bab ii tinjauan sma negeri 1 seririt - sinta.unud.ac.id ii.pdf · adalah letak aula yang diapit...
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN SMA NEGERI 1 SERIRIT
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan terhadap objek redesain yang akan
dilakukan yaitu sekolah SMA Negeri 1 Seririt. Tinjauan dilakukan dengan
melakukan wawancara terhadap civitas sekolah dan mengkaji tiap-tiap bangunan
dalam sekolah dari segi fisik, fungsi, estetika, prilaku dan ekonomi, dan analisa
kondisi eksisting dengan standarisasi bangunan yang dikeluarkan kementerian
pendidikan dan kebudayaan tentang bangunan sekolah menengah atas (SMA).
2.1 Karakteristik tapak
Letak site : Jalan Diponegoro No. 100 Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali.
Batas-batas site :
Batas Utara : Perumahan Penduduk
Batas Timur : Perumahan Penduduk
Batas Barat : Jalan masuk Perumahan
Batas Selatan : Perumahan dan warung
10
2.2 Tinjauan Kondisi Tapak
Dalam sub bahasan ini akan dijelaskan mengenai tinjauan kondisi eksisting tapak
SMA Negeri 1 Seririt, beserta analisa bangunan. Untuk lebih jelasnya berikut layout
eksisting bisa dilihat pada gambar
Keterangan:
1. R. Kepala Sekolah
2. R. Tata Usaha
3. R. Guru
4. R. Rapat & R. Wakasek
5. Perpustakaan
6. R. Kelas (A&B)
7.Lab. Bahasa dan Lab Komputer
8. Aula
9. R. Kelas (C,D,E)
10. R. Waker
11. Gudang
12. Lab. Kimia & Lab. Biologi
13. Koperasi
14. Kantin
15. Wc siswa
16. R. Kelas (F,G)
17. R. Kelas (H,I)
18. R. Kelas (J,K)
19. R. Keputrian
20. Lab. Fisika
Analisis :
Secara keseluruhan kondisi massa bangunan dalam tapak tersebar, pola yang
digunakan adalah pola massa kluster. Dari pendataan di lapangan, sistem pembagian
kelas berdasarkan 3 (tiga) tingkatan, diantaranya kelas X, kelas XI, dan Kelas XII.
Ruang kelas untuk kelas X terletak di Ruang Kelas (A,B,C,D,E), sedangkan kelas XI
U
21. R. Kelas (L,M)
22. R. BK
23. R. Kelas (N,O)
24. Padmasana
25. Arena Bermain
26. Parkir
27. Entrance/exit
Gambar 2.2 Layout SMA Negeri 1 Seririt
Sumber : Digambar ulang Putu Dian Pratama 2014.
11
terletak di Ruang Kelas (F,G,H,I,J,K), dan kelas XII terletak di Ruang Kelas
(L,M,N,O). Jumlah peserta didik di SMA Negeri 1 Seririt, tahun 2014 mencapai 672
orang, yaitu kelas X terdiri atas 214 orang, kelas XI terdiri atas 239 orang dan kelas
XII terdiri atas 219 orang. Dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar
tidak berjalan efektif, dikarenakan kurangnya ruang kelas yang memadai, sehingga
sebagian ruangan seperti ruang laboratorium digunakan sebagai alternatif ruangan
sementara.
Dalam tapak, tata letak bangunan seperti ruang kepsek, ruang tata usaha,
ruang guru, ruang rapat dan ruang wakasek letaknya terpisah, sehingga sirkulasi
civitas yang diwadahi tidak memberikan kenyamanan, sehingga diperlukan
rancangan yang lebih baik, untuk memberikan kenyamanan bagi civitas, demi
terwujudnya pelayanan pendidikan yang berkualitas. Selain itu permasalan lain
adalah letak aula yang diapit oleh 2 deret ruang kelas , yang sangat mengganggu
kegiatan pembelajaran, ditambah fungsi aula yang dijadikan tempat parkir, dan
kondisi fisik aula yang sudah tua, sehingga nantinya dapat dilakukan pembangunan
aula baru, dengan letak yang lebih tepat, dan mengembalikan fungsi aula
sebagaimana mestinya. Selain itu dalam tapak terdapat lahan kosong yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan pembangunan ruang kelas baru, ataupun
penambahan fasilitas yang mungkin dilaksanakan.
2.3 Tinjauan Fasilitas
Pada tinjauan Fasilitas ini, akan dijabarkan mengenai tinjauan terhadap fasilitas yang
ada di SMA Negeri 1 Seririt, yang dilakukan dengan, wawancara dengan civitas di
sekolah, dan pengamatan serta pendataan yang dilakukan di sekolah yang berkaitan
dengan fasilitas yang ada di dalam tapak SMA Negeri 1 Seririt.
2.3.1 Wawancara Civitas
Berikut ini adalah hasil kesimpulan dari wawancara yang dilakukan terhadap
beberapa sampel civitas SMA Negeri 1 Seririt. Wawancara dilakukan untuk
mengetahui pendapat civitas yang berkaitan dengan kenyamanan, estetika dan nilai
dari masing-masing fasilitas yang ada dalam sekolah, kenyamanan adalah keadaan
dimana civitas merasakan suasana layak pakai terhadap fasilitas. Estetika adalah
keindahan dari bangunan itu sendiri, termasuk keharmonisan dengan fasilitas lain,
sedangkan nilai merupakan nilai dari bangunan itu sendiri apakah layak
12
dipertahankan atau memerlukan redesain atau bahkan perlu disingkirkan. Berikut
tabel 2.1
Tabel 2.1 Wawancara Fasilitas
No. Nama Fasilitas Kenyamanan Estetika Nilai
1. Ruang Kepek Baik Kurang baik Kurang baik
2. Ruang Waka Kurang baik Kurang baik Kurang baik
3. Ruang rapat Baik Kurang baik Baik
4. Perpustakaan Baik Baik Baik
5. Ruang Guru Kurang baik Kurang baik Kurang baik
6. Ruang Tata Usaha Kurang baik Kurang Baik Kurang Baik
7. Ruang Kelas Baik Kurang baik Kurang baik
8. Laboratorium Fisika Kurang Baik Kurang baik Kurang Baik
9. Laboratorium Kimia Kurang Baik Baik Kurang Baik
10. Laboratorium Biologi Baik Kurang Baik Baik
11. Laboratorium Komputer Baik Kurang Baik Baik
12. Laboratorium Bahasa Kurang baik Baik Baik
13. Aula Kurang baik Kurang baik Kurang baik
16. Koperasi Kurang baik Kurang baik Kurang baik
17. Kantin Baik Kurang baik Baik
18. Ruang UKS Kurang baik Kurang Baik Kurang Baik
19. Ruang Sekretariat Osis Kurang baik Kurang Baik Kurang Baik
20. Padmasana Baik Baik Baik
21. Ruang BK Kurang Baik Baik Baik
22. Tempat bermain Baik Kurang Baik Baik
23. Gudang Kurang baik Kurang baik Kurang baik
24 Ruang waker Kurang baik Kurang baik Kurang baik
25. Wc/toilet Baik Kurang baik Baik
26. Ruang Musik Kurang baik Kurang baik Kurang baik
13
2.3.2 Tinjauan Lapangan terhadap fasilitas dalam tapak
a. Ruang Kepala Sekolah
Dalam melakukan tinjauan lapangan dilakukan pengamatan dan dokumentasi,berikut
foto ruang kepala sekolah, dapat dilihat pada gambar 2.3
Tinjauan Fisik
Kondisi fisik bangunan berlantai satu cukup baik dan memenuhi syarat standar
ruangan namun, sirkulasi dengan ruang lain seperti ruang guru, ruang rapat, ruang
tata usaha, kurang baik, karena ruangan terpisah-pisah. Ruangan ini menggunakan
bahan arsitektur bali, yaitu menggunakan bata merah, namun dengan sedikit
ornament pada pilar dan bagian atas pintu.
Tinjauan Fungsi
Bangunan ini bangunan yang berfungsi sebagai tempat kerja bagi kepala sekolah,
ruang ini sudah digunakan sesuai dengan fungsinya, namun tata letaknya belum
optimal, hubungan antar ruang kurang menyatu dengan ruang lain yang ada disekitar
ruang kepala sekolah ini.
Tinjauan Estetika
Bangunan ini masih belum dikatakan memiliki estetika yang harmonis dengan
sebagian bangunan lain dalam lingkungan sekolah, seperti hubungan antar ruang
guru, ruang TU, ruang wakasek, sehingga menyulitkan kepala sekolah dalam
mengontrol bawahannya, hubungan ruang antar ruangan disekitarnya kurang
menyatu, karena tidak dijadikan menjadi satu kesatuan.
Gambar 2.3 Foto Ruang Kepala Sekolah
Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014.
14
Tinjauan Perilaku
Bangunan ini sudah sesuai dengan fungsi sebagai ruang kepala sekolah, namun
sirkulasinya kurang optimal, yang menyebabkan kordinasi atau hubungan kepala
sekolah dengan civitas lain, terutama wakasek, guru, dan pegawai tidak berjalan
dengan baik, sehingga belum memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas.
Tinjauan Ekonomi
Dari segi ekonomi, bangunan ini belum memiliki kelayakan untuk dipertahankan,
sehingga perlu dilakukan redesain, untuk menyatukan ruang-ruang, seperti ruang
guru, ruang TU, ruang wakasek, dan ruang rapat, menjadi satu kesatuan, sehingga
hubungan antar civitas, menjadi optimal dan sirkulasi antar ruang menjadi harmonis.
Kesimpulan Ruang Kepala Sekolah
Bangunan ini perlu dilakukan redesain, yaitu dengan penyatuan ruang-ruang yang
memiliki hubungan erat dengan ruang kepala sekolah, pada bagian fasad
ditambahkan unsur-unsur yang berhubungan dengan gaya arsitektur bali seperti
penambahan ornamen, sehingga bangunan berfungsi dan memiliki estetika yang
baik.
b. Ruang Wakil Kepala Sekolah
Proses pengamatan dilakukan dengan mendokumtasikan berupa foto, berikut foto
ruang wakil kepala sekolah, dapat dilihat pada gambar 2.4
Gambar 2.4 Foto ruang wakil kepala sekolah
Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014.
15
Tinjauan Fisik
Kondisi fisik bangunan adalah berlantai satu, berada di dalam ruang rapat, dengan
dimensi yang cukup kecil, sehingga kurang memberikan kenyamanan bagi civitas
yang ada di dalamnya, ruangan memanjang dengan dimensi (2,5 X 4) meter. Secara
fisik masih belum layak untuk difungsikan sebagai ruang wakil kepala sekolah
mengingat aktivitas dan kerja wakasek cukup padat, sehingga membutuhkan desain
yang lebih baik, baik dari eksterior maupun interiornya.
Tinjauan Fungsi
Bangunan ini berfungsi sebagai tempat kerja wakil kepala sekolah, ruangan ini
masih belum berfungsi dengan baik, karena ruangan ini masih meminjam tempat
pada ruang rapat, letaknya tepat berada di dalam ruang rapat, keberadaan ruang ini
cukup mengganggu kegiatan rapat, sehingga dibutuhkan desain yang tepat, yang
mewakili aktivitas dari wakil kepala sekolah ini.
Tinjauan Estetika
Ruang ini belum menerapkan elemen-elemen estetika, dikarenakan keberadaannya di
dalam ruang rapat, sehingga eksplorasi elemen estetika belum optimal dan ditambah
dimensi ruang yang cukup kecil dan memanjang, penghawaan yang kurang, dari
keindahan/estetika bangunan untuk ruang wakil kepala sekolah masih belum layak
dengan keadaan sekolah yang sudah termasuk sekolah kategori mandiri, yang
menjadi barometer sekolah menengah atas di Buleleng barat khususnya.
Tinjauan Perilaku
Ruang ini belum sesuai dengan fungsi, karena ruang ini masih mengambil tempat
dari ruang rapat, sehingga aktivitas didalamnya kurang optimal, dibutuhkan suatu
desain baru yang lebih representatif dengan fungsi dan aktivitas dari civitas yang
menempatinya.
Tinjauan Ekonomi
Dari segi ekonomi, ruang ini belum memenuhi kriteria kelayakan ruang, dilihat dari
dimensi ruang dengan aktivitas yang ada didalamnya , sirkulasi antar ruang yang
belum harmonis, serta keadaan ruang yang tidak representative dengan fungsi dari
ruangan.
16
Kesimpulan Ruang Wakil Kepala Sekolah
Ruang wakil kepala sekolah ini belum memenuhi standar, baik dari dimensi ruang,
maupun sarana yang mendukung aktivitas dari wakil kepala sekolah ini, sehingga
diperlukan penyatuan ruang dengan ruang-ruang yang berhubungan dengan aktivitas
wakil kepala sekolah, sehingga ruang ini perlu dirancang kembali.
c. Ruang Rapat
Observasi di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut
foto ruang rapat, dapat dilihat pada gambar 2.5
Tinjauan Fisik
Kondisi fisik bangunan ini adalah berlantai 1 (satu), berada terpisah dengan
bangunan-bangunan lain, didalam bangunan ini terdapat ruang wakil kepala sekolah,
fungsi ruang terbagi menjadi 2 (dua) yaitu, sebagai ruang rapat, dan ruang wakil
kepala sekolah di dalam satu bangunan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa
bangunan ini belum layak secara fisik, sehingga diperlukan rancangan yang lebih
baik dan optimal.
Tinjauan Fungsi
Bangunan ini berfungsi sebagai ruang rapat, dimana aktivitas didalam ruangan ini,
aktivitas yang berhubungan dengan koordinasi antar pendidik dan penanggung jawab
sekolah, maupun dengan masyarakat, bangunan ini memiliki 2 (duan) fungsi yaitu
sebagai ruang rapat, dan ruang wakil kepala sekolah, dari segi fungsi bangunan ini
masih perlu dilakukan redesain mengingat terdapat dua fungsi didalamnya, sehingga
dibutuhkan desain baru yang lebih baik dari yang sudah ada.
Gambar 2.5 Foto Ruang Rapat
Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014.
17
Tinjauan Estetika
Bangunan ini dari segi fasad, menggunakan gaya arsitektur bali, terlihat dari bahan
yang digunakan seperti bata merah, dan penambahan ornamen pada bagian dinding
bangunan, dinilai secara estetika bangunan ini sudah menerapkan elemen estetika
terutama pada bagian fasad bangunan.
Tinjauan Perilaku
Bangunan ini berfungsi sebagai tempat interaksi, bersosialisasi antar pendidik,
penanggung jawab, dan aktivitas pendidikan lainnya terutama yang berkaitan dengan
rapat, ditinjau dari segi aktivitas, aktivitas didalamnya sudah sesuai dengan
fungsinya, namun diperlukan suatu penyatuan dengan ruang-ruang seperti ruang
guru, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang tata usaha, agar
sirkulasi dan aktivitas dan pelayanan pendidikan berjalan dengan baik.
Tinjauan Ekonomi
Dari segi ekonomi bangunan ini masih dalam kriteria kelayakan, namun penggunaan
ornament dan penggunaan bahan seperti bata merah, belum disesuaikan dengan
bangunan-bangunan disekitarnya.
Kesimpulan Ruang Rapat
Ruang ini memiliki dua fungi, yaitu sebagai tempat rapat, sebagai tempat aktivitas
ruang wakil kepala sekolah, sehingga perlu dilakukan desain ulang atau dirancang
kembali dengan desain yang lebih baik, baik dari segi tata ruang, maupun dari segi
elemen estetika dan fungsi yang mewadahi aktivitas didalamnya.
d. Perpustakaan
Pengamatan di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto,
berikut foto ruang perpustakaan, dapat dilihat pada gambar 2.6
Gambar 2.6 Foto Perpustakaan
Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014.
18
Tinjauan Fisik
Kondisi fisik bangunan berlantai 1 (satu) dengan keadaan yang masih layak, dinding
yang masih kuat, interior yang masih layak digunakan sebagai tempat membaca dan
menambah wawasan. Bangunan ini tepat untuk dipertahankan karena melihat fungsi,
aktivitas serta keadaan fisik yang masih layak dan baik.
Tinjauan Fungsi
Bangunan ini berfungsi sebagai tempat membaca bagi para peserta didik, sebagai
tempat menambah wawasan, dari segi fungsi bangunan ini sudah sesuai dengan
fungsi sebagai tempat menambah ilmu pengetahuan, dan sebagai sarana tempat
membaca bagi para peserta didik.
Tinjauan Estetika
Bangunan perpustakaan ini ditinjau dari aspek estetika sudah memenuhi syarat dan
kriteria sebagai bangunan yang sudah memiliki unsur estetika, adanya unsur harmoni
dalam ruang, yang memberikan kenyamanan bagi peserta didik.
Tinjauan Perilaku
Ditinjau dari segi perilaku, bangunan perpustakaan ini mewadahi aktivitas membaca,
menambah wawasan, serta meningkatkan pengetahuan, aktivitas didalamnya berupa
membaca, meminjam buku, dan lain-lain yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran. Ditinjau dari aspek perilaku sudah sesuai dengan fungsi dan aktivitas
yang mewadahinya.
Tinjauan Ekonomi
Ditinjau dari segi ekonomi, bangunan perpustakaan ini masih dalam kriteria
kelayakan, dilihat dari fasilitas interior, serta penggunaan ornament pada bagian
fasad bangunan.
Kesimpulan Perpustakaan
Bangunan ini memiliki fungsi sebagai tempat membaca, dan menambah wawasan,
bangunan ini ditinjau dari fungsinya sudah sesuai dengan aktivitas yang
19
diwadahinya, namum peletakan bangunan masih sembarang, sehingga perlu
diredesain,
e. Ruang Guru
Observasi di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut
foto ruang guru, dapat dilihat pada gambar 2.7
Tinjauan Fisik
Bangunan ini secara fisik berlantai 1 (satu) dengan keadaan yang masih layak,
namun peletakan bangunannya masih terpisah dengan bangunan-bangunan yang
memiliki fungsi kontroling, seperti ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala
sekolah, ruang tata usaha, ruang rapat, sehingga perlu dilakukan redesain pada
bangunannya.
Tinjauan Fungsi
Bangunan ini berfungsi sebagai tempat kerja guru dan sekaligus sebagai ruang
tunggu pengajar. Dari segi fungsi bangunan ini sudah sesuai dengan fungsi, sebagai
tempat berkumpul dan ruang tunggu pengajar.
Tinjauan Estetika
Bangunan yang berfungsi sebagai ruang guru ini ditinjau dari aspek estetika belum
memenuhi syarat kriteria bangunan yang menerapkan elemen estetika, baik dari
tampilan interior maupun eksterior.
Tinjauan Perilaku
Ditinjau dari segi perilaku bangunan ini mewadahi aktivitas yang berkaitan dengan
aktivitas dari para pengajar, aktivitas bekerja, dan interaksi antar para pengajar, dari
Gambar 2.7 Foto Ruang Guru
Sumber : Observasi lapangan Putu Dian Pratama 2014.
20
aspek perilaku bangunan yang berfungsi sebagai ruang guru ini sudah sesuai dengan
fungsinya.
Tinjauan Ekonomi
Tinjauan ekonomi, bangunan ini masih dalam kriteria belum layak, karena suasana
dan kapasitas ruang tidak sesuai, menimbulkan ketidaknyamanan bagi para pengajar
ketika berada di dalam ruangan secara bersamaan.
Kesimpulan Ruang Guru
Bangunan yang berfungsi sebagai ruang guru ini, berfungsi sebagai tempat bekerja,
berkumpul, bersosialisasi dengan para pengajar, namun ruangan ini belum
memenuhi kriteria kenyamanan, sehingga bangunan ini perlu dilakukan redesain.
f. Ruang Tata Usaha
Pengamatan di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut
foto ruang tata usaha, dapat dilihat pada gambar 2.8
Tinjauan Fisik
Bangunan ini secara fisik berlaitai 1 (satu) bersebelahan dengan ruang kepala
sekolah, keadaan fisiknya masih terlihat layak, terlihat dari pemilihan furniture dan
penataan furniture yang sudah sesuai dengan besaran dan fasilitas ruangnya.
Tinjauan Fungsi
Bangunan ini berfungsi sebagai tempat bekerja para staff dari sekolah SMA Negeri 1
Seririt, ditinjau dari aspek fungsi, bangunan ini sudah sesuai dengan aktivitas yang
Gambar 2.8 Foto ruang tata usaha
Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014.
21
diwadahinya, namun tataletaknya masih perlu dirancang ulang mengingat peletakan
bangunan terpisah-pisah dengan bangunan lain yang memiliki fungsi yang sama.
Tinjauan Estetika
Ditinjau dari aspek estetika, bangunan yang berfungsi sebagai ruang tata usaha,
bangunan ini sudah menerapkan aspek estetika, terutama pada bagian fasad, yaitu
menggunakan gaya arsitektur bali, dengan pemilihan bahan seperti bata merah dan
pemilihan bahan lain yang menjadi ciri khas dari gaya arsitektur bali.
Tinjauan Perilaku
Bangunan ini mewadahi aktivitas pelayanan pendidikan, aktivitas di ruangan ini
sangat berkaitan dengan kegiatan yang ada di masing-masing ruangan seperti ruang
kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, sehingga membutuhkan tata
letak bangunan yang menunjang aktivitas pelayanan pendidikan yang berkualitas.
Tinjauan Ekonomi
Dari aspek ekonomi, bangunan yang berfungsi sebagai tempat bekerja para staff,
keadaan bangunan, bangunan ini masih layak digunakan untuk aktivitas para staff,
dilihat dari besaran ruang, pemilihan furniture, dan kelengkapan sarana.
Kesimpulan Ruang Tata usaha
Dari tinjauan fisik, fungsi, estetika, perilaku, dan ekonomi dapat disimpulkan bahwa
ruang tata usaha masih layak difungsikan sebagai tempat bekerja para staff, namun
diperlukan desain yang lebih optimal, terutama dari segi penataan bangunan agar
sirkulasi antar bangunan pengelolaan dan pelayanan pendidikan berjalan dengan
baik.
22
g. Ruang Kelas
Pengamatan di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut
foto ruang kelas, dapat dilihat pada gambar 2.9
Tinjauan Fisik
Secara fisik bangunan ini berlantai 1 (satu), bangunan ini masih layak digunakan
melihat sarana yang ada sudah lengkap, serta tampilan fasad yang sudah menerapkan
gaya arsitektur bali, ruang kelas di sekolah SMA Negeri 1 Seririt ini masih kurang
terpenuhi, mengingat jumlah siswa yang terlalu banyak yaitu 672 peserta didik
dengan 15 kelas, sehingga salah satu tingkatan kelas (kelas X) meminjam ruang
laboratorium sebagai ruang kelas sementara.
Tinjauan Fungsi
Ruang kelas ini berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran
antara pengajar kepada peserta didik, kegiatan di dalam ruang kelas ini sudah sesuai
dengan fungsi dan aktivitas yang mewadahi di dalamnya.
Tinjauan Estetika
Dari tinjauan estetika ruang ini sudah menerapkan elemen estetika, terutama pada
bagian fasad bangunan yang sudah menerapkan gaya arsitektur bali, dan pemilihan
bahan pada bagian lantai, dinding, sudah sesuai dengan standar dan fungsi ruang
kelas sebagaimana mestinya.
Gambar 2.9 Foto ruang kelas
Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014.
23
Tinjauan Perilaku
Aktivitas di dalam ruang kelas adalah aktivitas memberi dan menerima ilmu
pengetahuan, sehingga dibutuhkan desain yang mendukung aktivitas tersebut,
kegiatan di dalam kelas erat kaitannya dengan fungsi ruang, demi menciptakan ruang
kelas yang harmonis dan optimal.
Tinjauan Ekonomi
Dari segi Ekonomi, ruang ini masih layak digunakan sebagai sarana dan tempat
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, sehingga ruang kelas ini tetap
dipertahankan.
Kesimpulan Ruang Kelas
Dari tinjauan tersebut dapat disimpulkan bahwa, ruang kelas ini diredesain, dan
dilakukan dan disesuaikan fasadnya sehingga mampu mewadahi aktivitas peserta
didik, demi terciptanya pelayanan pendidikan yang berkualitas.
h. Laboratorium
Observasi di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut
foto ruang laboratorium, dapat dilihat pada gambar 2.10
Gambar 2.10 Foto Laboratorium
Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014.
24
Tinjauan Fisik
Bangunan Laboratorium dibagi menjadi 5 (lima) yaitu laboratorium fisika,
laboratorium kimia, laboratorium biologi, laboratorium bahasa, dan laboratorium
computer, secara fisik keadaan ke 5 (lima) bangunan laboratorium ini berlantai 1
(satu), keadaan bangunan masih terawat dan dalam kedaan baik dan layak, baik
sarana dan peralatan laboratorium.
Tinjauan Fungsi
Laboratorium berfungsi sebagai sarana pembelajaran yang bersifat praktek, sarana
tersebut sangat mendukung pada pembelajaran pada sistem kurikulum 2013, dari
segi fungsi, bangunan laboratorium ini belum berfungsi sesuai dengan fungsinya,
karena sebagian laboratorium, seperti laboratorium kimia dan biologi dijadikan
ruang kelas sementara.
Tinjauan Estetika
Pada bangunan laboratorium, ini hanya 2 (dua) laboratorium yang sudah menerapkan
unsur estetika seperti laboratorium komputer dan laboratorium bahasa, terutama
pada bagian fasad, sudah menunjukkan gaya arsitektur bali yang khas, sedangkan
laboratorium lain belum menampilkan unsur estetika yang signifikan pada bagian
fasadnya.
Tinjauan Perilaku
Aktivitas yang terjadi di laboratorium, adalah aktivitas pembelajaran yang bersifat
praktek, dalam kurikulum 2013 ini, peserta didik dituntut lebih aktif, mencari dan
mengembangkan pengetahuan, minat, dan bakatnya sesuai dengan kemampuannya.
Para pengajar hanya sebagai fasilitator, sehingga secara tidak langsung dibutuhkan
ruang yang tepat.
Tinjauan Ekonomi
Dari segi tampilan bangunan, sarana dan prasarana laboratorium, masih tergolong
kriteria layak, itu terlihat dari pemilihan bahan pada bangunan, dan lengkapnya
sarana dari masing-masing laboratoriumnya.
25
Kesimpulan Laboratorium
Berdasarkan tinjauan tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa bangunan
laboratorium di sekolah SMA Negeri 1 Seririt, secara fisik bangunan berdiri hanya 1
(satu) lantai, dengan tampilan bangunan yang bernuansa arsitektur bali, masih dalam
keadaan layak, namun dari segi fungsi diperlukan pengembalian fungsi, dari tempat
pembelajaran menjadi tempat pembelajaran yang bersifat praktek, sehingga perlu
dilakukan redesain.
i. Aula
Pengamatan di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut
foto aula, dapat dilihat pada gambar 2.11
Tinjauan Fisik
Secara fisik Aula SMA Negeri 1 Seririt, dalam keadaan kurang baik, mengingat aula
ini sudah berumur (tua), aula SMA Negeri 1 Seririt ini merupakan aula terbuka, dan
tempatnya diapit oleh 2 (dua) kelas yang memanjang, sehingga kegiatan belajar
mengajar menjadi terganggu.
Tinjauan Fungsi
Dilihat dari segi fungsi, aula SMA Negeri 1 Seririt ini tidak sesuai dengan fungsinya,
dimana aula ini digunakan sebagai tempat parkir oleh para guru, melihat kondisi
tersebut diperlukan suatu sistem sekolah yang lebih baik serta rancangan aula yang
sesuai dengan tempat yang lebih tepat.
Gambar 2.11 Foto aula
Sumber : Observasi lapangan , Putu Dian Pratama 2014.
26
Tinjauan Estetika
Tampilan aula SMA Negeri 1 Seririt masih belum memenuhi kriteria elemen
estetika, baik dari lantai, pilar, dan atap, masih menggunakan bahan seadanya, tidak
adanya unsur menarik yang terlihat pada tampilan bangunannya.
Tinjauan Perilaku
Kegiatan yang terjadi di aula adalah kegiatan berkumpul, menerima arahan, dan
kegiatan pendidikan yang bersifat non formal, seperti kegiatan ekstrakurikuler,
aktivitas ini tidak terwadahi dengan baik, mengingat aula tidak difungsikan sesuai
dengan fungsinya.
Tinjauan Ekonomi
Dinilai dari segi ekonomi, bangunan aula SMA Negeri 1 Seririt ini tergolong
bangunan dengan kualitas rendah, disamping faktor usia bangunan, pemilihan bahan,
fungsi, dan peletakannya dalam keadaan kurang baik.
Kesimpulan Aula
Dari tinjauan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bangunan aula SMA
Negeri 1 Seririt dalam keadaan tidak layak, baik dari tata letak , maupun keadaan
fisik bangunan, sehingga dipandang perlu dilakukan redesain pada bangunan aula
ini, baik berupa pemindahan atau demolisi dan diganti dengan rancangan yang lebih
representatif dengan menampilkan gaya arsitektrur yang khas pada bangunan.
j. Ruang Sekretariat Osis
Pengamatan di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut
foto ruang sekretariat osis, dapat dilihat pada gambar 2.12
Gambar 2.12 Foto secretariat osis
Sumber : Observasi Lapangan, Putu Dian Pratama 2014.
27
Tinjauan Fisik
Secara fisik, bangunan yang berfungsi sebagai ruang sekretariat osis ini dalam
keadaan tidak layak, mengingat ruang UKS juga terdapat didalam ruangan ini,
sehingga berdampak pada ketidaknyamanan civitas dalam melakukan aktivitas
didalam ruangan.
Tinjauan Fungsi
Fungsi dari bangunan ini berfungsi sebagai bangunan yang mewadahi aktivitas para
osis, dan anggota kesehatan, melihat kondisi ini, diperlukan luasan ruang yang lebih
besar, demi menampung peserta didik yang ingin beraktivitas didalam ruangan
tersebut.
Tinjauan Estetika
Dari tinjauan estetika dilihat dari elemen estetika, keadaan ruang secretariat yang
masih menjadi satu dengan ruang UKS, memberikan pengaruh ketidaknyamanan
bagi para peserta didik, tampilan bangunan menggunakan bahan-bahan sederahana,
tidak ada unsur yang menarik.
Tinjauan Perilaku
Aktivitas yang terjadi pada ruangan ini, berhubungan dengan kegiatan minat dan
bakat dalam bidang organisasi, dari kapasitas ruang ini, tidak mendukung aktivitas
didalamnya sehingga diperlukan rancangan ulang yang lebih tepat terkait luasan
ruang yang kurang memadai dengan civitas yang ada.
Tinjauan Ekonomi
Dinilai dari segi ekonomi, bangunan ini tidak layak dijadikan sebagai tempat
secretariat, itu terlihat pada kondisi luasan ruang yang kurang memadai dengan
civitas yang ada didalamnya.
Kesimpulan Ruang Sekretariat Osis
Dari tinjauan tersebut dapat disimpulkan bahwa ruang secretariat osis belum
memenuhi kriteria bangunan yang layak difungsikan, itu terlihat dari luas ruangan
tidak sebanding dengan kapasitas ruang, sehingga diperlukan rancangan ulang yang
28
lebih luas, sesuai dengan kebutuhan civitas yang akan menggunakan ruangan
tersebut.
k. Gudang
Pengamatan di lapangan dilakukan dengan melakukan wawancara, wawancara
dengan narasumber kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang sarana dan
prasarana.
Tinjauan Fisik
Secara fisik bangunan ini berlantai 1 (satu), keadaanya masih belum layak., karena
dindingnya masih menggunakan bata, dimensi ruangnya belum memenuhi standar
ukuran ruang yang baik.
Tinjauan Fungsi
Ditinjau dari fungsi bangunan ini sudah sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai
tempat menyimpan barang-barang kegiatan sekolah.
Tinjauan Estetika
Dari segi estetika bangunan ini belum memenuhi kriteria dalam aspek estetika,
seperti pemilihan bahan yang seadanya, serta fisik bangunan yang kurang terawat.
Tinjauan Perilaku
Aktivitas dalam ruang ini yaitu menyimpan dan mengeluarkan barang di gudang.
Tinjauan Ekonomi
Dari segi ekonomi gudang adalah salah satu elemen sekolah yang tidak memiliki
nilai ekonomis tinggi namun penting.
Kesimpulan Gudang
Kesimpulannya gudang ini memerlukan tinjauan kembali akan kebutuhannya
sehingga dapat diambil tindakan yang baik mengenainya.
29
l. Koperasi
Pengamatan di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut
foto ruang koperasi, dapat dilihat pada gambar 2.13
Tinjauan Fisik
Secara fisik koperasi ini masih belum memenuhi kriteria layak karena luasan ruang
yang kurang memadai, mengingat banyaknya civitas yang melakukan aktivitas
didalamnya.
Tinjauan Fungsi
Berfungsi sebagai tempat membeli peralatan tulis dan buku bagi peserta didik,
sebagai sarana mengembangkan dana sekolah.
Tinjauan Estetika
Estetika dari koperasi masih bermasalah kurangnya bukaan dan pemilihana cat yang
kurang mendukung keadaan koperasi.
Tinjauan Perilaku
Ketika peserta didik ingin berbelanja di koperasi, sering terjadi antrian, yang menye
babkan ketidaknyamanan, karena luasan ruang yang tidak sebanding dengan
civitasnya.
Tinjauan Ekonomi
Dari segi ekonomi koperasi sangat penting keberadaanya, demi pengembangan dana
bagi sekolah, sehingga harus tetap dipertahankan.
Gambar 2.13 Foto koperasi
Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014.
30
Kesimpulan Koperasi
Kesimpulannya koperasi memerlukan redesain untuk menyelesaikan masalahnya
dibidang estetika secara khusus.
m. Parkir
Observasi di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut
foto parkir, dapat dilihat pada gambar 2.14
Tinjauan Fisik
Kondisi fisik parkir memiliki masalah , kurangnya areal parkir didalam, sehingga
banyak kendaraan parkir diluar sekolah.
Tinjauan Fungsi
Fungsi parkir adalah sebagai areal parkir kendaraan SMA Negeri 1 Seririt, tidak
terdapat masalah mengenainya.
Tinjauan Estetika
Estetika parkir tidak bermasalah, sudah sesuai dengan elemen-elemen estetika,
penempatan pohon peneduh menjadi nilai tambah bagi parkir ini.
Tinjauan Perilaku
Tidak jelasnya perbedaan antara parkir sepeda motor dengan parkir mobil.
Tinjauan Ekonomi
Dari segi ekonomi parkir adalah salah satu elemen sekolah yang tidak memiliki nilai
ekonomis tinggi namun penting.
Gambar 2.14 Foto parkir
Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014.
31
Kesimpulan Parkir
Kesimpulan parkir membutuhkan redesain terkait masalahnya dibidang estetika dan
kondisi fisiknya.
n. Tempat suci (Padmasana)
Observasi di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut
foto tempat suci, dapat dilihat pada gambar 2.15
Tinjauan Fisik
Kondisi fisik sangat tempat suci ini sangat baik, dan sangat terawat, tepat dan layak
digunakan sebagai sarana ibadah yang penting di SMA Negeri 1 Seririt.
Tinjauan Fungsi
Fungsi tempat suci berjalan dengan baik sebagai wadah kegiatan keagamaan civitas
SMA Negeri 1 Seririt.
Tinjauan Estetika
Estetika tempat suci tidak memiliki permasalahan, namun justru menambah estetika
lingkungan.
Tinjauan Perilaku
Sekolah SMA Negeri 1 Seririt, menggunakan tempat suci dengan baik pada
kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan. Perawatan tempat ini sangat baik.
Sehingga tidak ada permasalahan yang terjadi di tempat ini.
Gambar 2.15 Foto padmasana
Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014.
32
Tinjauan Ekonomi
Menurut tinjauan ekonomi , tempat suci tidak memiliki nilai ekonomi yang tinggi
namun keberadaan elemen ini sangat penting bagi kegiatan rohani di SMA Negeri 1
Seririt.
Kesimpulan Tempat Suci
Kesimpulannya keberadaan tempat suci mutlak dipertahankan dilihat dari berbagai
bidang tempat suci tidak terdapat masalah.
o. Jamban (Toilet)
Observasi di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut
foto toilet, dapat dilihat pada gambar 2.16
Tinjauan Fisik
Secara fisik, keadaan toilet di SMA Negeri 1 Seririt belum memenuhi kriteria toilet
yang layak mengingat desain dan rancangannya seadanya, kurang terawat, terutama
pada bagian wc/toilet untuk para peserta didik.
Tinjauan Fungsi
Sebagai tempat buang air besar, dan buang air kecil. Sudah sesuai dengan fungsinya.
Tinjauan Estetika
Ditinjau dari estetika, terdapat permasalahan dari segi pemilihan bahan, dan bentuk
fisiknya yang kurang memiliki unsur estetika.
Gambar 2.16 Foto toilet
Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014.
33
Tinjauan Perilaku
Kurangnya perawatan pada toilet, menyebabkan peserta didik, malas untuk buang air
kecil.
Tinjauan Ekonomi
Dari segi ekonomi toilet tidak memiliki nilai ekonomi yang tinggi, namun
keberadaanya sangat penting.
Kesimpualan Toilet
Kesimpulannya toilet memerlukan redesain terkait fisik dan estetikanya secara
khusus.
p. Ruang BK
Pengamatan di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut
foto ruang BK, dapat dilihat pada gambar 2.17
Tinjauan Fisik
Secara fisik ruang BK keadaanya sangat baik dan sangat terawat, mengingat dalam
ruang ini terdapat aktivitas bimbingan dan konseling, sehingga diperlukan keadaan
dan situasi ruangan yang tenang, namun dengan peletakan bangunan di area ini,
diperlukan suatu redesain mengingat sirkulasi ruang dan tata letak bangunan yang
tidak baik.
Gambar 2.17 Foto ruang BK
Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014.
34
Tinjauan Fungsi
Ditinjau dari segi fungsi ruang BK berfungsi sebagai tempat mencurahkan atau
bimbingan konseling antara peserta didik dengan pengajar. Secara fungsi sudah
sesuai dengan fungsinya tidak terdapat permasalahan.
Tinjauan Estetika
Ditinjau dari segi estetika ruang BK sudah memenuhi kriteria estetis, dilihat dari
pemilihan bahan, serta tampilannya yang menarik.
Tinjauan Perilaku
Aktivitas di ruangan ini adalah aktivitas yang berhubungan dengan konseling, tidak
terdapat masalah dalam hal ini.
Tinjauan Ekonomi
Ditinjau dari segi ekonomi memiliki nilai yang penting, mengingat BK memiliki
hubungan erat dengan kegiatan yang berhubungan dengan konseling dan bimbingan
tentang pendidikan, serta masalah peserta didik.
Kesimpulan Ruang BK
Kesimpulannya Ruang BK perlu dilakukan redesain, mengingat peletakan massa
bangunan yang berdekatan dengan jalan menimbulkan kebisingan dan polla massa
bangunan yang tidak beraturan sehingga diperlukan redesain.
q. Ruang Waker
Pengamatan di lapangan dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap kepala
sekolah dan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana
Tinjauan Fisik
Kondisi fisik ruang kurang baik, dilihat dari dimensi ruang, serta pemilihan bahan
dan finishing yang belum selesai.
Tinjauan Fungsi
Ruang ini berfungsi sebagai tempat tinggal dari penjaga sekolah. Tidak terdapat
masalah dalam hal ini.
35
Tinjauan Estetika
Dari segi estetika ruang ini belum memenuhi kriteria estetis mengingat keadaan
bangunan yang sudah tua, serta masih menggunakan bahan yang kurang baik, serta
tidak terawat.
Tinjauan Perilaku
Kegiatan di ruang ini, kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan penjaga sekolah,
sebagai tempat beristirahat, dan sebagai tempat tinggal penjaga sekolah.
Tinjauan Ekonomi
Dari segi ekonomi ruang ini tidak memiliki nilai ekonomi yang tinggi, namun
keberadaannya tetap penting.
Kesimpulan Ruang Waker
Ditinjau dari beberapa fungsi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, bangunan ini
memerlukan redesain terkait dengan kondisi fisk, dan estetikanya.
2.4 Kesimpulan Tinjauan Objek
Dari analisa tinjauan objek fasilitas dan site secara keseluruhan didapatkan bahwa
dalam redesain sekolah SMA Negeri 1 Seririt, terdapat fasilitas atau bangunan-
bangunan yang perlu dipertahankan keberadaannya tanpa dilakukannya redesain
ulang, dapat dilihat pada gambar 2.22 , bangunan itu adalah :
1. Tempat suci
Gambar 2.22 Site Plan SMA Negeri 1 Seririt
Sumber : Digambar ulang Putu Dian Pratama 2014.
U
36
Berikut ini adalah kesimpulan terhadap keseluruhan fasilitas dalam site:
Tabel 2.2 Kesimpulan
No. Nama Fasilitas Keterangan
1. Ruang Kepsek Di redesain
2 Ruang Waka Di redesain
3 Ruang Rapat Di redesain
4 Perpustakaan Diredesain
5 Ruang Guru Di redesain
6 Ruang Tata Usaha Di redesain
7 Ruang Kelas Di redesain
8 Laboratorium Fisika Di redesain
9 Laboratorium Kimia Di redesain.
10 Laboratorium Biologi Di redesain.
11 Laboratorium Komputer Di redesain
12 Laboratorium Bahasa Diredesain
13 Aula Diredesain , dan dipindahkan keberadaanya
14 Koperasi Di redesain
15 Kantin Diredesain
16 Ruang UKS Diredesain
17 Ruang Sekretariat Osis Diredesain
18 Padmasana Dipertahankan
19 Ruang BK Diredesain
20 Tempat bermain Diredesain
21 Gudang Diredesain
22 Ruang Waker Diredesain
23 Wc/toilet Diredesain
24 Ruang Musik Di redesain