bab iii bahan dan metode evaluasi
DESCRIPTION
evapro imunisasiTRANSCRIPT
BAB III
BAHAN DAN METODE EVALUASI
3.1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan :
1. Data primer
Data primer dikumpulkan dengan wawancara pada penanggung jawab program Imunisasi
dasar di Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas Perumnas II Kota Pontianak
2. Data sekunder
Data sekunder dikumpulkan dengan mempelajari dokumentasi Puskesmas yaitu laporan
program Imunisasi Dasar Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas Perumnas II Kota
Pontianak
3.2. Indikator dan Tolok Ukur Penilaian
Evaluasi dilakukan pada program Imunisasi Dasar di Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Perumnas II Kota Pontianak. Rujukan tolok ukur penilaian yang digunakan adalah :
1. Buku Pedoman Kerja Puskesmas Jilid 2 Tahun 1999
2. SK Mentri Kesehatan RI No. 1457/Menkes/SK/2003, tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi
4. Laporan Program Imunisasi Unit Pelayanan Kesehatan Puskemas Perumnas II Kota
Pontianak
5. Stratifikasi Puskesmas tahun 2010
Tabel 3.1. Indikator dan Tolok Ukur Program Imunisasi Dasar
No Variabel Tolak ukur
1. Cakupan Imunisasi Dasar Bayi : Menggambarkan pencapaian pelayanan atau realisasi pelayanan(Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi)
BCGDPT-HB 1DPT-HB 2DPT-HB 3Polio 1Polio 2Polio 3Polio 4Campak
100%100%95%90%100%97%94%90%90%
2. Rasio Jumlah bayi yang diimunisasi dasar lengkap
(Buku Pedoman Kerja Puskesmas Jilid 2 Tahun 1999)
80%
3. Rasio Jumlah Desa/Kelurahan UCI Wilayah Kerja
Puskesmas (Buku Pedoman Kerja Puskesmas Jilid 2
Tahun 1999)
100%
4. Rasio Jumlah Posyandu Balita dengan jumlah RW
cakupan wilayah Puskesmas (Stratifikasi Puskesmas
tahun 2010)
100%
5. Monitoring / Pemantauan Wilayah Setempat
(Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi)
Mengukur tingkat perlindungan (Efektifitas
program)
Target Efektifitas
Program = 95%
Polio 3 = Jumlah imunisasi Polio 3 x 100% Jumlah bayi lahir dalam 1 tahun
Rasio Jumlah bayi yang diimunisasi dasar lengkap=Jumlah bayi yang diimunisasix 100%Jumlah bayi cakupan puskemas
Rasio Jumlah Desa/Kelurahan UCI=Jumlah Desa / Kel UCI x 100% Jumlah Desa cakupan puskemas
Rasio Jumlah Posyandu dengan jumlah Desa/RW=Jumlah Posyandu x 100% Jumlah Desa/RWcakupan puskemas
Untuk mengukur jangkauan program (pemerataan
pelayanan)
Untuk mengukur manajemen program (efisiensi
program)
Target Jangkauan
Program = 98%
Target Efisiensi
Program (DO) = 3,1%)
6 Penyimpanan vaksin Sesuai rantai dingin
7 Standar Tenaga dan Pelatihan Teknis
- Penyuluhan dilakukan sebelum imunisasi 1 bulan 1x. 1x/pasien
- Pelatihan Kader Terjadwal dan
dilakukan
8 Pencatatan dan pelaporan Teratur, sistematis, dan
akurat
9 Sweeping Imunisasi Teratur, sistematis, dan
terjadwal
3.3. Cara Analisis
3.3.1. Menetapkan MasalahMasalah dalam pendekatan sistem adalah kesenjangan antara tolok ukur dengan hasil
pencapaian pada unsur keluaran. Adanya masalah diidentifikasi dengan membandingkan
keluaran pada program dengan tolok ukur.20 Tolok ukur program imunisasi dasar dapat
dilihat pada Tabel 3.1.
3.3.2. Menetapkan Prioritas MasalahJika terdapat lebih dari satu masalah, maka harus ditentukan prioritas masalah. Hal ini
disebabkan oleh adanya keterbatasan dan dan sumber daya, serta kemungkinan masalah-
masalah tersebut berkaitan saling berkaitan. Masalah yang menjadi prioritas adalah masalah
yang dianggap paling besar, mudah diintervensi, dan paling penting, dimana jika masalah
tersebut diatasi maka masalah-masalah lain juga dapat teratasi. Penentuan prioritas masalah
dilakukan menggunakan teknik kriteria matriks (criteria matrix technique). Kriteria ini terdiri
dari 3 komponen. 20
1. Pentingnya masalah (Importancy = I ) yang terdiri dari :
DPT 1 = Jumlah imunisasi DPT 1 x 100% Jumlah bayi lahir dalam 1 tahun
DO = DPT 1 – Polio 3 x 100%DPT 1
a. Besarnya masalah (Prevalence = P)
b. Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (Severity = S)
c. Kenaikan besarnya masalah (Rate of Increase = RI)
d. Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (Degree of unmeet need = DU)
e. Keuntungan sosial karena selesainya masalah (Social Benefit = SB)
f. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (Public Concern = PO)
g. Suasana politik (Political Climate = PC)
2. Kelayakan teknologi (Technology = T)
Makin layak teknologi yang tersedia dan dapat dipakai untuk mengatasi masalah, makin
diprioritaskan masalah tersebut. 20
3. Sumber daya yang tersedia (Resources = R)
Terdiri dari tenaga (man), dana (money), dan sarana (material). Makin tersedia sumber
daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah makin diprioritaskan masalah
tersebut.20
Beri nilai antara 1 (tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting) pada tiap kotak dalam
matriks sesuai dengan jenis masalah masing-masing. Masalah yang dipilih sebagai prioritas
adalah yang memiliki nilai I x T x R tertinggi. 20
3.3.3. Penentuan Penyebab Masalah
Identifikasi penyebab masalah dilakukan dengan membandingkan antara tolok ukur/standar
komponen-komponen input, proses, lingkungan dan umpan balik dengan pencapaian di
lapangan. Bila terdapat kesenjangan maka ditetapkan sebagai penyebab masalah yang
diprioritaskan tadi. 20
3.3.3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dibuat untuk menentukan penyebab masalah yang telah diprioritaskan. Hal
ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor penyebab masalah yang telah diprioritaskan
tadi yang berasal dari komponen sistem yang lainnya, yaitu komponen input, proses,
lingkungan dan umpan balik. Dengan menggunakan kerangka konsep diharapkan semua
faktor penyebab masalah dapat diketahui dan diidentifikasi sehingga tidak ada yang
tertinggal. 20
3.3.3.2 Identifikasi Penyebab Masalah
Selanjutnya berbagai penyebab masalah yang terdapat pada kerangka konsep
diidentifikasikan. Identifikasi dilakukan dengan mengelompokkan faktor-faktor dalam unsur
masukan, proses, umpan balik, dan lingkungan yang diperkirakan berpengaruh terhadap
prioritas masalah. Masing-masing faktor ditentukan indikator serta tolok ukur kemudian
membandingkannya. Suatu faktor ditetapkan menjadi penyebab masalah jika ada kesenjangan
antara pencapaian indikator dengan tolok ukur. Diperlukan pengumpulan data baik data
berupa dokumentasi puskesmas, maupun data dari wawancara atau kuesioner untuk
mengatahui pencapaian di lapangan.20 Tolok ukur pada komponen masukan, proses,
lingkungan, dan umpan balik dapat dilahat pada Tabel 3.2, Tabel 3.3 dan Tabel 3.4.
Tabel 3.2. Tolok Ukur Pada Komponen Masukan
No Variabel Tolok Ukur
1. Tenaga Tenaga pelaksana minimal : 1 dokter, 1 perawat, 1 petugas
administrasi,1 bidan, 9 orang kader terlatih setiap posyandu, tokoh
masyarakat
2. Dana Tersedianya dana khusus untuk pelaksanaan program yang berasal dari
APBD dan APBN
3. Sarana Tersedianya sarana:
a. Sarana medis : peralatan suntik, cold chain, vaksin, alat dan obat
KIPI
b. Sarana non medis: Gedung puskesmas, posyandu, KMS balita,
buku pencatatan hasil imunisasi, buku catatan stok vaksin, kartu
pencatatan suhu lemari es, kartu pencatatan suhu freezer
c. Sarana penyuluhan: leaflet, brosur, poster
4. Metode Pemberian imunisasi sesuai kebijakan imunisasi dasar di Puskesmas
maupun Posyandu
- BCG:Diberikan sebanyak 1 kali dengan dosis 0,05 cc, intrakutan di
deltoid l lengan atas kanan.
- DPT: Diberikan sebanyak 3 kali dengan dosis 0,5 cc, IM/SC
dalam, di anterolateral paha atas, pada umur 2 bulan kemudian
diberikan lagi dengan interval paling cepat 4 minggu (1 bulan).
- Polio: Diberikan sebanyak 4 kali, diberikan 2 tetes secara oral
dengan interval 4 minggu (1 bulan).
- Hepatitis B: Diberikan sebanyak 3 kali dengan dosis 0,5 cc, IM/SC
dalam, di anterolateral paha atas, dosis berikutnya dengan interval
minimal 4 minggu (1 bulan).
- Campak: Diberikan 1 kali dengan dosis 0,5 cc, IM, di lengan kiri
atas.
* Vaksin DPT dan Hepatitis B dalam bentuk vaksin kombo
Penyuluhan kesehatan
a. Perorangan : Dengan wawancara
b. Kelompok : Dengan ceramah
c. Masyarakat : Melalu spanduk, poster, leaflet
d. Pemantauan (monitoring) : Dengan Pemantauan Wilayah Setempat
(PWS) bulanan
e. Pencatatan : setiap bulan
f. Pelaporan : setiap bulan
g. Penatalaksanaan KIPI : jika ada kasus
Tabel 3.3. Tolok ukur pada komponen proses
No Variabel Tolok ukur
1. Perencanaan Menentukan besarnya sasaran dan target cakupan imunisasi
dasar. Besarnya sasaran: ditentukan oleh Puskesmas
Perumnas II (857 bayi)
Membuat jadwal pelayanan imunisasi dasar
Merencanakan logistik imunisasi dasar
Mengelola vaksin, peralatan vaksinasi dan cold chain
Memberikan penyuluhan mengenai imunisasi dasar
Mengadakan kerja sama lintas program dan lintas sektoral:
12 x setahun
Melakukan monitoring : 12 x dalam setahun
Melaksanakan pencatatan: setiap akhir bulan
Melaksanakan pelaporan: setiap awal bulan
Merencanakan penatalaksanaan KIPI
2. Pengorganisasian a. Adanya struktur pelaksana program
b. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas
3. Pelaksanaan - Menentukan Besar Sasaran
- Menentukan Target Cakupan:
BCG : 90 %
DPT-1 : 95 %
DPT-2 : 90%
DPT-3 : 85 %
Polio-1 : 95 %
Polio-2 : 90 %
Polio-3 : 85 %
Polio-4 : 90 %
Hepatitis B-1 : 90 %
Hepatitis B-2 : 90 %
Hepatitis B-3 : 85%
Campak : 90 %
- Menentukan jadwal pelayanan imunisasi dasar
- Logistik imunisasi dasar (Mengambil stok vaksin dan
alat suntik dari Dinas Kesehatan setiap kali habis stok)
- Pengelolaan vaksin dan peralatan vaksin
- Penyuluhan mengenai imunisasi dasar
4. Pencatatan dan
pelaporan
a. Penilaian kegiatan dalam bentuk laporan tertulis secara
periodik (bulanan, triwulan, semester, tahunan)
b. Pengisian laporan tertulis yang lengkap
c. Penyimpanan laporan tertulis yang benar
5. Pengawasan Adanya pengawasan eksternal maupun internal
Tabel 3.4. Tolok ukur komponen lingkungan dan umpan balik
No Variabel Tolok Ukur
1. Lingkungan a. Tingkat pendidikan menengah atau tinggi menunjang
keberhasilan program imunisasi dasar
b. Tingkat sosial ekonomi menengah atau tinggi menunjang
keberhasilan program imunisasi dasar
2. Umpan balik Masukan hasil pencatatan dan pelaporan untuk perbaikan
program selanjutnya.
Penyebab masalah bisa lebih dari satu. Namun tidak semua penyebab dapat diselesaikan
karena mungkin ada masalah yang saling berkaitan dan adanya keterbatasan kemampuan
dalam menyelesaikan semua penyebab masalah.
3.3.4. Alternatif Pemecahan Masalah dan Pemecahan Masalah Terpilih
3.3.4.1. Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah mengetahui penyebab masalah, tindakan selanjutnya adalah membuat beberapa
alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalah ini dibuat dengan
memperhatikan kemampuan serta situasi dan kondisi Puskesmas. Alternaif pemecahan
masalah dibuat secara rinci, meliputi tujuan, sasaran, target, metode, jadwal kegiatan, serta
rincian dananya. 20
3.3.4.2. Pemecahan Masalah Terpilih
Berbagai alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat, dipilih satu cara pemecahan
masalah yang dianggap paling baik dan memungkinkan. Pemilihan prioritas cara pemecahan
masalah ini dengan memakai teknik kriteria matriks. Dua kriteria yang lazim digunakan
adalah efektivitas dan efisiensi jalan keluar. 20
1. Efektivitas jalan keluar
Tetapkan nilai efektifitas untuk setiap alternatif jalan keluar dengan memberikan angka 1
(paling tidak efektif) sampai dengan angka 5 (paling efektif). Prioritas jalan keluar adalah
yang nilai efektifitasnya paling tinggi. Untuk menentukan efektifitas jalan keluar
digunakan kriteria tambahan yand dapat dilihat di bawah ini. 20
a. Besarnya masalah yang dapat diselesaikan (Magnitude)
Makin besar masalah yang dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar tersebut.
b. Pentingnya jalan keluar (Importancy)
Pentingnya jalan keluar dikaitkan dengan kelanggengan masalah. Makin lama masa
bebas masalahnya, makin penting jalan keluar tersebut.
c. Sensitivitas jalan keluar (Vulnerability)
Sensitivitas dikaitkan dengan kecepatan jalan keluar mengatasi masalah. Makin cepat
masalah teratasi, makin sensitif jalan keluar tersebut.
2. Efisiensi jalan keluar
Tetapkan nilai efisiensi untuk setiap alternatif jalan keluar. Nilai efisiensi ini
biasanya dikaitkan dengan biaya (cost) yang diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar.
Makin besar biaya yang diperlukan, makin tidak efisien jalan keluar tersebut. Berikan
angka 1 (biaya paling sedikit) sampai dengan angka 5 (biaya paling besar).
Nilai prioritas (P) untuk setiap alternatif jalan keluar ditentukan dengan membagi
nilai hasil perkalian M x I x V dengan C. Alternatif jalan keluar dengan nilai P tertinggi
adalah prioritas jalan keluar yang terpilih. Lebih jelas rumus untuk menghitung prioritas
jalan keluar dapat dilihat di bawah ini20:
P = M x I x V
C
Keterangan : P = Priority; M = Magnitude; I= Importancy; V= Vulnerability; C =
Cost