bab ii tinjauan teori a. kebersyukuran 1. pengertian ...repository.ump.ac.id/8605/3/nunu bab...
TRANSCRIPT
12
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kebersyukuran
1. Pengertian Kebersyukuran
Menurut Abu Ali Daqaq, syukur adalah pengakuan terhadap nikmat
yang telah diberikan Allah kepadanya dengan kedudukan-nya. Selanjutnya,
ia membagi syukur kepada beberapa bentuk seperti syukur dengan tubuh
berupa penggunaan nikmat itu dalam menaati Allah dan syukur dengan hati
berupa pengakuan serta membesarkan pemberi nikmat (Allah) (Supiana &
Karman, 2009).
Al-Ghazali (dalam Supiana & Karman, 2009) mengatakan bahwa
syukur merupakan sikap mental tertinggi dari segala sikap mental, karena
syukur bukan alat terapi tujuan. Jadi syukur merupakan muara dari segala
sikap mental yang dimiliki kaum sufi. Yahya bin Mu’az berkata: “Aku
bukanlah seorang yang bersyukur selama aku bersyukur; karena bersyukur
itu tiada henti-hentinya. Oleh karena itu, sesungguhnya syukur itu
merupakan nikmat dari Allah. Wajiblah seseorang bersyukur kepada-Nya
karena syukur itu tidak ada batas akhirnya.”
Sebagai emosi positif, kebersyukuran adalah suatu perasaan
menyenangkan yang khas, yang berwujud rasa terima kasih yang muncul
ketika individu menerima kebaikan (kidness, compassion, love), manfaat
(benefit), atau bantuan altruistik dari pihak lain terutama hal-hal yang
12
Pengaruh Efikasi Diri..., Nunu, Fak. Psikologi UMP 2018
13
sebenarrnya tidak layak diterima, yaitu hal-hal yang bukan disebabkan oleh
upaya diri sendiri Emmons, & McCullough (dalam Arif, 2016).
Definisi di atas diperjelas lebih lanjut yaitu, bahwa kebersyukuran
selalu meliputi adanya pihak lain yang memberikan sesuatu yang bernilai
kepada diri sendiri. Pihak lain berupa orang lain, Tuhan, atau alam semesta
dan bukan diri sendiri. Jadi kebersyukuran adalah emosi positif yang
sifatnya sosial, yaitu terjadi dalam konteks kebersamaan dengan orang lain.
Kedua, menyadari bahwa menerima pemberian atau kebaikan orang lain
umumnya terasa menyenangkan tetapi tidak semuannya membangkitkan
syukur.
Kamus Bahasa Inggris Oxford dalam Emmons & McCullough (2004),
mendefinisikan rasa syukur sebagai “kualitas atau kondisi berterima kasih,
apresiasi pada sebuah keinginan untuk berbuat kebaikan”. Kebersyukuran
juga dapat dikatakan sebagai perilaku seseorang yang menerima sesuatu
dengan suka rela baik secara kognitif maupun afektif serta memberi nilai
tentang apa yang diterima tersebut (Peterson, 2004) (dalam Pratama ,
Prasamtiwi, & Sartika, 2015).
Kebersyukuran sebagai konstruksi kognitif ditunjukkan dengan
mengakui kemurahan dan kebaikan hati atas berkah yang telah diterima dan
fokus terhadap hal positif di dalam dirinya saat ini. Sebagai konstruksi
emosi, kebersyukuran ditandai dengan kemampuan mengubah respons
emosi terhadap suatu peristiwa sehingga menjadi lebih bermakna
(McCullough, Tsang, & Emmons, 2004).
Pengaruh Efikasi Diri..., Nunu, Fak. Psikologi UMP 2018
14
Manfaat kebersyukuran terbukti secara ilmiah memiliki efek-efek
yang sangat positif. Menurut Emmons (Emmons, & Shelton, 2002:
Emmons, 2004) seorang profesor dan pakar peneliti tentang kebersyukuran
dari University of California, Davis; syukur yang dilakukan secara teratur
terbukti secara ilmiah memberikan manfaat-manfaat seperti baik untuk
kesehatan mental (psikologis), kesehatan fisik, maupun relasi sosial.
Dari definisi beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
kebersyukuran yaitu perasaan emosi positif, mempresentasikan hidup
menjadi lebih bermakna sehingga individu dapat menerima sesuatu dengan
suka rela.
2. Aspek-aspek Kebersyukuran
Menurut McCullough (2002) mengungkapkan aspek-aspek bersyukur
terdiri dari empat unsur, yaitu:
a. Intensity (Intensitas), seseorang yang bersyukur ketika mengalami
peristiwa positif diharapkan untuk merasa lebih intens bersyukur.
b. Frequency (Frekuensi), seseorang yang memiliki kecenderungan
bersyukur akan merasakan banyak perasaan bersyukur setiap harinya dan
syukur bila menimbulkan dan mendukung tindakan dan kebaikan
sederhana atau kesopanan.
c. Span (Jangkauan), maksudnya adalah peristiwa-peristiwa kehidupan bisa
membuat seseorang merasa bersyukur, misalnya merasa bersyukur atas
keluarga, pekerjaan, kesehatan, dan lain-lain.
Pengaruh Efikasi Diri..., Nunu, Fak. Psikologi UMP 2018
15
d. Density, maksudnya adalah orang yang bersyukur diharapkan dapat
menuliskan lebih banyak nama-nama yang dianggap telah membuatnya
bersyukur, termasuk Sang Pencipta, orang tua, teman, keluarga, dan lain
sebagainya.
Kesimpulan dari aspek-aspek kebersyukuran di atas yaitu intensity
(intensitas), frequency (frekuensi), span (jangkauan) dan density.
Al-Munajjid (2006) menjelaskan bahwa syukur dapat muncul
dikarenakan 3 aspek, yaitu:
a. Mengenal Nikmat
Menghadirkan dalam hati, menyadari dan meyakinkan bahwa segala
sesuatu keajaiban yang dimiliki dan dilalui merupakan nikmat Allah
b. Menerima Nikmat
Nikmat itu bukan karena keberhakan kita untuk mendapatkannya akan
tetapi karena itu bentuk karunia dan kemurahan Tuhan.
c. Memuji Allah atas pemberian Nikmat
Mengungkapkan dengan lisan dan menggunakan nikmat yang telah
diterima untuk hal-hal yang diridhai.
Pengaruh Efikasi Diri..., Nunu, Fak. Psikologi UMP 2018
16
3. Jenis-jenis Bersyukur
Peterson dan Seligman (2004), membedakan bersyukur menjadi dua
jenis, yaitu:
a. Personal adalah rasa berterima kasih yang ditujukan kepada orang lain
yang khusus yang telah memberikan kebaikan.
b. Transpersonal adalah ungkapan terima kasih terhadap Tuhan atau alam
semesta-Nya.
4. Karakteristik Kebersyukuran
Karakteristik perbuatan baik yang membangkitkan kebersyukuran
adalah kondisi-kondisi yang kondusif bagi munculnya kebersyukuran.
a. Persepsi akan adanya niat baik (Heider, 1958) dalam (Arif, 2016) orang
lain untuk berbuat baik pada individu. Bilamana individu memiliki
persepsi bahwa seseorang telah memiliki niat baik yang tulus untuk
memberikan kidness, love, compassion atau pemberian/bantuan altruistik,
maka niat baik itu sudah cukup membangkitkan kebersyukuran,
sekalipun misalnya pemberian dari orang lain tidak sampai terlaksana
atau tidak terlaksana dengan sempurna.
b. Persepsi bahwa suatu perbuatan baik itu tidak dengan mudah dilakukan,
melainkan membutuhkan pengorbanan dari pemberi (McCullough, et. al.,
2001). Ketika individu memiliki persepsi bahwa suatu perbuatan baik
dilakukan dengan sangat mudah oleh pemberi dan tidak begitu tergerak
olehnya.
Pengaruh Efikasi Diri..., Nunu, Fak. Psikologi UMP 2018
17
c. Pemberian adalah hal yang bernilai tinggi bagi diri individu. Setiap orang
mempunyai area-area kehidupan yang sangat penting dan bernilai bagi
diri individu. Area-area kehidupan itu akan memiliki makna emosional
yang besar bagi diri. Jika suatu pemberian/pertolongan terkait dengan
area kehidupan yang bernilai tersebut, maka pemberian/pertolongan itu
jadi sangat berharga dan karenanya membangkitkan rasa syukur yang
besar (Tsang, 2007) dalam (Arif, 2016).
d. Persepsi bahwa pemberi telah memberi atau menolong, bukan sekadar
karena oleh kewajiban, atau pemberi telah memberi melebihi
kewajibannya (Emmons, & Crumpler, 2000). Jika seseorang memiliki
persepsi bahwa pemberian/pertolongan yang diberikan memang
merupakan kewajiban dari pemberi, maka umumnya ia tidak akan merasa
bersyukur dan berterima kasih kepadanya.
Karakteristik kebersyukuran dapat disimpulkan yaitu persepsi akan
adanya niat baik orang lain untuk berbuat baik pada individu, kemudian
persepsi lain adalah bahwa suatu perbuatan baik tidak mudah dilakukan,
melainkan membutuhkan pengorbanan dari orang lain atau pemberi, dan
pemberian adalah hal yang bernilai tinggi bagi diri individu. Persepsi bahwa
pemberi telah memberi atau menolong dengan ikhlas.
Pengaruh Efikasi Diri..., Nunu, Fak. Psikologi UMP 2018
18
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebersyukuran
Menurut McCullough, Emmons, & Tsang (2002) faktor yang
mempengaruhi kebersyukuran adalah sebagai berikut:
a. Emotionality atau Well-being (Kesejahteraan Emosi)
Orang bersyukur mempunyai pengaruh terhadap emosi positif dan
subjective well-being. Oleh karena itu, disposisi bersyukur merupakan
kecenderungan dasar untuk mengalami emosi positif dan subjective well-
being atau tingkatan dimana seseorang bereaksi secara emosional dan
merasa menilai kepuasan hidupnya.
b. Prosocially (Prososial)
Secara khusus, rasa syukur dianggap prososial karena dapat
mempengaruhi respon dan motivasi seseorang terhadap perilaku orang
lain untuk berkontribusi pada kesejahteraan seseorang.
c. Spirituality atau Religiousness (Spiritual atau Religiusitas)
Berkaitan dengan keagamaan dan keimanan, dalam hal ini bersyukur
dapat berorientasi pada pengakuan manusia yang memiliki kekuatan
dalam berkontribusi terhadap kesejahteraan manusia yang lebih luas, arti
yang lebih eksistensial seperti keberuntungan, kesempatan, Tuhan, atau
beberapa hal tentang konsep Tuhan.
Berdasarkan hal itu maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi kebersyukuran adalah emotionality atau well-being
(kesejahteraan emosi), prosocially (prososial) dan spirituality atau
religiousness (spiritual atau religiusitas).
Pengaruh Efikasi Diri..., Nunu, Fak. Psikologi UMP 2018
19
B. Efikasi Diri
1. Pengertian Efikasi Diri
Bandura (1997) dalam (Friendman & Miriam, 2006) menambahkan
satu elemen kognitif penting lain ke dalam teorinya: self efficacy. Self
efficacy adalah ekspektasi keyakinan (harapan) tentang seberapa jauh
seseorang mampu melakukan satu perilaku dalam suatu situasi tertentu. Self
efficacy yang positif adalah keyakinan untuk mampu melakukan perilaku
yang dimaksud. Tanpa self efficacy (keyakinan tertentu yang sangat
situasional), orang bahkan tidak ingin mencoba melakukan suatu perilaku.
Menurut Santrock (2003), efikasi diri merupakan kepercayaan
seseorang atas kemampuannya dalam menguasai situasi dan menghasilkan
sesuatu yang menguntungkan. Menurut Bandura dalam (Friendman &
Miriam, 2006) self efficacy menentukan bagaimana individu akan
menunjukkan perilaku tertentu, sekuat apa yang akan dapat bertahan saat
menghadapi kesulitan atau kegagalan, dan bagaimana kesuksesan atau
kegagalan dalam satu tugas tertentu mempengaruhi perilaku kita di masa
depan.
Cervone, (2004) dalam (Friendman & Miriam, 2006), Self efficacy
juga dapat dipandang sebagai sesuatu yang muncul dari interaksi struktur
pengetahuan (apa yang diketahui orang tentang dirinya dan dunia) dan
proses penilaian dimana seseorang terus menerus mengevaluasi situasinya.
Self efficacy adalah persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat
berfungsi dalam situasi tertentu. Self efficacy berhubungan dengan
Pengaruh Efikasi Diri..., Nunu, Fak. Psikologi UMP 2018
20
keyakinan diri memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan.
Self efficacy adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang
baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai
dengan yang dipersyaratkan (Alwilsol, 2009).
Pervin (dalam Widjaja, 2010), mengatakan bahwa efikasi diri yang
rendah berhubungan dengan proses mencapai kematangan karier, adalah
kebimbangan dalam pembuatan keputusan karier, masalah-masalah dalam
mengembangkan identitas vokasional/kejuruan yang jelas, dan ketidak-
pastian dalam menentukan pilihan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa efikasi diri yaitu kepercayaan atau
keyakinaan seseorang dalam menguasai situasi dan bertindak secara positif
kemudian dapat menghadapi kesulitan yang negatif atau kegagalan sehingga
dapat mengatasi masalah yang ada.
2. Aspek-aspek Efikasi Diri
Bandura (1986) (dalam jurnal Mahmudi & Suroso, 2014)
mengungkapkan bahwa perbedaan efikasi diri pada setiap individu terletak
pada tiga aspek, yaitu magnitude (tingkat kesulitan tugas), strength
(kekuatan keyakinan), dan generality (generalitas).
Masing-masing aspek mempunyai implikasi penting di dalam kinerja
individu yang secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Magnitude (tingkat kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan
dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada
Pengaruh Efikasi Diri..., Nunu, Fak. Psikologi UMP 2018
21
pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasarkan ekspektasi
efikasi pada tingkat kesulitan tugas.
b. Strength (kekuatan keyakinan), yaitu aspek yang berkaitan dengan
kekuatan keyakinan individu atas kemampuannya. Pengharapan yang
kuat dan mantap pada individu akan mendorong untuk gigih dalam
berupaya mencapai tujuan walaupun mungkin belum memiliki
pengalaman-pengalaman yang menunjang.
c. Generality (generalitas), yaitu hal yang berkaitan dengan luas cakupan
tingkah laku diyakini oleh individu mampu dilaksanakan. Individu dapat
merasa yakin terhadap kemampuan dirinya. Tergantung pada
pemahaman kemampuan dirinya yang terbatas pada serangkaian aktivitas
dan situasi yang lebih luas dan bervariasi.
Kesimpulan dari aspek-aspek efikasi diri di atas adalah magnitude
(tingkat kesulitan tugas), strength (kekuatan keyakinan), dan generality
(generalitas).
Pengaruh Efikasi Diri..., Nunu, Fak. Psikologi UMP 2018
22
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efikasi Diri
Bandura dalam (Feist & Feist, 2013), efikasi personal didapatkan,
ditingkatkan, atau berkurang melalui salah satu atau kombinasi dari empat
sumber:
a. Pengalaman Menguasai Sesuatu (Mastery Eksperience)
Pengalaman menguasai sesuatu yaitu performa masa lalu. Secara umum,
performa yang berhasil akan menaikan efikasi diri individu, sedangkan
pengalaman pada kegagalan akan menurunkan.
b. Modeling Sosial
Efikasi diri meningkat saat kita mengobservasi pencapaian orang lain
yang mempunyai kompetensi yang setara, namun akan berkurang saat
melihat rekan sebaya gagal.
c. Persuasi Sosial
Meningkatkan efikasi diri melalui persuasi sosial, dapat menjadi efektif
hanya bila kegiatan yang ingin didukung untuk dicoba berada dalam
jangkauan perilaku seseorang.
d. Kondisi Fisik dan Emosional
Emosi yang kuat biasanya akan mengurangi performa, saat seseorang
mengalami ketakutan yang kuat, kecemasan akut, atau tingkat stres yang
tinggi, kemungkinan akan mempunyai ekspetasi efikasi diri yang rendah.
Kesimpulan faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri di atas yaitu
meliputi pengalaman menguasai sesuatu (mastery eksperience), modeling
sosial, persuasi sosial, dan kondisi fisik serta emosional.
Pengaruh Efikasi Diri..., Nunu, Fak. Psikologi UMP 2018
23
C. Peserta Didik kelas X & XI dan Beasiswa
1. Pengertian Peserta Didik
Sarwono (2006) menyatakan bahwa peserta didik adalah setiap orang
yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di dunia pendidikan.
Menurut pasal 1 ayat (4) Undang - Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional bahwa peserta didik yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Sedangkan menurut ahli psikologi kognitif yaitu
memahami anak didik “murid” sebagai manusia yang mendayagunakan
ranah kognitifnya semenjak berfungsinya kapasitas motor dan sensorinya
(Piaget, 2003).
2. Pengertian Beasiswa
Keadaan lemah sering diindetikan dengan kemiskinan. Miskin
diartikan serba kekurangan (berpenghasilan rendah). Peraturan Pemerintah
Pasal 27 ayat (1) Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
bagian kelima, menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah
sesuai kewenangannya memberi bantuan biaya pendidikan atau beasiswa
kepada peserta didik yang orangtua atau walinya tidak mampu membiayai
pendidikannya. Pasal 27 ayat (2), menyebutkan bahwa Pemerintah dan
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya dapat memberi beasiswa
kepada peserta didik yang berprestasi, itu merupakan dasar-dasar mengapa
beasiswa sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Beasiswa berfungsi
Pengaruh Efikasi Diri..., Nunu, Fak. Psikologi UMP 2018
24
sebagai bantuan dana bagi peserta didik yang kurang mampu maupun yang
berprestasi untuk memperoleh pendidikan yang layak yang diberikan oleh
suatu lembaga pemerintah maupun swasta (Bellado, 2013).
D. Pengaruh Efikasi Diri terhadap Kebersyukuran Pada Peserta Didik kelas
X dan XI Penerima Beasiswa
Peserta didik dengan efikasi diri yang tinggi lebih mungkin untuk
bertahan dengan usaha pada tugas belajar daripada peserta didik dengan efikasi
diri rendah (Schunk & Pajares, 2009) dalam (Santrock, 2014). Satu studi
menunjukkan bahwa remaja dengan efikasi diri tinggi memiliki aspirasi
akademik yang lebih tinggi, menghabiskan lebih banyak waktu melakukan
pekerjaan rumah, dan lebih mungkin untuk mengasosialisasikan kegiatan
belajar dengan pengalaman yang optimal daripada rekan dengan efikasi diri
rendah Bassi (dalam Santrock, 2014). Penelitian baru menemukan bahwa
peserta didik dengan efikasi diri tinggi dalam membaca dan menulis lebih
mungkin untuk mengadopsi pendekatan berorientasi strategi mendalam dalam
belajar, sementara rekan-rekan yang dengan efikasi diri rendah cenderung
mengambil pendekatan ditingkat permukaan (Prat-Sala & Redford, 2010)
dalam (Santrock, 2014).
Sehingga ketika peserta didik penerima beasiswa memiliki harapan untuk
dapat mencapai keinginan maka perlu memiliki efikasi diri yang tinggi, dan
setelah hal tersebut tercapai maka akan timbul rasa terima kasih terhadap Sang
Pencipta maupun orang lain yang telah membantunya. Kemudian dapat dilihat
Pengaruh Efikasi Diri..., Nunu, Fak. Psikologi UMP 2018
25
bahwa terdapat pengaruh antara efikasi diri terhadap kebersyukuran pada
peserta didik kelas X dan XI yang memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat
menyelesaikan berbagai tuntutan di sekolah dan dapat mempengaruhi
bagaimana cara individu mengatasi berbagai kendala dan tekanan yang datang
ketika menjalankan peran sebagai pelajar.
E. Kerangka Berfikir
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dijelaskan bahwa
setelah kebersyukuran dapat dimiliki oleh semua orang, baik peserta didik yang
pandai maupun kurang pandai, kaya ataupun yang kurang mampu (miskin) di
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 dan Sekolah Menengah Atas Negeri
5 Purwokerto. Kebersyukuran dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan
individu dari emosi dan ego. Syukur melengkapi pikiran dan perasaan individu
dengan positif dalam hidup seseorang. Bila peserta didik merasa bersyukur
akan mudah bisa mengalami kualitas keindahan dalam hidupnya (Belton).
Peserta didik yang memiliki perasaan emosi positif seperti rasa syukur
biasanya individu mampu melakukan tindakan yang positif, sebaliknya jika
individu tidak memiliki emosi yang positif selanjutkan individu merasa
penghargaan dirinya lemah dan pandangan hidup yang negatif. Penelitian
Wood, Joseph, dan Linley (2007) menemukan bahwa syukur berkorelasi positif
dengan reinterpretasi positif, koping aktif, perencanaan hidup dan berkorelasi
negatif dengan perilaku menyalahkan.
Pengaruh Efikasi Diri..., Nunu, Fak. Psikologi UMP 2018
26
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dilakukan dalam studi
pendahuluan, efikasi diri diidentifikasi sebagai pengaruh terhadap
kebersyukuran seseorang. Kebersyukuran peserta didik kelas X dan XI
penerima beasiswa dapat diukur dari aspek-aspek penerimaan diri yang akan
diuraikan dalam bentuk skala kebersyukuran. Sedangkan efikasi diri peserta
didik kelas X dan XI penerima beasiswa dapat diukur dari aspek-aspek efikasi
diri yang akan diuraikan dalam bentuk skala efikasi diri.
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan menguji pengaruh efikasi diri
terhadap kebersyukuran pada peserta didik kelas X dan XI penerima beasiswa
dan seberapa besar pengaruhnya.
Gambar 1 Kerangka Berfikir
Efikasi Diri
1. Magnitude
(tingkat
kesulitan
tugas)
2. Strength
(kekuatan
keyakinan)
3. Generality
(generalitas)
Kebersyukuran
1. Intensity
(Intensitas)
2. Frequency
(Frekuensi)
3. Span
(Jangkauan)
4. Density
Peserta Didik
kelas X dan XI
Penerima
Beasiswa
Pengaruh Efikasi Diri..., Nunu, Fak. Psikologi UMP 2018
27
F. Hipotesis
Berdasarkan uraian permasalahan dan teori yang telah dijelaskan, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh efikasi diri
terhadap kebersyukuran pada peserta didik kelas X dan XI penerima beasiswa
di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 5 Purwokerto.
Pengaruh Efikasi Diri..., Nunu, Fak. Psikologi UMP 2018