bab iii

20

Click here to load reader

Upload: august-ruris-narendra

Post on 15-Apr-2017

29 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab iii

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Perabot Kelas

Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan

mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar serta mempunyai

pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Kelas merupakan

tempat bagi siswa dan guru untuk berinteraksi secara formal dalam

pembelajaran. Untuk itu, ruangan kelas hendaknya ditata supaya siswa nyaman

berada dalam ruangan kelas tersebut. Setiap ruangan kelas berisi perabot yang

berfungsi untuk menunjang pembelajaran. Perabot kelas yang harus ada pada

setiap kelas antara lain :

1. Meja siswa

2. Kursi siswa

3. Meja guru beserta kursinya

4. Lemari guru

5. Rak buku dan rak pajangan untuk memajang hasil karya siswa.

6. Papan tulis (blackboard atau whiteboard)

7. Alat tulis (penghapus, kapur dan spidol)

8. Foto Presiden dan Wakil Presiden beserta Lambang Negara Burung Garuda

9. Daftar regu piket harian, jadwal pelajaran, papan absensi dan struktur

organisasi siswa

10. Gambar-gambar atau alat peraga dan media pembelajaran.

11. Ember dan lap untuk cuci tangan

27

Page 2: Bab iii

28

12. Alat kebersihan (sapu, kemoceng dan tempat sampah)

Perabotan di atas disimpan pada tempat yang mudah dijangkau agar pada

saat dibutuhkan, siswa dapat mengambilnya sendiri. Dinding kelas juga dapat

digunakan untuk tempat memajang hasil karya siswa. Semua perabot kelas

hendaknya dipelihara dengan baik oleh guru maupun oleh siswa. Disamping

perabot kelas di atas, ventilasi, jendela dan pengaturan cahaya juga

mempengaruhi kenyamanan siswa di kelas. Ventilasi dan jendela harus

disesuaikan agar sirkulasi udara masuk dengan udara keluar berlangsung secara

terus-menerus. Dengan begitu, udara di dalam kelas tidak akan terasa pengap.

Daun jendela juga harus diperhatikan agar tidak mengganggu lalu lintas.

B. Pengelolaan Tempat Duduk Siswa

Selain memperhatikan perabot kelas agar tidak menggangu dan

memberikan rasa nyaman kepada siswa, pengelolaan tempat duduk siswa juga

tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Sebab hal ini akan berpengaruh

juga terhadap kelancaran pegaturan proses belajar mengajar. Pengaturan

diperlukan agar siswa tidak jenuh terhadap tempat duduk mereka. Ada

beberapa kemungkinan pengaturan tempat duduk siswa, diantaranya :

1. Pola berderet atau berbaris berjajar

2. Pola susunan berkelompok

3. Pola formasi tapal kuda

4. Pola lingkaran atau persegi

5. Pola setengah lingkaran

Page 3: Bab iii

29

Pengaturan tempat duduk yang tepat dan baik dapat mendukung hasil

belajar. Guru dapat menggeser bangku atau meja agar siswa dapat terfokus

pada pelajaran atau tugas yang dihadapi. Mengatur tempat duduk dalam bentuk

leter U atau tapal kuda, atau lingkaran, hal ini memudahkan untuk memandang

maupun berpindah untuk siswa dan guru. Meskipun posisi tempat duduk

dirubah, guru harus tetap memperhatikan jarak antara meja yang satu dengan

meja yang lain cukup, tidak terlalu jauh dan juga tidak terlalu dekat serta siswa

tidak kesulitan saat memperhatikan papan tulis.

C. Pengelolaan Pembelajaran

Kurikulum sebagai inti dari pendidikan dan berpengaruh terhadap

seluruh kegiatan pendidikan. UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 menyatakan

bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Dengan kata lain kurikulum merupakan acuan untuk menjalankan komponen-

komponen pembelajaran. Dalam pengembangan kurikulum, tiap komponen

kurikulum berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Dari kurikulum

itulah disusun silabus pembelajaran per semester dan selanjutnya akan disusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh guru kelas setiap harinya.

Pengelolaan pembelajaran merupakan kemampuan dan keterampilan

khusus yang dimiliki oleh seorang guru untuk melakukan suatu kegiatan

pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas,  kelas rendah

menggunakan pendekatan tematik yang, yakni kelas I, II, III dan pembelajaran

Page 4: Bab iii

30

per mata pelajaran yang diterapkan pada kelas tinggi, yakni kelas IV, V, VI.

Pembelajaran di kelas akan berjalan baik bila didukung dengan persiapan yang

baik pula. Untuk itu guru harus menyiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) secara matang. Guru juga harus menyiapkan alat peraga

atau media yang relevan dengan tema apa yang akan dipelajari hari itu. Feed

back dari siswa diukur sebagai berhasilnya proses pembelajaran. Selain itu juga

dapat diukur dengan tes tertulis maupun tes lisan. Pembelajaran juga tidak

hanya semata-mata berlangsung di ruang kelas, bias juga guru melakukan

pembelajaran di luar kelas. Misalnya pada mata pelajaran IPA materi energi

panas kelas IV semester 2, untuk mengenalkan konsep panas secara jelas dan

mencegah timbulnya miskonsepsi terhadap siswa, guru melakukan

pembelajaran di lingkungan luar kelas dengan mengenalkan tentang sumber-

sumber panas atau hal-hal yang berkaitan dengan energi panas.

D. Pengelolaan Media dan Sarana Pembelajaran

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menunjang

proses pembelajaran. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan,

bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di

sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat

perlengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses

pendidikan di sekolah.

Pengelolaan ini dilakukan mulai dari perencanaan, pengadaan,

pemeliharaan dan penataan lahan bangunan, perlengkapan sekolah secara tepat

guna dan tepat sasaran. Media yang digunakan dalam pembelajaran dapat

Page 5: Bab iii

31

berupa media visual, audio maupun audio visual. Media, sarana dan prasarana

yang digunakan hendaknya relevan dengan yang dibutuhkan dan tidak

mengganggu kenyamanan siswa dalam belajar.

E. Prosedur Pengelolaan Kelas

1. Kelas Rendah

a. Pengorganisasian KBM

Pengorganisasian KBM di sekolah dasar merupakan salah satu

tugas utama guru selama proses KBM berlangsung. Hal ini dilakukan

agar proses KBM berjalan secara kondusif. Untuk itu, guru harus

mempunyai perencanaan yang matang sebelum melakukan pembelajaran,

misalnya pembuatan RPP, metode yang akan digunakan serta media dan

alat peraga yang mendukung atau relevan terhadap pembelajaran atau

materi yang akan disampaikan. Kegiatan belajar mengajar sesuai dengan

karakteristik anak pada usia kelas rendah, mereka lebih sulit untuk

diarahkan atau difokuskan pada pembelajaran. Guru harus benar-benar

menciptaan kondisi kelas yang PAKEMI. Siswa yang masih berpikir

konkret memerlukan contoh-contoh yang nyata agar mereka paham

mengenai konsep materinya. Untuk itulah diperlukan bimbingan yang

maksimal dari guru kelas.

b. Pengorganisasian Siswa di Kelas

Siswa merupakan salah satu unsur yang harus ada dalam

pembelajaran di kelas. Untuk itu, guru harus mengkondisikan atau

mengorganisasi siswa agar siswa nyaman dalam pembelajaran.

Page 6: Bab iii

32

Pengkondisian atau pengorganisasian siswa haruslah memperhatikan

situasi, kondisi dan karakteristik siswa. Mereka lebih menyukai

pembelajaran yang ada unsur bermainnya. Sehingga guru harus memiliki

tingkat kreatif yang tinggi agar siswa tidak merasa terbebani dengan

materi pelajaran yang susah sekalipun.

c. Penataan Ruangan atau Kelas

Ruang belajar atau kelas merupakan tempat siswa dan guru

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Ruang belajar tersebut meliputi

ruang kelas, ruang laboratorium dan ruangan auditorium. Menurut aturan

Depdiknas (Dirjen dikdasmen, 1996) ruangan kelas harus memenuhi

syarat dan memungkinkan siswa dapat bergerak leluasa, tidak berdesak-

desakan, cukup cahaya yang masuk  dan ada sirkulasi udara, daun jendela

tidak mengganggu lalu lintas, sehingga terciptanya pembelajaran yang

menyenangkan.

d. Penataan Perabot Kelas dan Media Pembelajaran

Penataan perabot kelas dan media pembelajaran sudah memenuhi

standar. Ruangan kelas berisi perabot dan media yang berfungsi untuk

menunjang pembelajaran. Perabot kelas  dan media tersebut antara lain :

1) Meja kelas sebanyak 20 buah ditata 5 berbanjar ke belakang dan 4 ke

samping.

2) Kursi kelas sebanyak 40 buah ditata menyesuaikan meja.

3) Meja guru beserta kursinya sebanyak 1 buah ditata di pojok kanan

depan meja siswa.

Page 7: Bab iii

33

4) Lemari guru sebanyak 1 buah ditata di dekat meja guru.

5) Rak buku dan rak pajangan masing-masing sebanyak 1 buah ditata di

dekat lemari guru.

6) Papan tulis (whiteboard) ditata di depan meja siswa.

7) Alat tulis (penghapus dan spidol masing-masing sebanyak 1 buah)

ditata di dekat papan tulis (whiteboard).

8) Foto Presiden dan Wakil Presiden beserta Lambang Negara Burung

Garuda yang ditempatkan di dinding atas.

9) Kaligrafi sebanyak 1 buah ditempatkan di bawah foto dan lambing.

10) Daftar regu piket harian, jadwal pelajaran, dan struktur organisasi

siswa yang ditempel di dinding belakang ruangan kelas.

11) Bank data siswa, peta-peta dan foto-foto pahlawan nasional yang

terpampang di dinding belakang ruangan kelas kelas.

12) Hiasan jendela karya siswa dan gorden yang digantungkan di jendela.

e. Pendekatan Pengelolaan Kelas yang Digunakan Berikut Alasannya

Pendekatan yang dipakai pada kelas rendah yakni pendekatan

otoriter, yakni guru yang berperan dalam menciptakan dan memelihara

ketertiban di kelas dengan menggunakan strategi pengendalian di kelas,

tujuannya untuk mengendalikan perilaku siswa. Strategi-strategi yang

digunakan dalam pendekatan ini juga disesuaikan dengan karakteristik

siswa pada kelas rendah dan membantu siswa menemukan jati dirinya.

Dalam pelaksanaannya, guru tidak memaksakan kepatuhan dan tidak

merendahkan siswanya, serta tidak bertindak kasar kepada siswa. Guru

Page 8: Bab iii

34

kelas dengan segala otoritasnya bertindak untuk kepentingan siswa itu

sendiri.

f. Pembinaaan Disiplin Kelas

Disiplin tidak selamanya berkaitan dengan kekerasan. Usia anak

pada kelas rendah ini masih tergolong labil. Siswa akan cenderung takut

apabila selalu disalahkan ketika mereka membuat kesalahan. Guru harus

pandai-pandai mengkondisikan kelas dan memberi kebebasan kepada

siswa untuk melakukan keaktifannya di kelas. Ketika siswa membuat

kegaduhan, guru kelas langsung mengarahkan dengan cara-cara yang

halus dan tentu saja memberikan teguran. Pada saat observasi, disiplin ini

juga muncul ketika akan dimulainya kegiatan belajar mengajar. Siswa

tertib masuk ke dalam kelas dan serentak memberi salam dipimpin oleh

ketua kelasnya.

g.  Masalah Kelas dan Penanggulangannya

Pada waktu pembelajaran masalah yang sering terjadi yaitu

masalah intern siswa. Misalnya siswa yang usil mengganggu teman

sebangku atau teman yang lainnya, siswa yang berlarian ketika

pembelajaran masih berlangsung, siswa yang kurang semangat dalam

mengikuti pembelajaran dan siswa yang mengobrol dengan teman

lainnya. Hal tersebut sering kali terjadi sewaktu pembelajaran. Guru

harus dapat mengubah semua kondisi di atas dengan berbagai cara yang

mendukung. Guru kelas sering kali mengarahkan agar siswa untuk diam

dan memperhatikan penjelasan guru, memberikan teguran kepada siswa

Page 9: Bab iii

35

yang membuat kegaduhan, terkadang guru juga memindahkan tempat

duduk siswa ke depan atau menghampiri siswa yang membuat kegaduhan

tersebut. Semua hal di atas dilakukan oleh guru dengan tujuan

tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal.

2. Kelas Tinggi (Kelas IV)

a. Pengorganisasian KBM

Pengorganisasian KBM di sekolah dasar merupakan salah satu

tugas utama guru selama proses KBM berlangsung. Hal ini dilakukan

agar proses KBM berjalan secara kondusif. Untuk itu, guru harus

mempunyai perencanaan yang matang sebelum melakukan pembelajaran,

misalnya pembuatan RPP, metode yang akan digunakan serta media dan

alat peraga yang mendukung atau relevan terhadap pembelajaran atau

materi yang akan disampaikan.

Siswa lebih mandiri dalam melakukan pembelajaran sehingga guru

tidak mengalami kesulitan. Kemandirian siswa ini menyebabkan mereka

dapat menemukan informasi dari sumber lain, baik dari buku maupun

internet. Meskipun demikian, guru harus tetap mengawasi siswa-

siswanya dalam belajar. Karena pada usia ini, rasa ingin tahu siswa

terhadap suatu hal lebih besar. Mereka juga lebih suka terhadap hal-hal

yang baru mereka temui.

b. Pengorganisasian Siswa di Kelas

Siswa merupakan salah satu unsur yang harus ada dalam

pembelajaran di kelas. Untuk itu, guru harus mengkondisikan atau

Page 10: Bab iii

36

mengorganisasi siswa agar siswa nyaman dalam pembelajaran.

Pengkondisian atau pengorganisasian siswa haruslah memperhatikan

situasi, kondisi dan karakteristik siswa. Pada kelas tinggi, siswa dilatih

untuk belajar mandiri. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, siswa

dilatih untuk dapat menemukan informasi dari sumber-sumber lain. Jadi

pada kelas tinggi, menerapkan pendekatan student centered, yakni

pembelajaran berpusat pada siswa.

c. Penataan Ruangan atau Kelas

Ruang belajar atau kelas merupakan tempat siswa dan guru

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Ruang belajar tersebut meliputi

ruang kelas, ruang laboratorium dan ruangan auditorium. Menurut aturan

Depdiknas (Dirjen dikdasmen, 1996) ruangan kelas harus memenuhi

syarat dan memungkinkan siswa dapat bergerak leluasa, tidak berdesak-

desakan, cukup cahaya yang masuk  dan ada sirkulasi udara, daun jendela

tidak mengganggu lalu lintas, sehingga terciptanya pembelajaran yang

menyenangkan. Penataan ruangan di kelas tinggi (IV, V, VI) ini tidak

jauh berbeda dengan kelas rendah (I, II, III). Kelas ditata rapi dengan

memperhatikan kenyamanan siswa dalam pembelajaran, seperti

penempatan lemari yang diletakkan di sebelah kanan dekat dengan meja

guru. Hal tersebut membuat ruang kelas tidak terlalu sempit meskipun

terdapat lemari.

d. Penataan Perabot Kelas dan Media Pembelajaran

Page 11: Bab iii

37

Penataan perabot kelas dan media pembelajaran di kelas tinggi

tidak jauh berbeda dengan kelas rendah yang sudah memenuhi standar.

Ruangan kelas berisi perabot dan media yang berfungsi untuk menunjang

pembelajaran. Berbeda dengan media pada kelas rendah, media

pembelajaran pada kelas tinggi lebih kompleks dari kelas rendah,

contohnya adanya torso (replika manusia) di kelas tersebut. Perabot

kelas  dan media tersebut antara lain :

1) Meja kelas sebanyak 20 buah ditata 5 berbanjar ke belakang dan 4 ke

samping.

2) Kursi kelas sebanyak 40 buah ditata menyesuaikan meja.

3) Meja guru beserta kursinya sebanyak 1 buah ditata di pojok kanan

depan meja siswa.

4) Lemari guru sebanyak 1 buah ditata di dekat meja guru.

5) Rak buku dan rak pajangan masing-masing sebanyak 1 buah ditata di

dekat lemari guru.

6) Papan tulis (whiteboard) ditata di depan meja siswa.

7) Alat tulis (penghapus dan spidol masing-masing sebanyak 1 buah)

ditata di dekat papan tulis (whiteboard).

8) Foto Presiden dan Wakil Presiden beserta Lambang Negara Burung

Garuda yang ditempatkan di dinding atas.

9) Kaligrafi sebanyak 1 buah ditempatkan di bawah foto dan lambing.

10) Daftar regu piket harian, jadwal pelajaran, dan struktur organisasi

siswa yang ditempel di dinding belakang ruangan kelas.

Page 12: Bab iii

38

11) Bank data siswa, peta-peta dan foto-foto pahlawan nasional yang

terpampang di dinding belakang ruangan kelas kelas.

12) Hiasan jendela karya siswa dan gorden yang digantungkan di

jendela.

e. Pendekatan Pengelolaan Kelas yang Digunakan Berikut Alasannya

Pendekatan yang dipakai pada kelas tinggi, guru menerapkan

pendekatan pengubahan perilaku (behavior modification). Pendekatan ini

dipilih karena memperhatikan karakteristik siswa. Pada usia ini, reward

dari guru merupakan sesuatu yang berharga bagi dirinya. Jadi setiap

siswa berlomba-lomba untuk mendapatkan reward dari guru atas apa

yang telah mereka kerjakan.

f. Pembinaaan Disiplin Kelas

Meskipun siswa kelas tinggi, tetapi dalam hal disiplin mereka juga

tidak jauh berbeda dengan siswa kelas rendah. Mereka sering membuat

kegaduhan di kelas. Guru harus tetap mengawasi jalannya kegiatan

belajar mengajar di kelas agar tujuan pembelajaran tetap tercapai.

g. Masalah Kelas dan Penanggulangannya

Pada umumnya masalah yang terjadi di dalam kelas rendah dan

tinggi, ternyata tidak menutup kemungkinan untuk mereka melakukan

kegaduhan di kelas. Misalnya siswa yang usil mengganggu teman

sebangku, siswa yang berlarian ketika pembelajaran masih berlangsung,

siswa yang kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran dan siswa

yang mengobrol dengan teman lainnya. Sebagai guru, kita harus

Page 13: Bab iii

39

mengetahui sebab-sebab mengapa mereka melakukan hal tersebut. Hal

itu dilakukan agar usaha penanggulangan berjalan efektif dan efisien.

Penanggulangan ini juga tidak jauh berbeda dengan kelas III, seperti

mengarahkan agar siswa untuk diam dan memperhatikan penjelasan

guru, memberikan teguran kepada siswa yang membuat kegaduhan.

Semua hal di atas dilakukan oleh guru dengan tujuan tercapainya tujuan

pembelajaran secara maksimal.