bab ii.docxperbab

44
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia, dan Agama merupakan masalah yang sangat penting , karena mempunyai pengaruh besar dalam pembinaan generasi yang akan datang, yang tetap beriman kepada Allah dan tetap berpegang pada nila-nilai spiritual yang sesuai dengan agama- agama samawi (agama yang datang dari langit atau agama wahyu). Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam individu dan menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya. Agama akan memelihara manusia dari penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari tingkah laku yang negatif. Bahkan agama akan membuat hati manusia menjadi jernih halus dan suci. Di samping itu, agama juga merupakan benteng pertahanan bagi generasi muda muslim dalam menghadapi berbagai aliran sesat. Agama juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan akidah dan akhlak dan juga merupakan jalan untuk membina pribadi dan masyarakat yang individu-individunya terikat oleh rasa persaudaraan, cinta kasih dan tolong menolong. Islam dengan berbagai ketentuannya dapat menjamin bagi orang yang melaksanakan hukum-hukumnya akan mencapai tujuan yang tinggi, apabila nilai-nilai agama telah terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia akan mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang bertaqwa, yang salah satu karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri (self contor) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 1

Upload: rully-maidy

Post on 23-Jan-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bahasa

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II.docxperbab

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia, dan Agama merupakan masalah yang sangat penting , karena mempunyai

pengaruh besar dalam pembinaan generasi yang akan datang, yang tetap beriman kepada

Allah dan tetap berpegang pada nila-nilai spiritual yang sesuai dengan agama-agama samawi

(agama yang datang dari langit atau agama wahyu).

Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam individu dan

menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya. Agama akan memelihara manusia dari

penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari tingkah laku yang negatif. Bahkan agama

akan membuat hati manusia menjadi jernih halus dan suci. Di samping itu, agama juga

merupakan benteng pertahanan bagi generasi muda muslim dalam menghadapi berbagai

aliran sesat.

Agama juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan akidah dan akhlak dan juga

merupakan jalan untuk membina pribadi dan masyarakat yang individu-individunya terikat

oleh rasa persaudaraan, cinta kasih dan tolong menolong.

Islam dengan berbagai ketentuannya dapat menjamin bagi orang yang melaksanakan

hukum-hukumnya akan mencapai tujuan yang tinggi, apabila nilai-nilai agama telah

terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia akan mampu mengembangkan dirinya sebagai

manusia yang bertaqwa, yang salah satu karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri

(self contor) dari pemuasan hawa nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Apa Hubungan agama dengan manusia?

2. Mengapa manusia perlu memeluk agama ?

3. Mengapa islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan ?

4. Bagaimana islam sebagai agama yang lurus ?

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 1

Page 2: Bab II.docxperbab

C. Tujuan Penulisan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk :

1. Untuk mengetahui Hubungan agama dengan manusia?

2. Menjelaskan sebab-sebab manusia perlu memeluk agama?

3. Menguraikan mengapa Islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah

kemanusiaan?

4. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang lurus?

D. Manfaat Penulisan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat kepada pembaca tentang

Manusia dan Agama. Semoga kita dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada

sang pencipta yaitu Allah SWT.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 2

Page 3: Bab II.docxperbab

BAB II

MANUSIA DAN AGAMA

A. Pengertian Agama Dalam Berbagai Bentuk

Pengertian agama dalam berbagai bentuk. Dalam masyarakat Indonesia, Menurut

Departemen Agama RI (2002) “kata agama, dikenal pula kata din (dari bahasa Arab) dan kata

religi dari bahasa Eropa. Agama berasal dari kata Sanskrit. Satu pendapat mengatakan bahwa

kata itu tersusun dari dua kata, a = tidak dan gam = pergi, jadi tidak pergi, tetap di tempat,

diwarisi turun-temurun. Ada lagi pendapat yg mengatakan bahwa agama berarti teks atau

kitab suci”.

Din dalam bahasa sempit berarti undang-undang atau hukum. Dalam bahasa Arab,

kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan.

Agama memang membawa peraturan-peraturan yg merupakan hukum, yg harus dipatuhi

orang. Religi berasal dari bahasa Latin. Menurut satu pendapat asalnya ialah relegere yg

mengandung arti mengumpulkan, membaca. Tetapi menurut pendapat lain kata itu berasal

dari religare yg berarti mengikat. Ajaran-ajaran agama memang mempunyai sifat mengikat

bagi manusia.

Definisi-definsi agama:

1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yg harus

dipatuhi.

2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yg menguasai manusia.

3. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yg mengandung pengakuan pada suatu

sumber yang berada di luar diri manusia dan yg mempengaruhi perbuatan-perbuatan

manusia.

a. Pengertian Manusia

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani dan istilah

kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo

sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang

dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 3

Page 4: Bab II.docxperbab

menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam

hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup.

Menurut  agama Islam itu sendiri, manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling

mulia di antara makhluk ciptaan-Nya yang lain, yang dipercaya untuk menjadi khalifah di

muka bumi. Dalam Al-qur’an, ada tiga kata yang digunakan untuk menunjukan kepada

manusia. Kata yang digunakan adalah basyar, insan atau nas dan bani Adam.

Kata basyar diambil dari kata yang berarti `penampakan sesuatu dengan baik dan

indah’. Dari kata basyarah yang artinya `kulit’. Jadi, manusia disebut denagn basyar karena

kulitnya tampak jelas dan berbeda dengan kulit binatang. Manusia secara bahasa disebut juga

insan yang dalam bahasa arabnya, yang berasal dari kata nasiya yang berarti lupa dan jika

dilihat dari kata dasar al-uns yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia,

karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri

dengan keadaan yang baru disekitarnya.

Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah paling sempurna

dibandingkan dengan makhluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis,

Binatang, dan lainnya. Tetapi kita sendiri sebagai manusia tidak tahu atau tidak kenal akan

diri kita sendiri sebagai manusia. Untuk itu marilah kita pelajari diri kita ini sebagai manusia,

Siapa diri kita ini? Dari mana asalnya? Mau kemana nantinya? Dan yang paling penting

adalah bagaimana kita menempuh kehidupan didunia ini supaya selamat didunia dan achkirat

nanti?

Sebenarnya manusia itu terdiri atas 3 unsur yaitu:

1. Jasmani

Terdiri dari Air, Kapur, Angin, Api dan Tanah.

2. Ruh

Terbuat dari cahaya (NUR). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.

3.  Jiwa. (An Nafsun/rasa dan perasaan).

Jiwa terdiri atas 3 unsur:

a) Syahwat/Lawwamah (darah hitam), dipengaruhi sifat Jin, sifatnya adalah: Rakus,

pemalas, Serakah, dll (kebendaan/materialis)-menjadi beban masyarakat.

b) Ghodob/Ammarah ( Darah merah ), dipengaruhi oleh sifat Iblis, Sifatnya adalah:

Sombong, Merusak, Angkara murka dll (Menentang)-Menjadi pengacau masyarakat.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 4

Page 5: Bab II.docxperbab

c)  Natiqoh/Muthmainah (darah Putih), Dipengarui sifat malaikat, Sifatnya adalah:

Bijaksana, Tenang, Berbudi luhur, Berachlak Tinggi dan Mulia- Menciptakan

kedamaian dan kasih sayang.

Alat dari pada Jiwa yaitu otak, yang terdiri atas 3 bagian juga:

1. Akal (timbangan) haq atau batil

2. Pikir (hitungan) Untung rugi

3. Zikir (ingatan) Ingat Allah

Jadi kalau diibaratkan mobil maka jasmani ini adalah Body dari  pada mobil

sedangkan Ruh sebagai Accu yang sifatnya hanyalah sebagai yang menghidupkan saja dan

Jiwa adalah sopir atau yang mengendalikan dari pada mobilnya dimana dialah yang

bertanggung jawab atas keselamatan dari pada mobil itu sendiri. Jadi Disini jelaslah bahwa

yang dikatakan manusia itu adalah Jiwanya dimana dialah yang bertanggung jawab atas

perbuatanya.

b. Hakikat Manusia dan Asal-usul Penciptanya

Hakikat Manusia.

Ketika berbicara tentang manusia, Al-Qur’an menggunakan tiga istilah pokok.

Pertama, menggunakan kata yang terdiri atas huruf alif, nun, dan sin, seperti kata insan, ins,

naas, dan unaas. Kedua, menggunakan kata basyar. Ketiga, menggunakan kata Bani Adam

dan dzurriyat Adam.

Menurut M. Quraish Shihab, kata basyar terambil dari akar kata yang bermakna

penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar kata yang sama lahir kata basyarah

yang berarti kulit. Al-Qur’an menggunakan kata basyar sebanyak 36 kali dalam bentuk

tunggal dan sekali dalam bentuk mutsanna untuk menunjuk manusia dari sudut lahiriahnya

serta persamaannya dengan manusia seluruhnya. Dengan demikian, kata basyar dalam Al-

Qur’an menunjuk pada dimensi material manusia yang suka makan, minum, tidur, dan jalan-

jalan. Dari makna ini lantas lahir makna-makna lain yang lebih memperkaya definisi manusia.

Dari akar kata basyar lahir makna bahwa proses penciptaan manusia terjadi secara bertahap

sehingga mencapai tahap kedewasaan.[6]

Allah swt. berfirman:

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 5

Page 6: Bab II.docxperbab

ون�� ر� �ش� ت �ن ت ر� �ش� ب �م ت �ن أ �ذ�ا إ �م� ث اب� �ر� ت م�ن �م �ق�ك ل خ� �ن أ �ه� �ات �ي آ و�م�ن

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian

tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak. (Q.S. ar-Rum [30]: 20)

Sementara itu, kata insan terambil dari kata ins yang berarti jinak, harmonis, dan

tampak. Musa Asy’arie menambahkan bahwa kata insan berasal dari tiga kata: anasa yang

berarti melihat, meminta izin, dan mengetahui; nasiya yang berarti lupa; dan al-uns yang

berarti jinak. Menurut M. Quraish Shihab, makna jinak, harmonis, dan tampak lebih tepat

daripada pendapat yang mengatakan bahwa kata insan terambil dari kata nasiya (lupa) dan

kata naasa-yanuusu (berguncang). Dalam Al-Qur’an, kata insaan disebut sebanyak 65 kali.

Kata insaan digunakan Al-Qur’an untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh

totalitasnya, jiwa dan raga. Bahkan, lebih jauh Bintusy Syathi’ menegaskan bahwa makna

kata insaan inilah yang membawa manusia sampai pada derajat yang membuatnya pantas

menjadi khalifah di muka bumi, menerima beban takliif dan amanat kekuasaan.

Dua kata ini, yakni basyar dan insaan, sudah cukup menggambarkan hakikat manusia

dalam Al-Qur’an. Dari dua kata ini, kami menyimpulkan bahwa definisi manusia adalah

makhluk Allah yang paling sempurna, yang diciptakan secara bertahap, yang terdiri atas

dimensi jiwa dan raga, jasmani dan rohani, sehingga memungkinkannya untuk menjadi wakil

Allah di muka bumi (khaliifah Allah fii al-ardl).

Asal-usul Penciptanya

Al-Qur’an telah memberikan informasi kepada kita mengenai proses penciptaan

manusia melalui beberapa fase: dari tanah menjadi lumpur, menjadi tanah liat yang dibentuk,

menjadi tanah kering, kemudian Allah swt. meniupkan ruh kepadanya, lalu terciptalah Adam

a.s.[14] Hal ini diisyaratkan Allah dalam Surah Shaad [38] ayat 71-72.

                            .  اج�د�ين� س� �ه� ل ف�ق�ع�وا وح�ي ر� م�ن ف�يه� �ف�خت� و�ن �ه� ت و�ي س� �ذ�ا �ن1ي  ف�إ إ �ة� �ك ئ م�ال� �ل ل 7ك� ب ر� ق�ال� �ذ إ

ط�ين� م�ن ا ر; �ش� ب �ق� ال خ�

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku akan

menciptakan manusia dari tanah. Maka, apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan

Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu menyungkur dengan bersujud

kepadanya.” (Q.S. Shaad [38]: 71-72.)

Perhatikan juga firman Allah dalam Surah al-H{ijr [15] ayat 28-29.                      

   اج�د�ين� س� �ه� ل ف�ق�ع�وا وح�ي ر� م�ن ف�يه� �ف�خت� و�ن �ه� ت و�ي س� �ذ�ا م�ن  ف�إ ا ر; �ش� ب �ق� ال خ� 1ي �ن إ �ة� �ك ئ م�ال� �ل ل 7ك� ب ر� ق�ال� �ذ و�إ

�ون� ن م�س � ح�م�إ م�ن ص�لص�ال�

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 6

Page 7: Bab II.docxperbab

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku akan

menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang

diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan

ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (Q.S. al-

Hijr [15]: 28-29)

Dalam Al-Qur’an, kata ruh (ar-ruh) mempunyai beberapa arti. Pengertian ruh yang

disebutkan dalam ayat-ayat yang menjelaskan penciptaan Adam a.s. adalah ruh dari Allah

swt. yang menjadikan manusia memiliki kecenderungan pada sifat-sifat luhur dan mengikuti

kebenaran. Hal ini yang kemudian menjadikan manusia lebih unggul dibanding seluruh

makhluk yang lain. Karakteristik ruh yang berasal dari Allah ini menjadikan manusia

cenderung untuk mengenal Allah swt. dan beribadah kepada-Nya, memperoleh ilmu

pengetahuan dan menggunakannya untuk kemakmuran bumi, serta berpegang pada nilai-nilai

luhur dalam perilakunya, baik secara individual maupun sosial, yang dapat mengangkat

derajatnya ke taraf kesempurnaan insaniah yang tinggi. Oleh sebab itu, manusia layak

menjadi khalifah Allah swt.

Ruh dan materi yang terdapat pada manusia itu tercipta dalam satu kesatuan yang saling

melengkapi dan harmonis. Dari perpaduan keduanya ini terbentuklah diri manusia dan

kepribadiannya. Dengan memperhatikan esensi manusia dengan sempurna dari perpaduan dua

unsur tersebut, ruh dan materi, kita akan dapat memahami kepribadian manusia secara akurat.

Kemudian, dalam ayat lain juga disebutkan mengenai permulaan penciptaan manusia yang

berasal dari tanah.

م�ن �م� ث �ق�ة� ع�ل م�ن �م� ث �طف�ة� ن م�ن �م� ث اب� �ر� ت م�ن �م �اك �قن ل خ� �ا �ن ف�إ �عث� ب ال م�ن� ب� ي ر� ف�ي �م ت �ن ك �ن إ �اس� الن 7ه�ا ي� أ �ا ي

ط�فال; �م �خر�ج�ك ن �م� ث مIى م�س� �ج�ل� أ �ل�ى إ اء� �ش� ن م�ا � ح�ام ر� األ ف�ي �ق�ر7 و�ن �م �ك ل 1ن� �ي �ب �ن ل �ق�ة� ل م�خ� ر� و�غ�ي �ق�ة� ل م�خ� م�ضغ�ة�

;ا ئ ي ش� لم� ع� �عد� ب م�ن �م� �عل ي ال� �ي �ك ل ع�م�ر� ال ذ�ل� ر� أ �ل�ى إ د7 �ر� ي م�ن �م ك و�م�ن �و�ف�ى �ت ي م�ن �م ك و�م�ن �م د�ك �ش� أ �غ�وا ل �ب �ت ل �م� ث

�ه�يج� ب وج� ز� �ل1 ك م�ن �ت �ت ب �ن و�أ �ت ب و�ر� ت �ز� اهت م�اء� ال ه�ا �ي ع�ل �ا ن ل ز� �ن أ �ذ�ا ف�إ ه�ام�د�ة; رض�� األ ى �ر� . و�ت

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka

(ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes

mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna

kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan

dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami

keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada

kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 7

Page 8: Bab II.docxperbab

dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang

dahulunya telah diketahuinya. Dan, kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami

turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam

tumbuh-tumbuhan yang indah. (Q.S. al-Hajj [22]: 5)

م�ضغ�ة� . ال �ا �قن ل ف�خ� م�ضغ�ة; �ق�ة� ع�ل ال �ا �قن ل ف�خ� �ق�ة; ع�ل 7طف�ة� الن �ا �قن ل خ� �م� ث م�ك�ين� ار� ق�ر� ف�ي �طف�ة; ن �اه� ن ج�ع�ل �م� ث

�ق�ين� ال خ� ال �حس�ن� أ �ه� الل ك� �ار� �ب ف�ت �خ�ر� آ ق;ا ل خ� �اه� ن أ ش� �ن أ �م� ث �حم;ا ل ع�ظ�ام� ال �ا ون �س� ف�ك . ع�ظ�ام;ا

Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang

kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu

kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-belulang, lalu

tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang

(berbentuk) lain. Maka, Mahasuci-lah Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. al-Mu’minuun

[23]: 13-14)

Itulah di antara sekian banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang asal-usul

penciptaan manusia. Penciptaan manusia yang bermula dari tanah ini tidak berarti bahwa

manusia dicetak dengan memakai bahan tanah seperti orang membuat patung dari tanah.

Akan tetapi, penciptaan manusia dari tanah tersebut bermakna simbolik, yaitu saripati yang

merupakan faktor utama dalam pembentukan jasad manusia. Penegasan Al-Qur’an yang

menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah ini merujuk pada pengertian jasadnya. Oleh

karena itu, Al-Qur’an menyatakan bahwa kelak ketika ajal kematian manusia telah sampai,

maka jasad itu akan kembali pula ke asalnya, yaitu tanah.

Secara komprehensif, Umar Shihab memaparkan bahwa proses penciptaan manusia terbagi ke

dalam beberapa fase kehidupan sebagai berikut. Pertama, fase awal kehidupan manusia yang

berupa tanah. Manusia berasal dari tanah disebabkan oleh dua hal: (1) manusia adalah

keturunan Nabi Adam a.s. yang diciptakan dari tanah; (2) sperma atau ovum yang menjadi

cikal bakal manusia bersumber dari saripati makanan yang berasal dari tanah. Kedua, saripati

makanan yang berasal dari tanah tersebut menjadi sperma atau ovum, yang disebut oleh Al-

Qur’an dengan istilah nutfah. Ketiga, kemudian sperma dan ovum tersebut menyatu dan

menetap di rahim sehingga berubah menjadi embrio (‘alaqah). Keempat, proses selanjutnya,

embrio tersebut berubah menjadi segumpal daging (mudlghah). Kelima, proses ini merupakan

kelanjutan dari mudlghah. Dalam hal ini, bentuk embrio sudah mengeras dan menguat sampai

berubah menjadi tulang belulang (‘idzaam). Keenam, proses penciptaan manusia selanjutnya

adalah menjadi daging (lahmah). Ketujuh, proses peniupan ruh. Pada fase ini, embrio sudah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 8

Page 9: Bab II.docxperbab

berubah menjadi bayi dan mulai bergerak. Kedelapan, setelah sempurna kejadiannya,

akhirnya lahirlah bayi tersebut ke atas dunia

c. Fitrah Manusia

Fitrah merupakan kata yang diderivasi dari kalimat Bahasa Arab fatara, artinya

ciptaan, suci dan seimbang. Arti fitrah dalam segi bahasa dapat diartikan sebagai kondisi awal

suatu penciptaan atau kondisi awal manusia yang memiliki potensi mengetahui dan cenderung

kepada kebenaran.

Fitrah dalam arti penciptaan tidak hanya dikaitkan dengan arti persiapan fisik,

melainkan juga dalam arti persiapan rohaniah, yaitu sifat-sifat dasar manusia yang baik.

Karena itu, fitrah disebutkan dalam konotasinilai yang dapat membawa manusia pada

pencpaian derajat kemuliaan yang tinggi, yaitu derajat keinsaniyahan dan bukan ke

bayariyahan yang bersifat fisik.

Dalam fitrahnya manusia itu memiliki

1. Hanief

Artinya jalan yang lurus / kebenaran

2. Akal

Dalam Al-Qur’an diartikan dengan kebijaksanaan intelegensia dan pengertian. Dengan

demikian di dalam Al-Qur’an akal diletakan bukan hanya pada ranah rasio, tetapi juga

rasa , bahkan lebih jauh dari itu, akal juga diartikan sebagai hikmahatau

kebijaksanaan.

3. Qolb

Al-Qolb berasal dari qalaba yang berarti berubah, berpindah atau berbalik. Musa Asy’

ari menyebutkan arti Al-Qalb dalam dua pengertian, yang pertama pengertian kasar

atau fisik, yaitu segumpal daging berbentuk bulat panjang ( Jantung ) dan yang arti

yang kedua adalah pengertian yang halus, bersifat ketuhanan dan keruhanian, yaitu

hakikat manusia yang dapat menangkap segala pengertian berpengetahuan dan arif.

4. Nafsu

Nafsu adalah kekuatan yang mampu mendorong manusia mencapai keinginannya.

Dorongan dorongan ini sering disebut dengan dorongan primitif, karena sifatnya yang

bebastanpa mengenal baik dan buruk dan sering disebut juga dorongan kehendak

bebas.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 9

Page 10: Bab II.docxperbab

d. Kedudukan Manusia dan Fungsi Penciptaan

Fungsi dan kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah di bumi. Tujuan

penciptaan manusia di atas dunia ini adalah untuk beribadah. Sedangkan tujuan hidup

manusia di dunia ini adalah untuk mendapatkan kesenangan dunia dan ketenangan akhirat.

Jadi, manusia di atas bumi ini adalah sebagai khalifah, yang diciptakan oleh Allah dalam

rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah itu adalah untuk mencapai kesenangan di

dunia dan ketenangan di akhirat.

Apa yang harus dilakukan oleh khalifatullah itu di bumi? Dan bagaimanakah manusia

melaksanakan ibadah-ibadah tersebut? Serta bagaimanakah manusia bisa mencapai

kesenangan dunia dan ketenangan akhirat tersebut? Banyak sekali ayat yang menjelaskan

mengenai tiga pandangan ini kepada manusia. Antara lain seperti disebutkan pada Surah Al-

Baqarah ayat 30:

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak

menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak

menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan

menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan

mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak

kamu ketahui“. (Q.S. Al-Baqarah: 30)

Khalifah adalah seseorang yang diberi tugas sebagai pelaksana dari tugas-tugas yang

telah ditentukan. Jika manusia sebagai khalifatullah di bumi, maka ia memiliki tugas-tugas

tertentu sesuai dengan tugas-tugas yang telah digariskan oleh Allah selama manusia itu berada

di bumi sebagai khalifatullah.

Di samping peran dan fungsi manusia sebagai khalifah Allah, ia juga sebagai hamba Allah.

Seorang hamba berarti orang yang taat dan patuh kepada perintah tuhannya, Allah SWT.

Esensi dari ‘Abd adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan. Ketaatan, ketundukan dan

kepatuhan manusia itu hanya layak diberikan kepada Allah yang dicerminkan dalam ketaatan,

ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan

a) Pengertian Agama

Para pakar memiliki beragama pengertian tentang agama. Secara etimologi, kata “agama”

bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan diambil dari istilah bahasa Sansekerta yang

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 10

Page 11: Bab II.docxperbab

menunjuk pada sistem kepercayaan dalam Hinduisme dan Budhisme di India. Agama terdiri

dari kata “a” yang berarti “tidak”, dan “gama” berarti kacau. Dengan demikian, agama adalah

sejenis peraturan yang menghindarkan manusia dari kekacauan, serta mengantarkan

menusia menuju keteraturan dan ketertiban.

Ada pula yang menyatakan bahwa agama terangkai dari dua kata, yaitu a yang berarti

“tidak”, dan gam yang berarti “pergi”, tetap di tempat, kekal-eternal, terwariskan secara turun

temurun. Pemaknaan seperti itu memang tidak salah karena dala agama terkandung nilai-nilai

universal yang abadi, tetap, dan berlaku sepanjang masa. Sementara akhiran a hanya memberi

sifat tentang kekekalan dankarena itu merupakan bentuk keadaan yang kekal.

Ada juga  yang menyatakan bahwa agama terdiri dari tiga suku kata, yaitu: a-ga-

ma. A berarti awang-awang , kosong atau hampa. Ga berarti tempat yang dalam bahasa Bali

disebut genah.  Sementarama berarti matahari, terang atau sinar. Dari situ lalu diambil satu

pengertian bahwa agama adalah pelajaran yang menguraikan teta cara yang semuanya penuh

misteri kareana Tuhan dianggap bersifat rahasia.

Kata tersebut juga kerap berawalan i dan atau u,  dengan demikian masing-masing

berbunyi igama  dan ugama. Sebagian ahli menyatakan bahwa agama-igama-ugamaadalah

koda kata yang telah lama dipraktikkan masyarakat Bali. Orang Bali

memaknaiagama  sebagai peraturan, tata cara, upacara hubungan manusia denga raja.

Sedangkanigama adalah tata cara yang mengatur hubungan manusia denga dewa-dewa.

Sementaraugama dipahami sebagai tata cara yang mengatur hubungan antamanusia.

Dalam bahasa Belanda, Jerman, dan Inggris, ada kata yang mirip sekaligus memilliki

kesamaan makna dengan kata “gam”. Yaitu ga atau gaa dalam bahasa Belanda; gein dalam

bahasa Jerman, dan go dalam bahasa Inggris. Kesemuanya memiliki makna yang sama atau

mirip, yaiut pegi. Setelah mendapatkan awalan dan akhiran a, ia mengalami perubahan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 11

Page 12: Bab II.docxperbab

makna. Dari bermakna pergi  berubah menjadi jalan. Kemiripan seperti ini mudah dimaklumi

karena bahasa Sansekerta, Belanda, Jerman, dan Inggris, kesemuanya termasuk rumpun

bahasa Indo-Jerman.

Selain itu, dikenal pula istilah religion bahasa Inggris, religio atau religi  dalam bahasa

Latin, al-din dalam bahasa Arab, dan dien dalam bahasa Semit. Kata-kata itu ditengarai

memiliki kemiripan makna dengan kata “agama” yang berasal dari bahasa Sansekerta

itu.Religious (Inggris) berarti kesalehan, ketakwaan, atau sesuatu yang sangat mendalam dan

berlebih-lebihan. Yang lain menyatakan bahwa religion adalah: (1) keyakinan pada Tuhan

atau kekuatan supramanusia untuk disembah sebagai pencipta dean penguasa alam semesta;

(2) sistem kepercayaan dan peribadatan tertentu.

Menurut Olaf Scuhman, baik religion maupun religio, keduanya berasala dari akar kata

yang sama, yaitu religare   yang berarti “mengikat kembal”, atau dari kata relegere yang

berarti “menjauhkan, menolak, melalui”. Arti yang kedua, relegere dipegang oleh pujangga

ada filosof Romawi Cicero dan Teolog Protestan Karl Barth, dan sebab itu mereka

melihatreligio sebagai usaha manusia yang hendak memaksa Tuhan untuk memberikan

sesuatu, lalu manusia menjauhkan diri lagi. 

Sedangkan arti yang pertama, religare, dipegang oleh gereja Latin (Roma Katolik).

Erasmus dari Rotterdam (1469-1539) menyatakan bahwa paham ini dikaitkan dengan sikap

manusia yang benar terhadap Tuhan. Benar pula, karena ajara-ajaran agama memang

mempunyai sifat mengikat bagi manusia yang mempercayainya. Agama (religio) dalam

artireligare juga berfungsi untuk merekatkan pelbagai unsur dalam memelihara keutuhan diri

manusia, diri orang per orang atau diri sekelompok orang dalam hubungannya terhadap

Tuhan, terhadap sesama manusia, dan terhadap alam sekitarnya.

Sementara Sayyed Hossein Nasr mengatakan “religare” yang berarti “mengikat”

merupakan lawan dari “membebaskan”. Ajaran Sepuluh Perintah (Ten Commandments) ya ng

membentuk fondasi moralitas Yahudi dan Kristen terdiri dari sejumlah pernyataan “janganlah

kamu”, yang menunjukkan suatu pembatasan dan bukan pembebasan .

Agama juga disebut dengan istilah din. Dalam bahasa Semit, din  berarti undang-undang

atau hokum. Dalam bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh,

utang, balasan, kebiasaan.

Bila lafal din disebutkan dalam rangkaian din-ullah, maka dipandang datangnya agama itu

dari Allah, bila disebut dinunnabi dipandang nabilah yang melahirkan dan menyiarkan, bila

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 12

Page 13: Bab II.docxperbab

disebut dinul-ummah, karena dipandang manusialah yang diwajibkan memeluk dan

menjalankan. Ad-din bisa juga berarti syari’ah: yaitu nama bagi peraturan-peraturan dan

hukum-hukum yang telah disyari’atkan oleh Allah selengkapnya atau prinsip-prinsipnya saja,

dan dibedakan kepada kaum muslimin untuk melaksanakannya, dalam mengikat hubungan

mereka dengan Allah dan dengan manusia. Ad-din berarti millah, yaitu mengikat.

Maksud agama ialah untuk mempersatukan segala pemeluk-pemeluknya, dan mengikat

mereka dalam suatu ikatan yang erat sehingga merupakan batu pembangunan, atau mengingat

bahwa, hokum-hukum agama itu dibukukan atau didewankan. Ad-din berarti nasihat, seperti

dalam hadis dari Tamim ad-Dari r.a. bahwa Nabi SAW bersabda: Ad-dinu nasihah. Para

sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, bagi siapa?” Beliau menjelaskan: “Bagi Allah dan

kitabNya, bagi Rasul-Nya dan bagi para pemimpin muslimin dan bagi seluruh muslimin.”

(HR. Muslim, Abu Dawud, Nasa’i dan Ahmad).

Hadis tersebut memberikan pengertian bahwa ada lima unsur yang perlu  mendapat

perhatian bisa memperoleh gambaran tentang apa yang dimaksud dengan agam yang jelas

serta utuh. Kelima unsure itu adalah: Allah, kitab, rasul, pemimpin dan umat, baik mengenai

arti masing-masing maupun kedudukan serta hubungannya satu denagn lainnya.

Pengertian tersebut telah mencakup dalam makna nasihat. Imam Ragib dalam kita Al-

Mufradaat fii Ghariibil Qur’an, dan Imam Nawawi dalam Syarh Arba’in menerangkan bahwa

nasihat itu maknanya sama dengan menjahit (al-khayyaatu an-nasihuu) yaitu menempatkan

serta menghubungkan bagian (unsur) yang satu dengan yang lainnya, sesuai dengan

kedudukan masing-masing.

Mukti Ali mengatakan, agama adalah percaya pada adanya Tuhan Yang Maha Esa dan

hukum-hukum yang diwahyukan kepada utusanNya bagi kebahagiaan hidup manusia di dunia

dan akhirat. Mukti Ali membatasi pengertian agama pada kepercayaan dan hokum. Mehdi

Ha’iri Yazdi berpendapat, agama adalah kepercayaan kepada Yang Mulak atau Kehendak

Mutklak sebegai kepedulian tertinggi. Pengertian inimenjadikan Tuhan sebagai focus

perhatian dan kepedulian tertinggi agama sehingga agama cenderung mengabaikan persoalan

kemanusiaan. Agama akhirnya bersifat teosentris, tanpa perhatian yang cukup terhadap soal-

soal kemiskinan dan keterbelakangan umat.

Harun Nasution mengemukakan pelbagai pengertian tentang agama yang dikemukakan

sejumlah ahli, yaitu: (1) pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib

yang harus dipatuhi; (2) pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 13

Page 14: Bab II.docxperbab

yang menguasai manusia; (3) mengikatkan diri  pada suatu bentuk hidup yang mengandung

pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar manusia dan yang mempengaruhi

perbuatan-perbuatan manusia; (4) kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan

cara hidup tertentu; (5) suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari suatu

kekuatan gaib; (6) pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber

pada kekuatan gaib; (7) pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari \perasaan takut

terhadap kekuatan misterius yang terdapat di alam sekitar manusia; (8) ajaran-ajaran yang

diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul.

Dan secara umum, Agama adalah suatu sistem ajaran tentang Tuhan, di mana

penganut-penganutnya melakukan tindakan-tindakan ritual, moral atau sosial atas dasar

aturan-aturan-Nya. Oleh karena itu suatu agama mencakup aspek-aspek sebagai berikut :

1. Aspek kredial, yaitu ajaran tentang doktrin-doktrin ketuhanan yang harus diyakini.

2. Aspek ritual, yaitu tentang tata cara berhubungan dengan Tuhan, untuk minta

perlindungan dan pertolongan-Nya atau untuk menunjukkan kesetiaan dan

penghambaan.

3. Aspek moral, yaitu ajaran tentang aturan berperilaku dan bertindak yang benar dan

baik bagi individu dalam kehidupan.

4. Aspek sosial, yaitu ajaran tentang aturan hidup bermasyarakat.

a. Pengertian Islam

Islam secara etimologis (lughawy) berasal dari tiga akar kata salam yang artinya

damai atau kedamaian, salamah yang artinya keselamatan, aslama yang artinya berserah diri

atau tunduk patuh. Sementara agama Islam dapat di definisikan sebagai suatu sistem ajaran

ketuhanan yang berasal dari Allah swt, yang diturunkan kepada ummat manusia dengan

wahyu melalui perantaraan Nabi Muhammad saw. Sebagai pedoman hidup manusia di dunia

yang berisi peraturan perintah dan larangan agar manusia memperoleh kebahagaian di dunia

dan di akhirat kelak.

b. Hubungan Agama dan Manusia

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 14

Page 15: Bab II.docxperbab

Kondisi umat islam dewasa ini semakin diperparah dengan merebaknya fenomena

kehidupan yang dapat menumbuhkembangkan sikap dan prilaku yang a moral atau degradasi

nilai-nilai keimanannya. Fenomena yang cukup berpengaruh itu adalah :

Tayangan media televisi tentang cerita yang bersifat tahayul atau kemusrikan,dan film-film

yang berbau porno.Majalah atau tabloid yang covernya menampilkan para model yang

mengubaraurat.Krisisketauladanan dari para pemimpin, karena tidak sedikit dari mereka itu

justru berprilaku yangmenyimpang dari nilai-nilai agama.Krisis silaturahmi antara umat

islam, mereka masih cenderung mengedepankan kepentingan kelompoknya (partai atau

organisasi) masing-masing.Sosok pribadi orang islam seperti di atas sudah barang tentu tidak

menguntungkan bagi umat itu sendiri, terutama bagi kemulaian agama islam sebagai agama

yang mulia dan tidak ada yang lebih mulia di atasnya. Kondisi umat islam seperti inilah yang

akan menghambat kenajuan umat islam danbahkan dapat memporakporandakan ikatan

ukuwah umat islam itu sendiri.

Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi

“Rahmatanlil’alamin”. maka mereka memiliki pemahaman secara utuh (Khafah) tentang

islam itu sendiri umat islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang imtaq (iman dan

takwa) tetapi juga dalam bidang iptek (ilmu dan teknologi). Mereka diharapkan mampu

mengintegrasikan antara pengamalan ibadah ritual dengan makna esensial ibadah itu sendiri

yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti : pengendalian diri, sabar,

amanah, jujur, sikap altruis, sikap toleran dan saling menghormatai tidak suka menyakiti atau

menghujat orang lain. Dapat juga dikatakan bahwa umat islam harus mampu menyatu

padukan antara mila-nilai ibadah mahdlah (hablumminallah) dengan ibadah ghair mahdlah

(hablumminannas) dalam rangka membangun.

c. Fungsi Dan Tujuan Agama

Menurut AbuddinNata sekurang-kurangnya hanya ada tiga alasan perlunya manusia

terhadapa agama, yakni: 

1. latar belakang fitah manusia. Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah

keagamaan tersebut buta pertama kali ditegaskan dalam ajaran Islam, yakni

bahwa agama adalah kebutuhan manusia.

2. alasan lain mengapa manusia perlu beragama menurut  Abuddin Nata adalah

kelemahan dan kekurangan  manusia. Alasan inipun kelihatannya bisa diterima, di

samping karena keterbatasan akal manusia untuk menentukan hal-hal yang di luar

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 15

Page 16: Bab II.docxperbab

kekuatan pikiran manusia itu sendiri, juga karena manusia sendiri merupakan

makhluk dha’if (lemah) yang sangat memerlukan agama.

3. adanya tantangan manusia. Manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi

berbagai tantangan, baik dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam

berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan syetan, sedangkan tantangan dari luar

dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang secara

sengaja berupaya memalingkan manusia dari Tuhan.

d. Arti dan Ruang Lingkup Agama Islam

Islam berasal dari kata as lama yang merupakan turunan dari kata assalmu, assalamu,

assalamatu yang artinya bersih dan selamat dari kecatatan lahir batin. Dari asal kata ini, dapat

diartikan bahwa dalam islam terkandung makna suci, bersih, tanpa cacat atau sempurna. Kata

islam juga dapat diambil dari kata assilmu dan assalmu yang berarti perdamaian dan

keamanan. Dari asal kata ini islam mengandung makna perdamaian dan keselamatan, karena

itu kata assalamu alaikum merupakan kata kecintaan seorang muslim pada orang lain, karena

itu islam selalu menebar doa dan kedamaian kepada sesama. Dari kata assalamu, assalmu dan

assilmu yang berarti menyerahkan diri, tunduk dan taat. Semua asal kata diatas berasal dari

tiga huruf, yaitu sin, lam dan mim (di baca salima) yang artinya sejahtera, tidak tercela dan

selamat.

Pengertian islam secara terminologis diungkapkan Ahmad Abdullah Almasdoosi

(1962), bahwa islam adalah kaidah hidup yang diturunkan kepada manusia sejak manusia

digelarkan di muka bumi dan terbina dalam bentuknya yang terakhir dan sempurna. Dalam Al

– Quran yang suci yang diwahyukan Tuhan kepada nabinya yang terakhir, yakni nabi

Muhammad bin Abdullah, satu kaidah hidup yang memuat tuntunan yang jelas dan lengkap

mengenai aspek hidup manusia, baik spiritual maupun material. Dari definisi itu dapat

disimpulkan bahwa islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada manusia melalui

rasul – rasulnya, yang berisi hukum – hukum yang mengatur hubungan mansia dengan allah,

manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta.

Secara garis besar ruang lingkup agama islam menyangkut tiga hal pokok yaitu :

1. Aspek keyakinan yang disebut akidah, yaitu aspek credial atau keimanan terhadap

Allah SWT dan semua yang difirmankannya untuk diyakini.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 16

Page 17: Bab II.docxperbab

2. Aspek norma atau hukum yang disebut syariah, yaitu aturan –aturan Allah SWT yang

mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusa dan dengan alam semesta.

3. Aspek perilaku yang disebut akhlak, yaitu sikap – sikap atau perilaku yang nampak

dari pelaksanaan akidah dan syariah.

Ketiga aspek tersebut tidaklah berdiri – sendiri, tetapi menyatu membentuk

kepribadian yang utuh pada diri seorang muslim. Hal ini diungkapkan secara tegas dalam

firman Allah SWT.di jelaskan dalam surat al baqarah ayat 208 : “Wahai orang – orang yang

beriman masuklah kamu dalam islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah –

langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata”. ( Al – Baqaarah, 2:208)

Antara akidah, syariah, dan akhlaq masing – masing saling berkaitan. Aqidah atau

iman merupakan keyakinan yang mendorong seorang mslim untuk melaksanakan syariah.

Apabila syariah telah dilaksanakan berdasarkan aqidah akan lahir akhlak. Oleh karena itu,

iman tidak hanya di dalam hati, tetapi ditampilkan dalam bentuk perbuatan. Dapat

disimpulkan bahwa aqidah merupakan landasan bagi tegak berdirinya syariah dan akhlak.

Selain agama Islam, adapula agama Zoroaster, yang diambil dari nama pendirinya

Zoroaster. Agama Budha (Budhisme) berasal dari nama “ Sidharta Gautama Budha” , Budha

merupakan gelar bagi Sidharta yang dianggap memperoleh penerangan agung. Agama Yahudi

(Judaisme) suatu agama yang dianut oleh orang – orang Yahudi (Jews), asal nama dari Negara

Juda (Judea). Agama Hindu merupakan kumpulan dari macam – macam agama dan

tanggapan tentang dunia dari orang – orang India. Agama Kristen merupakan agama yang

berasal dari pengajarnya atau yang dipujanya “Jesus Crist” dan pengikut – pengikut Kristus

disebut pula orang – orang Kristen.

e. Jenis – Jenis Agama

Dikaitkan dengan arti agama diatas maka sesungguhnya pengertian agama menjadi

sangat luas. Tiada seorang pun yang tidak menganut suatu ajaran agama. Boleh jadi seseorang

menyatakan dirinya tidak beragama namun pada hakikatnya ia telah membuat ajaran tertentu

yang menjadi agamanya.

a) Berdasarkan sumbernya agama dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 17

Page 18: Bab II.docxperbab

1. Agama wahyu (samawi) : agama yang diterima oleh manusia dari allah sang pencipta

melalui malaikat Jibril dan disampaikan serta disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat

manusia. Wahyu – wahyu dilestarikan melalui Al – Kitab, suhuf ( lembaran –

lembaran bertulis) atau ajaran lisan. Misalnya agama Yahudi, Nasrani dan Islam.

2. Agama non wahyu (agama bumi, ardhi, budaya) : agama yang bersandar semata –

mata kepada ajaran manusia yang dianggap memiliki pengetahuan tentang kehidupan

dalam berbagai aspek secaramendalam.Agama bukan wahyu muncul dari

perkembangan budaya suatu masyarakat. Misalnya agama Hindu di India, Shinto di

Jepang, agama budha yang berpangkal pada Sidharta Gautama dan confuesianisme

yang berpangkal pada ajaran Kong HuChu, dan Zoroaster

b) Berdasarkan misi penyebarannya agama dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Agama misionari adalah agama yang menuntut penganutnya untuk menyebarkan

ajaran-ajarannya kepada manusia lainnya.

2. Agama nonmisionari adalah agama yang tidak menuntut penganutnya untuk

menyebarkan agamanya.

Secara fitriah manusia membutuhkan agama sebagai pegangan hidup, karena itu sejarah

agama sama panjangnya dengan sejarah manusia. Karena itu sejarah mencatat aneka macam

agama yang dianut oleh manusia sejak dahulu hingga sekarang ini. Baik agama yang berasal

dari olah pikir manusia (agama ardi atau agama budaya) maupun agama yang diturunkan oleh

wahyu (agama samawi) yang diterima rasul – rasul Tuhan.

Agama budaya umumnya bersifat politeistik atau mempercayai beberapa Tuhan, sedangkan

agama wahyu bersifat monoteistik atau meyakini satu Tuhan.

Agama-agama budaya umumnya menggunakan nama pencetusnya sebagai nama agamanya,

sedangkan agama wahyu penamaannya berdasarkan wahyu pula, tidak menggunakan nama

rasul yang menerimanya.

Agama –agama besar yang dianut umat manusia di dunia antara lain Yahudi, Nasrani, Hindu,

Budha dan Islam yang dikelompokan ke dalam agama samawi dan sebagian para ahli

mengelompokan agama Yahudi dan Nasrani tidak lagi dipandang agama samawi murni,

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 18

Page 19: Bab II.docxperbab

karena mereka berpendapat bahwa kitab suci kedua gama tersebut telah mengalami

perubahan, yaitu terdapatnya intervensi pemikiran menusia ke dalam kitab suci mereka

(Charles Adam dalam Daud Ali:73). Dari sudut ketuhananpun kedua agama tersebut tidak lagi

menganut monoteisme mutlak, misalnya menurut agama Nasrani, Tuhan yang satu terdiri dari

tiga oknum, yaitu Tuhan Bapak, Tuhan Anak, dan Ruhul Kudus. Sedangkan konsep

ketuhanan dalam Islam adalah tauhid atau monoteisme mutlak, dimana Tuhan itu Esa yang

tidak terbagi – bagi. Jadi dapat dikatakan bahwa agama Islam adalah agama samawi murni.

Agama Hindu dan Budha dikeleompokan kedalam agama budaya yang konsep ketuhanannya

politeistik.

Agama – agama selain Islam umumnya bersifat local untuk masyarakat tertentu, misalnya

Yahudi untuk Bani Israil saja. Sedangkan agama Islam ditunjukan untuk seluruh

manusiasepanjang zaman.

Agama Islam adalah agama wahyu yang berdasarkan tauhid, berbeda dengan monoteisme.

Tauhid atau keesaan Tuhan diketahui manusia berdasarkan kabar dari Tuhan sendirimelalui

firman yang disampaikan kepada Rasul-Nya. Sedangkan monoteisme lahir dari

perkembangan kepercayaan manusia terhadap Tuhan setelah melalui proses panjang

pengalaman manusia dari dinamisme, animisme,politeisme dan akhirnya monoteisme.

f. Risalah Islam

Agama Islam sesungguhnya adalah agama Allah SWT yang dulu dan sekarang.

Menurut teori evolusionisme Darwin menganggap manusia sebagai hasil dari evolusi hayat

yang bertolak dari makhluk bersel satu, maka Islam dalam rangka evolusi agama Allah

berakhir dan paripurna dalam pengakuan tugas Nabi Muhammad SAW. Beliaulah penutup

Nabi dan Rasul, karenanya membawa konsekuensi tugas universal dan abadi untuk seluruh

manusia hingga ke akhir zaman. Allah SWT menggariskan tujuan risalah dalam Alquran yang

artinya tiada kami utus engkau melainkan rahmat bagi sekalian alam.

Tugas Nabi Muhammad ialah pembawa rahmat bagi seluruh umat, maka itu pulalah risalah

agama yang dibawanya. Tegasnya risalah Islam ialah mendatangkan rahmat bagi seluruh

alam. Jadi kehadiran Islam di alam adalah membawa keselamatan, kesejahteraan dan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 19

Page 20: Bab II.docxperbab

kebahagiaan manusia lahir dan batin. Baik secara perseorangan maupun secara bersama –

sama dalam masyarakat.

Kesempurnaan tujuan risalah Islam barulah terlaksana apabila pemeluknya dan manusia

lainnya yang bertetangga dengan Islam merasakan nikmatnya Islam. Jadi merealisasikan

risalah Islam ialah kita mewujudkan Islam menjadi syurga bagi manusia di dunia. Kebenaran

risalah Islam sebagai rahmat bagi manusia, terletak pada kesempurnaan Islamsendiri. Islam

adalah dalam kesatuan ajaran, ajaran yang satu dan lainnya mempunyai nisbat dan hubungan

yang saling berkaitan. Maka islam dapat kita lihat dalam tiga segi, yaitu aqidah, syariah dan

nizam.

Dalam suatu tinjauan, Islam adalah suatu aqidah atau keyakinan (kepercayaan). Nilai – nilai

yang diajarkan kebenarannya mutlak karena bersumber dari yang Maha mutlak. Maka segala

yang diizinkannya adalah suatu yang haq (benar), sedang segala yang ditentangmya adalah

batil.

Apabila Islam ditinjau dari segi lain, Islam adalah suatu syari’ah artinya sebagai suatu hukum

dan perundang – undangan.  Al- Qur’an dan sunnah Rasullulah adalah dua sumber asasi dari

ajaran – ajaran Islam dan sekaligus menjadi sumber dan hukum perundang – undangan Islam.

Yang mengatur kehidupan manusia baik yang berhubungan dengan Tuhan maupun yang

berhubungan antar manusia atau dengan alam.

Islam adalah suatau nizam, yaitu cara hidup atau way of life. Islam sebagai suatu sistem dapat

kita lihat sebagai sistem iman, ibadah dan sistem akhlak.

Islam adalah agama keseimbangan, maka ajaran – ajaran Islam hendaknya diterapkan secara

seimbang, seimbang yang vertical dan horizontal. Dalam Al-Qur’an penuh dengan ayat – ayat

yang mengajarkan tentang keseimbangan. Ayat – ayat Al-Qur’an menyebut akhirat selalu

didahului dengan dunia dan kata iman selalu diikuti kata amal shaleh.

Agama yang diturunkan Allah SWT di muka bumi sejak nabi Adam sampai nabi Muhammad

SAW, adalah agama islam sebagaimana diungkapkan oleh ( Q.S. ali Imran, 3:19).

Artinya : “sesungguhnya agama disisi Allah adalah agama islam” .

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 20

Page 21: Bab II.docxperbab

Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang diajarkan oleh agama-

agama sebelumnya. Agama Islamini lebih istimewa dibandingkan agama-agama terdahulu

karena Islam adalah ajaran yang bisa diterapkan di setiap masa, di setiap tempat dan di

masyarakat manapun. Allah SWT berfirman kepada Rasulullah:

; م�نا و�م�ه�ي �اب� ك�ت ال م�ن� ه� �د�ي ي ن� �ي ب 1م�ا ل ; م�ص�د1قا ح�ق1 �ال ب �اب� ك�ت ال ك� �ي �ل إ �ا ن ل �نز� و�أ

Artinya: “Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab dengan benar sebagai pembenar

kitab-kitab yang terdahulu serta batu ujian atasnya.” (QS. Al Maa’idah: 48)

Maksud dari pernyataan Islam   itu cocok diterapkan di setiap masa, tempat dan masyarakat

adalah dengan berpegang teguh dengannya tidak akan pernah bertentangan dengan kebaikan

umat tersebut di masa kapan pun dan di tempat manapun. Bahkan dengan Islamlah keadaan

umat itu akan menjadi baik. Akan tetapi bukanlah yang dimaksud dengan pernyataan Islam

itu cocok bagi setiap masa, tempat dan masyarakat adalah Islam tunduk kepada kemauan

setiap masa, tempat dan masyarakat.

Agama Islam adalah agama yang benar. Sebuah agama yang telah mendapatkan jaminan

pertolongan dan kemenangan dari Allah SWT bagi siapa saja yang berpegang teguh

dengannya. Allah swt berfirman:

�ون� ر�ك م�ش ال �ر�ه� ك �و و�ل 1ه� �ل ك الد1ين� ع�ل�ى ه� �ظه�ر� �ي ل ح�ق1 ال و�د�ين� ه�د�ى �ال ب �ه� ول س� ر� س�ل� ر� أ �ذ�ي ال ه�و�

Artinya: “Dia lah Zat yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa Petunjuk dan

Agama yang benar untuk dimenangkan di atas seluruh agama-agama yang ada, meskipun

orang-orang musyrik tidak menyukainya.” (QS. Ash Shaff: 9)

Allah SWT berfirman,

م�ن �ذ�ين� ال ل�ف� �خ ت اس �م�ا ك رض�� األ ف�ي �ه�م �ف�ن ل �خ ت �س �ي ل �ح�ات� الص�ال �وا و�ع�م�ل �م م�نك �وا آم�ن �ذ�ين� ال �ه� الل و�ع�د�

�ون� ر�ك �ش ي ال� �ي �ن �د�ون �عب ي ; منا� أ خ�وف�ه�م �عد� ب م1ن �ه�م �ن �د1ل �ب �ي و�ل �ه�م ل �ض�ى ت ار �ذ�ي ال �ه�م� د�ين �ه�م ل �ن� 1ن �م�ك �ي و�ل �ه�م ل ق�ب

ق�ون� ف�اس� ال ه�م� �ك� �ئ ول� ف�أ �ك� ذ�ل �عد� ب �ف�ر� ك و�م�ن ; ئا ي ش� �ي ب

Artinya: “Allah benar-benar telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman serta

beramal salih diantara kalian untuk menjadikan mereka berkuasa di atas muka bumi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 21

Page 22: Bab II.docxperbab

sebagaimana orang-orang sebelum mereka telah dijadikan berkuasa di atasnya. Dan Allah

pasti akan meneguhkan bagi mereka agama mereka, sebuah agama yang telah diridhai-Nya

untuk mereka peluk. Dan Allah pasti akan menggantikan rasa takut yang sebelumnya

menghinggapi mereka dengan rasa tenteram, mereka menyembah-Ku dan tidak

mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Dan barangsiapa yang ingkar sesudah itu,

maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An Nuur: 55)

Secara umum dapat dikatakan bahwasanya Islam memerintahkan semua akhlak yang mulia

dan melarang akhlak yang rendah dan hina. Islam memerintahkan segala macam amal shaleh

dan melarang segala amal yang jelek. Allah SWT berfirman,

�م �ع�ظ�ك ي �غي� ب و�ال �ر� م�نك و�ال اء ف�حش� ال ع�ن� ه�ى �ن و�ي �ى ب ق�ر ال ذ�ي �اء �يت و�إ ان� �حس� و�اإل ع�دل� �ال ب م�ر� �أ ي gه� الل �ن� إ

ون� �ر� �ذ�ك ت �م �ك �ع�ل ل

Artinya: “Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat adil, ihsan dan memberikan nafkah

kepada sanak kerabat. Dan Allah melarang semua bentuk perbuatan keji dan mungkar, serta

tindakan melanggar batas. Allah mengingatkan kalian agar kalian mau mengambil

pelajaran.” (QS. An Nahl: 90).

Umat Islam dilarang menjadi umat pengekor, tetapi sebagai pengendali. Islam tidak condong

ke barat dan ke timur, melainkan Islam hadir di tengah – tengah mengajak seluruh benua, ras,

dan bangsa untuk berkiblat kepadanya. Islamlah yang harus memimpin jalannya sejarah

menuju kepada hidup dan kehidupan yang bahagia dalam rangka masyarakat yang sejahtera

dan bahagia di bawah naungan Allah SWT. Betapa tinggi fungsi umat Islam di tengah –

tengah kancah kehidupan manusia. Allah SWT berfirman yang artinya: kamu adalah umat

yang paling baik, yang ditempatkan ke tengah – tengah manusia, untuk memimpin kepada

kebaikan, mencegah kemungkaran dan percaya penuh kepada Allah.

g.   Misi Kehadiran Islam

Agama Islam memiliki misi, antara lain:

1. Mengajak manusia untuk tunduk dan patuh terhadap aturan – aturan yang ditetapkan

Allah SWT.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 22

Page 23: Bab II.docxperbab

2. Membimbing manusia menemukan kedamaina lahir dan batin dan menciptakan

kedamaian hidup bersama.

3. Memberikan  jaminan untuk mendapatkan keselamatan dan terbebas dari bencana

hidup, baik di dunia dan di akherat.

h. Metode mempelajari Islam

Memahaami islam secara menyeluruh adalah hal yang sangat penting, walaupun tidak

secara mendetail. Begitulah cara paling minimal untuk memahami agama, agar menjadi

pemeluk agama yang mantap dan untuk menumbuhkan sikap hormat bagi pemeluk agama

lain. Di samping itu untuk menghindari kesalahpahaman yang mana memungkinkan

timbulnya pandangan dan sikap negative terhadap islam. Maka untuk memahami islam secara

benar adalah dengan cara sebagai berikut :

1. Islam harus di pelajari dari sumbernya yang asli, yaitu Al – Quran dan sunnah

Rsullulah. Kekeliruan memahami islam karena orang yang hanya mengenalnya dari

sebagian ulama – ulama dan pemeluk – pemeluknya yang telah jauh dari ajaran Al –

Quran dan sunnah atau pengenalan dari sumber kitab – kitab fiqih dan tasawuf yang

telah tua dan ketinggalan zaman dan kebanyakan bercampur dengan bidah dan

khufarat.

2. Islam harus dipelajari secara integral tidak secara parsial, artinya islam dipelajari

secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat tidak hanya sebagian saja.

3. Islam dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar. Karena pada

umumnya mereka memahami Islam secara baik, pemahaman yang lahir dari

perpaduan ilmu yang dalam terhadap Alquran dan Sunnah Rasullulah dengan

pengalaman yang indah dari praktek ibadah yang dilakukan setiap hari.

B. Cara Manusia Memeluk Agama

Manusia perlu memelukan agama  sebab disamping manusia memiliki berbagai

kesempurnaan, manusia juga memiliki kekurangan. Hal ini antara lain digunakan oleh

kataAl-Nafs menurut Quraish Shihab. Bahwa dalam pandangan Al-Qur’an Nafs diciptakan

Allah dalam keadaan sempurna yang berfungsi menampung serta mendorong manusia

berbuat kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisi dalam manusia inilah yang oleh Al-

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 23

Page 24: Bab II.docxperbab

Qur’an dianjurkan untuk diberi perhatian lebih besar. Sebagaimana firman Allah swt.

Yang :

Artinya : “Demi nafs serta demi penyempurna ciptaan, Allah mengilhamkan

kepadanya kefasikan dan ketaqwaan”.(QS.Al-Syams : 78)

Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia dalam

kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari luar

maupun yang datang dari dalam. Tantangan dari dalam berupa dorongan hawa nafsu dan

bisikan setan. Sedangkan yang datang dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya

yang dilakukan manusia yang secara sengaja berupa ingin memalingkan manusia dari

Tuhan. Mereka dengan rela mengeluarka biaya, tenaga dan fikiran yang dimanifestasikan

dalam berbagai bentuk kebudayaan yang didalamnya mengandung misi menjauhkan

manusia dari Tuhan.

Allah berfirman dalam Al-Qr’an Surat Al-Anfal : 36

Yang artinya : “sesungguhya orang-orang yang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk

menghalangi (orang) dari jalan Allah”.(QS.Al-Anfal:36)

Orang-orang kafir itu sengaja mengeluarkan biaya  yang tidak sedikit untuk mereka

gunakan agar orang-orang mengikuti keinginannya. Barbagai bentuk budaya, hiburan,

obat-obat terlarang dan lain sebaginya dibuat dengan sengaja. Untuk itu, upaya membatasi

dan membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar taat menjalankan agama.

C. Empat Unsur Penting Dalam Agama

(Unsur-Unsur) Agama

Demikian kompleksnya pendefinisian agama. Definisi yang dikemukakan para ahli itu

pun tidak selalu komprehensif. Sebagian tampak parsial karena hanya menyangkut sebagian

dari realitas agama. Definisi adalah suatu batasan, sementara agama tak bisa dibatasi. Namun,

untuk memudahkan, perlu dikemukakan unsur-unsur pokok yang lazim menyangga suatu

agama. Harun Nasution menyimpulkan, agama memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

Pertama, kekuatan gaib. Manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada keuatan gaib

itu sebagai tempat minta tolong. Oleh karena itu, manusia merasa harus mengadakan

hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut. Hubungan baik ini dapat diwujudkan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 24

Page 25: Bab II.docxperbab

dengan mematuhi perintah dan laranagan keuatan gaib itu. Mengacu pada unsur yang

pertama, dapat dikatakan bahwa agama sesungguhnya berporos pada kekuatan-kekuatan

non-empiris atau supra empiris.

Kedua, keyakinan bahwa kesejahteraan di dunia ini dan hidupnya di akhirat tergantung

pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud. Dengan hilangnya

hubungan baik itu, kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari akan hilang pula.

Ketiga, respons manusia yang bersifat emosional. Respons itu bisa mengambil bentuk

perasaan takut seperti pada agama-agama primitive atau perasaan cinta seperti agama-

agama monoteisme. Selanjutnya, respons mengambil bentuk penyembahan yang terdapat

dalam agama-agama primitf, atau pemujaan yang terdapat dalam agama-agama

monoteisme. Lebih lanjut lagi, respons itu mengambil bentuk cara hidup tertentu bagi

masyarakat yang bersangkutan.

Keempat, paham adanya yang kudus dan suci dalam bentuk kekuatan gaib, dalam bentuk

kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama bersangkutan, dan dalam bentuk tempat-

tempat tertentu.

D. Tiga Persoalan Pokok Dalam Agama

1. Kredial (keyakinan), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural

yang diyakini mengatur dan mencipta alam.

2. Ritual (peribadatan), yaitutingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan

supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukannya.

3. Sosial, yaitu aturan hidup bermasyarakat. Sistem nilai yang mengatur hubungan

manusia dengan manusia lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan

keyakinanya tersebut

E. Pembagian Agama Dan Ciri-Cirinya

Dari segi pembentukan agama, agama dibedakan menjadi dua, agama samawi (agama

langit) dan agama Ardhi (agama bumi) atau wadh’i. Hilman Hadikusuma menjelaskan bahwa

agama yang termasuk samawi adalah yahudi, Kristen dan islam yang cirri-cirinya adalah :

a. Konsep ketuhanan bersifat monotheis

b. Disampaikan oleh rasul sebagai utusan tuhan

c. Mempunyai kitab suci berdasarkan wahyu dari Allah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 25

Page 26: Bab II.docxperbab

d. Kitab sucinya tidak berubah karena perubahan masyarakat penganutnya

e. Kebenaran ajaran dasarnya tahan uji terhadap kritik menurut akal manusia

F. Pembagian Agama Menurut Penjenisannya

1. Agama yang muncul dan berkembang dari perkembangan budaya suatu masyarakat

disebut dengan Agama Budaya atau Agama Bumi (dalam bahasa Arab disebut

Ardli), seperti Hindu, Shinto, atau agama-agama primitif dan tradisional.

2. Agama yang disampaikan oleh orang-orang yang mengaku mendapat wahyu dari

Tuhan disebut agama wahyu atau agama langit (dalam bahasa Arab langit disebut

samawi), seperti Yahudi, Nasrani dan Islam.

3. Agama yang berkembang dari pemikiran seorang filosof besar. Dia memiliki

pemikiran-pemikiran yang mengaggumkan tentang konsep-konsep kehidupan

sehingga banyak orang yang mengikuti pandangan hidupnya dan kemudian

melembaga sehingga menjadi kepercayaan dan ideologi bersama suatu masyarakat.

Agama semacam ini dinamakan sebagai agama filsafat, seperti Konfusianisme

(Konghucu), Taoisme, Zoroaster atau Budha.

G. Manusia Membutuhkan Agama

Agama sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain karena agama merupakan

: sumber moral, petunjuk kebenaran, sumber informasi tentang masalah metafisika, dan

bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka maupun duka.

1. Agama Sumber Moral

Dapat disimpulkan, bahwa pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan

oleh sangat diperlukannya moral oleh manusia, padahal moral bersumber dari

agama. Agama menjadi sumber moral, karena agama mengajarkan iman kepada

Tuhan dan kehidupan akhirat, serta karena adanya perintah dan larangan dalam

agama.

2. Agama Petunjuk Kebenaran

Sekarang bagaimana manusia mesti mencapai kebenaran? Sebagai jawaban

atas pertanyaan ini Allah SWT telah mengutus para Nabi dan Rasul di berbagai

masa dan tempat, sejak Nabi pertama yaitu Adam sampai dengan Nabi terakhir

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 26

Page 27: Bab II.docxperbab

yaitu Nabi Muhammad SAW. Para nabi dan Rasul ini diberi wahyu atau agama

untuk disampaikan kepada manusia. Wahyu atau agama inilah agama Islam, dan ini

pula sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh manusia sejak dulu kala, yaitu

kebenaran yang mutlak dan universal.

Dapat disimpulkan, bahwa agama sangat penting dalam kehidupan karena

kebenaran yang gagal dicari-carioleh manusia sejak dulu kala dengan ilmu dan

filsafatnya, ternyata apa yang dicarinya itu terdapat dalam agama. Agama adalah

petunjuk kebenaran. Bahkan agama itulah kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak

dan universal. Itulah agama islam!

3. Agama Sumber Informasi Metafisika

Sesungguhnya persoalan metafisika sudah masuk wilayah agama tau iman, dan

hanya Allah saja yang mengetahuinya. Dan Allah Yang Maha Mengetahui perkara

yang gaib ini dalam batas-batas yang dianggap perlu telah menerangkan perkara

yang gaib tersebut melalui wahyu atau agama-Nya. Dengan demikian agama adalah

sumber infromasi tentang metafisika, dan karena itu pula hanya dengan agama

manusia dapat mengetahui persoalan metafisika. Dengan agamalah dapat diketahui

hal-hal yang berkaitan dengan alam barzah, alam akhirat, surga dan neraka, Tuhan

dan sifat-sifat-Nya, dan hal-hal gaib lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa agama sangat penting bagi manusia (dan karena itu

sangat dibutuhkan), karena manusia dengan akal, dengan ilmu atau filsafatnya tidak

sanggup menyingkap rahasia metafisika. Hal itu hanya dapat diketahui dengan

agama, sebab agama adalah sumber informasi tentang metafisika.

4. Agama Pembimbing Rohani Bagi Manusia

Dengan sabdanya ini Nabi mengajarkan, hendaknya orang beriman bersyukur

kepada Allah pada waktu memperoleh sesuatu yang menggembirakan dan tabah

atau sabar pada waktu ditimpa sesuatu yang menyedihkan. Bersyukur di kala

sukadan sabar di kala duka inilah sikap mental yang hendaknya selalu dimiliki oleh

orang beriman. Dengan begitu hidup orang beriman selalu stabil, tidak ada

goncangan-goncangan, bahkan tenteram dan bahagia, inilah hal yang menakjubkan

dari orang beriman seperti yang dikatakan oleh Nabi. Keadaan hidup seluruhnya

serba baik.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 27

Page 28: Bab II.docxperbab

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak kacau (a = tidak gama = kacau)

dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia dari

kekacauan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa agama sangat diperlukan oleh manusia

sebagai pegangan hidup sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini

adalah Islam. Akhlak yang terpuji sangat penting dimiliki oleh setiap masyarakat sebab maju

mumdurnya suatu bangsa atau Negara amat tergantung kepada akhlak tersebut.

Agama Islam adalah agama yang selalu mendorong manusia untuk mempergunakan

akalnya memahami ayat-ayat kauniyah (Sunnatullah) yang terbentang di alam semesta dan

ayat-ayat qur’aniyah yang terdapat dalam Al-Qur’an, menyeimbangkan antara dunia dan

akherat. Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan manusia

akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan manusia akan sempurna dan

bahagia.

B. Saran

Pendidikan adalah salah satu tujuan pokok manusia karena itu sebagai calon pendidik

marilah kita mengamalkan tujuan pendidikan islam secara ikhlas baik lewat pendidikan

formal. Kita sebagai manusia hendaknya berpegang teguh pada nilai-nilai keagamaan

sehingga kita bias mendapat dan mencapai keridhaan Allah SWT.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 28

Page 29: Bab II.docxperbab

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA | 29