bab ii tinjauan pustaka - universitas muhammadiyah ...eprints.umm.ac.id/51105/3/bab...
TRANSCRIPT
-
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Mufidah & Purnamasari (2018) dalam penelitiannya
tentangpengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan
pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate
Governance sebagai variabel moderating, yang menunjukan hasil penelitian
bahwa Profitabilitas (ROA dan ROE) mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan Corporate Social
Responsibility (CSR) tidak mempengaruhi hubungan Return On Asset
(ROA) terhadap price to book value (PBV), namun Corporate Social
Responsibility (CSR) mempengaruhi hubungan Return On Equity (ROE)
terhadap price to book value (PBV) dan Good Corporate Governance
(GCG) tidak mempengaruhi hubungan Profitabilitas terhadap nilai
perusahaan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier
berganda dan Moderating Regression Analysis (MRA).
Yendrawati & Diwyacitta (2013) dalam penelitiannya tentang
pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan Corporate
Social Responsibility dan kepemilikan institusional sebagai variabel
pemoderasi dengan EPS (Earning per Share) sebagai alat ukur kinerja
keuangan, yang memberikan hasil penelitian bahwa Kinerja keuangan
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dan kinerja keuangan
terhadap nilai perusahaan dapat dimoderisasi dengan CSR, namun kinerja
keuangan terhadap nilai perusahaan tidak dapat dimoderisasi oleh
-
11
kepemilikan institusional. Adapun metode analisis yang digunakan adalah
analisis regresi moderasi.
Hermawan & Nurul (2014) dengan topik pengaruh kinerja keuangan
terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan Corporate Social
Responsibility sebagai variabel pemoderasi, dengan kinerja keuangan yang
diproksikan dengan ROA (Return on Assets), berkesimpulan bahwa Kinerja
keuangan (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
dan secara parsial CSR (Corporate Social Responsibility) mampu
memoderisai kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis regresi berganda dengan penggabungan atau
pooling data. Karena dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan
antara variabel dependen dengan variable independen.
Beureukat (2018) yang meneliti tentang Pengaruh profitabilitas
terhadap nilai perusahaan dengan CSR sebagai variabel moderating, dimana
profitabilitas diukur dengan ROA (Return on Assets) dan nilai perusahaan
diproksikan dengan PER (Price Earning Ratio). Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa Profitabilitas
yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan PER,
sedangkan hasil penelitian selanjutnya Corporate Social Responsibility
(CSR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang
diproksikan dengan PER dan CSR sebagai variabel moderasi mampu
-
12
memperkuat pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap nilai perusahaan
(PER). analisis data penelitian ini adalah dengan menggunakan Moderated
Regression Analysis (MRA).
Indriyani (2017)dengan penelitian tentang pengaruh ukuran
perusahaan dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan
dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan porsi Market to Book
Ratio. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda, dimana
analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat. Hasil pada penelitian ini adalah Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dan Profitabilitas
berbanding lurus terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (development
reserach) tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
dengan CSR sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini menggunakan
ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity), dan GPM (Gross Profit
Margin) untuk mengukur kinerja keuangan. Penelitian Mufidah &
Purnamasari (2018) untuk mengukur kinerja keuangan penelitian tersebut
menggunakan ROA dan ROE. Namun, pada penelitian Yendrawati &
Diwyacitta (2013) hanya menggunakan EPS sebagai pengukur kinerja
keuangan, sedangkan Hermawan & Nurul (2014) menggunakan ROA
sebagai pengukur kinerja keuangan, hal ini sama dengan penelitian
Beureukat (2018) yang menggunakan ROA sebagai pengukur kinerja
keuangan.
-
13
B. Tinjauan Pustaka
1. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori sinyal (signaling theory) pertama kali diperkenalkan
oleh Spence di dalam penelitiannya yang berjudul Job Market
Signaling. Spence (1973) mengemukakan bahwa di dalam pasar
ketenagakerjaaan selalu terjadi informasi yang asimetris, sehingga
Spence membuat suatu kriteria sinyal untuk dapat memperkuat
pengambilan keputusan dalam perekrutan tenaga kerja di
perusahaan. Sinyal tersebut berupa latar belakang pendidikan,
pengalaman kerja, ras, jenis kelamin, dan kepribadian. Adanya
kriteria ini didasarkan pada suatu ketidakpastian tentang
kemampuan produktivitas karyawan.
Model Signalling theory dikembangkan oleh (Ross, 1977)
yang menyatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan memiliki
informasi lebih baik mengenai perusahaannya akan terdorong untuk
menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor agar harga
saham perusahaannya meningkat. Irham (2014) menyatakan bahwa
signaling theory adalah teori yang membahas mengenai naik
turunnya harga di pasar seperti harga saham, obligasi dan sebagainya
sehingga akan memberikan pengaruh terhadap keputusan investor.
Kurangnya informasi bagi pihak luar (investor) tentang perusahaan
menyebabkan para investor melindungi diri mereka dengan
memberikan harga yang lebih rendah terhadap saham yang dimiliki
-
14
oleh perusahaan yang tidak dapat memberikan informasi secara
lengkap. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan
kepercayaan investor terhadap perusahaan dengan cara mengurangi
asimetri informasi yang terjadi dengan memberikan sinyal terhadap
pihak luar.
Teori signaling ini menjelaskan bahwa manajamen selalu
berusaha untuk mengungkapakan informasi privat yang menurut
pertimbangan manajemen sangat diminati oleh investor dan
pemegang saham khususnya kalau informasi tersebut merupakan
berita baik. Manajemen juga berminat menyampaikan informasi
yang dapat meningkatkan kredibilitasnya dan kesuksesan
perusahaan meskipun informasi tersebut tidak diwajibkan
(Suwardjono, 2013). Teori signaling menjelaskan bahwa perusahaan
melaporkan informasi perusahaan kepada stakeholder, informasi
tersebut bisa berupa nilai perusahaan yang di pengaruhi oleh kinerja
keuangan dan CSR perusahaan. informasi perusahaan yang berupa
nilai perusahaan akan bermanfaat bagi stakeholders dalam membuat
keputusan, terutama kreditur dan investor. Dengan melihat kinerja
keuangan kreditur akan mempertimbangkan keputusan untuk
meminjamkan modal kepada perusahaan, sedangkan kinerja
keuangan perusahaan bagi investor berguna untuk sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi.
2. Corporate Social Responsibility (CSR)
-
15
Menurut (Pearce II & Robinson, 2005) mendefinisikan
Corporate Social Responsibility adalah konsep bahwa
perusahaan harus melayani masyarakat sosial sebaik
memberikan keuntungan financial kepada pemegang saham dan
harus berkelanjutan secara terus menerus yang pada akhirnya
para manajer akan menyadari bahwa keputusan untuk
menerapkan Corporate Social Responsibility adalah keputusan
yang sangat penting dalam perencanaan strategis.
Terdapat indikator-indikator yang dipakai perusahaan
dalam melaporkan kegiatan CSR,yaitu indikator yang
diterapkan denganmenggunakan 91 indikator menurut GRI G4.
Kategori pengungkapan CSR menggunakan standar dari GRI
(Global Reporting Initiative). Dalam GRI G4 terdapat 3
indikator, diantaranya ekonomi 9 item, lingkungan 34 item, dan
sosial 48 item Hal ini disesuaikan dengan peraturan BAPEPAM
no.VIII G.2
Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 (Otoritas
Jasa Keuangan,2019), CSR atau Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan merupakan komitmen Perseroan untuk berperan
serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat,
maupun masyarakat pada umumnya. Sementara itu, Undang-
-
16
Undang Nomor 25 Tahun 2007 mendefinisikan CSR sebagai
tanggungjawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman
modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang,
dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya
masyarakat setempat.
3. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan sebagai penentuan ukuran –
ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan
dalam menghasilkan laba. Dalam mengukur kinerja keuangan perlu
diakaitkan antara perusahaan dengan pusat pertanggung jawaban.
Posisi dan kinerja keuangan dapat di analisis dengan penggunaan
laporan keuangan serta dapat digunakan untuk menilai kinerja
keuangan di masa depan (Subramanyam, 2017).
Kinerja keuangan merupakan hasil akhir dari kegiatan
akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan
dan hasil operasi perusahaan (bentuknya berupa laporan keuangan)
(Arief et.al, 2009). Brigham & Houston (2006) menjelaskan bahwa
laporan keuangan yaitu beberapa lembar kertas dengan angka-angka
yang tertulis diatasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-
asetnyata yang mendasari angka-angka tersebut
Analisis kinerja perusahaan dapat diukur dengan rasio
profitabilitas yang seperti ROA ,ROE dan GPM.
a. ROA (Return On Asset)
-
17
Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio
profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. ROA
mampu mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan
di masa yang akan datang.
Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio
profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. ROA
mampu mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan
di masa yang akan datang. Selain itu Return On Assets dipakai
untuk mengevaluasi apakah manajemen telah mendapat
imbalan yang memadai (reasobable return) dari aset yang
dikuasainya. Rasio ini merupakan ukuran yang penting jika
seseorang ingin mengevaluasi seberapa baik perusahaan telah
memakai dananya. Oleh karena itu, Return on Assets kerap kali
dipakai oleh manajemen puncak untuk mengevaluasi unit-unit
bisnis di dalam suatu perusahaan multinasional (Simamora,
2000). ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐴 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
b. ROE (Return On Equity)
-
18
Return on equity (ROE) merupakan perbandingan antara
laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on Equity
merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang
tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham
biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang
mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008). ROE
dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙
c. GPM (Gross Profit Margin)
Gross Profit Margin (GPM) adalah rasio yang
menggambarkan hubungan antara laba kotor dengan tingkat
penjualan bersih pada periode yang sama. Rasio ini dihitung
dengan cara membagi laba kotor dengan penjualan bersih dikalikan
100% (Mannan & Wahyudi, 1988). GPM dapat dirumuskan
sebagai berikut;
𝐺𝑃𝑀 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛× 100
4. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan suatu bentuk nama baik yang
diperoleh perusahaan dalam melakukan kegiatan perusahaan dalam
-
19
periode tertentu. Nilai perusahaan yang baik merupakan suatu
tujuan oleh setiap perusahaan karena apabila nilai perusahaan yang
tinggi maka akan menarik investor untuk menanamkan modalnya
ke perusahaan (Martha et al., 2018). Alternatif yang bisa
digunakan dalam mengukur nilai perusahaan adalah dengan
menggunakan metode Tobin’s Q yang dikembangkan oleh James
Tobin (1969). Tobin’s Q dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑏𝑖𝑛′𝑠 𝑄 =(𝐸𝑀𝑉 + 𝐷)
(𝐸𝐵𝑉 + 𝐷)
Keterangan:
D : Nilai buku dari Total Hutang
EMV : Nilai pasar ekuitas (equity market value)
EBV : Nilai buku dari ekuitas (equity book value)
C. Kerangka Pemikiran
D. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
KINERJA KEUANGAN
(X)
X1: ROA
X2: ROE
X3: GPM
CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (Z)
NILAI
PERUSAHAAN (Y)
H1
H2
-
20
Pada dasarnya tujuan utama didirikannya perusahaan adalah
untuk meningkatkan nilai perusahaannya melalui peningkatan
pemakmuran pemilik atau pemegang saham.
Petronila (2003) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan
gambaran dari kinerja keuangan dalam mengelola perusahaan.
Hartanti (2006) menyatakan bahwa perusahaan yang menunjukkan
tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat akan mampu mencapai
stabilitas dan kemakmuran ekonomi jangka panjang. Kinerja
keuangan yang baik akan memberikan dampak pada nilai
perusahaan, yaitu nilai perusahaan akan meningkat. karena
perusahaan tersebut memiliki lebih banyak sumber daya untuk
melaksanakan tanggung jawab sosialnya yang dapat membantu
perusahaan tersebut untuk mencapai stabilitas dan kemakmuran
ekonomi jangka panjang.
Menurut (Martha et al., 2018) Nilai perusahaan merupakan
suatu bentuk nama baik yang diperoleh perusahaan dalam melakukan
kegiatan perusahaan dalam periode tertentu. Nilai perusahaan yang
baik merupakan suatu tujuan oleh setiap perusahaan karena apabila
nilai perusahaan yang tinggi maka akan menarik investor untuk
menanamkan modalnya ke perusahaan. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Mufidah & Purnamasari (2018) menunjukan bahwa
kinerja keuangan mempunyai pengaruh positif dan signifikan
-
21
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis
yang dapat disimpulkan adalah:
H1: Kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai
perusaahaan.
2. Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahan dengan CSR
sebagai variabel moderasi.
Hubungan kinerja keuangan tidak konsisten berpengaruh
antara positif signifikan dan negatif signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini menunjukkan adanya faktor lain yang turut
mempengaruhi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan. Oleh karena itu, peneliti memasukkan pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai variabel moderasi
yang diduga ikut memperkuat atau memperlemah pengaruh tersebut.
Berdasarkan penilitian yang dilakukan oleh (Hermawan &
Maf’ulah, 2014) menyatakan bahwa secara parsial CSR mampu
memoderisasi kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan.Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis
yang dapat disimpulkan adalah:
H2: Kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
dengan CSR sebagai variabel pemoderasi