bab iii isu-isu strategis berdasarkan tugas dan...
TRANSCRIPT
17
R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Secara Nasional berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk
meningkatkan kegiatan investasi dalam rangka pemulihan ekonomi melalui berbagai
penyempurnaan kebijakan di bidang penanaman modal antara lain penyederhanaan
prosedur, pemberian insentif, memperbanyak titik pelayanan, pengurangan daftar
negatif investasi, pelaksanaan promosi dan kerjasama di bidang investasi, namun
masih terdapat masalah eksternal maupun internal dalam upaya peningkatan
investasi di daerah khususnya di Provinsi Kalimantan Tengah.
3.1.1. Masalah Eksternal
1) Meningkatkan persaingan untuk menarik investasi antar daerah, terutama
dalam bentuk persaingan dalam pemberian kemudahan dan insentif;
2) Penyampaian LKPM baik PMA/PMDN tidak tepat waktu;
3) Data potensi daerah belum akurat dan valid dari Kabupaten/Kota se
Kalimantan Tengah.
3.1.2. Masalah Internal
1) Terbatasnya infrastruktur/sarana/prasarana yang menunjang penanaman
modal di daerah;
2) Masih kurangnya tenaga SDM yang profesional sesuai dengan bidang
keahlian yang dimiliki untuk mendukung kelancaran dalam memberikan
pelayanan di PTSP dan pengelolaan SIPID;
3) Inventarisasi potensi unggulan daerah belum maksimal;
4) Belum adanya konektivitas jaringan website secara online internal dan
antar Dinas/Badan Instansi Perizinan dan Non Perizinan serta dengan
Kabupaten/Kota se Kalimantan Tengah.
18
R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah
5) Belum tersedianya rumusan strategi promosi penanaman modal
Kalimantan Tengah yang berdasarkan hasil dari analisis situasi penanaman
modal (Market Survey / Market Intelligent) di tingkat Nasional, Regional
maupun Internasional;
6) Belum optimalnya pemanfaatan media cetak / elektronik / web sebagai
sarana promosi / publikasi informasi penanaman modal.
Dari uraian tersebut di atas, permasalahan di bidang penanaman modal yang
terkait dengan tugas dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu antara lain:
1) Terlambatnya penyampaian LKPM dari PMA/PMDN mengakibatkan penentuan
jumlah realisasi investasi dan investor tidak tetap waktu sesuai dengan peraturan
yang berlaku;
2) Belum adanya kesepahaman mengenai penetapan potensi unggulan daerah
tentunya akan menghambat investor untuk menanamkan modalnya di daerah
tersebut;
3) Diperlukan SDM yang profesional dan ditunjang dengan perangkat yang memadai
supaya memudahkan investor untuk memperoleh proses perizinan yang cepat,
tepat dan akuntabel melalui PTSP secara online;
4) Adanya promosi dalam negeri dan luar negeri belum secara terpadu, dimana
masing-masing daerah masih mempromosikan secara egosektoral;
5) Diperlukan penyusunan perencanaan penanaman modal secara sinergisitas
antara Provinsi dan Kabupaten/Kota supaya kegiatan yang akan dilaksanakan
berjalan dengan baik dan harmonis.
3.2. Telahaan Visi, Misi, dan Program Pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah
Visi Pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah adalah “Kalimantan Tengah
Maju, Mandiri dan Adil untuk Kesejahteraan Segenap Masyarakat Menuju Kalimantan
Tengah “BERKAH” (Bermartabat, Elok, Religius, Kuat, Amanah dan Harmonis)”.
Sedangkan Visi di bidang penanaman modal yaitu “Terwujudnya Kalimantan Tengah
sebagai Daerah Penanaman Modal yang menarik, bermartabat dan berkelanjutan
dengan disertai komitmen yang kuat menuju masyarakat yang maju, mandiri dan
adil”.
19
R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah
Misi Pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah yaitu :
1. Pemantapan Tata Ruang Wilayah Provinsi;
2. Percepatan Pembangunan Infrastruktur;
3. Pengelolaan Sumber Daya Air, Pesisir dan Pantai;
4. Pengendalian Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Pengentasan Kemiskinan;
5. Peningkatan aktivitas perekonomian masyarakat menuju KALTENG BERKAH, perlu
langkah – langkah strategi sebagai berikut :
6. Pemantapan Tata Kelola Pemerintah Daerah yang Profesional, Adil dan Anti
Korupsi;
7. Pendidikan, Kesehatan dan Sosial Budaya;
8. Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam;
9. Pengelolaan Pendapatan Daerah.
Adapun Misi di Bidang Penanaman Modal antara lain :
1. Kegiatan penanaman modal yang lebih adil, merata dan berwawasan lingkungan;
2. Iklim investasi yang lebih kondusif dan stabil, adanya rasa keamanan bagi para
pelaku ekonomi dalam kegiatan penanaman modal yang berlangsung;
3. Otonomi daerah di bidang penanaman modal sesuai potensi dan kemampuan
daerah, dengan diversifikasi kegiatan ekonomi untuk memaksimalkan keuntungan
dalam setiap sektor ekonomi;
4. Promosi penanaman modal dilakukan dengan lebih terarah sesuai dengan
rumusan strategi promosi penanaman modal melalui mengikuti kegiatan pameran
/ temu usaha di dalam negeri dan luar negeri dan pemanfaatan media cetak,
elektronik, dan web;
Keterkaitan DPMPTSP Provinsi Kalimantan Tengah dengan visi dan misi
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan pada misi yang ke empat,
Pengendalian Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Pengentasan Kemiskinan.
Mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan kualitas sumber daya
manusia yang cerdas, terampil, kreatif dan inovatif, produktif dan mempunyai etos
kerja yang tinggi, maka pembangunan kedepan diarahkan menciptakan sumber daya
manusia yang kreatif dan inovatif dengan peningkatan produksi untuk penguatan
sistem ketahanan pangan dan peningkatan pendapatn masyarakat petani/nelayan,
penciptaan lapangan kerja baru melalui pengembangan industri dan perdagangan.
Program Prioritas Pembangunan Daerah adalah :
20
R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah
1. Peningkatan kualitas perencanaan tata ruang wilayah;
2. Pemerataan aksebilitas wilayah;
3. Pemberdayaan potensi kelautan dan perikanan masyarakat pesisir;
4. Stabilitas ekonomi daerah;
5. Peningkatan pendapatan masyarakat;
6. Peningkatan kualitas pengawasan dan administrasi pengelolaan keuangan daerah;
7. Reformasi birokrasi;
8. Optimalisasi kinerja aparatur;
9. Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas;
10. Pengelolaan industri pariwisata;
11. Pengelolaan SDA secara bijaksana yang berkelanjutan;
12. Peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi PAD.
Adapun program prioritas pembangunan daerah sesuai dengan DPMPTSP
Provinsi Kalimantan Tengah yaitu pada butir ke empat, Stabilitas Ekonomi Daerah
dengan arah kebijakan pengembangan investasi baik usaha industri kecil maupun
besar.
3.3. Telaahan Renstra DPMPTSP Provinsi Kalimantan Tengah dengan Renstra Perangkat
Daerah Kabupaten/Kota di bidang penanaman modal dan BKPM RI
Visi BKPM
Sesuai dengan arahan Presiden Terpilih Republik Indonesia Periode 2014-2019, Visi
BKPM tahun 2015-2019 adalah Visi Pemerintahan Kabinet Kerja yaitu:
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”
BKPM menjabarkan dan melaksanakan Visi dan Misi Presiden sesuai dengan
Tugas dan Fungsi BKPM yang diamanatkan dalam UU Nomor 25 Tahun 2007 Tentang
Penanaman Modal. Penjabaran Visi sesuai dengan peran yang dapat dilakukan BKPM
adalah sebagai berikut:
Pertama, berdaulat adalah hakikat dari kemerdekaan sebagaimana tertuang
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu hak setiap bangsa untuk
menentukan nasibnya sendiri dan mampu mewujudkan kehidupan yang sejajar dan
21
R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah
sederajat dengan bangsa lain. UUD 1945 mengamanatkan prinsip demokrasi dalam
pembangunan ekonomi untuk mewujudkan kedaulatan ekonomi. Untuk mewujudkan
kedaulatan ekonomi, BKPM bersama Kementerian/Lembaga terkait akan lebih
berperan aktif dalam forum kerjasama ekonomi internasional untuk melindungi
kepentingan Indonesia.
Kedua, kemandirian di bidang ekonomi adalah kemampuan negara untuk antara
lain memenuhi sendiri kebutuhan pembangunannya, pembiayaan pembangunan, dan
kebutuhan dasar. Kemandirian ekonomi nasional yang mempunyai daya saing
ditandai dengan peningkatan produksi dalam negeri, kedaulatan energi, kedaulatan
pangan, berkembangnya ekonomi dan industri kreatif serta manufaktur yang
didukung oleh peningkatan kapasitas SDM nasional, dan terlindunginya ekonomi
rakyat. UU Nomor 25 Tahun 2007 mengamanatkan bahwa asas kemandirian dalam
penyelenggaraan penanaman modal yaitu mengedepankan potensi bangsa dan
negara dengan tidak menutup diri pada masuknya modal asing demi terwujudnya
pertumbuhan ekonomi. Kemampuan berdaya saing menjadi kunci untuk mencapai
kemandirian dan pembangunandengan semangat gotong royong.
Ketiga, bangsa yang berkepribadian adalah bangsa yang memiliki karakter dan
memegang teguh nilai-nilai budaya yang tinggi. Pembangunan pada hakikatnya
adalah pembangunan manusia antara lain karakter dan kualitas. Untuk itu, kegiatan
penanaman modal tidak boleh merusak nilai-nilai kepribadian bangsa.Beberapa
bidang usaha yang berlandaskan nilai-nilai kepribadian yang baik seperti berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan akan terus didorongdengan berlandaskan semangat
gotong royong. Selain itu, semangat gotong royong dapat juga diwujudkan dalam
bentuk upaya pemerataan sebaran kegiatan penanaman modal berdasarkan wilayah.
Misi BKPM
Misi BKPM mengacu pada 3 (tiga) dari 7 (tujuh) Misi Kabinet Kerja periode 2015-
2019 yang selanjutnya dijabarkan sesuai tugas dan fungsi BKPM adalah sebagai
berikut:
22
R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah
1. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan
Sejahtera
Kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahteera dari sisi
ekonomi tercermin antara laindari pendapatan perkapita yang tinggi,
rendahnya tingkat pengangguran, kualitas pekerjaan atau produktivitas
tenaga kerja, pengurangan tingkat kemiskinan serta distribusi pendapatan
yang lebih merata.
Penanaman modal merupakan bagian penting untuk mewujudkan misi
tersebut. Melalui penanaman modal akan tercipta pertumbuhan ekonomi,
lapangan kerjadan pendapatan yang selanjutnya dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kemampuan perekonomian untuk menciptakan
lapangan kerja, kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
sangat dipengaruhi oleh kualitas kegiatan penanaman modal.
2. Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing
Bangsa yang berdaya saing adalah bangsa yang memiliki kapasitas untuk
menghadapi tantangan persaingan internasional. Persaingan antar bangsa
tidak dapat dihindari mengingat semakin terbukanya perdagangan
internasional. Dari salah satu sisi, persaingan sangat diperlukan untuk
meningkatkan kualitas barang dan jasa yang dihasilkan. Sementara itu, di sisi
yang lain, tanpa persiapan untuk meningkatkan kapasitas yang baik
persaingan dapat menghancurkan perekonomian.
Kegiatan penanaman modal pada sektor-sektor yang produktif dan
memperkuat struktur ekonomi akan dapat meningkatkan daya saing
bangsa.Peningkatan daya saing bangsa tidak hanya pada kapasitas untuk
bersaing dalam memproduksi serta memperdagangkan barang dan jasa
namun juga dalam menarik arus penanaman modal. Daya saing bangsa dalam
menarik penanaman modal ditentukan oleh banyak faktor antara lain iklim
usaha, kondisi ekonomi, stabilitas politik dan keamanan, potensi market,
ketersediaan sumber daya alam, kualitas dan ketersediaan sumber daya
manusia, ketersediaan infrastruktur dan energi, sistem perpajakan dan
insentif.
3. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat
dan berbasiskan kepentingan nasional
23
R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah
Dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, tantangan
yang dihadapi antara lain mengembangkan industri kelautan, industri
perikanan, perniagaan laut, membangun konektivitas maritim melalui tol laut
serta meningkatkan pendayagunaan potensi laut dan dasar laut. Untuk itu
peran penanaman modal sangat diperlukan dalam upaya memanfaatkan
sumber daya kelautan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat. Peran ekonomi maritim dalam struktur perekonomian Indonesia
belum berkembang dengan baik bila dibandingkan dengan potensi kelautan
Indonesia dan salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui kebijakan
fiskal dan moneter yang progresif berbasiskan kepentingan nasional sehingga
penanaman modal dapat berkembang dan mendorong pertumbuhan
ekonomi di bidang kemaritiman.
Tujuan BKPM
Berdasarkan tugas dan fungsi BKPM dalam UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal serta Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana
Umum Penanaman Modal, BKPM menetapkan tujuan yang akan dicapaipada tahun
2015-2019, yaitu:
1. Mewujudkan iklim penanaman modal yang berdaya saing
Tujuan ini diarahkan pada upaya untuk memberikan kemudahan, kepastian dan
transparansi proses pelayanan perizinan dan nonperizinan, mengembangkan
SPIPISE untuk mendukung penyelenggaraan PTSP di Pusat dan Daerah,
meningkatkan kepastian hukum dan penyederhanaan prosedur perizinan dan non
perizinan, memberikan insentif fiskal dan non fiskal yang lebih menarik dan
transparan, serta memfasilitasi penyelesaian permasalahan dan hambatan dalam
pelaksanaan penanaman modal (debottlenecking).
2. Mewujudkan penanaman modal yang berkualitas dan berkelanjutan
Tujuan ini disusun dalam rangka mendorong penanaman modal pada sektor-
sektor rioritas, meningkatkan penanaman modal di Luar Pulau Jawa khususnya
Provinsi Papua dan Papua Barat, meningkatkan peran UKM dalam perekonomian
melalui kemitraan dengan usaha besar PMA dan PMDN, meningkatkan efektivitas
strategi dan upaya promosi penanaman modal, memfasilitasi percepatan
penanaman modal dengan skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS),
meningkatkan pemanfaatan kerjasama ekonomi internasional untuk kepentingan
24
R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah
nasional, serta meningkatkan peran perencanaan sebagai nervekegiatan di unit-
unit BKPM agar lebih efektif dan terintegrasi.
Arah Kebijakan Nasional
Arah kebijakan dan strategi nasional di bidang penanaman modal dituangkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 pada
agenda pembangunan nasional nomor 6 (enam), “Meningkatkan Produktivitas
Rakyat dan Daya Saing di Pasar Internasional”, dengan sub agenda prioritas
“Penguatan Investasi”.
Penguatan investasi ditempuh melalui dua pilar kebijakan yaitu pertama
adalah peningkatan iklim investasi dan iklim usaha untuk meningkatkan efisiensi
proses perizinan bisnis; dan kedua adalah peningkatan investasi yang inklusif
terutama dari investor domestik. Kedua pilar kebijakan ini akan dilakukan secara
terintegrasi baik di tingkat pusat maupun di daerah.
Arah Kebijakan dan Strategi BKPM
Peran BKPM dalam melaksanakan agenda prioritas “Penguatan Investasi”
disesuaikan dengan tugas dan fungsi yang diamanatkan dalam UU Nomor 25 Tahun
2007. UU Nomor 25 Tahun 2007 menugaskan BKPM melaksanakan koordinasi
pelaksanaan kebijakan penanaman modal dan menyelenggarakan pelayanan
penanaman modal.
BKPM menerjemahkan dua pilar kebijakan dan strategi nasional menjadi arah
kebijakan dan strategi BKPM, yaitu: pertama adalah menciptakan iklim penanaman
modal yang berdaya saing, dan kedua adalah meningkatkan penanaman modal yang
berkualitas dan berkelanjutan.
Program dan Kegiatan BKPM
Berdasarkan arah kebijakan dan strategi BKPM, Program dan Kegiatan BKPM
Tahun 2015-2019 ditetapkan sebagai berikut:
1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BKPM
(generik)
2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur BKPM (Generik)
25
R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah
3. Program peningkatan daya saing penanaman modal (teknis).
Program tersebut dilaksanakan melalui kegiatan :
Bidang Perencanaan Penanaman Modal a. Perencanaan pengembangan penanaman modal sektor industri agribisnis dan
sumber daya alam lainnya.
b. Perencanaan pengembangan penanaman modal sektor industri manufaktur.
c. Perencanaan pengembangan penanaman modal di bidang jasa dan kawasan.
d. Perencanaan pengembangan penanaman modal di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
e. Perencanaan pengembangan penanaman modal di bidang infrastruktur.
f. Fasilitasi percepatan investasi Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS). Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal a. Deregulasi kebijakan penanaman modal.
b. Pengembangan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat (BKPM).
c. Pengembangan potensi penanaman modal daerah.
d. Pemberdayaan usaha nasional. Bidang Promosi Penanaman Modal a. Peningkatan kualitas strategi promosi di bidang penanaman modal.
b. Promosi penanaman modal sektoral terpadu dan terintegrasi di dalam dan luar negeri.
c. Fasilitasi daerah dalam rangka kegiatan promosi penanaman modal.
d. Penyelenggaraan pameran dan penyediaan sarana promosi penanaman modal untuk kegiatan di dalam dan di luar negeri.
Bidang Kerjasama Penanaman Modal a. Kerjasama bilateral dan multilateral di bidang penanaman modal.
b. Kerjasama regional di bidang penanaman modal.
c. Kerjasama dengan dunia usaha asing di dalam dan di luar negeri di bidang penanaman modal.
Bidang Pelayanan Penanaman Modal a. Peningkatan kualitas pelayanan persetujuan penanaman modal.
b. Peningkatan kualitas pelayanan perizinan penanaman modal.
c. Peningkatan kualitas pelayanan fasilitas penanaman modal. Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal a. Pengendalian pelaksanaan penanaman modal di wilayah I (Sumatera).
b. Pengendalian pelaksanaan penanaman modal di wilayah II (DKI Jakarta, D.I. Yogyakarta, dan Kalimantan).
c. Pengendalian pelaksanaan penanaman modal di wilayah III (Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Sulawesi).
26
R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah
d. Pengendalian pelaksanaan penanaman modal di wilayah IV (Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua).
e. Penyelenggaraan kualifikasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) penanaman modal di daerah.
Strategi mencapai tujuan dan sasaran adalah merupakan strategi yang berisi
rencana menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-upaya yang meliputi penetapan
kebijakan, program operasional dan kegiatan atau aktivitas dengan memperhatikan
sumber daya organisasi atau keadaan lingkungan yang dihadapi.
Strategi yang diakomodir menggunakan Metode Analisis SWOT dengan menerapkan
pendekatan comparative strategi untuk mengantisipasi kekuatan (strength) yang
dihadapkan pada kelemahan (weeknesess) dengan menerapkan pendekatan
mobilization strategi untuk mengantisipasi peluang (opportunity) dihadapkan
tantangan/ancaman (threats) dari kondisi lingkungan strategis yang merupakan
kondisi internal.
Faktor Internal
a. Kekuatan (Stengths)
1) Tersedianya Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2017
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
2) Kualitas aparatur PTSP yang profesional;
3) Tersedianya pelayanan di bidang penanaman modal melalui PTSP yang
terintegrasi dengan SPIPISE dan jaringan website PTSP;
4) Tersedianya sistim informasi penanaman modal tentang potensi daerah;
b. Kelemahan (weaknesses)
1) Kualitas aparatur yang melayani PTSP belum profesional dalam menangani
proses perizinan dan non perizinan;
2) Belum adanya sinergisitas jaringan website secara online dalam memberikan
pelayanan yang cepat, tepat, transparan dan akuntabel;
3) Belum adanya sinergisitas dalam menentukan potensi unggulan daerah yang
akan ditawarkan kepada investor.
4) Belum tersedianya rumusan strategi promosi penanaman modal Kalimantan
Tengah sebagai penentuan arah promosi penanaman modal;
27
R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah
5) Belum optimalnya pemanfaatan media cetak / elektronik / web sebagai sarana
promosi / publikasi informasi penanaman modal;
6) Belum terinventarisasinya Rencana Umum Penanaman Modal di
Kabupaten/Kota;
7) Belum maksimalnya ketersediaan data potensi dan peta unggulan penanaman
modal.
Faktor Eksternal
a. Peluang (Opportunities)
1) Peningkatan pelayanan yang cepat, tepat, transparan dan akuntabel di bidang
penanaman modal;
2) Peningkatan kerjasama antara sesama stakeholder, pemerintah dengan swasta,
memfasilitasi swasta dengan swasta baik di dalam negeri maupun diluar negeri;
3) Tersedianya peraturan dan ketentuan dalam pelaksanaan PTSP;
4) Tersedianya potensi daerah yang dapat ditawarkan kepada investor.
5) Peningkatan aparatur secara teknis melalui diklat/pelatihan;
b. Ancaman (Threaths)
1) Pemahaman dan dukungan dari Instansi terkait di bidang penanaman
modalmasih kurang;
2) Minimnya sarana dan prasarana infrastruktur (jalan, listrik);
3) Perubahan revisi RTRW Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015.
4) Masing-masing daerah belum ada kesepahaman dalam menetapkan potensi
unggulan daerah.
Berdasakan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal dimana tugas dan fungsi Badan Koordinasi Penanaman Modal yang terkait
dengan daerah diantaranya :
a. Menetapkan norma, standar, dan prosedur pelaksanaan kegiatan dan pelayanan
penanaman modal;
b. Mengembangkan peluang dan potensi penanaman modal di daerah dengan
memberdayakan badan usaha;
c. Membuat peta penanaman modal Indonesia;
d. Mempromosikan penanaman modal;
28
R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah
e. Mengembangkan sektor usaha penanaman modal melalui pembinaan penanaman
modal;
f. Membantu berbagai hambatan dan konsultasi permasalahan yang dihadapi
penanam modal dalam menjalankan kegiatan penanaman modal;
g. Mengoordinasi dan melaksanakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
3.4. Penentuan Isu-isu Strategis
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah maka diperlukan isu
strategis untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pengembangan dan peningkatan
investasi di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu:
1. Optimalisasi pelayanan perizinan terpadu satu pintu yang cepat, tepat,
transparan dan akuntabel dengan pemanfaatan teknologi informasi;
2. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap investor di bidang
penanaman modal;
3. Mendorong perusahaan/investor untuk menyampaikan Laporan Kegiatan
Penanaman Modal (LKPM) secara berkala dengan tepat waktu sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
4. Mensinergikan data peta potensi daerah Kabupaten/Kota se Kalimantan Tengah
dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Kalimantan Tengah
secara akurat dan valid dengan mengoptimalkan data potensi unggulan daerah
penanaman modal;
5. Melakukan Promosi penanaman modal melalui media cetak, elektronik dan web
serta mengikuti kegiatan pameran / temu usaha di dalam negeri dan luar negeri
secara terpadu dengan pusat, provinsi dan kabupaten / kota;
6. Mendorong perusahaan PMA/PMDN untuk melaksanakan kewajiban yang telah
ditetapkan dalam peraturan perundangan khususnya kewajiban terhadap
masyarakat disekitar perusahaan;
7. Peningkatan sarana dan prasarana perkantoran yang memadai ;
8. Peningkatan kualitas dan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional
dalam pelayanan.