bab ii tinjauan umum tentang pengangkutan dan …
TRANSCRIPT
27
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN
PENGANGKUTAN GO-JEK
2.1. Tinjauan Umum Tentang Pengangkutan
2.1.1. Pengertian pengangkutan
Transportasi yang diartikan sebagai pengangkutan selalu berhubungan
dengan kegiatan pengangkutan serta alat angkutannya. Transportasi berasal dari
kata bahasa Inggris yaitu transportation yang berarti pengangkutan atau
kendaraan.37 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, transportasi diartikan
sebagai pengangkutan barang oleh berbagai jenis kendaraan sesuai dengan
kemajuan teknologi,38 sementara pengangkutan diartikan sebagai proses, cara,
perbuatan mengangkut39 dan kendaraan diartikan sebagai sesuatu yang digunakan
untuk dikendarai atau dinaiki (seperti kuda, kereta, mobil). 40 Kata transportation
diartikan oleh Black Law Dictionary sebagai the removal of goods or persons from
one place to another, by a carrier,41 dimana dalam bahasa Indonesia diartikan
37 Kamus, URL: http://www.kamus.net/english/transportation diakses Tanggal 3 Januari
2017. 38 KBBI Daring, URL: http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/transportasi diakses Tanggal 3
Januari 2017. 39 KBBI Daring, URL: http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pengangkutan diakses Tanggal 3
Januari 2017. 40 KBBI Daring, URL: http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kendaraan diakses Tanggal 3
Januari 2017. 41 The Law Dictionary, URL: http://thelawdictionary.org/transportation/ diakses Tanggal 3
Januari 2017.
28
sebagai perpindahan barang atau orang dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan kendaraan.
Menurut Soegijatna Tjakranegara, pengangkutan adalah memindahkan
barang atau commodity of goods dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain,
sehingga pengangkut menghasilkan jasa angkutan atau produksi jasa bagi
masyarakat yang membutuhkan untuk pemindahan atau pengiriman barang-
barangnya.42
Sedangkan pengangkutan menurut UU No. 22 Tahun 2009 pada Pasal 1
angka 3 yang menegaskan bahwa : “Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau
barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang
lalu lintas jalan.”
Dalam Pasal 521 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang merumuskan
bahwa : “Pengangkut adalah orang yang mengikatkan diri, baik dengan perjanjian
pencarteran menurut waktu atau menurut perjalanan, maupun dengan suatu
perjanjian lain untuk menyelenggarakan pengangkutan orang (penumpang)
seluruhnya atau sebagian lewat laut.”
Menurut pendapat R. Soekardono, pengangkutan pada pokoknya berisikan
perpindahan tempat baik mengenai benda-benda maupun mengenai orang-orang,
karena perpindahan itu mutlak perlu untuk mencapai dan meninggikan manfaat
serta efisiensi.43
Menurut H.M.N Purwosutjipto, pengangkutan adalah perjanjian timbal
balik antara pengangkut dengan pengirim, dimana pengangkut mengikatkan
42 Soegijatna Tjakranegara, 1995, Hukum Pengangkutan Barang dan Penumpang, PT.
Rineka Cipta, Jakarta, hal., 1. 43 R. Soekardono, 1981, Hukum Dagang Indonesia, CV. Rajawali, Jakarta, hal., 5.
29
diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau orang dari
suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim
mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan.44
Dari pengertian di atas akan dapat dipahami bahwa fungsi pengangkutan
adalah memindahkan objek yang diangkut sedangkan tujuan dari pada
pengangkutan adalah meningkatkan nilai dan daya guna sesuatu yang dipindahkan,
dengan demikian dapat dikatakan tujuan yang dimaksudkan adalah tujuan yang
bersifat ekonomis.45
Andai kata sesuatu yang dipindahkan itu nilainya tidak meningkat atau nilai
daya guna dari objek tersebut maka tidak perlu pengangkutan itu diadakan.
Berdasarkan pengertian di atas, kata transportasi (transportation) memiliki
kesamaan dengan pengertian kata pengangkutan yaitu pengangkutan barang dan
orang oleh berbagai jenis kendaraan dari suatu tempat ke tempat lainnya sesuai
dengan kemajuan teknologi. Pengertian pengangkutan di masa yang akan datang
mungkin akan mengalami banyak perkembangan akibat kemajuan teknologi.
Terkait dengan transportasi online merupakan dampak dari kemajuan
teknologi. Pengertian kata online dalam bahasa Indonesia sering disebut daring
yang merupakan singkatan dari dalam jaringan, terhubung melalui jejaring
komputer, internet dan sebagainya.46 Pengertian online adalah “controlled by or
connected to another computer or to a network (adjektiva), while so connected or
under computer control (adverbia)”47 berdasarkan adjektiva berarti dikendalikan
44 H.M.N Purwosutjipto, 1981, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 3 Hukum
Pengangkutan, Djambatan, Jakarta, hal., 2. 45 Ibid , hal.,1. 46 KBBI Daring, URL: http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/daring diakses Tanggal 3 Januari
2017. 47 Google Translate, URL: https://translate.google.com/?hl=id#en/id/online diakses Tanggal 3
Januari 2017.
30
oleh atau terhubung ke komputer lain atau ke jaringan, sementara berdasarkan
adverbia berarti terhubung atau dibawah kontrol komputer.
Dengan menggunakan akses tersebut, maka dapat menjalin komunikasi
bersifat verbal atau non-verbal secara online dengan berbagai bangsa dan negara
diseluruh belahan dunia. Saat ini untuk mengakses internet tidak hanya dapat
dilakukan melalui komputer desktop, melainkan dapat dilakukan melalui komputer
portable (laptop) dan gadget seperti telepon genggam (smartphone) dan tablet.
Jadi, transportasi online adalah pengangkutan barang dan orang oleh berbagai jenis
kendaraan dari suatu tempat ke tempat lainnya sesuai dengan kemajuan teknologi,
pemesanan melalui gadget atau smartphone yang terhubung dalam jaringan
internet.
2.1.2. Jenis-jenis pengangkutan
Pengangkutan atau transportasi memiliki fungsi melancarkan arus barang
dan manusia dan menunjang perkembangan pembangunan, serta memberi manfaat
ekonomi, sosial, politik dan kewilayahan. Adapun jenis-jenis pengangkutan atau
transportasi dari fakta yang ada adalah :
1) Pengangkutan atau transportasi darat
Alat transportasi darat dipilih berdasarkan faktor-faktor seperti jenis dan
spesifikasi kendaraan, jarak perjalanan, tujuan perjalanan, ketersediaan alat
transportasi, ukuran kota dan kerapatan permukiman, faktor sosial-
ekonomi. Contoh moda transportasi darat adalah kendaraan bermotor,
kereta api dan gerobak yang ditarik oleh hewan (kuda, sapi, kerbau) atau
manusia.
31
2) Pengangkutan atau transportasi air (sungai, danau, laut). Alat transportasi
air contohnya seperti kapal tongkang, perahu dan rakit.
3) Pengangkutan atau transportasi udara
Alat transportasi udara dapat menjangkau tempat-tempat yang tidak dapat
ditempuh dengan alat transportasi darat atau alat transportasi laut, di
samping mampu bergerak lebih cepat dan mempunyai lintasan yang lurus,
serta praktis bebas hambatan. Contoh alat transportasi udara misalnya
pesawat terbang, helikopter, balon udara dan lain-lain.
Pengangkutan dalam konteks UU No. 22 Tahun 2009 terbagi menjadi dua
jenis, yakni pengangkutan orang dan pengangkutan barang. Pembagian jenis
pengangkutan secara umum menjadi pengangkutan orang dan barang terkandung
dalam pengertian pengangkutan mengacu pada ketentuan Pasal 1 angka 3 UU No.
22 Tahun 2009 yang memberikan pengertian pengangkutan yaitu perpindahan
orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan
kendaraan di ruang lalu lintas jalan. Dalam UU No. 22 Tahun 2009 dapat dibagi
jenis kendaraan berdasarkan klasifikasinya yaitu :
1) Jenis kendaraan yang digunakan
Ditinjau dari segi jenis kendaraan yang digunakan, pengangkutan orang
dan/atau barang terbagi menjadi dua, yakni pertama, pengangkutan orang
dan/atau barang dengan menggunakan kendaraan bermotor dan kedua,
pengangkutan orang dan/atau barang dengan menggunakan kendaraan tidak
bermotor seperti yang tercantum dalam ketentuan Pasal 1 angka 7 UU No.
22 Tahun 2009 yang merumuskan bahwa : “Kendaraan adalah suatu sarana
32
angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan bermotor dan kendaraan tidak
bermotor.” Lebih lanjut pada Pasal 1 angka 8 dan 9 menjelaskan bahwa
kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel,
sedangkan kendaraan tidak bermotor adalah setiap kendaraan yang
digerakkan oleh tenaga manusia dan/atau hewan.
2) Jenis kendaraan dari segi penggunaannya atau tujuannya
Ditinjau dari segi penggunaannya, pengangkutan terbagi menjadi dua, yaitu
pengangkutan yang tidak dilakukan untuk tujuan usaha atau komersial dan
pengangkutan yang dilakukan untuk tujuan usaha atau komersial.
Pengangkutan yang dilakukan untuk tujuan usaha atau komersial disebut
sebagai pengangkutan umum seperti yang tertera pada ketentuan Pasal 1
angka 10 UU No. 22 Tahun 2009 yang merumuskan bahwa : “Kendaraan
bermotor umum adalah setiap kendaraan yang digunakan untuk angkutan
barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.”
Berdasarkan PP No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan, jenis
pengangkutan terbagi menjadi dua yaitu :
1) Pengangkutan umum
Kendaraan yang dipakai dalam pengangkutan umum adalah kendaraan
bermotor umum, dimana menurut Pasal 1 angka 5 PP No. 74 Tahun 2014
didefinisikan sebagai setiap kendaraan bermotor yang digunakan untuk
angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.
33
Berdasarkan objek yang diangkut, pengangkutan umum terbagi menjadi
dua, yakni pengangkutan umum orang dan pengangkutan umum barang.
Pengangkutan umum orang terbagi lagi menjadi dua jenis, yakni
pengangkutan umum orang dalam trayek dan pengangkutan umum orang
tidak dalam trayek. Pengangkutan umum barang terbagi menjadi dua
berdasarkan sifatnya, yakni pengangkutan barang bersifat umum
(merupakan pengangkutan barang pada umumnya yang tidak berbahaya dan
tidak memerlukan sarana khusus) serta pengangkutan barang bersifat
khusus (merupakan angkutan yang menggunakan mobil barang yang
dirancang khusus sesuai dengan sifat dan bentuk barang yang diangkut).
2) Pengangkutan biasa
Pengangkutan biasa dijelaskan oleh Pasal 3 PP No. 74 Tahun 2014 yang
merumuskan sebagai berikut :
(1) Angkutan orang dan/atau barang dapat menggunakan :
a. Kendaraan bermotor; dan
b. Kendaraan tidak bermotor.
(2) Kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dikelompokkan dalam :
a. Sepeda motor;
b. Mobil penumpang;
c. Mobil bus; dan
d. Mobil barang.
(3) Kendaraan tidak bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
meliputi :
a. Kendaraan yang digerakkan oleh tenaga orang; dan
b. Kendaraan yang ditarik oleh tenaga hewan.
Perbedaan mendasar dari pengangkutan umum dan pengangkutan biasa
adalah pengangkutan umum mengenakan bayaran atau tarif kepada penumpang
dan/atau pengirim atau penerima barang, sementara pengangkutan biasa tidak
34
mengenakan bayaran atau tarif kepada penumpang dan/atau pengirim atau
penerima barang. Pengangkutan umum yang dilakukan dengan tujuan komersial
(menarik bayaran dari penumpang atau dari pengirim/penerima barang) tidak dapat
menggunakan semua jenis kendaraan sebagaimana ditentukan Pasal 3 PP No. 74
Tahun 2014. Kendaraan yang digunakan untuk pengangkutan umum ditentukan
secara khusus oleh PP No. 74 Tahun 2014 berdasarkan pertimbangan dan syarat-
syarat tertentu, sedangkan pengangkutan biasa sebagaimana Pasal 3 PP No. 74
Tahun 2014 tersebut dapat dilakukan dengan setiap jenis kendaraan, baik yang
bermotor maupun yang tidak bermotor.
2.1.3. Asas, tujuan dan unsur-unsur pengangkutan
a. Asas-asas pengangkutan
Asas-asas hukum merupakan pondasi suatu undang-undang dan
peraturan pelasanaannya. Sudikno Mertokusumo menyatakan bahwa asas hukum
bukan merupakan hukum konkrit, melainkan merupakan pikiran dasar yang umum
dan abstrak atau merupakan latar belakang peraturan yang konkrit yang terdapat
dalam dan di belakang setiap sistem hukum yang terjelma dalam peraturan
perundang-undangan dan putusan hakim yang merupakan hukum positif dan dapat
diketemukan dengan mencari sifat-sifat atau ciri-ciri yang umum dalam
peraturan konkrit tersebut.48
Pengangkutan terkait dengan lalu lintas dan angkutan jalan diselenggarakan
dengan memperhatikan asas transparan, asas akuntabel, asas berkelanjutan, asas
48 Sudikno Mertokusumo, 2003, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta,
hal.,34.
35
partisipatif, asas bermanfaat, asas efisien dan efektif, asas seimbang, asas terpadu
dan asas mandiri seperti yang tertuang dalam Pasal 2 UU No. 22 Tahun 2009.
Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009 maka asas-asas tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Asas transparan
Asas transparan adalah keterbukaan dalam penyelenggaraan lalu lintas
dan angkutan jalan kepada masyarakat luas dalam memperoleh
informasi yang benar, jelas dan jujur sehingga masyarakat mempunyai
kesempatan berpartisipasi bagi pengembangan lalu lintas dan angkutan
jalan.
2. Asas akuntabel
Asas akuntabel adalah penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan
yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Asas berkelanjutan
Asas berkelanjutan adalah penjaminan kualitas fungsi lingkungan
melalui pengaturan persyaratan teknis laik kendaraan dan rencana
umum pembangunan serta pengembangan jaringan lalu lintas dan
angkutan jalan.
4. Asas partisipatif
Asas partisipatif adalah pengaturan peran serta masyarakat dalam proses
penyusunan kebijakan, pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan,
penanganan kecelakaan dan pelapor atas peristiwa yang terkait dengan
lalu lintas dan angkutan jalan.
5. Asas bermanfaat
Asas bermanfaat adalah semua kegiatan penyelenggaraan lalu lintas dan
angkutan jalan yang dapat memberikan nilai tambah sebesar-besarnya
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
6. Asas efisien dan efektif
Asas efisien dan efektif adalah pelayanan dalam penyelenggaraan lalu
lintas dan angkutan jalan yang dilakukan oleh setiap Pembina pada
jenjang pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna.
7. Asas seimbang
Asas seimbang adalah penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan
yang harus dilaksanakan atas dasar keseimbangan antara sarana dan
prasarana serta pemenuhan hak dan kewajiban pengguna jasa dan
penyelenggaraan.
8. Asas terpadu
Asas terpadu adalah penyelenggaraan pelayanan lalu lintas dan
angkutan jalan yang dilakukan dengan mengutamakan keserasian dan
kesalingbergantungan kewajiban dan tanggung jawab antar instansi
pembina.
36
9. Asas mandiri
Asas mandiri adalah upaya penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan
jalan melalui pengembangan dan pemberdayaan sumber daya nasional.
Menurut Abdulkadir Muhammad asas hukum pengangkutan merupakan
landasan filosofis yang diklasifikasikan menjadi dua yaitu asas hukum publik dan
asas hukum perdata. Asas hukum publik merupakan landasan hukum pengangkutan
yang berlaku dan berguna bagi semua pihak. Adapun yang dimaksud dengan pihak-
pihak dalam hal ini yaitu pihak-pihak dalam pengangkutan, pihak-pihak yang
berkepentingan dengan pengangkutan dan pihak pemerintah (negara). Asas hukum
perdata merupakan landasan hukum pengangkutan yang hanya berlaku dan berguna
bagi kedua pihak dalam pengangkutan yaitu pengangkut dan penumpang atau
pemilik barang. Asas-asas hukum pengangkutan yang bersifat publik yaitu sebagai
berikut :
1) Asas manfaat
Asas ini mengandung makna bahwa setiap pengangkut harus dapat
memberikan nilai guna yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan,
peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengembangan perikehidupan
yang berkeseimbangan bagi warga negara Indonesia.
2) Asas adil dan merata
Asas ini mengandung makna bahwa penyelenggaraan pengangkutan
harus dapat memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada
segenap lapisan masyarakat, dengan biaya yang terjangkau oleh
masyarakat
3) Asas kepentingan umum
Asas ini mengandung makna bahwa penyelenggaraan pengangkutan
harus lebih mengutamakan kepentingan pelayanan umum bagi
masyarakat luas.
4) Asas keterpaduan
Asas ini mengandung makna bahwa pengangkutan harus merupakan
kesatuan yang bulat dan utuh, terpadu, saling menunjang dan saling
mengisi baik intra maupun antarmoda pengangkutan.
5) Asas tegaknya hukum
Asas ini mengandung makna bahwa pemerintah wajib menegakkan dan
menjamin kepastian hukum serta mewajibkan kepada setiap warga
negara Indonesia agar selalu sadar dan taat pada hukum dalam
penyelenggaraan pengangkutan.
37
6) Asas percaya diri
Asas ini mengandung makna bahwa pengangkutan harus berlandaskan
kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan
kepribadian bangsa.
7) Asas keselamatan penumpang
Asas ini mengandung makna bahwa pengangkutan penumpang harus
disertai dengan asuransi kecelakaan dan/atau asuransi kerugian lainnya.
8) Asas berwawasan lingkungan hidup
Asas ini mengandung makna bahwa penyelenggaraan pengangkutan
harus dilakukan berwawasan lingkungan.
9) Asas kedaulatan negara
Asas ini mengandung arti bahwa penyelenggaraan pengangkutan harus
dapat menjaga keutuhan wilayah Negara Republik Indonesia.
10) Asas kebangsaan
Asas ini mengandung arti bahwa penyelenggaraan pengangkutan harus
dapat mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang pluralistik
(kebhinekaan) dengan tetap menjaga prinsip Negara Kesatuam
Republik Indonesia.49
Sedangkan asas hukum pengangkutan yang bersifat perdata, yaitu sebagai
berikut :
1) Asas perjanjian
Asas ini mengandung makna bahwa setiap pengangkutan diadakan
dengan perjanjian antara pihak perusahaan pengangkutan dan
penumpang atau pemilik barang.
2) Asas koordinatif
Asas ini mengandung makna bahwa pihak-pihak dalam pengangkutan
mempunyai kedudukan setara atau sejajar, tidak ada pihak yang
mengatasi atau membawahi yang lain.
3) Asas campuran
Asas ini mengandung makna bahwa pengangkutan merupakan
campuran dari tiga jenis perjanjian, yaitu pemberian kuasa,
penyimpanan barang dan melakukan pekerjaan dari penumpang atau
pemilik barang kepada pengangkut.
4) Asas retensi
Asas ini mengandung makna bahwa pengangkut tidak menggunakan
hak retensi (hak menahan barang).
5) Asas pembuktian dengan dokumen
Asas ini mengandung makna bahwa setiap pengangkutan selalu
dibuktikan dengan dokumen pengangkutan.50
49 Abdulkadir Muhammad, 2013, Hukum Pengangkutan Niaga, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandar Lampung, hal., 12. 50 Ibid.
38
b. Tujuan pengangkutan
Fungsi pengangkutan yaitu untuk membantu memindahkan barang atau
manusia dari satu tempat ke tempat lain secara efektif dan efisien. Dikatakan efektif
karena perpindahaan barang atau orang tersebut dapat dilakukan sekaligus atau
dalam jumlah yang banyak sedangkan dikatakan efisien karena dengan
menggunakan pengangkutan perpindahan itu menjadi relatif singkat atau cepat
dalam ukuran jarak dan waktu tempuh dari tempat awal ke tempat tujuan.51
Sesuai dengan pandangan H.M.N Purwosutjipto tentang pengertian
pengangkutan maka pengangkutan mempunyai tujuan adalah meningkatkan nilai
dan daya guna dari sesuatu objek yang di pindahkan.52
Tujuan pengangkutan sebagai dirumuskan dalam Pasal 3 UU No. 22 Tahun
2009, dapat dikatakan tujuan yang bersifat yuridis normatif.
Adapun tujuan pengangkutan yang dirumuskan pada Pasal 3 UU No. 22
Tahun 2009 antara lain :
1) Terwujudnya pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman selamat,
tertib, lancar dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong
perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat
bangsa;
2) Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan
3) Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.
c. Aspek atau unsur-unsur Pengangkutan
Untuk dapat memahami aspek atau unsur pengangkutan kiranya dapat
dipahami dari pengertian pengangkutan yang di kemukakan oleh H.M.N
Purwosutjipto. Adapun aspek atau unsur pengangkutan itu sendiri, terdiri dari :
51 H.M.N. Purwosujipto, op. cit, hal., 1. 52 H.M.N. Purwosujipto. loc. cit.
39
a. Pelaku maksudnya adalah orang yang melakukan pengangkutan. Pelaku ini
dapat berupa badan usaha demikian pula manusia pribadi.
b. Alat pengangkutan antara lain : kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal
laut.
c. Barang/penumpang, barang ini dapat berupa meja atau almari, hewan
sebagai muatan, manusia sebagai penumpang.
d. Perbuatan : yaitu kegiatan mengangkut barang, penumpang atau muatan
sejak berada pada alat angkut sampai di tempat tujuan.
e. Fungsi pengangkutan, penumpang atau muatan sampai di tempat tujuan
dengan selamat.
f. Tujuan : muatan atau penumpang sampai di tempat tujuan, nilai dan daya
gunanya semakin baik atau meningkat demikian pula jasa angkutan
terlunasi.
2.1.4. Syarat pengoperasian kendaraan bermotor umum
a. Pengemudi
Legalitas pengemudi pada perusahaan jasa pengangkutan umum
memiliki fungsi yang sangat penting. Mengacu pada ketentuan Pasal 1 angka
23 UU No. 22 Tahun 2009, kriteria dari pengemudi dapat dijelaskan melalui
definisi : “Pengemudi adalah orang yang mengemudikan kendaraan bermotor
di jalan yang telah memiliki Surat Izin Mengemudi.” Jadi, seseorang dapat
disebut sebagai pengemudi kendaraan bermotor apabila dia telah memiliki
surat izin mengemudi. Dengan demikian, legalitas pengemudi dan kendaraan
bermotor sebagai alat pengangkut orang dan barang berada di bawah
wewenang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
40
Kewajiban pengemudi kendaraan bermotor agar memiliki legalitas
digariskan oleh Pasal 77 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 yang merumuskan
bahwa : “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib
memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis kendaraan bermotor yang
dikemudikan.” Sesuai dengan ketentuan Pasal 77 ayat (2) UU No. 22 Tahun
2009, Surat Izin Mengemudi terbagi menjadi dua jenis, yakni Surat Izin
Mengemudi perorangan dan surat izin mengemudi kendaraan bermotor umum.
Dengan demikian, Surat Izin Mengemudi yang dipakai untuk tujuan komersial
berbeda dengan Surat Izin Mengemudi yang tidak untuk tujuan komersial.
Khusus bagi pengemudi kendaraan bermotor umum menurut Pasal 82 UU No.
22 Tahun 2009, Surat Izin Mengemudi terbagi menjadi tiga golongan :
a. Surat izin mengemudi A umum berlaku untuk mengemudikan
kendaraan bermotor umum dan barang dengan jumlah berat yang
diperbolehkan tidak melebihi 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram;
b. Surat izin mengemudi B I umum berlaku untuk mengamudikan
mobil penumpang dan barang umum dengan jumlah berat yang
diperbolehkan lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram; dan
c. Surat izin mengemudi B II umum berlaku untuk mengemudikan
kendaraan penarik atau kendaraan bermotor dengan menarik kereta
tempelan atau gandengan dengan berat yang diperbolehkan untuk
kereta tempelan atau gandengan lebih dari 1.000 (seribu) kilogram.
Pasal 83 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 yang merumuskan bahwa :
“Setiap orang yang mengajukan permohonan untuk dapat memiliki surat izin
mengemudi untuk kendaraan bermotor umum harus memenuhi persyaratan
usia dan persyaratan khusus.” Dengan demikian, peraturan untuk mendapatkan
surat izin mengemudi kendaraan bermotor umum juga lebih ketat dari pada
peraturan untuk mendapatkan surat izin mengemudi kendaraan bermotor untuk
tujuan non komersial. Kewajiban bagi pengemudi agar memiliki surat izin
41
mengemudi diikuti dengan ketentuan bersifat imperatif yang beraspek hukum
pidana sebagai berikut:
1) Pasal 281 UU No. 22 Tahun 2009, yang merumuskan bahwa “Setiap
orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak
memiliki surat izin mengemudi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
77 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 4 (empat)
bulan atau denda paling banyak Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah).
2) Pasal 288 ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009, yang merumuskan bahwa
“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan
yang tidak dapat menunjukkan surat izin mengemudi yang sah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (5) huruf b dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan dan/atau denda
paling banyak Rp. 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah)”.
b. Kelayakan kendaraan
Kendaraan bermotor merupakan salah satu unsur atau aspek penting
dalam penyelenggaraan usaha transportasi, dimana kendaraan yang digunakan
harus memenuhi standar pelayanan minimal yang meliputi keamanan,
keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan dan keteraturan, sehingga
kendaraan yang dipergunakan sebagai transportasi umum haruslah memenuhi
persyaratan laik jalan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 48 ayat (3)
UU. No. 22 Tahun 2009 yang mana persyaratan layak jalan suatu kendaraan
bermotor dilakukan dengan mengukur sekurang-kurangnya indikator yang
terdiri atas emisi gas buang, tingkat kebisingan kendaraan, lampu utama, rem
utama dan rem parkir, kincup roda, klakson, radius putar, alat penunjuk
kecepatan, kinerja dan kondisi ban serta kesesuaian daya mesin.
Selain harus lolos uji kelayakan jalan, penting pula untuk diperhatikan
mengenai legalitas kendaraan yang dipergunakan sebagai kendaraan
transportasi umum. Legalitas atas kendaraan bermotor yang berkaitan erat
42
dengan persoalan hak milik menjadi bagian dari prosedur registrasi dan
identifikasi kendaraan bermotor yang secara imperatif diwajibkan oleh UU No.
22 Tahun 2009. Mengacu pada peraturan pelaksanaan atas UU No. 22 Tahun
2009, khususnya dalam Pasal 1 angka 5 Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang Registrasi dan Identifikasi
Kendaraan Bermotor selanjutnya disingkat Perkap No. 5 Tahun 2012, yang
dimaksud dengan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor yang
selanjutnya disingkat Regident Ranmor adalah fungsi kepolisian untuk
memberikan legitimasi asal usul dan kelaikan, kepemilikan serta
pengoperasian ranmor, fungsi kontrol, forensik kepolisian dan pelayanan
kepada masyarakat melalui verifikasi, pencatatan dan pendataan, penomoran,
penerbitan dan pemberian bukti registrasi dan identifikasi Ranmor,
pengarsipan serta pemberian informasi.
Pasal 64 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 secara tegas menentukan
bahwa setiap kendaraan bermotor wajib diregistrasikan. Adapun registrasi
yang dimaksudkan meliputi registrasi kendaraan bermotor baru, registrasi
perubahan identitas kendaraan bermotor dan pemilik, registrasi perpanjangan
kendaran bermotor dan/atau registrasi pengesahan kendaraan bermotor.
Sebagai bukti bahwa kendaraan bermotor telah diregistrasikan, pemilik diberi
buku pemilik kendaraan bermotor, surat tanda nomor kendaraan dan tanda
nomor kendaraan bermotor (vide Pasal 65 ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009),
yang masing-masing mengandung perngertian sebagai berikut :
1) Buku pemilik kendaraan bermotor yang selanjutnya disingkat
BPKB adalah dokumen pemberi legitimasi kepemilikan Ranmor
43
yang diterbitkan Polri dan berisi identitas Ranmor dan pemilik, yang
berlaku selama Ranmor tidak dipindah tangankan (vide Pasal 1
angka 8 Perkap No. 5 Tahun 2012).
2) Surat Tanda Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut STNK
adalah dokumen yang berfungsi sebagai bukti legitimasi
pengoperasian Ranmon yang berbentuk surat atau bentuk lain yang
diterbitkan Polri yang berisi identitas pemilik, identitas Ranmor dan
masa berlaku termasuk pengesahannya (vide Pasal 1 angka 8 Perkap
No. 5 Tahun 2012).
3) Tanda nomor kendaraan bermotor yang selanjutnya disingkat
TNKB adalah tanda Regident Ranmor yang berfungsi sebagai bukti
legitimasi pengoperasian Ranmor berupa pelat atau berbahan lain
dengan spesifikasi tertentu yang diterbitkan Polri dan berisikan
kode wilayah, nomor registrasi serta masa berlaku dan dipasang
pada Ranmor (vide Pasal 1 angka 8 Perkap No. 5 Tahun 2012).
Sebagaimana diatur dalam UU No. 22 Tahun 2009, persoalan legalitas
atas kendaraan bermotor merupakan persoalan yang bersifat imperatif.
Pelanggaran terhadap aspek legalitas kendaraan bermotor merupakan
perbuatan pidana, antara lain sebagai berikut :
1) Pasal 280 UU No. 22 Tahun 2009 yang merumuskan bahwa “Setiap
orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak
dipasangi tanda nomor kendaraan bermotor yang ditetapkan oleh
kepolisian negara republik indonesia sebagaimana dimaksud dalam
pasal 68 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2
(dua) bulan atau denda paling banyak Rp. 500.000,00 (lima ratus
ribu rupiah).”
2) Pasal 288 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 yang merumuskan bahwa
“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan
44
yang tidak dilengkapi dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor atau Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor yang
ditetapkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 106 ayat (5) huruf a dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp.
500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).”
c. Izin usaha
Perusahaan angkutan umum merupakan badan hukum yang
menyediakan jasa angkutan orang dan/atau barang dengan kendaraan bermotor
umum. Adapun syarat utama yang harus dimiliki oleh suatu perusahaan
angkutan umum adalah sebagai berikut :
1. Berbadan hukum;
2. Mempunyai izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek;
3. Izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek; dan
4. Izin penyelenggaraan angkutan barang khusus atau alat berat.
Sebagai perusahaan angkutan umum adapun ketentuan-ketentuan yang
wajib dipenuhi, dimana penyedia jasa angkutan umum dilaksanakan oleh
badan usaha milik negara atau daerah, dan/atau badan hukum lain sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan. Kendaraan yang
dipergunakan untuk pelayanan angkutan umum ini adalah menggunakan mobil
penumpang umum dan mobil bus umum yang menggunakan tanda nomor
kendaraan bermotor atau plat kendaraan berwarna kuning dan harus memenuhi
standar pelayanan minimal yang meliputi keamanan, keselamatan,
kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan dan keteraturan.
Dewasa ini salah satu perusahaan yang bergerak di bidang transportasi jalan
adalah perusahaan PT. Go-Jek Indonesia yang dimana PT. Go-Jek Indonesia
45
bergerak di bidang transportasi jalan berbasis online. Seperti yang telah dipaparkan
di atas setiap perusahaan yang bergerak di bidang transportasi atau angkutan umum
haruslah memenuhi ketentuan ataupun syarat-syarat yang telah ditentukan, namun
dalam hal ini PT. Go-Jek Indonesia dalam situsnya menyatakan bahwa Go-Jek
bukan merupakan perusahaan transportasi umum melainkan merupakan perusahaan
teknologi, yang dalam hal ini PT. Go-Jek Indonesia selaku pengusaha penghubung
sehingga tidak diwajibkan untuk memiliki izin usaha transportasi seperti yang telah
dipaparkan sebelumnya. Sebagai perusahaan penghubung dalam hal kegiatan
transportasi dan pengangkutan, yang dimana Go-Jek disini berperan sebagai
operator teknologi tidak perlu memiliki izin untuk memperdagangkan barang dan
jasa yang ia hubungkan melalui teknologi aplikasi. Hal ini mengingat tanggung
jawab atas perdagangan barang dan jasa tersebut ada pada produsen barang dan jasa
itu sendiri.
2.2. Tinjauan Umum Tentang Pengangkutan Go-Jek
2.2.1. Sekilas gambaran tentang Go-Jek
Go-Jek merupakan inovasi terbaru dalam bidang transportasi di Indonesia.
Kata Go-Jek di definisikan sebagai perusahaan berjiwa sosial yang memimpin
revolusi industri transportasi ojek.53 Go-Jek hadir dengan dasar pemikiran bahwa
ojek yang biasanya hanya mangkal di pos-pos tertentu bisa terkoordinir dan
terintegrasi untuk melayani masyarakat dengan cepat dan sigap via online booking.
53 Andika Wijaya, 2016, Aspek Hukum Bisnis Transportasi Jalan Online, Sinar Grafika,
Surabaya, hal., 1.
46
Oleh karena itu, PT Go-Jek Indonesia akhirnya menghadirkan jasa transportasi
alternatif tersebut ke dalam bentuk aplikasi mobile. Go-Jek bermitra dengan
sekitar 200.000 pengendara ojek yang berpengalaman dan terpercaya di
Indonesia, untuk menyediakan berbagai macam layanan, termasuk transportasi
dan pesan antar makanan. Kegiatan Go-Jek bertumpu pada tiga nilai pokok
yaitu kecepatan, inovasi dan dampak sosial. Para Driver Go-Jek mengatakan
bahwa pendapatan mereka meningkat semenjak bergabung sebagai mitra,
mereka juga mendapatkan santunan kesehatan dan kecelakaan, serta mendapat
akses ke lebih banyak pelanggan melalui aplikasi kami. Go-Jek telah resmi
beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, Bali,
Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, Semarang, Palembang dan
Balikpapan dengan rencana pengembangan di kota-kota lainnya pada tahun
mendatang. PT Go-Jek Indonesia yang beralamat di Jl. Kemang Selatan Raya
No. 99B Jakarta Selatan 12730.
2.2.2. Ruang lingkup usaha Go-Jek
PT Go-Jek Indonesia membuka berbagai layanan dalam unit bisnis
seperti Go-Ride, Go-Car, Go-Food, Go-Send, Go-Mart, Go-Box, Go-Massage,
Go-Clean, Go-Clam, Go-Tix, Go-Busway, Go-Pay, Go-Med, Go-Auto dan Go-
Pulsa. Setiap unit bisnis PT. Go-Jek Indonesia memiliki kelebihannya masing-
masing. Walaupun memiliki layanan yang berbeda-beda, namun satu hal yang
pasti sama adalah setiap unit bisnis tersebut selalu dikembangkan untuk
memiliki layanan yang lebih baik. Begitu pula dengan Go-Send yaitu layanan
kurir instan yang dapat digunakan untuk mengirim surat dan barang dalam
47
waktu 60 menit. Dengan pengaturan sistem barunya inilah fakta yang harus
konsumen tahu tentang revolusi baru Go-Send sebagai berikut :
1) Tidak ada maksimal jarak
Jika sebelumnya di Go-Send Anda tidak dapat mengirim paket lebih
dari 25 kilometer kini Go-Send hadir tanpa maksimal jarak. Namun
tentunya terdapat ketentuan pada layanan ini yaitu paket Anda
hanya dapat dikirim di satu area yang sama dari 15 kota yang dapat
dijangkau; Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo,
Malang, Surabaya, Bali, Manado, Palembang, Samarinda,
Balikpapan, Pekanbaru, Makassar dan Batam.
2) Mengantar di hari yang sama
Penggunaan aplikasi yang praktis memudahkan Anda untuk
memesan layanan tanpa harus beranjak keluar rumah. Go-Send pun
dapat mengambil dan mengantar barang Anda di hari yang sama
dengan maksimal waktu pengiriman 3 jam dari pengambilan barang.
3) Menyediakan asuransi
Para pengemudi Go-Send dapat dipastikan terpercaya untuk
menjaga barang yang dikirim. Namun jika situasi yang tidak
diinginkan terjadi seperti barang hilang atau rusak, Go-Send
menyediakan asuransi hingga maksimal Rp 10.000.000,- per
pengiriman. Jumlah penggantian akan didasarkan oleh tanda terima
pembelian dan atau mengacu pada harga wajar barang rusak atau
hilang tersebut.
4) Tidak menyediakan box khusus
Isi barang yang hendak dikirim hendaknya diinformasikan kepada
pengemudi terlebih dahulu agar Go-Send dapat menyarankan
pengemasan yang tepat untuk anda. Tapi dalam hal ini Go-Send
tidak menyediakan box khusus dan anda-lah yang harus
menyediakan kemasan untuk pengiriman.
5) Mengirim tidak lebih dari 20 kg
Untuk menjaga keutuhan barang-barang anda, Go-Send tidak
melayani pengiriman dengan berat barang lebih dari 20 kilogram,
barang berdimensinya melebihi 70 cm (panjang), dan atau 50 cm
(lebar), 50 cm (tinggi).54
Go-Send, layanan pengiriman paket dari PT. Go-Jek Indonesia kini turut
membantu memenuhi kebutuhan konsumen akan pengiriman barang dalam skala
kecil. Barang yang kurang dari 20 kg dapat dikirimkan dalam satu area, tanpa
54 Go-Send News, 2016, “Fakta yang Harus Anda Tahu tentang GO-SEND”,
URL:www:go-send.com, diakses tanggal 10 Januari 2017.
48
batasan jarak tempuh. Tersedia di 15 kota, inilah 5 alasan konsumen harus
menggunakan Go-Send sebagai berikut :
1) Pemesanan mudah
Seperti yang kita tahu kecanggihan sistem PT. Go-Jek Indonesia sangat
memudahkan penggunanya untuk melakukan pemesanan jasa. Begitu
pula saat anda mengoperasikan layanan Go-Send. Berada di dalam
aplikasi PT. Go-Jek Indonesia, pemesanan jasa antar paket, Go-Send
hanya membutuhkan sentuhan jari.
2) Pengantaran cepat
Go-Send dapat mengantar barang anda di hari yang sama. Para
pengemudi yang mengambil paket akan langsung mengantarkan ke
tempat tujuan setelah pemesanan dibuat. Selain itu Go-Send juga akan
memastikan bahwa barang Anda akan sampai maksimal 3 jam setelah
barang diambil.
3) Aman
Saat Anda sering ragu apakah barang anda berada di tangan yang tepat,
Go-Send dapat memastikan bahwa paket anda akan aman diantarkan
Go-Send. Anda bukan hanya dapat melacak keberadaan sang
pengemudi Go-Send di aplikasi Go-Jek tetapi juga mendapatkan
asuransi ketika barang anda mengalami kerusakan atau kehilangan saat
berada dalam perjalanan. Info lebih lanjut untuk hal tersebut dapat
dilihat disini.
4) Transaksi instan, Banyak Diskonnya
Tanpa perlu repot, transaksi pengantaran paket tidak membutuhkan
banyak energi. Selain anda dapat membayar langsung kepada
pengemudi ketika pengemudi datang, anda juga dapat menggunakan
Go-Pay, kredit akun Go-Jek anda yang dapat di top up melalui rekening
bank. Dengan menggunakan metode pembayaran Go-Send, nikmati
promo potongan harga sebesar 25%.
5) Menjangkau banyak lokasi
Selain dapat melayani anda 24 jam, Go-Send juga dapat menjangkau
banyak lokasi. Terdapat 15 area yang dapat dilayani Go Send
termasuk Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Malang,
Surabaya, Bali, Manado, Palembang, Samarinda, Balikpapan,
Pekanbaru, Makassar dan Batam.55
Dalam pengiriman barang, ada syarat dan ketentuan yang harus diketahui
oleh konsumen. Adapun syarat dan ketentuan yang diberlakukan Go-Send adalah
sebagai berikut :
55 Go-Send News, 2016, “5 Alasan Konsumen Menggunakan GO-SEND”, URL:www:go-
send.com, diakses tanggal 10 Januari 2017.
49
1) Pelanggan wajib memberikan informasi yang lengkap dan akurat mengenai
jenis barang yang akan dikirimkan.
2) Go-Send tidak menyediakan box khusus untuk pengiriman - pelanggan
bertanggung jawab untuk mengemas barang yang akan dikirimkan.
Pengemasan khusus disarankan untuk barang mudah pecah atau tidak tahan
lama seperti kue, es krim, makanan dan bunga segar. Go-Send tidak
bertanggung jawab untuk kerusakan atau perubahan bentuk yang terjadi
atas pengiriman barang-barang tersebut.
3) Go-Send tidak menyediakan jasa pengiriman untuk barang-barang berikut :
(1) Barang yang dilarang oleh pihak berwajib untuk dimiliki atau diedarkan.
(2) Hewan dan tanaman hidup.
(3) Barang-barang berbahaya, mudah terbakar, berbau, dan membutuhkan
penanganan khusus.
(4) Barang yang dimensinya melebihi 70 cm (panjang), 50 cm (lebar), 50 cm
(tinggi), atau barang yang beratnya melebihi 20 kg.
4) Go-Send akan melakukan pengambilan dan pengiriman barang pada hari
yang sama, dengan estimasi waktu pengiriman maksimal 3 jam sejak
barang berhasil diambil.
5) Go-Send menyediakan asuransi hingga maksimal Rp 10.000.000,- per
pengiriman untuk barang rusak/hilang, selama sesuai dengan informasi
yang diberikan (poin 1). Jumlah penggantian akan didasarkan oleh tanda
terima pembelian dan/atau akan mengacu pada harga wajar barang
rusak/hilang tersebut.
6) Jika barang ditemukan dalam kondisi rusak, pelanggan berkewajiban untuk
menyimpan barang tersebut dan melaporkannya ke Call Center Go-Send di
021-5025-1110 dalam kurun waktu maksimal 48 jam setelah pengiriman selesai
dilakukan.56
56 Go-Send, “Term & Condition”, URL:www:go-send.com, diakses tanggal 10 Januari
2017.