis.
6. Membangun Sistem Informasi Pertanahan Nasional (SIMTANAS), dan
sistem pengamanan dokumen pertanahan di seluruh Indonesia.
7. Menangani masalah KKN serta meningkatkan partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat.
8. Membangun data base pemilikan dan penguasaan tanah skala besar.
9. Melaksanakan secara konsisten semua peraturan perundang-undangan
Pertanahan yang telah ditetapkan.
10. Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional.
11. Mengembangkan dan memperbarui politik, hukum dan kebijakan
Pertanahan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pertanahan_Nasional
diakses pada 25 0oktober 2012 pukul 10.00)
Universitas Sumatera Utara
II.3 Konsep Pelayanan dan Pelayanan Publik
Dalam ilmu politik dan administrasi Negara, pelayanan umum atau pelayanan publik
merupakan istilah yang menggambarkan bentuk dan jenis pelayanan pemerintah kepada
rakyat atas kepentingan umum.
Seperti yang dikemukakan oleh Lay ( 2002 ) yang dikutip oleh Agung Kurniawan
(2005: 4) Pelayanan dapat diartikan sebagai pemberian layanan ( melayani ) keperluan orang
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan
pokok dan tat cara yang telah ditetapkan.
Hakekat pemerintahan adalah pelayanan kepada rakyat. Ia tidaklah diadakan untuk
melayani dririnya sendiri, tetapi untuk melayani rakyat, dengan kata lain pemerintah adalah
pelayan rakyat. Pelayanan publik (public service) oleh birokrasi merupakan salah satu
perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat disamping sebagai abdi
negara, Kurniawan (2005 : 4).
Menurut Kotler dalam Sampara Lukman (2000 : 8 ), pelayanan adalah setiap kegiatan
yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan
meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Selanjutnya Sampara
berpendapat, pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan
menyediaakan kepuasan pelanggan. Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
dijelaskan pelayanan sebagai hal, cara, atau hasil pekerjaan melayani. Sedangkan melayani
adalah menyuguhi ( orang ) dengan makanan atau minuman; mengiyakan, menerima;
menggunakan.
Sementara itu, istilah public berasal dari Bahasa Inggris public yang berarti umum,
masyarakat, negara. Kata public sebenarnya sudah diterima menjadi bahasa Indonesia baku
Universitas Sumatera Utara
menjadi publik yang berarti umum, orang banyak, ramai. Padanan kata yang tepat adalah
praja yang sebenarnya bermakna rakyat sehingga lahir istilah pamong praja yang berarti
pemerintahan yang melayani kepentingan seluruh rakyat. Sinambella (2010:10)
mendefenisikan publik adalah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir,
perasaan harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik beradasarkan nilai-nilai dan norma
yang merasa memiliki. Oleh karena itu pelayanan publik diartikan sebagai setiap kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah tehadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan
yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan
meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.
Pelayanan publik diartikan, pemberian layanan ( melayani) keperluan orang atau
masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok
dan tata cara yang telah ditetapkan. Selanjutnya menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara No.63/KEP/M.PAN/7/2003, publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dengan demikian, pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan
masyarakat oleh penyelenggara negara. Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja
dengan tujuan agar dapat meningkatakan kesejahteraan masyarakat. Pada hakikatnya negara
dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai
kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat, misalnya kebutuhan akan
kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.
Pelayanan publik oleh Lembaga Administrasi Negara (1998) diartikan sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di
daerah dan di lingkungan badan usaha milik negara/daerah dalam bentuk barang dan atau jasa
Universitas Sumatera Utara
baik dalam rangka upaya kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Secara teoritis, tujuan pelayanan public pada dasarnya adalah memuaskan
masyarakat. Maka untuk mencapai kepuasan itu, Sinambela L.Poltak (2010:6) berpendapat
bahwa dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari :
1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh
semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah
dimengerti.
2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi
dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas.
4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta massyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan
keinginan masyarakat.
5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari
aspek apapun termasuk suku. Ras, agama, golongan, status social, dan lain-lain.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban. Yaitu pelayanan yang mempertimbangkan
aspek keadilan antara pembeli dan penerima pelayanan publik.
Birokrasi publik juga dituntut harus dapat mengubah posisi dan peran (revitalisasi)
dalam memberikan pelayanan publik. dari yang suka mengatur dan memerintah berubah
menjadi suka melayani, dari yang suka menggunakan pendekatan kekuasaan, berubah
menjadi suka menolong menuju ke arah yang fleksibel kolaboratis dan dialogis dan dari cara-
cara yang sloganis menuju cara-cara kerja yang realistik pragmatis. dengan revitalitas
Universitas Sumatera Utara
birokrasi publik (terutama aparatur pemerintah daerah) ini, pelayanan publik yang lebih baik
dan profesional dalam menjalankan apa yang menjadi tugas dan kewenagan yang diberikan
kepadanya dapat terwujud.
Pelayanan publik diberikan kepada masyarakat berdasarkan pada standar tertentu.
Menurut Mahmudi (2005 : 236), standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatuyang
dibakukan sebagai patokan dalam melakukan kegiatan. Jadi, standar pelayanan publik yaitu
spesifikasi teknis pelayanan yang dibakukan sebagai patokan dalam melakukan pelayanan
publik.
Adapun cakupan standar pelayanan publik yang ditetapkan (KeputusanMENPAN No.
63/2003) meliputi:
1 .Prosedur Layanan yaitu harus ditetapkan standar prosedur pelayanan yang
dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk prosedur pengaduan.
2.Waktu Penyelesaian yaitu harus ditetapkan pula standar waktu penyelesaian
pelayanan yangditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan
penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.
3.Biaya Pelayanan yaitu harus ditetapkan standar biaya/tarif pelayanan termasuk
rinciannya yangditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.
4.Produk Pelayanan yaitu harus ada penetapan standar produk/hasil pelayanan yang
akan diterimasesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
5.Sarana dan Prasarana yaitu penetapan standar sarana dan prasarana pelayanan yang
memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.
6. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Perlu adanya penetapan standar kompetensi petugas pemberi pelayanan
berdasarkan pengetahuan, keahlian, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
II.4 Konsep Administrasi dan Administrasi Pertanahan
Administrasi pada intinya melingkupi seluruh kegiatan dari pengaturan hingga
pengurusan sekelompok orang yang memiliki diferensiasi pekerjaan untuk mencapai suatu
tujuan bersama. Administrasi dapat berjalan dengan sua atau banyak orang terlibat di
dalamnya.
Sebagian besar literatur menggunakan istilah administrasi perkantoran dan
manajemen perkantoran untuk menyebut administrasi.
Secara etimologis perkataan Indonesia administrasi yang bahasa Inggrisnya
Administration, berasal dari kata Latin, yaitu : Ad + ministrare dan Administratio. Ad
ministrate berarti melayani, membantu atau memenuhi, The Liang Gie (1977).
Jadi, Administrasi pada hakekatnya adalah usaha untuk menolong, usaha untuk
membantu, usaha untuk memimpin atau mengarahkan semua kegiatan dalam pencapaian
tujuan yang telah ditentukan.
Pengertian administrasi dalam arti yang sempit bahkan pengertian sehari-hari, maka
administrasi artinya adalah tata usaha. Tata usaha ialah suatu pekerjaan yang sifatnya
mengatur segala sesuatu pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan tulis-menulis, surat-
menyurat dan mencatat / membukukan setiap perubahan atau kejadian yang terjadi di dalam
organisasi, (The Liang Gie,1977)
Dr. S.P. Siagian MPA (1977) berpendapat bahwa : Administrasi adalah keseluruhan
proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas
tertentu untuk mencapai Tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Bila diteliti secara cermat definisi-definisi tersebut diatas maka sesungguhnya
Administrasi adalah rangkaian kegiatan atau proses yang :
1. Dilakukan oleh sekelompok orang (dua orang atau lebih).
2. Berlangsung dalam suatu bentuk kerja sama.
Universitas Sumatera Utara
3. Dimaksudkan untuk mencapai Tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Ketiga faktor tersebut dapat disingkat menjadi sekelompok orang, kerja sama, tujuan
tertentu. Ketiga faktor inilah yang lazim dikenal sebagai unsur mutlak dari pada administrasi.
II.4.1 Administrasi Pertanahan
Administrasi Pertanahan (land administration) menurut Herman Hermit (2008) adalah
pemberian hak, perpanjangan hak, pembaruan hak, peralihan hak, peningkatan hak,
penggabungan hak, pemisahan hak, pemecahan hak, pembebanan hak, izin lokasi, izin
perubahan penggunaan tanah, serta izin penunjukan dan penggunaan tanah.
Dalam tahun 1988 Badan Pertanahan Nasional dengan Keputusan Presiden Nomor
26 Tahun 1988, yang sebagai Lembaga Pemerintahan Non Departemen bertugas membantu
Presiden dalam mengelola dan mengembangkan administrasi pertanahan. Pemakaian sebutan
pertanahan sebagai nama badan tersebut tidak mengubah ataupun mengurangi lingkup tugas
dan kewenangan yang sebelumnya ada pada departemen dan direktorat jenderal agraria.
Sebaliknya justru memberikan kejelasan dan penegasan mengenai lingkup pengertian agraria
yang dipakai dilingkungan administrasi pemerintahan. Adapun administrasi pertanahan
meliputi baik tanah-tanah di daratan maupun yang berada di bawah air, baik air daratan
maupun air laut.
Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara
terus menerus, berkesinambungan dan teratur yang meliputi (i) pengumpulan, (ii)
pengolahan, (iii) pembukuan, dan (iv) penyajian serta (v) pemeliharaan data fisik dan data
yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan
rumah susun, termasuk (v) pemberian surat tanda bukti haknya dan hak milik atas satuan
rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya (Pasal 1 angka (1) 9PP. No.
24/1997).
Universitas Sumatera Utara
II.5 Pelayanan Administrasi Pertanahan
Dalam bidang pertanahan yang dimaksud dengan tanah adalah lahan, sehingga
muncul kosakata pendaftaran tanah, bukan pendaftaran lahan. Pertanahan yaitu suatu
kebijakan yang digariskan oleh pemerintah di dalam mengatur hubungan antara tanah dengan
orang agar tercipta keamanan dan ketentraman dalam mengelola tanah tersebut sehingga
tidak melampaui batas.
Menurut Cahyo Widianto dalam.(http://eleveners.wordpress.com) ada tiga aspek di
dalam pertanahan, yaitu:
1. Aspek Hukum, yaitu kelembagaan yang mengurusi masalah keperdataan tentang
tanah. Dan lembaga yang mengurusi hukum perdata pertanahan ini yaitu BPN
(Badan Pertanahan Nasional).
2. Aspek Tata Ruang, yaitu kelembagaan yang menangani masalah penataan ruang
bagi pembangunan dan tata kota ataupun desa. Masalah tata ruang ini diatur pada
Keputusan Presiden No.10 tahun 2003, ada 9 kewenangan di dalamnya, dan pihak
yang menangani tata ruang ini yaitu Pemerintah Daerah.
3. Aspek Pajak, yaitu kelembagaan yang berperan dalam mengurusi pajak bagi
pertanahan, diantaranya yaitu pajak bumi dan bangunan. Aspek ini merupakan
aspek yang memberikan pemasukan bagi Negara. Pada aspek ini lembaga yang
berperan yaitu Departemen Keuangan
Masalah keperdataan tentang pertanahan setelah diurusi oleh Badan Pertanahan
Nasional, selanjutnya akan diajukan di Pengadilan Tata Usaha Negara untuk
penyelesaiannya. Segala keputusan di PTUN tidak dapat lagi dirubah dan diganggu gugat.
Oleh karena itu betapa pentingnya untuk mendapatkan kekuatan hukum tentang pertanahan
Universitas Sumatera Utara
agar tidak terjadi masalah. Oleh karena itu demi terjadinya ketertiban di bidang pertanahan
pemerintah mengusulkan administrasi pertanahan yang terpadu dan terencana
Administrasi pertanahan yakni menuju kepada penerimaan kegiatan sektor publik
untuk mendukung kepemilikan, pembangunan, penggunaan, hak atas tanah dan pemindahan
hak atas tanah.
II.5.1 Tujuan Administrasi Pertanahan
Adapun tujuan dari administrasi pertanahan menurut Tjahyo Widianto yg dikutip
dalam (http://eleveners.wordpress.com) sebagai berikut :
1. Komponen yuridis memegang kendali utama dalam administrasi
pertanahan untuk mendapatkan kepastian hak atas tanah.
2. Komponen Regulator yang penting untuk dihubungkan dengan
pembangunan dan pengunaan lahan.Hal ini termasuk pembangunan
lahan dan ketatnya penggunaan pajak melalui mekanisme yang berlaku.
3. Komponen fiskal lebih mengutamakan pada pemberian pajak lahan yang
menunjang perekonomian.Proses ini digunakan untuk mendukung
naiknya nilai pengumpulan dan produksi,serta sebagai insentif untuk
mendisrtibusikan lahan terhadap tujuan-tujuan khusus lainnya.
4. Manajemen informasi,untuk memberi berbagai kelengkapan data yang
memuat tiga aspek diatas yaitu fiskal kadaster dalam nilai dan pajak,dan
pembagian wilayah dari sistem informasi yang lain dalam perencanaan
dan pematuhan peraturan yang berkaitan.
Universitas Sumatera Utara
II.5.2 Manfaat administrasi pertanahan
Adapun manfaat administrasi pertanahan yang juga menurut Cahyo Widianto dalam
(http://eleveners.wordpress.com) adalah sebagi berikut.
1. Memberikan jaminan atas kepastian hak, maksud semakin jelas penentuan
hak milik seseorang akan mempermudah untuk orang tersebut
mempertahankan haknya atas klaim dari orang lain.
2. Stabilitas sosial,catatan publik yang tepat akan melindungi dari
pengunjingan mengenai kepemilikan yang sah (bila nantinya ada yang
menggugat),dan membantu menyelesaikan masalah-masalah lain dengan
cepat sejak batasan dan kepemilikan tanah dibuat .
3. Kredit,catatan publik akan mengurangi ketidakpastian informasi melalui
pemberian kewenagan pada kreditor untuk menentukan apakah peminjam
potensial telah memiliki hak untuk pemindahan hak yang diminta menurut
apa yang diminta sebagai jaminan peminjam.
4. Proses perbaikan lahan,pembaharuan jaminan atas kepastian hak pemilik
akan menaikan kecenderungan seseorang untuk mencari keuntungan ketika
akan berinvestasi pada bangunan,peralatan atau perbaikan infrastruktur
termasuk pengukuran perlindungan lahan. Cara kredit yang sudah
diperbaiki menyediakan sumber daya keuangan yang bisa mempengaruhi
nilai lahan.
5. Produktivitas,faktor-faktor seperti nilai guna, perpindahan lahan,
kepemilikan, pembanguan, hak atas tanah dan lain-lain dikombinasikan
untuk meyakinkan bahwa lahan itu sedang berkembang menuju nilai dan
Universitas Sumatera Utara
manfaat yang terbaik,misalnya,pertanian komersil dilakukan oleh petani
yang cerdik untuk mendapatkan keuntungan dan lahan lebih. Beda dengan
petani biasa yang tidak bisa mengembangkan lahannya.
6. Likuiditas,ketika hak kepemilikan sudah dapat legalitas formal aset-aset
tersebut bisa ditukar dengan cepat dalam skala besar dan pada harga yang
rendah. Pada Negara-negara berkembang,mayoritas hak kepemilikan dalam
stastus informal,oleh karena itu mereka tidak dapat memasuki tempat
pasaran formal sebagai aset yang bisa dinegosiasikan
Pada pelaksanaan administrasi pertanahan ada aspek yang penting untuk
menjamin kepastian hukum bagi pemilik tanah, yaitu pendaftaran tanah. Pendaftaran
tanah ini lebih jelasnya diatur dalam Peraturan Pemerintah No.24 tahun 1997 tentang
pedoman pendaftaran tanah.
II.6 Pengertian LARASITA
Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Tentang LARASITA
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, dalam pasal 1 dikatakan bahwa dalam
rangka mendekatkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia kepada masyarakat dikembangkan pola pengelolaan pertanahan yang
disebut dengan LARASITA.
LARASITA adalah kebijakan inovatif yang beranjak dari pemenuhan rasa keadilan
yang diperlukan, diharapkan dan dipikirkan oleh masyarakat. LARASITA merupakan
Layanan Rakyat untuk Sertifikasi Tanah. Program ini memadukan teknologi informasi
dengan pelayanan petugas BPN dalam bentuk pelayanan bergerak, diharapkan mampu
menghapus praktik persoalan Sertipikat tanah dan memberikan kemudahan serta akses yang
Universitas Sumatera Utara
murah dan cepat dalam mewujudkan kepastian hukum. Tujuannya, adalah untuk menembus
daerah-daerah yang sulit dijangkau, sehingga masyarakat yang tinggal di daerah terpencil
tersebut dengan mudah mendapatkan pelayanan pertanahan tanpa harus menempuh jarak
yang jauh dan biaya transportasi yang besar.
LARASITA juga merupakan layanan sistem front office mobile secara online dengan
kantor pertanahan setempat. Sehingga seluruh proses pelayanan dari mobil/sepeda motor
Larasita saat itu juga langsung terdata di kantor pertanahan. Penerbitan Sertipikat tanah yang
dilaksanakan oleh kantor BPN berdasarkan atas Undang-Undang Pokok Agraria mengenai
pendaftaran tanah.
Dalam rangka pembangunan di bidang pertanahan maka pemerintah telah menetapkan
suatu kebijaksanaan khusus yang dikenal dengan istilah Catur Tertib Pertanahan yang
meliputi :
a. Tertib Hukum Pertanahan
b. Tertib Administrasi Pertanahan
c. Tertib Penggunaan Tanah
d. Tertib Pemeliharaan Tanah dan Lingkungan Hidup
Berdasarkan Catur Tertib Pertanahan diatas, berarti BPN disini memiliki fungsi
melaksanakan pengurusan hak-hak atas tanah dalam rangka memelihara tertib administrasi
pertanahan. Dimana Tertib Administrasi Pertanahan juga merupakan salah satu dari tujuan
pendaftaran tanah. Dalam hubungan LARASITA dengan pelaksanaan Catur Tertib
Pertanahan tersebut maka segala sesuatu yang menyangkut bidang pertanahan harus
Universitas Sumatera Utara
diselesaikan melalui prosedur hukum yang berlaku bukan diselesaikan dengan
mempergunakan kekerasan ataupun mempergunakan kekuasaan (http://www.bpn.go.id).
II.6.1 Tugas Pokok dan Fungsi LARASITA
LARASITA menjalankan tugas pokok dan fungsi yang ada pada kantor pertanahan.
Namun sesuai dengan sifatnya yang bergerak, pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut
diperlukan pemberian atau pendelegasian kewenangan yang diperlukan guna kelancaran
pelaksanaan di lapangan.
Dengan demikian LARASITA menjadi mekanisme untuk:
1. Menyiapkan masyarakat dalam pelaksanaan pembaruan agrarian nasional (reforma
agraria);
2. Melaksanakan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan;
3. Melakukan pendeteksian awal atas tanah-tanah terlantar;
4. Melakukan pendeteksian awal atas tanah-tanah yang diindikasi bermasalah;
5. Memfasilitasi penyelesaian tanah yang bermasalah yang mungkin diselesaikan di
lapangan;
6. Menyambungkan program BPN RI dengan aspirasi yang berkembang di
masyarakat;
7. Meningkatkan dan mempercepat legalisasi aset tanah.
Universitas Sumatera Utara
LARASITA berperan dalam mencakup masalah dari :
1. Mendekatkan layanan pertanahan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat
lebih mudah mendapatkan pelayanan dan informasi pertanahan.
2. Mengurangi beban biaya transportasi masyarakat saat mendaftar dan mengambil
sertifikat.
3. Menghilangkan campur tangan pihak ketiga yang berkaitan dengan pelayanan
pertanahan yang disinyalir sebagai salah satu bagian yang turut merusak citra Badan
Pertanahan Nasional.
4. Memberikan kepastian pelayanan pertanahan yang bertanggung jawab. (http://kab-
serang.bpn.go.id/Propinsi/Banten/Kabupaten-Serang/Program/Larasita.aspx diakses pada 05
desember 2012 pukul 19.00).
LARASITA menjalankan tugas dan fungsinya berdasarkan pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku pada kantor pertanahan, dengan kekhususan pada jenis kegiatan
sebagai berikut:
1. melaksanakan secara lebih dini pengawasan dan pengendalian, penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah serta melaksanakan identifikasi dan
penelitian terhadap tanah yang diindikasikan terlantar;
2. melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan sinkronisasi dan penyampaian
informasi penatagunaan tanah dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW)
kabupaten/kota;
3. memfasilitasi dan mendekatkan akses-akses untuk menciptakan sumber-sumber
ekonomi baru dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
Universitas Sumatera Utara
4. melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan identifikasi masalah, sengketa atau
perkara pertanahan secara dini serta memfasilitasi upaya penanganannya;
5. melakukan sosialisasi dan berinteraksi untuk menyampaikan informasi
pertanahan dan program-program pertanahan lainnya serta menghubungkan
kebutuhan masyarakat dengan program BPN RI;
6. melaksanakan kegiatan legalisasi aset; dan
7. melaksanakan tugas-tugas pertanahan lain.
II.7 Defenisi Konsep
Defenisi konsep diperlukan peneliti dalam melakukan penelitian yakni dengan
mneggunakan istilah yang khusus untuk menggambarkan sebuah fenomena yang hendak
diteliti secara tepat, Singarimbun (2006 : 330 ). Defenisi konsep dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Peranan Kantor Pertanahan pada LARASITA adalah suatu rangkaian kegiatan dan
pelaksanaan tugas dan fungsi dari kantor pertanahan pada program LARASITA.
2. Pelayanan administrasi pertanahan adalah segala tugas pokok dan fungsi Kantor
Pertanahan selaku pihak yang diberi kewenangan dalam mengurusi urusan pertanahan yang
dalam penelitian ini mencakup pendaftaran tanah untuk memperoleh sertifikat hak atas tanah
kepada masyarakat. untuk mengukur pelayanan administrasi pertanahan khususnya dalam
pembuatan sertifikat penulis menentukan dengan indikator :
1. Kejelasan, yang mencakup :
a. Prosedur/tatacara dalam pengurusan sertifikat dalam program LARASITA
b. Rincian biaya/tarif dalam pengurusan sertifikat dalam program LARASITA
Universitas Sumatera Utara
2. Ketepatan waktu, pelaksanaan pelayanan pengurusan sertifikat dalam program
LARASITA harus sesuai dengan kurun waktu yang telah ditentukan.
3. Kompetensi petugas pemberi layanan dalam pengurusan sertifikat pada
LARASITA
4. Sarana dan prasarana, yang mencakup :
a. Tersedianya informasi mengenai penentuan jadwal untuk waktu dan lokasi
LARASITA
b. Tersedinya unit dan sarana pendukung pada program LARASITA
3. LARASITA adalah suatu program yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional
melalui jenis pelayanan bergerak atau langsung mendatangi masyarakat yang bertujuan untuk
mendekatkan Kantor Pertanahan dengan masyarakat sehingga masyarakat dapat
berpartisipasi aktif dalam pengurusan administrasi pertanahan khususnya pada pendaftaran
sertifikat tanah.
4. Peranan Kantor Pertanahan dalam meningkatkan pelayanan administrasi pertanahan
melalui program LARASITA adalah kegiatan pelayanan administrasi pertanahan khususnya
dalam pengurusan sertifikat oleh pihak Kantor Pertanahan melalui programnya yaitu bentuk
pelayanan bergerak yaitu Layanan Rakyat Sertifikat Tanah (LARASITA) dalam pencapaian
tujuan-tujuan Badan Pertanahan Nasional. Peranan Kantor Pertanahan dalam meningkatkan
pelayanan administrasi pertanahan melalui program Larasita, mencakup :
1. Membangun kepercayaan dan mendekatkan pelayanan pertanahan kepada
masyarakat.
2. Mengurangi beban biaya transportasi masyarakat saat mendaftar dan mengambil
sertifikat.
Universitas Sumatera Utara
3. Menghilangkan campur tangan pihak ketiga yang berkaitan dengan pelayanan
pertanahan.
4. Memberikan kepastian pelayanan pertanahan yang bertanggung jawab, yang
mencakup :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengurusan sertifikat pada LARASITA
b. Kesiapan dalam pelaksanaan pelayanan sertifikat pada LARASITA
c. Penyelesaian keluhan mengenai pelaksanaan pelayanan LARASITA
II.8 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori-teori dan referensi lain yang dipakai selama
penelitian, dan defenisi konsep. Teori-teori disini tidak berfungsi untuk
membangun kerangka berfikir, tetapi lebih berfungsi sebagai bekal
peneliti untuk memahami situsi social yang diteliti.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan validitas
data.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan gambaran lokasi penelitian berupa sejarah singkat,
visi dan misi, serta struktur organisasi.
BAB V : PENYAJIAN DATA dan ANALISIS DATA
Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dilapangan beserta
analisis data yang dilakukan peneliti.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran, bagian kesimpulan berisi
jawaban atas rumusan masalah yang dikemukakan. Pemecahan
masalah dinyatakan dalam bentuk saran.
Universitas Sumatera Utara