bab iii

5
32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Lapangan Metode penelitian yang kita lakukan pada saat dilapangan antara lain : 1. Sketsa Bentuk Partikel Sedimen Sketsa Bentuk Partikel Sedimen dibuat pada selembar kertas kalkir dengan ukuran panjang x lebar 1 x 1 m. 2. Test Pit Test Pit atau Lubang Uji dibuat dengan diameter 2 x 2 meter, untuk Pengamatan tekstur,struktur,ukuran butir dan pengambilan sampel material sedimen hingga pada kedalaman kurang lebih 1,5 meter. 3.1.2 Laboratorium Metode penelitian yang kita lakukan pada saat di laboratorium antara lain : 3.1.2.1. Sphericity Melakukan perhitungan berdasarkan rumus yang digunakan dan mengklasifikasikan bentuk partikel sedimen berdasarkan klasifikasi Wadel (1932), Metode Zingg (1935) dan Metode Sneed and Folk (1958). 3.1.2.2. Analisa Ukuran Butir Metode Splitting/Pemisahan Dibuat sebuah sekat sebanyak 4 buah, dan ambil sample pada bagian 1 3 atau 2 4 agar diperoleh hasil yang berbeda. Ambil sample seberat 100 gram.

Upload: mansur-harianto

Post on 23-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

SEDIMEBTOLOGI

TRANSCRIPT

  • 32

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Metode Penelitian

    3.1.1 Lapangan

    Metode penelitian yang kita lakukan pada saat dilapangan antara lain :

    1. Sketsa Bentuk Partikel Sedimen

    Sketsa Bentuk Partikel Sedimen dibuat pada selembar kertas kalkir

    dengan ukuran panjang x lebar 1 x 1 m.

    2. Test Pit

    Test Pit atau Lubang Uji dibuat dengan diameter 2 x 2 meter, untuk

    Pengamatan tekstur,struktur,ukuran butir dan pengambilan sampel

    material sedimen hingga pada kedalaman kurang lebih 1,5 meter.

    3.1.2 Laboratorium

    Metode penelitian yang kita lakukan pada saat di laboratorium antara lain :

    3.1.2.1. Sphericity

    Melakukan perhitungan berdasarkan rumus yang digunakan dan

    mengklasifikasikan bentuk partikel sedimen berdasarkan klasifikasi Wadel

    (1932), Metode Zingg (1935) dan Metode Sneed and Folk (1958).

    3.1.2.2. Analisa Ukuran Butir

    Metode Splitting/Pemisahan

    Dibuat sebuah sekat sebanyak 4 buah, dan ambil sample pada bagian 1 3

    atau 2 4 agar diperoleh hasil yang berbeda. Ambil sample seberat 100 gram.

  • 33

    Metode Ayakan

    Analisa besar butir ini pada umumnya berdasarkan kepada teori teori

    kecepatan endapan partikel (settling velocity of particle), analisa ayakan dan

    beberapa teori lainnya. Teori kecepatan perngendapan partikellebih cocok

    digunakan pada butir butir batuan yang lebih halus, sedangkan butir butir

    batuan yang relative lebih halus, sedangkan butir butir batuan yang lebih kasar

    lebih cocok digunakan dengan teori ayakan. Teori ayakan ini mulai

    dipergunakan pada tahun 1704 (Krumbein, 1932).

    Dalam analisa ayakan diperlukan butiran butiran batuan sedimen yang

    benar benar lepas, sehingga batuan sedimen klastik yang telah mengalami

    kompaksi perlu diuraikan menjadio butiran butiran lepas . Dan penguraian

    batuan sedimen dapat diuraikan secara fisik dan kimiawi. Dalam melakukan

    analisa besar butir khususnya analisa ayakan sebenarnya tidak sederhana seperti

    dalam prakteknya.

    Beberapa seri ayakan yang dapat digunakan dalam analisa besar butir

    diantaranya adalah ASTM sieve series, Tyler sieve series dan IMM sieve series

    dan masing masing mempunyai lubang bukaan yang berbeda.

    Penyusunan Fraksi dan Penimbangan

    Fraksi mulai yang dari berukuran kasar sampai bottompan, letakkan fraksi

    tersebut diatas kertas sesuai dengan ukurannya atau nomor urut dari ayakan lalu

    timbang masing masing fraksi tersebut. Kehilangan contoh tidak boleh lebih dari

    0,25% dari berat semula.

  • 34

    Pencatatan, pembuatan grafik dan perhitungan nilai sortasi, skewnes dan

    kurtosis

    Hasil penimbangan kemudian dicatat pada lembar kolom yang telah

    disediakan yang berisikan nomor urut, nomor mesh ayakan, diameter ayakan,

    ukuran butir yang tertampung, berat masing masing fraksi, presentase berat

    masing masing terhadap berat sample, frekuensi kumulatif yaitu frekuensi yang

    diperoleh dengan cara menambahkan terus menerus frekuensi yang kasar hingga

    kehalus.

    3.2 Alat dan Bahan

    Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini ialah :

    1. Sampel partikel sedimen

    2. Kertas HVS

    3. Kalkulator

    4. Kalsifikasi wadel, zing dan Folk

    5. Skop

    6. Kantong Sampel

    7. Pitameter

    8. Ketas Kalkir

    9. Ayakan

    10. Sieve shaker

    11. Timbangan

    12. Grafik Semilog

  • 35

    3.3 Prosedur Kerja

    Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada field trip ini yaitu :

    3.3.1. Sphericity

    1. Menghitung ukuran dimensi partikel sedimen (panjang x lebar x tinggi)

    2. Melakukan perhitungan dengan rumus klasifikasi Wadell

    3. Melakukan perhitungan berdasarkan rumus klasifikasi Zingg

    4. Melakukan perhitungan berdasarkan rumus klasifikasi Folk

    5. Menentukan bentuk partikel sedimen berdasarkan klasifikasi Wadell

    6. Menentukan bentuk partikel sedimen berdasarkan klasifikasi Zingg

    7. Menentukan bentuk partikel sedimen berdasarkan klasifikasi Folk

    3.3.2. Analisa Ukuran Butir

    1. Sampel yang diperoleh dari lapangan dicuci dan dikeringkan

    2. Splitting, dengan cara mengambil sampel yang mewakili sampel yang

    ada. Splitting dapat dilakukan dengan splitter atau dengan kuartering.

    Kuartering dilakukan sampai diperoleh berat sampel yang diinginkan

    3. Menimbang sampel untuk dianalisa. Mengusahakan berat sampel

    merupakan bilangan bulat untuk memudahkan perhitungan

    4. Pengayakan, digunakan satu set ayakan yang diinginkan dan mesin

    pengayak. Sampel yang telah ditimbang dari setiap lapisan kemudian

    diayak untuk melihat ukuran butir dari halus sampai kasar

    5. Ayakan tersebut disusun dengan nomor mesh yang diletakkan paling

    besar ukuran meshnya. Pengayakan dilakukan dengan mesin pengayakan

    selama 10 menit

  • 36

    6. Setelah 10 menit, sampel diangkat dari tempat pengayakann. Tiap-tiap

    sampel yang tertampung dalam mesh kemudian dikeluarkan tanpa

    mencampurkan dengan mesh yang lain

    7. Sampel yang diperoleh tadi kemudian dilakukan penimbangan

    8. Data timbangan tersebut kemudian dilakukan pengolahan data

    9. Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan grafik seperti grafik

    semilog.