bab iii (2) (1)
DESCRIPTION
sdxcTRANSCRIPT
BAB III
TINJAUAN UMUM
1) Apotek Kimia Farma
a. Sejarah
Kimia Farma sebagai perusahaan obat milik BUMN (Badan Usaha Milik
Negara) memiliki beberapa anak perusahaan seperti PBF (Pedagang Besar
Farmasi), apotek, dan laboratoriumklinik. Kimia Farma terdapat di seluruh
Indonesia salah satunya yaitu di Palembang.
Apotek Kimia Farma didirikan pertama kali di Rumah Sakit Umum Dr.
Mohammad Hoesin Palembang pada tanggal 1 September 1983. Apotek Kimia
Apotek Kimia Farma Atmo Apotek Kimia Farma Rosarum
Apotek Kimia Farma Sudirman
Farma merupakan salah satu jaringan distribusi dari PT. Kimia Farma Persero dan
memiliki tujuan untuk mendekatkan, meratakan, dan meningkatkan mutu
pelayanan kepada msayarakat sehingga dapat memperoleh kemudahan dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan di bidang obat-obatan.
Pada Tahun 1996 Apotek Kimia Farma cabang Palembang pindah lokasi
ke Jalan Kolonel Atmo No. 1250 dan untuk memperluas pemasarannya, maka
apotek Kimia Farma membuka 3 cabang lagi, yaitu Apotek KF Manjur, Apotek
KF Diatari, Apotek KF Rosarum.
Apotek Kimia Farma Rosarum berlokasi di Jl. Letkol Iskandar No. 222
Palembang. Apotek Kimia Farma Rosarum dahulunya adalah apotek Rosarum
yang berdiri pada tahun 1978, yang berada di bawah naungan Yayasan Rosarum.
Namun pada tahun 2002 Apotek Rosarum dikontrak oleh Kimia Farma dan
berubah nama menjadi Apotek Kimia Farma Rosarum dan segala kegiatan
administrasi, pengadaan, ketatausahaan, dan kepegawaian diatur oleh Kimia
Farma. Apotek Kimia Farma Rosarum terletak di Jl. Letkol Iskandar No. 222.
Kemudian terbentuknya lagi Apotek Kimia Farma yang lain seperti Apotek Kimia
Farma Sudirman yang berlokasi di Jl. Jend. Sudirman No. 3105 KM 3,5
Palembang. Apotek Kimia Farma Sudirman berdiri pada tahun 2010, segala
kegiatan administrasi, pengadaan, ketatausahaan, dan kepegawaian diatur oleh
Kimia Farma.
b. Visi dan Misi Apotek Kimia Farma
a) Visi
Menjadi perusahaan jaringan layanan kesehatan terkemuka dan mampu
memberikan solusi kesehatan masyarakat di indonesia.
b) Misi
Menghasilkan pertumbuhan nilai perusahaan melalui :
Jaringan layangan kesehatan yang terintegrasi meliputi jaringan apotek,
klinik laboratorium klinik dan layanan kesehatan lainnya
Saluran distribusi utama bagi produk sendiri dan produk prinsipal
Pengembangan bisnis waralaba dan peningkatan pendapatan lainnya (Fee-
Based Income)
Pada tahun 2011 PT. Kimia Farma Apotek mempunyai mempunyai 372
Apotek Pelayanan yang terkoordinasi dalam 34 Bisnis Manager yang mengelola
bagian pengadaan, administrasi dan keuangan, sehingga sangat memungkinkan
terwujudnya penyebaran dan pemerataan obat-obatan baik untuk sektor swasta
maupun pemerintah.
PT. Kimia Farma Apotek dalam melakukan kegiatannya selain melayani
resep dokter juga melengkapinya dengan swalayan farmasi atau “Hand Verkoop”
(HV) yang berisi obat-obat bebas dan bahan-bahan kebutuhan sehari-hari, juga
menyediakan tempat praktek dokter, laboratorium klinik dan optik sebagai upaya
meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.
c. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma Rosarum pada prinsipnya
berpedoman pada ketentuan yang telah ditetapkan Direksi PT. Kimia Farma
berpedoman pada ketentuan yang telah ditetapkan Direksi PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk, namun dalam menyusun struktur organisasi dapat menyesuaikan
dengan kondisi dan sarana yang tersedia.
Untuk Apotek Kimia Farma Rosarum, ketenagaan yang terlibat di apotek
berjumlah 13 orang yang terdiri dari 1 orang Apoteker Pengelola Apotek (APA)
yaitu Amir Muhandis, Apt., 1 orang apoteker pendamping yaitu Tedi Gunawan .
11 orang tenaga kefarmasian. Sedangkan untuk Apotek Kimia Farma Sudirman,
ketenagaan yang terlibat di apotek berjumlah 6 orang yang terdiri dari 1 orang
Apoteker Pengelola Apotek (APA) yaitu Rizal Affandi, S. Farm, Apt., dan 5
orang tenaga kefarmasian.
APA bertanggung jawab sepenuhnya pada semua kegiatan yang
berlangsung di apotek. Dalam menjalankannya, APA wajib memiliki kemampuan
yang beruhubungan dengan administrasi dan keuangan. Apoteker harus memiliki
jiwa kepemimpinan dan kemanajerialan untuk mengatur karyawan sehingga tugas
dan wewenang yang dilimpahkan kepada masing-masing karyawan dapat
terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Apotek Kimia Farma Rosarum merupakan segala kegiatan administrasi,
pengadaan dan ketatausahaan, pembayaran pajak dan kegiatan administrasi seperti
administrasi pembelian, personalia, administrasi hutang dagang dan administrasi
piutang datang seluruhnya dilakukan di unit bisnis. Sedangkan, transaksi
penjualan di apotek pelayanan. Apotek pelayanan juga mempunyai kegiatan
administrasi seperti membuat Laporan Ikhtisar Penjualan Harian (LIPH). Bon
Permintaan Barang Apotek (BPBA) dan administrasi resep kredit.
Selaku pimpinan apotek yang disebut manajer apotek pelayanan (MAP)
dan sekaligus sebagai apoteker pengelola apotek (APA). Seorang apoteker yang
telah mengucapkan sumpah apoteker, memiliki surat izin kerja (SIK), surat izin
apotek (SIA), memiliki kemampuan memimpin dan bertanggung jawab penuh
terhadap kegiatan di apoteknya. Selain itu, ia harus menguasai kemampuan
manajemen, yaitu perencanaan, koordinasi, kepemimpinan, dan pengawasan di
samping kemampuan di bidang farmasi, baik teknis maupun non teknis.
d. Tugas dan Tanggung Jawab Personil Apotek
a) Pemimpin Apotek
Pemimpin Apotek Kimia Farma adalah seorang Apoteker Pengelola
Apotek yang telah memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dan Surat Izin Apotek (SIA).
APA bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan apotek dan bertindak sebagai
MAP yang memiliki kemampuan untuk merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin dan mengawasi jalannya apotek.
Tugas dan Fungsi Apoteker Pengelola Apotek :
1. Melaksanakan visi, misi, dan tujuan
2. Melaksanakan business plan dan strategic plan
3. Mengarahkan dan mengelola kegiatan penjualan apotek untuk mencapai
target yang telah ditetapkan.
4. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program kerja pada setiap
fungsi yang ada di apotek.
Wewenang dan tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek:
1. Menentukan arah/kebijakan terhadap seluruh kegiatan yang ada di apotek.
2. Memutuskan pemecahan masalah yang dihadapi bawahan untuk memastikan
adanya peningkatan kemampuan dan kompetensi bawahan.
3. Mengawasi pelaksanaan seluruh kegiatan di apotek.
b) Asisten Apoteker
Tugas Asisten Apoteker adalah sebagai berikut:
1. Mengatur, mengontrol dan menyusun penyimpanan obat dan perbekalan
farmasi lainnya sesuai dengan bentuk dan jenis barang yang disusun secara
alfabetis.
2. Menerima resep dan memeriksa keabsahan dan kelengkapan resep sesuai
dengan peraturan kefarmasian.
3. Memeriksa ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya berdasarkan
resep yang diterima.
4. Memberikan harga pada setiap resep dokter yang masuk.
5. Melayani dan meracik obat sesuai dengan resep dokter antara lain
menghitung dosis obat untuk racikan, menimbang bahan, meracik, mengemas
obat dan memberikan etiket.
6. Membuat kuitansi atau salinan resep untuk obat yang hanya diambil sebagian
atau bila diperlukan oleh pasien.
7. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi
bentuk sediaan, jumlah obat, nama, nomor resep dan cara pemakaian.
8. Melakukan pemeriksaan akhir terhadap hasil penyiapan obat.
9. Menyerahkan obat dan perbekalan farmasi lainnya kepada pasien dan
memberikan penjelasan tentang penggunaan obat atau informasi lain yang
dibutuhkan.
10. Mencatat masuk dan keluarnya obat pada kartu stok barang.
11. Melakukan pelayanan informasi mengenai cara pemakaian obat melalui
penyerahan obat dari asisten apoteker kepada pelanggan.
c) Bagian Kasir
Tugas dan fungsi bagian kasir :
1. Menerima dan mengeluarkan uang sesuai dengan fisiknya.
2. Memelihara dan menjaga keamanan dari resiko kehilangan, kerusakan uang.
3. Melaporkan semua hasil penjualan harian baik tunai ataupun kredit.
4. Menyerahkan uang hasil penjualan tunai kepada kasir besar disertai bukti
penyetoran.
1) Lokasi dan Tata Ruang
1. Lokasi
Semua Apotek Kimia Farma cabang Palembang berlokasi di
tepi jalan dua arah yang cukup ramai dan terletak dalam lingkungan
pertokoan serta permukiman penduduk. Lokasi yang strategis
menjadikannya mudah dijangkau oleh masyarakat yang
menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.
Terdapat juga beberapa sarana penunjang di sekitar apotek yaitu
puskesmas, balai kesehatan masyarakat, klinik, praktek dokter dan
praktek bidang.
2. Tata Ruang
Pembagian ruang atau tempat yang terdapat di dalam apotek antara
lain:
1. Ruang Tunggu
Ruang ini dilengkapi dengan pendingin ruangan sehingga
dapat memberikan kenyamanan bagi pasien yang menunggu.
Selain itu juga terdapat koran dan majalah yang dapat dibaca di
tempat selama pasien menunggu.
2. Tempat penyerahan resep dan pengambilan obat.
Tempat ini berupa counter yang membatasi ruang dalam
apotek dengan pasien atau pelanggan.
3. Swalayan farmasi
Penjualan obat bebas menggunakan konsep swalayan dimana
barang-barang yang dijual di swalayan farmasi antara lain
obat-obat bebas, produk-produk susu, minyak angin, bedak
tabur, dan lain-lain.
4. Tempat peracikan
Ruangan ini merupakan tempat dilakukannya peracikan obat-
obat yang berdasarkan resep dokter. Ruangan ini dilengkapi
fasilitas untuk peracikan seperti timbangan, Tablette Crusher,
lumpang, bahan baku, dan alat-alat untuk meracik lainnya.
5. Ruang bagian administrasi
Ruangan ini dilengkapi dengan komputer yang digunakan
untuk membuat Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) serta
menginput barang-barang yang dikirim oleh distributor.
6. Ruang praktek dokter
Selain ruangan-ruangan tersebut, Apotek Kimia Farma juga
dilengkapi oleh fasilitas umum seperti kamar mandi, mushola
dan lapangan parkir.
e. Manajemen Operasional Apotik Kimia Farma Rosarum
a) Pengadaan atau Pembelian Barang
Pengadaan atau pembelian barang di apotek Kimia Farma Rosarum dan
Sudirman dilakukan oleh bagian pengadaan di Apotek Kimia Farma Atmo.
Petugas pengadaan apotek pelayanan membuat daftar permintaan barang dalam
bentuk BPBA (Bon Permintaan Barang Apotek), berdasarkan buku defecta dan
mengirimnya ke bagian pengadaan di Apotek Kimia Farma Atmo. Dari unit bisnis
ini akan dikeluarkan barang dan dropping sebagai dokumen pengganti faktur ke
apotek pelayanan. Adapun administrasi dan prosedurnya sebagai berikut :
2. Bagian pengadaan di apotek pelayanan membuat daftar kebutuhan barang
dalam BPBA (Bon Permintaan Apotek) dan mengirimnya ke bagian
pembelian BM.
3. Bagian pembelian mengirimkan BPBA ke bagian gudang untuk mengecek
ketersediaan barang. Barang yang tersedia disiapkan untuk dibawa oleh
petugas apotek pelayanan.
4. Bagian pembelian melakukan pemesanan menggunakan SP (Surat Pesanan)
yang telah ditandatangani oleh BM dan petugas bagian pembelian. Khusus
untuk obat-obat golongan narkotik dan psikotropik dibuatkan surat pesanan
khusus yang ditandatangani oleh masing-masing manager pelayanan (APA).
5. Pihak pemasok menyerahkan barang pesanan langsung ke apotek pelayanan
disertai dengan dokumen faktur dari distributor yang bersangkutan.
6. Penerima baranag di apotek pelayanan bertanggung jawab mencocokkan
barang yang diterima dengan faktur dan salinan surat.
7. Penerima barang memeriksa kesesuaian barang yang diterima dengan jumlah
dan spesifikasi yang dipesan, keadaan fisik barang dan tanggal kadaluarsa.
8. Barang yang sudah dicek dicatat ke dalam kartu stok dan dilakukan entry
penerimaan barang serta memberikan hasil print out nya ke unit bisnis apotek
Kimia Farma Atmo sebagai bukti penerimaan barang. Apabila keadaan
mendesak, pengadaan barang dapat melalui apotek kimia farma lain dalam
satu area. Dari apotek tersebut akan dikeluarkan suat dropping antar outlet
sedangkan apotek memesan akan diberi tanda terima.
b) Penyimpanan dan Pengeluaran Barang
Kegiatan penyimpanan dilakukan oleh petugas di gudang unit bisnis
apotek kimia farma atmo. Penyimpanan obat atau perbekalan farmasi di ruang
peracikan dilakukan oleh setiap AA. Setiap pemasukan dan pengunaan obat atau
barang harus dicatat pada kartu stok yang meliputi tanggal pengisisan atau
pengambilan, nomor dokumennya, jumlah barang yang diisi atau diambil, sisa
barang, tanggal kadaluarsa dan nomor batch serta paraf petugas yang melakukan
pengisian atau pengambilan barang. Kartu stok ini diletakkan di masing-masing
obat atau barang.Setiap AA bertanggung jawab terhadap stok barang yang ada di
lemari.
Penyimpanan barang disusun berdasarkan jenis perbekalan farmasi, jenis
sediaan, bentuk sediaan, dan alfabetis. Penyimpanan obat atau barang di ruang
peracikan disusun sebagai berikut :
1. Lemari penyimpanan obat ethical, disusun berdasarkan efek terapi
2. Lemari penyimpanan obat psikotropika
3. Lemari penyimpanan obat generik
4. Lemari penyimpanan bahan baku
5. Obat narkotika disimpan dalam lemari khusus yang terkunci
6. Lemari penyimpanan sediaan suspensi dan sirup
7. Lemari penyimpanan obat tetes atau drop, salep mata dan tetes mata
8. Lemari penyimpanan salep
9. Lemari es untuk penyimpanan obat yang termolabil
Penyimpanan obat atau barang yang dapat dibeli bebas disimpan di lemari
etalase agar mudah dilihat dan tampak menarik oleh konsumen. Pengaturan
penyimpanannya didasarkan pada bentuk dan jenis sediaan serta kegunaannya,
misalnya alat kesehatan, vitamin, obat bebas, obat bebas terbatas, produk
keperluan bayi dan produk rumah tangga.
c) Penjualan
Penjualan yang dilakukan oleh Apotek Kimia Farma meliputi:
1) Penjualan obat tunai dengan resep dokter
Penjualan obat dengan resep tunai dilakukan terhadap pelanggan yang
langsung datang ke apotek untuk menebus obat yang dibutuhkan dan dibayar
secara tunai. Prosedur pelayanan resep tunai adalah sebagai berikut:
1. Asisten apoteker pada bagian penerimaan resep menerima resep dari pasien,
lalu memeriksa kelengkapan dan keabsahan resep tersebut.
2. Asisten apoteker akan memeriksa ada atau tidaknya obat dalam persediaan.
Bila obat yang dibutuhkan tersedia, selanjutnya dilakukan pemberian harga
dan diberitahukan kepada pasien. Setelah pasien setuju segera dilakukan
pembayaran atas obat pada bagian counter yang dijaga oleh asisten apoteker.
Bila obat hanya diambil sebagian maka petugas membuat salinan resep untuk
pengambilan sisanya. Bagi pasien yang memerlukan kuitansi dapat pula
dibuatkan kuitansi dan salinan resep di belakang kuitansi tersebut.
3. Resep diberi nomor urut resep. Selanjutnya nomor resep tersebut diserahkan
kepada pasien untuk mengambil obat pada bagian penyerahan obat.
4. Kasir mencatat jumlah obat dalam resep dan harganya pada lembar laporan
penjualan harian, kemudian resep asli diserahkan ke bagian peracikan atau
penyiapan obat. Asisten apoteker pada bagian peracikan atau penyiapan obat
akan meracik atau menyiapkan obat sesuai dengan resep dibantu oleh juru
resep.
5. Setelah obat selesai disiapkan maka obat diberi etiket dan dikemas.
6. Sebelum obat diberikan, dilakukan pemeriksaan kembali meliputi nomor
resep, nama pasien, kebenaran obat, jumlah dan etiketnya serta dilakukan
pemeriksaan salinan resep sesuai resep aslinya dan kebenaran kwitansi.
7. Obat diserahkan kepada pasien sesuai dengan nomor resep. Alamat dan
nomor telepon pasien dicatat, lalu pasien diberikan informasi tentang cara
pemakaian obat dan informasi lain yang diperlukan pasien.
8. Lembaran resep asli dikumpulkan menurut nomor urut dan tanggal resep dan
disimpan sekurang-kurangnya tiga tahun.
2) Penjualan obat dengan resep kredit
Penjualan obat dengan resep kredit berdasarkan perjanjian kerjasama yang
telah disepakati oleh suatu perusahaan/instansi dengan apotek yang
pembayarannya dilakukan secara kredit melalui penagihan kepada perusahaan
secara berkala. Prosedur pelayanan resep kredit pada dasarnya sama dengan
pelayanan resep tunai, hanya saja pada pelayanan resep kredit terdapat beberapa
perbedaan seperti:
(1) Setelah resep kredit diterima dan diperiksa kelengkapannya maka tidak
dilakukan penetapan harga dan pembayaran oleh pasien tetapi langsung
dikerjakan oleh petugas apotek.
(2) Penomoran resep kredit dibedakan dengan resep tunai.
(3) Resep disusun dan disimpan terpisah dari resep tunai kemudian dikumpulkan
dan dijumlahkan nilai rupiahnya berdasarkan masing-masing instansi atau
perusahaan untuk dilakukan penagihan pada saat jatuh tempo pembayaran
yang telah disepakati bersama.
3) Penjualan bebas
Penjualan bebas yang dimaksud adalah penjualan obat dan perbekalan
farmasi lainnya yang dapat dibeli tanpa resep dari dokter seperti obat OTC (over
the counter) baik obat bebas maupun bebas terbatas. Penjualan ini dikenal sebagai
pelayanan HV (Hand Verkoop). Prosedur penjualan bebas yang dilakukan adalah
sebagi berikut:
(1) Petugas HV menerima permintaan barang dari pasien dan langsung
menginformasikan harga.
(2) Setelah disetujui oleh pembeli, pembeli langsung membayar ke kasir kecil
(3) Bagian kasir menerima uang pembayaran dan membuat bukti penyerahan
nota penjualan bebas.
(4) Barang beserta bukti pembayaran penjualan bebas diserahkan kepada pasien
(setiap pengambilan obat jadi untuk pelayanan HV maka jumlah obat yang
tertera pada kartu stok harus dipotong).
f. Manajemen Keuangan Apotek Kimia Farma
Secara berkala Apotek Kimia Farma Rosarum mempunyai kewajiban
untuk melaporkan:
1. Laporan ikhtisar penjualan harian (LIPH)
2. Bukti Setoran Kasir (BSK)
3. Bukti transfer bank atas penjualan tunai atau piutang
4. Bon-bon pengeluaran
5. Kwitansi penagihan kredit
6. Stok barang dagangan
Fungsi dari laporan akutansi keuangan bagi manajemen apotek adalah
mengetahui kondisi keuangan, barang, umur piutang, umur hutang, tingkat
kemampuan menghasilkan data dan efisiensi penggunaan biaya melalui
parameter-parameter yang terdapat pada laporan analisa ratio keuangan sehingga
manajer mampu mengambil keputusan untuk pengembangan apotek di masa yang
akan datang.
g. Sistem Pengawasan
Pengawasan dilakukan oleh setiap bagian yang ada di apotek (pembelian,
penyimpanan, penjualan, pencatatan, keuangan) terhadap pelaksanaan program
kerja yang telah dibuat. Mekanisme pengawasan meliputi :
1. Kegiatan Pengadaan (pembelian)
a) Hanya faktur yang ada surat pesanan dan tanda terima yang dinyatakan
sebagai dokumen yang sah.
b) Faktur yang barangnya telah diterima gudang dan harganya telah diperiksa
oleh petugas pembelian dicatat sebagai hutang dagang apotek.
2. Kegiatan Penyimpanan Barang (gudang)
Hanya faktur yang ada surat pesanannya yang dinyatakan sebagai
dokumen pembelian yang sah, yang dapat dibukukan sebagai barang masuk.
3. Kegiatan Penjualan
1. Laporan Ikhtisar Penjualan harian (LIPH), resep, bon penjualan bebas,
kwitansi atau faktur dinyatakan sebagai dokumen penjualan yang sah.
LIPH berfungsi sebagai alat control jumlah setoran penjualan tunai.
2. Alat tagih (kwitansi, faktur) yang ada tanda terima petugas keuangan yang
dapat dinyatakan lunas dan dibukukan pada kartu piutang. Jumlah alat
tagih (kwitansi, faktur) yang lunas berguna sebagai alat kontrol jumlah
setoran penjualan kredit.
h. Pengelolaan Narkotika
Pengelolaan narkotika diatur secara khusus mulai dari pengadaan sampai
pemusnahan untuk menghindari terjadinya kemungkinan penyalahgunaan obat
tersebut. Pelaksanaan pengelolaan narkotika di Apotek Kimia Farma meliputi:
1) Pemesanan narkotika
Pemesanan sediaan narkotika dilakukan secara tertulis sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Kemudian surat pesanan narkotika yang sudah
ditandatangani oleh APA dikirim ke BM. Pemesanan dilakukan ke PBF Kimia
Farma selaku distributor tunggal dengan membuat surat pesanan khusus narkotika
yang dibuat rangkap empat, yang masing-masing diserahkan ke PBF yang
bersangkutan (SP asli dan 2 lembar copy SP), dan satu lembar sebagai arsip
apotek.
2) Penerimaan narkotika
Penerimaan narkotika dari PBF harus diterima oleh APA atau dilakukan
dengan sepengetahuan APA. Apoteker akan menandatangani faktur tersebut
setelah dilakukan pencocokan dengan surat pesanan. Pada saat diterima dilakukan
pemeriksaan yang meliputi jenis dan jumlah narkotika yang dipesan
3) Penyimpanan narkotika
Obat-obat yang termasuk golongan narkotika di Apotek Kimia Farma
disimpan dalam lemari khusus yang terkunci.
4) Pelayanan narkotika
Apotek Kimia Farma hanya melayani resep narkotika dari resep asli atau
salinan resep yang dibuat oleh Apotek Kimia Farma sendiri yang belum diambil
sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani pembelian obat
narkotika tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain.
5) Pelaporan narkotika
Pelaporan penggunaan narkotika di Apotek Kimia Farma dibuat setiap
bulan yang meliputi laporan penggunaan sediaan jadi narkotika dan laporan
penggunaan bahan baku narkotika. Laporan dibuat rangkap lima dan
ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nama jelas, alamat apotek, dan
stempel apotek yang kemudian dikirimkan kepada Dinas Pelayanan Kesehatan
Kota Palembang, dengan tembusan kepada:
a) Kepala Balai Besar POM Propinsi Sumatera Selatan.
b) Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan.
c) Dinas Kesehatan Kota
d) Arsip (Apotek dan Bisnis Manager)
6) Pemusnahan narkotika:
Prosedur pemusnahan narkotika dilakukan sebagai berikut:
a) Apoteker pengelola apotek membuat dan mendatangani surat permohonan
untuk pemusnahan narkotika yang berisi antara lain jenis dan jumlah
narkotika yang rusak dan atau tidak memenuhi syarat.
b) Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh APA dikirimkan ke Balai
Besar POM Sumatera Selatan. Balai Besar POM akan menetapkan waktu dan
tempat pemusnahan.
c) Kemudian dibentuk panitia pemusnahan yang terdiri dari Apoteker Pengelola
Apotek, Asisten Apoteker, Petugas Balai POM dan Kepala Kantor Dinkes
Kota Palembang.
d) Bila pemusnahan narkotika telah dilaksanakan, maka dibuat Berita Acara
Pemusnahan yang berisi :
a) Hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat dilakukannya pemusnahan.
b) Nama, jenis dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.
c) Cara pemusnahan.
d) Petugas yang melakukan pemusnahan.
e) Nama dan tanda tangan Apoteker pengelola Apotek
Berita acara tersebut dikirimkan kepada:
a) Kepala Balai Besar POM Propinsi Sumatera Selatan.
b) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan.
c) Arsip apotek.
i. Pengelolaan Psikotropika
Pengelolaan psikotropika di Apotek Kimia Farma meliputi:
1. Pemesanan psikotropika
Pemesanan psikotropika di apotek Kimia Farma dilakukan dengan
pemesanan secara langsung ke PBF. Kemudian surat pesanan psikotropika di
tanda tangani oleh APA setelah itu di kirim ke BM. Pemesanan psikotropika
dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan Psikotropika yang boleh berisi
lebih dari satu jenis psikotropika. Surat pemesanan dibuat rangkap 2, yang
masing-masing diserahkan ke PBF yang bersangkutan dan sebagai arsip di apotek.
2. Penyimpanan psikotropika
Pemyimpanan psikotropika dilakukan dilemari khusus yang terpisah dari
sediaan yang lain.
3. Pelayanan psikotropika
Apotek Kimia Farma melayani resep psikotropika dari resep asli atau
salinan resep yang dibuat oleh Apotek Kimia Farma sendiri yang belum diambil
sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani pembelian
psikotropika tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain.
4. Pelaporan psikotropika
Laporan penggunaan psikotropika dikirimkan kepada Kepala Dinas
Kesehatan setiap bulan. Laporan psikotropika memuat nama apotek, nama obat,
nama distributor, jumlah penerimaan, jumlah pengeluaran, tujuan pemakaian dan
stok akhir. Laporan ditandatangani dilengkapi dengan nama APA dan nomor SIK,
serta stempel apotek dengan tembusan kepada:
a. Kepala Balai Besar POM Propinsi Sumatera Seatan.
b. Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan
c. Arsip Apotek.
5. Pemusnahan psikotropika
Tata cara pemusnahan psikotropika sama dengan tata cara pemusnahan
narkotika. Dalam pelaksanaannya pemusnahan psikotropika dapat dilakukan
bersamaan dengan pemusnahan narkotika.