bab ii tinjauan pustaka ii.1. supply chain · pdf filetinjauan pustaka ii.1. ... aliran...

19
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain Management Supply chain (rantai pasok) merupakan penyelarasan kegiatan perusahaan yang membawa produk atau layanan menuju ke pasar (3). Lingkup rantai pasok meliputi organisasi dan proses yang membuat dan mengirim produk, informasi dan pelayanan hingga konsumen akhir. Rantai pasok mengerjakan tugas pembelian, aliran pembayaran, penanganan material, perencanaan produksi dan kendali, logistik dan kendali inventaris penggudangan, serta penyebaran dan pengiriman produk. Rantai pasok dilakukan dalam semua tahap yang terlibat, langsung atau tidak langsung, dalam memenuhi permintaan konsumen. Dalam rantai pasok, aliran material produk dan layanan, aliran pembayaran uang, dan aliran informasi dari pemasok bahan mentah melalui penyebar dan penyalur, menuju ke konsumen dijelaskan pada Gambar II.1. Gambar II.1. Bentuk sederhana rantai pasok (3) Efektivitas suatu rantai pasok dapat ditingkatkan dengan cara: 1. Mengatur biaya kegiatan seperti manufaktur, aset, inventaris, transportasi. 2. Mengatur tingkat layanan seperti waktu respon yang terjadi dalam unit waktu yang ditentukan dengan pola permintaan. 3. Menyeimbangkan biaya dari inventaris dengan kebutuhan layanan pelanggan

Upload: dinhhanh

Post on 30-Jan-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Supply Chain Management

Supply chain (rantai pasok) merupakan penyelarasan kegiatan perusahaan yang

membawa produk atau layanan menuju ke pasar (3). Lingkup rantai pasok

meliputi organisasi dan proses yang membuat dan mengirim produk, informasi

dan pelayanan hingga konsumen akhir. Rantai pasok mengerjakan tugas

pembelian, aliran pembayaran, penanganan material, perencanaan produksi dan

kendali, logistik dan kendali inventaris penggudangan, serta penyebaran dan

pengiriman produk. Rantai pasok dilakukan dalam semua tahap yang terlibat,

langsung atau tidak langsung, dalam memenuhi permintaan konsumen. Dalam

rantai pasok, aliran material produk dan layanan, aliran pembayaran uang, dan

aliran informasi dari pemasok bahan mentah melalui penyebar dan penyalur,

menuju ke konsumen dijelaskan pada Gambar II.1.

Gambar II.1. Bentuk sederhana rantai pasok (3)

Efektivitas suatu rantai pasok dapat ditingkatkan dengan cara:

1. Mengatur biaya kegiatan seperti manufaktur, aset, inventaris, transportasi.

2. Mengatur tingkat layanan seperti waktu respon yang terjadi dalam unit waktu

yang ditentukan dengan pola permintaan.

3. Menyeimbangkan biaya dari inventaris dengan kebutuhan layanan pelanggan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

7

4. Menciptakan jaringan hubungan bisnis atau rantai pasok yang tepat, efisien

dan rendah biaya, untuk membawa produk dari konsep ke pasar.

5. Untuk optimasi produksi tingkat inventaris, mencapai efisiensi untuk personil,

peralatan dan fasilitas perusahaan.

6. Menyediakan rencana yang fleksibel dan mekanisme kendali.

Upaya meningkatkan efektivitas rantai pasok tesebut merupakan bagian dari

kegiatan supply chain management (SCM, manajemen rantai pasok). Dinamika

SCM ditentukan oleh lima penggerak rantai pasok (3). Keterkaitan antara kelima

penggerak ini diperlihatkan pada Gambar II.2. Penggerak SCM tersebut diuraikan

sebagai berikut:

1. Produksi yang merupakan kegiatan pembuatan jadwal produksi utama,

penyeimbang beban kerja, pengendali mutu dan perawatan perlengkapan. Hal

ini menunjukkan apa, bagaimana dan kapan untuk produksi.

2. Inventaris yang menunjukkan hal yang bertindak sebagai penghitung kapasitas

pabrik dan buffer (penimbunan) dalam rantai pasok dan membuat level

optimal dari inventaris. Hal ini menunjukkan berapa banyak produksi yang

dibuat dan disimpan.

3. Lokasi yang menunjukkan tempat yang tepat untuk produksi dan

penyimpanan inventaris yang dapat membuat jalur pengiriman ke konsumen

menjadi efektif. Hal ini menunjukkan di mana tempat yang terbaik untuk

kegiatan tertentu.

4. Transportasi, merupakan hal yang menentukan pemindahan produksi dari

pemasok menuju ke konsumen secara optimal. Hal ini menunjukkan

bagaimana dan kapan memindahkan produk.

5. Informasi, merupakan hal yang dapat menghasilkan keputusan efektif tentang

apa yang diproduksi, berapa banyak dan di mana menyimpan inventaris, serta

bagaimana cara terbaik mentransportasikannya. Hal ini menunjukkan dasar

membuat keputusan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

8

Gambar II.2. Penggerak rantai pasok (3)

Dampak yang diharapkan bila menggunakan SCM (3), antara lain:

1. Integrasi informasi

2. Sinkronisasi perencanaan

3. Koordinasi alir kerja

4. Model bisnis baru

Salah satu metode koordinasi SCM adalah vertical integration (integrasi vertikal).

Integrasi ini merupakan perluasan kepemilikan ke arah rangkaian kegiatan di

bagian hulu dan hilir, sehingga semua fungsi dikuasai oleh satu organisasi (3).

Pada integrasi vertikal, pasar yang dilayani adalah slow-moving mass markets

(pasar masal bergerak-lambat), yaitu pergerakan pasar yang lambat karena

tergantung pada persediaan barang yang ada di gudang. Jika persediaan barang di

gudang banyak, maka barang itulah yang dipasarkan. Hal ini bertentangan dengan

tuntutan konsumen yang terus berkembang dan mempunyai karakter fast-moving

markets (pasar bergerak-cepat). Pergerakan pasar tergantung pada tuntutan

konsumen yang menginginkan berbagai pilihan mutu, harga, dan lain-lain.

Integrasi vertikal sudah mulai ditinggalkan, karena dewasa ini perusahaan

cenderung untuk memilih mengembangkan kegiatan bisnis utamanya. Fast-

moving markets dapat dipenuhi oleh koordinasi pada SCM. Maka bentuk SCM

inilah yang akan dijadikan masa depan rantai pasok. Gambar II.3. memperlihatkan

vertical integration dan SCM.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

9

Gambar II.3. Perbedaan pasar bergerak lambat dan cepat (3)

II.2. Bahan Bakar Minyak

Bahan bakar minyak (BBM) merupakan sektor penting di dalam pembangunan

nasional baik dalam hal pemenuhan kebutuhan energi dan bahan baku industri di

dalam negeri maupun sebagai penghasil devisa negara. Pengelolaan BBM ini

perlu dilakukan seoptimal mungkin. Hal ini dilakukan untuk menciptakan

kegiatan usaha minyak yang mandiri, andal, transparan, berdaya saing dan efisien.

Hal ini juga menciptakan kegiatan usaha minyak yang berwawasan pelestarian

fungsi lingkungan, serta mendorong perkembangan potensi dan peranan nasional

sehingga mampu mendukung kesinambungan pembangunan nasional guna

mewujudkan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, seperti yang

telah ditetapkan Undang-undang No.22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas

Bumi (1).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

10

Pertamina merupakan perusahaan yang ditunjuk negara untuk bertanggung jawab

memenuhi ketersediaan bahan bakar minyak di Indonesia. Sebelum menjadi

Pertamina, perusahaan ini disebut Permina, Permindo dan Permigran. Pertamina

dibangun di reruntuhan kilang Pangkalan Barandan tanggal 10 Desember 1957.

Sejak saat itu pula industri perminyakan nasional dikelola oleh Pertamina.

Pertamina merupakan badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak dalam

bidang minyak dan gas yang meliputi eksplorasi, eksploitasi, pemurnian,

pengolahan, penyediaan, sebagian proses pengangkutan dan sebagian proses

penjualan. Kegiatan ini dibagi atas dua bagian yaitu kegiatan usaha hulu dan

kegiatan usaha hilir. Kegiatan eksplorasi, eksploitasi, pemurnian, pengolahan dan

penyediaan BBM, disebut kegiatan usaha hulu. Kegiatan penyediaan,

pengangkutan dan penjualan disebut usaha hilir (7).

Kegiatan usaha BBM (1) merupakan kegiatan yang bertumpu pada beberapa

kegiatan berikut:

1. Pengolahan

Pengolahan merupakan kegiatan memurnikan, memilah-milah bagian,

mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

Bumi.

2. Pengangkutan

Pengangkutan merupakan kegiatan pemindahan minyak bumi, gas bumi dan

hasil olahannya dari wilayah kerja atau dari tempat penampungan. Hal ini

termasuk pengangkutan gas bumi melalui pipa transmisi dan distribusi.

Pengakutan disebut sebagai transport pada penelitian ini.

3. Penyimpanan

Penyimpanan merupakan kegiatan penerimaan, pengumpulan, penampungan,

serta pengeluaran minyak bumi dan gas bumi. Penyimpanan disebut

penimbunan pada penelitian ini.

4. Niaga

Niaga merupakan kegiatan pembelian, penjualan, ekspor, impor minyak bumi

dan hasil olahannya, termasuk Niaga Gas Bumi melalui pipa. Niaga disebut

sebagai penjualan pada penelitian ini.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

11

Pola distribusi BBM di kegiatan usaha hilir diawali dari kilang BBM dalam

negeri. BBM disalurkan melalui jalur pipa menuju instalasi besar seperti terminal.

Kemudian BBM disalurkan melalui jalur pipa dan pengangkut ke instalasi yang

lebih kecil seperti depot. Terakhir BBM disalurkan dengan transport menuju

SPBU, SPBU apung, SPB Industri, SPB airport, agen penyalur dan penyalur ke

pihak militer. Kegiatan ini melibatkan aliran material yang membutuhkan SCM

yang baik (2). Pola distribusi untuk BBM itu ditampilkan pada Gambar II.4.

Gambar II.4. Pola distribusi BBM (2)

II.3. Kerekayasaan Informasi

Koordinasi pada SCM membutuhkan pengelolaan informasi. Kerekayasaan

informasi merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi informasi yang

dipakai untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan utama dari kerekayasaan ini

adalah mempersiapkan rencana bagi analisis, perancangan dan pengembangan

sistem berbasis informasi (6).

Kerekayasaan informasi melihat sistem informasi sebagai suatu piramida.

Piramida ini mempunyai dua sisi, yaitu sisi data dan sisi kegiatan. Sisi data dari

piramida sistem informasi pada tingkat strategis memperlihatkan informasi yang

dibutuhkan untuk menjalankan enterprise. Sisi kegiatan dari piramida sistem

informasi pada tingkat strategis memperlihatkan teknologi yang dipakai untuk

menjalankan enterprise. Gambar II.6. menjelaskan piramida sistem informasi

(6).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

12

Gambar II.5. Piramida sistem informasi (6)

Piramida sistem informasi merupakan dasar dari perancangan sistem informasi.

Tujuan perancangan sistem informasi adalah untuk memenuhi keadaan eliminate

(mengurangi), simplify (menyederhanakan), integrate (mengintegrasi), automate

(mengotomasi), yang disingkat ESIA (9), seperti ditunjukkan pada Tabel II.1.

Tabel II.1. Tujuan perancangan sistem informasi (9) ELIMINATE SIMPLIFY INTEGRATE AUTOMATE Produksi berlebih Bentuk Pekerjaan Kegiatan rutin Waktu tunggu Prosedur Tim Kegiatan sulit Transport Komunikasi Pelanggan Kegiatan berbahaya Proses Teknologi Pemasok Kegiatan membosankan Inventaris Daerah masalah Pengambilan data Kegagalan Alir Pemindahan data Duplikasi Analisis data Perubahan bentuk Inspeksi Persetujuan ulang

Perencanaan ini menjembatani strategi bisnis dan pengembangan sistem informasi

dengan mengidentifikasi strategi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

informasi enterprise. Hal ini juga diperlukan dalam mencapai tujuan bisnis.

Identifikasi strategi dilakukan berdasarkan elemen sistem informasi yaitu data,

aplikasi dan teknologi. Hal ini dapat dicapai dengan implementasi enterprise

architecture.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

13

II.3.1. Enterprise Architecture

Enterprise Architecture (EA) terdiri dari kata enterprise dan archirtecture.

Enterprise adalah suatu bentuk organisasi yang menyediakan fasilitas produk dan

layanan dengan orientasi teknologi. Architecture merupakan desain dan struktur

dalam bentuk fisik (bentuk nyata) atau konseptual (bentuk maya) (10).

EA merupakan blueprint (cetak biru) yang menggambarkan rancangan enterprise.

Salah satu hasil dari EA menggambarkan alignment (penyelarasan) kebutuhan

bisnis dengan teknologi informasi. Tujuan dari bisnis tersebut dapat dicapai

dengan mengimplementasi sistem informasi. Arsitektur ini dapat menghasilkan

persyaratan kualitas dan cara pemeliharaan selama periode masa hidupnya. Salah

satu cara menggambarkan arsitektur ini adalah Zachman Framework (10).

Zachman Framework (10) menggambarkan suatu model menyeluruh bagi

infrastruktur informasi yang terjadi dalam suatu enterprise. Tabel II.2.

menjelaskan Zachman Framework dengan kompleksitas enterprise dan membantu

koordinasi enterprise secara holistic (menyeluruh).

Tabel II.2. Zachman Framework (10)

ASPEK / PRESPEKTIF

APA BAGAIMANA DIMANA SIAPA KAPAN MENGAPA

PERENCANA lingkup (kontekstual)

kepentingan dlm bisnis

pelaksanaan proses

lokasi bisnis

fungsi organisasi

Waktu bisnis

strategi bisnis

PEMILIK model bisnis (konseptual)

model semantik

model proses bisnis

sistem aktual bisnis

model alir kerja

jadwal utama

perencanaan bisnis

PERANCANG model sistem (logikal)

model data logik

arsitektur aplikasi

arsitektur sistem distribusi

arsitektur interaksi manusia

struktur proses

model aturan bisnis

PEMBANGUN model teknologi (fisikal)

model data fisik

desain sistem arsitektur teknologi

arsitektur prosentasi

struktur kendali

desain aturan

KONTRAKTOR spesifik (diluar konteks)

definisi data

program aplikasi

arsitektur jaringan

arsitektur keamanan

definisi waktu

desain aturan

PRODUK fungsional

data proses jaringan organisasi jadwal strategi dan kebijakan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

14

Zachman Framework menggunakan analogi proses perencanaan, penggambaran

dan pembangunan suatu rumah. Zachman menggunakan istilah perencana,

pemilik, perancang dan pembangun, untuk meningkatkan tingkat kedalaman yang

sesuai dengan tujuan kerangka kerjanya. Baris pada kerangka kerja Zachman

menggambarkan berbagai perspektif dari arsitektur enterprise, antara lain

kontekstual, konseptual, logikal, fisikal, spesifik, dan fungsional. Kolom pada

kerangka kerja Zachman menggambarkan aspek abstraksi dari arsitektur

enterprise, yang menjawab pertanyaan-pertanyaan antara lain apa, bagaimana, di

mana, siapa, kapan dan mengapa. Arsitektur informasi ditunjukkan dengan model

data logik dan arsitektur interaksi dari perspektif perancang.

II.3.2. Business Systems Planning

Business systems planning (BSP, perencanaan sistem bisnis) merupakan

pendekatan yang berstruktur dalam kerekayasaaan informasi. BSP

menggambarkan sistem informasi dengan arsitektur informasi. BSP dipakai untuk

membangun perencanaan sistem informasi jangka waktu tertentu. BSP

menggunakan analisis dari level top-down (atas-ke-bawah) hierarki manajemen

perusahaan dan implementasi sistem dari level bottom-up (bawah-ke-atas) pada

hierarki perusahaan (4).

Level top-down merupakan tahap analisis dan perencanaan, yang terdiri dari

analisis objektif bisnis, analisis proses bisnis, analisis organisasi bisnis, analisis

aplikasi proses data dan analisis file data. Level bottom-up merupakan tahap

perancangan dan implementasi, yang terdiri dari perancangan kelas data,

perancangan basis data, perancangan sistem informasi, perancangan proses bisnis

baru dan perancangan objektif bisnis baru. Tahap BSP dijelaskan pada Gambar

II.6.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

15

Gambar II.6. Tahap BSP (4)

Tahap BSP hingga mencapai tahap arsitektur informasi dibagi atas definisi

objektif bisnis, definisi proses bisnis, definisi kelas data dan definisi arsitektur

informasi (4). Pada tahap definisi proses bisnis dianalisis proses bisnis, organisasi

bisnis dan sistem pendukung proses. Tahap BSP hingga mencapai tahap arsitektur

informasi ini dijelaskan pada Gambar II.7.

Gambar II.7. Langkah menuju arsitektur informasi BSP (4)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

16

Tahap BSP hingga menghasilkan arsitektur informasi, dirinci sebagai berikut:

1. Pendefinisian objektif bisnis

Objektif bisnis merupakan hasil akhir yang dicari untuk dicapai oleh

organisasi dengan keberadaan dan kegiatannya. Manfaat dari objektif bisnis

ini adalah:

a. Membantu menetapkan organisasi yang sesuai dengan lingkungannya.

b. Membantu koordinasi keputusan-keputusan yang dibuat oleh pembuat

keputusan.

c. Organisasi dapat menetapkan standar untuk menilai prestasi kegiatannya.

d. Memudahkan proses perumusan dan implementasi strategi organisasi.

2. Pendefinisian proses bisnis

Proses bisnis menggambarkan kelompok kegiatan dan keputusan yang terkait

secara logika yang dibutuhkan untuk mengatur sumber daya bisnis. Gambar

II.8. menjelaskan identifikasi kategori proses dan data dengan life cycle (siklus

hidup) secara logika, antara lain:

a. Requirement (persyaratan)

Persyaratan merupakan kegiatan menentukan banyak produk atau sumber

daya yang diperlukan, perencanaan mendapatkan sumber daya tersebut,

pengukuran dan pengendalian penyimpangan perencanaan.

b. Acquisition (akusisi)

Akusisi merupakan kegiatan untuk mendapatkan sumber daya yang akan

digunakan dalam pengembangan.

c. Stewardship (tata layan)

Tata layan merupakan kegiatan untuk membentuk, menyempurnakan,

merubah atau memelihara sumber daya pendukung dan untuk menyimpan

atau meneliti produk dan layanan.

d. Disposistion (pengalihan)

Pengalihan adalah keputusan dan kegiatan yang mengakhiri tanggung

jawab dari organisasi untuk suatu produk dan layanan atau penggunaan

sumber daya.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

17

Gambar II.8. Siklus hidup proses bisnis BSP (4)

Pembagian di atas memperlihatkan proses yang termasuk dalam golongan

requirements, acquisition, stewardship dan disposition. Proses-proses

bisnis tersebut dikelompokkan kembali berdasarkan kelompok proses.

Tabel III.1. memperlihatkan bagaimana pengolongan life cycle BSP ini

dibuat.

Tabel III.1. Golongan proses berdasarkan life cycle BSP (4)

Requirements Aquisition Stewardship Disposistion Persyaratan Pengadaan Penggudangan Penjualan Perancangan Rekrut Inventaris Pengiriman Pengukuran Implementasi Perawatan Manajemen armada Kendali Penciptaan Dukungan Pembayaran Akuntansi Fabrikasi Penjejakan Pembuangan Riset Pengembangan Modifikasi Pengakhiran Peramalan Rekayasa Kualitas Perencanaan Penjadwalan Pengepakan Evaluasi Testing Perbaikan

Analisis yang dilakukan kemudian adalah analisis organisasi untuk

menentukan proses penentu dan analisis sistem pendukung aktual yang

digunakan untuk menentukan integritas sistem aktual.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

18

3. Pendefinisian kelas data

Kelas data merupakan suatu kategori hubungan data secara logika yang

diperlukan untuk mendukung bisnis. Langkah-langkah yang dilakukan dalam

mendefinisikan kelas data, yaitu:

a. Identifikasi kelas data.

b. Validasi kelas data.

c. Hubungan kelas data dan proses.

4. Pendefinisian arsitektur informasi

Arsitektur informasi menggambarkan hubungan integrasi informasi antara

fungsi-fungsi organisasi dalam organisasi. Hal ini diuraikan secara beberapa

hal antara lain:

a. Data dan penggunaannya.

b. Interaksi sistem.

c. Sistem pendukung proses.

II.3.3. Information Architecture

Information architecture (arsitektur informasi) menggambarkan kumpulan dengan

kemampuan tertentu yang berhubungan dengan interprestasi dari informasi.

Dalam konteks perancangan sistem informasi, arsitektur informasi merujuk pada

analisis dan perancangan penyimpanan data oleh sistem informasi, berkonsentrasi

pada entitas, atribut dan hubungan antara mereka. Hal ini merujuk pada

pemodelan data untuk basis data dan pada model data yang digunakan enterprise

untuk mengkoordinasi definisi data dalam beberapa basis data tertentu (4).

Arsitektur informasi pada tingkat strategi dan taktis organisasi, digunakan untuk

mengenali sistem informasi yang akan dikembangkan. Arsitektur ini digambarkan

dengan diagram yang menunjukkan hubungan dari data ke sistem dan proses.

Diagram ini memungkinkan untuk mempertimbangkan kebutuhan data sistem

yang sedang dikembangkan dan memaksimalkan pembagian data (4).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

19

Arsitektur informasi menggunakan diagram yang menunjukkan hubungan dari

data ke sistem dan proses yang didukung masing-masing data. Diagram arsitektur

ini memberi garis besar tiap daerah sistem di mana data dibuat, dikendalikan,

digunakan dan relasi dari sistem ke sistem, serta sistem yang mendukung proses.

Diagram arsitektur memungkinkan untuk mempertimbangkan kebutuhan data

sistem yang sedang dikembangkan, untuk memaksimalkan pembagian data (4).

Arsitektur informasi dijelaskan pada Gambar II.9.

Gambar II.9. Contoh arsitektur informasi BSP (4)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

20

II.3.4. Value Chain Analysis

Value chain (rantai nilai) merupakan rangkaian rantai kegiatan yang memberi

nilai tambah kepada produk atau barang. Value chain analysis (analisis rantai

nilai) merupakan analisis yang menentukan tipe kompetitif yang harus dicapai dan

bagaimana mencapainya. Konsep ini dipakai pada jaringan distribusi, logistik dan

rantai pasok. Kunci analisis rantai nilai adalah memahami kegiatan di dalam

perusahaan yang menciptakan manfaat kompetitif serta pengelolaan kegitatan

tersebut agar menjadi lebih baik dari perusahaan pesaing (8). Komponen analisis

rantai nilai dibagi atas kategori, antara lain:

1. External value chain (rantai nilai eksternal), yang dibagi berdasarkan kegiatan

value creating (penciptaan nilai) pada industri.

2. Internal value chain (rantai nilai internal) yang dijelaskan pada Gambar II.10.

Kegiatan internal ini dapat dikelompokkan menjadi:

a. Primary activities (kegiatan utama) merupakan kegiatan yang secara

langsung berkaitan dengan produksi dan pengiriman produk atau layanan,

terdiri atas:

1. Inbound logistics (logistik masuk), merupakan tempat produk masuk

dan diproses.

2. Operations (operasi), merupakan tempat produk digunakan dalam

operasi.

3. Outbound logistics (logistik keluar), merupakan tempat produk atau

layanan yang perlu dipersiapkan untuk pengiriman keluar.

4. Marketing and sales (pemasaran dan penjualan), merupakan tempat

produk dijual ke konsumen, meningkatkan nilai produk dengan

menciptakan demand.

5. Services (layanan), merupakan kegiatan purnajual yang diberikan

pada konsumen untuk memberikan nilai tambah.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

21

b. Secondary activities (kegiatan pendukung) merupakan kegiatan yang

mendukung primary activities. Kegiatan ini tidak terlibat langsung dalam

produksi, namun memiliki potensi meningkatkan efisiensi dan efektivitas,

terdiri atas:

1. Administrative infrastructure (infrastruktur administrasi),

merupakan kegiatan yang berhubungan dengan semua kegiatan dan

urusan administrasi.

2. Human resource (sumber manusia), merupakan kegiatan yang

berhubungan dengan manajemen kegiatan rekrutmen,

pengembangan, memotivasi dan memberikan penghargaan pada

tenaga kerja manusia.

3. Research and development (penelitian dan pengembangan),

merupakan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan

pengembangan informasi dan pengetahuan dalam perusahaan.

4. Procurement (pengadaan), merupakan kegiatan yang berhubungan

dengan bagaimana mendatangkan sumber daya ke dalam organisasi

(contohnya belanja dan pengadaan layanan dari luar).

Gambar II.10. Value chain analysis (8)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

22

II.3.5. Portofolio Sistem

Tindak lanjut sistem pendukung arsitektur informasi yang dibuat terhadap

kebutuhan bisnis dapat dipetakan dengan portofolio sistem. Portofolio ini

digambarkan dengan matriks yang terdiri dari empat kwadran, yaitu: strategic, key

operational, support dan high potential (9). Portofolio sistem dalam bentuk

matriks dijelaskan pada Gambar II.11.

Strategic High Potential

Sistem yang kritis untuk menunjang

strategi bisnis masa depan

Sistem yang mungkin penting

di masa depan

Key Operational Support

Sistem digunakan saat ini untuk mencapai tujuan

Sistem berharga tapi tidak kritis

Gambar II.11. Portofolio sistem (9)

II.3.6. Control Objective for Information and Related Technology

Tindak lanjut arsitektur informasi membutuhkan suatu objek kendali. Menurut

ITGI (2003) Control Objective for Information and related Technology (CobiT)

atau objek kendali dalam teknologi informasi memberikan standar objektif kendali

dari proses bisnis perusahaan yang didukung oleh teknologi informasi. Arsitektur

informasi dalam CobiT PO2 (Planning and Organising 2), digambarkan dengan

model arsitektur informasi, kamus data, aturan sintaks data, skema klasifikasi data

dan pengelolaan integritas (5).

Tujuan bisnis kendali teknologi informasi atas proses mendefinisikan arsitektur

informasi adalah mengoptimasi organisasi sistem informasi. Kendali ini

memastikan pemenuhan informasi pada bisnis yang berdasarkan prasyarat kriteria

informasi. Kriteria informasi yang utama adalah keefektivitasan informasi,

sedangkan kriteria informasi yang menjadi pendukung adalah efisiensi, keamanan,

dan integritas informasi. Kendali ini diukur dengan key goal indicator, critical

success factors dan key performance indicator (5).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

23

Key goal indicators (KGI, indikator tujuan penentu) menggambarkan ukuran

proses teknologi informasi mencapai dan memenuhi persyaratan bisnis, biasanya

dinyatakan dengan istilah kriteria informasi. Kendali ini terjadi karena diciptakan

dan dipeliharanya model informasi. Hal ini juga memastikan sistem yang sesuai

didefinisikan untuk mengoptimasi penggunaan informasi. Kendali ini

meningkatkan sumber teknologi informasi tertentu, seperti aplikasi dan data.

Critical success factors (CSF, faktor sukses kritis) menggambarkan masalah atau

kegiatan paling penting untuk manajemen agar mencapai kendali atas proses

teknologi informasi, dalam bentuk yang berorientasi implementasi secara

strategis, teknikal, organisasi dan prosedur.

Key performance indicators (KPI, indikator performa penentu) menggambarkan

ukuran untuk menentukan performa proses teknologi informasi dalam mencapai

tujuan bisnis, serta menunjukkan kapabilitas, praktek dan keterampilan.

II.4. Pemilihan Metode Perancangan Arsitektur Informasi

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang perancangan arsitektur rantai

pasok BBM. Perancangan arsitektur informasi ini menghasilkan rekomendasi

prototipe arsitektur informasi. Persyaratan kebutuhan arsitektur informasi diambil

dari literatur SCM (3), literatur Pertamina (7) dan BSP (4). Sejauh ini,

dokumentasi dan literatur Pertamina kurang memberikan informasi yang cukup

untuk kegiatan strategis dan manajemennya. Karena itu, literatur SCM dan BSP

digunakan untuk memberikan gambaran awal sebagai dasar pembuatan arsitektur

informasi. Metode BSP dipilih karena secara tegas langsung mendefinisikan

arsitektur informasi dari perspektif proses yang terjadi dalam sistem informasi.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain · PDF fileTINJAUAN PUSTAKA II.1. ... aliran pembayaran uang, dan ... mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan Gas

24

Kegiatan perancangan ini dibagi menjadi dua bagian besar yaitu analisis keadaan

rantai pasok BBM dan perancangan arsitektur informasi berdasarkan hasil analisis

keadaan tersebut. Analisis keadaan rantai pasok BBM dibagi atas analisis objektif

bisnis dan analisis proses bisnis. Perancangan arsitektur informasi rantai pasok

BBM terdiri dari perancangan kelas data berdasarkan proses bisnis dan

perancangan arsitektur informasi. Tahap perancangan arsitektur berdasarkan BSP

ditunjukkan pada Gambar II.12. dan secara lengkap pada LAMPIRAN 1.

Modelarsitektur informasi rantai pasok BBM

Analisis objektif bisnis

Analisis proses bisnis

Perancangan kelas data rantai pasok

BBM

Perancangan arsitektur informasi rantai pasok BBM

Analisis kondisi aktual

Perancangan arsitektur informasi

Gambar II.12. Tahap perancangan arsitektur informasi