bab iii gambaran umum perusahaan a. sejarah...
TRANSCRIPT
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Sriwijaya Air didirikan oleh Bapak Chandra Lie, Bapak Hendry Lie
dan Bapak Johanes B. Andy Halim pada 28 April 2003 dan baru mendapatkan
izin beroperasi untuk melakukan penerbangan pada 28 Oktober 2003 dengan
mendapatkan sertifikat AOC ( Air Operation Certificate ) . PT. Sriwijaya Air
memulai penerbangan perdana pada tanggal 10 November 2003 dengan rute
Jakarta-Pangkal pinang pergi-pulang. Layaknya anak burung yang baru belajar
terbang, Sriwijaya Air dengan percaya diri tampil dalam persaingan bisnis
penerbangan. kemudian memanbah rute baru tujuan jakarta-jambi dan jakarta-
palembang. Melewati tahun pertama, Sriwijaya Air mengalami perkembangan
yang begitu pesat. Sehingga sampai pertengahan 2009 Sriwijaya Air telah
mengoperasikan 23 pesawat dengan melayani lebih dari 33 rute domestik dan 2
rute regional.
Pada tahun 2007 Sriwijaya Air mendapat penghargaan dari BOEING
International Award, Safety and Maintenance pesawat. Piagam ini diberikan
BOEING setelah melewati auditor berbulan-bulan. terbukti dari segi keamanan,
pelayanan Sriwijaya Air menjadi satu-satunya maskapai yang dapat menjaga
operasional pesawat bebas dari kecelakaan. Pada tahun yang sama Sriwijaya Air
mendapat Aviation Customer Partnership Award dari Pertamina karena
perusahaan penerbangan ini dinilai memiliki ketepatan dalam pembayaran avtur.
Pada tahun 2008 Sriwijaya Air mendapat penghargaan Indonesian Most Brande
Universitas Sumatera Utara
Service dari hasil survey yang dilakukan Markplus & Co. Penghargaan ini
merupakan apresiasi masyarakat terhadap layanan yang diberikan Sriwijaya Air.
Tetapi penghargaan yang utama pada dunia penerbangan adalah mendapat
Kategori I untuk keselamatan penerbangan dari Department Perhubungan RI pada
2008
Untuk Maintenance Pesawat dilakukan oleh PT. ANI (Aero Nusantara
Indonesia) dengan mendatangkan Staf Ahli dari Luar Negeri yang telah memiliki
sertifikasi dan berpengalaman. Keamanan dan kenyamanan bagi PT. Sriwijaya
Air adalah menjadi Syarat mutlak dalam setiap penerbangan Sriwijaya Air. Staf
yang handal dan ramah menjadikan Sriwijaya Air memberikan garansi disaat
bepergian.
B. Visi, Misi Perusahaan dan Penjabaran
Visi Perusahaan
Perusahaan penerbangan yang eksis di kawasan domestik yang mengutamakan
kualitas layanan, didukung oleh sumber daya manusia yang handal sehingga dapat
menunjang pengembangan perusahaan dan kesejahteraan karyawan .
Misi Perusahaan
Berkomitmen dalam pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia
secara profesional untuk mencapai kualitas layanan yang terbaik sesuai harapan
konsumen.
Penjabaran
Universitas Sumatera Utara
• Berkomitmen Dalam Pembinaan dan Pengembangan SDM
• Mempertahankan jumlah tenaga kerja yang cukup efisien dengan kualitas yang memadai untuk dapat berperan serta
secara aktif dalam mencapai tujuan perusahaan.
• Memastikan bahwa SDM mendapatkan pelatihan dan pengembangan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
perusahaan.
• Memastikan bahwa kesempatan yang sama dalam hal promosi dan pengembangan akan berlaku bagi semua SDM.
• Mengedepankan prinsip the right man on the right place.
a. Layanan Yang Berkualitas:
1. Process : optimalisasi proses pelayanan yang meliputi Preflight, Inflight,
dan Post Flight Service.
2. People: Memahami kebutuhan penumpang, yaitu:
• Peduli (Care)
• Ramah (Friendly)
• Terampil (Skillful)
• Flexsibel
• Helpful
• Communicative
• Tanggap (Responsive)
• Terpercaya (Trusted)
b. Produk Yang Kompetitif:
1. Tarif yang terjangkau
2. Jadwal yang tepat
3. Kemudahan dalam akses informasi (reservasi & ticketing)
4. Memberi kepastian keberangkatan dan kedatangan (On Time Performance).
c. Nilai Kompetitif produk
Universitas Sumatera Utara
Nilai kompetitif produk memberikan keunggulan lebih PT. Sriwijaya Air
terhadap para pesaingnya sehingga menciptakan pasar yang kuat dan tetap
mempertahankan pelanggan lama. Berikut adalah nilai kompetitif produk yang
ditawarkan oleh PT. Sriwijaya Air :
1.
On Time Performance menjadi motivasi kami dalam
memberikan pelayanan yang terbaik, tentunya hal
ini didukung dengan maintenance yang tepat waktu
sehingga pesawat dalam keadaan siap terbang.
2.
Kemudahan menghubungi, memperoleh informasi
dan memesan tiket merupakan komitmen Sriwijaya
Air, dengan pelayanan yang ramah dan murah
senyum.
3.
Kenyamanan tetap menjadi perhatian utama tatkala
mendesain kabin Sriwijaya Air sehingga terasa
elegan dan nyaman.
Universitas Sumatera Utara
4.
Sebagai bentuk pelayanan terbaik kami dalam setiap
penerbangan kami memberikan layanan inflight
service yang sangat memuaskan karena kami
menyiapkan surat kabar harian Media Indonesia,
Sriwijaya Air magazine, Sky shop, Snack, dan
pramugari/pramugara yang akan dengan senang hati
membantu Anda selama dalam perjalanan.
C. Budaya / Nilai-Nilai Perusahaan
PT. Sriwijaya Air menerapkan beberapa prinsip didalam perusahaannya
diantaranya antara lain sebagai berikut :
1. Senantiasa meatuhi dan mengikuti peraturan perundang – undangan keselamatan penerbangan sipil yang
berlaku.
2. Memiliki flexibilitas yang tinggi terhadap segala perubahan yang terjadi.
3. Mempertahankan jumlah tenaga kerja yang cukup efisien dengan kualitas yang memadai untuk dapat berperan
serta secara efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.
4. Optimalisasi, utilisasi, dan produktivitas sumber daya yang dimiliki perusahaan.
5. Menjunjung tinggi disiplin usaha, etika dan moral bisnis, serta menciptakan suasana keceriaan lingkungan kerja.
6. Menanamkan ”rasa memiliki” terhadap perusahaan ke setiap karyawan sehingga dapat bahu – membahu dalam
mengantisipasi masalah – masalah perusahaan baik datang dari eksternal maupun internal.
7. Menghasilkan pendapatan usaha yang memadai sebagai sumber pengembangan usaha serta peningkatan
kesejahteraan stakeholders.
D. Lambang dan Logo Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
1. Tulisan Sriwijaya Air
Melambangkan bahwa Sriwijaya Air harus menjadi perusahaan yang
besar dan terkenal seperti Kerajaan Sriwijaya yang namanya terukir dalam
Sejarah Nasional dan Regional.
2. Logo Sriwijaya Air
Logo berarti RU-I (China) yang maksudnya adalah bahwa apa yang kita
inginkan atau usahakan harus yakin tercapai.
Adapun lambang warna Logo di atas adalah:
a. Warna Putih
Melambangkan Semua Karyawan Sriwijaya Air harus memiliki hati
yang bersih, sebersih warna dasar pesawat Sriwijaya Air
b. Warna Biru
Melambangkan Sriwijaya Air berkeinginan melanglang buana di udara
di seluruh pelosok Nuasantara tercinta.
c. Warna Merah
Melambangkan bahwa para pemimpin dan karyawan Sriwijaya Air
harus berani & bijak dalam menyelesaikan masalah atau mengabil
keputusan.
3. Lekukan Hati/Love Di Atap Pesawat
Universitas Sumatera Utara
Melambangkan bahwa para pejabat & karyawan harus memiliki rasa
memiliki (Sense of Belonging) dan rasa cinta terhadap perusahaan.
E. Struktur Organisasi Perusahaan
1. Nama Pejabat Perusahaan
President Komisaris : Hendry Lie : Anggota (Andy Halim, Sunaryo, Johanes )
President Direktur : Chandra lien Vice President : Capt Harwik Lahunduitan Direktur Komersil : Aditya Wardanan
Direktur Produksi : Capt. Adil Wijatsono Direktur Finance & G/A : Gabriella Corporate Legal : Samuel Ginting & Victoorianus Sihotang CASO : Capt. Budi Karyanto Bussiness Development Manager : Daniel Kurniawan HRD & G/A Manager : Agus Setiawan Accounting Manager : Jenni Vice Accounting Manager : Wendy Marsella Service Support & Control Manager : Ary Mercyanto Maintenance Manager : Eddy Suwannto Quality Assurance Manager : Syahrial Supardi Marketing & Sales Support Manager : Hendra Trimayanto Finance Manager : Tri Wahyuni Chief Of Pilot : Capt. Hendi Supriadi Chief Of Flight Attendant : Yuniar Rihaeny Chief FOO : Adriani Tirayoh Chief Of Inspector : Joko Widodo Spv Route Analysis & Prod Devp : Indra Gunawan Spv Product Support : Harnanto Reservatioon Control : Wahyudi System Support : Tono Spv Tarif & Sales Support : Endang Wahyudi Agency National Sales Control : Pratiwi National Group Desk : Lisda Spv Employee Service : Silvana Ade A Spv Office Service : Paulus Leonardi
2. Fungsional Organisasi /Pejabat Perusahaan
Tabel 3.1 Uraian Tugas Fungsional Organisasi PT. Sriwijaya Air
Operasional Departement Mengendalikan pelaksanan seluruh kegiatan operasi penerbangan agar sesuai dengan peraturan keselamatan udara yang ditetapkan diselaraskan dengan pencapaian sasaran perusahaan.
Maintenance Departement Mengendalikan pelaksanaan kegiatan perawatan dan
Universitas Sumatera Utara
pemeliharaan pesawat agar sesuai dengan peraturan keselamatan yang ditetapkan, dan pencapaian sasaran perusahaan.
Marketing and Sales Departemen
Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pemasaran dan penjualan atas produk/jasa perusahaan guna mencapai target yang memaksimalkan.
Finance & Accounting Departemen
Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber daya (keuangan) secara efektif dan efisien.
HRD & G/A Departement Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber daya ( manusia & fisik lainnya) secara efektif dan efisien.
Quality Assurance Departement Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan perawatan dan pemeliharaan pesawat.
Corporate legal Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan penanganan permasalahan hokum perusahaan baik di lingkup internal maupun eksternal perusahaan.
Service Departement Melaksnakan kegiatan yang berhubungan dengan penanganan dan pengelolaan services yang meliputi PreFlight, Inflight, dan Postflight
Bussiness Departement Melaksanakan kegiatan kreatif untuk mengembangkan usaha atau product meliputi rute, frekuensi, dan pendukung product.
CASO ( Company Aviation Safety Officer )
Melaksanakan pengawasan atas kegiatan perusahaan khususnya pada kegiatan yang secara langsung berkaitan dengan ‘‘safety’’.
Sumber: Kantor PT. Sriwijaya Air Distrik Medan (2010)
3. Job Desk PT. Sriwijaya Air Distrik Medan
Tabel 3.2 Uraian Job Desk Kantor PT. Sriwijaya Air Distrik Medan
Supervisor Reservasi & Ticketing
Mengkontrol reservasi bookingan dan memperhatikan load factor isian penumpang serta memonitor bokingan yang sudah ticketing.
Supervisor Accounting
Mengkontrol keuangan dan memerima laporan hasil penjualan dari travel agent maupun penjualan dari kantor distrik dan dari counter sales bandara dan mengkontrol stock tiket.
Sales Representative
Memonitor load factor dan merekap hasil penjualan travel agen, kantor districtdan counter sales. Serta yang mengurusi masalah keagenan.
Sales Admin
Membuat perpanjang kontrak karyawan, memonitor mes crew, mengurusi group boking baik permintaan dari travel agent maupun penumpang langsung dan membuat surat menyurat.
Leader Ticketing
Merekap Penjualan travel agent yang belum menjadi agent stock tiket Sriwijaya Air setiap akhir bulan, memonitor stock ticket yang disediakan.
Ticketing Staff
Membantu leader ticketing untuk melayani penumpang secara langsung untuk pembelian tiket.
Reservasi Staff
Membantu penumpang untuk leader ticketing untuk melakukan reservasi perjalanan dan memonitor time limit bokingan.
Accounting Staff Menerima laporan penjualan dari travel agent, kantor distrik
Universitas Sumatera Utara
maupun counter sales airport Sriwijaya Air.
F. Produk Perusahaan
Produk PT.Sriwijaya Air merupakan produk jasa penerbangan yang
ditawarkan kepada konsumen. Berikut adalah rute penerbangan yang ditawarkan
oleh PT. Sriwijaya Air :
1. Jakarta – Banjarmasin
2. Jakarta – Bengkulu
3. Jakarta – Balikpapan
4. Jakarta – Batam
5. Jakarta – Jambi
6. Jakarta – Denpasar
7. Jakarta – Medan
8. Jakarta – Pangkal Pinang
9. Jakarta – Pekanbaru
10. Jakarta – Palangkaraya
11. Jakarta – Palembang
12. Jakarta – Pontianak
13. Jakarta – Solo
14. Jakarta – Semarang
15. Jakarta – Surabaya
16. Jakarta – Singapura
17. Jakarta – Tanjung Pandan
18. Jakarta – Tanjung Karang
19. Jakarta – Tanjung Pinang
20. Jakarta – Ujung Pandang
21. Surabaya – Banjarmasin
22. Surabaya – Bandung
23. Surabaya – Balikpapan
24. Surabaya – Batam
25. Surabaya – Kupang
26. Surabaya – Semarang
27. Surabaya – Ujung Pandang
28. Surabaya – Manado
29. Surabaya – Jakarta
30. Ujung Pandang – Ambon
31. Ujung Pandang – Gorontalo
32. Ujung Pandang – Kendari
33. Ujung Pandang – Palu
34. Ujung Pandang – Jakarta
35. Ujung Pandang - Surabaya
36. Palembang – Pangkal Pinang
37. Palembang – Jakarta
38. Balikpapan – Palu
39. Balikpapan – Tarakan
40. Balikpapan – Jakarta
41. Balikpapan – Surabaya
42. Banjarmasin – Jakarta
43. Banjarmasin – Surabaya
44. Bengkulu – Jakarta
45. Batam – Jakarta
46. Batam – Medan
47. Batam – Surabaya
48. Jambi – Jakarta
49. Denpasar – Jakarta
50. Malang – Jakarta
51. Padang – Jakarta
52. Pangkal Pinang – Jakarta
53. Pangkal Pinang – Palembang
54. Pekanbaru – Jakarta
55. Pekanbaru – Medan
56. Palangkaraya – Jakarta
57. Pontianak – Jakarta
58. Solo – Jakarta
59. Semarang – Jakarta
60. Semarang – Surabaya
61. Singapura – Jakarta
62. Singapura – Medan
63. Banda Aceh – Medan
64. Penamg – Medan
65. Bandung – Surabaya
66. Kupang – Surabaya
67. Manado – Surabaya
68. Ambon – Ujung Pandang
69. Gorontalo – Ujung Pandang
70. Kendari – Ujung Pandang
71. Palu – Ujung Pandang
72. Palu – Balikpapan
73. Tarakan - Balikpapan
Universitas Sumatera Utara
Berikut adalah Keberangkatan Bandara Polonia Medan :
a. Medan – Penang Sj 102 ( 07.20 WIB – 09.05 LT ) b. Medan – Banda Aceh Sj 010 ( 11.55 WIB – 12.55 WIB ) c. Medan – Batam Sj 035 ( 15.05 WIB – 16.30 WIB ) d. Medan – Pekan Baru Sj 041 ( 15.20 WIB – 16.20 WIB ) e. Medan – Padang Sj 021 ( 16.05 WIB – 17.05 WIB ) f. Medan – Jakarta Sj 015 ( 10.20 WIB – 12.35 WIB ) g. Medan – Jakarta SJ 011 ( 15.00 WIB – 17.15 WIB ) h. Medan – Jakarta Sj 017 ( 16.20 WIB – 18.35 WIB )
PT. Sriwijaya Air menjalankan pemasarannya bermitra dengan beberapa
biro perjalanan lokal. Biro perjalanan lokal menjual tiket penerbangan PT.
Sriwijaya Air dan mendapatkan dispensasi komisi penjualan yang cukup besar
dibandingkan perusahaan penerbangan lain. Berikut adalah daftar biro – biro yang
bekerja sama dengan PT. Sriwijaya Air cabang Medan.
Tabel 3.3 Daftar Travel yang bekerja sama dengan PT. Sriwijaya Air Distrik Medan
Sumber : Bagian Pemasaran PT. Sriwijaya Air Cabang Medan
No. Nama Travel No. Nama Travel No. Nama Travel No. Nama Travel No. Nama Travel
1 Sukma Wisata Tour 19 VIP Travel 37 Solo Travel 55 Happy Holidays 73 Friendship Holidays
2 Jaffex Trading 20 Budiman Travel 38 Bell Tours & Travel 56 Hwa Yik Travel 74 Fulham
Travel & Tours
3 Poly Travel 21 Newsia Tours 39 Midland Travel 57 Lye Peng Travel 75 Harpers Travel
4 Sas Malaysia Tours 22 Pelancongan Travel 40 Travel Biz 58 OV Travel 76 Holidays Tour
5 Ritz One Holidays 23 Avion Holidays 41 AG Express Services 59 Tour East 77 Jagung Emas Travel
6 Super Tours 24 Narasindo Tour 42 Regional Travel 60 Bayan Baru Travel 78 Mayflower
7 Taikar Holidays 25 M.A Tours 43 STO Travel 61 JYM Travel 79 Paradise Travel
8 Pelangi Damai 26 Seagull Tours 44 Tong Yan Travel 62 Kulim First Travel 80 Qurraitul Travel
9 ATTSB Alor Setar 27 Fanadeqona Travel 45 Golden First Travel 63 Padati Saujana 81 Rakyat Travel
10 Portaz Enterprise 28 Hasani Travel & Tours 46 HPA Ilham Travel 64 Smartway Travel 82 Sin Pen
Travel
11 Suria Indah Travel 29 Nasmir Tour & Travel 47 Ken-Air Leisure 65 Admiral Tours
12 Perak Travel 30 Zenmax Travel 48 Sime Darby Travel 66 Aneka Jaya Service
13 Awan Travel 31 Focus Travel 49 Tour Incentive Travel 67 Bahrulmazi Travel & Tours
14 Bintang Biru Travel 32 Speedy Travel 50 Arabtco Travel & Tours 68 Silver Econ Travel
15 Pearl Excellence 33 Strata Travel 51 GLH Holidays 69 Zulkama Travel 16 Tijaratun Nur Travel 34 Asari Murni 52 Hawaii Travel 70 Enjoy Holidays 17 Knowless Sdn. Bhd. 35 Eternal East Travel 53 Sri Phoenix Travel 71 Fidian Enterprise 18 Sunway Travel 36 Faza Holiday 54 Zass Holiday 72 Forever Travel
Universitas Sumatera Utara
G. Prestasi & Penghargaan
1.
Sriwijaya Air berdasarkan rilis Direktorat Jendral
Perhubungan Udara Department Perhubungan
termasuk dalam kategori Satu untuk syarat
keselamatan. Dengan demikian, Sriwijaya Air
termasuk kedalam 12 maskapai pemegang Air
Operator Certificate (AOC) dibawah Civil Aviation
Safety Regulation yang masuk kategori satu.
2.
Sebagai perusahaan yang menggunakan produksi dari
BOEING Intl, PT. Sriwijaya Air berkomitmen pada
keamanan dan keselamatan terhadap semua pesawat
yang dioperasikannya. Dan pada Akhir tahun 2007
setelah melalui Audit yang cukup ketat dari BOEING
Intl, PT. Sriwijaya Air mendapatkan AWARD atas
keselamatan dan maintenance pesawat selama ini.
3.
PT Sriwijaya Air sebagai perusahaan yang sehat
selalu berkomitmen terhadap pelayanan penumpang
sehingga semua penerbangan dapat on time sesuai
schedule yang tentunya hal ini tidak lepas dari
lancarnya system pembayaran terhadap avtur pesawat
yang dikelola oleh PT. Pertamina, Tbk. Atas
kelancarannya dalam melaksanakan kewajiban
Universitas Sumatera Utara
pembayaran secara baik PT. Pertamina Tbk
memberikan penghargaan 2007 Aviation Customer
Partnership Award.
4.
Penghargaan Kelayakan Terbang dari Dirjen
Perhubungan Dimana ini hanya diberikan kepada
Maskapai penerbangan yang telah memenuhi
persyaratan untuk melayani transportasi udara di
Indonesia.
5.
Penghargaan dari MarkPlus diberikan kepada
Sriwijaya Air atas pencapaiannya dalam melayani
penumpang sehingga penumpang merasa puas pada
ulang tahun yang ke lima tahun 2008.
H. Sekilas Tentang Chandra Lie dan Sriwijaya Air
Lelaki kelahiran kota Pangkalpinang 04 April 1965 ini, dirinya merintis usaha
karena merasa terpanggil untuk membangun daerahnya. Dunia bisnis bukan hal
baru bagi Chandra Lie. Sebelum mengibarkan Sriwijaya Air diawali dengan
pengalaman getirnya ia sempat menjadi salesman di bidang garmen pada tahun
1986-1987 dan sampai akhirnya dia pada tahun 1989 memberanikan diri
bekerjasama dengan Negara Italia untuk membuat Lisensi Grand merek
Leone’Utomo hingga sekarang. Dengan pengalaman sebagai pancarter, Pak
Chandra lie berangan-angan ingin menguasai nusantara.
Universitas Sumatera Utara
Pengalaman sebagai pencarter dilakukan sejak tahun 1994 dengan menyewa
pesawat dari F-28, F-100 hingga boeing 737-200 dari beberapa perusahaan
penerbangan seperti Pelita Air Service, Bouraq, Nurman Avia, Merpati,dan Bali
Air. Rute yang dijajaki Bangka-Pontianak, kemudian berkembang ke Jambi dan
Palembang. Kiprah sebagai partner berakhir tahun 2003, setelah ia mengantongi
ijin penerbangan regular pada April 2003 dan AOC pada 28 Oktober 2003.
Bersama kakak dan rekannya yaitu Pak Hendri Lie dan Pak Johannes Bunyamin.
Pak Chandra berkongsi untuk mendirikan Sriwijaya Air yang melakukan
penerbangan perdana sejak 10 November tahun lalu. Perlahan-lahan, Sriwijaya
tumbuh, bukan hanya membuka rute baru saja untuk memperluas pasarnya tetapi
juga didukung dengan penambahan armadanya. Saat ini Sriwijaya telah memiliki
15 pesawat Boeing 737-200 dari pesawat yang ditargetkan tahun 2005 dan
rencana smester pertama tahun 2006 akan dilakukan penambahan 3 buah pesawat
B 737-300. Dan rencana awal tahun depan menambah pesawat B 737-300 dan B
737-400.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Penelitian ini menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas untuk menguji
kelayakan instrumen penelitian yaitu kuisioner penelitian sebagai alat pengumpul
data primer. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur. Reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama, akan memberikan hasil yang sama. Uji
validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS
(Statistic Pakcage, for Social Science) 16.0 for Windows.
Uji Validitas
Uji Validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for
Windows dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika rhitung positif atau rhitung > rtabel maka butir pernyataan tersebut valid.
b. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka butir pernyataan tersebut tidak valid.
c. rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.
Penyebaran kuisioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan
kepada 30 orang responden di luar dari responden penelitian. Nilai rtabel dengan
ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5%, angka yang
diperoleh = 0,361.
Universitas Sumatera Utara
TABEL 4.1 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
P1 40.7667 26.461 .572 .893
P2 40.9000 26.990 .433 .898
P3 40.9333 26.478 .547 .894
P4 41.2333 23.633 .686 .885
P5 42.1333 21.292 .648 .898
P6 41.2667 23.857 .636 .889
P7 41.0333 23.964 .836 .878
P8 41.0333 24.378 .847 .878
P9 40.8333 26.971 .485 .896
P10 41.0667 24.133 .834 .878
P11 40.8000 24.441 .659 .887
Sumber: hasil pengolahan data primer (kuisioner), 2010
Tabel 4.1 menunjukkan semua butir pernyataan memiliki nilai Corrected
Item Total Correlation yang lebih besar dari nilai rtabel (0,361). Dengan demikian
semua butir pernyataan dinyatakan valid.
Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali dan Kuncoro dalam Ginting dan Situmorang (2008), butir
pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan
reliablitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
a. Menurut Ghozali nilai Cronbach’s Alpha > 0,60
b. Menurut Kuncoro nilai Cronbach’s Alpha >0,80
TABEL 4.2
Universitas Sumatera Utara
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.898 11
Sumber: hasil pengolahan SPSS 16.0 (2010)
Pada 11 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien
alpha adalah sebesar 0,898. Ini berarti 0,898 > 0,6 dan 0,898 > 0,80 sehingga
dapat dinyatakan bahwa kuisioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan
kepada responden untuk dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian ini.
B. Analisis Deskriptif
1. Deskriptif Responden
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar-daftar
pernyataan (kuisioner). Jumlah pernyataan seluruhnya 11 butir pernyataan, yakni
6 butir pernyataan untuk variabel Transformational Leadership, dan 5 butir
pernyataan untuk variabel Kinerja Karyawan. Dari 52 responden yang disebarkan
kuisioner penelitian, terdapat 3 responden tidak mengembalikan kuisioner
sehingga terdapat 49 responden yang mengembalikan kuisioner penelitian.
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 49 responden, 71,40% responden
merupakan pria dan 28,60% adalah wanita.
TABEL 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%) Wanita 14 28,60
Pria 35 71,40 Total 49 100
Sumber: hasil pengolahan data primer (kuisioner), 2010 b. Karakteristik Responden berdasarkan Usia
Universitas Sumatera Utara
Karyawan Kantor PT. Sriwijaya Air Distrik Medan yang menjadi
responden rata-rata berusia 20-50 tahun. Responden yang paling banyak adalah
berusia antara 26-30 tahun sebanyak 20 orang atau 40,82%.
TABEL 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia (Tahun)
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
21 – 25 18 36,74 26 – 30 20 40,82 31 – 35 3 6 36 – 40 5 10 41 – 45 2 4 46 -50 1 2 Total 49 100
Sumber: hasil pengolahan data primer (kuisioner), 2010
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pada Tabel 4.5 dapat dilihat tingkat pendidikan pada karyawan yang
terdiri dari 3 jenjang pendidikan yaitu SLTA, D3, dan S1. Tingkat pendidikan
yang paling dominan adalah SLTA sebesar 33,8 %.
TABEL 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) SLTA 16 32,65
D3 23 46,94 S1 10 20,41
Total 49 100 Sumber: hasil pengolahan data primer (kuisioner), 2010
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Bekerja
Berdasarakan Tabel 4.6 rata-rata lamanya karyawan bekerja berkisar
antara 1-8 tahun. Yang paling mendominasi adalah karyawan dengan masa
kerja 1-2 tahun sebanyak 22 orang atau 44,90%.
TABEL 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Universitas Sumatera Utara
Masa Kerja (Tahun)
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1 s/d 2 22 44,90 2,1 s/d 4 14 28,57 4,1 s/d 6 12 24,49 6,1 s/d 8 1 2,04
Total 49 100 Sumber: hasil pengolahan data primer, 2010 2. Deskriptif Variabel
Setelah mengetahui karakteristik dari responden penelitian, berikut ini akan
ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan deskriptif penelitian
berdasarkan pendapat responden. Secara deskriptif persentase hasil penelitian
setiap dimensi factor yng mempengaruhi kinerja karyawan PT. Sriwijaya Air
Distrik Medan, dengan tanggapan responden sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5
Setuju (S) : diberi skor 4
Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3
Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1
a. Dimensi Charisma sebagai Variabel X1
Dimensi charisma menunjukkan pengembangan rasa percaya kepada
bawahan. Tanggapan responden mengenai dimensi charisma ini adalah sebagai
berikut:
TABEL 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Charisma
Item Pernyat
aan
SS (5)
S (4)
KS (3)
TS (2)
STS (1)
Total
F % F % F % F % F % F % Skor P1 27 55,10 21 42,86 1 2,04 0 0 0 0 49 100 220
Sumber: hasil pengolahan kuisioner penelitian, 2010
Universitas Sumatera Utara
Pada pernyataan pertama ‘Pimpinan memberi kepercayaan pada saya
dalam bekerja’, terdapat 27 responden (55,10%) menyatakan sangat setuju, 21
responden (42,86%) menyatakan setuju, 1 responden (2,04%) menyatakan
kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju atau sangat
tidak setuju.
b. Dimensi Inspirational Motivation sebagai Variabel X2 Dimensi inspirational motivation adalah menciptakan dan menjaga semangat
bawahan. Tanggapan responden mengenai dimensi inspirational motivation ini
adalah sebagai berikut:
TABEL 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Inspirational Motivation Item
Pernyataan
SS (5)
S (4)
KS (3)
TS (2)
STS (1)
Total
F % F % F % F % F % F % Skor P2 23 46,94 24 48,98 2 4,08 0 0 0 0 49 100 217 P3 25 51,02 24 48,98 0 0 0 0 0 0 49 100 221
Sumber: hasil pengolahan kuisioner penelitian, 2010
Pada pernyataan kedua ‘Pimpinan mampu menciptakan semangat saya
dalam bekerja’, terdapat 23 responden (46,94%) yang menyatakan sangat setuju,
24 esponden (48,98%) menyatakan setuju, 2 resonden (4,08%) menyatakan
kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju atau sangat
tidak setuju.
Pada pernyataan ketiga ‘Pimpinan mendorong saya untuk mencari cara-
cara kerja baru dalam menyelesaikan tugas’, terdapat 25 responden (51,02%)
menyatakan sangat setuju, 24 responden (48,98%) menyatakan setuju, dan tidak
ada responden yang menyatakan kurang setuju, tidak setuju maupun sangat tidak
setuju.
Universitas Sumatera Utara
c. Dimensi Intellectual Stimulation sebagai Variabel X3 Dimensi intellectual stimulation adalah memandang masalah dari sebuah
perspektif yang baru. Tanggapan responden mengenai dimensi intellectual
stimulation ini adalah sebagai berikut:
TABEL 4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Intellectual Stimulation Item
Pernyataan
SS (5)
S (4)
KS (3)
TS (2)
STS (1)
Total
F % F % F % F % F % F % Skor P4 20 40,82 29 50,18 0 0 0 0 0 0 49 100 216
Sumber: hasil pengolahan kuisioner penelitian, 2010
Pada pernyataan keempat ‘Ide-ide pimpinan menjadikan saya memikirkan
kembali beberapa ide saya, yang saya pikir sudah sempurna’, terdapat 20
responden (40,82%) menyatakan sangat setuju, 29 responden (50,18%)
menyatakan setuju, dan tidk ada responden yang menyatakan kurang setuju, tidak
setuju maupun sangat tidak setuju.
d. Dimensi Individualized Consideration sebagai Variabel X4 Dimensi individualized consideration adalah memberikan perhatian khusus
terhadap kebutuhan individu. Tanggapan responden mengenai dimensi
individualized consideration ini adalah sebagai berikut:
TABEL 4.10 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Individualized
Consideration Item
Pernyataan
SS (5)
S (4)
KS (3)
TS (2)
STS (1)
Total
F % F % F % F % F % F % Skor P5 13 26,53 14 28,57 13 26,53 5 10,20 4 8,16 49 100 174 P6 17 34,70 28 57,14 4 8,16 0 0 0 0 49 100 209
Sumber: hasil pengolahan kuisioner penelitian, 2010
Pada pernyataan kelima ‘Pimpinan memberikan perhatian pribadi kepada
saya’, terdapat 13 responden (26,53%) menyatakan sangat setuju, 14 responden
Universitas Sumatera Utara
(28,57%) menyatakan setuju, 13 responden (26,53%) menyatakan kurang setuju,
5 responden (10,20%) menyatakan tidak setuju, dan 4 responden (8,16%) lainnya
menyatakan sangat tidak setuju.
Pada pernyataan keenam ‘Pimpinan memberikan penghargaan jika saya
bekerja dengan baik’, terdapat 17 responden (34,70%) menyatakan sangat setuju,
28 responden (57,14%) menyatakan setuju, 4 responden (8,16%) menyatakan
kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju maupun
sangat tidak setuju.
e. Kinerja Karyawan (Y)
Kinerja karyawan merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seeorang secara
keseluruhan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan dengan derajat kesediaan
dan tingkat kemampuan tertentu. Dalam hal ini, wujud kinerja karyawan dapat
dilihat melalui:
4. Judgement , yaitu kebijakan naluriah dan kemampuan menyimpulkan tugas
sehingga tujuan organisasi tercapai.
5. Produktivitas & kualitas kerja, yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan
dibandingkan dengan waktu yang digunakan, serta ketelitian dan ketepatan
pekerjaan.
6. Kerjasama, yaitu kemampuan bekerja sama dengan orang lain dan sikap yang
konstruktif dalam tim.
Tanggapan responden mengenai Kinerja karyawan ini adalah sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
TABEL 4.11 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Karyawan
Item Pernyat
aan
SS (5)
S (4)
KS (3)
TS (2)
STS (1) Total
F % F % F % F % F % F % Skor P7 19 38,78 29 59,18 1 2,04 0 0 0 0 49 100 214 P8 23 46,94 24 48,98 2 4,08 0 0 0 0 49 100 217 P9 27 55,10 22 44,90 0 0 0 0 0 0 49 100 223 P10 31 63,27 18 36,73 0 0 0 0 0 0 49 100 227 P11 21 42,86 27 55,10 1 2,04 0 0 0 0 49 100 216
Sumber: hasil pengolahan kuisioner penelitian, 2010
Pada pernyataan ketujuh ‘Saya memiliki keterampilan cara kerja tersendiri
dalam menyelesaikan tugas’, terdapat 19 responden (38,78%) menyatakan sangat
setuju, 29 responden (59,18%) menyatakan setuju, 1 responden (2,04%)
menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju
atau sangat tidak setuju.
Pada pernyataan kedelapan ’ Saya memiliki tingkat daya guna hasil kerja
yang memadai’, terdapat 23 responden (46,94%) menyatakan sangat setuju, 24
responden (48,98%) menyatakan setuju, 2 responden (4,08%) menyatakan kurang
setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju ataupun sangat
tidak setuju.
Pada pernyataan kesembilan ’ Bagi saya kualitas kerja adalah yang
utama’, terdapat 27 responden (55,10%) menyatakan sangat setuju, 22 responden
(44,90%) menyatakan setuju, dan tidak ada respoden yang menyatakan kurang
setuju, tidak setuju maupun sangat tidak setuju.
Pada pernyataan kesepuluh ’Saya mampu bekerjasama sebagai anggota
kelompok’, terdapat 31 responden (63,27%) menyatakan sangat setuju, 18
responden (36,73%) menyatakan setuju, dan tidak ada responden yang
menyatakan kurang setuju, tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
Universitas Sumatera Utara
Pada pernyataan kesebelas ’ Saya selalu tepat waktu menyelesaikan tugas
yang diberikan dengan hasil yang memuaskan’, terdapat 21 respoden (42,86%)
menyatakan sangat setuju, 27 responden (55,10%) menyatakan setuju, 1
responden (2,04%) menyatakan kurang setuju, dan tidak terdapat responden yang
menyatakan tidak setuju atau sangat tidak setuju.
C. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar di dapat perkiraan yang tidak
bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria
persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi. Persyaratan asumsi klasik yang
harus dipenuhi adalah :
1. Pengujian Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah
data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang
mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak
menceng ke kiri atau menceng ke kanan (Situmorang, 2010: 91).
Sumber: hasil pengolahan SPSS (2010)
Gambar 4.1 Histogram
Universitas Sumatera Utara
Interpretasi dari gambar 4.1 grafik histogram menunjukkan pola distribusi
normal.
Sumber: hasil pengolahan SPSS (2010) Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa data ( titik-titik menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, berdasarkan
gambar 4.2 maka dapat diambil kesimpulan bahwa telah memenuhi uji normalitas.
2. Pengujian Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untukl menguji apakah dalam model
regresi tidak terdapat ketidaksamaan variance dari satu residual satu pengamatan
ke pengamatan lainnya. Jika variance dari satu residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya tetap maka terjadi homoskedastisitas, bila berbeda maka
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
heteroskedastisitas (Situmorang et al, 2008:65).
Universitas Sumatera Utara
a. Model grafik
Hipotesis: 1). Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu
yang teratur maka regresi mengalami gangguan
heteroskedastisitas.
2). Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola-pola
tertentu yang teratur atau acak maka regresi tidak mengalami
gangguan heteroskedastisitas.
Sumber: hasil pengolahan SPSS (2010) Gambar 4.3 Scatterplot Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa diagram pencar tidak membentuk
pola tertentu karena itu tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengujian Multikolinearitas
Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan
VIP (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS 16.0. Tolrance mengukur
variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable independent
lainnya. Nilai umum biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIP < 5,
maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang et al, 2010:133).
Tabel 4.12 Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
X1 .677 1.478
X2 .553 1.807
X3 .760 1.316
X4 .809 1.236
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : hasil pengolahan SPSS (2010)
Pada Tabel 4.12 menjelaskan mengenai besarnya VIF untuk masing-
masing variabel bebas. Semua variabel bebas mempunyai nilai VIF < 5, sehingga
dapat disimpulkan bahwa masalah multikolinearitas tidak ada.
D. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas (charisma, inspirational motivation, intellectual
stimulation, individualized consideration) terhadap variabel terikat (kinerja
karyawan) pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan. Analisis dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
bantuan SPSS versi 16,0 dengan menggunakan metode enter. Metode enter
digunakan untuk analisis regresi agar dapat mengetahui apakah variabel
independent mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent.
Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk dapat diketahui apakah
variabel independent mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependent.
Tabel 4.13 Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 X4, X1, X3, X2a . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Kinerja
Pada Tabel 4.13 (Variabels Entered/Removed b) menunjukkan hasil
analisis statistik yaitu sebagai berikut :
a. Variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan adalah variabel
independent yaitu (X1, X2, X3, X4) berupa charisma, inspirational
motivation, intellectual stimulation, individualized consideration.
b. Tidak ada variabel independent yang dikeluarkan (removed).
4. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter.
1. Koefisien Determinan (R²)
Determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Determinan (R2) mendekati satu (1)
berarti pengaruh variabel bebas besar terhadap variabel terikat. R2 mendekati
nol(0) berarti pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah kecil.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .924a .853 .840 .81209
a. Predictors: (Constant), X4, X1, X3, X2 Sumber : hasil pengolahan SPSS (2010)
Pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa angka Adjusted R Square atau
determinan sebesar 0,840 berarti variabel bebas yaitu variabel charisma,
inspirational motivation, intellectual stimulation, individualized consideration
mampu menjelaskan terhadap variabel terikatnya yaitu kinerja karyawan pada PT.
Sriwijaya Air Distrik Medan sebesar 84% dan sisanya 16% dijelaskan oleh faktor
lain.
2. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji F untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan
pada model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Langkah – langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
1. Menentukan Model Hipotesis Ho dan Ha.
2. Mencari nilai Ftabel dengan cara mentukan tingkat kesalahan (α) dan
menentukan derajat kebebasan.
3. Menentukan kriteria pengambilan keputusan.
4. Mencari nilai Fhitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 16,0
5. Kesimpulan.
Hasil Pengujian :
1. Model hipotesis yang digunakan adalah
Universitas Sumatera Utara
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Artinya variabel bebas charisma, inspirational motivation, intellectual
stimulation, individualized consideration (X1, X2, X3, X4) secara bersama-
sama tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
(Y) pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0
2. Artinya variabel bebas charisma, inspirational motivation, intellectual
stimulation, individualized consideration (X1, X2, X3, X4) secara bersama-
sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y)
pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan. Ftabel dapat dilihat pada α = 0,05
Dengan derajat pembilang = k - 1 = 5 – 1 = 4
Derajat penyebut = n – k = 49 – 5 = 44, Ftabel 0,05(5,44) = 2,72
3. Mencari nilai Fhitung dengan menggunakan tabel ANOVA dari hasil
pengolahan data SPSS versi 16,0.
Tabel 4.15
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 168.370 4 42.093 63.826 .000a
Residual 29.018 44 .659
Total 197.388 48
a. Predictors: (Constant), X4, X1, X3, X2
b. Dependent Variable: Kinerja Sumber : hasil pengolahan SPSS (2010)
1. Kriteria Pengambilan Keputusan
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%
Universitas Sumatera Utara
Ha diterima jika Fhitung >Ftabel pada α = 5%
2. Dari tabel ANOVA diperoleh Fhitung sebesar 63.826 pada Tabel 4.16 nilai
Fhitung > Ftabel (63.826 > 2,72) pada α = 5% dengan demikian maka Ha
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap kinerja karyawan (Y)
pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan.
3. Uji Parsial (Uji-t)
Uji – t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja karyawan seperti charisma, inspirational motivation,
intellectual stimulation, individualized consideration berpengaruh positif dan
signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT. Sriwijaya Air
Distrik Medan. Langkah – langkah pengujian tersebut adalah:
1. Menentukan Model Hipotesis Ho dan Ha.
2. Mencari nilai ttabel dengan cara mentukan tingkat kesalahan (α) dan
menentukan derajat kebebasan.
3. Menentukan kriteria pengambilan keputusan.
4. Mencari nilai thitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 16,0
5. Kesimpulan.
Hasil Pengujian :
1. Ho : b1 = 0
Artinya variabel bebas charisma, inspirational motivation, intellectual
stimulation, individualized consideration (X1, X2, X3, X4) secara parsial tidak
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT. Sriwijaya Air
Distrik Medan.
Ha : b1 ≠ 0
Artinya variabel bebas charisma, inspirational motivation, intellectual
stimulation, individualized consideration (X1, X2, X3, X4) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT. Sriwijaya Air
Distrik Medan.
2. ttabel diperoleh dengan derajat bebas (df) = n – k
n = jumlah sampel = 49
k = jumlah variabel yang digunakan = 5
derajat kebebasan (df) = n – k = 49 – 5 = 44
Uji – t yang dilakukan adalah ttabel 0,05 (44) = 2,20
3. Kriteria Pengambilan Keputusan
Ho diterima jika -ttabel < thitung < ttabel pada α = 5%
Ha diterima jika thitung < -ttabel atau > ttabel pada α = 5
Tabel 4.16 Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .403 1.390 .290 .773
X1 .839 .262 .225 3.203 .003
X2 1.199 .185 .504 6.482 .000
X3 1.424 .271 .349 5.260 .000
X4 .149 .085 .113 1.758 .086
a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : hasil pengolahan SPSS (2010)
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 4.21 diperoleh hasil regresi linear berganda yaitu: Kinerja = 0.403 + 0,839 Charisma (X1) + 1,199
Inspirational Motivation (X2) + 1,424 Intellectual Stimulation (X3) + 0,149 Individualized Consideration (X4), dengan
demikian pengaruh setiap variabel secara parsial sebagai berikut :
1. Variabel Charisma (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan, hal ini terlihat dari signifikan 0,003 < 0,05. Untuk nilai thitung > ttabel
(3,203 > 2,20) artinya jika variabel Charisma ditingkatkan sebesar satu satuan
(unit) maka kinerja karyawan (Y) akan meningkat sebesar 0.839 satuan.
2. Variabel Inspirational Motivation (X2) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan, hal ini terlihat dari signifikan 0,000 < 0,05.
Dimana nilai thitung > ttabel (6,482 > 2,20) artinya bila ditingkatkan inspirational
motivation sebesar satu satuan maka kinerja karyawan (Y) akan meningkat
sebesar 1,199 satuan.
3. Variabel Intellectual Stimulation (X3) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan, hal ini terlihat dari signifikan 0,000 < 0,05. Dan
nilai thitung > ttabel (5,260 > 2,20) artinya bila ditingkatkan Intellectual
Stimulation sebesar satu satuan maka kinerja karyawan (Y) akan meningkat
sebesar 1,424 satuan.
4. Variabel Individualized Consideration (X4) berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini terlihat dari signifikan 0,086 <
0,05. Dimana nilai thitung < ttabel (1,758 < 2,20) artinya walaupun ditingkatkan
Individualized Consideration sebesar satu satuan maka kinerja karyawan (Y)
tidak akan meningkat sebesar 0,149.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian “Analisis
Transformational Leadership Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Sriwijaya
Air Distrik Medan” maka peneliti mengambil kesimpulan atas penelitian yang
telah dilakukan dan memberikan saran yang diharapkan bermanfaat bagi
perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, penulis memberikan kesimpulan
serta memberikan saran yang mungkin akan bermanfaat bagi perusahaan PT.
Sriwijaya Air khususnya Distrik Medan untuk memperbaiki kekurangannya dalam
upaya peningkatan kinerja organisasi dengan meningkatkan kinerja karyawan
melalui kepemimpinan transformasional (transformational leadership). Adapun
faktor – faktor strategi pemasaran konvergensi terhadap loyalitas pelanggan
adalah sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Uji-F menyatakan secara simultan variabel bebas charisma, inspirational
motivation, intellectual stimulation, individualized consideration (X1, X2, X3,
X4) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan (Y) pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan. Sehingga model ini
layak untuk diteliti.
2. Uji-t menyatakan secara parsial bahwa diantara variabel yang berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, ternyata variabel
intellectual stimulation (X3) dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, dan nilai
Universitas Sumatera Utara
thitung > ttabel (5,260 > 2,20) mempunyai pengaruh positif dan signifikan yang
paling dominan diantara variabel charisma (X1) dimana signifikansinya 0,003
< 0,05, nilai thitung > ttabel (3,203 > 2,20) dengan tingkat nilai satuannya sebesar
0.839. Demikian juga dengan inspirational motivation (X2) yang memiliki
signifikansi 0,000 < 0,05 dan nilai thitung > ttabel (6,482 > 2,20) dengan tingkat
satuannya sebesar 1,199. Sedangkan bila variabel intellectual stimulation
ditingkatkan sebesar satu satuan maka kinerja karyawan (Y) akan meningkat
sebesar 1,424 satuan. Sementara variabel lain yaitu variabel individualized
consideration (X4) hanya memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap kinerja karyawan, hal ini terlihat dari signifikansi 0,086 < 0,05,
dimana nilai thitung < ttabel (1,758 < 2,20) artinya walaupun ditingkatkan
individualized consideration sebesar satu satuan maka kinerja karyawan (Y)
tidak akan meningkat sebesar 0,149.
3. Melalui indentifikasi determinan diketahui bahwa nilai R2 sebesar 84% artinya
kinerja karyawana PT. Sriwijaya Air Distrik Medan dipengaruhi oleh variabel
charisma, inspirational motivation, intellectual stimulation, individualized
consideration.
B. Saran
1. Perusahaan hendaknya berupaya untuk dapat menerapkan gaya kepemimpinan transformasional
(transformational leadership) dalam kepemimpinan perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja karyawan
karena terbukti memberikan kontribusi lebih baik dalam peningkatan kinerja karyawan sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai dengan lebih optimal.
2. Adapun yang perlu diperhatikan oleh pemimpin perusahaan dalam menerapkan gaya kepemimpinan
transformasional adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Charisma
Pemimpin hendaknya mampu menumbuhkan kepercayaan dan rasa hormat kepada bawahan. Pemimpin
karismatik adalah pemimpin yang mampu menimbulkan emosi-emosi yang kuat. Pemimpin
diindentifikasikan sebagai panutan oleh karyawan, dipercaya, dihormati, dan memiliki visi yang jelas.
Dengan kekuatan dan pengaruh yang dimilikinya, pemimpin karismatik mudah mengarahkan
karyawannya untuk mencurahkan seluruh tenaga dan pikirannya bagi kepentingan perusahaan yang
mengarah kepada tercapai apa yang menjadi tujuan perusahaan.
2. Inspirational Motivation
Pemimpin hendaknya mampu memotivasi karyawan dalam
menjalankan roda perusahaan. Pemimpin juga hendaknya mampu
menciptakan suasana keterbukaan dan kepercayaan. Pemimpin
inspirasional mampu membangkitkan semangat atau antusiasme
karyawan terhadap tugas-tugas perusahaan.
3. Intellectual Stimulation
Pemimpin hendaknya mampu mengembangkan rasionalitas dan
kreativitas karyawan, menghargai ide-ide karyawan, serta melibatkan
karyawan dalam pemecahan masalah. Pemimpin hendaknya mampu
mendorong karyawannya untuk memunculkan ide-ide baru dan solusi
kreatif atas masalah-masalah yang dihadapi.
4. Individualized Consideration
Pemimpin hendaknya memberikan perhatian secara individual pada
kebutuhan untuk berprestasi, dalam menghargai perbedaan individual,
dan dalam memberikan pengarahan kepada karyawan.
Universitas Sumatera Utara