bab-iii-baru-2
TRANSCRIPT
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah keseluruhan dari perencanaan untuk
menjawab penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin
akan timbul selama penelitian (Notoatmodjo, 2010). Desain dalam
penelitian ini adalah Quasi Experimental Design yaitu eksperimen semu
karena eksperimen ini tidak memliki ciri-ciri rancangan eksperimen
sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya di kontrol tidak dapat
atau sulit dilakukan. Nonequivalent control group design rancangan ini
digunakan untuk membandingkan hasil intervensi dimana desain ini dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi
yang keduanya diukur sebelum dan sesudah diberikan terapi Spiritual
Emotional Freedom Technikque (SEFT) dengan pengambilan sampel tidak
dilakukan secara acak atau random (Notoatmodjo, 2010). Bentuk rancangan
ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel . 3.1. Nonequevalent control group design
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
IntervensiKontrol
0103
X-
0204
Keterangan :
01 : Tingkat depresi pada kelompok intervensi sebelum dilakukan (pre-
test) yang dilakukan untuk mengetahui tingkat depresi pada pasien
hemodialisa.
02 : Tingkat depresi pada kelompok intervensi setelah diberikan terapi
SEFT (post-test) yang dilakukan segera setelah pemberian intervensi.
X : Pemberian terapi SEFT kepada kelompok intervensi.
03 : Tingkat depresi pada kelompok kontrol yang dilakukan pertama kali
pada saat pre-test.
04 : Tingkat depresi post-test pada kelompok kontrol .
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2012).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien gagal ginjal kronis
yang menjalani terapi hemodialisa di ruangan hemodialisa Rumah Sakit
Umum Daerah Ungaran yang berjumlah 30 orang dalam 6 bulan terakhir
dari bulan januari sampai bulan juni 2015.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini
kreteria pemilihan sampel atau teknik pengambilan sampel mengunakan
teknik sampling jenuh atau total sampling. Total sampling teknik
penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai
sebagai responden atau sampel. Cara ini dilakukan bila populasinya kecil,
seperti bila sampelnya kurang dari lima puluh maka anggota populasi
tersebut diambil seluruhnya untuk dijadikan sampel penelitian. Istilah lain
sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel (Hidayat, 2011). Jadi dalam penelitian ini jumlah sampel yang
digunakan 30 orang yang terdiri dari 15 kelompok intervensi, dan 15 orang
kelompok kontrol.
a. Kriteria InklusiMenurut Saryono (2008), criteria inklusi merupakan batasan
ciri/karakter umum pada subjek penelitian, dikurangi karakter yang
masuk dalam kriteria eksklusi. Kriteria inklusi pada penelitian ini
adalah :
1) Bersedia menjadi responden.
2) Usia 20-60 tahun.
3) Tidak mengalami gangguan pendengaran.
b. Kriteria EksklusiKriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :
1) Pasien yang mengikuti terapi komplementer yang lain.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada pasien hemodialisa di ruangan
hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran mulai bulan Mei
sampai bulan agustus 2015. Alasan belum pernah dilakukan penelitian
sebelumnya tentang terapi Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT)
pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa.
D. Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Variable Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
IndependenTerapi spiritualemotional freedomtechnikque (SEFT)
Suatu teknik penggabungan antarasistem energi tubuh dengan terapispiritual dengan menggunakan metodetapping pada titik-titik tertentu padatubuh. Urutan prosedur : the set-up, thetune-in, the tapping, the 9 gamutprosedure, mengulang dari titikpertama hingga ke-18 (berakhir dikarate chop) dan di akhiri denganmenarik nafas panjang kemudianmenghembuskannya, sambil mengucapsyukur (Allhamdulillah). Dilakukan ±15 menit, 1 kali sehari, denganintensitas ketukan yang di sesuaikanrentan 5-15 ketukan.
Rasio
Dependen Penurunan tingkatdepresi pada pasienhemodialisa
Penurunan tingkat depresi pada pasienyang mengalami gagal ginjal kronis dibangsal hemodialisa RSUD Ungaranmengenai gangguan alam perasaan(mood) yang ditandai dengan tidakmerasa cemas, persaan percaya diri,minat, kegembiraan, dan gairah hidupyang di alami oleh pasien hemodialisa.
Kuesioner yangdibuat dari tandadan gejaladepresi yangterdiri dari 21pernyataan dalambentuk skalaGuttmantdengan kriteria:0 : Tidak
1 : Ya
Hasil ukur penurunan tingkat depresi dikatagorikan dengan rentang :a. Deprsi menurun :
Apabila dari 21pernyataan respodenmenyatakan
“ya” <12.
Ordinal
E. Metode Pengumpulan Data
1. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyatan
tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2012). Kuesioner
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner BDI II (Beck
Depression Inventory) yang berisi 21 pertanyaan, dilihat dari tanda dan
gejala tingkat depresi sebelum dan sesudah pemberian terapi SEFT pada
pasien hemodialisa.
Data dalam penelitian dapat dibagi menjadi dua yaitu data primer
dan data sekunder:
a. Data primer, dikatakan data primer bila pengumpulan data dilakukan
secara langsung oleh peneliti terhadap sasaran (Saryono, 2011).
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari pengisian
kuesioner yang disebarkan kepada responden yang telah dibagi
menjadi 2 kelompok yang diberi perlakuan berbeda untuk
mengetahui perbedaan metode terapi SEFT terhadap pasien
hemodialisa di ruangan hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah
Ungaran. Sebelum mengisi kuesioner, responden diberi penjelasan
tentang cara mengisi kuesioner dan selanjutnya memberikan
informed consent.
b. Data sekunder, apabila pengumpulan data yang diinginkan dari orang
lain atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri.
(Saryono, 2011).
Data sekunder pada penelitian ini adalah data yang diperoleh
dari bagian adminitrasi ruangan hemodialisa di Rumah Sakit Umum
Daerah Ungaran yaitu data pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
terapi hemodialisa pada saat melakukan studi pendahuluan sejumlah
30 pasien.
2. Validitas
Uji validitas adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah
alat ukur tersebut valid, atau alat ukur tersebut dapat mengukur variabel
yang diukur (Riwidigdo, 2010).
3. Reliabilitas
Uji reiabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal mau internal.
Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest, equivalent,
dan gabungan keduanya. Internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan
menganilisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan
teknik tertentu (Sugiyono, 2011).
4. Prosedur Pengumpulan Data
a. Perijinan
1) Peneliti mengurus surat perijinan studi pendahuluan dari kampus
STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.
2) Peneliti mendapatkan surat perijinan studi pendahuluan dari
kampus STIKES Ngudi Waluyo yang ditujukan kepada kepala
Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran dan Kepala Kesatuan
Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
(KESBANGPOLINMAS) Kabupaten Semarang.
3) Peneliti meminta perijinan untuk melakukan studi pendahuluan
kepada Kepala Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat (KESBANGPOLINMAS) Kabupaten Semarang.
4) Peneliti mengajukan surat studi pendahuluan kepada kepala
Rumah Sakit Umun Daerah Ungaran
5) Setelah Peneliti mendapatkan surat balasan, peneliti mengajukan
surat balasan studi pendahuluan kepada Kepala Ruang
Hemodialisa, guna untuk mendapkan data pasien hemodialisa.
b. Cara mendapatkan responden
1) Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden.
2) Peneliti mendapat persetujuan dari responden tentang
ketersediaannya untuk menjadi responden dan memberitahukan
bahwa peneliti ini tidak memberikan dampak buruk pada
responden.
c. Menentukan asisten
Asisten ditentukan berdasarkan berbagai pertimbangan antra lain,
menguasai terori depresi, bisa melakukan terapi SEFT dengan baik
dan benar.
d. Menyamakan persepsi
Peneliti dengan asisten menyamakan persepsi dalam hal cara
melakukan terapi SEFT dan menentukan tingkat depresi, hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam proses
pengumpulan data.
F. Etika Penelitian
Penelitian dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari institusi
pendidikan kemudian mengajukan permohonan kepada tempat penelitin dan
setelah mendapat persetujuan baru melaksanakan penelitian dengan
menekankan masalah prinsip dan etik yang meliputi :
1. Prinsip Manfaat
a. Bebas dari penderitaan, artinya dalam penelitian ini tidak
menggunakan tindakan yang dapat menyakiti atau membuat
responden menderita
b. Bebas dari eksploitasi, artinya data yang diperoleh tidak digunakan
untuk hal-hal yang dapat merugikan responden.
2. Prinsip Menghargai Hak
a. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian, calon responden
diberi penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian yang
dilakukan. Kemudian calon responden menandatangani lembar
persetujuan.
b. Anonymity (Tanpa Nama)
Peneliti tidak mencantumkan nama responden dalam pengolahan
data penilitian. Peneliti menggunakan kode responden.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Informasi yang diberikan oleh responden serta semua data yang
terkumpul dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
G. Pengolahan Data
1. Editing
Editing dilakukan untuk mengetahui apakah data yang sudah di isi
dengan benar sesuai petunjuk pengisian. Pada tahap ini semua data
diperiksa, sehingga apabila ada lembar observasi yang belum di isi atau
ada kesalahan penulisan, masalah tersebut dapat ditanyakan kepada
responden.
2. Coding
Langkah selanjutnya adalah memberi kode pada setiap variabel untuk
mempermudah peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data. Hal
ini penting karena alat yang di gunakan adalah program komputer SPSS
(Statistical Pacgage For Social Science) yang memerlukan kode-kode
tertentu. Peneliti menentukan kode angka 1 adalah kode untuk kelompok
intervensi dan angka 2 adalah kode untuk kelompok kontrol.
3. Tabulating
Merupakan kegiatan pengolahan data, agar dengan mudah dapat
dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.
4. Entering
Pada langkah ini data-data yang sudh diperoleh dimasukkan kedalam
lembar kerja komputer untuk memudahkan pengolahan data dengan
menggunakan program SPSS.
5. Cleansing
Langkah pembersihan data atau memastikan bahwa seluruh data yang
dimasukkan kedalam mesin pengolahan data sudah sesuai dan benar.
H. Analisa Data
Analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan (Notoatmodjo, 2010).
1. Analisis univariat
Jenis Analisis univariat yang digunakan adalah distribusi frekuensi.
Adapun variabel yang dianalisis adalah penurunan tingkat depresi pada
pasien hemodialisa sebelum dan sesudah dilakukan Terapi Spiritual
Emotional Freedom Technique (SEFT).
Analisis Univariat adalah analisis yang bertujuan untuk
mendeskripsikan karakteristik tiap variabel penelitian (Notoatmodjo,
2010). Analisis data dilakukan dengan analisis univariat untuk
menghitung jumlah skor yang didapatkan dibagi dengan skor maksimal
pada masing-masing sub variable yang diteliti. Dalam penelitian ini
menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel.
Dalam penelitian ini analisa univariat adalah karakteristik umur, jenis
kelamin, pendidikan, variabel tingkat depresi sebelum dan sesuadah
diberikan perlakuan.
Hasil analisis univariate berbentuk distribusi frekuensi tentang
penurunan tingkat depresi pada pasien hemodialisa sebelum dan sesudah
diberikan terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) pada
kelompok perlakuan. Analisis univariat dalam penelitian ini adalah :
a. Gambaran kondisi depresi pada pasien hemodialisa sebelum diberikan
intervensi terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) pada
kelompok intervensi di RSUD Ungaran.
b. Gambaran kondisi depresi pada pasien hemodialisa sesudah diberikan
intervensi terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) pada
kelompok intervensi di RSUD Ungaran.
2. Analisa Bivariat
a. Uji Normalitas
Data yang digunakan dalam analisis bivariat ini berbentuk
ordinal, sehingga sebelum dilakukan uji hipotesis maka harus
diketahui terlebih dahulu normal tidaknya distribusi data. Apabila
distribusi data normal maka dilakukan uji parametrik, namun apabila
distribusi data tidak normal, maka menggunakan uji non parametrik
(Notoatmodjo, 2010). Uji statistik yang digunakan untuk uji
normalitas data dalam penelitian ini adalah uji Shapiro Wilk, karena
jumlah sampel < 50. Uji normalitas untuk mengetahui penurunan
tingkat depresi pada pasien hemodialisa sebelum dan sesudah
diberikan terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)
didapatkan hasil nilai p > 0,05 maka kesimpulannya distribusi data
normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan pra syarat melibatkan dua kelompok
eksperimen. Dimana diharuskan responden dalam kelompok memiliki
karakteristik yang sama sebelum diberikan perlakuan. Uji ini
dilakukan dengan menguji penurunan tingkat depresi sebelum
diberikan perlakuan kepada kelompok dengan menggunakan uji
dependent t test, jika didapat p-value > 0,05 maka tidak ada
perbedaan kelompok peralakuan sebelum diberikan perlakuan atau
dengan kata lain kelompok dikatakan setara atau homogen (Dahlan,
2009). Dalam kelompok data, maka dari itu digunakan uji F untuk
mengetahui homogenitas varian dari kelompok data.
c. Uji Hipotesis
Teknik analisa bivariate digunakan untuk mengetahui pengaruh
therapy SEFT terhadap penurunan tingkat depresi pada pasien
hemodialisa RSUD. Ungaran. Tingkat depresi pasien hemodialisa
RSUD. Ungaran dengan menggunakan skala data rasio yang
merupakan data non parametric sehingga uji statistic yang digunakan
adalah Paired sample t-test. Paired sample t-test digunakan untuk
menguji apakah dua sampel yang berhubungan atau berpasangan
berasal dari populasi yang mempunyai mean yang sama atau tidak
(Sugiyono, 2010). Sampel berpasangan adalah sebuah kelompok
sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan
atau pengukuran yang berbeda.
(Rumus Paired t-test)
Tabel 3.3
Uji Statistik Data
No Variabel
UjiParametrik(untuk data
normal)
UjiAlternatif
(Untuk data tidaknormal)
1. Uji perbedaan penurunan tingkat depresi pada pasien hemodialisa sebelum diberikan perlakuan antara kelompok intervensi dan kelompok control
Uji t testindependent
Mann-Whitneytest
2. Uji perbedaan penurunan tingkat depresi pada pasien hemodialisa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelompok intervensi
Uji t testdependent
Willcoxon test
3. Uji pengaruh penurunan tingkat depresi pada pasien hemodialisa sesudah diberikan perlakuan pada kelompok intervensi dan kelompok control
Uji t testindependent
Mann-Whitneytest
Hasil uji uji Paired sample t-test apabila nilai p value lebih kecil dari α =
0,05 adalah Ha diterima(Riyanto 2011). Maka dapat diambil kesimpulan ada
pengaruh terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) terhadap
penurunan tingkat depresi pada pasien hemodialisa di RSUD Ungaran.
I. Jadwal penelitian
Terlampir