bab iii

30
BAB III ANALISIS KASUS A. Landasar Teori 1.Engine Wankel Motor bakar yang biasa kita lihat sehari-hari terdapat torak yang bergerak translasi dan poros engkol yang bergerak rotasi. Pengalihan gerak translasi torak menjadi gerak rotasi poros engkol tersebut di lakukan oleh batang penggerak yang menghubungkan torak dengan poros engkol. Dr. Felix Wankel mencoba menghapuskan torak yang bergerak translasi supaya batang penggerak dan poros engkol tidak lagi di perlukan. Pada tahun 1954 Dr. Felix Wankel berhasil menciptakan sebuah engine yang terdiri dari rotor berbentuk segi tiga sama sisi yang berputar dalam stator. Permukaan dalam dari stator berbentuk epitrokoida, yaitu tempat kedudukan puncak segi tiga dari rotor yang berputar. Kontruksi engine ini di beri nama Wankel. 17

Upload: akbar-maulana

Post on 16-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

22

BAB IIIANALISIS KASUS

A. Landasar Teori1. Engine WankelMotor bakar yang biasa kita lihat sehari-hari terdapat torak yang bergerak translasi dan poros engkol yang bergerak rotasi. Pengalihan gerak translasi torak menjadi gerak rotasi poros engkol tersebut di lakukan oleh batang penggerak yang menghubungkan torak dengan poros engkol. Dr. Felix Wankel mencoba menghapuskan torak yang bergerak translasi supaya batang penggerak dan poros engkol tidak lagi di perlukan. Pada tahun 1954 Dr. Felix Wankel berhasil menciptakan sebuah engine yang terdiri dari rotor berbentuk segi tiga sama sisi yang berputar dalam stator. Permukaan dalam dari stator berbentuk epitrokoida, yaitu tempat kedudukan puncak segi tiga dari rotor yang berputar. Kontruksi engine ini di beri nama Wankel.

Gambar 3.1 Engine Wankel(Sumber: Wiranto Arismunandar, tahun 2004:119)Engine wankel tipe awal dengan engine pembakaran internal yang dirancang dengan rotor dalam konfigurasi radial dimana poros engkol tetap diam dan seluruh rotor diputar di sekitarnya. Ruang bakar engine wankel terbentuk antara rongga yang dibuat di permukaan rotor dengan permukaan housing. Karena rotor tersebut memiliki 3 sisi permukaan rongga, maka ruang bakar pada engine wankel yang berputar searah dengan putaran rotor. Salahsatu pabrikan mobil yang menggunakan engine wankel adalah Mazda, diantaranya Mazda RX-7 dan RX-8. Kedua mobil tersebut menggunakan mesin 2 rotor yang berkapasitas 1.300cc. Mobil Mazda lainnya yang menggunakan Wankel engine yaitu Mazda Eunos Cosmo dengan 3 rotor.2. Sejarah Singkat Engine WankelTahun 1954 Dr. Felix Wankel berhasil menciptakan sebuah engine yang terdiri dari rotor berbentuk segi tiga sama sisi yang berputar dalam setator. Engine ini di beri nama engine wankel. Untuk pertama kalinya engine wankel di buat oleh NSU Motorenwerke A.G di Jerman pada tahun 1963, yang di pamerkan di Frankfurt tetapi ternyata kurang memuaskan. Setelah itu pada tahun 1967 NSU berhasil membuat mobil berengine wankel Ro 80 tetapi kontruksi sekat rotornya merupakan masalah yang perlu di atasi dan di riset kembali. Tapi pada tahun yang sama, Toyo Kogyo di Jepamg behasil membuat engine Wankel RX 2 untuk mobil Mazda. Menjelang akhir tahun 1972 Toyo Kogyo berhasil memproduksi engine Wankel sebanyak 370.000 unit. Engine Wankel buatan Toyo Kogyo pada tahun itu di buat dua jenis, yaitu RX 2 dan RX 3. Dan pada tahun itu lah Toyo Kogyo memproduksi mobil yang berengine wankel jenis RX 2 dan RX 3 sampai di kisaran 20.000 unit setiap bulannya. Sampai sekarang teknologi engine wankel ini terus berkembang dan salah satu perusahan mobil yang masih memakai dan mengembangkan teknologi jenis engine wankel ini adalah Mazda Corporation. Mazda masih memproduksi teknologi engine wankel ini, salah satunya RX 7 dan RX 8 series terbaru Mazda. 3. Keunggulan dan Kekurangan Engine WankelMeskipun engine wankel dan engine Konvensional mempunyai kesamaan, maupun itu dari siklus kerja dan mendapatkan daya yang sama dari hasil pembakaran, tetapi engine keduanya mempunyai komponen yang berbeda. Jadi dari perbedaan komponen tersebut mempunyai keunggulan dan kekurangan masing-masing. Keunggulan dan kekuranagn dari engine wankel tersebut yaitu:a. Keunggulan 1) Dimensi Engine Lebih KecilDimensi engine wankel lebih kecil di banding engine Konvesional dengan volume yang sama. engine wankel dengan dua rotor, mempunyai ukuran hanya dua sepertiga dari ukuran engine konvensional enam silinder.

Gambar 3.2 Perbandingan Dimensi Engine Wankel dan Engine Konvensional(Sumber: Mazda, 2005:20)Gambar 3.2 menunjukan perbandingan dimensi antara engine wankel dengan engine konvensional lainnya. 2) Komponen Engine Lebih SedikitMempunyai komponen-komponen engine yang lebih sedikit. Salah satu contohnya, di engine Wankel ada satu rotor yang bisa menjalankan tiga silinder di engine konvensional, seperti fungsi piston, conectingroad, katup dan komponen-komponen lain yang berhubungan dengan katup. Dan ada juga komponen-komponen lain yang lebih sederhana di bandingkan dengan engine konvensional. Bisa kita lihat salah satu contoh gambar perbandingan engine wankel dan engine konvensional pada gambar di bawah.

Gambar 3.3 Perbandingan Komponen Engine Wankel dan Engine Konvensional(Sumber: http//www.mazdarx8.com/doc/komponen mesin rotary)Gambar 3.3 menunjukan perbandingan banyaknya komponen antara engine wankel dua rotor dengan engine konvensional empat silinder. Contoh komponen engine wankel di tunjukan pada no.1 dan engine konvensional di tunjukan pada no.2. Jadi kita bisa memastikan bahwa komponen engine wankel lebih sederhana dan lebih sedikit di bandingkan dengan engine konvensional.3) Level Getaran dan Kebisingan RendahSalahsatu contoh yang meminimalisir suatu kebisingan pada engine wankel, yaitu dikarnakan tidak terdapat komponen-komponen yang berbenturan ataupun bergesekan antara permukaan-permukaan logam seperti pada saat katup-katup dan piston-piston yang bergerak naik turun seperti pada engine Konvensional. Dan pada engine jenis apapun gaya yang dihasilkan dari bagian-bagian yang bergerak harus diseimbangkan agar engine beroperasi dengan mulus pada rpm tinggi. Pada engine konvensional gerakan piston, katup, dan conectingroad yang naik-turun secara bergantian sulit untuk diseimbangkan, tetapi kinerja pada engine Wankel yang berputar dinamis, seperti rotor, poros eksentrik, flywheel, dan bagian lainnya selalu berputar ke arah yang sama. Sehingga mendapatkan getaran yang lebih rendah, seperti yang di contohkan pada gambar 3.4 kinerja antara engine wankel dan engine konvensional.

Gambar 3.4 Kinerja Engine Wankel dan Engine Konvensional(Sumber: Mazda, 2005:21)4) Karakteritis Torsi StabilEngine wankel mempunyai karakteritis torsi yang setabil, karena mempunyai tiga langkah daya untuk setiap putaran rotor, setiap interval antara langkah daya menjadi lebih pendek. Hal ini bisa mengurangi fluktuasi torsi dan getaran engine yang berlebihan. Jadi engine wankel yang mempunyai tiga langkah daya untuk setiap putaran rotor sehingga bisa mengurangi fluktuasi torsi berlebihan, sehingga engine wankel mempunyai torsi yang stabil. Tetapi pada engine konvensional menghasilkan daya hanya pada saat langkah daya dalam satu siklus empat langkah, tiga langkah lainnya, seperti hisap, kompresi, dan buang tidak menghasilkan daya. Pada antara interval akhir langkah daya dan awal dari langkah daya berikutnya, perputaran crankshaft terhenti sementara, sehingga menyebabkan perubahan gaya, hal ini disebut fluktuasi torsi. Jika fluktuasi torsi cukup besar engine bisa bergetaran berlebihan karena torsi yang tidak stabil.5) Output Kompak dan TinggiEngine rotari dengan dua rotor mempunyai output daya yang lebih besar dibanding engine konvensional seukurannya, karena engine wankel mempunyai engine yang lebih kecil sehingga lebih ringan dan mempunyai autput engine yang kompak sehingga bisa mengeluarkan daya yang lebih besar.

Gambar 3.5 Perbandingan Dimensi dan Perputaran Engine Saat Bekerja(Sumber: Mazda, 2005:22)b. Kekurangan1) Emisi Gas Buang Tinggi dan Konsumsi Bahan Bakar BorosDi engine wankel mempunyai perbandingan antara luas permukaan dan volume dari ruang bakar menunjukkan bahwa luas permukaan yang cukup besar sehingga gas yang bekerja mengalami cooling lost (terlalu dingin) yang relatif tinggi. Efek langsung yang terjadi adalah banyaknya senyawa hidrocarbon yang tidak bisa terbakar dengan baik pada setiap siklus yang terjadi dan setiap asupan bahan bakar yang masuk tidak sempurna terbakar, sehingga banyak bahan yang terbuang percuma. Jadi pada saat itu engine wankel tidak bisa lolos uji Federal Emission Standards. Yaitu uji emisi yang berlaku di seluruh dunia.2) Seal Gas Cepat RusakSeal yang berada pada setiap ujung atau sudut rotor dan seal housing rotor yang relatif cepat rusak atau aus. Sehingga sulitnya menjaga kerapatan ruang bakar, sehingga bisa terjadi kebocoran kompresi dan masuknya pelumas pada ruang bakar. Jadi engine wankel rentan mengalami kerusakan karena pelumas yang relatif cepat habis, sehingga bisa mengalami overheat dan menyebabkan kerusakan pada setiap komponen-komponen engine yang bergesekan.3) Menghasilkan Torsi Kecil Pada Rpm RendahDibandingkan dengan engine konvensional, engine wankel menghasilkan torsi pada rpm rendah yang kurang, karena perpindahan daya yang relatif lebih kecil. Ini disebabkan karena engine wankel mempunyai perbandingan kompresi yang relatif rendah yang bisa menjadikan engine wankel pada rpm rendah mengeluarkan torsi yang lebih kecil di banding engine konvensional. Meskipun tenaga kuda secara keseluruhan masih akan lebih besar dari pada engine konvensional yang seukurannya.4. Komponen Engine WankelPada dasarnya engine wankel dan engine konvensional mempunyai kesamaan, tetapi ada beberapa komponen yang mempunyai kegunaan yang sama tetapi mempunyai bentuk yang berbeda. Engine wankel mempunyai komponen-komponen yang lebih sederhana dan sedikit di bandingkan dengan komponen-komponen engine konvensional. Salah satu contoh pada gambar 3.6 yang memperlihatkan bagian-bagian komponen penting pada engine wankel.

Gambar 3.6 Komponen Penting Engine Wankel(Sumber: Mazda, 2005:9)Didalam engine wankel terdapat bagian komponen-komponen penting, contohnya: rotor, seal gas, seal oli, housing rotor, blok samping, roda gigi stasioner, dan poros eksentrik. Untuk lebih jelasnya penulis menjelaskan bagian-bagian komponen penting engine wankel satupersatu seperti yang di jelaskan di bawah ini: a. RotorDalam engine wankel mempunyai komponen yang berbentuk segitiga sama sisi, yaitu rotor. Rotor berperan penting dalam engine wankel dan saat rotor berputar di dalam housing, rotor mempunyai fungsi yang sama seperti piston, conectingroad dan katup. Jadi satu komponen rotor bisa menggantikan beberapa fungsi komponen di engine konvensional.

Gambar 3.7 Rotor(sumber: Mazda, 2005:10)Rotor mengubah tekanan dari hasil pembakaran menjadi energi untuk menggerakan poros eksentrik sehingga berputar. Rotor yang berputar menyebabkan tutup bukanya intake port dan exhaust port, sehingga campuran udara dan bahan bakar yang masuk ke engine dan membuang gas hasil pembakaran dengan tepat.

Gambar 3.8 Rotor dan komponennya(Sumber: Mazda, 2005:10)Pada gambar 3.8 menunjukan bahwa setiap masing-masing dari tiga sisi rotor tersebut terdapat celah pembakaran yang disebut bathtub. Rotor juga sama seperti piston pada engine konvensional yang memiliki ring piston, namun di engine wankel disebut seal gas yang bisa menjaga ruang kerja/ ruang bakar tetap kedap udara. Dan juga memiliki seal oli yang mencegah pelumas memasuki ke ruang kerja.

Gambar 3.9 Saluran Oli Rotor, Roda Gigi Internal dan Bearing Rotor(Sumber: Mazda, 2005:11) Seperti yang ditujukan pada gambar 3.9 pada salah satu sisi bagian dalam rotor terdapat roda gigi internal yang bertautan dengan roda gigi stasioner untuk memutarkan rotor dalam pergerakannya di dalam housing. Bearing pada bagian tengah rotor untuk menopangkan rotor pada poros eksentrik dan juga menahan rotor pada tempatnya. Di dalam rotor juga terdapat lubang saluran oli yang di semprotkan/ di injeksikan dari lubang saluran oli poros eksentrik untuk melumasi bagian dalam rotor dan komponen lainnya yang menempel pada rotor.b. Seal GasSeal gas yang berada di dalam engine wankel, tepatnya yang terpasang pada rotor engine wankel mempunyai fungsi yang sama seperti ring piston pada engine konvensional. Seal gas ini berguna untu mempertahankan keadaan tetap kedap udara di dalam tiga ruang kerja yang terbentuk saat rotor berputar di dalam housing. Ruang kerja harus tetap kedap udara sehingga siklus pembakaran dapat terjadi secara efisien tanpa membuang daya. Sebuah rotor terpasang satu set seal gas, satu set seal gas ada tiga macam seal, yaitu: Seal Apex, Seal Sisi, dan Seal Sudut. Seal terpasang tepat pada setiap lekukan rotor yang tersedia untuk memasangkan seal dan setiap seal menempel pada sebuah pegas. Gambar 3.10 memperlihatkan posisi seal gas yang terpasang pada rotor.

Gambar 3.10 Posisi Seal Gas Pada Rotor(Sumber: Mazda, 2005:12)Apex seal berfungsi untuk menjaga kondisi ruang kerja tetap kedap udara di antara permukaan bagian dalam housing dan rotor. Banyaknya seal apex tergantung dari tipe enginenya, apex seal bisa terdiri dari dua atau tiga keping, ditahan pada tempatnya oleh kedua keping pegas. Apex seal terpasang ditempatnya dan dijepit oleh gabungan dari pegas-pegas apex seal. Seal sisi berfungsi sebagai penyekat diantara housing satunya dan lainya dan block samping dari rotor. Dan seal sudut menutup sisa celah di antara ujung apex seal dan ujung seal sisi.

Gambar 3.11 Tekanan dari Apex Seal(Sumber: Mazda, 2005:13)Sewaktu engine beroperasi tekanan gas dihasilkan oleh tekanan dari rotor yang berputar di housing. Seal apex menekan ke bagian trochoid atau permukaan housing, seal apex ditekan oleh pegas-pegas seal apex sehingga ruang kerja semakin kedap udara seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas atau tepatnya gambar 3.11. Apex seal rotor meluncur dan berputar pada permukaan bagian dalam housing atau di sebut juga trochoid. Putaran rotor membentuk tiga ruang kerja, seperti pada gambar 3.12 yang diarsir dengan warna abu-abu.

Gambar 3.12 Saat Apex Seal Yang Berada Pada Rotor Berputar Membentuk Tiga Ruang Kerja(Sumber: Mazda, 2005:14)c. Seal OliSeal oli yang berada pada rotor berfunsi untuk mencegah pelumas/ oli engine melewati celah diantara dinding rotor dan block samping. Seal oli juga berfungsi untuk mencegah pelumas/ oli engine masuk ke ruang kerja dan seal oli terpasang tepat pada lekukan di dalam setiap rotor. Masing-masing seal oli dalam dan luar memiliki pegas dan o-ring untuk menambah kemampuan menyekat. Gambar 3.13 menujukan komponen-komponen seal oli yang terpasang pada rotor.

Gambar 3.13 Seal Oli Rotor(Sumber: Mazda, 2005:13)

d. Housing RotorHousing rotor adalah tempat rotor berada, sekaligus tempat terjadinya pembakaran pada engine wankel. Permukaan dalam dari housing rotor disebut permukaan trochoid, karena bentuknya yang melengkung. Permukaan trochoid pada housing rotor juga terdiri dari exhaust port dan lubang pemasangan busi. Housing rotor juga mempunyai saluran cairan pendingin di sekeliling bagian luar permukaan trochoid untuk mendinginkan engine dan nozel penyemprot oli untuk melumasi rotor dan bagian lainnya yang berada di dalam housing rotor. Gambar 3.14 menujukan housing rotor, saluran cairan pendingin, lubang pemasangan kedua businya dan lubang pemasangan nosel oli.

Gambar 3.14 Housing Rotor (Sumber: Mazda, 2005:15)e. Block SampingBlock samping membentuk dinding di depan dan belakang housing. Dinding ini menentukan kondisi kedap udara di dalam ruang kerja. Block samping juga menyediakan permukaan lokasi untuk seal sisi dan intake port untuk masuknya campuran bahan bakar dan udara ke ruang kerja. Block samping depan dan block samping belakang mungkin mempunyai satu intake port atau lebih, tergantung tipe engine. Block tengah biasanya mempunyai satu intake port. Block samping mempunyai fungsi yang sama seperti silinder block dan kepala silinder pada engine konvensional. Gambar 3.15 menunjukkan block samping depan, block tengah, dan samping belakang dengan lokasi intake port yang khas.

Gambar 3.15 Blok Samping Depan, Tengah dan Belakang(Sumber: Mazda, 2005:16)Gasket seal karet yang dipasang di sekeliling saluran cairan pendingin pada block samping mencegah kebocoran cairan pendingin atau gas, gasket seal karet juga mempunyai fungsi yang sama seperti gasket kepala selinder pada engine konvensional. Gambar 3.16 menunjukkan posisi gasket seal karet pada block samping.

Gambar 3.16 Lokasi Pemasangan Gasket Seal Karet(Sumber: Mazda, 2005:16)Interior dari block samping memiliki rongga untuk menyediakan saluran cairan pendingin. Block samping memiliki struktur berusuk untuk meningkatkan kekuatan dan menambah pendinginan. Block tengah memiliki saluran oli pelumas di bagian tengahnya agar oli yang digunakan untuk mendinginkan interior rotor dapat dikembalikan ke karter oli. Juga terdapat saluran untuk gas EGR (Exhaust Gas Return) dan udara sekunder yang digunakan untuk membakar gas buang sehingga menghasilkan emisi yang lebih bersih.f. Roda Gigi StasionerRoda gigi stasioner dan main bearing berfungsi untuk menopang poros eksentrik pada saat berputar dan untuk bertautannya dengan roda gigi internal rotor agar bisa memandu perputarannya rotor di dalam housing. Seperti pada Gambar 3.17 menujukan roda gigi stasioner dan main bearing.

Gambar 3.17 Roda Gigi Stasioner dan Main Bearing(Sumber: Mazda, 2005:17)g. Poros EksentrikPoros eksentrik merupakan poros output dan penompang rotor engine wankel, poros eksentrik mempunyai fungsi dan peran yang sama seperti crankshaft pada engine konvensional. Pada poros eksentrik juga terdapat jurnal rotor dan jurnal poros utama yang menompang pada main bearing, jurnal utama terdiri dari dua bagian, yaitu jurnal poros utama depan dan belakang. Gambar 3.18 menujukan komponen engine wankel yang disebut dengan poros eksentrik dan jurnal-jurnalnya.

Gambar 3.18 Poros Eksentrik(Sumber: Mazda, 2005:17)Bagian tengah dari poros eksentrik memiliki rongga dan terdapat saluran oli untuk melumasi bearing rotor dan mendinginkan bagian rotor. Saluran oli memanjang dari ujung depan poros eksentrik sampai ke jurnal utama belakang. Nosel menyemprotkan oli langsung keruangan dalam yang berongga pada rotor dan ke bearing rotor. Gambar 3.19 menunjukan saluran dan nosel untuk pelumasan bagian komponen rotor.

Gambar 3.19 Saluran Oli Pada Poros Eksentrik(Sumber: Mazda, 2005:18)Pada bagian belakang poros eksentrik terdapat flywheel, yakni sebuah pelat bulat yang cukup berat. Bobot flywheel harus tetap menjaga poros eksentrik berputar dengan mulus meskipun daya hanya disuplai pada saat langkah daya (pembakaran) pada engine. Flywheel menyimpan energi yang dihasilkan engine agar daya ditransfer dengan mulus dan terpasang balance weight pada bagian depan poros eksentrik untuk membantu mengimbangi berat dari flywheel agar pengoperasian lebih mulus. Gambar 3.20 memperlihatkan posisi flywheel dan balance weight terpasang pada poros eksentrik.

Gambar 3.20 Posisi Flywheel dan Balance Weight pada Poros Eksentrik(Sumber: Mazda, 2005:18)

5. Cara Kerja Engine WankelEngine wankel mempunyai cara kerja yang sama seperti engine konvensional memakai siklus termodinamika, yang mempunyai empat langkah kerja, seperti isap, kompresi, usaha, buang. Namun pada engine wankel, rotor akan menggantikan tugas dari piston, conectingroad, dan katup. Housing, block samping depan, block samping belakang dan block tengah menutupi rotor dan berfungsi seperti silinder block dalam engine konvensional. Saat berputar di dalam housing, rotor membentuk ruang kerja dimana siklus pembakaran terjadi. Gambar 3.21 menunjukkan rotor bekerja di dalam housing pada saat empat langkah kerja dan terjadinya siklus pembakaran berlangsung.

Gambar 3.21 Langkah Kerja Engine Wankel (Sumber: Mazda, 2005:7)Siklus kerja engine wankel menurut buku manual service Mazda, Prinsip Dasar Mesin Rotary (2005:7-8)a. Langkar IsapKetika ruang kerja pada posisi (1) volumenya dalam keadaan minimum sama dengan titik mati atas pada engine konvensional. Langkah isap dimulai di sini. Saat rotor terus berputar, rotor membuka intake port pada block samping dan port akan menarik campuran udara dan bahan bakar. Pada waktu yang sama ruang kerja untuk langkah isap pada engine meluas dan mencapai kapasitas maksimumnya pada posisi (2). Sekarang posisi rotor sama seperti titik mati bawah pada engine konvensional. Pada engine wankel posisi ini disebut titik mati bawah isap.b. Langkah KompresiPada akhir langkah isap, rotor menutup port intake. Kapasitas ruang kerja berangsur-angsur mengecil, campuran udara dan bahan bakar dikompresikan. Ini merupakan langkah kompresi. Saat rotor berputar ruang kerja terus mengecil. Ketika kompresi hampir selesai, bunga api dari busi menyalakan campuran udara dan bahan bakar. Pada posisi (3), ruang kerja berada pada kapasitas minimum. Ini disebut sebagai titik mati atas kompresi.c. Langkah Usaha/ DayaKetika campuran udara dan bahan bakar terbakar dalam celah pembakaran pada rotor, tekanan dan volume meningkat dan ruang kerja berlanjut meluas. Ini merupakan langkah daya atau usaha. Pada langkah ini, energi hasil pembakaran campuran udara dan bahan bakar menekan permukaan rotor, mendorong rotor untuk berputar pada poros eksentrik yang mengubah energi pembakaran menjadi energi rotasional. Energi ini ditransfer dari poros eksentrik melalui kopling ke transmisi dan drivetrain, selanjutnya memberi tenaga pada roda-roda. Pada saat ini kapasitas ruang kerja meluas kembali hingga maksimum. Ini merupakan titik mati bawah daya (pembakaran).d. Langkah BuangKetika langkah daya selesai, rotor menyingkirkan gas hasil pembakaran melalui port exhaust pada housing dan kapasitas ruang kerja menurun. Ini disebut langkah buang. Ketika langkah tersebut berakhir, rotor kembali ke posisi (1), di mana siklus akan dimulai kembali. Siklus yang ditampilkan pada Gambar 3.21 hanya memfokuskan pada satu bagian ruang kerja. Dua ruang kerja lainnya beroperasi dengan cara yang sama. Karena ada tiga ruang kerja, maka satu putaran rotor menghasilkan tiga langkah daya. Oleh karenanya rasio roda gigi internal rotor menghasilkan tiga putaran poros eksentrik untuk setiap putaran rotor penuh. Kesimpulannya, terdapat satu langkah daya untuk setiap putaran poros eksentrik. Dan ingatlah, siklus yang sama diulang pada kedua rotor.

B. Pembahasan MasalahEngine wankel pada umumnya sama seperti engine konvensional yang membutuhkan perawatan, agar menjaga engine bekerja dengan optimal dan prima, ataupun untuk mencegah adanya kerusakan komponen-komponen ataupun engine itu sendiri pada waktunya. Kerusakan engine dapat di golongkan menjadi beberapa jenis, contohnya sebagai berikut:1. Kerusakan AwalKerusakan awal yang juga dikenal sebagai kerusakan kematian dini, merupakan tingkat kerusakan yang menurun. Karena kerusakan tersebut biasanya dianggap sebagai masalah pada perancangan atau produksi, maka harus segera dilaporkan ke pabrik pembuatan dan dilakukan recall kendaraan.2. Kerusakan RandomKerusakan random adalah tingkat kerusakan konstan. Biasanya disebabkan beban kerja komponen yang melebihi kekuatannya atau pelanggan menggunakan komponen tersebut melebihi perkiraan dari pabrik. Harus diperiksa kembali bahwa kerusakan tidak disebabkan karena kecerobohan penggunaan kendaraan oleh pelanggan. Hal yang juga perlu diperhatikan adalah terjadinya kerusakan yang disebabkan karena pelanggan tidak mengikuti buku panduan pabrik atau tidak melakukan perawatan berkala yang tepat. Contohnya, tidak digantinya oli engine selama bertahun-tahun akan menyebabkan beberapa masalah seperti keausan komponen, konsumsi oli yang berlebihan, kebocoran oli, meningkatnya kebisingan mekanis, kerusakan mekanis engine, dsb. Kerusakan keausan merupakan tingkat kerusakan yang meningkat dan biasanya disebabkan oleh material yang aus. Seal gas dan seal oli merupakan komponen yang perlu diganti secara berkala. Namun penting untuk diperhatikan bahwa penyebab keausan adalah sesuatu hal yang beralasan.

C. Perawan Berkala Engine Wankel Pada Mazda RX 8Perwatan engine dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:1. Pengecekan Panel Indikator EnginePengecekan panel indikator engine dilakaukan pada awal menyalakan kendaraan dengan melihat lampu panel cek engine pada dashboard. Bila ada lampu indikator menyala tidak seperti biasanya cek komponen yang ditunjukan pada lampu indikator, yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengecekan secara komputerisasi atau disebut juga dengan sistem MIDS.2. Melakukan Service BerkalaMazda melakukan sevice berkala berdasarkan jarak tempuh kendaraan yang di mulai dari kilometer 1.000.a. Service 1.000 kmMelakukan pengecekan ketinggian oli, air radiator, membersihkan air filter, dan pengecekan sensor-sensor engine dengan menggunakan perangkat komputer.b. Service 5.000 kmDilakukan setiap kelipatan jarak tempuh 5.000 kilometer dengan melakukan perlakuan yang sama dengan service kilometer 1.000 dengan tambahan penggantian oli engine.c. Service 10.000 kmDilakukan setiap kelipatan jarak tempuh 10.000 kilometer dengan melakukan perlakuan yang sama dengan service kilometer 5.000 kilometer dengan tambahan penggantian filter oli dan air filter. Pembersihan injector, memakai injector purge.d. Service 25.000 kmDilakukan setiap kelipatan jarak tempuh 25.000 kilometer dengan melakukan perlakuan yang sama dengan service kilometer 10.000 kilometer dengan tambahan pembersihan ruang bakar dengan menggunakan carbon remover, pengecekan busi dan membersihkan thortle body dengan menggunakan engine condisioner.

e. Service 50.000 kmDilakukan setiap kelipatan jarak tempuh 50.000 kilometer dengan melakukan perlakuan yang sama dengan service kilometer 25.000 kilometer dengan tambahan penggantian fanbelt dan pengecekan ke bagian pemindahan daya.3. OverhoulDilakukan pada saat terjadi kerusakan pada komponen engine yang diharuskan mengganti komponen yang rusak tersebut, sehingga diperlukan pembongkaran untuk memperbaikinya. Seperti contoh penggantian seal gas, seal oli, keausan rotor, bearing, dsb.17