bab ii tinjauan pustaka - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/bab ii.pdf · ... komunikasi...

23
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Antar budaya pada dasarnya adalah komunikasi antara individu dari budaya yang berbeda dan individu-individu yang memiliki keyakinan, etika atau cara berperilaku budaya yang berbeda beda (Devito, 1997:479). Banyak penelitian mengenai komunikasi antar budaya adalah penelitian yang dinamis dan selalu mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan sosial, dimana perubahan semacam ini akan terjadi secara kontinu. Kajian tentang komunikasi antar etnis ini sebenarnya sudah pernah diteliti oleh Raharjo di Suprajan, Surakarta, Solo. Berdasarkan hasil penelitian tersebut didapatkan kondisi mindlessness. Beberapa kelompok etnis tersebut cenderung tidak tulus dalam melakukan komunikasi, dimana mereka cenderung bersikap reaktif dari pada proaktif, dan menafsirkan berbagai perilaku kelompok etnis lain berdasarkan pandangan dari kelompok etnisnya saja. Dalam situasi komunikasi, dimana ketidakmampuan memahami pandangan pihak lain, maka hampir bisa dipastikan tidak ada eksistensi (keberadaan) lagi dari masing-masing budaya kelompok etnis (Rahardjo, 2005:13-14). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya, walaupun demikian hasil yang akan dicapai dalam penelitian lanjutan belum tentu memiliki kesamaan karena fokus dan waktu penelitian yang berbeda.

Upload: buihuong

Post on 01-Aug-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi Antar budaya pada dasarnya adalah komunikasi

antara individu dari budaya yang berbeda dan individu-individu yang

memiliki keyakinan, etika atau cara berperilaku budaya yang berbeda

beda (Devito, 1997:479).

Banyak penelitian mengenai komunikasi antar budaya adalah

penelitian yang dinamis dan selalu mengalami perkembangan sesuai

dengan perubahan sosial, dimana perubahan semacam ini akan terjadi

secara kontinu. Kajian tentang komunikasi antar etnis ini sebenarnya

sudah pernah diteliti oleh Raharjo di Suprajan, Surakarta, Solo.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut didapatkan kondisi mindlessness.

Beberapa kelompok etnis tersebut cenderung tidak tulus dalam

melakukan komunikasi, dimana mereka cenderung bersikap reaktif dari

pada proaktif, dan menafsirkan berbagai perilaku kelompok etnis lain

berdasarkan pandangan dari kelompok etnisnya saja. Dalam situasi

komunikasi, dimana ketidakmampuan memahami pandangan pihak

lain, maka hampir bisa dipastikan tidak ada eksistensi (keberadaan) lagi

dari masing-masing budaya kelompok etnis (Rahardjo, 2005:13-14).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat digunakan sebagai

acuan dalam penelitian selanjutnya, walaupun demikian hasil yang akan

dicapai dalam penelitian lanjutan belum tentu memiliki kesamaan

karena fokus dan waktu penelitian yang berbeda.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

8

2.1 Komunikasi Antar Budaya

Pada dasarnya komunikasi tidak bisa dilepaskan dari aspek

kebudayaan karena keduanya memiliki korelasi feedback, dimana dalam

kontek budaya sudah menjadi bagian dari perilaku komunikasi yang

pada akhirnya perilaku komunikasi akan menentukan, merawat, dan

mengembangkan suatu kebudayaan. Di sisi lain konsep komunikasi

adalah suatu mekanisme untuk muwujudkan aturan-aturan budaya

masyarakat secara horizontal ataupun vertikal dari budaya generasi ke

budaya generasi selanjutnya.

Dasar dari mekanisme komunikasi antar budaya adalah ketika

komunikasi terlaksana minimal dua individu yang melakukan

komunikasi atau bisa lebih dari dua individu, seperti kelompok

organisasi dan massa yang melakukan timbal balik mengenai simbol-

simbol yng mencakup; suara, seperti telefon atau radio; kata-kata,

seperti pada halaman buku dan surat kabar tercetak atau suara dan kata-

kata, yaitu melalui televisi. Salah satu karakteristik komunikasi adalah

komunikasi sebagai proses, hal itu karena komunakasi pada dasarnya

bersifat dinamis dan sering berubah-ubah menyesuaikan dengan

lingkungan dan kebudayaan yang ada (Liliweri, 2003: 24-33).

Perilaku komunikasi pada dasarnya mengacu pada kontek

kebudayaan, dimana kebudayaan memberikan pengetahuan kepada

pesertanya untuk melakukan tindakan komunikasi. Hal tersebut

memiliki arti bahwa kontribusi latar belakang kebudayaan sangat

penting terhadap bagaimana seseorang memahami makna-makna yang

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

9

dipersepsi dari tindakan komunikasi yang bersumber dari kebudayaan

yang berbeda. (Liliweri, 2003: 2).

Mengkaji masalah komunikasi antarbudaya sebenarnya diwarnai

oleh 2 konsep utama, yaitu konsep komunikasi dan konsep kebudayaan.

konsep kebudayaan dan konsep komunikasi. Budaya mempengaruhi

komunikasi dan pada gilirannya komunikasi turut menentukan,

menciptakan dan memelihara realitas budaya dari sebuah komunitas atau

kelompok budaya (Martin dan Thomas, 2007: 92). Artinya, komunikasi

dan budaya merupakan dua hal yang saling mempengaruhi dan tidak

terpisahkan oleh satu sama lain. Bukan hanya siapa bicara dengan siapa,

tentang apa dan bagaimana komunikasi berlangsung yang ditentukan

oleh budaya, tetapi budaya juga turut menentukan bagaimana orang

menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan dan kondisi-

kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan.

Budaya tempat manusia tersebut dibesarkan yang sebenarnya

mempengaruhi seluruh perbendaharaan perilaku manusia.

Konsekuensinya, budaya merupakan landasan komunikasi. Bila budaya

beraneka ragam, maka beraneka ragam pula komunikasi yang terjadi

(Mulyana dan Rakhmat, 2005: 20).

Dari pada konsep komunikasi dan konsep kebudayaan tersebut,

dapat diartikan bahwa studi komunikasi antarbudaya adalah studi yang

menekankan pada dampak kebudayaan terhadap komunikasi. Berikut

adalah beberapa definisi komunikasi antarbudaya:

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

10

1. Dalam buku Larry A. Samovar dan Richard E. Porter Intercultural

Communication, A Reader, Andrea L. Rich dan Dennis M. Ogawa

mengatakan bahwa komunikasi atara orang-orang yang berbeda

kebudayaan (antarsuku bangsa, antaretnik dan ras, antarkelas sosial)

itulah yang disebut dengan komunikasi antarbudaya.

2. Samovar dan Porter , komunikasi yang terjadi di antara produser

pesan dan penerima pesan yang masing-masing memiliki latar

belakang kebudayaan berbeda adalah komunikasi antarbudaya.

3. Charley H. Dood mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya

adalah komunikasi yang melibatkan pihak-pihak yang mewakili

pribadi, antarpribadi atau kelompok dan perilakunya dipengaruhi

dan ditekankan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang

dimiliki.

4. Seperti yang dinyatakan oleh Guo-Ming Chen dan William J.

Starosta bahwa proses pertukaran sistem simbolik atau negosiasi

yang membimbing dan membatasi perilaku manusia dalam

menjalankan fungsinya sebagai kelompok adalah yang disebut

sebagai komunikasi antarbudaya (Liliweri, 2003: 10-11).

Fenomena komunikasi antar budaya adalah saat para partisipan

yang memiliki latar belakang yang berbeda menjalin kontak satu sama

lain secaralangsung maupun tidak langsung. Bukan menjadi fokus studi

dari komunikasi antarbudaya jika membahas tentang karateristik-

karakteristik kulturan dari partisipan dengan mempersyaratkan dan

berkaitan dengan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan

kultural antara pihak-pihak yang terlibat, bukan komunikasi

antarbudaya melainkan proses komunikasi antara individu dengan

individu dan kelompok dengan kelompok (Rahardjo, 2005: 54).

Ada tiga prinsip penting dalam komunikasi antarbudaya yang

dikemukakan oleh Sarbaugh (dalam Tubbs dan Moss, 2005: 240), yaitu:

1. Suatu sistem sandi bersama terdiri dari dua aspek yaitu verbal dan

non verbal. Komunikasi tidak akan mungkin dapat terjadi tanpa

adanya suatu sistem bersama. Terdapat berbagai tingkat perbedaan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

11

sistem sandi, dan semakin sedikit persamaan sandi maka semakin

sedikit komunikasi yang mungkin terjadi.

2. Perbedaan kepercayaan dan perilaku antara pihak-pihak yang

berkomunikasi mempengaruhi persepsi masing-masing pihak tentang

apa yang dilakukan orang lain sehingga menentukan respons.

Dengan begitu sangat mudah bagi dua orang yang berbeda memberi

makna yang berbeda kepada perilaku yang sama. Bila ini terjadi,

kedua orang itu berperilaku secara berbeda tidak dapat menerka

respon pihak lainnya, padahal kemampuan meramalkan ini

merupakan bagian integral dari kemampuan berkomunikasi secara

efektif.

3. Tingkat mengetahui dan menerima kepercayaan dan perilaku orang

lain. Keefektifan komunikasi yang terjadi ditentukan oleh bagaimana

kita menilai budaya lain dengan nilai-nilai budaya kita sendiri dan

menolak mempertimbangkan norma-norma yang dimiliki budaya

lain (Tubbs dan Moss, 2005: 240).

Keinginan yang jujur dan tulus untuk berkomunikasi dan

mengharapkan pengertian timbal balik adalah hal yang harus dimiliki

oleh pihak-pihak yang melakukan komunikasi antarbudaya.. Sikap

positif dan mengenyampingkan korelasi superior-inferior yang

mengacu pada kelompok dalam budaya-budaya, ras-ras atau kelompok-

kelompok etnik diperlukan untuk hal tersebut (Mulyana dan Rakhmat,

2005: 37).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

12

Konsep komunikasi antarbudaya sesungguhnya dapat merubah

interpretasi dan sikap orang lain atau mungkin dapat meningkatkan

kreativitas budaya manusia yang bersangkutan. Banyak fenomena atas

kesalahan dalam komunikasi antarbudaya tidak jarang membuat

manusia makin berusaha merubah budaya berkomunikasi, paling tidak

melalui pemahaman terhadap latar belakang budaya orang lain.

Masalah komunikasi antarbudaya yang mucul seringkali disebabkan

oleh kurang menyadari dan tidak mampu mengusahakan cara yang

efektif untuk berkomunikasi antarbudaya (Liliweri, 2003: 254).

Disamping itu berdasarkan apa yang telah dinyatakan oleh

Sarbaugh, komunikasi yang efektif dapat tercipta dengan penggunaan

sistem sandi yang sama, pengakuan atas perbedaan yang ada dalam

kepercayaan dan perilaku, dan sikap toleran terhadap kepercayaan dan

perilaku orang lain. (Tubbs dan Moss, 2005: 242).

Beberapa aspek dalam proses komunikasi antarbudaya yang

mencakup komunikator, komunikan, pesan/simbol, media, efek atau

umpan balik, suasana, dan gangguan. Komunikator, adalah pihak yang

memprakarsai komunikasi, hal ini dapat dijelaskan bahwa dia yang

pertama kali mengirimkan pesan tertentu kepada lawan komunikasinya

atau yang disebut komunikan. Dalam komunikasi antar budaya seorang

komunikator dan komunikan berasal dari latar belakang kebudayaan

tertentu yang berbeda.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

13

Komunikan, atau disebut dengan orang yang menerima pesan

tertentu dari lawan kamunikasinya, dimana komunikan menjadi sasaran

komunikasi dari lawan komunikasi atau komunikator (Nurjaman &

Umam, 2012:36). Tujuan komunikasi akan tercapai jika komunikan

menerima dan memahami makna dari pesan yang disampaikan oleh

komunikator, dan memberikan perhatian (mendengar, meninton atau

membaca pesan tersebut) serta menerima pesan yang disampaikan

secara menyeluruh sehingga mudah dipahami dan dimengerti oleh

komunikan.

Pesan/simbol, dalam proses komunikasi pesan berisi pikiran ide

atau gagasan, perasaan yang dalam bentuk simbol dikirim komunikator

kepada komunikan. Simbol pada dasarnya merupakan sesuatu yang

digunakan untuk mewakili maksud tertentu, simbol bisa berupa verbal

yang berupa ucapan atau tulisan maupun non verbal yang diperagakan

melalui gerak-gerik anggota tubuh, warna, artifak, gambar, pakaian dan

hal lain yang semuanya harus dipahami secara konotatif. Pesan

merupakan sesuatu yang telah ditekankan atau dikomunikasikan oleh

komunikator kepada komunikan. Setiap pesan minimal memiliki dua

aspek utama: content dan treatment, yaitu isi dan perlakuan. Isi pesan

mencakup daya tarik dari pesan, misalnya kebaruan, kontroversi,

argumentative, rasional bahkan emosional.

. Ada dua aspek utama yang setidaknya harus dimiliki oleh

setiap pesan, yaitu content (isi) dan treatment (perlakuan). Kebaruan,

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

14

kontroversi, argumentasi, rasional bahkan emosional adalah hal-hal

yang menjadi aspek daya tarik pesan.

Media, sebagai eelemen penting dalam proses komunikasi

antarbudaya, dalam hal ini media adalah instrumen yang dilalui oleh

pesan atau simbol yang dikirim melalui media tertulis, media massa

(cetak) dan media massa elektronik. Namun kadang-kadang pesan-

pesan tersebut dikirim tidak melalui media, seperti dalam proses

komunikasi antar budaya secara tatap muka dengan orang yang

memiliki latar belakang budaya yang berbeda.

Effect atau umpan balik, adalah respon balik dari komunikan

kepada komunikator setelah pesan-pesan tersebut sampai. Tanpa adanya

umpan balik ide, pikiran dan perasaan yang terkandung dalam pesan

tersebut tidak bisa dipahami oleh komunikan dan komunikator Jika

komunikasi berlangsung secara tatap muka, umpan balik akan lebih

mudah diterima, karena komunikator akan langsung mengetahui apakah

pesan yang ia sampaikan dapat diterima oleh komunikan atau tidak.

Reaksi yang disampaikan sebagai umpan balik bisa saja disampaikan

secara verbal seperti kata-kata menerima, mengerti bahkan mungkin

penolakan atau bisa juga disampaikan secara non verbal seperti

anggukkan kepala sebagai tanda setuju dan menggelengkan kepala

sebagai ungkapan tidak setuju.

Suasana (setting dan context), juga merupakan aspek penting

dalam komunikasi antar budaya, dimana suasana yang terkadang

disebut setting of communication, yakni tempat (ruang, space) dan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

15

waktu (time) serta suasana (sosial, psikologis) ketika komunikasi

antarbudaya berlangsung. Suasana itu berkaitan dengan waktu yang

tepat, tempat untuk berkomunikasi dan kualitas relasi (formal dan

informal) yang mempengaruhi komunikasi antarbudaya.

Gangguan (Noise atau interference), segala sesuatu yang

menghambat laju pesan bahkan mengurangi makna pesan antara

komunikator dan komunikan adalah yang disebut gangguan dalam

komunikasi antarbudaya. Gangguan itu dapat bersumber dari unsur-

unsur komunikasi, misalnya komunikator, komunikan, pesan,

media/saluran yang mengurangi usaha bersama untuk memberikan

makna yang sama atas pesan yang disampaikan.

Perbedaan status sosial dan budaya yang mempengaruhi

bagaimana cara menyampaikan pesan adalah salah satu contoh

gangguan yang ditimbulkan oleh komunikator. Sementara gangguan

yang berasal dari pesan misalnya perbedaan pemberian makna atas

pesan yang disampaikan secara verbal (sinonim, homonin, detonatif dan

konotatif) atau pesan non verbal. Pemilihan yang salah dan tidak sesuai

dengan konteks pesan yang disampaikan juga menjadi salah satu contoh

gangguan media yang mengakibatkan situasi, kondisi dan suasana yang

tidak mendukung terlaksananya komunikasi antarbudaya.

Dalam hal ini De Vito menggolongkan tiga macam gangguan,

antara lain:

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

16

percakapan

1. Fisik-berupa interferensi dengan tranmisi fisik isyarat atau

pesan lain, misalnya desingan mobil yang lewat, dengungan

computer, kaca mata;

2. Psikologis-interfensi kognitif atau mental, seperti prasangka

dan bias pada sumber –penerimaan-pikiran yang sempit;

3. Sematik-berupa pembicara dan pendengar memberi arti yang

berlainan, misalnya orang berbicara dengan bahasa yang

berbeda, menggunakan jargon atau istilah yang terlalu yang

tidak dipahami pendengar:

Bagan Model Komunikasi Antarbudaya

(Sumber : Alo Liliweri, 2003:h.32)

Bagan model komunikasi antarbudaya di atas dapat dilihat

bahwa A dan B adalah dua individu yang memiliki latar belakang

kebudayaan yang berbeda, yang selanjutnya juga memiliki perbedaan

kepribadian dan persepsi dalam hubungan atau relasi antar pribadi.

Ketika A dengan B berinteraksi itulah yang disebut komunikasi antar

budaya karena dua pihak “menerima” perbedaan diantara mereka

sehingga mampu menurunkan tingkat ketidakpastian dan kecemasan

Menerima

perbedaan

perbedaan

Kebudayaan

Kepribadian

Persepsi terhadap

relasi antar pribadi

C

A B

Ketidakpastian

Kecemasan

Strategi komunikasi

yang akomodatif

Kebudayaan

Kepribadian

Persepsi terhadap

relasi antar pribadi

Adaptif

Efektif

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

17

dalam berkomunikasi sekaligus dapat menjadi motivasi bagi strategi

komunikasi yang bersifat akomodatif. Hal ini bisa dihasilkan oleh

karena terbentuknya sebuah “kebudayaan” baru (C), dimana secara

psikologis dapat kedua orang yang berkomunikasi itu menjadi senang.

Dampaknya adalah komunikasi yang bersifat adaptif yakni A dan B

saling menyesuaikan diri dan akibatnya menghasilkan komunikasi antar

pribadi-antar budaya yang efektif.

2.2 Komunikasi Antar Etnik

Pada dasarnya etnik atau kelompok etnik adalah sebuah

himpunan atau subkelompok manusia yang menjadi satu karena saling

memiliki kesadaran atas kesamaan budaya tertentu, atau karena

kesamaan latar belakang, agama, asal usul bangsa, bahkan peran dan

fungsi tertentu. Anggota-anggota dalam kelompok etnik memiliki

kesamaan dalam hal sejarah, bahasa, sistem nilai, adat istiadat, dan

tradisi budaya yang dianut (Liliweri, 2003: 14).

Komunikasi antarbudaya bisa juga disebut sebagai komunikasi

antar-anggota etnik yang berbeda latar belakang, atau komunikasi antar-

anggota etnik yang sama, namun memiliki perbedaan latar belakang

kebudayaan. Artinya, dalam komunikasi antar etnik terdapat proses

pemahaman dan memahami antara dua orang atau lebih yang memiliki

latar belakang etnis yang berbeda. Seperti halnya komunikasi antara

ketiga etnis yang bermukim di RW 07 Kelurahan Purwantoro Kota

Malang yang terjalin suasana yang harmonis dengan tetap

mempertahankan adat istiadat dan nilai budaya masing-masing.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

18

Komunikasi antaretnik ini juga merupakan bagian dari

komunikasi antarbudaya. Membahas mengenai komunikasi

antarbudaya sama halnya dengan melibatkan bagaimana proses

komunikasi antaretnik yang terjadi dalam suatu kebudayaan yang

memiliki perbedaan dalam segala hal. Atau sebaliknya, jika mengkaji

mengenai komunikasi antaretnik, maka secara tidak langsung

pembahasan itu masuk dalam wilayah ruang lingkup komunikasi

antarbudaya.

Kelompok etnik dikenal sebagai suatu populasi yang dapat

digambarkan sebagai berikut:

1. Secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan;

2. Mempunyai nilai-nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa

kebersamaan dalam suatu bentuk kebudayaan;

3. Membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri;

4. Menentukan ciri kelompoknya sendiri yang diterima oleh kelompok

lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain (Liliweri,

2003: 335).

Selanjutnya Alo Liliweri menjadikan istilah kelompok etnik

sebagai konsep untuk menerangkan suatu kelompok, baik kelompok ras

maupun yang bukan kelompok ras yang secara sosial dianggap berada

dan telah mengembangkan subkultur sendiri. Karena kekuatan yang

sangat besar untuk mempertahankan superioritas etnik, dia berubah

menjadi satu paham atau isme sehingga superioritas etnik itu sering

disebut etnosentrisme. Sedangkan Etnikistas merujuk pada

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

19

penggolongan etnik berdasarkan hubungan mereka dengan obyek yang

diafliliasi dalam konteks tertentu (Liliweri, 2003 : 335-6).

Kelompok etnik merupakan sekumpulan orang yang memiliki

karakteristik kebudayaan yang relatif sama sehingga kebudayaan itu

menjadi panutan para anggota kelompoknya. Artinya bahwa pengertian

etnik sepandan dengan kelompok agama, suku bangsa, organisasi sosial

dan politik. Hanya saja karena para anggotanya memiliki nilai-nilai

budaya yang sama sehingga tertutup bagi orang lain (Liliweri, 2003 :

334).

Hal ini dapat difahami bahwa komunikasi antarpribadi pada

komunikasi kelompok yang terjadi antara kelompok-kelompok agama,

suku, ras, dan golongan dapat dikategorikan pula sebagai komunikasi

antaretnik.

Semua etnik dalam perspektif biologis bisa beruba dan

berkembang serta dapat pula bertahan serta mempunyai nilai-nilai

kultural dan nilai moral yang dapat dijadikan karakteristik dari etnik

yang bersangkutan. Sama halnya dengan semua etnik yang memiliki

ciri-ciri sistem komunikasi dan cara berinteraksi sekaligus ciri

kelompok etnik tersebut bisa muda difahami dan dapat dibedakan

dengan kelompok lain. Semua etnik tersebut dapat difahami dengan

bagaimana cara berkomunikasi dan dapat dibedakan dengan kelompok

lain. Artinya semua etnik dalam kehidupan sosial yang telah mapan

batasan etnik sangat jelas sehingga interaksi antaretnik memiliki

kartakteristik sistem sosial yang telah disepakati.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

20

Berdasarkan teori Barth yang merupakan teroi lanjutan dari teori

Goffman, dimana dalam pengambangan diri dan penyesuaian diri dalam

masyarakat. Dalam teori Goffman, manusia adalah sebagai makluk

yang kreatif dan berubah-ubah sesuai dengan keinginan dan kondisi

disekelilinginya serta menurut keinginannya. Sedangkan pada teori

Barth dalam kehidupan sosialpun mereka saling berbeda budaya dan

etnik, namun kebersatuan dan pemisahan mengacu pada proses dan

perubahan sosial dalam masyarakat. Menurut Teori Goffman bahwa

manusia mampu menunjukkan dirinya secara berubah-ubah yang

mengacu pada makna. Sedangkan menurut teori Barth, bahwa dalam

suatu kelompok dapat mempertahankan identitasnya sementara

anggotanya berinteraksi dengan masyarakat lainnya sehingga kriteria

dan batasan dari suatu masyarakat guna menjalin hubungan dan

menjaga keharmonisan dalam masyarakat yang bersangkutan. (Rani,

2004 : 8)

2.3 Teori Pola Komunikasi

Definisi pola komunikasi adalah bentuk hubungan dua individu

atau kelompok dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan dengan

cara yang tepat sehingga pesan komunikasi dapat dipahami baik oleh

komunikan maupun komunikator. Dalam hal ini, pola komunikasi

merupakan bentuk, sistem atau cara kerja. Terkait dengan proses

komunikasi adalah sebagai bentuk penyampaian pesan yang dikirimkan

oleh seseorang melalui pertanda pada perilaku orang lain, baik berupa

ucapan, gerak tubuh, atau sikap serta perasaan apa yang ingin

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

21

disampaikan oleh orang lain. Menurut DeVito, macam-macam pola

komunikasi, yaitu sebagai berikut:

a. Pola Komunikasi Primer

Pola komunikasi primer adalah suatu proses pengiriman

pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan

lambang atau simbol sebagai media penyampaian pesan. Dalam pola

komunikasi ini juga memiliki dua lambang, yaitu lambang verbal

dan nirverbal. Lambang verbal mencakup bahasa, yang paling sering

digunakan, karena bahasa biasanya digunakan oleh manusia untuk

menyampaikan pesan atau informasi komunikator. Sedangkan

lambang nirverbal adalah lambang dan bukan bahasa yang

digunakan dalam berkomunikasi, walaupun demikian suatu lambang

adalah isyarat yang biasanya menggunakan bahasa tubuh.

b. Pola Komunikasi Sekunder

Konsep pola komunikasi secara sekunder merupakan bnetuk

penyampaian pesan komunikasi oleh komunikator kepada

komunikan yang menggunakan instrumen atau sarana sebagai media

kedua setelah memakai lambang pada media pertama. Komunikator

menggunakan media kedua ini karena yang menjadi tujuan

komunikasi berada jauh dari tempatnya, atau berjumlah banyak.

Semakin lama proses komunikasi secara sekunder ini akan semakin

efektif dan efisien karena didukung oleh perkembangan teknologi.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

22

c. Pola Komunikasi Linear

Pola komunikasi linear adalah mencakup makna linier yang

artinya secara lurus menuju dari satu titik ke titik yang lain. Pola

komunikasi ini berarti penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan sebagai titik terminal. Biasanya proses komunikasi ini

terjadi face to face, namun kadang juga komunikasi yang

menggunakan media. Perencanaan sebelum melaksanakan

komunikasi akan membuat proses komunikasi ini menjadi lebih

efektif.

d. Pola Komunikasi Sirkular

Pola komunikasi sirkular adalah proses komunikasi

melingkar dan terjadinya umpan balik (feedback) adalah penentu

keberhasilan dari proses komunikasi ini. Adanya umpan balik antara

komunikator dan komunikan akan membuat komnukasi berjalan

terus. (Permata, 2013:3-4).

Pada penelitian ini fokus penelitian terletak pada pola

komunikasi pada antar etnis Jawa, Madura dan Tionghoa, dimana

ketiga etnis yang berbeda kebudayaan bisa hidup berdampingan dan

berinteraksi dengan baik sehingga menjadi kesatuan, dan apakah ketiga

etnis tersebut tetap mempertahankan kebudayaan asli mereka masing-

masing.

2.4 Konflik Etnis di Indonesia

Hubungan antar etnis, budaya dan agama merupakan tema

Parenis (abadi). Ia akan hidup sepanjang zaman dalam perubahan ruang

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

23

dan waktu yang cenderung bergerak cepat. Perubahan ini berimplikasi

terhadap perubahan cara pandang individu atau kelompok tertentu

kepada etnis, budaya dan agama. Sudah sejak dulu Indonesia seringkali

dijadikan sebagai barometer kerukunan antar etnis, budaya dan agama

di dunia. Faktanya, di Indonesia tumbuh dan berkembang beberapa

agama etnis, budaya dan agama yang dalam perjalanannya relatif aman

dan hidup berdampingan. Jika ada persoalan yang didasari oleh

sentimen etnis, budaya dan agama situasinya cepat dapat diperbaiki.

Konflik etnis adalah konflik yang terkait dengan permasalahan-

permasalahan mendesak mengenai politik, ekonomi, sosial, budaya, dan

teritorial di antara dua atau lebih kelompok etnis (Sukamdi dan

Browslee, 2000:125). Walaupun tidak selalu, namun seringnya konfik

etnis diwarnai dengan kekerasan sehingga menimbulkan jatuhnya

korban. Kebudayaan yang berbeda membuat penilaian tentang hal yang

dianggap baik atau sakral oleh suku tertentu mungkin berbeda dengan

budaya lainnya. Dengan perbedaan tersebut dapat menimbulkan

terjadinya konflik antar etnis.

Hal ini seperti yang terjadi pada konflik antar etnik yang

terbesar diantaranya melibatkan etnik Madura dengan Etnik Dayak di

Kalimantan yang terkenal dengan tragedi Sambas dan tragedi Sampit.

Kedua kerusuhan ini merembet ke hampir semua wilayah Kalimantan

dan berakhir dengan pengusiran dan pengungsian ribuan warga Madura,

dengan jumlah korban hingga mencapai 500-an orang (Adelita, 2014).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

24

Disebutkan oleh Faturochman (2003), setidaknya ada enam hal

yang menjadi latar belakan terjadinya konflik antar etnis disebuah

tempat yakni:

1. Saling mempertahankan kepentingan yang sama diantara beberapa

pihak

2. Saling memperebutkan sumber daya yang ada

3. Keberadaan sumber daya yang sangat terbatas

4. Adanya kategori atau identitas yang berbeda

5. Munculnya prasangka atau adanya diskriminasi

6. Bias aturan atau adanya ketidakadilan.

Seringnya muncul konflik antar etnis biasanya dilatarbelakangi

oleh berbagai kepentingan beberapa orang atau pihak yang sengaja

ingin memperoleh keuntungan dari konflik antar etnis tersebut. Karena

keberadaan sumberdaya manusia yang terbatas merekayang terlibat

dalam konflik antar etnis sangat mudah untuk diprovokasi. Kondisi

sumber daya manusia yang rendah seperti tingkat pendidikannya kurang

dan banyaknya kemiskinan. Karena itu kepala daerah daerah yang

terkait dituntut untuk dapat bertindak tegas dan berlaku adil terhadap

mereka yang terlibat konflik antar etnis.

Dewasa ini seringkali terjadi konflik antar etnis yang banyak

dilatarbelakangi sumber daya manusia yang rendah atau

keterbelakangan suatu daerah di wilayah konflik tersebut. Sementara

itu, Sukamdi dan Browslee (2000) menyebutkan bahwa ada tiga shal

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

25

utama yang menjadi penyebab dari konflik antar etnik di Indonesia

yaitu:

1. Latar belakang konflik dikarenakan gesekan budaya yang berlainan

2. Latar belakang konflik dikarenakan masalah ekonomi politik

3. Latar belakang konflik dikarenakan kesenjangan ekonomi.

Peristiwa konflik dengan kelompok etnis lain pada dasarnya

adalah manifestasi dari perlawanan terhadap tatanan ekonomi-politik

yang tidak berpihak pada mereka, sehingga mudah menimbulkan konflik

diantara yang satu dengan yang lainnya. Etnosentrisme yang kaku

timbul oleh perbedaan identitas sosial (etnik dan budaya khasnya),

dimana seseorang tidak mampu memahami perilaku orang lain

berdasarkan latar belakang budayanya dikarenakan tidak bisa keluar dari

perspektif yang dimiliki.. Sikap etnosentrisme yang kaku ini sangat

berperan dalam menciptakan konflik karena ketidakmampuan orang-

orang untuk memahami perbedaan. Pengidentifikasian kuat seseorang

terhadap kelompok budaya lain cenderung akan menyebabkan orang

tersebut lebih berprasangka, yang akan menjadi penyebab terjadinya

konflik.

2.5 Definisi Konseptual

Konsep adalah suatu kata atau istilah yang menjelaskan

mengenai korelasi antara suatu gejala dengan gejala lainnya. Konsep

juga diasumsikan sebagai bentuk yang abstrak yang lebih rendah

dibandingkan dengan teori (Wulansari, 2009: 33). Definisi konseptual

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

26

1. Komunikasi

Komunikasi menurut Walstrom merupakan proses pembagian

informasi, gagasan atau perasaan yang tidak saja dilakukan secara

lisan dan tertulis melainkan melalui bahasa tubuh, atau gaya, atau

tampilan pribadi, atau hal lain disekelilingnya yang menjelaskan

makna (Liliweri, 2003 : 8).

2. Komunikasi Antar Budaya

Komunikasi antar budaya mengacu pada komunikasi antara

orang-orang dari kultur yang berbeda antara orang-orang yang

memiliki kepercayaan, nilai atau cara berperilaku kultural ya ng

berbeda. (Devito, 1997:479).

3. Etnis

Etnis atau Suku Bangsa merupakan proses dari sistem

kekerabatan yang lebih luas. Mereka percaya bahwa mereka

memiliki ikatan darah dan berasal dari nenek moyang yang sama.

Suatu kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan yang lain

berdasarkan akar dan identitas kebudayaan, terutama bahasa lah

yang disebut dengan etnis. Dengan kata lain etnis adalah kelompok

manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas tadi sering kali

dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Kelompok etnis bisa mempunyai

bahasa sendiri, agama sendiri, adatistiadat sendiri yang berbeda

dengan kelompok lain. Yang paling penting, para anggota dari

kelompok etnis itu mempunyai perasaan sendiri yang secara

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

27

tradisional berbeda dengan kelompok sosial lain (Liliweri, 2005 :

11).

Jika memandang orang dari berbagai asal-usul maka etnis

merupakan sebuah kata yang tepat. Etnis mungkin dipertimbangkan

dalam istilah kelompok apapun yang didefinisikan atau disusun oleh

asal-usul budaya, agama, nasional atau beberapa kombinasi dari

kategori-kategori tersebut. Dari pengertian tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa kesamaan ras, adat, agama, bahasa, keturunan

dan memiliki sejarah yang sama yang membuat mereka memiliki

keterikatan sosial sehingga mampu menciptakan sebuah sistem

budaya yang mengikat mereka didalamnya itulah yang disebut

dengan etnis

4. Etnis Jawa

Pusat daerah kebudayaan jawa meliputi bekas kerajaan

mataram yaitu, Surakarta dan Yogyakarta, dimana pada kedua kota

ini memang merupakan pusat pemerintahan atau kerajaan sejak

waktu itu. Masyarakat jawa adalah orang yang bahasa ibunya adalah

bahasa jawa yang sebenarnya mendiami bagian tengah dan timur

pulau jawa. Pada masyarakat jawa prinsip hidup yaitu prinsip

kerukunan dan hormat (Magnis Franz, 1999: 38).

Pada masyarakat jawa hubungan antara sanak keluarga,

hubungan teman sekerja sangat dekat. Hubungan dekat ini dapat

dilihat jika seseorang sedang melakukan acara, keluarga, tetangga

dan handai taulan tentu diundang dan memerlukan untuk datang.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

28

Bagi orang jawa sumber moral bagi kelakuan terdapat pada

hubungan sosial yang konkret dan pandagan orang lain itu penting

(Niels, 1986: 36).

Merurut Koentjaraningrat, pada kebudayaan etnis Jawa

terdapat suatu konsep nilai budaya yang dianggap oleh mereka

bernilai tinggi yaitu apabila manusia itu suka bekerjasama dengan

sesamanya dengan solidaritas yang tinggi (gotong royong),

mementingkan kepentingan bersama, rukun dan saling menghormati

dan membantu serta menekankan keselarasan dan keharmonisan

hubungan antara pribadi.

5. Etnis Madura

Etnis Madura merupakan kelompok masyarakat yang

mendiami kepulauan Madura. Mayarakat etnis Madura terkenal

sebagai salah satu etnis yang mempunyai adat dan kebiasaan yang

keras, cenderung berbicara apa adaya, kaku dan sensitif. (Wiyata,

2002: 79)

Pandangan ini beranggapan bahwa karakteristik masyarakat

Madura itu mudah tersinggung, mudah curiga pada orang lain,

mudah marah, pendendam serta suka melakukan tindak kekerasan.

Karakter tersebut juga didukung oleh tradisi “carok” yaitu suatu

perkelahian massal atau perorangan yang bertujuan saling

membunuh. (Effendy, 1990: 31)

Menurut Wiyata anggapan masyarakat luar mengenai

masyarakat Madura tersebut tidak lebih dari suatu gambaran streotip

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40617/3/BAB II.pdf · ... komunikasi yang terjadi di antara produser ... Disamping itu berdasarkan apa yang telah . d

29

belaka. Sebab menurutnya, salah satu karakteristik sosok Madura

yang paling menonjol adalah karakter yang apa adanya. Artinya,

sifat masyarakat etnik ini memang ekspresif, spontas dan terbuka.

Ekspresif, spontanitas dan terbukanya orang Madura, senantiasa

termanifestasikan ketika harus merespon segala sesuatu yang

dihadapi khususnya terhadap perlakuan orag lain atas dirinya.

6. Etnis Tionghoa

Budaya etnis Cina dalam kehidupan sehari-hari lebih

mengutamankan nilai – nilai prestasi atau keahlian, keja keras,

hemat, disiplin pribadi daripada hubungan sosial atau kesejahteraan

masyarakat secara luas, solidaritas sosial etnis Cina lebih dominan

pada keluarga daripada masyarakat luas. (Hidayat,1984: 122)

Etnis Cina pada umumnya lebih terlibat kesibukan dalam

urusan bisnis dan perdagangan, banyak berdagang (pagi hingga sore

bahkan pada malam hari berada di toko melayani pembeli,

melakukan tugas administrasi dan management perdagangan),

sehingga perhatian dan kesempatan waktu yang dimilikinya lebih

tercurah terhadap pekerjaan tersebut daripada kegiatan – kegiatan

sosial atau kemasyarakatan.