bab iii identifikasi data a. profil perusahaan 1. solo ... · pertunjukan diperluas menjadi seni...
TRANSCRIPT
39
BAB III
IDENTIFIKASI DATA
A. Profil Perusahaan
1. Solo International Performing Arts (SIPA).
a. Sejarah.
Solo International Performing Arts (SIPA), adalah sebuah event
berskala internasional yang diadakan oleh Walikota dan Pemerintah Kota
Surakarta satu tahun sekali di Kota Solo. Sekretariat berlokasi di Jl. Kedasih
No. 22 Kerten Solo.
Pada bulan Januari tahun 2009, SIPA awalnya dicetuskan oleh Ibu
Irawati Kusumorasri bersama dengan para seniman dan budayawan Kota Solo
sebagai pertunjukan tari bernama Solo Dance Festival. Namun setelah
kembali dibicarakan, pertunjukan tari dinilai terlalu sempit, maka jenis
pertunjukan diperluas menjadi seni tari, seni musik, dan seni teater namun
tidak menutup kemungkinan akan merambah pada aspek seni yang lain, maka
namanya berubah menjadi Solo International Performing Arts (SIPA).
Pada bulan Februari 2009 Ibu Irawati mengunjungi Bapak Jokowi
selaku Walikota Solo saat itu untuk membicarakan SIPA tanpa proposal
samaskali. Tanpa diduga, Pak Jokowi menyetujui dan menjanjikan realisasi
event tersebut. Perbincangan antara Bapak Jokowi dan Ibu Irawati dibahas
dalam rapat bersama Kepala Dinas Pariwisata.
Beberapa minggu setelah rapat tersebut, Ibu Irawati dipanggil oleh
Bapak Purnomo, selaku Kepala Dinas Pariwisata Kota Solo untuk merancang
proposal SIPA, diberi mandat untuk menjadi Ketua Umum SIPA dan segera
melaksanakannya.
40
Pada awalnya, SIPA dijadwalkan 2 tahun sekali oleh pemkot agar bisa
mengatur bermacam-macam event budaya internasional di Kota Solo
berselang seling dan tidak terjadi bentrok jadwal dengan event lain. Namun,
Bapak Jokowi menginginkan SIPA diadakan 1 tahun sekali dengan tujuan
agar branding SIPA ke masyarakat lebih cepat, efektif, dan terpatri kuat di
benak penonton.
Seiring dengan dibutuhkannya tenaga tambahan, Ibu Irawati meminta
bantuan dari dosen FISIP UNS untuk mengirimkan 2 mahasiswa komunikasi
andalan yang bisa melaksanakan rekruitmen panitia.
SIPA yang saat itu sudah dijadwalkan pada bulan Juni 2009, atas
bantuan 2 mahasiswa komunikasi UNS mendapatkan para volunteer yang
handal dan dapat mewujudkan SIPA dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan.
b. Tujuan, Sasaran dan Multi Effect SIPA.
1) Tujuan
Solo International Performing Arts (SIPA) sebagai ruang
pertemuan beragam seni pertunjukan untuk kemudian menyuarakan
penyelamatan, pelestarian,dan keseimbangan bumi. Dengan SIPA,
Solo akan menjadi jembatan bertemunya berbagai ragam bentuk dan
jenis yang ada dalam wilayah seni pertuunjukan. Maka SIPA akan
menjadi wajah baru dari Kota Solo yang akan semakin terkukuhkan
sebagai Kota Budaya.
Jika sudah tergelar, SIPA tak hanya bicara soal panggung
pertunjukan di wilayah budaya. Tapi pemberdayaannya akan
menembus batas wilayah bahkan ke bidang ekonomi dan sosial. Lalu
akhirnya akan menjadi sarana untuk membumikan Kota Solo dan
Nusantara.
41
2) Sasaran
Energi kehidupan yang menjadi kekuatan komunitas atupun
kelompok masyarakat seni pertunjukan baik dari dalam maupun luar
negeri. Kehidupa komunitas masyarakat seni pertunjukan memiliki
sumber energi dengan kekuatan yang luar biasa. Begitu pun dengan
masyarakat pendukungnya yang kemudian membentuk semacam
kultur budaya. Inilah yang dijalin dan disatukan dalam semangat SIPA.
Menjalin kekuatan komunitas dan kelompok masyarakat seni
pertunjukan di Kota Budaya untuk kemudian melakukan relasi dengan
masyarakat dari manca negara. Menumbuhkan kesatuan semangat
bersama melalui panggung SIPA baik untuk seniman ataupun
masyarakat pendukung. Sekaligus memberikan pendidikan kepada
masyarakat luas akan kekuatan seni pertunjukan itu sendiri.
3) Multiplayer Effect
SIPA merupakan sebuah festival pertunjukan dunia dan ini kita
lihat Solo sebagai pusat budaya jawa. Solo tidak memiliki sumber daya
alam, namun memiliki sumber daya manusia & budaya yang cukup
kuat. Solo butuh suatu event yang bisa mencuatkan Solo di mata dunia
dan menjadi perhatian.
SIPA menjadi daya tarik Kota Solo agar para wisatawan datang
ke Solo, agar bertamasya di Solo, agar minat di Solo, dapat mengenal
kuliner khas Kota Solo, membeli souvenir, dan jalan-jalan. Artinya,
event ini sebagai daya tarik pariwisata Kota Solo dan memiliki
multiplayer effect. Multiplayer effect nya yakni perhotelan Solo bisa
maju, kuliner laris, souvenir bisa maju bisa maju diakibatkan
kreatifitas para perajin souvenir dalam berproduksi semakin baik.
Dengan demikian kehidupan masyarakat Kota Solo dapat lebih
42
meningkat dan lebih makmur. Inilah tujuan inti SIPA selain sebagai
festival seni pertunjukan. Hingga semakin lama masyarakat bisa
melihat bahwa SIPA dapat menjadi mercusuar di dunia.
SIPA bisa menjadi daya tarik dunia menengok Kota Solo.
Dengan harapan harapan wisatawan yang datang ke SIPA dari mana-
mana yakni dalam negeri lain daerah maupun luar negeri. Para
pendatang sebisa mungkin diperlakukan dengan sangat baik agar
mereka pulang membawa kesan yang baik dan dapat menyebarkan
info yang baik tentang keramahan, keamanan, kenyamanan,
penginapan yang murah, kuliner yang enak dan murah di Kota Solo,
hingga iklan dari mulut ke mulut ini diharapkan tepat sasaran, cepat,
dan efektif. Inilah efek SIPA ke luar.
c. Struktur Organisasi
SIPA adalah sebuah event berskala internasional yang memiliki
struktur perorganisasian di berbagai divisi yang disebut SIPA Community.
Struktur organisasi tersebut sangatlah penting untuk menjalankan tugas
organisasi agar dapat berjalan dengan baik dan lancar.
43
d. Logo (Corporate Identity)
Font yang digunakan pada logo Solo International Performing Arts ini
menggunakan Calibri Body dan shape yang membentuk huruf SIPA dibuat
menggunakan corel draw. Tim kreatif SIPA mengubah titik pada huruf “i”
dengan membuat salah satu motif batik dengan tujuan memberikan kesan
bahwa SIPA sebagai event international tidak melupakan “asal” yakni Solo
yang dikenal sebagai Kota Batik.
Warna merah bata/coklat tua yang digunakan melambangkan
kedinamisan dan keselarasan yang menyatu didalam kesederhanaan sebuah
seni pertunjukan. Selain itu , warna merah bata juga melambangkan intensitas
dan keinginan besar untuk selalu maju. Dalam budaya oriental, merah sangat
disukai karena memiliki arti bahagia. Warna hitam yang digunakan
melambangkan ketepatan, kekuatan, dan memberi kesan elegan dan anggun.
Kemudian untuk warna emas pada motif batik yang diambil dari warna logam
mulia ini menyimbolkan kemewahan dan kekayaan bagi penggunanya, juga
menunjukkan kekekalan dan kesetiaan.
44
e. Deskripsi Perusahaan
Diresmikan pada : Januari 2009
Susunan Kepanitiaan :
Pelindung : Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Ibu Mari Elka Pangestu
Ibu Nina Akbar Tanjung
Walikota Surakarta
Ir. H. Joko Widodo
Wakil Walikota Surakarta
FX. Hadi Rudyatmo
Penasehat : Amna. S. Kusumo
Penanggung Jawab : Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata
Drs. Widdi Srihanto, M.M.
Ketua Umum : Dra. Irawati Kusumorasri M.Sn
Sekretaris : Drs. Budi Sartono, M.Si
Yuli Mardiyah
Ika Pina
45
Bendahara : Wijayanti Puspita Ningrum
Devita Wendy
Divisi Delegasi : Nur Dewati
Mimi Zulaikha
Divisi Produksi : Wisnu Adi Nugroho, A.Md
Muhammad Zaenal Al Anshori
Heri Setiono
Kharis Pramono
Adinda Faya
Maulana Widhianto
Divisi Humas : Krisna Dewa
Muhammad Defi Aryanto
Willy Apriliyadi
Fauzan Natsir
Aqmarina Rasika
Hana Sisworini
Tiyas Arum. S
46
Divisi Bazaar : Drs. Arisiani Saccharina
Pradina Kurnia
Liliana Amorita
Adrian GIta
Divisi Sponsorship : Gareng Sriharyanto
Priyo Hadi Susanto
Retno Astuti
Vanessa Swastika Kusuma
Trisa Femita
Khabibah Sholikhah
Sinta Damastri
Teguh Saudi
Ritta Roesmayasari
Ayu Shinta Dewi
Gilang
Divisi Liaison Officer : Riza Agustine Chandraningrum
Albertus Agung Yuwono
47
Divisi Acara : Indah Sri Laksitoningrum, S.Sn
Martini Ratna, S.Sn
Hening, S.Sn
Wiyoto
Ninin
Wahyu Suryani Wulandari
Betty Amalina Rahmawati
Wiwik Endang Lestari
Phytag Kurniasari
Penata Panggung : Nur Hadi, A.Md
Tria Vita
Suroyo Sidik Pramono
Perkap & Transportasi : M. Syafi’i
Bristan Ragil. P
Eko
Innocentius Aditya P.S
48
Akomodasi : Valentina, S.Sn
Cahyo Hartanto
Telepon : 0271 – 726178
0857 1255 2523
Alamat : Jalan Kedasih No.22 Kerten Solo
Fax :
Email : [email protected]
Website : http://www.sipafestival.com/
49
f. Jejak SIPA
a. SIPA 2009
Solo International Performing Arts tahun 2009 yang mengangkat tema
“Art Brings Unity, Unity Brings Harmony” hadir untuk menjadikan
performing arts sebagai alat pemersatu semangat kebersamaan. Beragam
sajian pertunjukan yang dilaksanakan pada tanggal 7-10 Agustus 2009 di
Pamedan Mangkunegaran Solo ini diharapkan bisa menjadi jembatan
bertemunya berbagai ragam dan jenis pertunjukan seni etnik (tradisi), modern
atau pun kontemporer.
Sebagai salah satu bagian dari kehidupan budaya (intangible), SIPA
2009 juga dijadikan sebagai sarana untuk menjalin kekuatan-kekuatan
komunitas dan masyarakat seni pertunjukan di Kota Budaya dengan daerah
lain untuk kemudian melakukan relasi dengan masyarakat dari mancanegara.
50
Selain itu, hadirnya delegasi-delegasi yang tampil di SIPA 2009,
semakin menumbuh kembangkan kesatuan semangat bersama baik untuk
seniman atau pun masyarakat, memberikan pendidikan kepada masyarakat
luas akan kekuatan dunia seni pertunjukan sekaligus berharap munculnya
multi efek dari kegiatan tersebut. Baik itu sosial, ekonomi atau pun politik
terkait dengan ketahanan budaya.
Pamedan Pura Mangkunegaran sebagai tempat berlangsungnya SIPA
2009, memiliki nilai heritage yang tinggi, hal ini seiring dengan sejarah
perkembangan kadipaten Mangkunegaran yang didirikan oleh Pangeran
Sambernyawa pada bulan Maret 1757. Di luar itu letaknya juga strategis
karena berada di tengah kota.
Selain itu mengingat Pura Mangkunegaran sebagai salah satu tempat
bersejarah maka diharapkan dapat sekaligus mempromosikan Pura
Mangkunegaran kepada dunia. Tentu saja melalui partisipasi para delegasi
yang menjadi peserta di SIPA 2009.
51
Peserta selain dari komunitas seniman lokal juga akan melibatkan
seniman-seniman dari dalam dan luar negeri. Mereka yang terlibat sudah
melalui proses seleksi yang ketat, sehingga telah memenuhi kriteria. Adapun
peserta yang terlibat adalah sebagai berikut:
1. Eko Supriyanto, Solo Dance Studio menampilkan seni tari.
2. Korean Choir Performance menampilkan paduan suara.
3. Otto Sidharta, Jakarta menampilkan seni musik.
4. Slamet Gundono, solo menampilkan wayang suket.
5. Chinese Opera Institute, Singapura menampilkan opera China.
6. Luo Chao-yun’s Music Company, Taiwan menampilkan seni musik.
7. Chinese Opera Institute, Singapura menampilkan opera China.
8. Denmark menampilkan seni musik.
9. Philipina menampilkan seni tari dan musik.
10. Atas Bumi Bawah Langit, Muntilan menampilkan seni tari.
11. Sahita, Solo menampilkan seni tari.
12. Memet Chairul Slamet, Yogyakarta menampilkan seni musik
kontemporer
13. Philipina menampilkan seni tari dan musik.
14. Martion, Sumatera Barat menampilkan seni tari.
15. The Gadhon Mataraman, Yogyakarta menampilkan seni musik.
16. Seni Sumedang, Jawa Barat menampilkan seni musik dan tari.
17. Kito Siopo, Jepang menampilkan seni musik kontemporer.
18. Akademi Seni Mangkunegaran (ASGA), Solo menampilkan seni
tari.
19. Lixse Aguilar, Venezuela menampilkan seni tari.
20. Sendratasik Unesa, Surabaya menampilkan seni tari.
21. Malire, Bandung menampilkan seni musik kontemporer.
22. Etno Ensamble, Solo menampilkan seni musik kontemporer.
52
Jadwal acara SIPA 2009.
a. Jadwal Pre-Event:
1. Pusat Perbelanjaan Solo Square tanggal 22 Juli 2009 jam 15.30 WIB
2. Lor In Hotel tanggal 24 Juli 2009 jam 19.00 WIB
3. Galabo (Beteng Trade Centre) tanggal 25 Juli 2009 jam 20.00 WIB
b. Jadwal Main Event:
1. Tanggal 7 Agustus 1009
Penampilan Delegasi:
1. Eko Supriyanto, Solo Dance Studio menampilkan seni tari.
2. Korean Choir Performance menampilkan paduan suara.
3. Otto Sidharta, Jakarta menampilkan seni musik.
4. Slamet Gundono, solo menampilkan wayang suket.
5. Chinese Opera Institute, Singapura menampilkan opera China.
53
2. Tanggal 8 Agustus 2009
Penampilan Delegasi:
1. Luo Chao-yun’s Music Company, Taiwan dengan seni musik.
2. Chinese Opera Institute, Singapura menampilkan opera China.
3. Denmark menampilkan seni musik.
4. Philipina menampilkan seni tari dan musik.
5. Atas Bumi Bawah Langit (ABBAL), Muntilan menampilkan seni tari.
6. Sahita, Solo menampilkan seni tari.
3. Tanggal 9 Agustus 2009
Penampilan Delegasi:
1. Memet Chairul Slamet, Yogyakarta dengan seni musik kontemporer.
2. Philipina menampilkan seni tari dan musik.
3. Martion, Sumatera Barat menampilkan seni tari.
4. The Gadhon Mataraman, Yogyakarta menampilkan seni musik.
5. Seni Sumedang, Jawa Barat menampilkan seni musik dan tari.
54
4. Tanggal 10 Agustus 2009
Penampilan Delegasi:
1. Kito Siopo, Jepang menampilkan seni musik kontemporer.
2. Akademi Seni Mangkunegaran (ASGA), Solo menampilkan seni tari.
3. Lixse Aguilar, Venezuela menampilkan seni tari.
4. Sendratasik Unesa, Surabaya menampilkan seni tari.
5. Malire, Bandung menampilkan seni musik kontemporer.
6. Etno Ensamble, Solo menampilkan seni musik kontemporer.
55
b. SIPA 2010
Pada tahun 2010, SIPA mengangkat tema “Nature Inspires The Soul
Of Art”. Peradaban sebuah kota bisa terus hidup dan tumbuh dimulai dari
kebudayaan masyarakatnya. Kalau ada pertanyaan, dari mana kebudayaan itu
bisa ditandai? Salah satu yang sederhana ada pada kehidupan kesenian
masyarakatnya.
Solo adalah Kota Budaya, maka Solo pasti juga memiliki kekuatan
kehidupan kesenian yang hidup dan tumbuh dengan baik di masyarakatnya.
Tapi bagaimana kemudian kekuatan itu bisa menjadi energi bagi tumbuh dan
berkembangnya kota Solo? Inilah di antaranya semangat dari Solo
International Performing Art (SIPA) 2010.
SIPA hadir dari sebuah pemikiran untuk menggali potensi seni
pertunjukan sebagai bagian dari kehidupan budaya. SIPA ada karena
56
keinginan untuk terus mendewasakan kehidupankota. Dan SIPA lahir karena
berangkat dari semangat masyarakat. Dari dan milik masyarakat Solo.
Solo International Performing Arts (SIPA) yang diselenggarakan di
Pamedan Istana Mangkunegaran Solo pada tanggal 16-18 Juli 2010
mengambil tema kesenian rakyat, dimana jenis kesenian ini memiliki
keunikan yang layak untuk diangkat sekaligus sebagai tema pergelaran
berskala internasional.
Tak sekedar bicara persoalan estetika semata. Tetap juga berbicara
tentang kehidupan alam dan masyarakat pendukungnya, lalu kearifan lokal
pun sarat terkandung di dalamnya. Dalam pertunjukan SIPA 2010 delegasi
yang akan tampil diantaranya :
1. Wargo Budhoyo – Magelang, Jawa Tengah
2. Markt Allhau – Austria
3. Warisan Budaya Seni Melayu – Bangka Belitung
4. Seni Sumedang – Sumedang, Jawa Barat
5. Universitas Malaysia Sabah – Malaysia
6. ISI Dendasar – Bali
7. Sanggar Fitria dan Padepokan Kalang Kamuning – Bandung
8. Teater Lungit – Solo, Jawa Tengah
9. Oxana Chi – Jerman
10. Jiyu Luay – Kutai, Kalimantan
11. Timor Leste – Timor Leste
12. Danil Millan Cabrera – Mexico
13. Malang Dance – Malang, Jawa Timur
14. Ngurah Sudibya – Bali
15. Darma Giri Budaya – Wonogiri, Jawa Tengah
57
16. Lambangsari – Jepang
17. Teater Payung Hitam – Bandung, Jawa Barat
18. Universitas Negeri Medan – Medan, Sumatra Utara
19. Tari Tradisional – India
20. Pring Sedhapur – Banyumas, Jawa Tengah
21. Gangsadewa – Yogyakarta
Jadwal acara SIPA 2010.
a. Jadwal Pre-Event
1. Baksos SIPA yang ditujukkan kepad Abdi Dalam Mangkunegaran pada
tanggal 25 Februari 2010 jam 11.00 WIB bertempat di Taman
Balekambang Solo.
2. Sarasehan Budaya pada tanggal 27 Maret 2010 jam 09.00 WIB
bertempat di Loji Gandrung Solo.
3. Pengobatan Gratis pada tanggal 25 April 2010 jam 09.00 WIB beretmpat
di Kampung Seniman Kadipiro Nusukan Solo.
4. Pentas Budaya pada tanggal 21 Mei 2010 jam 15.00 WIB bertempat di
Hall Room Solo Square.
5. Pentas Budaya pada tanggal 27 Mei 2010 jam 19.00 WIB bertempat di
Kampoeng Ikan Solo.
58
b. Jadwal Main Event
1. Tanggal 16 Juli 2010
Penampilan delegasi:
1. Prosesi Pembukaan SIPA 2010
2. Margo Budhoyo : Magelang, Jawa Tengah
3. Volkstanzgruppe Markt Allhau Buchschachen : Austria
4. Payung Hitam : Bandung, Jawa Barat
5. Universitas Malaysia Sabah : Malaysia.
6. Warisan Budaya Seni Melayu : Bangka Belitung
7. Seni Sumedang : Sumedang, Jawa Barat
2. Tanggal 17 Juli 2010
Penampilan delegasi:
1. Teater Langit : Solo, Jawa Tengah
2. Seni Pemerintah Provinsi Bali : Bali
3. Oxana Chi : Jerman
4. Sanggar Fitria dan Padepokan Kalang Kamuning : Bandung, Jawa Barat
5. Jiyu Luay : Kutai, Kalimantan
59
6. Malang Dance : Malang, Jawa Timur
7. Timor Leste : Timor Leste
3. Tanggal 18 Juli 2010
Penampilan delegasi:
1. Darma Giri Budaya : Wonogiri, Jawa Tengah
2. Lambangsari : Jepang
3. Ngurah Sudibya : Bali
4. Universitas Negeri Medan : Medan, Sumatra Utara
5. Tari Tradisional : India
6. Pring Serentet : Banyumas, Jawa Tengah
7. Gangsadewa : Yogyakarta
60
c. SIPA 2011
Solo International Performing Art (SIPA) tak akan pernah berhenti
untuk selalu memberikan energi bagi kehidupan budaya di Kota Solo. Di
setiap pergelarannya, tentu dengan seni pertunjukan sebagai sumber
energinya, selalu ada semangat untuk menggali dan terus menggali agar
pergelaran bisa semakin baik dan akan terus semakin baik. Tahun 2011 SIPA
mengusung The Glory Of Mask sebagai tema pergelarannya, itu sesungguhnya
juga menjadi bagian dari semangat tersebut. Betapa pemilihan tema itu
sesungguhnya juga menjadi bagian dari proses penggalian dari energi seni
pertunjukan. Bukan tanpa sebab dan datang begitu saja. Justru sebaliknya ada
proses pemikiran berulang-ulang yang akhirnya menemukan sebuah jawaban
tentang kepantasan dan kelayakan.
61
Dalam wilayah kebudayaan, ketika menyebut topeng tentu tak hanya
akan berhenti pada wajah yang artifisial. Namun di luar itu, sesungguhnya
topeng juga banyak mengandung berbagai hal menarik dari kehidupan
masyarakat pendukungnya. Tentang wilayah, adat dan tradisi, serta kehidupan
masyarakat lain yang masih banyak tersimpan di sebalik karakteristik topeng.
Inilah yang akan coba digali sebagai semangat dari SIPA 2011.
Akhirnya, jika panggung SIPA 2011 akan dihiasi banyak topeng dari
berbagai masyarakat etnis baik dari dalam maupun luar negeri, pandanglah itu
sebagai daya energi seni pertunjukan yang sedang dikumpulkan kekuatannya.
Lalu di Pamedan Pura Mangkunegaran, selama tiga malam
penyelenggaraannya (1-3 Juli 2011), kekuatan itu akan digunakan untuk
semakin menghidupkan Solo sebagai Kota Budaya.
Adapun delegasi yag akan tampil di SIPA 2011 diantaranya :
1. Hahoe Pyolshin-Gut T’al-nori – Korea
2. Didik Nini Thowok – Yogyakarta
3. Sanggar Seni Al- Ashri – Makasar
4. Janis Brenner – USA
5. Kelompok Satu Sanggar Sape’- Pontianak
6. Daya Presta – Jakarta
7. Ronnarong Khampha – Thailand
8. Teater Aron – Medan
9. Jawaharlal Nehru Indian Culture Center - India
10. I Nyoman Sura- Bali
11. Saung Udjo – Bandung
12. Universiti Malaysia Sabah – Malaysia
13. Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cirebon
62
14. Leineroebana – Belanda
15. Los Peyoteros - Thailand
16. Sruti Respati – Solo
17. Penyayi lead Nadina Tottemo
Jadwal Acara SIPA 2011
a. Jadwal Pre-Event
1. Ngarsopuro Night Market pada tanggal 21 Mei 2011 pukul 19.00 –
selesai.
2. Solo Grand Mall pada tanggal 4 Juni 2011 pada pukul 19.00 – selesai.
3. Solo Square pada tanggal 11 Juni 2011 pada pukul 19.00 – 21.00.
b. Jadwal Main Event
1. Jumat, 1 Juli 2011
Penampilan delegasi:
1. Prosesi pembukaan SIPA 2011
2. Hahoe Pyolshin-Gut T’al-nori – Korea
3. Didik Nini Thowok – Yogyakarta
4. Sanggar Seni Al- Ashri – Makasar
5. Janis Brenner – USA
6. Kelompok Satu Sanggar Sape’- Pontianak
7. Daya Presta – Jakarta
63
2. Sabtu, 2 Juli 2011
Penampilan delegasi:
1. Ronnarong Khampha – Thailand
2. Teater Aron – Medan
3. Jawaharlal Nehru Indian Culture Center - India
4. I Nyoman Sura- Bali
5. Saung Udjo – Bandung
3. Minggu, 3 Juli 2011
Penampilan delegasi:
1. Universiti Malaysia Sabah – Malaysia
2. Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cirebon
3. Leineroebana – Belanda
4. Los Peyoteros
5. Sruti Respati – Solo
6. Prosesi penutupan SIPA 2011 beserta Penyanyi lead Nadina Tottemo
64
d. SIPA 2012
Ketika seni pertunjukan menjadi spirit gerakan penyelamatan bumi dan
segala kehidupannya. Performing arts atau seni pertunjukan bisa diartikan
sebagai salah satu bagian dari kehidupan budaya. Dengan pengertian tersebut
maka seni pertunjukan di Kota Solo bisa mendukung sebutan sebagai Kota
Budaya.
65
SIPA 2012 tak sekedar memfungsikan seni pertunjukan untuk
keperluan persoalan kesenian. Namun dari seni pertunjukan, baik itu dari
wilayah tradisi atau pun dari wilayah modern, SIPA 2012 juga harus bisa
menjadi sarana untuk memunculkan semangat kebersamaan.
Menjadikan performing arts atau seni pertunjukan sebagai alat
pemersatu semangat kebersamaan. Seni pertunjukan yang dimaksud bisa dari
wilayah etnik (tradisi), modern atau pun kontemporer. Sementara bentuk
pertunjukan bisa berupa sajian seni tari, teater atau pun musik.
Jika seni pertunjukan itu telah hadir dengan berbagai latar belakang
kultur budaya, energinya akan disatukan dalam sebuah semangat yang sama.
Menjadi sebuah pergelaran akbar berskala internasional yang dikenal dengan
titelnya :
Solo International Performing Arts (SIPA) 2012 Save Our World
Better Future.
Dalam pertunjukan SIPA 2012 delegasi yang akan tampil diantaranya :
1. Independent Expression – Solo
2. Mugiyono Kasido – Solo
3. Sujiwo Tedjo
4. SuvarnaBhumi – Jogjakarta
5. Teater Tetas – Jakarta
6. Ully Sigar Rusadi – Jakarta
7. Krakatau Steel
8. Bantus Capoeira – Brazil
9. Eisa – Jepang
10. Guizhi Teater – Taiwan
66
11. Hohgakubu – Jepang
12. The Heliosphere – British Council
13. TEATRO BOL-ANON UG KAUBAN – Philipine
Jadwal acara SIPA 2012
a. Jadwal Pre-Event
1. Atrium Solo Grand Mall pada tanggal 21 Juni 2012 pukul 19.00 WIB.
2. Lobby Atrium Solo Paragon Mall pada tanggal 17 Juli 2012 pukul
19.00 WIB.
b. Jadwal Main Event
1. Jum’at, 28 September 2012
Penampilan delegasi:
1. The Heliosphere (British Council – Inggris )
2. Ully Sigar Rusadi ( Jakarta )
3. Eisa Dance ( Okinawa, Jepang )
4. Sujiwo Tedjo ( Jakarta )
67
2. Sabtu, 29 September 2012
Penampilan delegasi:
1. Carel Kraayenhof ( Netherlands )
2. Duta Seni Krakatau Steel ( Banten )
3. Guizi Theater (Taiwan )
4. Independent Expression ( Solo )
5. Lutgardo Luga Labat ( Philipina )
3. Minggu, 30 September 2012
Penampilan delegasi:
1. Hohgakubu Tohoku (Jepang )
2. Mugi Dance ( Solo )
3. Bantus Capoeira ( Brazilia )
4. Teater Tetas ( Jakarta )
5. Suvarnabhumi ( Yogyakarta )
g. Lokasi Sekretariat SIPA
SIPA telah memiliki sekretariat yang merangkap dengan sanggar tari
bernama Semarak Chandra Kirana Art Center milik Ibu Irawati. Pendirian
sekretariat ini ditujukan agar panitia memiliki ruang untuk berkegiatan terkait
dengan SIPA mulai dari tempat latihan koreografi, proses pengolahan media
promosi, video klip, hingga sebagai tempat diadakan konferensi pers bersama
dengan media partner. Lokasi sekretariat SIPA berada di Jl. Kedasih No. 22
Manahan, Kerten, Solo.
68
h. Penghargaan
Solo International Performing Art (SIPA), adalah menjadi jawaban
dari penyatuan semangat antar seni pertunjukan tersebut. Sebuah event
berskala internasional yang di antaranya akan menyatukan semangat
masyarakat pendukung seni pertunjukan untuk kemudian bersama
membumikan Kota Solo sebagai Kota Budaya. Hal ini membuat SIPA
mendapatkan penghargaan dari beberapa media partner, sponsorship
partner, dan Pamedan Pura Mangkunegaran.
1) Best of Main Sponsorship 2009-2011 dari Bank Jateng dan Adira Finance
2) Best International Performing Arts 2009 dari Solopos Award
3) Best International Festival 2009 dari Solopos FM
4) Pamedan Pura Mangkunegaran Award 2009
Gambar: dokumentasi pribadi
69
i. Promosi dan Kampanye yang Pernah Dilakukan oleh SIPA
a) Baksos SIPA yang ditujukkan kepad Abdi Dalam Mangkunegaran pada
tanggal 25 Februari 2010 jam 11.00 WIB bertempat di Taman
Balekambang Solo.
b) Sarasehan Budaya pada tanggal 27 Maret 2010 jam 09.00 WIB bertempat
di Loji Gandrung Solo.
c) Pengobatan Gratis pada tanggal 25 April 2010 jam 09.00 WIB beretmpat
di Kampung Seniman Kadipiro Nusukan Solo.
d) “ Sarapan Pentas Budaya pada tanggal 21 Mei 2010 jam 15.00 WIB
bertempat di Hall Room Solo Square.
e) Pentas Budaya pada tanggal 27 Mei 2010 jam 19.00 WIB bertempat di
Kampoeng Ikan Solo.
f) Pergelaran Pemuda Cinta Budaya di Hari Sumpah Pemuda pada tanggal
28 Oktober 2011 bertempat di Ngarsopuro Night Market.
g) Lomba Menyanyi Lagu Daerah Pengantar Tidur Se-Jawa di Hari Kartini
pada tanggal 21 April 2011 bertempat di Taman Balekambang.
70
2. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta
a. Profil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta adalah salah satu
instansi pemerintah yang khusus menangani bidang kebudayaan dan
pariwisata. Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata beralamatkan di Jl.
Brigjen Slamet Riyadi No. 275 Surakarta. Fax.: (0271) 716501 Telepon :
0271 711435
Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Surakarta:
1) Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta
“Terwujudnya Kota Solo sebagai kota budaya berkualitas, berkarakter dan
inklusif, Pariwisata Berbasis Budaya, dan pusat pelayanan Jasa, yang
berwawasan Lingkungan dan Ekonomi Kerakyatan. “
2) Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta
a) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih
Memperkuat tata kelola pemerintahan Kota Solo yang baik,
bersih, berkeadilan, demokratis, dan berlandaskan hukum
b) Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas, mewujudkan
pendidikan untuk semua (inklusif), mewujudkan Kota Solo Sehat,
memperkuat pembangunan sarana dan prasarana yang berkualitas dan
aksesibel bagi seluruh warga Solo termasuk warga yang
mempunyai perbedaan kemampuan (difabel).
c) Mewujudkan daya saing daerah yang kuat, memperkuat Kota Solo
sebagai Kota Budaya yang berkualitas, berkarakter, dan inklusif,
memperkuat dan mengembangkan keterpaduan Kota Solo sebagai
Kota Pariwisata, Kota Budaya dan Kota Batik, memperkuat daya saing
71
Kota Solo yang unggul dalam pelayanan jasa, memperkuat Kota Solo
yang nyaman dan ramah lingkungan.
d) Memperkuat Kota Solo yang aman, tertib, bersatu dan damai,
memantapkan manajemen kesehatan yang efektif, efisien, dan
akuntabel, meningkatkan upaya promotif preventif untuk mewujudkan
budaya hidup bersih dan sehat serta kemandirian masyarakat.
e) Menggerakkan kemitraan dan peran serta masyarakat di bidang seni
budaya.
b. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta
1) Tugas Pokok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta
Menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah bidang seni budaya
dan kepariwisataan berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas
pembantuan.
2) Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta
a) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas
b) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan
pelaporan
c) Penyelenggaraan promosi kesenian dan kebudayaan di masyarakat
luas
d) Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan
e) Penyelenggaraan system informasi seni budaya
f) Perumusan kebijakan teknis bidang kebudayaan dan pariwisata
g) Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintah dan pelayanan
umum di bidang kebudayaan dan pariwisata
h) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebudayaan dan
pariwista yang meliputi kebudayaan dan kesenian, srana wisata,
objek wisata dan pemasaran wisata
72
i) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
c. Tugas Jabatan Struktural Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta
Sub dinas atau bidang yang menangani dan berhubungan langsung
dengan tema tugas akhir ini adalah Bidang Kebudayaan, Bidang Kesenian dan
Bidang Promosi dan Pemasaran. Berikut adalah uraian tugas jabatan
strukturalnya:
1) Bidang Kebudayaan
a Seksi Kebudayaan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam
melaksanakan program/kegiatan perlindungan, pemanfaatan dan
pengembangan kebudayaan.
b Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Seksi Kebudayaan menyelenggarakan fungsi:
1. Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja pada Seksi
Kebudayaan;
2. Melaksanakan pembinaan dan penguatan lembaga kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan lembaga komunitas adat untuk
mengembangkan apresiasi budaya dalam berbagai bentuk kegiatan;
3. Melakukan pengembangan jaringan informasi kebudayaan kepada
kelompok-kelompok masyarakat, mengapresiasikan dan
mengaktualisasikan kegiatan budaya;
4. Mmemberikan bantuan teknis dan pembinaan kepada kelompok-
kelompok masyarakat untuk mengapresiasikan dan
mengaktualisasikan kegiatan budaya;
5. Melaksanakan program/kegiatan perlindungan, pengembangan dan
pemberdayaan kebudayaan;
73
6. Melakukan inventarisasi dan menghimpun jenis-jenis sarana
kebudayaan;
7. Memanfaatkan sumber daya kebudayaan dalam rangka peningkatan
daya tarik wisata menurut karakteristik budaya yang berkembang di
masyarakat;
8. Melaksanakan pembinaan dan pertukaran budaya antar
kelompok/organisasi masyarakat;
9. Menyelenggarakan festival budaya secara berkala dalam rangka
meningkatkan dan aktualisasi budaya;
10. Melakukan koordinasi dengan instansi/unit kerja yang terkait
dalam rangka pelestarian nilai luhur budaya bangsa;
11. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas;
12. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
2) Bidang Kesenian
a. Seksi Kesenian dan Perfilman mempunyai tugas melakukan
pelaksanaan pembinaan kesenian tradisional dalam rangka
perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kesenian modern dan
kontemporer dan sarana kesenian.
b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Seksi Kesenian dan Perfilman menyelenggarakan fungsi:
1. Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja pada
Seksi Kesenian dan Perfilman.
2. Melakukan kerja sama dengan kelompok-kelompok kesenian
tradisional dalam rangka pelestarian nilai-nilai seni tradisional;
3. Melaksanakan inventarisasi dan menghimpun data kelompok
organisasi kesenian, seniman modern/kontemporer;
74
4. Mempersiapkan dan menyusun materi/pedoman pelaksanaan
pembinaan kesenian modern/kontemporer dan tradisional;
5. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan organisasi kesenian
tradisional (tari, musik, teater dan film);
6. Melakukan evaluasi/penilaian terhadap organisasi kesenian dan
perfilman;
7. Melaksanakan dan memfasilitasi pembuatan film dokumenter
tentang kebudayaan dan kesenian;
8. Melaksanakan pengumpulan dan menginventarisasi sarana
kesenian;
9. Melakukan penyebarluasan pedoman/petunjuk penggunaan dan
pemeliharaan sarana kesenian;
10. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja/instansi
terkait dalam rangka pelaksanaan/penggalian dan pelestarian
kesenian tradisional, kesenian moderen/kontemporer dan sarana
kesenian;
11. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas;
12. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
3) Bidang Promosi dan Pemasaran
a. Bidang Promosi dan Pemasaran mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan-bahan promosi, investasi pariwisata, analisa pasar
dan konvensi; melakukan pelaksanaan hubungan kerja sama nasional
dan internasional di bidang kepariwisataan; melakukan penyiapan data
promosi kebudayaan dan pariwisata berupa dokumentasi visual, cetak
sebagai data potensi kebudayaan dan pariwisata.
b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bidang Promosi dan Pemasaran menyelenggarakan fungsi :
75
1. Melaksanakan penyusunan rencana kerja sesuai tugas dan
fungsinya;
2. Membagi habis pekerjaan kepada para Kepala Seksi dalam lingkup
Bidang Promosi dan Pemasaran;
3. Memberi pembinaan dan pengarahan kepada para Kepala Seksi
dan semua staf di Bidang Promosi dan Pemasaran;
4. Melakukan koordinasi dengan seluruh bidang-bidang, Bagian Tata
Usaha pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;
5. Melaksanakan tugas koordinasi lain yang diberikan oleh atasan;
6 Mengelola administrasi urusan tertentu.
76
Gambar : Struktur organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta
Sumber : Bidang Promosi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta
77
B. Identifikasi Komparasi
Dalam sebuah penelitian studi kasus, maka diperlukan data-data lain yang
dapat dijadikan komparasi atau pembanding dari obyek utama. Data-data komparasi
dimaksudkan untuk mencari kelemahan dan kelebihan dari obyek utama. Yang
menjadi obyek komparasi disini adalah Coffee Table Book A Guide To The
Performing Arts of Bali. Balinese Dance, Drama, and Music dan Coffee Table Book
Korea Land of The Morning Calm.
1. Coffee Table Book A Guide To The Performing Arts of Bali. Balinese Dance,
Drama, and Music.
Tari, drama dan musik adalah hal-hal yang lebih dari sekedar seni
pertunjukan. Mereka merupakan sebuah persembahan warna dan suara,
dengan tujuan utamanya adalah untuk menyenangkan para dewa dan roh leluhur.
78
Seni jika bukan merupakan sebuah ritual itu sendiri, merupakan bagian dari
sebuah ritual. Seni dapat mengekspresikan kepercayaan-kepercayaan yang
masih dipegang erat oleh penduduk Bali, seperti keseimbangan dan harmoni.
Taksu, atau karisma spiritual, adalah sebuah energi yang berusaha
dipersembahkan setiap pelaku pertunjukan Bali untuk memukau penonton, baik
manusia maupun makhluk-makhluk spiritual.Hampir setiap ritual mempunyai
sejenis bentuk seni yang dapat dihubungkan. Perayaan di kuil-kuil menggunakan
musik gamelan dan mungkin wayang dan tarian bertopeng. Sebuah pernikahan
mungkin dimeriahkan dengan tari-tarian, dan upacara kremasi ditemani dengan
iring-iringan musik gamelan yang menemani perjalanan sampai ke pekuburan.
Penduduk Bali mencintai segala seuatu yang ramai, semakin ramai semakin
bagus. Tidak mengherankan jika bisa saja terdapat dua macam musik yang
berbeda bermain secara bersamaan pada sebuah perayaan di pura. (Diterjemahkan
dari Balinese Dance, Drama and Music, I Wayan Dibia dan Rucina Ballinger,
2004)
Bali telah lama dikenal untuk spiritualitas yang mendalam dan warisan
seni yang luar biasa. Tarian, drama, wayang dan musik Bali lebih dari ikon untuk
pulau tersebut; mereka adalah bagian tak terpisahkan dari hidup sebagai ekspresi
pengabdian kepada para dewa, sebagai hiburan, dan sebagai cara untuk
menanamkan nilai-nilai budaya pada setiap generasi. Tari Bali, Drama & Music
adalah pengenalan ilustrasi yang cukup mahal untuk merayakan orkestra di Bali,
gamelan, teater wayang kulit yang kuno, dan segudang tarian tradisional dan
kontemporer dan tari-drama yang terus memikat penduduk setempat dan
sekaligus pengunjung. Buku ini adalah suatu bacaan yang ideal bagi pengunjung
Pulau Bali serta untuk siapapun yang tertarik dalam budaya Bali, buku ini
menyajikan sejarah dan fungsi dari setiap genre kinerja, dengan ilustrasi dan foto
untuk membantu dalam identifikasi. Bagian pengantar membahas cara seni
pertunjukan dipelajari di Bali dan nilai-nilai dasar yang Bali diteruskan dalam
79
bentuk ini, serta beberapa prinsip agama dan budaya dasar yang diekspresikan
dalam seni dan fungsi bentuk sendiri. Bagian yang berbeda menggambarkan
bentuk-bentuk seni pertunjukan, seperti Gong Angklung, Legong, tari Keraton,
Wayang Kulit, dan fenomena baru kelompok gamelan perempuan, evolusi
masing-masing dan tempat itu dalam budaya Bali. Buku ini ditingkatkan dengan
kepustakaan dan Diskografi dan lebih dari 150 lukisan cat air khusus disiapkan
dari artis dan pertunjukan Bali.
2. Coffee Table Book Korea Land of The Morning Calm
Beberapa tahun yang lalu, seorang kolumnis di salah satu surat kabar
berbahasa Inggris Korea menggunakan byline "Land of Morning Calm." Sejak itu
Korea dikenal dengan sebutan Land of Morning Calm di mata dunia. Mulai dari
trotoar yang selalu terlihat penuh di kotanya, hingga kesenian dan olahraga ski
zipping menuruni lereng gunung, Korea adalahsebuah negara tenang yang
terjebak dalam perjalanan waktu. Namun, masa lalu tidak dilupakan di sini.
80
Elemen Shamanisme bertahan, dan tradisi Konfusian tetap menjadi dasar budaya
Korea. Jika Anda mencari sebuah negara yang pola pikir yang benar-benar
modern dengan apresiasi yang mendalam untuk tradisi dan budayanya, Korea
adalah tempat yang tepat. Di buku ini Craig J Brown, seorang fotografer dan
jurnalis asal sebuah negara di Amerika Barat, menggabungkan budaya
pertunjukan di Asia dengan pemandangan gunung yang menakjubkan, garis
pantai yang berbatu diselingi dengan hamparan pantai pasir putih berkilau dan
kota-kota yang bergetar dengan energi budaya.
C. Analisa SWOT
Analisa SWOT dimaksudkan untuk mengetahui dan mengambil
kesimpulan dari data fisik obyek perancangan maupun kompetitor, yaitu metode
untuk mencari kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), kesempatan
(opportunity), dan ancaman (threat).
81
SWOT
Coffee Table Book
A Guide To The
Performing Arts
of Bali
Coffee Table Book
Korea Land of The
Morning Calm
Billingual Coffee
Table Book Solo
International
Performing Arts
Strenght
(Kekuatan)
1. Menggunakan
kekuatan
beberapa
jenis seni
pertunjukan
Bali .
2. Merupakan
hiburan yang
sudah dikenal,
digemari, dan
akrab
dikalangan
masyarakat
Indonesia.
3. Mendapatkan
simpati dari
berbagai
pihak.
1. Menggunakan
keindahan
kolaborasi dari
kesenian dan
keindahan alam
asal Korea
2. Memberikan
nilai positif
kepada
masyarakat
tentang peluang
perkembangan
kesenian di
Korea.
3. Mendapatkan
simpati penuh
dari berbagai
pecinta budaya
1. Menggunakan
kekuatan
berbagai jenis
pertunjukan
seni mulai dari
musik, tari,
hingga teater.
2. Merupakan
event yang
sudah dikenal,
digemari,
akrab, dan
ditunggu-
tunggu di
kalangan
masyarakat
luas.
3. Mendapatkan
simpati dari
berbagai
pecinta
pertunjukan
kesenian mulai
dari seniman
82
4. Dibantu oleh
publisher di
Malaysia dan
Singapore.
5. Wilayah
jangkauan
promosi
pariwisata
lebih luas
yakni
internasional.
6. Bekerjasama
dengan
sejumlah
sponsor dan
penerbit
andalan dan
berpengaruh
besar ke
pemasaran
publik.
Korea yang ada
di seluruh
dunia.
4. Mengajak
masyarakat
dunia untuk
bersama-sama
berpartisipasi
dalam rangka
pelestarian
budaya di
Korea.
5. Wilayah
jangkauan
promosi
pariwisata dan
ekonomi cukup
besar.
hingga
masyarakat
umum.
4. Dijadwalkan 1
tahun sekali
oleh
Pemerintah
Kota
Surakarta.
5.Wilayah
jangkauan
promosi
budaya lebih
luas dari lokal
lain daerah
hingga
internasional.
6 Bekerjasana
dengan
sejumlah
sponsor,
andalan, dan
berpengaruh
besar ke
public
marketing.
83
Weakness
(Kelemahan)
1. Hanya
menampilkan
jenis seni
pertunjukan
namun tidak
memberi
contoh event
yang diadakan
dengan jenis
seni
pertunjukan
tersebut.
2. Karena daerah
jangkauan
luas, maka
lokasi adanya
budaya ini
hanya di
tempat-tempat
tertentu saja.
3. Konsep seni
pertunjukan
kurang begitu
dapat
dipahami
dikarenakan
1. Kurangnya
tentang
penjelasan
tentang hubungan
dari seni
pertunjukan dan
keindahan alam
secara
keseluruhan .
2. Konsep buku
kurang begitu
luas.
3. Informasi lebih
lanjut dapat
diperoleh melalui
internet dan
banyak
masyarakat belum
bisa
menikmatinya
karena buku
hanya
didistribusikan
untuk kalangan
tertentu
1. Karena daerah
jangkauan
luas, maka
lokasi
berlangsungny
a event yang
dilakukan
sama dengan
lokasi
sebelumnya
atau berpindah
disitu-situ
saja.
2. Informasi
lebih lanjut
dapat
diperoleh
melalui
internet dan
banyak
masyarakat
belum bisa
menikmatinya
karena buku
hanya
didistribusikan
untuk
kalangan
tertentu
84
hanya
ditampilkan
dengan bahasa
inggris,
padahal yang
dibahas
adalah seni
pertunjukan
yang ada di
Bali,
Indonesia
4. Informasi
lebih lanjut
dapat
diperoleh
melalui
internet dan
banyak
masyarakat
belum bisa
menikmatinya
karena buku
hanya
didistribusika
n untuk
kalangan
tertentu
85
Opportunity
(Kesempatan)
1. Ketertarikan
masyarakat
dalam
menghadiri,
menikmati,
mengomparasi,
dan menilai
betapa
menariknya
seni
pertunjukan di
Bali
2. Semakin
banyaknya
masyarakat
yang ingin
berkreasi
dalam seni
pertunjukan di
Bali.
3. Semakin
peduli akan
pentingnya
melestarikan
kebudayaan
seni
1. Ketertarikan
masyarakat dalam
membantu
pelestarian
budaya dan alam
Korea
2. Semakin
banyaknya
masyarakat yang
ingin mengetahui
informasi
mengenai
keterkaitan
pertunjukan
kesenian dan
keindahan alam
Korea.
3. Semakin peduli
akan pentingnya
pelestarian
budaya di
berbagai bidang
sebagai salah satu
cara untuk
membantu
pembangunan di
1. Ketertarikan
masyarakat
dalam
menghadiri,
menyaksikan,
mengomparasi
, dan menilai
betapa
menariknya
kolaborasi
berbagai seni
pertunjukan
kontemporer
yang diadakan
dalam 3
malam
berturut-turut.
2. Semakin
banyaknya
masyarakat
yang ingin
mengetahui
informasi
mengenai seni
musik, seni
tari, dan seni
86
pertunjukan di
Indonesia.
Korea teater
kontemporer
dan kiprahnya
di Solo.
3. Semakin peduli
akan
pentingnya
pelestarian
budaya dalam
bentuk tarian,
musik, dan
teater di
tengah-tengah
modernisasi
masyarakat
Kota Solo.
Threat
( Ancaman)
1. Banyaknya
ragam aktivasi
modernisasi
yang
dilakukan
oleh
masyarakat
pendatang
dengan
menggunakan
1. Banyaknya
ragam aktivasi
modernisasi
yang dilakukan
oleh masyarakat
pendatang
dengan
menggunakan
peluang yang
1. Banyaknya
ragam aktivasi
yang
dilakukan oleh
kompetitor
dengan
menggunakan
promosi yang
lebih beragam.
87
peluang seni
pertunjukan
yang ada di
Bali
2. Munculnya
berbagai LSM
yang
menyuarakan
mengenai
seni
pertunjukan di
Bali dengan
berbagai tema
dan tujuan,
baik untuk
keperluan
pelestarian
budaya
maupun
keperluan
komersil.
ada di Korea.
2. Banyaknya
investor asing
yang kurang
bisa
mengendalikan
diri dalam
menanamkan
modal di Korea,
sehingga
keindahan alam
dan seni
pertunjukan di
Korea dapat
terancam.
2. Munculnya
berbagai LSM
yang
menyuarakan
mengenai
pentingnya
pelestarian
seni
pertunjukan
mulai dari
musik, tari,
hingga teater
yang kental
dengan budaya
sekaligus
mengandung
kearifan lokal.
88
D. Unique Selling Prepositioning (USP)
USP (Unique Selling Preposition) adalah sesuatu hal/ kelebihan/ keunggulan
dari suatu karya dimana keunggulan tersebut diekspos dan ditonjolkan sehingga bisa
menjadi satu pengingat dan menjadi ciri khas dari karya tersebut. USP ini dapat
berupa perbedaan dari event yang sejenis atau dapat juga sesuatu yang dimiliki oleh
event sejenis tapi tidak diolah dengan baik. USP yang baik bisa juga menjadi
positioning bagi suatu produk, karena USP biasanya cenderung unik atau paling tidak
lain daripada yang lain, sehingga lebih kuat melekat di benak audience.
USP dari Bilingual Coffee Table Book Solo International Perfoming Arts
yaitu menyajikan betapa luas dan beragam nya jenis kesenian yang disuguhkan
diantaranya adalah seni tari, seni musik, seni teater, seni kontemporer dan tidak
menutup kemungkinan akan merambah ke cabang seni yang lain, yang dimana belum
ada buku sejenis yang pernah terbit di Kota Solo. Selain itu, keunggulan dari
Bilingual Coffee Table Book Solo International Performing Arts ini adalah disajikan
dalam dua bahasa, yakni dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Maka, isi dari
buku yang memiliki sebagian besar target audience dari luar negeri ini akan lebih
dapat tersampaikan dan dapat diterima dengan baik. Keunggulan lain yang dimiliki
buku ini adalah penyajian yang unik dengan menampilkan dokumentasi foto dalam
ukuran jumbo yang dikemas hanya dengan buku ukuran 30 cm x 37,5 cm yang isinya
berbagai jenis kebudayaan asli Indonesia yang berkolaborasi dengan seni pertunjukan
kontemporer dari seluruh dunia, yang Penulis harap dapat menjadi mercusuar otentik
dari Solo untuk lebih dikenal oleh masyarakat dunia.
89
E. Positioning
Positioning merupakan sebuah langkah untuk menenmpatkan karya tersebut
dalam benak masyarakat sebagai karya yang dapat memenuhi kepuasan audience.
Positioning bertujuan untuk membentuk dan membangun citra (image) yang positif.
Positioning dari Bilingual Coffee Table Book Solo International Performing
Arts ini adalah sebagai informasi, dokumentasi otentik dan sebagai ruang pertemuan
beragam seni pertunjukan untuk kemudian menyuarakan pelestarian kebudayaan.
Melalui buku ini, Solo akan menjadi jembatan bertemunya berbagai ragam bentuk
dan jenis kesenian yang ada dalam wilayah seni pertunjukan. Maka buku ini akan
menjadi wajah baru dari Kota Solo yang akan semakin terkukuhkan sebagai Kota
Budaya.