bab iii analisa sistem berjalan · g. melakukan kegiatan operasional keuangan harian apotek. h....
TRANSCRIPT
22
BAB III
ANALISA SISTEM BERJALAN
3.1. Tinjauan Perusahaan
Apotek K-24 berdiri pada tahun 2002 sebagai Apotek yang beroperasi di
kawasan Yogyakarta dan buka selama 24 jam, Pada tahun 2004 Apotek K-24 telah
membuka empat gerai di Yogyakarta dan satu gerai di Semarang. Di pertengahan
tahun 2004 Apotek K-24 memutuskan untuk memperluas jaringannya melalui
sistem waralaba yang kemudian terealisasi di tahun 2005 dengan mendirikan PT.
K-24 Indonesia.
3.1.1. Sejarah Institusi/Perusahaan
Apotek K-24 Cipete adalah apotek waralaba dari PT. K24 Indonesia,
Apotek K-24 Cipete berdiri sejak tahun 2012 dan dimiliki oleh Bapak Ronald Ruhut
Tobing. Apotek K-24 Cipete berlamat di Jl. Cipete Raya No. 55 Cipete Selatan
Cilandak Jakarta Selatan 12410.
Apotek K-24 Cipete mempunyai konsep bisnis yang di terapkan oleh PT.
K24 Indonesia yaitu Komplit, Buka 24 jam, Mempunyai harga sama, berkomitmen
terhadap keaslian obat, Keragaman dan Melayani Masyarakat.
23
3.1.2. Struktur Organisasi dan Fungsi
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka untuk mewujudkan suatu
pola tetap dari hubungan antara kedudukan dan peranan dalam suatu lingkar kerja
sama. Struktur organisasi mutlak di perlukan agar dapat diketahui dengan jelas
bagaimana hubungan antara bagian serta tugas, wewenang dan tanggung jawabnya
di setiap bagian struktur organisasi mempunyai tanggung jawab dan kewajiban-
kewajiban terhadap perusahaan.
Struktur organisasi pada dasarnya merupakan suatu hal yang sangat
menentukan kedudukan dalam perusahaan. Sistem yang digunakan dalam struktur
organisasi adalah sistem kerja sama yang di jalankan oleh sekelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu. Gambaran mengenai susunan struktur organisasi pada
Apotek K-24 Cipete dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
24
DIREKTUR/PSA
franchisee
Apoteker
Pengelola Apotek
Apoteker
Pendamping
Asisten Apoteker Adm. / Keuangan
Support Staff Front Liner
Gambar III.1. Struktur Organisasi Apotek K-24 Cipete
Sumber: Manual Books Franchise PT. K-24 Indonesia
25
Adapun tugas masing-masing bagian dari struktur organisasi yang terdapat
pada Apotek K-24 Cipete yaitu sebagai berikut :
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
a. Mengelola Keuangan.
b. Kepegawaian.
c. Melakukan pembelian ke Supplier.
d. Pengendalian Stok.
e. Laporan obat khusus ke dinas kesehatan dan BPOM.
f. Kehumasan.
g. Tara timbangan obat secara periodik ( 1 tahun).
h. Pengendalian dan penjaminan mutu obat, pelayanan sesuai dengan
SOP.
i. Dokumentasi kesalahan dan masalah yang terjadi dalam pelayanan.
j. Menjaga kualitas produk dengan cara menjaga stabilitas obat dan
memonitor waktu expired obat.
k. Memantau pelayanan obat secara rasional dengan memperhatikan
keamanan, ketepatan dosis, ketepatan pasien, ketepatan harga,
kenyamanan serta waspada terhadap efek samping obat (sesuai
dengan referensi yang berlaku di Indonesia).
l. Pelayanan Konsultasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Obat.
m. Monitoring Efek Samping Obat.
n. Menghitung gaji karyawan.
2. Apoteker Pendamping (APP)
26
a. Mengelola Keuangan.
b. Kepegawaian.
c. Pengendalian Stok.
d. Melakukan pembelian ke Supplier.
e. Laporan obat khusus ke dinas kesehatan dan BPOM.
f. Kehumasan.
g. Tara timbangan obat secara periodik ( 1 tahun).
h. Pengendalian dan penjaminan mutu obat, pelayanan sesuai dengan
SOP.
i. Dokumentasi kesalahan dan masalah yang terjadi dalam pelayanan.
j. Menjaga kualitas produk dengan cara menjaga stabilitas obat dan
memonitor waktu expired obat.
k. Memantau pelayanan obat secara rasional dengan memperhatikan
keamanan, ketepatan dosis, ketepatan pasien, ketepatan harga,
kenyamanan serta waspada terhadap efek samping obat (sesuai
dengan referensi yang berlaku di Indonesia).
l. Pelayanan Konsultasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Obat.
m. Monitoring Efek Samping Obat.
n. Dapat mendelegasikan kepada Asisten Apoteker (AA).
3. Asisten Apoteker (AA)
a. Melayani penjualan obat resep dan non resep.
b. Bersama APA/APP, bertanggung jawab dalam pembelian antar
apotek.
c. Menyiapkan obat (racik obat).
27
d. Melayani penjualan resep dan non resep melalui telepon, fax, email,
dan media sosial untuk pasien dan non pasien.
e. Pengendalian Stok.
f. Menerima barang dari supplier serta melakukan cek Expired Date
(ED) dan batch number sesuai dengan faktur.
g. Menyetok barang yang telah diterima dari supplier, menyesuaikan
dengan kartu stok dan menata obat yang baru datang di outlet
ataupun gudang.
h. Menata kembali barang (obat) yang telah digunakan, serta
mengembalikan ke tempat yang seharusnya.
i. Menjaga kebersihan dan kerapian ruangan racik.
j. Membantu AA Pembelian dalam melakukan entry data master.
k. Membantu AA Pembelian dalam melakukan entry data pembelian.
l. Merekap resep.
4. Bagian Administrasi (keuangan)
a. Memeriksa laporan penjualan harian (3 shift).
b. Menyiapkan keperluan uang tunai.
c. Melakukan setoran ke Bank.
d. Keuangan melakukan penggantian atas pengeluaran-pengeluaran
kasir (catatan: pengeluaran kasir mengurangi jumlah setoran
penjualan) dengan Dana Kas Kecil (DKK), dan penggantian
tersebut disetorkan ke Bank dengan slip yang berbeda dengan slip
penjualan.
e. Memeriksa email.
28
f. Melakukan konfirmasi pemesanan catering.
g. Melakukan kegiatan operasional keuangan harian apotek.
h. Membayar tagihan kepada distributor dan supplier.
i. Memeriksa keabsahan bukti-bukti dari bagian penjualan,
pembelian, dan keuangan.
j. Mencetak (print) laporan jumlah harian.
k. Memeriksa (cek) jurnal dengan bukti yang terlampir.
l. Membuat jurnal dari bukti-bukti pembelian, penjualan, dan
keuangan.
5. Front Liner
a. Menerima Pembayaran Tunai / Card / Kredit dari Pelanggan.
b. Selalu senyum sambil mengarahkan pandangan Anda kepada
pelanggan.
c. Mengucapkan dengan jelas jumlah yang harus dibayar.
d. Menerima pembayaran dengan dua tangan sambil tersenyum.
e. Mengucapkan dengan jelas jumlah uang yang Anda terima.
f. Melanjutkan proses ke cash register.
g. Menyiapkan uang kembalian.
h. Menyerahkan barang kepada pelanggan.
i. Menerima retur dari pelanggan.
j. Membuat Laporan Transaksi per-shift.
k. Melakukan settlement Mesin EDC.
l. Mencetak laporan penjualan per-shift.
29
m. Mengambil uang tunai dari cash register dan segera dipisahkan
menurut uang modal kasir dari hasil penjualan tunai.
n. Menata barang OTC dan mencatat (menyetok) barang habis di
“buku habis”.
6. Support Staff
a. Membersihkan sampah, lantai, jendela, etalase, dan kendaraan
Apotek.
b. Membuang sampah dan merapikan kardus obat (bekas).
c. Pemeliharaan sarana dan prasarana (kendaraan, AC, kipas angin,
Genzet, Emergency Lamp, ruang dokter, kamar mandi, dll.).
d. Pengiriman dan penjemputan pesanan (ada Buku Ekspedisi Pasien
dan Non-Pasien).
e. Stand by di area pintu masuk gerai Apotek, untuk membukakan
pintu jika ada customer / pasien yang datang.
f. Delivery Obat.
g. Setoran penghasilan harian ke Bank.
30
3.2. Prosedur Sistem Berjalan
Dalam prosedur sistem berjalan ini ada beberapa tahapan yang harus
dijalankan dalam proses penggajian yaitu:
1. Prosedur Absensi Masuk
Setiap karyawan melakukan absensi masuk dengan mengisi absensi yang
telah disediakan apoteker, bagi karyawan yang terlambat maka di haruskan lapor
kepada apoteker dan mengisi daftar orang terlambat (DOT) yang telah di sediakan
apoteker.
2. Prosedur Absensi Keluar
Setiap karyawan melakukan absensi keluar dengan mengisi absensi yang
telah disediakan apoteker, bagi karyawan yang di tugaskan lembur akan di
konfirmasikan oleh apoteker dan apoteker membuat tugas lembur.
3. Prosedur Rekapitulasi
Pada akhir periode apoteker membuat rekap absensi, rekap tersebut terdiri
dari dua rangkap. Rangkap pertama disimpan sebagai arsip rekap absensi, rangkap
kedua diberikan kepada pemilik apotek.
4. Prosedur Penghitungan Gaji
Perhitungan gaji karyawan dilakukan oleh apoteker dengan melihat data
dari arsip rekap absensi, data karyawan, dan data jabatan, kemudian setelah proses
perhitungan gaji karyawan selesai dilakukan, apoteker membuat rekap gaji dalam
tiga rangkap. rangkap pertama untuk disimpan sebagai arsip, rangkap kedua untuk
pemilik apotek, dan rangkap ketiga untuk bagian keuangan. selanjutnya apoteker
mengajukan rekap gaji tersebut kepada pemilik apotek, apabila disetujui pemilik
31
apotek mengembalikan dua rangkap rekap gaji tersebut kepada apoteker,
selanjutnya diberikan kepada keuangan dan disimpan sebagai arsip rekap gaji.
5. Prosedur Pembayaran Gaji
Prosedur pembayaran gaji dilakukan oleh pemilik apotek dengan
berdasarkan data rekap gaji yang telah disetujui, kemudian apoteker akan
membuatkan slip gaji yang akan diberikan kepada karyawan, selanjutnya gaji akan
diberikan kepada karyawan yang bersangkutan disertai tanda terima gaji dalam dua
rangkap untuk ditandatangani, rangkap pertama di simpan sebagai arsip tanda
terima gaji, dan rangkap kedua di berikan kepada pemilik apotek.
6. Pembuatan Laporan Penggajian
Laporan penggajian dilakukan oleh apoteker dengan membuat dokumen
laporan penggajian dalam dua rangkap, rangkap pertama disimpan sebagai arsip
laporan penggajian, dan rangkap kedua diberikan kepada pemilik apotek.
3.3. Diagram Alir Data
1. Diagram Konteks Sistem Berjalan
Gambar III.2. Diagram Konteks Sistem Berjalan
Karyawan
Pemilik Sarana
Apotek
Rekap Gaji R-1,2,3
Rekap Gaji Acc R-1,3
Keuangan
Rekap Gaji Acc R-3
Rekap Gaji Acc R-2
T.T. Gaji Acc R-2
Lap. Pengajian R-2
Perancangan Sistem
Penggajian Pada
Karyawan Apotek K-
24 Cipete
0Absen
Absen
Absen
Absen
DOT
Tugas Lembur
Tugas LemburSlip Gaji
T.T. Gaji R-1,2
32
2. Diagram Nol Sistem Berjalan
Gambar III.3. Diagram Nol Sistem Berjalan
D1 Absensi D2 DOT
D3 Lembur
Karyawan
DOT
Absen
Tugas Lembur
Absen
DOT
Absensi Masuk
1
2
Absensi Keluar
2
Absen
Absen
2
Rekapitulasi
3Rekap Lembur
Rekap AbsensiRekap DOT
D4 Rekap Absensi
Pemilik Sarana
Apotek
Rekap Absensi R-2
2
Perhitungan Gaji
4
Rekap Absensi R-1
Rekap Absensi R-1
Rekap Gaji R-1,2,3
Rekap Gaji Acc R-1,3Rekap Gaji Acc R-1
Keuangan
Rekap Gaji Acc R-3
2
Pembayaran Gaji
5
Karyawan
Rekap Gaji Acc R-2
T.T. Gaji Acc R-1
T.T. Gaji Acc R-2
Slip Gaji
T.T. Gaji R-1,2
D8 Slip Gaji
D9 Tanda Terima Gaji
2
Laporan
Penggajian
6
Lap. Pengajian R-1Lap. Pengajian R-2
Slip Gaji
T.T Gaji
D10 Laporan Penggajian
DOT = Daftar Orang TerlambatR-1 = Rangkap Ke 1R-2 = Rangkap Ke 2R-3 = Rangkap Ke 3
D5 Data Karyawan D6 Data Jabatan
D7 Rekap Gaji
Data Karyawan Data Jabatan
Absen
Tugas LemburTugas Lembur
33
3.4. Spesifikasi Dokumen Sistem Berjalan
Spesifikasi sistem berjalan adalah perincian dari bentuk dokumen-
dokumen yang digunakan dalam proses penggajian karyawan. Bentuk dokumen
ini terbagi ke dalam dua bagian, yaitu dokumen masukan dan dokumen keluaran
3.4.1. Spesifikasi Bentuk Dokumen Masukan
Dokumen masukan adalah semua dokumen yang digunakan sebagai dasar
untuk memperoleh data-data yang nantinya akan diproses untuk menghasilkan
suatu keluaran yang disebut dengan output. Dokumen masukan yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Nama Dokumen : Absensi Karyawan
Fungsi : Untuk bukti masuk dan keluar kerja
Sumber : Apoteker
Tujuan : Karyawan
Frekuensi : Setiap jam masuk dan keluar kerja
Media : Kertas
Jumlah : 1 Lembar
Bentuk : Lampiran A-1
2. Nama Dokumen : Daftar Orang Terlambat (DOT)
Fungsi : Untuk mengetahui daftar orang terlambat
Sumber : Apoteker
Tujuan : Karyawan
Frekuensi : Setiap terlambat masuk kerja
34
Media : Kertas
Jumlah : 1 Kertas
Bentuk : Lampiran A-2
3. Nama Dokumen : Tugas Lembur
Fungsi : Untuk mengetahui daftar orang terlambat
Sumber : Apoteker
Tujuan : Karyawan
Frekuensi : Setiap terlambat masuk kerja
Media : Kertas
Jumlah : 1 Kertas
Bentuk : Lampiran A-3
3.4.2. Spesifikasi Bentuk Dokumen Keluaran
Dokumen keluaran adalah segala bentuk dokumen yang akan mendukung
kegiatan manajemen serta merupakan dokumen dari hasil catatan laporan.
Dokumen keluaran yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Rekap Absensi
Nama Dokumen : Rekap Absensi
Fungsi : Untuk rekap absensi
Sumber : Apoteker
Tujuan : Pemilik Apotek
Frekuensi : Setiap akhir periode
Media : Kertas
35
Jumlah : 1 Lembar
Bentuk : Lampiran B-1
2. Nama Dokumen : Rekap Gaji
Fungsi : Untuk mengetahui rekap gaji karyawan
Sumber : Apoteker
Tujuan : Pemilik Apotek
Frekuensi : Setiap akhir periode
Media : Kertas
Jumlah : 1 Lembar
Bentuk : Lampiran B-2
3. Nama Dokumen : Slip Gaji
Fungsi : Bukti rincian gaji karyawan
Sumber : Apoteker
Tujuan : Karyawan
Frekuensi : Setiap pembayaran gaji
Media : Kertas
Jumlah : 1 Lembar
Bentuk : Lampiran B-3
4. Nama Dokumen : Tanda Terima Gaji
Fungsi : Bukti pembayaran gaji
Sumber : Apoteker
Tujuan : Karyawan
36
Frekuensi : Setiap pembayaran gaji
Media : Kertas
Jumlah : 1 Lembar
Bentuk : Lampiran B-4
5. Nama Dokumen : Laporan Gaji
Fungsi : Bukti laporan gaji
Sumber : Apoteker
Tujuan : Pemilik Apotek
Frekuensi : Setiap pembayaran gaji
Media : Kertas
Jumlah : 1 Lembar
Bentuk : Lampiran B-5
3.5. Permasalahan Pokok
Masih manualnya sistem berjalan yang digunakan Apotek K-24 Cipete
menimbulkan berbagai masalah di antaranya adalah:
1. Sistem absensi yang masih menggunakan cara manual membuat proses
absensi tidak efektif dan efisien.
2. Kurang disiplinnya karyawan dalam menjalankan proses absensi.
3. Sistem penggajian yang masih menggunakan cara manual membuat proses
pengajian tidak efektif dan efisien.
4. Sistem penggajian cara manual yang cukup rumit dan kurang akurat.
37
5. Sistem manual membuat data-data menjadi sulit jika ingin dilihat kembali
dan rendah terhadap berbagai risiko.
3.6. Pemecahan Masalah
Pemecahan permasalahan yang dihadapi Apotek K-24 Cipete khususnya di
bagian absensi dan penggajian yang lebih mendasar terletak pada sistem manual
yang masih dijalankan di perusahaan tersebut, sehingga perusahaan harus
melakukan tindakan efektif dan efisien terhadap permasalahan yang ada, serta dapat
mengambil langkah-langkah yang sesuai dengan manajemen perusahaan agar ke
depannya perusahaan dapat lebih maju. Adapun alternatif pemecahan masalah
sebagai berikut :
1. Menambahkan SDM yang khusus untuk menangani absensi karyawan.
Kelebihan dari solusi ini yaitu absensi akan lebih terpantau dan karyawan
hanya melakukan tanda tangan pada absensi karyawan. Kekurangannya yaitu akan
menambah biaya operasional untuk menggaji SDM tersebut.
2. Menggunakan mesin cetak absensi.
Kelebihan dari solusi di atas yaitu biaya operasional lebih sedikit
dibandingkan dengan solusi yang pertama. Kekurangannya yaitu akan
mengeluarkan biaya yang sama secara terus menerus untuk biaya kerta dan apoteker
akan menghabiskan waktu yang cukup lama dalam mengolah data, akan ada biaya
servis mesin apabila terjadi kerusakan dan harga mesin yang relatif mahal.
3. Menggunakan sistem terkomputerisasi.
38
Kelebihan dari solusi tersebut yaitu tidak memerlukan tambahan SDM dan
peralatan khusus, cukup menggunakan komputer yang sudah ada, data akan lebih
akurat, manajemen arsip akan tersusun lebih rapi, apoteker akan lebih mudah dalam
mengolah rekapitulasi absensi dan penggajian. Kekurangannya yaitu akan
mengeluarkan biaya awal untuk membuat sistem.
Berdasarkan solusi di atas penulis mengusulkan untuk menggunakan sistem
terkomputerisasi yaitu beralih dari sistem manual ke sistem komputerisasi pada
sistem absensi dan penggajian agar lebih efektif dan efisien, serta meminimalisir
dari berbagai risiko.