bab ii.docxperbab
DESCRIPTION
bahasaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia, dan Agama merupakan masalah yang sangat penting , karena mempunyai
pengaruh besar dalam pembinaan generasi yang akan datang, yang tetap beriman kepada
Allah dan tetap berpegang pada nila-nilai spiritual yang sesuai dengan agama-agama samawi
(agama yang datang dari langit atau agama wahyu).
Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam individu dan
menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya. Agama akan memelihara manusia dari
penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari tingkah laku yang negatif. Bahkan agama
akan membuat hati manusia menjadi jernih halus dan suci. Di samping itu, agama juga
merupakan benteng pertahanan bagi generasi muda muslim dalam menghadapi berbagai
aliran sesat.
Agama juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan akidah dan akhlak dan juga
merupakan jalan untuk membina pribadi dan masyarakat yang individu-individunya terikat
oleh rasa persaudaraan, cinta kasih dan tolong menolong.
Islam dengan berbagai ketentuannya dapat menjamin bagi orang yang melaksanakan
hukum-hukumnya akan mencapai tujuan yang tinggi, apabila nilai-nilai agama telah
terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia akan mampu mengembangkan dirinya sebagai
manusia yang bertaqwa, yang salah satu karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri
(self contor) dari pemuasan hawa nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa Hubungan agama dengan manusia?
2. Mengapa manusia perlu memeluk agama ?
3. Mengapa islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan ?
4. Bagaimana islam sebagai agama yang lurus ?
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 1
C. Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk :
1. Untuk mengetahui Hubungan agama dengan manusia?
2. Menjelaskan sebab-sebab manusia perlu memeluk agama?
3. Menguraikan mengapa Islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah
kemanusiaan?
4. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang lurus?
D. Manfaat Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat kepada pembaca tentang
Manusia dan Agama. Semoga kita dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada
sang pencipta yaitu Allah SWT.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 2
BAB II
MANUSIA DAN AGAMA
A. Pengertian Agama Dalam Berbagai Bentuk
Pengertian agama dalam berbagai bentuk. Dalam masyarakat Indonesia, Menurut
Departemen Agama RI (2002) “kata agama, dikenal pula kata din (dari bahasa Arab) dan kata
religi dari bahasa Eropa. Agama berasal dari kata Sanskrit. Satu pendapat mengatakan bahwa
kata itu tersusun dari dua kata, a = tidak dan gam = pergi, jadi tidak pergi, tetap di tempat,
diwarisi turun-temurun. Ada lagi pendapat yg mengatakan bahwa agama berarti teks atau
kitab suci”.
Din dalam bahasa sempit berarti undang-undang atau hukum. Dalam bahasa Arab,
kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan.
Agama memang membawa peraturan-peraturan yg merupakan hukum, yg harus dipatuhi
orang. Religi berasal dari bahasa Latin. Menurut satu pendapat asalnya ialah relegere yg
mengandung arti mengumpulkan, membaca. Tetapi menurut pendapat lain kata itu berasal
dari religare yg berarti mengikat. Ajaran-ajaran agama memang mempunyai sifat mengikat
bagi manusia.
Definisi-definsi agama:
1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yg harus
dipatuhi.
2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yg menguasai manusia.
3. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yg mengandung pengakuan pada suatu
sumber yang berada di luar diri manusia dan yg mempengaruhi perbuatan-perbuatan
manusia.
a. Pengertian Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani dan istilah
kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo
sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 3
menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam
hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup.
Menurut agama Islam itu sendiri, manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling
mulia di antara makhluk ciptaan-Nya yang lain, yang dipercaya untuk menjadi khalifah di
muka bumi. Dalam Al-qur’an, ada tiga kata yang digunakan untuk menunjukan kepada
manusia. Kata yang digunakan adalah basyar, insan atau nas dan bani Adam.
Kata basyar diambil dari kata yang berarti `penampakan sesuatu dengan baik dan
indah’. Dari kata basyarah yang artinya `kulit’. Jadi, manusia disebut denagn basyar karena
kulitnya tampak jelas dan berbeda dengan kulit binatang. Manusia secara bahasa disebut juga
insan yang dalam bahasa arabnya, yang berasal dari kata nasiya yang berarti lupa dan jika
dilihat dari kata dasar al-uns yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia,
karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri
dengan keadaan yang baru disekitarnya.
Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis,
Binatang, dan lainnya. Tetapi kita sendiri sebagai manusia tidak tahu atau tidak kenal akan
diri kita sendiri sebagai manusia. Untuk itu marilah kita pelajari diri kita ini sebagai manusia,
Siapa diri kita ini? Dari mana asalnya? Mau kemana nantinya? Dan yang paling penting
adalah bagaimana kita menempuh kehidupan didunia ini supaya selamat didunia dan achkirat
nanti?
Sebenarnya manusia itu terdiri atas 3 unsur yaitu:
1. Jasmani
Terdiri dari Air, Kapur, Angin, Api dan Tanah.
2. Ruh
Terbuat dari cahaya (NUR). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.
3. Jiwa. (An Nafsun/rasa dan perasaan).
Jiwa terdiri atas 3 unsur:
a) Syahwat/Lawwamah (darah hitam), dipengaruhi sifat Jin, sifatnya adalah: Rakus,
pemalas, Serakah, dll (kebendaan/materialis)-menjadi beban masyarakat.
b) Ghodob/Ammarah ( Darah merah ), dipengaruhi oleh sifat Iblis, Sifatnya adalah:
Sombong, Merusak, Angkara murka dll (Menentang)-Menjadi pengacau masyarakat.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 4
c) Natiqoh/Muthmainah (darah Putih), Dipengarui sifat malaikat, Sifatnya adalah:
Bijaksana, Tenang, Berbudi luhur, Berachlak Tinggi dan Mulia- Menciptakan
kedamaian dan kasih sayang.
Alat dari pada Jiwa yaitu otak, yang terdiri atas 3 bagian juga:
1. Akal (timbangan) haq atau batil
2. Pikir (hitungan) Untung rugi
3. Zikir (ingatan) Ingat Allah
Jadi kalau diibaratkan mobil maka jasmani ini adalah Body dari pada mobil
sedangkan Ruh sebagai Accu yang sifatnya hanyalah sebagai yang menghidupkan saja dan
Jiwa adalah sopir atau yang mengendalikan dari pada mobilnya dimana dialah yang
bertanggung jawab atas keselamatan dari pada mobil itu sendiri. Jadi Disini jelaslah bahwa
yang dikatakan manusia itu adalah Jiwanya dimana dialah yang bertanggung jawab atas
perbuatanya.
b. Hakikat Manusia dan Asal-usul Penciptanya
Hakikat Manusia.
Ketika berbicara tentang manusia, Al-Qur’an menggunakan tiga istilah pokok.
Pertama, menggunakan kata yang terdiri atas huruf alif, nun, dan sin, seperti kata insan, ins,
naas, dan unaas. Kedua, menggunakan kata basyar. Ketiga, menggunakan kata Bani Adam
dan dzurriyat Adam.
Menurut M. Quraish Shihab, kata basyar terambil dari akar kata yang bermakna
penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar kata yang sama lahir kata basyarah
yang berarti kulit. Al-Qur’an menggunakan kata basyar sebanyak 36 kali dalam bentuk
tunggal dan sekali dalam bentuk mutsanna untuk menunjuk manusia dari sudut lahiriahnya
serta persamaannya dengan manusia seluruhnya. Dengan demikian, kata basyar dalam Al-
Qur’an menunjuk pada dimensi material manusia yang suka makan, minum, tidur, dan jalan-
jalan. Dari makna ini lantas lahir makna-makna lain yang lebih memperkaya definisi manusia.
Dari akar kata basyar lahir makna bahwa proses penciptaan manusia terjadi secara bertahap
sehingga mencapai tahap kedewasaan.[6]
Allah swt. berfirman:
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 5
ون�� ر� �ش� ت �ن ت ر� �ش� ب �م ت �ن أ �ذ�ا إ �م� ث اب� �ر� ت م�ن �م �ق�ك ل خ� �ن أ �ه� �ات �ي آ و�م�ن
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian
tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak. (Q.S. ar-Rum [30]: 20)
Sementara itu, kata insan terambil dari kata ins yang berarti jinak, harmonis, dan
tampak. Musa Asy’arie menambahkan bahwa kata insan berasal dari tiga kata: anasa yang
berarti melihat, meminta izin, dan mengetahui; nasiya yang berarti lupa; dan al-uns yang
berarti jinak. Menurut M. Quraish Shihab, makna jinak, harmonis, dan tampak lebih tepat
daripada pendapat yang mengatakan bahwa kata insan terambil dari kata nasiya (lupa) dan
kata naasa-yanuusu (berguncang). Dalam Al-Qur’an, kata insaan disebut sebanyak 65 kali.
Kata insaan digunakan Al-Qur’an untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh
totalitasnya, jiwa dan raga. Bahkan, lebih jauh Bintusy Syathi’ menegaskan bahwa makna
kata insaan inilah yang membawa manusia sampai pada derajat yang membuatnya pantas
menjadi khalifah di muka bumi, menerima beban takliif dan amanat kekuasaan.
Dua kata ini, yakni basyar dan insaan, sudah cukup menggambarkan hakikat manusia
dalam Al-Qur’an. Dari dua kata ini, kami menyimpulkan bahwa definisi manusia adalah
makhluk Allah yang paling sempurna, yang diciptakan secara bertahap, yang terdiri atas
dimensi jiwa dan raga, jasmani dan rohani, sehingga memungkinkannya untuk menjadi wakil
Allah di muka bumi (khaliifah Allah fii al-ardl).
Asal-usul Penciptanya
Al-Qur’an telah memberikan informasi kepada kita mengenai proses penciptaan
manusia melalui beberapa fase: dari tanah menjadi lumpur, menjadi tanah liat yang dibentuk,
menjadi tanah kering, kemudian Allah swt. meniupkan ruh kepadanya, lalu terciptalah Adam
a.s.[14] Hal ini diisyaratkan Allah dalam Surah Shaad [38] ayat 71-72.
. اج�د�ين� س� �ه� ل ف�ق�ع�وا وح�ي ر� م�ن ف�يه� �ف�خت� و�ن �ه� ت و�ي س� �ذ�ا �ن1ي ف�إ إ �ة� �ك ئ م�ال� �ل ل 7ك� ب ر� ق�ال� �ذ إ
ط�ين� م�ن ا ر; �ش� ب �ق� ال خ�
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku akan
menciptakan manusia dari tanah. Maka, apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan
Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu menyungkur dengan bersujud
kepadanya.” (Q.S. Shaad [38]: 71-72.)
Perhatikan juga firman Allah dalam Surah al-H{ijr [15] ayat 28-29.
اج�د�ين� س� �ه� ل ف�ق�ع�وا وح�ي ر� م�ن ف�يه� �ف�خت� و�ن �ه� ت و�ي س� �ذ�ا م�ن ف�إ ا ر; �ش� ب �ق� ال خ� 1ي �ن إ �ة� �ك ئ م�ال� �ل ل 7ك� ب ر� ق�ال� �ذ و�إ
�ون� ن م�س � ح�م�إ م�ن ص�لص�ال�
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 6
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan
ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (Q.S. al-
Hijr [15]: 28-29)
Dalam Al-Qur’an, kata ruh (ar-ruh) mempunyai beberapa arti. Pengertian ruh yang
disebutkan dalam ayat-ayat yang menjelaskan penciptaan Adam a.s. adalah ruh dari Allah
swt. yang menjadikan manusia memiliki kecenderungan pada sifat-sifat luhur dan mengikuti
kebenaran. Hal ini yang kemudian menjadikan manusia lebih unggul dibanding seluruh
makhluk yang lain. Karakteristik ruh yang berasal dari Allah ini menjadikan manusia
cenderung untuk mengenal Allah swt. dan beribadah kepada-Nya, memperoleh ilmu
pengetahuan dan menggunakannya untuk kemakmuran bumi, serta berpegang pada nilai-nilai
luhur dalam perilakunya, baik secara individual maupun sosial, yang dapat mengangkat
derajatnya ke taraf kesempurnaan insaniah yang tinggi. Oleh sebab itu, manusia layak
menjadi khalifah Allah swt.
Ruh dan materi yang terdapat pada manusia itu tercipta dalam satu kesatuan yang saling
melengkapi dan harmonis. Dari perpaduan keduanya ini terbentuklah diri manusia dan
kepribadiannya. Dengan memperhatikan esensi manusia dengan sempurna dari perpaduan dua
unsur tersebut, ruh dan materi, kita akan dapat memahami kepribadian manusia secara akurat.
Kemudian, dalam ayat lain juga disebutkan mengenai permulaan penciptaan manusia yang
berasal dari tanah.
م�ن �م� ث �ق�ة� ع�ل م�ن �م� ث �طف�ة� ن م�ن �م� ث اب� �ر� ت م�ن �م �اك �قن ل خ� �ا �ن ف�إ �عث� ب ال م�ن� ب� ي ر� ف�ي �م ت �ن ك �ن إ �اس� الن 7ه�ا ي� أ �ا ي
ط�فال; �م �خر�ج�ك ن �م� ث مIى م�س� �ج�ل� أ �ل�ى إ اء� �ش� ن م�ا � ح�ام ر� األ ف�ي �ق�ر7 و�ن �م �ك ل 1ن� �ي �ب �ن ل �ق�ة� ل م�خ� ر� و�غ�ي �ق�ة� ل م�خ� م�ضغ�ة�
;ا ئ ي ش� لم� ع� �عد� ب م�ن �م� �عل ي ال� �ي �ك ل ع�م�ر� ال ذ�ل� ر� أ �ل�ى إ د7 �ر� ي م�ن �م ك و�م�ن �و�ف�ى �ت ي م�ن �م ك و�م�ن �م د�ك �ش� أ �غ�وا ل �ب �ت ل �م� ث
�ه�يج� ب وج� ز� �ل1 ك م�ن �ت �ت ب �ن و�أ �ت ب و�ر� ت �ز� اهت م�اء� ال ه�ا �ي ع�ل �ا ن ل ز� �ن أ �ذ�ا ف�إ ه�ام�د�ة; رض�� األ ى �ر� . و�ت
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes
mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan
dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada
kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 7
dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang
dahulunya telah diketahuinya. Dan, kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah. (Q.S. al-Hajj [22]: 5)
م�ضغ�ة� . ال �ا �قن ل ف�خ� م�ضغ�ة; �ق�ة� ع�ل ال �ا �قن ل ف�خ� �ق�ة; ع�ل 7طف�ة� الن �ا �قن ل خ� �م� ث م�ك�ين� ار� ق�ر� ف�ي �طف�ة; ن �اه� ن ج�ع�ل �م� ث
�ق�ين� ال خ� ال �حس�ن� أ �ه� الل ك� �ار� �ب ف�ت �خ�ر� آ ق;ا ل خ� �اه� ن أ ش� �ن أ �م� ث �حم;ا ل ع�ظ�ام� ال �ا ون �س� ف�ك . ع�ظ�ام;ا
Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-belulang, lalu
tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka, Mahasuci-lah Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. al-Mu’minuun
[23]: 13-14)
Itulah di antara sekian banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang asal-usul
penciptaan manusia. Penciptaan manusia yang bermula dari tanah ini tidak berarti bahwa
manusia dicetak dengan memakai bahan tanah seperti orang membuat patung dari tanah.
Akan tetapi, penciptaan manusia dari tanah tersebut bermakna simbolik, yaitu saripati yang
merupakan faktor utama dalam pembentukan jasad manusia. Penegasan Al-Qur’an yang
menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah ini merujuk pada pengertian jasadnya. Oleh
karena itu, Al-Qur’an menyatakan bahwa kelak ketika ajal kematian manusia telah sampai,
maka jasad itu akan kembali pula ke asalnya, yaitu tanah.
Secara komprehensif, Umar Shihab memaparkan bahwa proses penciptaan manusia terbagi ke
dalam beberapa fase kehidupan sebagai berikut. Pertama, fase awal kehidupan manusia yang
berupa tanah. Manusia berasal dari tanah disebabkan oleh dua hal: (1) manusia adalah
keturunan Nabi Adam a.s. yang diciptakan dari tanah; (2) sperma atau ovum yang menjadi
cikal bakal manusia bersumber dari saripati makanan yang berasal dari tanah. Kedua, saripati
makanan yang berasal dari tanah tersebut menjadi sperma atau ovum, yang disebut oleh Al-
Qur’an dengan istilah nutfah. Ketiga, kemudian sperma dan ovum tersebut menyatu dan
menetap di rahim sehingga berubah menjadi embrio (‘alaqah). Keempat, proses selanjutnya,
embrio tersebut berubah menjadi segumpal daging (mudlghah). Kelima, proses ini merupakan
kelanjutan dari mudlghah. Dalam hal ini, bentuk embrio sudah mengeras dan menguat sampai
berubah menjadi tulang belulang (‘idzaam). Keenam, proses penciptaan manusia selanjutnya
adalah menjadi daging (lahmah). Ketujuh, proses peniupan ruh. Pada fase ini, embrio sudah
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 8
berubah menjadi bayi dan mulai bergerak. Kedelapan, setelah sempurna kejadiannya,
akhirnya lahirlah bayi tersebut ke atas dunia
c. Fitrah Manusia
Fitrah merupakan kata yang diderivasi dari kalimat Bahasa Arab fatara, artinya
ciptaan, suci dan seimbang. Arti fitrah dalam segi bahasa dapat diartikan sebagai kondisi awal
suatu penciptaan atau kondisi awal manusia yang memiliki potensi mengetahui dan cenderung
kepada kebenaran.
Fitrah dalam arti penciptaan tidak hanya dikaitkan dengan arti persiapan fisik,
melainkan juga dalam arti persiapan rohaniah, yaitu sifat-sifat dasar manusia yang baik.
Karena itu, fitrah disebutkan dalam konotasinilai yang dapat membawa manusia pada
pencpaian derajat kemuliaan yang tinggi, yaitu derajat keinsaniyahan dan bukan ke
bayariyahan yang bersifat fisik.
Dalam fitrahnya manusia itu memiliki
1. Hanief
Artinya jalan yang lurus / kebenaran
2. Akal
Dalam Al-Qur’an diartikan dengan kebijaksanaan intelegensia dan pengertian. Dengan
demikian di dalam Al-Qur’an akal diletakan bukan hanya pada ranah rasio, tetapi juga
rasa , bahkan lebih jauh dari itu, akal juga diartikan sebagai hikmahatau
kebijaksanaan.
3. Qolb
Al-Qolb berasal dari qalaba yang berarti berubah, berpindah atau berbalik. Musa Asy’
ari menyebutkan arti Al-Qalb dalam dua pengertian, yang pertama pengertian kasar
atau fisik, yaitu segumpal daging berbentuk bulat panjang ( Jantung ) dan yang arti
yang kedua adalah pengertian yang halus, bersifat ketuhanan dan keruhanian, yaitu
hakikat manusia yang dapat menangkap segala pengertian berpengetahuan dan arif.
4. Nafsu
Nafsu adalah kekuatan yang mampu mendorong manusia mencapai keinginannya.
Dorongan dorongan ini sering disebut dengan dorongan primitif, karena sifatnya yang
bebastanpa mengenal baik dan buruk dan sering disebut juga dorongan kehendak
bebas.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 9
d. Kedudukan Manusia dan Fungsi Penciptaan
Fungsi dan kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah di bumi. Tujuan
penciptaan manusia di atas dunia ini adalah untuk beribadah. Sedangkan tujuan hidup
manusia di dunia ini adalah untuk mendapatkan kesenangan dunia dan ketenangan akhirat.
Jadi, manusia di atas bumi ini adalah sebagai khalifah, yang diciptakan oleh Allah dalam
rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah itu adalah untuk mencapai kesenangan di
dunia dan ketenangan di akhirat.
Apa yang harus dilakukan oleh khalifatullah itu di bumi? Dan bagaimanakah manusia
melaksanakan ibadah-ibadah tersebut? Serta bagaimanakah manusia bisa mencapai
kesenangan dunia dan ketenangan akhirat tersebut? Banyak sekali ayat yang menjelaskan
mengenai tiga pandangan ini kepada manusia. Antara lain seperti disebutkan pada Surah Al-
Baqarah ayat 30:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui“. (Q.S. Al-Baqarah: 30)
Khalifah adalah seseorang yang diberi tugas sebagai pelaksana dari tugas-tugas yang
telah ditentukan. Jika manusia sebagai khalifatullah di bumi, maka ia memiliki tugas-tugas
tertentu sesuai dengan tugas-tugas yang telah digariskan oleh Allah selama manusia itu berada
di bumi sebagai khalifatullah.
Di samping peran dan fungsi manusia sebagai khalifah Allah, ia juga sebagai hamba Allah.
Seorang hamba berarti orang yang taat dan patuh kepada perintah tuhannya, Allah SWT.
Esensi dari ‘Abd adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan. Ketaatan, ketundukan dan
kepatuhan manusia itu hanya layak diberikan kepada Allah yang dicerminkan dalam ketaatan,
ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan
a) Pengertian Agama
Para pakar memiliki beragama pengertian tentang agama. Secara etimologi, kata “agama”
bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan diambil dari istilah bahasa Sansekerta yang
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 10
menunjuk pada sistem kepercayaan dalam Hinduisme dan Budhisme di India. Agama terdiri
dari kata “a” yang berarti “tidak”, dan “gama” berarti kacau. Dengan demikian, agama adalah
sejenis peraturan yang menghindarkan manusia dari kekacauan, serta mengantarkan
menusia menuju keteraturan dan ketertiban.
Ada pula yang menyatakan bahwa agama terangkai dari dua kata, yaitu a yang berarti
“tidak”, dan gam yang berarti “pergi”, tetap di tempat, kekal-eternal, terwariskan secara turun
temurun. Pemaknaan seperti itu memang tidak salah karena dala agama terkandung nilai-nilai
universal yang abadi, tetap, dan berlaku sepanjang masa. Sementara akhiran a hanya memberi
sifat tentang kekekalan dankarena itu merupakan bentuk keadaan yang kekal.
Ada juga yang menyatakan bahwa agama terdiri dari tiga suku kata, yaitu: a-ga-
ma. A berarti awang-awang , kosong atau hampa. Ga berarti tempat yang dalam bahasa Bali
disebut genah. Sementarama berarti matahari, terang atau sinar. Dari situ lalu diambil satu
pengertian bahwa agama adalah pelajaran yang menguraikan teta cara yang semuanya penuh
misteri kareana Tuhan dianggap bersifat rahasia.
Kata tersebut juga kerap berawalan i dan atau u, dengan demikian masing-masing
berbunyi igama dan ugama. Sebagian ahli menyatakan bahwa agama-igama-ugamaadalah
koda kata yang telah lama dipraktikkan masyarakat Bali. Orang Bali
memaknaiagama sebagai peraturan, tata cara, upacara hubungan manusia denga raja.
Sedangkanigama adalah tata cara yang mengatur hubungan manusia denga dewa-dewa.
Sementaraugama dipahami sebagai tata cara yang mengatur hubungan antamanusia.
Dalam bahasa Belanda, Jerman, dan Inggris, ada kata yang mirip sekaligus memilliki
kesamaan makna dengan kata “gam”. Yaitu ga atau gaa dalam bahasa Belanda; gein dalam
bahasa Jerman, dan go dalam bahasa Inggris. Kesemuanya memiliki makna yang sama atau
mirip, yaiut pegi. Setelah mendapatkan awalan dan akhiran a, ia mengalami perubahan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 11
makna. Dari bermakna pergi berubah menjadi jalan. Kemiripan seperti ini mudah dimaklumi
karena bahasa Sansekerta, Belanda, Jerman, dan Inggris, kesemuanya termasuk rumpun
bahasa Indo-Jerman.
Selain itu, dikenal pula istilah religion bahasa Inggris, religio atau religi dalam bahasa
Latin, al-din dalam bahasa Arab, dan dien dalam bahasa Semit. Kata-kata itu ditengarai
memiliki kemiripan makna dengan kata “agama” yang berasal dari bahasa Sansekerta
itu.Religious (Inggris) berarti kesalehan, ketakwaan, atau sesuatu yang sangat mendalam dan
berlebih-lebihan. Yang lain menyatakan bahwa religion adalah: (1) keyakinan pada Tuhan
atau kekuatan supramanusia untuk disembah sebagai pencipta dean penguasa alam semesta;
(2) sistem kepercayaan dan peribadatan tertentu.
Menurut Olaf Scuhman, baik religion maupun religio, keduanya berasala dari akar kata
yang sama, yaitu religare yang berarti “mengikat kembal”, atau dari kata relegere yang
berarti “menjauhkan, menolak, melalui”. Arti yang kedua, relegere dipegang oleh pujangga
ada filosof Romawi Cicero dan Teolog Protestan Karl Barth, dan sebab itu mereka
melihatreligio sebagai usaha manusia yang hendak memaksa Tuhan untuk memberikan
sesuatu, lalu manusia menjauhkan diri lagi.
Sedangkan arti yang pertama, religare, dipegang oleh gereja Latin (Roma Katolik).
Erasmus dari Rotterdam (1469-1539) menyatakan bahwa paham ini dikaitkan dengan sikap
manusia yang benar terhadap Tuhan. Benar pula, karena ajara-ajaran agama memang
mempunyai sifat mengikat bagi manusia yang mempercayainya. Agama (religio) dalam
artireligare juga berfungsi untuk merekatkan pelbagai unsur dalam memelihara keutuhan diri
manusia, diri orang per orang atau diri sekelompok orang dalam hubungannya terhadap
Tuhan, terhadap sesama manusia, dan terhadap alam sekitarnya.
Sementara Sayyed Hossein Nasr mengatakan “religare” yang berarti “mengikat”
merupakan lawan dari “membebaskan”. Ajaran Sepuluh Perintah (Ten Commandments) ya ng
membentuk fondasi moralitas Yahudi dan Kristen terdiri dari sejumlah pernyataan “janganlah
kamu”, yang menunjukkan suatu pembatasan dan bukan pembebasan .
Agama juga disebut dengan istilah din. Dalam bahasa Semit, din berarti undang-undang
atau hokum. Dalam bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh,
utang, balasan, kebiasaan.
Bila lafal din disebutkan dalam rangkaian din-ullah, maka dipandang datangnya agama itu
dari Allah, bila disebut dinunnabi dipandang nabilah yang melahirkan dan menyiarkan, bila
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 12
disebut dinul-ummah, karena dipandang manusialah yang diwajibkan memeluk dan
menjalankan. Ad-din bisa juga berarti syari’ah: yaitu nama bagi peraturan-peraturan dan
hukum-hukum yang telah disyari’atkan oleh Allah selengkapnya atau prinsip-prinsipnya saja,
dan dibedakan kepada kaum muslimin untuk melaksanakannya, dalam mengikat hubungan
mereka dengan Allah dan dengan manusia. Ad-din berarti millah, yaitu mengikat.
Maksud agama ialah untuk mempersatukan segala pemeluk-pemeluknya, dan mengikat
mereka dalam suatu ikatan yang erat sehingga merupakan batu pembangunan, atau mengingat
bahwa, hokum-hukum agama itu dibukukan atau didewankan. Ad-din berarti nasihat, seperti
dalam hadis dari Tamim ad-Dari r.a. bahwa Nabi SAW bersabda: Ad-dinu nasihah. Para
sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, bagi siapa?” Beliau menjelaskan: “Bagi Allah dan
kitabNya, bagi Rasul-Nya dan bagi para pemimpin muslimin dan bagi seluruh muslimin.”
(HR. Muslim, Abu Dawud, Nasa’i dan Ahmad).
Hadis tersebut memberikan pengertian bahwa ada lima unsur yang perlu mendapat
perhatian bisa memperoleh gambaran tentang apa yang dimaksud dengan agam yang jelas
serta utuh. Kelima unsure itu adalah: Allah, kitab, rasul, pemimpin dan umat, baik mengenai
arti masing-masing maupun kedudukan serta hubungannya satu denagn lainnya.
Pengertian tersebut telah mencakup dalam makna nasihat. Imam Ragib dalam kita Al-
Mufradaat fii Ghariibil Qur’an, dan Imam Nawawi dalam Syarh Arba’in menerangkan bahwa
nasihat itu maknanya sama dengan menjahit (al-khayyaatu an-nasihuu) yaitu menempatkan
serta menghubungkan bagian (unsur) yang satu dengan yang lainnya, sesuai dengan
kedudukan masing-masing.
Mukti Ali mengatakan, agama adalah percaya pada adanya Tuhan Yang Maha Esa dan
hukum-hukum yang diwahyukan kepada utusanNya bagi kebahagiaan hidup manusia di dunia
dan akhirat. Mukti Ali membatasi pengertian agama pada kepercayaan dan hokum. Mehdi
Ha’iri Yazdi berpendapat, agama adalah kepercayaan kepada Yang Mulak atau Kehendak
Mutklak sebegai kepedulian tertinggi. Pengertian inimenjadikan Tuhan sebagai focus
perhatian dan kepedulian tertinggi agama sehingga agama cenderung mengabaikan persoalan
kemanusiaan. Agama akhirnya bersifat teosentris, tanpa perhatian yang cukup terhadap soal-
soal kemiskinan dan keterbelakangan umat.
Harun Nasution mengemukakan pelbagai pengertian tentang agama yang dikemukakan
sejumlah ahli, yaitu: (1) pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib
yang harus dipatuhi; (2) pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 13
yang menguasai manusia; (3) mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung
pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar manusia dan yang mempengaruhi
perbuatan-perbuatan manusia; (4) kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan
cara hidup tertentu; (5) suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari suatu
kekuatan gaib; (6) pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber
pada kekuatan gaib; (7) pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari \perasaan takut
terhadap kekuatan misterius yang terdapat di alam sekitar manusia; (8) ajaran-ajaran yang
diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul.
Dan secara umum, Agama adalah suatu sistem ajaran tentang Tuhan, di mana
penganut-penganutnya melakukan tindakan-tindakan ritual, moral atau sosial atas dasar
aturan-aturan-Nya. Oleh karena itu suatu agama mencakup aspek-aspek sebagai berikut :
1. Aspek kredial, yaitu ajaran tentang doktrin-doktrin ketuhanan yang harus diyakini.
2. Aspek ritual, yaitu tentang tata cara berhubungan dengan Tuhan, untuk minta
perlindungan dan pertolongan-Nya atau untuk menunjukkan kesetiaan dan
penghambaan.
3. Aspek moral, yaitu ajaran tentang aturan berperilaku dan bertindak yang benar dan
baik bagi individu dalam kehidupan.
4. Aspek sosial, yaitu ajaran tentang aturan hidup bermasyarakat.
a. Pengertian Islam
Islam secara etimologis (lughawy) berasal dari tiga akar kata salam yang artinya
damai atau kedamaian, salamah yang artinya keselamatan, aslama yang artinya berserah diri
atau tunduk patuh. Sementara agama Islam dapat di definisikan sebagai suatu sistem ajaran
ketuhanan yang berasal dari Allah swt, yang diturunkan kepada ummat manusia dengan
wahyu melalui perantaraan Nabi Muhammad saw. Sebagai pedoman hidup manusia di dunia
yang berisi peraturan perintah dan larangan agar manusia memperoleh kebahagaian di dunia
dan di akhirat kelak.
b. Hubungan Agama dan Manusia
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 14
Kondisi umat islam dewasa ini semakin diperparah dengan merebaknya fenomena
kehidupan yang dapat menumbuhkembangkan sikap dan prilaku yang a moral atau degradasi
nilai-nilai keimanannya. Fenomena yang cukup berpengaruh itu adalah :
Tayangan media televisi tentang cerita yang bersifat tahayul atau kemusrikan,dan film-film
yang berbau porno.Majalah atau tabloid yang covernya menampilkan para model yang
mengubaraurat.Krisisketauladanan dari para pemimpin, karena tidak sedikit dari mereka itu
justru berprilaku yangmenyimpang dari nilai-nilai agama.Krisis silaturahmi antara umat
islam, mereka masih cenderung mengedepankan kepentingan kelompoknya (partai atau
organisasi) masing-masing.Sosok pribadi orang islam seperti di atas sudah barang tentu tidak
menguntungkan bagi umat itu sendiri, terutama bagi kemulaian agama islam sebagai agama
yang mulia dan tidak ada yang lebih mulia di atasnya. Kondisi umat islam seperti inilah yang
akan menghambat kenajuan umat islam danbahkan dapat memporakporandakan ikatan
ukuwah umat islam itu sendiri.
Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi
“Rahmatanlil’alamin”. maka mereka memiliki pemahaman secara utuh (Khafah) tentang
islam itu sendiri umat islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang imtaq (iman dan
takwa) tetapi juga dalam bidang iptek (ilmu dan teknologi). Mereka diharapkan mampu
mengintegrasikan antara pengamalan ibadah ritual dengan makna esensial ibadah itu sendiri
yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti : pengendalian diri, sabar,
amanah, jujur, sikap altruis, sikap toleran dan saling menghormatai tidak suka menyakiti atau
menghujat orang lain. Dapat juga dikatakan bahwa umat islam harus mampu menyatu
padukan antara mila-nilai ibadah mahdlah (hablumminallah) dengan ibadah ghair mahdlah
(hablumminannas) dalam rangka membangun.
c. Fungsi Dan Tujuan Agama
Menurut AbuddinNata sekurang-kurangnya hanya ada tiga alasan perlunya manusia
terhadapa agama, yakni:
1. latar belakang fitah manusia. Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah
keagamaan tersebut buta pertama kali ditegaskan dalam ajaran Islam, yakni
bahwa agama adalah kebutuhan manusia.
2. alasan lain mengapa manusia perlu beragama menurut Abuddin Nata adalah
kelemahan dan kekurangan manusia. Alasan inipun kelihatannya bisa diterima, di
samping karena keterbatasan akal manusia untuk menentukan hal-hal yang di luar
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 15
kekuatan pikiran manusia itu sendiri, juga karena manusia sendiri merupakan
makhluk dha’if (lemah) yang sangat memerlukan agama.
3. adanya tantangan manusia. Manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi
berbagai tantangan, baik dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam
berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan syetan, sedangkan tantangan dari luar
dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang secara
sengaja berupaya memalingkan manusia dari Tuhan.
d. Arti dan Ruang Lingkup Agama Islam
Islam berasal dari kata as lama yang merupakan turunan dari kata assalmu, assalamu,
assalamatu yang artinya bersih dan selamat dari kecatatan lahir batin. Dari asal kata ini, dapat
diartikan bahwa dalam islam terkandung makna suci, bersih, tanpa cacat atau sempurna. Kata
islam juga dapat diambil dari kata assilmu dan assalmu yang berarti perdamaian dan
keamanan. Dari asal kata ini islam mengandung makna perdamaian dan keselamatan, karena
itu kata assalamu alaikum merupakan kata kecintaan seorang muslim pada orang lain, karena
itu islam selalu menebar doa dan kedamaian kepada sesama. Dari kata assalamu, assalmu dan
assilmu yang berarti menyerahkan diri, tunduk dan taat. Semua asal kata diatas berasal dari
tiga huruf, yaitu sin, lam dan mim (di baca salima) yang artinya sejahtera, tidak tercela dan
selamat.
Pengertian islam secara terminologis diungkapkan Ahmad Abdullah Almasdoosi
(1962), bahwa islam adalah kaidah hidup yang diturunkan kepada manusia sejak manusia
digelarkan di muka bumi dan terbina dalam bentuknya yang terakhir dan sempurna. Dalam Al
– Quran yang suci yang diwahyukan Tuhan kepada nabinya yang terakhir, yakni nabi
Muhammad bin Abdullah, satu kaidah hidup yang memuat tuntunan yang jelas dan lengkap
mengenai aspek hidup manusia, baik spiritual maupun material. Dari definisi itu dapat
disimpulkan bahwa islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada manusia melalui
rasul – rasulnya, yang berisi hukum – hukum yang mengatur hubungan mansia dengan allah,
manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta.
Secara garis besar ruang lingkup agama islam menyangkut tiga hal pokok yaitu :
1. Aspek keyakinan yang disebut akidah, yaitu aspek credial atau keimanan terhadap
Allah SWT dan semua yang difirmankannya untuk diyakini.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 16
2. Aspek norma atau hukum yang disebut syariah, yaitu aturan –aturan Allah SWT yang
mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusa dan dengan alam semesta.
3. Aspek perilaku yang disebut akhlak, yaitu sikap – sikap atau perilaku yang nampak
dari pelaksanaan akidah dan syariah.
Ketiga aspek tersebut tidaklah berdiri – sendiri, tetapi menyatu membentuk
kepribadian yang utuh pada diri seorang muslim. Hal ini diungkapkan secara tegas dalam
firman Allah SWT.di jelaskan dalam surat al baqarah ayat 208 : “Wahai orang – orang yang
beriman masuklah kamu dalam islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah –
langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata”. ( Al – Baqaarah, 2:208)
Antara akidah, syariah, dan akhlaq masing – masing saling berkaitan. Aqidah atau
iman merupakan keyakinan yang mendorong seorang mslim untuk melaksanakan syariah.
Apabila syariah telah dilaksanakan berdasarkan aqidah akan lahir akhlak. Oleh karena itu,
iman tidak hanya di dalam hati, tetapi ditampilkan dalam bentuk perbuatan. Dapat
disimpulkan bahwa aqidah merupakan landasan bagi tegak berdirinya syariah dan akhlak.
Selain agama Islam, adapula agama Zoroaster, yang diambil dari nama pendirinya
Zoroaster. Agama Budha (Budhisme) berasal dari nama “ Sidharta Gautama Budha” , Budha
merupakan gelar bagi Sidharta yang dianggap memperoleh penerangan agung. Agama Yahudi
(Judaisme) suatu agama yang dianut oleh orang – orang Yahudi (Jews), asal nama dari Negara
Juda (Judea). Agama Hindu merupakan kumpulan dari macam – macam agama dan
tanggapan tentang dunia dari orang – orang India. Agama Kristen merupakan agama yang
berasal dari pengajarnya atau yang dipujanya “Jesus Crist” dan pengikut – pengikut Kristus
disebut pula orang – orang Kristen.
e. Jenis – Jenis Agama
Dikaitkan dengan arti agama diatas maka sesungguhnya pengertian agama menjadi
sangat luas. Tiada seorang pun yang tidak menganut suatu ajaran agama. Boleh jadi seseorang
menyatakan dirinya tidak beragama namun pada hakikatnya ia telah membuat ajaran tertentu
yang menjadi agamanya.
a) Berdasarkan sumbernya agama dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 17
1. Agama wahyu (samawi) : agama yang diterima oleh manusia dari allah sang pencipta
melalui malaikat Jibril dan disampaikan serta disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat
manusia. Wahyu – wahyu dilestarikan melalui Al – Kitab, suhuf ( lembaran –
lembaran bertulis) atau ajaran lisan. Misalnya agama Yahudi, Nasrani dan Islam.
2. Agama non wahyu (agama bumi, ardhi, budaya) : agama yang bersandar semata –
mata kepada ajaran manusia yang dianggap memiliki pengetahuan tentang kehidupan
dalam berbagai aspek secaramendalam.Agama bukan wahyu muncul dari
perkembangan budaya suatu masyarakat. Misalnya agama Hindu di India, Shinto di
Jepang, agama budha yang berpangkal pada Sidharta Gautama dan confuesianisme
yang berpangkal pada ajaran Kong HuChu, dan Zoroaster
b) Berdasarkan misi penyebarannya agama dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Agama misionari adalah agama yang menuntut penganutnya untuk menyebarkan
ajaran-ajarannya kepada manusia lainnya.
2. Agama nonmisionari adalah agama yang tidak menuntut penganutnya untuk
menyebarkan agamanya.
Secara fitriah manusia membutuhkan agama sebagai pegangan hidup, karena itu sejarah
agama sama panjangnya dengan sejarah manusia. Karena itu sejarah mencatat aneka macam
agama yang dianut oleh manusia sejak dahulu hingga sekarang ini. Baik agama yang berasal
dari olah pikir manusia (agama ardi atau agama budaya) maupun agama yang diturunkan oleh
wahyu (agama samawi) yang diterima rasul – rasul Tuhan.
Agama budaya umumnya bersifat politeistik atau mempercayai beberapa Tuhan, sedangkan
agama wahyu bersifat monoteistik atau meyakini satu Tuhan.
Agama-agama budaya umumnya menggunakan nama pencetusnya sebagai nama agamanya,
sedangkan agama wahyu penamaannya berdasarkan wahyu pula, tidak menggunakan nama
rasul yang menerimanya.
Agama –agama besar yang dianut umat manusia di dunia antara lain Yahudi, Nasrani, Hindu,
Budha dan Islam yang dikelompokan ke dalam agama samawi dan sebagian para ahli
mengelompokan agama Yahudi dan Nasrani tidak lagi dipandang agama samawi murni,
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 18
karena mereka berpendapat bahwa kitab suci kedua gama tersebut telah mengalami
perubahan, yaitu terdapatnya intervensi pemikiran menusia ke dalam kitab suci mereka
(Charles Adam dalam Daud Ali:73). Dari sudut ketuhananpun kedua agama tersebut tidak lagi
menganut monoteisme mutlak, misalnya menurut agama Nasrani, Tuhan yang satu terdiri dari
tiga oknum, yaitu Tuhan Bapak, Tuhan Anak, dan Ruhul Kudus. Sedangkan konsep
ketuhanan dalam Islam adalah tauhid atau monoteisme mutlak, dimana Tuhan itu Esa yang
tidak terbagi – bagi. Jadi dapat dikatakan bahwa agama Islam adalah agama samawi murni.
Agama Hindu dan Budha dikeleompokan kedalam agama budaya yang konsep ketuhanannya
politeistik.
Agama – agama selain Islam umumnya bersifat local untuk masyarakat tertentu, misalnya
Yahudi untuk Bani Israil saja. Sedangkan agama Islam ditunjukan untuk seluruh
manusiasepanjang zaman.
Agama Islam adalah agama wahyu yang berdasarkan tauhid, berbeda dengan monoteisme.
Tauhid atau keesaan Tuhan diketahui manusia berdasarkan kabar dari Tuhan sendirimelalui
firman yang disampaikan kepada Rasul-Nya. Sedangkan monoteisme lahir dari
perkembangan kepercayaan manusia terhadap Tuhan setelah melalui proses panjang
pengalaman manusia dari dinamisme, animisme,politeisme dan akhirnya monoteisme.
f. Risalah Islam
Agama Islam sesungguhnya adalah agama Allah SWT yang dulu dan sekarang.
Menurut teori evolusionisme Darwin menganggap manusia sebagai hasil dari evolusi hayat
yang bertolak dari makhluk bersel satu, maka Islam dalam rangka evolusi agama Allah
berakhir dan paripurna dalam pengakuan tugas Nabi Muhammad SAW. Beliaulah penutup
Nabi dan Rasul, karenanya membawa konsekuensi tugas universal dan abadi untuk seluruh
manusia hingga ke akhir zaman. Allah SWT menggariskan tujuan risalah dalam Alquran yang
artinya tiada kami utus engkau melainkan rahmat bagi sekalian alam.
Tugas Nabi Muhammad ialah pembawa rahmat bagi seluruh umat, maka itu pulalah risalah
agama yang dibawanya. Tegasnya risalah Islam ialah mendatangkan rahmat bagi seluruh
alam. Jadi kehadiran Islam di alam adalah membawa keselamatan, kesejahteraan dan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 19
kebahagiaan manusia lahir dan batin. Baik secara perseorangan maupun secara bersama –
sama dalam masyarakat.
Kesempurnaan tujuan risalah Islam barulah terlaksana apabila pemeluknya dan manusia
lainnya yang bertetangga dengan Islam merasakan nikmatnya Islam. Jadi merealisasikan
risalah Islam ialah kita mewujudkan Islam menjadi syurga bagi manusia di dunia. Kebenaran
risalah Islam sebagai rahmat bagi manusia, terletak pada kesempurnaan Islamsendiri. Islam
adalah dalam kesatuan ajaran, ajaran yang satu dan lainnya mempunyai nisbat dan hubungan
yang saling berkaitan. Maka islam dapat kita lihat dalam tiga segi, yaitu aqidah, syariah dan
nizam.
Dalam suatu tinjauan, Islam adalah suatu aqidah atau keyakinan (kepercayaan). Nilai – nilai
yang diajarkan kebenarannya mutlak karena bersumber dari yang Maha mutlak. Maka segala
yang diizinkannya adalah suatu yang haq (benar), sedang segala yang ditentangmya adalah
batil.
Apabila Islam ditinjau dari segi lain, Islam adalah suatu syari’ah artinya sebagai suatu hukum
dan perundang – undangan. Al- Qur’an dan sunnah Rasullulah adalah dua sumber asasi dari
ajaran – ajaran Islam dan sekaligus menjadi sumber dan hukum perundang – undangan Islam.
Yang mengatur kehidupan manusia baik yang berhubungan dengan Tuhan maupun yang
berhubungan antar manusia atau dengan alam.
Islam adalah suatau nizam, yaitu cara hidup atau way of life. Islam sebagai suatu sistem dapat
kita lihat sebagai sistem iman, ibadah dan sistem akhlak.
Islam adalah agama keseimbangan, maka ajaran – ajaran Islam hendaknya diterapkan secara
seimbang, seimbang yang vertical dan horizontal. Dalam Al-Qur’an penuh dengan ayat – ayat
yang mengajarkan tentang keseimbangan. Ayat – ayat Al-Qur’an menyebut akhirat selalu
didahului dengan dunia dan kata iman selalu diikuti kata amal shaleh.
Agama yang diturunkan Allah SWT di muka bumi sejak nabi Adam sampai nabi Muhammad
SAW, adalah agama islam sebagaimana diungkapkan oleh ( Q.S. ali Imran, 3:19).
Artinya : “sesungguhnya agama disisi Allah adalah agama islam” .
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 20
Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang diajarkan oleh agama-
agama sebelumnya. Agama Islamini lebih istimewa dibandingkan agama-agama terdahulu
karena Islam adalah ajaran yang bisa diterapkan di setiap masa, di setiap tempat dan di
masyarakat manapun. Allah SWT berfirman kepada Rasulullah:
; م�نا و�م�ه�ي �اب� ك�ت ال م�ن� ه� �د�ي ي ن� �ي ب 1م�ا ل ; م�ص�د1قا ح�ق1 �ال ب �اب� ك�ت ال ك� �ي �ل إ �ا ن ل �نز� و�أ
Artinya: “Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab dengan benar sebagai pembenar
kitab-kitab yang terdahulu serta batu ujian atasnya.” (QS. Al Maa’idah: 48)
Maksud dari pernyataan Islam itu cocok diterapkan di setiap masa, tempat dan masyarakat
adalah dengan berpegang teguh dengannya tidak akan pernah bertentangan dengan kebaikan
umat tersebut di masa kapan pun dan di tempat manapun. Bahkan dengan Islamlah keadaan
umat itu akan menjadi baik. Akan tetapi bukanlah yang dimaksud dengan pernyataan Islam
itu cocok bagi setiap masa, tempat dan masyarakat adalah Islam tunduk kepada kemauan
setiap masa, tempat dan masyarakat.
Agama Islam adalah agama yang benar. Sebuah agama yang telah mendapatkan jaminan
pertolongan dan kemenangan dari Allah SWT bagi siapa saja yang berpegang teguh
dengannya. Allah swt berfirman:
�ون� ر�ك م�ش ال �ر�ه� ك �و و�ل 1ه� �ل ك الد1ين� ع�ل�ى ه� �ظه�ر� �ي ل ح�ق1 ال و�د�ين� ه�د�ى �ال ب �ه� ول س� ر� س�ل� ر� أ �ذ�ي ال ه�و�
Artinya: “Dia lah Zat yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa Petunjuk dan
Agama yang benar untuk dimenangkan di atas seluruh agama-agama yang ada, meskipun
orang-orang musyrik tidak menyukainya.” (QS. Ash Shaff: 9)
Allah SWT berfirman,
م�ن �ذ�ين� ال ل�ف� �خ ت اس �م�ا ك رض�� األ ف�ي �ه�م �ف�ن ل �خ ت �س �ي ل �ح�ات� الص�ال �وا و�ع�م�ل �م م�نك �وا آم�ن �ذ�ين� ال �ه� الل و�ع�د�
�ون� ر�ك �ش ي ال� �ي �ن �د�ون �عب ي ; منا� أ خ�وف�ه�م �عد� ب م1ن �ه�م �ن �د1ل �ب �ي و�ل �ه�م ل �ض�ى ت ار �ذ�ي ال �ه�م� د�ين �ه�م ل �ن� 1ن �م�ك �ي و�ل �ه�م ل ق�ب
ق�ون� ف�اس� ال ه�م� �ك� �ئ ول� ف�أ �ك� ذ�ل �عد� ب �ف�ر� ك و�م�ن ; ئا ي ش� �ي ب
Artinya: “Allah benar-benar telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman serta
beramal salih diantara kalian untuk menjadikan mereka berkuasa di atas muka bumi
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 21
sebagaimana orang-orang sebelum mereka telah dijadikan berkuasa di atasnya. Dan Allah
pasti akan meneguhkan bagi mereka agama mereka, sebuah agama yang telah diridhai-Nya
untuk mereka peluk. Dan Allah pasti akan menggantikan rasa takut yang sebelumnya
menghinggapi mereka dengan rasa tenteram, mereka menyembah-Ku dan tidak
mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Dan barangsiapa yang ingkar sesudah itu,
maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An Nuur: 55)
Secara umum dapat dikatakan bahwasanya Islam memerintahkan semua akhlak yang mulia
dan melarang akhlak yang rendah dan hina. Islam memerintahkan segala macam amal shaleh
dan melarang segala amal yang jelek. Allah SWT berfirman,
�م �ع�ظ�ك ي �غي� ب و�ال �ر� م�نك و�ال اء ف�حش� ال ع�ن� ه�ى �ن و�ي �ى ب ق�ر ال ذ�ي �اء �يت و�إ ان� �حس� و�اإل ع�دل� �ال ب م�ر� �أ ي gه� الل �ن� إ
ون� �ر� �ذ�ك ت �م �ك �ع�ل ل
Artinya: “Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat adil, ihsan dan memberikan nafkah
kepada sanak kerabat. Dan Allah melarang semua bentuk perbuatan keji dan mungkar, serta
tindakan melanggar batas. Allah mengingatkan kalian agar kalian mau mengambil
pelajaran.” (QS. An Nahl: 90).
Umat Islam dilarang menjadi umat pengekor, tetapi sebagai pengendali. Islam tidak condong
ke barat dan ke timur, melainkan Islam hadir di tengah – tengah mengajak seluruh benua, ras,
dan bangsa untuk berkiblat kepadanya. Islamlah yang harus memimpin jalannya sejarah
menuju kepada hidup dan kehidupan yang bahagia dalam rangka masyarakat yang sejahtera
dan bahagia di bawah naungan Allah SWT. Betapa tinggi fungsi umat Islam di tengah –
tengah kancah kehidupan manusia. Allah SWT berfirman yang artinya: kamu adalah umat
yang paling baik, yang ditempatkan ke tengah – tengah manusia, untuk memimpin kepada
kebaikan, mencegah kemungkaran dan percaya penuh kepada Allah.
g. Misi Kehadiran Islam
Agama Islam memiliki misi, antara lain:
1. Mengajak manusia untuk tunduk dan patuh terhadap aturan – aturan yang ditetapkan
Allah SWT.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 22
2. Membimbing manusia menemukan kedamaina lahir dan batin dan menciptakan
kedamaian hidup bersama.
3. Memberikan jaminan untuk mendapatkan keselamatan dan terbebas dari bencana
hidup, baik di dunia dan di akherat.
h. Metode mempelajari Islam
Memahaami islam secara menyeluruh adalah hal yang sangat penting, walaupun tidak
secara mendetail. Begitulah cara paling minimal untuk memahami agama, agar menjadi
pemeluk agama yang mantap dan untuk menumbuhkan sikap hormat bagi pemeluk agama
lain. Di samping itu untuk menghindari kesalahpahaman yang mana memungkinkan
timbulnya pandangan dan sikap negative terhadap islam. Maka untuk memahami islam secara
benar adalah dengan cara sebagai berikut :
1. Islam harus di pelajari dari sumbernya yang asli, yaitu Al – Quran dan sunnah
Rsullulah. Kekeliruan memahami islam karena orang yang hanya mengenalnya dari
sebagian ulama – ulama dan pemeluk – pemeluknya yang telah jauh dari ajaran Al –
Quran dan sunnah atau pengenalan dari sumber kitab – kitab fiqih dan tasawuf yang
telah tua dan ketinggalan zaman dan kebanyakan bercampur dengan bidah dan
khufarat.
2. Islam harus dipelajari secara integral tidak secara parsial, artinya islam dipelajari
secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat tidak hanya sebagian saja.
3. Islam dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar. Karena pada
umumnya mereka memahami Islam secara baik, pemahaman yang lahir dari
perpaduan ilmu yang dalam terhadap Alquran dan Sunnah Rasullulah dengan
pengalaman yang indah dari praktek ibadah yang dilakukan setiap hari.
B. Cara Manusia Memeluk Agama
Manusia perlu memelukan agama sebab disamping manusia memiliki berbagai
kesempurnaan, manusia juga memiliki kekurangan. Hal ini antara lain digunakan oleh
kataAl-Nafs menurut Quraish Shihab. Bahwa dalam pandangan Al-Qur’an Nafs diciptakan
Allah dalam keadaan sempurna yang berfungsi menampung serta mendorong manusia
berbuat kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisi dalam manusia inilah yang oleh Al-
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 23
Qur’an dianjurkan untuk diberi perhatian lebih besar. Sebagaimana firman Allah swt.
Yang :
Artinya : “Demi nafs serta demi penyempurna ciptaan, Allah mengilhamkan
kepadanya kefasikan dan ketaqwaan”.(QS.Al-Syams : 78)
Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia dalam
kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari luar
maupun yang datang dari dalam. Tantangan dari dalam berupa dorongan hawa nafsu dan
bisikan setan. Sedangkan yang datang dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya
yang dilakukan manusia yang secara sengaja berupa ingin memalingkan manusia dari
Tuhan. Mereka dengan rela mengeluarka biaya, tenaga dan fikiran yang dimanifestasikan
dalam berbagai bentuk kebudayaan yang didalamnya mengandung misi menjauhkan
manusia dari Tuhan.
Allah berfirman dalam Al-Qr’an Surat Al-Anfal : 36
Yang artinya : “sesungguhya orang-orang yang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk
menghalangi (orang) dari jalan Allah”.(QS.Al-Anfal:36)
Orang-orang kafir itu sengaja mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mereka
gunakan agar orang-orang mengikuti keinginannya. Barbagai bentuk budaya, hiburan,
obat-obat terlarang dan lain sebaginya dibuat dengan sengaja. Untuk itu, upaya membatasi
dan membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar taat menjalankan agama.
C. Empat Unsur Penting Dalam Agama
(Unsur-Unsur) Agama
Demikian kompleksnya pendefinisian agama. Definisi yang dikemukakan para ahli itu
pun tidak selalu komprehensif. Sebagian tampak parsial karena hanya menyangkut sebagian
dari realitas agama. Definisi adalah suatu batasan, sementara agama tak bisa dibatasi. Namun,
untuk memudahkan, perlu dikemukakan unsur-unsur pokok yang lazim menyangga suatu
agama. Harun Nasution menyimpulkan, agama memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
Pertama, kekuatan gaib. Manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada keuatan gaib
itu sebagai tempat minta tolong. Oleh karena itu, manusia merasa harus mengadakan
hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut. Hubungan baik ini dapat diwujudkan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 24
dengan mematuhi perintah dan laranagan keuatan gaib itu. Mengacu pada unsur yang
pertama, dapat dikatakan bahwa agama sesungguhnya berporos pada kekuatan-kekuatan
non-empiris atau supra empiris.
Kedua, keyakinan bahwa kesejahteraan di dunia ini dan hidupnya di akhirat tergantung
pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud. Dengan hilangnya
hubungan baik itu, kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari akan hilang pula.
Ketiga, respons manusia yang bersifat emosional. Respons itu bisa mengambil bentuk
perasaan takut seperti pada agama-agama primitive atau perasaan cinta seperti agama-
agama monoteisme. Selanjutnya, respons mengambil bentuk penyembahan yang terdapat
dalam agama-agama primitf, atau pemujaan yang terdapat dalam agama-agama
monoteisme. Lebih lanjut lagi, respons itu mengambil bentuk cara hidup tertentu bagi
masyarakat yang bersangkutan.
Keempat, paham adanya yang kudus dan suci dalam bentuk kekuatan gaib, dalam bentuk
kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama bersangkutan, dan dalam bentuk tempat-
tempat tertentu.
D. Tiga Persoalan Pokok Dalam Agama
1. Kredial (keyakinan), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural
yang diyakini mengatur dan mencipta alam.
2. Ritual (peribadatan), yaitutingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan
supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukannya.
3. Sosial, yaitu aturan hidup bermasyarakat. Sistem nilai yang mengatur hubungan
manusia dengan manusia lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan
keyakinanya tersebut
E. Pembagian Agama Dan Ciri-Cirinya
Dari segi pembentukan agama, agama dibedakan menjadi dua, agama samawi (agama
langit) dan agama Ardhi (agama bumi) atau wadh’i. Hilman Hadikusuma menjelaskan bahwa
agama yang termasuk samawi adalah yahudi, Kristen dan islam yang cirri-cirinya adalah :
a. Konsep ketuhanan bersifat monotheis
b. Disampaikan oleh rasul sebagai utusan tuhan
c. Mempunyai kitab suci berdasarkan wahyu dari Allah
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 25
d. Kitab sucinya tidak berubah karena perubahan masyarakat penganutnya
e. Kebenaran ajaran dasarnya tahan uji terhadap kritik menurut akal manusia
F. Pembagian Agama Menurut Penjenisannya
1. Agama yang muncul dan berkembang dari perkembangan budaya suatu masyarakat
disebut dengan Agama Budaya atau Agama Bumi (dalam bahasa Arab disebut
Ardli), seperti Hindu, Shinto, atau agama-agama primitif dan tradisional.
2. Agama yang disampaikan oleh orang-orang yang mengaku mendapat wahyu dari
Tuhan disebut agama wahyu atau agama langit (dalam bahasa Arab langit disebut
samawi), seperti Yahudi, Nasrani dan Islam.
3. Agama yang berkembang dari pemikiran seorang filosof besar. Dia memiliki
pemikiran-pemikiran yang mengaggumkan tentang konsep-konsep kehidupan
sehingga banyak orang yang mengikuti pandangan hidupnya dan kemudian
melembaga sehingga menjadi kepercayaan dan ideologi bersama suatu masyarakat.
Agama semacam ini dinamakan sebagai agama filsafat, seperti Konfusianisme
(Konghucu), Taoisme, Zoroaster atau Budha.
G. Manusia Membutuhkan Agama
Agama sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain karena agama merupakan
: sumber moral, petunjuk kebenaran, sumber informasi tentang masalah metafisika, dan
bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka maupun duka.
1. Agama Sumber Moral
Dapat disimpulkan, bahwa pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan
oleh sangat diperlukannya moral oleh manusia, padahal moral bersumber dari
agama. Agama menjadi sumber moral, karena agama mengajarkan iman kepada
Tuhan dan kehidupan akhirat, serta karena adanya perintah dan larangan dalam
agama.
2. Agama Petunjuk Kebenaran
Sekarang bagaimana manusia mesti mencapai kebenaran? Sebagai jawaban
atas pertanyaan ini Allah SWT telah mengutus para Nabi dan Rasul di berbagai
masa dan tempat, sejak Nabi pertama yaitu Adam sampai dengan Nabi terakhir
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 26
yaitu Nabi Muhammad SAW. Para nabi dan Rasul ini diberi wahyu atau agama
untuk disampaikan kepada manusia. Wahyu atau agama inilah agama Islam, dan ini
pula sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh manusia sejak dulu kala, yaitu
kebenaran yang mutlak dan universal.
Dapat disimpulkan, bahwa agama sangat penting dalam kehidupan karena
kebenaran yang gagal dicari-carioleh manusia sejak dulu kala dengan ilmu dan
filsafatnya, ternyata apa yang dicarinya itu terdapat dalam agama. Agama adalah
petunjuk kebenaran. Bahkan agama itulah kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak
dan universal. Itulah agama islam!
3. Agama Sumber Informasi Metafisika
Sesungguhnya persoalan metafisika sudah masuk wilayah agama tau iman, dan
hanya Allah saja yang mengetahuinya. Dan Allah Yang Maha Mengetahui perkara
yang gaib ini dalam batas-batas yang dianggap perlu telah menerangkan perkara
yang gaib tersebut melalui wahyu atau agama-Nya. Dengan demikian agama adalah
sumber infromasi tentang metafisika, dan karena itu pula hanya dengan agama
manusia dapat mengetahui persoalan metafisika. Dengan agamalah dapat diketahui
hal-hal yang berkaitan dengan alam barzah, alam akhirat, surga dan neraka, Tuhan
dan sifat-sifat-Nya, dan hal-hal gaib lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa agama sangat penting bagi manusia (dan karena itu
sangat dibutuhkan), karena manusia dengan akal, dengan ilmu atau filsafatnya tidak
sanggup menyingkap rahasia metafisika. Hal itu hanya dapat diketahui dengan
agama, sebab agama adalah sumber informasi tentang metafisika.
4. Agama Pembimbing Rohani Bagi Manusia
Dengan sabdanya ini Nabi mengajarkan, hendaknya orang beriman bersyukur
kepada Allah pada waktu memperoleh sesuatu yang menggembirakan dan tabah
atau sabar pada waktu ditimpa sesuatu yang menyedihkan. Bersyukur di kala
sukadan sabar di kala duka inilah sikap mental yang hendaknya selalu dimiliki oleh
orang beriman. Dengan begitu hidup orang beriman selalu stabil, tidak ada
goncangan-goncangan, bahkan tenteram dan bahagia, inilah hal yang menakjubkan
dari orang beriman seperti yang dikatakan oleh Nabi. Keadaan hidup seluruhnya
serba baik.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak kacau (a = tidak gama = kacau)
dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia dari
kekacauan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa agama sangat diperlukan oleh manusia
sebagai pegangan hidup sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini
adalah Islam. Akhlak yang terpuji sangat penting dimiliki oleh setiap masyarakat sebab maju
mumdurnya suatu bangsa atau Negara amat tergantung kepada akhlak tersebut.
Agama Islam adalah agama yang selalu mendorong manusia untuk mempergunakan
akalnya memahami ayat-ayat kauniyah (Sunnatullah) yang terbentang di alam semesta dan
ayat-ayat qur’aniyah yang terdapat dalam Al-Qur’an, menyeimbangkan antara dunia dan
akherat. Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan manusia
akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan manusia akan sempurna dan
bahagia.
B. Saran
Pendidikan adalah salah satu tujuan pokok manusia karena itu sebagai calon pendidik
marilah kita mengamalkan tujuan pendidikan islam secara ikhlas baik lewat pendidikan
formal. Kita sebagai manusia hendaknya berpegang teguh pada nilai-nilai keagamaan
sehingga kita bias mendapat dan mencapai keridhaan Allah SWT.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 28
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 29