bab iii

5
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. SISTEM PAKAR 3.1.1. DEFINISI SISTEM PAKAR Menurut Martin dan Oxman (2008) sistem pakar adalah sistem berbasis computer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat di pecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut. Sistem pakar dibuwat pada wilayah pengetahuan tertentu untuk suatu kepakaran tertentu yang mendekati kemampuan manusia di salah satu bidang. Sistem pakar mencoba mencari solusi yang memuaskan sebagaimana yang dilakukan seorang pakar. Selain itu sistem pakar juga dapat memberikan alasan atas saran atau kesimpulan yang ditemukannya. (Kusrini, 2006, 11-12).

Upload: rochmad-tege

Post on 02-Aug-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab iii

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. SISTEM PAKAR

3.1.1. DEFINISI SISTEM PAKAR

Menurut Martin dan Oxman (2008) sistem pakar adalah

sistem berbasis computer yang menggunakan pengetahuan, fakta,

dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya

hanya dapat di pecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut.

Sistem pakar dibuwat pada wilayah pengetahuan tertentu

untuk suatu kepakaran tertentu yang mendekati kemampuan

manusia di salah satu bidang. Sistem pakar mencoba mencari

solusi yang memuaskan sebagaimana yang dilakukan seorang

pakar. Selain itu sistem pakar juga dapat memberikan alasan atas

saran atau kesimpulan yang ditemukannya. (Kusrini, 2006, 11-12).

3.1.2. STRUKTUR SISTEM PAKAR

Menurut Turban (1995) sistem pakar disusun oleh dua

bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development

environment) dan lingkungan konsultasi (consultation

environment). Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan

untuk memasukkan pengetahuan pakar kedalam lingkungan sistem

pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna

yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar.

Page 2: Bab iii

3.1.3. REPRESENTASI PENGETAHUAN

Representasi pengetahuan merupakan metode yang

digunakan untuk mengkodekan pengetahuan dalam sebuah sistem

pakar yang berbasis pengetahuan. Perepresentasian dimaksudkan

untuk menangkap sifat - sifat penting problema dan membuat

informasi itu dapat diakses oleh prosedur pemecahan problema.

Bahasa representasi harus dapat membuat seorang pemrogram

mampu mengekspresikan pengetahuan yang diperlukan untuk

mendapatkan solusi problema, dapat diterjemahkan kedalam

bahasa pemrogaman dan dapat disimpan. Harus dirancang agar

fakta-fakta dan pengetahuan lain yang terkandung didalamnya

dapat digunakan untuk penalaran. (Kusrini, 2006, 24)

3.1.4. METODE INFERENSI

Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi

dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah

konklusi logis (logical conclusion) atau implikasi berdasarkan

informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, prses inferensi

dilakukan dalam suatu modul yang disebut Inference Engine

(Mesin Inferensi). Ketika representasi pengetahuan (RP) pada

bagian knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah

berada pada level yang cukup akurat, maka RP tersebut telah

siap digunakan. Inference engine merupakan modul yang berisi

program tentang bagaimana mengendalikan proses reasoning. Ada

Page 3: Bab iii

dua metode inferensi yang penting dalam sistem pakar, yaitu

runut maju (forward chaining) dan runut balik (backward

chaining).

a. Forward Chaining

Forward chaining merupakan pencocokkan fakta atau

pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (IF dulu).

Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih

dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis.

b. Backward Chaining

Merupakan pencocokkan fakta atau pernyataan dimulai dari

bagian sebelah kanan (THEN dulu). Dengan kata lain,

penalarana dimulai dari hipotesis terlebih dahulu, dan untuk

menguji kebenaran hipotesis tersebut dicari fakta-fakta

yang ada dalam basis pengetahuan.

3.2.