bab iii business model canvasthesis.binus.ac.id/doc/bab3/bab 3_2013_0137.pdf · “sushi dessert”...

26
36 BAB III BUSINESS MODEL CANVAS Sebagai bisnis yang bergerak di industri makanan, “Sushi Dessert” menawarkan jenis makanan ringan yang belum pernah ditawarkan sebelumnya. Sebagai bisnis trendsetter di bidang kuliner, dalam pengembangan bisnis modelnya “Sushi Dessert” mengadopsi pola bisnis model “Nine Building Blocks” yang dikembangkan oleh Osterwalder dan Pigeur (2010). Melalui teori dari Osterwalder dan Pigneur (2010) yang membahas mengenai teori Nine Building Blocks” pada tahap pendirian awal bisnis baru serta mengetahui bagaimana cara untuk menjelaskan gambaran bisnis yang akan dijalankan, serta menganalisa dan mendesain bisnis model dari usaha tersebut. Pola bisnis model berdasarkan dari ide para pemimpin bisnis. Teknik dalam menjalankan bisnis serta membantu untuk memberikan gambaran bisnis tersebut berjalan. Mengintrepretasikan strategi yang akan dijalankan oleh bisnis “Sushi Dessert. Mengetahui bagaimana proses bisnis yang telah dilakukan sebelumnya dapat berjalan dengan baik atau tidak terhadap bisnis yang akan dijalankan. Mengkolaborasikan setiap teori yang ada di dalam “Nine Building Blocks” agar bisnis “Sushi Dessertdapat terealisasi dengan jelas gambaran bisnisnya.

Upload: duongnga

Post on 07-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

36

BAB III

BUSINESS MODEL CANVAS

Sebagai bisnis yang bergerak di industri makanan, “Sushi Dessert”

menawarkan jenis makanan ringan yang belum pernah ditawarkan sebelumnya.

Sebagai bisnis trendsetter di bidang kuliner, dalam pengembangan bisnis modelnya

“Sushi Dessert” mengadopsi pola bisnis model “Nine Building Blocks” yang

dikembangkan oleh Osterwalder dan Pigeur (2010).

Melalui teori dari Osterwalder dan Pigneur (2010) yang membahas mengenai

teori “Nine Building Blocks” pada tahap pendirian awal bisnis baru serta mengetahui

bagaimana cara untuk menjelaskan gambaran bisnis yang akan dijalankan, serta

menganalisa dan mendesain bisnis model dari usaha tersebut. Pola bisnis model

berdasarkan dari ide para pemimpin bisnis. Teknik dalam menjalankan bisnis serta

membantu untuk memberikan gambaran bisnis tersebut berjalan. Mengintrepretasikan

strategi yang akan dijalankan oleh bisnis “Sushi Dessert”. Mengetahui bagaimana

proses bisnis yang telah dilakukan sebelumnya dapat berjalan dengan baik atau tidak

terhadap bisnis yang akan dijalankan. Mengkolaborasikan setiap teori yang ada di

dalam “Nine Building Blocks” agar bisnis “Sushi Dessert” dapat terealisasi dengan

jelas gambaran bisnisnya.

Page 2: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

37

Bisnis model kanvas “Nine Building Blocks” merupakan konsep bisnis hasil

penyederhanaan dari konsep bisnis yang rumit. Melalui pola bisnis ini, kita dapat

melakukan evaluasi konsep bisnis yang akan dijalankan secara sederhana. Pendekatan

model bisnis kanvas ditampilkan melalui selembar kanvas yang terdiri dari 9 elemen

dasar yaitu: value proposition, customer segments, channel, customer relationship,

revenue streams, key resources, key activities, key partnerships, cost structure.

3.1 Value Proposition

“Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan

yang menawarkan makanan ringan dalam bentuk baru yang belum pernah ada

sebelumnya. Selain menu yang sudah ada, “Sushi Dessert” juga menawarkan

menu custom yang berarti konsumen dapat membebaskan konsumen dalam

memilih menu sesuai keinginan dengan membuat sendiri model mereka

sendiri.

Sushi merupakan makanan khas Jepang yang memiliki image di mata

masyarakat sebagai makanan yang tergulung dimana inti dari makanan

digulung oleh suatu lapisan dasar sebagai kulit pembungkusnya.

Page 3: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

38

Sumber: http://www.sushitei.co.id/sushi-tei/#

Gambar 3.1 Gambar Menu Sushi Restoran Sushi Tei

Kebanyakan restoran sushi yang sudah ada saat ini menawarkan sushi

sebagai menu utama/main menu dengan menggunakan nasi sebagai lapisan

luar yang membungkus daging sapi, ikan, crab stick dan lain-lain sebagai inti.

“Sushi Dessert” memiliki keunikan yang belum pernah ditawarkan oleh

restoran lain.

Berdasarkan pola bisnis model “Nine Building Blocks” Osterwalder

dan Pigeur (2010). Value proposition dari bisnis “Sushi Dessert” adalah :

1. Newness

“Sushi Dessert” merupakan konsep makanan ringan baru yang

disajikan dalam tampilan sushi. Sushi yang ditawarkan oleh “Sushi

Dessert” berbahan dasar tepung sebagai kulit luar yang melapisi buah-

buahan dengan tambahan rumput laut kering (nori) pada bagian luar serta

taburan topping. “Sushi Dessert” dapat dinikmati sebagai makanan

pembuka, cemilan ataupun makanan penutup. Karena menggunakan

Page 4: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

39

bahan dasar buah-buahan, “Sushi Dessert” dapat dikonsumsi oleh

banyak konsumen.

2. Customization

“Sushi Dessert” menghadirkan menu custom bagi konsumen yang

ingin menikmati hidangan sesuai dengan yang diinginkan. Menu custom

yang memperbolehkan konsumen untuk memilih buah-buahan dan

topping yang akan dihidangkan sesuai dengan keinginannya. Pemilihan

buah-buahan dapat berupa satu jenis buah ataupun dapat juga

ditambahkan lebih dari satu jenis buah-buahan sebagai isi didalam sushi

tersebut. Selain buah-buahan, konsumen juga dapat menentukan topping

yang akan ditaburkan pada hidangan sesuai dengan keinginan konsumen.

Menu custom dapat dinikmati ditempat ataupun pemesanan khusus untuk

acara-acara seperti acara ulang tahun, pernikahan, meeting dan lain-lain.

3.2 Customer Segments

Sebagai bisnis yang menawarkan makanan ringan, customer segments

"Sushi Dessert" adalah segmented market dimana bisnis model yang

mendukung kebutuhan gaya hidup konsumen saat ini yang membutuhkan

tempat berkumpul bersama teman, keluarga dan melakukan perjanjian dengan

klien. "Sushi Dessert" melalui penawaran makanan ringan yang sehat,

konsumen dapat menikmati waktu berkumpul bersama dengan menggurangi

kekhawatiran terhadap pemilihan asupan seperti contoh adalah makanan

Page 5: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

40

ringan yang menggandung lemak tinggi kurang baik bagi konsumen yang

memiliki penyakit kolesterol ataupun masalah penyakit lainnya. "Sushi

Dessert" dapat dinikmati oleh semua konsumen dari anak-anak, remaja,

dewasa dan orang tua karena berbahan dasar buah-buahan, dan semua

konsumen yang ingin menikmati cemilan sehat. Mengutamakan segmented

market bisnis karena konsumen yang dituju "Sushi Dessert" adalah kelas

menengah keatas, jadi pendistribusian produknya harus disesuaikan dengan

tempat-tempat yang memiliki segmen menengah keatas agar produk yang

ditawarkan ke konsumen tepat sasaran sesuai dengan konsumen yang dituju.

Mengutamakan kualitas produk, tempat yang nyaman, dan memberikan

pelayanan yang terbaik secara langsung kepada konsumen. Belum ada pesaing

lain yang bergerak dalam bisnis "Sushi Dessert" saat ini menjadi salah satu

kelebihan value proposioning yang ditawarkan ke konsumen, sehingga dapat

disebut sebagai pionir dalam bisnis "Sushi Dessert".

Berikut pembagian segmen konsumen berdasarkan letak geografis,

demografis dan psikografis khususnya di wilayah Jakarta, Indonesia.

1. Geografis

Lokasi memiliki pengaruh terhadap penjualan produk. Lokasi yang

mudah dicapai oleh konsumen akan menjadi nilai tambah untuk

meningkatkan penjualan. Mall merupakan lokasi paling strategis untuk

produk baru karena merupakan tempat yang banyak dilalui oleh

Page 6: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

41

pengunjung mall yang menjadi konsumen "Sushi Dessert", selain itu juga

dapat mengurangi biaya promosi.

Lokasi yang akan menjadi target bisnis ini adalah mall-mall yang

berada pada segmen kelas menengah ke atas. Pada umumnya membuka

usaha di mall lebih mudah untuk mendapatkan awareness dari konsumen

pengunjung mall. Melalui media promosi seperti brosur, banner dan lain-

lain diharapkan pengunjung mall akan mencoba dan berlanjut menjadi

promosi word of mouth untuk mendapatkan konsumen lainnya. Pada awal

bisnis ini, lokasi yang dipilih adalah mall Senayan City dengan jumlah

pengunjung pada hari regular rata-rata 75.000 pengunjung

(http://industri.kontan.co.id/news/senayan-city-mendulang-pengunjung-

selama-imlek)

Selain itu, Senayan City berada pada lokasinya yang strategis, yaitu di

kawasan Senayan, dekat dengan kawasan SCBD yang merupakan pusat

bisnis dan dekat dengan universitas Bina Nusantara dan universitas

Prof.Dr. Moestopo. Lokasinya yang bebas three in one memudahkan

pengunjung untuk menuju Senayan City. Tersedia pula U turn tepat di

depan main entrance Senayan City, yang makin mempermudah akses

menuju Senayan City, serta jalan 47 yang menghubungkan Jl. Asia Afrika

dan Jl. Simprug.

Page 7: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

42

2. Demografis

Segmen demografis merupakan pembagian segmen konsumen

berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, ras dan lain-lain.

Segmen demografis yang menjadi target pemasaran produk "Sushi

Dessert" konsumen dengan usia 20-40 tahun ke atas yang memiliki

profesi sebagai pekerja ataupun pelajar yang dikhususkan pada bangku

kuliah dengan tingkat daya beli kelas menegah ke atas. Namun segmen

pendapatan yang menjadi target adalah konsumen dengan pendapatan

kelas menegah keatas.

3. Psikografis

Segmentasi psikografis "Sushi Dessert" yaitu gaya hidup. Gaya hidup

kosumen saat ini yang suka berkumpul bersama teman, keluarga dan

melakukan perjanjian dengan klien di suatu tempat sambil menikmati

makanan ringan. Hal ini berdasarkan pengamatan dimana saat ini cafe

ataupun resto yang banyak diminati oleh konsumen sebagai tempat

berkumpul dan berbincang-bincang bersama teman, klien ataupun

keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup konsumen yang suka

berkumpul, Selain tempat, "Sushi Dessert" menawarkan jenis makanan

ringan baru yang dapat dinikmati oleh konsumen baik dari menu yang

sudah disediakan maupun menu yang dapat di customized oleh konsumen

sesuai dengan selera konsumen.

Page 8: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

43

3.3 Channels

Channel menurut Osterwalder & Pigneur (2010) merupakan media

yang digunakan oleh perusahaan untuk menyampaikan value proposition

kepada konsumen.

Menurut Osterwalder & Pigneur (2010) terdapat lima tahapan channel

yaitu:

1. Awareness

Awareness konsumen terhadap produk dan servis yang telah diberikan

kepada konsumen. Dengan menggunakan brosur, banner, sticker, POP

(point of purchase) mempermudah awareness pengunjung mall akan

kehadiran “Sushi Dessert”. Melihat dari jenis makanan yang disajikan di

tempat tersebut belum ada sehingga memudahkan bisnis “Sushi Dessert”

untuk menarik konsumen.

Kerjasama dengan media komunikasi seperti internet memudahkan

bisnis “Sushi Dessert” dipasarkan seperti melalui website, facebook,

twitter, dan media lain yang berhubungan dengan kegiatan promosi dalam

rangka pengenalan produk baru yang akan dipasarkan ke masyarakat luas.

2. Evaluasi

Mengevaluasi bagaimana bisnis tersebut telah sesuai dengan value

proposition yang dimiliki oleh perusahaan. Melalui forum yang pada

website, facebook dan twitter dimana konsumen dapat membagi

pengalamannya berkunjung ke “Sushi Dessert” untuk menjadi alat

Page 9: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

44

promosi secara tidak langsung untuk mengenalkan “Sushi Dessert” ke

konsumen lainnya. Pencantuman hotline customer care untuk menerima

kritik dan saran konsumen untuk dijadikan bahan evaluasi dalam

perbaikan kualitas produk dan pelayanan.

3. Purchase

Selain pembelian secara langsung di outlet, pelayanan pesan antar juga

disediakan. Pelayanan pesan antar dapat dilakukan via telepon maupun

pemesanan lewat website dimana menu tertera pada website beserta

dengan gambaran menu untuk memudahkan konsumen dalam menentukan

pilihan tanpa harus bertanya terlebih dahulu.

Rekanan bisnis dalam melakukan pembayaran yang baik dilakukan

untuk berbagai transaksi keuangan bertujuan untuk memudahkan sistem

keuangan. Bekerjasama dengan pihak bank dengan pengadaan credit card,

debit card, dan lainnya untuk memberikan kemudahan konsumen dalam

transaksi pembayaran.

4. Delivery Channel

Melalui media-media promosi seperti media internet yaitu website,

facebook, twitter yang menampilkan gambaran setiap menu yang

ditawarkan dan media promosi cetakan seperti brosur, banner dan lain-

lain.

Page 10: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

45

5. After Sales

Memberikan pelayanan yang terbaik setelah menjual produk menjadi

nilai lebih untuk pengembangan usaha. Menjalin hubungan baik dengan

konsumen melalui pemberitahuan info terbaru baik diskon maupun

produk-produk baru kepada pemegang kartu keanggotaan, serta pemberian

diskon kepada pemegang member yang berulang tahun. Mencantumkan

hotline telepon pada website untuk mempermudahkan konsumen

mendapatkan informasi mengenai “Sushi Dessert”.

3.4. Customer Relationship

Demi mewujudkan hubungan yang baik dengan konsumen, maka

“Sushi Dessert” melakukan customer relationship dengan cara penjualan

langsung kepada konsumen atas produk yang ditawarkan kepada pelanggan.

Pada bagian customer relationship yang terdapat pada bisnis “Sushi Dessert”

menggunakan 3 hubungan customer relationship agar dapat meminimalisasi

modal pada saat memulai bisnis yaitu:

1. Personal Assistance

Supaya kebutuhan konsumen terpenuhi, maka “Sushi Dessert”

menerapkan pekerja yang melingkupi manager, koki, dan pegawai. Setiap

pekerja yang meliputi koki dan pegawai dibagi kedalam shift. Pemilihan

koki yang berpengalaman dalam bidang pastry serta memberikan pelatihan

kepada setiap pegawai mengenai bagaimana jenis produk yang akan

Page 11: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

46

ditawarkan serta memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen.

Melalui pelayanan yang diberikan oleh pegawai kepada konsumen,

diharapkan pegawai mengenal lebih baik apa yang menjadi produk

kesukaan dari konsumen.

2. Communities

Membangun hubungan antar sesama anggota khususnya bagi para

mahasiswa dan pekerja yang selalu dinamis dengan kemajuan teknologi

saat ini dilakukan dengan cara membuat komunitas jejaring sosial seperti

facebook, twitter, dll. Melalui forum ini diharapkan ada hubungan timbal-

balik antara bisnis “Sushi Dessert” dengan pelanggannya sebagai salah satu

cara untuk membangun customer feedback konsumen. Jejaring digunakan

untuk dapat sharing informasi mengenai kesehatan serta tips-tips yang

berguna bagi kesehatan serta promo yang berlaku khususnya bagi yang

memiliki kartu keanggotaan khususnya bagi mahasiswa dengan

menunjukkan kartu mahasiswa Bina Nusantara (Binus ID) karena lokasi

yang dekat dengan kampus. Bagi pekerja kantoran dapat memiliki kartu

keanggotaan dari "Sushi Dessert" dengan mengeluarkan sejumlah biaya

untuk pembuatan kartu tersebut, yang nantinya kartu tersebut dapat

digunakan sebagai kartu diskon bagi pelanggan.

3. Co-creation

Membangun hubungan dengan konsumen dengan hasil kreasi

konsumen dilakukan untuk menyambut hari raya dan menambah antusias

Page 12: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

47

konsumen dalam menyalurkan ide yang berhubungan dengan produk-

produk yang ditawarkan oleh “Sushi Dessert”. Meluncurkan produk limited

edition yang dapat hasil kreasi khusus dari "Sushi Dessert" kepada

konsumen.

3.5 Revenue Streams

Revenue streams yang akan digunakan dalam bisnis “Sushi Dessert”

adalah:

1. Sales

Produk yang ditawarkan oleh “Sushi Dessert” seperti makanan yang

berupa sushi yang berisikan buah-buahan segar menjadi pendapatan

utama dari hasil penjualan produk kepada konsumen. Produk disajikan

semenarik mungkin untuk menarik minat konsumen untuk membeli

produk yang ditawarkan, dan juga meningkatkan pendapatan bisnis.

Penjualan minuman berupa ocha (minuman teh hijau khas Jepang) serta

jus buah-buahan yang menyehatkan untuk dikonsumsi.

2. Customer Membership

Bagi konsumen yang tertarik untuk menjadi membership dari “Sushi

Dessert”, konsumen dengan membayar biaya member dan mereka akan

mendapatkan benefit berupa diskon pada saat melakukan kunjungan

berikutnya serta konsumen mendapatkan kabar terbaru tentang program

serta mengenai produk “Sushi Dessert” terbaru.

Page 13: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

48

3. Franchise

Jika ada investor yang ingin bekerja sama dengan bisnis ”Sushi

Dessert”, maka investor dapat menginvestasikan uangnya serta dalam

pengembangan usaha bisnis yaitu berupa membuka outlet-outlet dari

“Sushi Dessert” dan ikut berpartisipasi menjadi rekanan bisnis. Investor

yang menjadi rekanan bisnis dapat mengetahui bagaimana proses

pengolahan dari bahan mentah menjadi barang jadi serta mengetahui

bisnis dari “Sushi Dessert” untuk mengembangkan usaha.

3.6 Key Resources

Agar menunjang kegiatan operasional perusahaan yang baik dan

mewujudkan value proposition yang sesuai dengan bisnis “Sushi Dessert”,

memerlukan sumber daya yang layak dan sesuai standar. Sumber daya

tersebut dapat berupa sumber daya fisik, intelektual, manusia, dan keuangan.

1. Fisik

Sumber daya fisik dalam bisnis “Sushi Dessert” meliputi aset fisik

bisnis seperti tempat untuk mendirikan bisnis “Sushi Dessert” yang

meliputi kursi, meja, dan dekorasi yang mengutamakan kenyamanan

pengunjung dan bertemakan cozy yang diharapkan dapat menunjang

bisnis tersebut sesuai dengan segmen pasar. Lokasi untuk bisnis “Sushi

Dessert” adalah di daerah mall Senayan City karena lokasi tersebut

mudah dijangkau dan merupakan daerah yang ramai akan pengunjung

Page 14: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

49

mall. Perlengkapan dan peralatan yang digunakan untuk kegiatan

operasional seperti pakaian khusus untuk pegawai, EDC Machine, lokasi

bisnis, line untuk customer representative, logo “Sushi Dessert”, dan

website yang dijadikan sebagai media komunikasi melalui jejaring sosial.

2. Intelektual

Salah satu sumber daya yang penting dalam bisnis ini adalah sumber

daya intelektual. Sumber daya tersebut mencakup merek bisnis, hubungan

kerjasama seperti kemitraan seperti bank, dan komunitas-komunitas

kuliner. Hal paling utama dari bagian ini adalah hasil produk yang

memiliki cita rasa unik dan dioleh dengan kualitas yang terbaik dengan

menggunakan resep khusus untuk menjadikan produk “Sushi Dessert”.

3. Manusia

Dalam menjalankan bisnis “Sushi Dessert” diperlukan sumber daya

manusia untuk menunjang kegiatan operasional bisnis. Sumber daya

dalam usaha “Sushi Dessert” meliputi koki atau juru masak yang

memiliki keahlian dalam bidang pastry, bertujuan agar hasil kreasi

produk yang ditawarkan memiliki cita rasa yang baik dan sesuai dengan

skill yang dimiliki.

Manajer yang ditunjuk juga harus memiliki pengalaman terutama

dalam bidang food and beverages yaitu supaya dia dapat mengatur proses

operasional dan mengatasi permasalahan yang terdapat dalam bisnis

tersebut.

Page 15: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

50

Pegawai yang bekerja pada “Sushi Dessert” harus memiliki

pengetahuan mengenai produk yang ditawarkan serta mengutamakan

sopan-santun terhadap konsumen, supaya konsumen merasa nyaman saat

berkunjung nantinya. Setiap perkerja dibagi kedalam dua shift waktu

kerja.

4. Keuangan

Saat memulai bisnis “Sushi Dessert” memerlukan modal awal yang

tidak sedikit, maka diperlukan adanya kerjasama dengan investor yang

akan menginvestasikan uangnya kedalam bisnis “Sushi Dessert” agar

bisnis tersebut berjalan dengan lancar dan berhasil dijalankan.

3.7 Key Activities

Pada key activites aktivitas bisnis dapat dikategorikan kepada

production, problem solving dan network/jaringan. Dimana key activities

mendukung apa yang menjadi value proposition. Hal tersebut dikarenakan key

activities memegang peranan untuk penilaian seberapa besar bisnis itu

berjalan bersama produknya. Dalam artian kata key activities menjadi

pegangan dan menjadi kunci dalam kesuksesan sebuah bisnis ke depannya.

“Sushi Dessert” mempunyai beberapa key activities yang tentunya

bertujuan untuk mendukung kinerja dan kerja dari bisnis “Sushi Dessert”

diantaranya adalah pelayanan yang ramah, produk yang unik dan rantai

Page 16: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

51

distribusi yang diharapkan dapat menunjang semua aktivitas dari “Sushi

Dessert”.

Penjelasan dari key activities tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1. Pelayanan yang ramah

Dari semua pengalaman dan semua yang terdapat dipasar usaha pada

umumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan merupakan hal

yang harus ditempuh dan merupakan keharusan. Tidak ada usaha yang

tidak lepas dari kata pelayanan ini (service), namun tidak semua

pelayanan itu dianggap memuaskan dan baik. Pelayanan yang ramah,

penuh senyuman dan tegur sapa adalah sesuatu hal yang perlu dilakukan

agar para pelanggan dapat menjadi nyaman dan betah karena pelayanan

yang memuaskan.

Seperti layaknya sebuah rumah, desain “Sushi Dessert” sebagai

tempat yang nyaman. Hal tersebut akan membuat image atau gambaran

bahwa “Sushi Dessert” memang menjadi tempat yang menyenangkan.

Menyenangkan disini berarti setiap tamu harus disambut dengan

senyuman dan sikap yang ramah. Memang terkadang sikap dan karakter

dari seorang pelayan itu akan susah dikelola, namun dengan training dan

pengetahuan serta lingkungan yang penuh dengan kekeluargaan akan

membuat semua pelayan “Sushi Dessert” menjadi seorang yang lembut

dan ramah bukan hanya terhadap konsumen, namun terhadap teman,

Page 17: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

52

atasan maupun supplier akan mendapatkan keramahan dari pegawai

“Sushi Dessert”.

2. Produk yang unik dan menarik

Seperti pada penjelasan diawal, “Sushi Dessert” menyediakan produk

yang berbeda dengan tempat makanan lain, karena inovasi ini merupakan

inovasi yang belum pernah ada sebelumnya. Produk inovasi ini akan

menjadi sebuah produk basi atau tertinggal jika tidak mempunyai inovasi

lanjutannya. Oleh karena itu kami mencoba membuat tim riset dan

pengembangan yang bertugas untuk meriset setiap model makanan sushi

yang disuka maupun tidak disuka dan juga mengajak setiap dari

konsumen untuk ikut serta dalam pengembangan produk.

Selain itu, “Sushi Dessert” menawarkan produk sushi yang dapat

dipilih baik itu topping, model dan rasa untuk disantap langsung oleh

konsumen. Hal ini bertujuan agar konsumen tidak bosan, namun tetap

mempunyai menu-menu andalan untuk tetap menjamin rasa dan kualitas

yang baik serta tentunya mempertahankan keunikkan dari produk “Sushi

Dessert”.

Hal ini sesuai dengan kriteria production dalam key activities yaitu

menjadi model bisnis dari usaha “Sushi Dessert” itu sendiri.

3. Rantai Distribusi

Dengan adanya rantai distibusi yang baik, maka akan mencapai

produksi yang maksimal. Hal ini bukan hanya dalam sebuah pabrik

Page 18: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

53

atapun produk layanan berupa barang, namun dalam hal tempat makanan,

rantai distribusi pun menjadi sesuatu hal yang menarik dan patut untuk di

perhatikan. Sebagai contoh ketika sebuah tempat makanan mempunyai

pemasok bahan makanan hingga kepada pengantaran dari lokasi satu ke

lokasi dengan keadaan yang segar tentunya harus dengan ketepatan dan

kehandalan rantai distribusi, atau taruhannya makanan tersebut tidak

segar lagi atau tidak dalam kondisi yang baik.

Oleh karena itu sudah seharusnya penyiapan struktur organisasi rantai

distibusi (supply chain) dibutuhkan agar pembelian bahan mentah dari

supplier hingga kepada pendistribusian ke outlet-outlet “Sushi Dessert”

ke depan dapat berjalan dengan baik.

3.8 Key Partnerships

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, key parterships

merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dan menjadi salah satu hal yang

dibutuhkan untuk menjadi kelangsungan hidup “Sushi Dessert” ataupun

perusahaan lainnya. Sama seperti key activities, key partnerships dilakukan

dengan cara membentuk jaringan-jaringan yang dibentuk untuk menjadi

bagian perjalanan usaha “Sushi Dessert”. Jaringan yang dimaksudkan adalah

mereka para supplier, baik itu supplier yang besar maupun yang kecil. Semua

tergabung membangun sebuah jaringan dan membangun bisnis ini menjadi

bisnis jangka panjang secara tidak langsung.

Page 19: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

54

Mereka yang disebut sebagai key partnerships harus memilliki kualitas

hubungan yang baik untuk dapat memberikan produk yang baik juga yang

memiliki tujuan untuk mengembangkan produk dari “Sushi Dessert”.

Sebagai pembangun usaha makanan dan minuman maka sudah

seharusnya jaringan-jaringan dalam rangka pemenuhan bahan baku makanan

terus ditingkatkan.

“Sushi Dessert” pun memiliki banyak supplier bahan baku yang harus

dipergunakan untuk membuat sebuah sushi. Tidak jarang dari supplier “Sushi

Dessert” sudah mempunyai nama dan besar dibidangnya masing. Seperti

contohnya PT Indofood Sukses Makmur untuk pengambilan tepung terigu

bogasari dengan kualitas yang tidak perlu diragukan dan tentunya dengan

harga yang menarik dan murah, serta beberapa perusahaan penyedia buah-

buahan dan beberapa supplier penyedia topping dari “Sushi Dessert”

termasuk perusahaan-perusahaan jaringan yang dibentuk oleh “Sushi

Dessert” guna membangun usaha yang lebih baik dengan kualitas produk

yang baik.

Banyak yang dilakukan oleh “Sushi Dessert” dalam membentuk

jaringan key partnership yaitu diantaranya dengan mengadakan gathering

bersama supplier “Sushi Dessert” dimana bersama pergi ke suatu daerah

ataupun hanya mempunyai waktu berkualitas dengan makan bersama para

perwakilan supplier. “Sushi Dessert” pun juga akan memberi rewards kepada

supplier yang dapat memberikan kualitas dan kuantitas dengan jumlah

Page 20: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

55

tertentu dan beberapa pembinaan hubungan yang bertujuan untuk terus

membangun hubungan yang baik.

Pada dasarnya semua yang dilakukan “Sushi Dessert” bertujuan untuk

terus membangun kerja sama kepada supplier yang pada akhirnya juga dapat

menunjang semua keperluan perjalanan bisnis dari “Sushi Dessert” sendiri.

3.9 Cost Structure

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka cost

structure semua biaya yang terhitung untuk menetapkan sebuah harga pada

produk barang dan jasa.

Pada cost structure sendiri terdapat dua bagian yang berguna untuk

meminimalisasi biaya. Serta hal yang kedua adalah untuk memfokuskan nilai

kreasi, yang berarti cost structure harus di diperhitungkan agar semua harga

yang akan dijual di pasar tidak sembarangan, namun semua terhitung dengan

tepat dan memiliki dasar yang tepat.

Memang benar tidak semua harga yang terdapat dipasaran atau yang

dipunyai oleh sebuah tempat usaha baik itu makanan, minuman, jasa dan lain

sebagainya harus mendasar pada cost structure, namun cost structure inilah

yang menjadi dasar perhitungan berapa biaya operasional, atau biaya-biaya

yang pada nantinya diperuntukkan untuk penetapan harga jual dari sebuah

barang dan jasa tersebut.

Page 21: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

56

Bila dilihat dari karakteristik dari struktur biaya, maka dapat

disimpulkan bahwa cost structure memiliki perhitungan-perhitungan yang

matang, agar harga jual yang akan ditetapkan akan mempunyai dasar yang

tetap. Karakteristik dari struktur biaya tersebut adalah:

1. Fixed Cost

Biaya tetap ini merupakan biaya yang sudah pasti untuk dikeluarkan

untuk setiap aktivitas atau kegiatan dari ”Sushi Dessert”. Melalui

pengertiannya, maka dapat disimpulkan bahwa meskipun usaha tersebut

dalam keadaan tersulit sekalipun, biaya ini harus tetap dikeluarkan. Oleh

karena itu, pada fixed cost ini merupakan hal yang tidak boleh tertinggal

dalam perhitungan cost structure.

Pada ”Sushi Dessert” biaya pasti yang harus dikeluarkan diantaranya

adalah:

a. Biaya Gaji

Pegawai “Sushi Dessert” terdiri dari pegawai tetap yang

bertugas untuk mengolah sushi, melayani para tamu atau konsumen

(pramusaji), seorang kasir dan seorang seorang pembersih yang semua

dibayarkan dengan mengikuti gaji (Upah Minimum Regional) UMR

yang berlaku.

Page 22: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

57

b. Biaya Operasional

Biaya listrik, air, gas, biaya sewa gedung pada Senayan City

merupakan biaya yang sudah dipastikan menjadi fixed cost yang harus

diperhitungkan.

c. Biaya bunga dan biaya penyusutan juga harus diperhitungkan dan

menjadi biaya tetap yang harus diperhitungkan dalam cost structure.

2. Variable Cost

Sesuai dengan pengertiannya, maka variabel cost ini mengikuti

kebutuhan yang mungkin saja dibutuhkan untuk menunjang seluruh

kegiatan operasional “Sushi Dessert”.

Adapun variable cost yang dimiliki oleh “Sushi Dessert” adalah

sebagai berikut:

a. Biaya Bahan Baku

Oleh karena “Sushi Dessert” merupakan usaha yang bergerak

dibidang makanan dan minuman, maka tentunya ada bahan baku yang

harus disediakan untuk membuat “Sushi Dessert” ini. Tentunya bahan

baku yang disediakan harus sesuai dengan kebutuhan penjualan pada

setiap harinya.

Page 23: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

58

Hal ini disesuaikan dan didasarkan dari history penjualan. Oleh

karena itu setiap penyediaan bahan baku harus melalui perhitungan

yang tepat untuk penetapan biaya bahan baku sebagai variable cost di

cost structure.

b. Biaya penolong lainnya

Biaya ini terdiri dari adanya kegiatan-kegiatan yang

mendukung penjualan dari “Sushi Dessert”. Seperti contohnya adalah

melakukan promo dengan biaya diskon dan lain sebagainya.

3. Economies of Scale

Kesimpulan pengertian economies of scale adalah meminimalisasi

biaya perusahaan dengan memaksimalkan sumber daya yang ada, seperti

produksi ataupun biaya operasional lainnya. Sebagai contoh dengan

adanya produksi 1000 buah televisi akan menghemat biaya produksi

dibandingkan memproduksi 100 buah televisi. Hal ini disebabkan adanya

biaya-biaya yang dapat dihemat dengan memproduksi dalam kapasitas

yang besar tersebut dengan perhitungan-perhitungan yang sudah

dilakukan sebelumnya.

Pada ”Sushi Dessert” sendiri, perhitungan biaya economic of scale

terdiri dari beberapa hal. Hal pertama adalah perhitungan penggajian dan

jumlah karyawan, yang harus diperhitungkan agar penggunaan karyawan

dan pembayaran biaya gaji agar sesuai dengan harga yang akan dijual.

Page 24: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

59

Hal kedua yang menjadi perhitungan dalam biaya economic of scale

adalah tempat atau letak dari “Sushi Dessert”. Hal ini berkaitan dengan

penggunaan yang efektif terhadap outlet yang tersedia, baik itu

penggunaan untuk wilayah konsumen serta penggunaan wilayah untuk

tempat pembuatan sushi tersebut, harus diperhitungkan secara jelas agar

efektif dan efisien.

Hal yang ketiga adalah penggunaan bahan baku. “Sushi Dessert”

harus benar-benar mengetahui harga bahan baku yang murah dengan

supplier yang mempunyai kualitas dan harga yang terjangkau. Dengan

mengetahui supplier yang baik, maka biaya bahan baku dapat terkontrol

dengan perjanjian pembelian bahan baku dengan jumlah tertentu akan

lebih murah dari harga satuan maka dari itu dengan pembelian dalam

jumlah besar baik bagi perkembangan bisnis “Sushi Dessert” namun

harus mengutamakan pemakaian jumlah produk yang diperlukan.

4. Economies of Scope

Pada economies of scope, “Sushi Dessert” memperhatikan dalam

biaya yang termasuk dalam bahan baku. Dalam pengertian economies of

scope yang telah dipaparkan sebelumnya, maka economies of scope ini

merupakan perhitungan biaya yang memaksimalkan sumber daya yang

ada dengan melebarkan sayap usaha dengan mempergunakan bahan yang

sudah dimiliki sebelumnya tanpa harus memiliki investasi yang baru.

Page 25: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

60

Sebagai contoh, ketika sebuah usaha mengharuskan membuat 1.000

buah televisi karena struktur biaya yang telah hitung lebih baik, namun

dipasaran televisi tersebut hanya bisa dijual sebanyak 800, maka usaha

tersebut harus memikirkan 200 buah yang tersisa tersebut harus tetap

dapat terjual dengan cara mengurangi beberapa komponen yang baik dan

menjadikan 200 buah televisi tersebut dijual dengan harga yang low atau

second level agar tetap terjual.

Maka dari ilustrasi dan penjelasan di atas, “Sushi Dessert” juga akan

melakukan economies of scope yang dapat meminimalisasi biaya “Sushi

Dessert”. Hal ini dilakukan dengan ketika bahan baku yang ada seperti

buah-buahan yang sudah dibeli dengan harga yang baik dalam jumlah

tertentu, namun ketika penjualan tidak mencapai jumlah bahan baku yang

telah dibeli, maka “Sushi Dessert” akan mempergunakan bahan tersebut

menjadi seperti jus buah segar untuk buah-buahan, sisa tepung sushi yang

biasa di pakai untuk bahan pembuatan “Sushi Dessert”, dapat menjadi

pancake dan dapat dipakai untuk pembuatan produk lainnya agar bahan-

bahan baku yang digunakan tidak terbuang sia-sia ataupun kadarluarsa

karena jarang digunakan dalam pembuatan produk utama dari “Sushi

Dessert”.

Page 26: BAB III BUSINESS MODEL CANVASthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BAB 3_2013_0137.pdf · “Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan yang menawarkan makanan ringan

Key Key Value Customer Customer

Partners Activities Proposition Relationships Segments

- Suppliers : - Pelayanan - Newness - Personal Assistances - Segmented Market:

Distributor Bahan Baku Penduduk yang berumur

- Penjualan Produk - Customization - Communities 20-40thn

- Bank BCA

- Distribusi - Trend - Co-creation Mahasiswa/i

- Bina Nusantara Pekerja Kantoran

Key Channels

Resources

- Fisik - Awarness

- Manusia - Evaluation

- Intelektual - Purchase

- Keuangan - Delivery Channel

- After Sales

Cost Revenue

Structure Streams

- Fix Cost : Sallary, rent, etc Sales

- Variable Cost : Operational expense Customer Membership

- Economies of Scale : maximum capacity room Joint Venture

- Economies of Scope : maximum effectivity product

Sumber: Penulis

Gambar 3.2 Bisnis Model Kanvas “Sushi Dessert”

61