bab ii tinjauan teori nutrisi

24
BAB II TINJAUAN TEORI 1. Pengertian Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. ( Wartonah, 2006 ) Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. ( Alimul Hidayat, 2006 ) Gizi ( Nutrition ) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang di konsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. (Supariasa, 2001)

Upload: parinata

Post on 12-Jun-2015

14.739 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Tinjauan Teori nutrisi

BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan

penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima

makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan

tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi

dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang

terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan

penyakit. ( Wartonah, 2006 )

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh

yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.

( Alimul Hidayat, 2006 )

Gizi ( Nutrition ) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang di

konsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan,

metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan

kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan

energi. (Supariasa, 2001)

Nutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh, enam kategori

zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.

(Potter, 2005)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan nutrisi adalah zat-zat gizi dan

zat lain yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan energi dan digunakan dalam

aktivitas tubuh untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal

dari organ-organ.

2. Fungsi/ Pengaturan

Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ

dan pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim,

pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada

Page 2: Bab II Tinjauan Teori nutrisi

semua reaksi biokimia dalm tubuh. Proses metabolic dapat menjadi anabolic

(membangun) atau katabolic (merusak). Makanan dimakan, dicerna, dan diserap

untuk menghasillkan energi yang diperlukan untuk reaksi ini.

1. Keseimbangan energi

Energi adalah kekuatan untuk bekerja, manusia membutuhkan energi untuk terus

menerus berhubungan dengan linkungannya.

Keseimbangan energi = Pemasukan energi – pengeluaran energi

Atau

Pemasukan energi = Total pengeluaran energi (panas + kerja + energi yang di

simpan)

a. Pemasukan energi

Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi

makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Besarnya

energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. 1 kalori juga disebut 1 kalori

besar ( K ) atau kkal adalah jumlah panas yang di butuhkan untuk

menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °c. 1 kkal = 1 K atau sama dengan 1000

kalori.

b. Pengeluaran energi

Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men-

support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh

berbentuk senyawa phospat seperti ATP. Kebutuhan energi seseorang

ditentukan oleh BMR dan aktivitas fisik.Jika nilai pemasukan energi lebih

kecil dari pengeluaran energi maka akan terjadi keseimbangan negative,

sehingga cadangan makanan dikeluarkan, hal ini berakibat pada

penurunan berat badan. Sebaliknya, jika pemasukan energi lebih banyak

dari pengeluaran energi maka terjadi keseimbangan positif, kelebihan

energi akan disimpan dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat

badan.

c. Basal Metabolisme Rate (BMR)

Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat

istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung,

Page 3: Bab II Tinjauan Teori nutrisi

perbafasan, peristaltic usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh. Kebutuhan

kalori basal di pengaruhi oleh: usia, jenis kelamin, tinggi dan berat badan,

kelainan endokrin, suhu lingkungan, keadaan sakit, keadaan hamil,

keadaan stress dan ketegangan.

Sistem yang berperan dalam pemenuhan nutrisi adalah system pencernaan

yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran

pencernaan dimulai dari mulut sampai anus. Sedangkan organ asesoris

terdiri atas hati, kantong empedu, dan pangkreas. Ketiga organ ini

membantu terlaksanya system pencernaan makanan secara kimiawi.

Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa proses. Mulai dari

pencernaan, absorbsi, metabolisme, dan penyimpanan hingga eliminasi.

a) Pencernaan

Pencernaan makanan terdiri dari pemecahan mekanik dengan

mengunyah, mengaduk dan menggabungkan dengan cairan dan reaksi

kimia sehingga makanan berkurang menjadi bentuk yang paling

sederhana. Tiap bagian dari sistem gastrointestinal memiliki fungsi

pencernaan dan penyerapan yang penting.

Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah secara

mekanik dengan mengunyah. Makanan di campur dengan saliva yang

mengandung ptialin ( amilase saliva ), suatu enzim yang bertindak

pada zat tepung, untuk memulai konversinya menjadi maltosa. Protein

dan lemak dipecahkan secaraa fisik tetapi tetap tidak berubah secara

kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan nutrisi ini.

Mengunyah mengurangi partikel-partikel makanan pada ukuran yang

cocok untuk menelan, dan saliva menyediakan lubrikasi untk

memudahkan makanan yang selanjutnya. Makanan yang telah ditelan

memasuki esopagus dan bergerak sepanjangnya dan dengan kontraksi

otot seperti gelombang (peristaltik). Massa makanan yang berada pada

kardiak spinkter, berlokasi pada pembukaan atas lambung,

Page 4: Bab II Tinjauan Teori nutrisi

menyebabkan spinkter relaksasi dan memungkunkan makanan masuk

lambung.

Di dalam lambung, pepsinogen di sekresikan dan diaktifkan oleh asam

hidrokolik menjadi pepsin, enzim pemecah protein. Lambung juga

mengeluarkan sejumlah kecil lipase dan amilase untuk mencerna

lemak dan zat tepung secara berturut-turut. Lambung juga bertindak

sebagai penyimpanan dan makanan menetap di dalam perut kira-kira 3

jam, dengan rentang dari 1-7 jam.

Makanan meninggalkan lambung pada spinkter pilorik sebagai asam,

massa cair yang disebut kimus. Kimus mengalir ke duodenum dan

bercampur cepat dengan empedu, getah intestinal, sekresi pangkreas.

Peristaltik terjadi terus menerus dalam usus kecil, mencampur sekresi

dengan kimus.

b) absorbsi

Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Sepanjang

daerah ini terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk

meningkatkan area permukaan absorbsi. Nutrient diabsorbsi oleh

difusi pasif dan osmosis, transport aktif, dan pinositosis.

c) Metabolisme

Nutrien diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang

ditransportasikan melalui system sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui

perubahan kimia dari metabolisme, nutrien diubah ke jumlah substansi

yang diperlukan oleh tubuh.

Dua tipe dasar metabolisme adalah anabolisme dan katabolisme.

Anabolisme merupakan produksi dari substansi kimia yang lebih

kompleks dengan sintesis nutrient. Katabolisme merupakan

pemecahan substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana.

d) Penyimpanan

Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh disimpan

dalam jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan

adalah lemak, yang disimpan sebagai jaringan adiposa. Glikogen

Page 5: Bab II Tinjauan Teori nutrisi

disimpan dalam cadangan kecil di hati dan jaringan otot dan protein

dan protein disimpan dalam massa otot. Ketika keperluan energi tubuh

melebihi persediaan energi dari nutrient yang dimakan, maka energi

yang disimpan digunakan. Sebaliknya energi yang tidak digunakan

harus disimpan terutama lemak.

e) Eliminasi

Isi usus bergerak melalui segmen usus besar yang bervariasi dengan

peristaltik. Sebagian material bergerak kearah rectum, air diabsorpsi

kedalam mukosa. Material yang lebih panjang tetap tinggal dalam usus

besar, lebih banyak air diabsorpsi dan menjadi lebih keras material

padat yang tetap. Feces mengandung selulosa dan substansi yang

berserat sehingga tubuh tidak mampu mencerna sel yang mengelupas

dari dinding intestinal usus, mucus, sekresi digestif, air dan

mikroorganisme.

3. Nilai – Nilai Normal dan Cara Perhitungan

Pengukuran antropometrik

Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar

lengan. Untuk mengkaji status gizi secara akurat, beberapa pengukuran secara

specifik juga diperlukan dan pengukuran ini mencakup Indeks Massa Tubuh

(IMT), Berat Badan Relatif (BBR), dan Ratio Lingkar Pinggang Pinggul (LPP).

a. Lingkar Lengan

1) Lipatan Triseps

Pengukuran lipatan triseps dimaksudkan untuk menentukan status

lemak tubuh sementara pengukuran LLA dan LOLA untuk mengetahui

status protein otot.

Cara pengukuran : Lengan yang lipatan triseps akan diukur

dibiarkan digantung bebas disisi tubuh. Peganglah lipatan kulit tersebut

seperti menjepitnya dengan ibu jari dan telunjuk tangan sedikit diatas

titik tengah lengan atas. Menggunakan kaliper untuk mengukur tebalnya,

tunggu 2 hingga 3 detik, kemudian bacalah hasil pengukuran tersebut

Page 6: Bab II Tinjauan Teori nutrisi

pada 1,0 mm yang terdekat. Ulangi prosedur pengukuran hingga 3x

hitung rata-rata dari hasil pengukuran.

Nilai Normal :

11,3mm untuk laki-laki

14,9 mm untuk wanita.

2) Lingkar Lengan Atas (LLA)

Menggunakan pita pengukur dan melingkarkan pita tersebut pada titik

tengah lengan atas yang non dominan. Dengan lengan dalam posisi

bergantung bebas, kencangkan pita pengukur yang telah dipasang

melingkari titik tengah lengan atas tanpa menimbulkan penekanan pada

jaringan lunak. Lakukan pembacaan pada centimeter terdekat.

Nilai Normal :

26,3 cm untuk laki-laki

25,7 cm untuk wanita

3) Lingkar Otot Lengan Atas (LOLA)

LOLA (cm) = LLA (cm) – [0,314 x tebal kulit triseps (mm)]

Nilai Normal :

22,8 cm untuk laki-laki

20,9 cm untuk wanita

b. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Rumus :

IMT = BB Kg

TB2 (m)

Kategori status gizi: IMT :

1) Kurus (kekurangan BB tingkat berat) < 17

2) Kurus (kekurangan BB tingkat ringan) 17,0-18,5

3) Normal 18,5-25,0

4) Gemuk (kelebihan BB Tingkat ringan) 25,0-27,0

5) Gemuk (kelebihan BB Tingkat berat) >27,0

Page 7: Bab II Tinjauan Teori nutrisi

c. Berat Badan Relatif (BBR)

Rumus :

BB = BB x 100%

(TB-100)

Nilai Standar :

< 90 % underweight

90-110 % Berat Normal

> 110% Overweight

> 120% obesitas/ gemuk.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat

mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh

kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami

kebutuhan gizi.

b. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi

dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, dibeberapa daerah tempe

yang merupakan sumber protein yang paling murah tidak dijadikan bahan

makanan yany layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap

mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.

c. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan

tertentu juga dapat mempengaruhi status gizi. Misalnya, dibeberapa daerah

terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja padahal

makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik.

d. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat

mengakibatkan kurangnya variasi makanan sehingga tubuh tidak memperoleh

Page 8: Bab II Tinjauan Teori nutrisi

zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan

merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang

diharapakan.

e. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena

penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh

karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu

mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan

kondisi perekonomian rendah.

f. Status kesehatan

Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat

Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena

efek samping obat.

g. Faktor Psikologis

Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi

individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat

Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis.

Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).

h. Alkohol dan Obat

Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada

defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol

daripada makanan, dan alcohol menggantikan makanan dan menekan

nafsu makan.

Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal

Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat

gizi esensial

Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi

absorpsi zat gizi di dalam intestine.

Page 9: Bab II Tinjauan Teori nutrisi

5. Masalah Kebutuhan Nutrisi

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan

kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung

Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.

a. Kekurangan Nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam

keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat

ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.

Tanda klinis :

Berat badan 10-20% dibawah normal

Tinggi badan dibawah ideal

Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar

Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot

Adanya penurunan albumin serum

Adanya penurunan transferin

Kemungkinan penyebab

Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori

akibat penyakit infeksi atau kanker.

Disfagia karena adanya kelainan persarafan

Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa

Nafsu makan menurun

b. Kelebihan Nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami

seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan

kebutuhan metabolisme secara berlebihan.

Tanda klinis :

Berat badan lebih dari 10% berat ideal

Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)

Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita

Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.

Page 10: Bab II Tinjauan Teori nutrisi

Kemungkinan penyebab :

Perubahan pola makan

Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.

c. Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai

lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi

kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori

d. Malnutrusi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan

kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai

masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala

umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup

atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan

penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain-

lain.

e. Diabetes Melitus

Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang

ditandai dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan

insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.

f. Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh

berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya

obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.

g. Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering

disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini,

penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya

hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.

h. Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan

oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.

Page 11: Bab II Tinjauan Teori nutrisi

i. Anoreksia Nervosa

Gangguan ini merupakan penurunan berat badan secara mendadak

dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan

badan nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energy.

j. Marasmus

Marasmus adalah MEP berat yang disebabkan oleh defisiensi

makanan sumber energi (kalori), dapat terjadi bersama atau tanpa disertai

defsiensi protein. Bila kekurangan sumber kalori dan protein terjadi

bersama dalam waktu yang cukup lama maka anak dapat berlanjut ke

dalam status marasmik kwashiorkor.

k. Kwasiorkor

Kwashiorkor adalah MEP berat yang disebabkan oleh defisiensi

protein. Penyakit kwashiorkor pada umumnya terjadi pada anak dari

keluarga dengan status sosial ekonomi yang rendah karena tidak mampu

menyediakan makanan yang cukup mengandung protein hewani seperti

daging, telur, hati, susu dan sebagainya. Makanan sumber protein

sebenarnya dapat dipenuhi dari protein nabati dalam kacang-kacangan

tetapi karena kurangnya pengetahuan orang tua, anak dapat menderita

defisiensi protein.

6. Pengkajian keperawatan

Pengkajian keperwatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi

pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang

berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.

Komponen penting dalam pengkajian kebutuhan nutrisi

1) Anamnesis riwayat diet

a. Food recall 24 jam; pola makan yang lazim dan frekuensi makan

b. Alergi, kegemaran, intoleransi terhadap makanan

c. Riwayat berat badan

Page 12: Bab II Tinjauan Teori nutrisi

2) Kemampuan makan

Bebarapa hal yang perlu dikaji dalam kemampuan makan, antara lain

kemampuan mengunyah, menelan, dan makan sendiri tanpa bantuan orang

lain.

3) Pengetahuan tentang nutrisi

Aspek lain yang sangat penting adalah penentuan tingkat pengetahuan

pasien mengenai nutrisi.

4) Nafsu makan, jumlah asupan

5) Tingkat aktivitas

6) Pengonsumsian obat

7) Penampilan fisik

Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik terhadap aspek-

aspek berikut: rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan

tidak mengalami kebotakan bukan karena factor usia. Daerah di atas kedua

pipi dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap. Mata cerah dan tidak ada

rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah. Daerah bibir tidak kering, pecah-

pecah ataupun mengalami pembengkakan. Lidah berwarna merah gelap, tidak

berwarna merah terang, dan tidak ada luka permukaan. Gusi tidak bengkak,

tidak mudah berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi harus rapat serta erat

tidak tertarik kebawah sampai di bawah permukaan gigi. Gigi tidak berlubang

dan tidak berwarna. Kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak

kemerahan, atau tidak terjadi perdarahan yang berlebihan. Kuku jari kuat dan

berwarna merah muda.

8) Pengukuran antropometri

a. Berat badan, tinggi badan

b. Lingkar otot lengan atas (LOLA), lipatan kulit trisep

c. Rasio lingkar pinggang- panggul

d. Indeks massa tubuh (IMT)

e. Berat badan relative (BBR)

Page 13: Bab II Tinjauan Teori nutrisi

9) Pemeriksaan laboratorium

a. Elektrolit; indikasi status cairan

b. Indicator status mineral (zat besi, dll)

c. Kadar vitamin/ mikronutrien

d. Intoleransi substrat (protein, karbohidrat, atau lemak)

e. Simpanan protein visceral

Pengkajian keperawatan masalah nutrisi

A = Antropometri = BB, TB, LILA, IMT, BBR

B = Biokimia = Hemoglobin, albumin, hematokrit, Gula Darah, Globulin

C = Clinis = Penampilan klien (Mual, muntah, konjungtiva anemis, dsb)

D = Diet = Jenis

7. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada masalah kebutuhan nutrisi

adalah

1) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, yang berhubungan dengan

Peningkatan laju metabolik

Asupan nutrient yang tidak adekuat dalam diet

Peningkatan kehilangan nutrient melalui cairan gastrointestinal

Kesulitan mengunyah atau menelan

Intoleransi makanan

Kurangnya pengetahuan dasar nutrisi

Hilangnya nafsu makan

Mual/ muntah

2) Perubahan nutrisi: lebih dar kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

Penurunan laju metabolic

Asupan nutrient dan kilokalori yang berlebihan dalam diet

Latihan atau aktivitas yang tidak adekuat

3) Resiko perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan

Page 14: Bab II Tinjauan Teori nutrisi

Peningkatan nafsu makan

Pola asupan makanan yang disfungsional

Memusatkan asupan makanan pada malam hari

8. Rencana keperawatan

1) Diagnosa keperawatan: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan asupan yang tidak adekuat dalam diet, kesulitan

mengunyah atau menelan, hilangnya nafsu makan, mual/ muntah, kurangnya

pengatahuan dasar nutrisi

Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, akan menunjukan

peningkatan berat badan, peningkatan nafsu makan, tidak ada mual dan

muntah, peningkatan pengetahuan tentang makanan bergizi

Intervensi keperawatan:

a. Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan

nafsu makan

Rasional: Mengurangi penyabab penurunan nafsu makan

b. Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering

dengan memperhatikan jumlah kalori

Rasional: Makanan kesukaan dapat meningkatkan nafsu makan

c. Timbang berat badan klien

Rasional: Mengetahui keadekuatan nutrisi

d. Menata ruangan senyaman mungkin

Rasional: Menciptakan suasana makan yang nyaman

e. Menurunkan stress psikologi

Rasional: stress psikologi dapat menuntun nafsu makan

f. Sajikan makanan mudah dicerna

Rasional: memudahkan klien yang kesulitan menelan

g. Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori

Rasional: Mengatur pola diet yang seimbang dan bergizi

Page 15: Bab II Tinjauan Teori nutrisi

2) Diagnosa keperawatan: Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

berhungan dengan penurunan laju metabolic, asupan nutrient dan kilokalori

yang berlebihan dalam diet, latihan atau aktivitas yang tidak adekuat

Tujuan Setelah dialakukan tindakan keperawatan pada klien, klien akan

menyadari masalah berat badan, berpartisipasi dalam program penurunan

berat badan yang terstruktur, berpartisipasi dalam program latihan yang

teratur.

Kriteria hasil: Klien akan menurunkan berat badan atau mempertahankan pada

berat badan ideal, menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu

tertentu.

Intervensi keperawatan

a. Hindari makanan yang mengandung lemak

Rasional: Mengurangi penimbunan lemak tubuh

b. Berikan motivasi untuk menurunkan berat badan

Rasional: Memberikan pemahaman akan pentingnya berat badan ideal

c. Lakukan program olahraga

Rasional: Membakar lemak- lemak tubuh

d. Timbang berat badan pasien pada interval yang sesuai

Rasional: Penuruan BB pasien dapat menjadi indicator keberhasilan

tingkat tindakan.

e. Bantu dengan menyesuaikan diit terhadap gaya hidup dan tingkat aktivitas

Rasional: Menyesuaikan kebutuhan kalori dan aktivitas

Page 16: Bab II Tinjauan Teori nutrisi

3) Diagnosa keperawatan: Resiko perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan peningkatan nafsu makan, pola asupan makanan pada

malam hari.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, akan menunjukan

asupan makanan dan cairan melalui oral tidak berlebihan.

Kriteria hasil: Klien akan menyadari adanya factor resiko, berpartisipasi

dalam program latihan teratur, memelihara berat badan ideal, makan diit yang

seimbang.

Intervensi keperawatan:

a. Pantau adanaya factor resiko kenaikan berat badan

Rasional: Mengetahui factor-faktor resiko dan sebagai acuan untuk

intervensi selanjutnya

b. Tentukan berat badan ideal pasien

Rasional: Menentukan criteria hasil yang diinginkan

c. Timbang berat badan

Rasional: Memantau tingkat keberhasilan dari tindakan yang dilakukan

d. Bantu pasien dalam mengembangkan rencana makan yang seimbang dan

konsisten dengan tingkat penggunaan energy

Rasional: Membantu menyeimbangkan antara asupan kalori dan energy

yang digunakan, mencegah peninbunan kalori berlebih.