bab iii baru

30
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada Lembaga Kredit Mikro Agribisnis (LKMA) Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sepakat di Kel Kuranji sebagai kelompok masyarakat penerima manfaat (Kelompok Aksi) dan kelompok masyarakat bukan penerima manfaat (Kelompok Kontrol) di Kecamatan Nanggalo. di Kota Padang. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive), berdasarkan pertimbangan bahwa dari 51 LKMA Gapoktan di Kota Padang yang menerima bantuan dana program PUAP s/d Tahun 2014, LKM-A Gapoktan ini merupakan daerah dengan realisasi pangan terbesar dari LKM-A gapoktan lain untuk bidang pangan yaitu sebesar 522.800 ribu ton dari 6 kelompok tani dengan 140 orang anggota kelompok dari 158 total anggota kelompok usahatani pangan dan luas lahan 149 ha (Lampiran 3). Kriteria untuk Kelompok Aksi adalah petani (rumah tangga miskin) dari Gapoktan Sepakat Kel Kuranji yang telah mendapatkan pinjaman dana bergulir Program PUAP pada tahun 2009 dan tidak mendapatkan bantuan program

Upload: ricco-ardes

Post on 10-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gg

TRANSCRIPT

29

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian akan dilaksanakan pada Lembaga Kredit Mikro Agribisnis (LKMA) Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sepakat di Kel Kuranji sebagai kelompok masyarakat penerima manfaat (Kelompok Aksi) dan kelompok masyarakat bukan penerima manfaat (Kelompok Kontrol) di Kecamatan Nanggalo. di Kota Padang. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive), berdasarkan pertimbangan bahwa dari 51 LKMA Gapoktan di Kota Padang yang menerima bantuan dana program PUAP s/d Tahun 2014, LKM-A Gapoktan ini merupakan daerah dengan realisasi pangan terbesar dari LKM-A gapoktan lain untuk bidang pangan yaitu sebesar 522.800 ribu ton dari 6 kelompok tani dengan 140 orang anggota kelompok dari 158 total anggota kelompok usahatani pangan dan luas lahan 149 ha (Lampiran 3).Kriteria untuk Kelompok Aksi adalah petani (rumah tangga miskin) dari Gapoktan Sepakat Kel Kuranji yang telah mendapatkan pinjaman dana bergulir Program PUAP pada tahun 2009 dan tidak mendapatkan bantuan program lainnya. Dan untuk kriteria responden kelompok kontrol adalah petani (rumah tangga miskin) yang tidak mendapatkan bantuan program pemerintah. Kelompok yang dijadikan kontrol adalah petani di Kecamatan Nanggalo yang tidak mendapat dana bantuan PUAP. Alasan pertimbangan pemilihan Kecamatan Nanggalo sebagai kelompok kontrol adalah : 1. Petani (rumah tangga miskin) yang menjadi sampel adalah petani miskin yang mempunyai tingkat kemiskinan sama dengan petani miskin penerima manfaat kegiatan pinjaman bergulir program PUAP. Kesamaan tingkat kemiskinan dilihat dari tingkat pendapatan per kapita per bulan pada tahun 2009 (baseline).2. Karakteristik mata pencaharian masyarakat yang menjadi kelompok kontrol adalah sama dengan kelompok aksi, yaitu sebagian besar mata pencahariannya adalah pertanian, dengan luas lahan penggunaan area pertanian yang relatif sama.3. Petani miskin kelompok kontrol tidak/belum pernah menerima program PUAP. Waktu penelitian ke lapangan akan dilakukan selama 2 bulan setelah dikeluarkan surat rekomendasi penelitian dari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Andalas. B.Metode PenelitianMetode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus (case study). Penelitian studi kasus ini adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Penelitian studi kasus ditujukan untuk mendapatkan keterangan yang terperinci dan mendapatkan informasi mengenai variabel-variabel yang diamati (Nazir, 2003).Dalam penelitian ini yang menjadi fokus adalah bagaimana jalannya pelaksanaan program bantuan dana PUAP di LKM-A Gapoktan Sepakat Padang serta dampaknya terhadap peningkatan pendapatan petani tanaman pangan.Analisis deskriptif dilakukan untuk menjelaskan gambaran umum mengenai pelaksanaan pengelolaan dana PUAP di Gapoktan Sepakat. Metodologi penelitian yang digunakan untuk evaluasi dampak pelaksanaan program PUAP terhadap pendapatan anggota (petani) Gapoktan PUAP adalah metode statistik deskriptif dengan pendekatan evaluasi dampak (impact evaluation). Yaitu menghitung perubahan tingkat pendapatan penerima bantuan dana Program PUAP pada tahun 2009 (Kelompok Aksi) sebelum intervensi program (baseline) dan setelah adanya intervensi, yaitu tahun 2014 (impact). Untuk mengetahui bahwa dampak yang ada ditimbulkan dari kegiatan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Program PUAP dilakukan proses nettingout dengan membentuk Kelompok Kontrol yaitu rumah tangga berkarakteristik kemiskinan yang sama tapi tidak mendapat program. Sama halnya dengan Kelompok Aksi, pada Kelompok Kontrol juga dilakukan perhitungan perubahan tingkat pendapatan sebelum dan setelah intervensi program. Kemudian perubahan pendapatan pada Kelompok Aksi dibandingkan dengan Kelompok Kontrol sehingga diperoleh besar dampak yang ditimbulkan dari kegiatan BLM Program PUAP.Jumlah populasi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 50 petani yang terdiri dari 25 petani dari Kel Kuranji (kelompok aksi) dan 25 petani dari Kecamatan Nanggalo (kelompok kontrol). Kriteria untuk kelompok aksi adalah petani dan (rumah tangga miskin) yang telah mendapatkan pinjaman dana bergulir Program PUAP pada tahun 2009 dan tidak mendapatkan bantuan program lainnya. Dan untuk kriteria responden kelompok kontrol adalah petani (rumah tangga miskin) yang tidak mendapatkan bantuan program pemerintah.

C.Metode Pengumpulan DataData yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Menurut Sugiarto, dkk (2003), data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik individu atau perorangan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan kegiatan program PUAP dan data usahatani yang dikeluarkan setelah adanya kegiatan program PUAP selama 1 tahun berjalannya program. Dalam hal ini data primer diperoleh dari petani sampel melalui wawancara.Dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan data primer dan data sekunder (Kuncoro, 2003). Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Dalam hal ini penulis menggunakan dokumen yang berhubungan dengan program PUAP dan publikasi dari berbagai lembaga pemerintah seperti Badan Penyuluh Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K), Kantor Kecamatan Kuranji, Kantor Kel Kuranji, dan Badan Pusat Statistik Kota Padang baik secara langsung maupun tidak langsung yang berhubungan dengan PUAP. Sedangkan data primer adalah data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original (Kuncoro, 2003). Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner yang selengkapnya disajikan dalam lampiran 1 dan 2 yang ditujukan kepada kelompok masyarakat penerima manfaat (Kelompok Aksi) dan kelompok masyarakat bukan penerima manfaat (Kelompok Kontrol). Selain kuesioner, untuk memperdalam pemahaman terhadap masalah yang sedang diteliti, penulis juga melakukan wawancara (interview) pada pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan program PUAP di Gapoktan Sepakat, antara lain dengan: Kepala Gapoktan Sepakat dan pengurusnya, pendamping/penyuluh yang mendampingi gapoktan Sepakat, dan pengurus Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A).Alasan petani miskin dijadikan sebagai responden adalah karena tujuan utama program PUAP adalah untuk mengurangi kemiskinan di pedesaan, dimana sebagaian besar masyarakat miskin di pedesaan adalah penduduk miskin yang bekerja di sektor pertanian. Selain itu efek multifier pemberian subsidi modal usaha kepada petani miskin lebih besar efek peningkatan outputnya dibandingkan dengan petani tidak miskin, mengingat petani miskin rata-rata tambahan penggunaan untuk konsumsinya lebih besar dibandingkan dengan tingkat tabungannya. Efek multiplier adalah berbanding lurus dengan Marginal Propensity to Consume (MPC), dimana semakin besar nilai MPC maka tambahan efek multipliernya juga semakin besar. Pengambilan sampel lokasi dilakukan dengan metode sensus, yaitu tiap unit populasi dihitung dalam penelitian (complete enumeration) (Nazir, 2009). Jumlah populasi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 50 petani yang terdiri dari 25 petani dari Kel Kuranji (kelompok aksi) dan 25 petani dari Kecamatan Nanggalo (kelompok kontrol). Kriteria untuk kelompok aksi adalah petani dan (rumah tangga miskin) yang telah mendapatkan pinjaman dana bergulir Program PUAP pada tahun 2009 dan tidak mendapatkan bantuan program lainnya. Dan untuk kriteria responden kelompok kontrol adalah petani (rumah tangga miskin) yang tidak mendapatkan bantuan program pemerintah. Kelompok yang dijadikan kontrol adalah petani Kec Nanggalo Padang. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya atau data yang bukan diusahakan sendiri. Data sekunder dari lembaga dan instansi yang terkait yaitu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Propinsi Sumatera Barat, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K), Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Sekretariat Tim Teknis PUAP, BPS Padang, Kec Nanggalo Gapoktan Sepakat. Data sekunder ini akan memberikan informasi realisasi pelaksanaan program PUAP, gambaran umum daerah penelitian dan profil Gapoktan Sepakat.D. Metode Pengambilan Contoh Gapoktan Sepakat dipilih secara purposive sebagai lokasi contoh dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Keberadaan Gapoktan PUAP sudah terbentuk sejak awal dimulainya program PUAP sebagai lembaga otonom dari unit usaha Gapoktan penerima bantuan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PUAP. Gapoktan Sepakat merupakan gapoktan yang sudah lama berdiri di antara rata-rata gapoktan lainnya. 2. Kelengkapan administrasi juga merupakan salah satu penilaian didalam menentukan gapoktan yang dipilih untuk penelitian. 3. Jumlah anggota penerima dana bantuan Program PUAP Gapoktan Sepakat yang menanam tanama pangan adalah terbanyak di Kota Padang yaitu sebanyak 158 orang. 4. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Kel Kuranji adalah buruh dan petani dengan jumlah warga miskinnya hampir merata. Pengambilan sampel lokasi dilakukan dengan metode sensus, yaitu tiap unit populasi dihitung dalam penelitian (complete enumeration) (Nazir, 2009). Jumlah populasi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 50 petani yang terdiri dari 25 petani dari Kel Kuranji (kelompok aksi) dan 25 petani dari Kecamatan Nanggalo (kelompok kontrol). Kriteria untuk kelompok aksi adalah petani (rumah tangga miskin) yang telah mendapatkan pinjaman dana bergulir Program PUAP pada tahun 2009 dan tidak mendapatkan bantuan program lainnya. Dan untuk kriteria responden kelompok kontrol adalah petani (rumah tangga miskin) yang tidak mendapatkan bantuan program pemerintah. Kelompok yang dijadikan kontrol adalah petani dari Gapoktan Sepakat Kel Kuranji. E. Metode Pemilihan RespondenPopulasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah petani tanaman pangan yang tergabung dalam Gapoktan Sepakat Kota Padang. Menurut Sugiarto (2003) populasi adalah keseluruhan individu yang akan menjadi satuan analisis dalam populasi yang layak dan sesuai untuk dijadikan atau ditarik sebagai sampel Pemilihan kelompok Tani yang akan dijadikan responden dilakukan dengan teknik Purposive Sampling. Menurut Rianse (2008), Purposive Sampling yaitu teknik pemilihan sampel yang dilakukan secara sengaja dengan memiliki individu tertentu dari populasi (objek yang menjadi pusat perhatian penelitian) di mana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.Jumlah populasi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 50 petani yang terdiri dari 25 petani dari Kel Kuranji (kelompok aksi) dan petani dari Kecamatan Nanggalo (kelompok kontrol). Kriteria untuk kelompok aksi adalah petani dan (rumah tangga miskin) yang telah mendapatkan pinjaman dana bergulir Program PUAP pada tahun 2009 dan tidak mendapatkan bantuan program lainnya. Dan untuk kriteria responden kelompok kontrol adalah petani (rumah tangga miskin) yang tidak mendapatkan bantuan program pemerintah. Untuk melihat dampak pelaksanaan dan penyaluran dana program PUAP pada petani tanaman pangan di nilai dari sebelum dan setelah adanya dana program PUAP dan dilakukan dengan uji t. Menurut Supranto (2001), bahwa distribusi t (uji t) dimaksud untuk penguji hipotesa mengenai parameter. Pengujian ini dapat dilakukan dengan sampel besar sama dengan 30 atau bahkan seringkali < 30. Sesuai dengan pendapat Supranto (2001) bahwa pengujian akan menghasilkan analisis yang baik bila jumlah responden lebih besar dari 30.F.Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis deskriptif dilakukan untuk menjelaskan gambaran umum mengenai pelaksanaan pengelolaan dana PUAP di Gapoktan Sepakat. Penilaian kinerja Gapoktan PUAP dianalisis dengan menggunakan metode Importance Performance Analysis. Metode impact evaluation digunakan untuk mengetahui dampak keberhasilan program PUAP terhadap peningkatan pendapatan bagi penerima bantuan dana PUAP. Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis sehingga mampu memberikan gambaran dan penjelasan terhadap permasalahan dalam penelitian ini. 1. Metode Importance Performance Analysis (IPA) Metode Importance Performance Analysis (IPA) diperkenalkan oleh Martilla dan James pada tahun 1977 untuk menunjukkan kepentingan relatif berbagai atribut terhadap kinerja organisasi atau perusahaan (Wijaya, 2011). IPA telah diterima secara umum dan dipergunakan pada berbagai bidang kajian karena kemudahan untuk diterapkan dan tampilan hasil analisis yang memudahkan usulan perbaikan kinerja IPA bertujuan untuk menampilkan informasi berkaitan dengan faktor pelayanan yang menurut pelanggan sangat mempengaruhi loyalitas dan kepuasan mereka, faktor pelayanan yang menurut pelanggan perlu ditingkatkan. IPA menyatukan pengukuran faktor tingkat kinerja (performance) dan tingkat kepentingan (importance) yang kemudian digambarkan dalam diagram 2 dimensi yaitu diagram importance-performance untuk mendapatkan usulan praktis. Selanjutnya diberi indikator : (A). Aspek IndikatorI. Aspek Organisasi a. Gapoktan memiliki AD/ARTb. Gapoktan melakukan pemisahan pengurus gapoktan dan pengelola LKMAc. Gapoktan mempunyai rencana kerjad. Gapoktan menyelenggarakan rapat/pertemuan anggota secara berkalae. Gapoktan melaksanakan RAT tepat waktuf. Gapoktan memiliki badan hokum Aspek Pengelolaan Dana PUAP1. Sosialisasi program PUAP2. Kemudahan persyaratan penerima PUAP3. Waktu realisasi pinjaman4. Pencatatan dan pembukuan5. Analisa kelayakan usaha6. Pelaporan yang dibuat pengurus Gapoktan7. Pembinaan usaha anggota8. Adanya pengawasan dalam hal pembiayaan9. Insentif dan sanksi10. Sarana dan prasaranaII. Aspek Usaha Agribisnis1. Gapoktan mengadakan saprodi pertanian2. Adanya peran penyuluh pendamping3. Gapoktan mengadakan kerjasama keuangan4. Pemasaran bersama dilakukan oleh gapoktanSumber : Kementerian Pertanian (2010) (B). Impact Evaluation (Evaluasi Dampak) Metode impact evaluation dilakukan pengukuran nilai indikator sebelum dan setelah intervensi program pada dua kelompok yaitu kelompok yang mendapat intervensi program (Kelompok Aksi) dan kelompok yang tidak mendapat intervensi program (Kelompok Kontrol). Indikator yang akan diukur adalah tingkat pendapatan per kapita per bulan. Indikator sebelum intervensi program adalah tingkat pendapatan per kapita per bulan pada tahun 2009 (baseline) dan indikator setelah intervensi program adalah tingkat pendapatan per kapita per bulan tahun 2012 (impact). Pada masing-masing kelompok dilakukan penghitungan selisih nilai indikator pada saat impact dan baseline. Setelah itu kurangkan kedua selisih (selisih dalam selisih), sehingga diperoleh nilai dampak yang dihasilkan dari intervensi program (Suryahadi, 2007).Rumus penghitungan selisih dalam selisih adalah sebagai berikut : Y = (YA1 YA0) (YK1 YK0)

Dimana : YA0 = Pendapatan per kapita per bulan kelompok Aksi sebelum intervensi program YA1 = Pendapatan per kapita per bulan kelompok Aksi setelah intervensi program YK0 = Pendapatan per kapita per bulan kelompok Kontrol sebelum periode program YK1 = Pendapatan per kapita per bulan kelompok Kontrol setelah periode program Apabila digambar, maka pengukuran dampak Pinjaman Bergulir program Sedangkan biaya yang dibayarkan adalah biaya pembelian sarana produksi dan biaya tenaga kerja luar keluarga, sewa tanah bukan milik sendiri serta biaya-biaya lain yang dikeluarkan secara tunai. Yang termasuk biaya yang dibayarkan adalah biaya bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja di luar keluarga, pajak. Menurut Soekartawi (1995), penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Dapat ditulis :TR = Xi . HxDi mana :TR=Total penerimaan (Rp/tahun)Xi=Produksi (kg/tahun)Hx=Harga Jual di tingkat petani (Rp/tahun)Pendapatan petani dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :Yi=(Xi . Hx) - Bt(Hardisapoetro, 1973)Di mana :Yi=Pendapatan petani tanaman pangan (Rp/ Ha/tahun)Xi=Jumlah produksi pangan (Kg/Ha)Hx=Harga jual petani (Rp)Bt=Biaya yang dibayarkan (Rp/ Ha/Tahun)a. Analisa keuntungan petaniKeuntungan adalah penerimaan dikurangi biaya total. Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :Ki= (Xi . Hx) Br(Hardisapoetro, 1973)Dimana :Ki = Keuntungan petani dari usahatani pangan (Rp/Ha)Br = Biaya TotalBiaya total terdiri dari biaya yang dibayarkan dan biaya yang diperhitungkan.b. Pengujian Statistik (Uji t)a. HipotesaUntuk melihat sejauh mana perbedaan pendapatan dan keuntungan petani sampel antara sebelum PUAP dan setelah PUAP. Untuk menguji variabel-variabel yang diukur dapat diturunkan hipotesa sebagai berikut :1) Ho : Tidak ada perbedaan pendapatan antara sebelum PUAP dan setelah PUAPH1 : Ada perbedaan pendapatan antara sebelum PUAP dan setelah PUAPDengan rumus yang digunakan :Ho = = oHo = oDimana : = Pendapatan usaha sebelum mendapatkan pinjaman0 = Pendapatan usaha setelah mendapatkan pinjaman1) Uji t StudentUntuk melihat perbandingan pendapatan dan keuntungan antara sebelum dan setelah memakai dana PUAP, maka hipotesa di atas di uji secara statistik dengan uji t pada taraf nyata 5%, uji t digunakan karena ukuran individu petani sampel kurang dari 30.Menurut Suprapto (2001), bahwa uji t digunakan untuk menghitung hipotesa kecil atau sama dengan 30 (n < 30), dilakukan pada taraf nyata 5% dengan rumus menggunakan rumus sebagai berikut :t hit= Db = n1 + n2 - 2(Hasan, 2003)

Dimana : = Rata-rata pendapatan petani anggota sebelum PUAP = Rata-rata pendapatan petani anggota setelah PUAPS1 2= Varian yang diuji pada petani sampel sebelum PUAPS22 = Varian yang diuji pada petani sampel setelah PUAPn1 = Jumlah sampel petani sebelum PUAPn2 = Jumlah sampel petani setelah PUAPDari analisa diatas, apabila thit kecil dari ttabel, maka hipotesa nol (Ho) diterima, sebaliknya apabila thit lebih besar dari ttabel, maka hipotesa nol (Ho) ditolak. Varian sampel di dapat dari rumus :S12 = S22 = (Hasan, 2003)Setelah didapat varian dari sampel yang diukur, selanjutnya dilakukan uji F dengan rumus :F hit= (Hasan, 2003)Apabila Fhit kecil dari Ftabel, maka S12 = S12, tetapi apabila Fhit besar dari Ftabel, maka S12 S12. Apabila varian sampel pertama berbeda nyata dengan varian sampel kedua, maka rumus thit yang digunakan adalah:T hit= Db

G. Kerangka Pemikiran Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program terobosan Departemen Pertanian dalam rangka mengatasi persoalan permodalan di sektor pertanian. Program ini bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, sekaligus menanggulangi kesenjangan pembangunan antar wilayah pusat dan daerah serta antar subsektor. Bantuan dana PUAP ini disalurkan melalui Lembaga Kredit Mikro Agribisnis (LKMA) Gapoktan sebagai lembaga pelaksana yang dipercaya oleh Departemen Pertanian. Keberlanjutan program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) sangat ditentukan pada keberhasilan pengelolaan dana tersebut oleh LKMA gapoktan sebagai lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk melihat keberhasilan PUAP yaitu dengan mengukur dan menilai dampak dari program PUAP serta peranannya dalam meningkatkan pendapatan usaha pertanian hingga pada akhirnya mampu mensejahterakan para petani di perdesaan. Pelaksanaan Program PUAP perlu dinilai apakah ada dampak yang berarti dari pemanfaatan dana bantuan tersebut. Penilaian dilakukan dengan melihat indikator keberhasilan PUAP, dengan mengukur skala usahatani dan pendapatan usahatani sebelum dan sesudah adanya program tersebut. Selanjutnya dilakukan penilaian terhadap Gapoktan PUAP dalam hal kemampuan Gapoktan mengelola dan menyalurkan dana PUAP kepada petani secara efektif. Tolak ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan juknis (petunju teknis) PUAP yang nantinya dibandingkan dengan tujuan pelaksanaan dengan menggunakan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Selanjutnya ditarik kesimpulan dan rekomendasi saran dan perbaikan bagi pelaksanaan s\rpgram PUAP selanjutnya.

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Pengangguran Keterbatasan ModalDEPARTEMEN PERTANIAN

PROGRAM PUAP1. Pengentasan Kemiskinan2. Menciptakan Lapangan Kerja di Perdesaan3. Penguatan Modal UsahaPenyaluran BLM PUAP melalui LKMA Gapoktan PUAP

PELAKSANAN PROGRAM PUAP

Proses Pelaksanaan1. Sosialisasi Program2. Seleksi Calon Penerima PUAP3. Realisasi Peminjaman4. Pemanfaatan Dana PUAPDampak Program PUAP Terhadap Pendapatan Usahatani

SesudahSebelum

Melihat Dampak dan Saran Perbaikan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian

H.Defenisi Operasional1. Pengembangan Usaha Agribisnis di Pedesaan yang selanjutnya disebut PUAP adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha dalam menumbuh kembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran;2. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang selanjutnya disebut PNPM-Mandiri adalah program pemberdayaan masyarakat yang disebut PNPM-Mandiri adalah program pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesempatan kerja;3. Agribisnis adalah rangkaian kegiatan usaha pertanian yang terdiri atas 4 (empat) sub-sistem, yaitu (a) subsistem hulu yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi (input) pertanian; (b) subsistem pertanian primer yaitu kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan subsistem hulu; (c) subsistem agribisnis hilir yaitu yang mengolah dan memasarkan komoditas pertanian; dan (d) subsistem penunjang yaitu kegiatan yang menyediakan jasa penunjang antara lain permodalan, teknologi dan lain lain;4. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan RI (sebagaimana tercantum pada Peraturan pemeintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa);5. Desa Miskin adalah Desa yang secara ekonomis pendapatan per kapitanya per tahun berada dibawah standar minimum pendapatan per kapita nasional dan infrastruktur desa yang sangat terbatas;6. Perdesaan adalah kawasan yang secara komparatif memiliki keunggulan sumberdaya alam dan kearifan lokal (endogeneous knowledge) khususnya pertanian dan keanekaragaman hayati;7. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang;8. Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya untuk menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya;9. Kelompok Tani (Poktan) adalah kumpulan petani/peternak yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota;10. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) PUAP adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk mengingkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha;11. Usaha Produktif adalah segala jenis usaha ekonomi yang dilakukan oleh petani/kelompok tani di pedesaan dalam bidang agribisnis yang mempunyai transaksi hasil usaha harian, mingguan, bulanan, musiman maupun tahunan;12. Komite Pengarah adalah komite yang dibentuk oleh Pemerintahan Desa yang terdiri dari wakil tokoh masyarakat, wakil dari kelompok tani dan penyuluh pendamping;13. Pendampingan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh dalam rangka pemberdayaan petani/kelompok tani dalam melaksanakan PUAP.14. Penyelia Mitra Tani (PMT) adalah individu yang memiliki keahlian di bidang keuangan mikro yang direkrut oleh Departemen Pertanian untuk melakukan supervisi dan advokasi kepada Penyuluh dan Pengelola Gapoktan dalam pengembangan PUAP;15. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah bantuan dana kepada petani/ kelompok tani untuk pengembangan usaha agribisnis di pedesaan yang disalurkan melalui Gapoktan dalam Pengembangan PUAP;16. Rencana Usaha Bersama adalah rencana usaha untuk pengembangan agribisnis yang disusun oleh gapoktan berdasarkan kelayakan usaha dan potensi desa (Departemen Pertanian, 2009);17. Pedoman Umum PUAP (Pedum) adalah acuan dalam pelaksanaan program PUAP yang ditetapkan oleh Peraturan Mentri Pertanian;18. Petunjuk Pelaksanaan PUAP (Juklak) adalah penjabaran dari kebijakan umum yang dirumuskan dalam Pedoman Umum. Juklak dibuat oleh tim Pembina PUAP Propinsi;19. Tim Pembina Propinsi adalah tim pelaksana PUAP di propinsi yang dibentuk oleh Gubernur untuk mengkoordinasi PUAP di wilayahnya;20. Petunjuk Teknis (Juknis) adalah penjabaran dari kebijakan umum pusat dan petunjuk pelaksana dari propinsi.