bab iii

7
BAB III KESIMPULAN Ringkasnya : Setelah membran sel kontraktil miokardium ventrikel tereksitasi, timbul potensial aksi melalui hubungan rumit antara perubahan permeabilitas perubahan potensial membran sebagai berikut : Selama fase naik potensial aksi, potensial membran dengan cepat berbalik ke nilai positif sebesar +30 mV akibat peningkatan mendadak permeabilitas mem- bran terhadap Na + yang diikuti oleh influks masif Na + . Sejauh ini, prosesnya sama dengan proses di neuron dan sel otot rangka. Permeabilitas Na + kemudian dengan cepat berkurang ke nilai istirahatnya yang rendah, tetapi, khas untuk sel otot jantung, membran potensial dipertahankan di tingkat positif ini selama beberapa ratus milidelik dan menghasilkan fase datar (plateau phase) potensial 12

Upload: juliast

Post on 08-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

fisiologis jantung

TRANSCRIPT

Page 1: bab iii

BAB III

KESIMPULAN

Ringkasnya :

Setelah membran sel kontraktil miokardium ventrikel tereksitasi, timbul potensial

aksi melalui hubungan rumit antara perubahan permeabilitas perubahan potensial

membran sebagai berikut :

Selama fase naik potensial aksi, potensial membran

dengan cepat berbalik ke nilai positif sebesar +30 mV

akibat peningkatan mendadak permeabilitas membran terhadap Na+

yang diikuti oleh influks masif Na+. Sejauh ini, prosesnya sama dengan

proses di neuron dan sel otot rangka. Permeabilitas Na+ kemudian

dengan cepat berkurang ke nilai istirahatnya yang rendah, tetapi, khas

untuk sel otot jantung, membran potensial dipertahankan di tingkat

positif ini selama beberapa ratus milidelik dan menghasilkan fase

datar (plateau phase) potensial aksi. Sebaliknya, potensial aksi di

neuron dan sel otot rangka berlangsung kurang dari satu milidetik.

Permeabilitas Na+ kemudian dengan cepat berkurang ke nilai istirahat-

nya yang rendah, tetapi, khas untuk sel otot jantung, membran

potensial dipertahankan di tingkat positif ini selama beberapa ratus

milidelik dan menghasilkan fase datar (plateau phase) potensial aksi.

Sebaliknya, potensial aksi di neuron dan sel otot rangka berlangsung

kurang dari satu milidetik.

Fase turun potensial aksi yang berlangsung cepat terjadi akibat

inaktivasi saluran Ca++ dan pengaktifan saluran K+. Penurunan

12

Page 2: bab iii

permeabilitas Ca++ menyebabkan Ca++ tidak lagi masuk ke dalam sel,

sedangkan peningkatan mendadak permeabilitas K+  yang terjadi

bersamaan menyebabkan difusi cepat K+ yang positif ke luar sel.

Dengan demikian repolarisasi cepat yang terjadi pada akhir fase datar

terutama disebabkan oleh efluks K+, yang kembali membuat bagian

dalam sel  lebih negatif daripada bagian luar dan memulihkan 

potensial membran ke tingkat istirahat.

Digitalis digunakan untuk menguatkan kontraksi otot jantung sehingga

bermanfaat untuk mengurangi edema pada ekstremitas, paru – paru

( sesak nafas ), mudah lelah, dan meningkatkan frekuensi berkemih.

Digitalis juga digunakan untuk memperbaiki fibrilasi atrium ( aritmia

jantung ) dengan kontraksi atrium yang cepat dan tidak terkoordinasi

serta fluter atrial ( artmia jantung dengan kontraksi yang cepat 200 –

300 denyut per menit ).

Efek utama glikosida jantung adalah mempengaruhi fungsi mekanik

dan listrik jantung. Manfaatnya pada gagal jantung kongestif

meningkatkan kontraktilitas melalui penghambatan pompa K+, Na+,

ATPase. Pompa ini berfungsi memompa Na+ keluar ( ektrasel) dan

memasukkan K+ kedalam ( intrasel ). Adanya Na+ ekstrasel yang tinggi

akan menyebabkan masuknya Ca++ kedalam sel ( intrasel ),

peningkatan kadar Ca++ intrasel menyebabkan semakin banyak Ca++

yang terikat pada eseptornya di myofibril ( troponin ) otot polos

jantung dan meningkatkan kontraksi.

22

Page 3: bab iii

Energi untuk memompa Na+ diperoleh dari hidrolisa ATP oleh enzim

Na+ - K+ - ATPase maka penghambat enzim ini menyebabkan

terhambatnya pertukaran K+ ekstrasel dan Na+ intrasel, yang juga akan

terjadi hambatan masuknya Ca++ kedalam sel. Padahal Ca++ sangat

diperlukan untuk kontraksi.

Miokardium dapat menghasilkan dan menghantarkan denyut listrik

pada dirinya sendiri. Denyut jantung biasanya berasal dari nodus

sinoartrial ( Nodus SA ) yang terletak pada dinding posterior atrium

kanan. Nodus SA sering disebut sebagai pemacu ( pace maker ) ,

karena nodus ini mengatur denyut jantung dalam ke nodus

atrioventrikularis ( AV note ) dan dari sini impuls menyebar melalui

serabut – serabut yang disebut bundle his atau bundel AV ke otot

jantung dan menyebabkan kontraksi.

Digitalis mempunyai 3 kegunaan,yaitu :

1.    Ionotropik positif (meningkatkan kontraktilitas otot jantung)

2.    Kronotropik negatif (memperlambat denyut jantung)

3.    Kerja dromotropik negatif (mengurangi hambatan listrik sel-sel

jantung)

Penggunaan digitalis akan meningkatkan curah jantung, mengurangi

free load (beban awal), memperbaiki aliran darah ke periver,

mengurangi edema, dan meningkatkan ekresi cairan. Akibatnya retensi

cairan pada paru-paru dan ekstremitas berkurang sehingga bendungan

sirkulasi secara umum berkurang.

32

Page 4: bab iii

Untuk pengobatan bendungan sirkulasi,umumnya digitalis

dikombinasikan dengan diuretik,tetapi perlu hati-hati karena toksisitas

digoksin akan meningkat dengan berkurangnya kadar K+ dalam darah

akibat penggunaan diuretik. Obat glikosida jantung yang digunakan

adalah digoksin.

Efek digitalis pada sifat listrik jantung pada subjek utuh merupakan

campuran efek langsung dan otonomik. Efek langsung pada membran

sel-sel jantung mengikuti suatu prokresi yang telah didefenisikan

dengan baik,perpanjangan singkat dari potensial aksi yang dini diikuti

oleh suatu periode pemendekan yang diperpanjang. Glikosida jantung

mempengaruhi semua jaringan yang eksitabel,termasuk otot polos dan

sistem saraf pusat. Saluran cerna adalah tempat yang paling lazim dari

toksisitas digitalis diluar jantung. Efek tersebut termasuk

anoreksia,mual,muntah dan diare. Efek sistem saraf pusat biasanya

termasuk stimulasi zona kemoreseptor dan vagal, dan halusinasi

terutama pada usia lanjut dapat pula terjadi gangguan penglihatan serta

penyimpangan persepsi terhadap warna, agitasi dan konvusi.

42