bab iii kandungan qs. surat at-tahrim ayat 6 a. …repository.iainpekalongan.ac.id/674/9/13. bab...
TRANSCRIPT
55
BAB III
KANDUNGAN QS. SURAT AT-TAHRIM AYAT 6
A. QS. At-Tahrim Ayat 6
1. Teks Al-Qur’an Surat At-Tahrim Ayat 6 dan Terjemahanya
Surat At-Tahrim terdiri dari 12 ayat, yang keseluruhanya turun
setelah Nabi SAW berhijrah ke Madinah.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dariapi neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganyamalaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allahterhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalumengerjakan apa yang diperintahkan.
2. Mufrodat Ayat
wahai
orang-orang yang
mereka beriman
peliharalah
diri kalian
56
dan keluarga kalian
api/neraka
bahan bakarnya
manusia
dan batu-batu
malaikat-malaikat
yang kasar
yang keras
tidak
mereka mendurhakai
Allah
apa yang
dia perintahkan mereka
dan mereka mengerjakan
apa yang
mereka diperintahkan1
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah Per-kata, (Jakarta: SyaamilInternasional, 2007), hlm. 560.
57
3. Asbabun Nuzul QS. At-Tahrim Ayat 6
Al-Qusyairi menuturkan bahwa Umar ra. berkata kepada
Rosulullah ketika ayat (5 surat At-Tahrim) ini turun: “wahai Rasulullah,
kami dapat memelihara diri kami. Lalu bagaimana cara kami memelihara
keluarga kami?” Beliau menjaawab: “Kalian harus melarang mereka dari
apa yang Allah larang terhadap kalian, dan memerintahkan mereka
kepada apa yang Allah perintahkan”.2
4. Pengertian Secara Umum QS. At-Tahrim
Namanya yang populer adalah “Surah At-Tahrim”, tetapi dalam
beberapa kitab riwayat ditemukan nama lain, yaitu surah Al-Lima
Tuharrim (dengan hamzah pada awalnya dan tasdid pada lam). Ada juga
yang menamainya Surah An-Nabi. Kesemua ayat itu bersumber dari ayat
pertama surah ini yang menggunakan kata-kata tersebut.3
Surat yang ke 66 dari Al-Qur’an bernama At-Tahrim, yang berarti
mengharamkan. Hubungan surat ini amat erat dengan surat 65 yang
sebelumnya, At-Thalaaq. Karena surat ini masih beredar di sekeliling
perempuan. Dan terlebih lagi karena dalam surat ini dijelaskan soal-soal
yang timbul dalam rumah tangga Rasulullah sendiri.
2 Syaich Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, (Jakarta: PUSTAKA AZZAM,2009), hlm. 749.
3 M. Quraish Shihab, Al-Lubab Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-SurahAl-Qur’an, (Tangerang: Lentera Hati, 2012), hlm.317.
58
Dalam surat ini, terutama dari ayat 1 sampai ayat 5 orang yang
beriman akan dapat melihat kehidupan Rasulullah dalam rumah tangga
beliau sendiri, atau perikehidupan beliau sendiri sebagai seorang suami.
Risalah Tuhan disampaikan, umat diurus dan dipimpin, musuh-musuh
belum berhenti mengganggu dari berbagai sudut, menghadapi siasat,
menghadapi perang dan damai, juga menghadapi sahabat-sahabat yang
jauh dan dekat. Semua itu dihadapi, tetapi rumah tanggapun diatur. Istri
saja sembilan orang, semuanya membawakan hidup masing-masing.
Kecintaan kepada suami pun kadang-kadang menimbulkan cemburu dan
ini semuanya harus diselesaikan.4
Sebab turun surah ini, menurut mayoritas ulama adalah kasus
yang terjadi pada diri Nabi Muhammad SAW ketika beliau meneguk
madu di rumah salah seorang istri beliau, yakni Zainab binti Jahesy as.
Keberadaan beliau disana dalam waktu yang mereka nilai relatif lama
dan dengan jamuan itu menimbulkan kecemburuan istri beliau, Aisyah
dan Hafshah ra., yang kemudian keduanya bersepakat bahwa bila Nabi
SAW datang mengunjungi mereka agar menyampaikan kepada beliau
bahwa ada aroma kurang baik dari mulut beliau, boleh jadi karena
makanan tersebut. Nabi SAW yang masuk kerumah Hafshah ra. dan
diberitahu demikian, menyatakan bahwa beliau hanya meneguk madu.
Hafshah berkata boleh jadi lebaah madu itu menghisap dari pohon
Maghafir, yakni sejenis pohon bergetah dan manis, tetapi beraroma
4 Hamka, Tafsir Al-Azhar Juzu’ XXVIII, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985), hlm.286.
59
serupa dengan aroma minuman keras. Nabi SAW berjanji tidak akan
meneguknya lagi. Nabi SAW juga berpesan agar tidak menyampaikan
hal ini kepada siapa pun. Tetapi, ternyata Hafshah ra. menyampaikan
kepada Aisyah ra. sehingga turunlah ayat-ayat surah ini.5
Sesudah Allah memberikan beberapa bimbingan tentang rumah
tangga Rasulullah SAW, maka Allah pun menghadapkan seruan-Nya
kepada orang-orang yang beriman bagimana pula sikap mereka dalam
menegakan rumah tangga.
Dalam ayat 6 diperingatkan kepada orang yang beriman, bahwa
mengakui beriman saja tidak cukup kalau tidak memelihara diri,
janganlah sampai masuk kedalam neraka yang sangat panas dan siksa
yang sangat besar itu, disertai jadi penyala dari api neraka.
Dari rumah tangga itulah dimulai menanamkan iman dan
memupuk islam. Karena dari rumah tangga itulah akan membentuk umat
dan dalam umat itulah akan tegak masyarakat islam. Masyarakat islam
adalah suatu masayarakat yang bersamaan pandangan hidup, bersamaan
penilaaian hidup terhadap alam.6
5. Penafsiran Secara Umum Kandungan QS. At-Tahrim Ayat 6
a. Kitab Al Kasfu Wal Bayaan
5 M. Quraish Shihab, Op. Cit, hlm. 317-318.6 Hamka, Op.Cit, hlm. 310.
60
(Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamudari api neraka)
Berarti perintahkanlah mereka tentang kebaikan, cegahlah
mereka dari keburukan, didiklah mereka dan ajarilah meraka tata
krama. Maka jagalah mereka dari api neraka dengan demikian.
(yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar)
kasar tutur kata dan perangainya (keras): perkasa yang
mana Allah tidak menciptakan rasa kasih sayang di dalam diri
mereka. Mereka disebut malaikat zabaniyah yang jumlahnya ada 19.
dan asisten mereka dari malaikat penjaga neraka.7
b. Tafsir Al Khazin
(Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu)
Ibnu Abbas berkata: Menyudahi dari sesuatu yang Allah
telah melarangmu dan mengerjakan ketaatan pada Allah.
(dan keluargamu)
7 Abi Ishak Ahmad Bin Muhammad Bin Ibrahim At-Ta’libi, Al-Kasyfu WalBayyan, (Lebanon: Darrul Kutub Al-‘Alamiyah, tt), hlm. 130-131.
61
berarti perintahkanlah mereka tentang kebaikan, cegahlah
mereka dari keburukan, didiklah mereka dan ajarilah mereka tata
krama, jagalah mereka dengan demikian.8
c. Ruuhul Bayan
(Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu)
perintah penjagaan bermakna pemeliharaan, perlindungan
dan merawat. قوا asalnya أوقیوا seperti Yang dimaksud .اضربوا نفس
dalam ayat ini adalah zat atau diri manusia bukan jiwa yang
memerintah ”نفس األمارة“ Maksudnya peliharalah dan jauhkanlah
keluargamu, berarti meninggalkan maksiat dan melakukan kataatan
(dan keluargamu) dengan nasihat, akhlak dan pendidikan. Asal kata
ليأھ adalah أھلین bentuk jamak dari أھل nun dibuang karena susunan
idhofah. Terkadang dijamakan dengan kata أھالي tanpa sesuai
dengan qiyas. Yang namanya keluarga أھل yaitu tiap-tiap orang yang
berada dalam tanggungan dan nafaqah seorang lelaki dimulai dari
istri, anak, saudara lelaki, saudara perempuan, paman, ponakan, dan
pembantu ditafsiri juga dengan para sahabat. Ayat ini menunjukan
kewajiban memerintah kebaikan kepada orang yang lebih dekat.
Orang terdekat sebagaimana hadis
8 Imam ‘Ala’uddin ‘Ali Bin Muhammad Bin Ibrahim Al-Bagdadi, Tafsir Al-Khozin, (Lebanon: Darrul Kutub Al-‘Alamah, tt), hlm. 234-235.
62
“Allah merahmati seorang lelaki yang berkata kepadakeluarganya miskinmu, yatim-mu dan tetanggamu semoga Allahmengumpulkanmu di dalam surga bersama mereka.
Dalam hadis lain
كلكم راع وكلكم مسئول عن راعیتھ “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggungjawab atas apa yang dipimpinya” (H.R. Bukhari dan Muslim)9
Orang yang memimpin maksudnya menjaga berarti setiap
kalian wajib menjaga sesuatu yang dimilikinya dengan berbuat adil
jika seorang pejabat, tidak khianat jika diberi kekuasaan. Setiap
kalian bertanggung jawab dari sesuatu yang wajib dijaganya besok di
hari kiamat. Imam manusia adalah seorang pemimpin, seorang lelaki
adalah pemimpin keluarganya, wanita adalah imam rumah suami dan
anaknya dan pembantu lelaki adalah pemimpin harta majikanya.
Tiap-tiap sesuatu akan dimintai pertanggung jawaban. Dikatakan
Siksaan terberat manusia di hari kiamat adalah seseorang yang
membuat bodoh keluarganya, memperhatikan keluarganya dengan
suatu nasihat serta para tetangga dianggap sama dengan mereka para
keluarga dalam hal nasihat. Bahwasanya para kerabat terdekat lebih
utama dinasehati karena kekerabatanya.
9 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi danPendidikan, (Jakarta: PT. Al Husna Zikra, 1995), hlm. 348-350.
63
Dan firman Allah:
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”As-Su’araa:214.
Bahwasanya syarat-syarat memerintah dan melarang tidak
ditemukan dalam hak para tetangga berbeda dengan para kerabat
terlebih keluarga. Sebagian orang ahli isyarat ayat berkata bersihkan
dirimu dari kotoran cinta dunia sehingga keluargamu bagus semua
dengan mengikutimu, ketika dirimu menyukai dunia maka mereka
akan sibuk dengan dunia karena tergelincirnya seorang imam akan
menggelincirkan pengikutnya.
Al Qosyani rahmatullah berkata: Hakikat keluarga yaitu
orang yang memiliki hubungan ruh, keterikatan hati yang saling
terkait baik dengan keterikatan jasmani ataupun bukan, tiap-tiap
sesuatu yang berhubungan dengan sesuatu memiliki hubungan
dengan hati yang saling terkait atau cinta, dengan suatu keharusan
ada bersamanya di dalam dunia dan akhirat. Maka wajib seseorang
menjaga dan memelihara keluarganya dari siksa neraka sebagaimana
menjaga dirinya sendiri.
Jika seseorang ingin membersihkan dari perbuatan aniaya
dan di dalam dirinya cenderung dan suka kepada sebagian jiwa yang
menenggelamkan dalam perbuatan aniaya maka orang itu belum
64
membersihkan perbuatan aniaya secara hakikat. Karena dengan cinta
dunia dapat menarik ke dalam jurang perbuatan aniaya yang
terselubung aniaya, walaupun kuatnya watak yang masuk dalam
susunanya, adapun jiwa manusia mengalami penurunan dalam
mengerti watak yang keluar dari dirinya, dengan ini maka wajib bagi
orang yang baik untuk mencintai para sufi dan wali supaya
dikumpulkan bersamanya. Karena jiwa akan dikumpulkan bersama
orang yang dicintainya.10
d. Tafsir Al Qur’anul A’adzim Imam Jalil Al-Hafidz ‘Imadudin Abil
Fidaa Ismail Bin Kasir Al-Quraisy Ad-Dimasyqa
Sufyan Atsauri berkata dari Mansur dari seorang lelaki dari
sahabat Ali r.a mengenai firman Allah Swt:
(Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka)
Berkata sahabat Ali r.a Ajarilah akhlak mereka dan didiklah
mereka. Berkata Ali bin Thalhah dari Ibnu Abbas (Hai orang-orang
yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka)
berkata Ibnu Abbas lakukanlah ketaatan kepada Allah, takutlah
maksiat terhadap-Nya, perintahkan keluargamu dengan zikir yang
menjadikan Allah menyelamatkanmu dari neraka. Seorang mujahid
10 Al-Imam As-Syaich Ismail Haqi bin Mustofa Al-Hanafi, Ruhul Bayan,(Lebanon: Darul Kutub Al-Alamah, tt), hlm. 58-59.
65
berkata (Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka) berkata seorang Mujahid “Takutlah
kepada Allah dan berilah wasiat kepada keluargamu mengenai takwa
pada Allah”. Qatadah berkata: Perintahlah mereka taat terhadap
Allah dan cegahlah mereka dari maksiat terhadap Allah. Kamu
Penuhi mereka dengan perintah Allah, kamu perintah mereka
dengannya dan kamu tolong mereka atas perintah Allah. Ketika
kamu melihat maksiat kepada Allah marahi dan cegahlah mereka
karenanya. Sebagaimana Imam Dhohak dan Muqatil berkata: “Hak
terhadap seorang muslim adalah mendidik keluarganya mulai dari
kerabatnya, budak wanitanya dan budak lelakinya pada suatu
perkara yang Allah sudah memfardhukanya terhadap mereka dan
mengenai apa yang Allah telah larang bagi mereka.
Makna ayat ini adalah hadis yang telah diriwayatkan Imam
Ahmad, Abu Daud, dan tirmidzi dari hadis Abdul Malik bin Ar-Rabi'
bin Sabrah dari Ayahnya dari Kakeknya dia berkata:
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الة اذا بلغ سبع سنین فاذا بلغ عشر سنین بي بالص مروا الصفاضربوه علیھا
"Perintahkanlah anak kecil untuk melaksanakan shalatapabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah
66
mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidakmelaksanakannya".11
Ini adalah lafadz hadis imam Abu Daud. Imam Timidzi
berkata ini adalah hadis hasan.
Imam Abu Daud meriwayatkan hadis ini dari Umar bin
Syuaib dari bapaknya dari kakeknya dari Rasulallah Saw., Para ahli
fiqih berkata memerintah sholat sama halnya dengan memerintah
puasa karena yang demikian untuk melatih anak terhadap ibadah
supaya kelak ketika anak sudah balig dia tetap melakukan ibadah,
taat dan menjauhi maksiat. Allah adalah sebaik-baik zat yang
memberi pertolongan.12
e. Tafsir Ibnu Katsir
Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka”
Yaitu kamu perintahkan dirimu dan keluargamu yang terdiri
dari istri, anak, saudara, kerabat, sahaya wanita dan sahaya laki-laki
untuk taat kepada Allah. Kamu ajari dan didik mereka serta pimpin
mereka dengan perintah Allah. Kamu perintahkan mereka untuk
11 Imam Jalil Al-Hafidz ‘Imadudin Abil Fidaa Ismail Bin Kasir Al-Quraisy Ad-Dimasyqa, Tafsir Al-Qur’annul ‘adzim, (Bahzur: Sulaiman Rodi’, tt), hlm. 390.
12 Imam Jalil Al-Hafidz ‘Imadudin Abil Fidaa Ismail Bin Kasir Al-Quraisy Ad-Dimasyqa, Ibid, hlm. 390-392.
67
melaksanakanya dan kamu bantu mereka dalam merealisasikanya.
Bila kamu melihat ada yang berbuat maksiat kepada Allah maka
cegah dan larang mereka. Ini merupakan kewajiban setiap muslim,
yaitu mengajarkan orang yang berada diawah tanggung jawabnya
segala sesuatu yang telah diwajikan dan dilarang oleh Allah Ta’ala
kepada mereka.
Makna ayat diatas sejalan dengan sebuah hadist yang
diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud dari Saburah bahwa
Rasulullah SAW. bersabda:
ن ی ن س ر ش ع غ ل ا ب ذ ا ف ن ی ن س ع ب س غ ل ا ب ذ ا ة ال الص ب ي ب ا الص و ر م اھ ی ل ع ه و ب ر اض ف
“Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat bila telahmencapai usia tujuh tahun.Bila telah mencapai umur sepuluh tahun,pukulah mereka bila tidak mau mengerjakanya”13
Lafadz hadist dari Abu Dawud dan Tirmidzi mengatakan”
ini adalah hadist hasan”. Para ahli fiqih mengatakan, demikian pula
halnya dengan puasa, agar anak-anak terlatih dalam melakukan
peribadatan sehingga dikala dewasa nanti mereka akan tetap
menjalani hidup dengan ibadah dan ketataan, menjauhi kemaksiatan
dan meninggalkan kemungkaran.
Allah SWT berfirman: “Yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu” yaitu yang kayu bakarnya terdiri atas manusia
13Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: GemaInsani, 2000), hlm. 751.
68
dan jin. “Al-Hijarah” dalam ayat ini ada yang mengatakan sebagai
patung-patung yang mereka sembah. Ibnu Mas’ud dan yang lainya
mengatakan, “Batu belerang” dan ditambahkan oleh Mujahid, “ Batu
yang baunya lebih busuk daripada bangkai”. Demikian diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Hatim.
Firman Allah SWT: “Penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar” yaitu yang tabiatnya kasar. Allah telah mencabut dari hati-
hati mereka rasa kasih sayang terhadap orang-orang kafir. “yang
keras” yaitu susunan tubuh mereka sangat keras, tebal dan
penampilanya yang mengerikan. Wajah-wajah mereka hitam dan
taring-tarng mereka menakutkan. Tidak tersimpan dalam hati
masing-masing mereka rasa kasih sayang terhadap orang-orang
kafir, walaupun sebesar biji dzarrah.
Allah berfirman: “Yang tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan”.Yaitu, mereka tidak pernah menangguhkan
bila datang perintah dari Allah walaupun sekejap mata, padahal
mereka bisa saja melakukan hal itu dan mereka tidak mengenal lelah.
Mereka itulah para malaikat Zabaniah. Kita berlindung kepada Allah
dari mereka.14
14 Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Ibid, hlm. 751-752.
69
f. Tafsir Al-Misbah
Dalam suasana peristiwa yang terjadi dirumah tangga Nabi
SAW seperti diuraikan oleh ayat-ayat yang lalu, surat At-Tahrim
memberi tuntunan kepada kaum beriman bahwa: “Hai orang-orang
yang beriman, peliharalah diri kamu” antara lain dengan
meneladani Nabi Muhammad SAW dan peliharalah juga “Keluarga
kamu” yakni istri, anak-anak dan seluruh yang berada dibawah
tanggung jawab kamu dengan membimbing dan mendidik mereka
agar kamu semua terhindar “dari api” neraka “yang bahan
bakarnya adalah manusia-manusia” yang kafir “dan juga batu-
batu” antara lain yang dijadikan berhala-berhala. “Diatasnya” yakni
yang menangani neraka itu dan bertugas menyiksa penghuni-
penghuninya adalah “malaikat-malaikat yng kasar-kasar” hati dan
perlakuanya, “yang keras-keras” perlakuanya dalam melaksanakan
tugas penyiksaan, “yang tidak mendurhakai Allah menyangkut apa
yang Dia perintahkan kepada mereka” sehingga siksa yang mereka
jatuhkan, kendati mereka kasar, tidak kurang dan tidak juga berlebih
dari apa yang diperintahkan Allah, yakni sesuai dengan dosa dan
kesalahan masing-masing penghuni neraka “dan mereka” juga
senantiasa dan dari saat kesaat “mengerjakan” dengan mudah “apa
yang diperintahkan” Allah kepada mereka.
Ayat enam diatas menggambarkan bahwa dakwah dan
pendidikan bermula dari rumah. Ayat diatas walaupun secara
70
redaksional tertuju kepada kaum pria (ayah), tetapi itu bukan berarti
hanya tertuju kepada mereka. Ayat ini tertuju kepada perempuan dan
lelaki (ibu dan ayah) sebagaimana ayat-ayat yang serupa (misalnya
ayat yang memerintahkan berpuasa) yang juga tertuju kepada laki-
laki dan perempuan. Ini berarti kedua orang tua bertanggung jawab
terhadap anak-anak dan juga pasangan masing-masing sebagaimana
masing-masing bertanggung jawab atas kelakuanya. Ayah atau ibu
sendiri tidak cukup untuk menciptakan satu rumah tangga yang
diliputi oleh nilai-nilai agama serta dinaungi oleh hubungan
harmonis.15
g. Tafsir Al-Qurthubi
Pada firman Allah surat At-Tahrim ayat 6 terdapat satu
masalah, yaitu perintah agar manusia memelihara dirinya dan
keluarganya dari api neraka.
Adh-Dhahhak berkata: “Maka firman Allah itu adalah:
Peliharalah (oleh kalian) diri kalian. Adapun keluarga kalian,
hendaklah mereka memelihara diri mereka dari api neraka.”
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas:
“Peliharalah diri kalian, dan perintahkanlah keluarga kalian berdzikir
dan berdo’a, agar Allah memelihara mereka karena kalian (dari api
neraka).”
15 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 326-327.
71
Ali, Qatadhah dan Mujahid berkata: “Peliharalah diri kalian
dengan perbuatan kalian, dan peliharalah keluarga kalian dengan
wasiat kalian.” Ibnu Al-Arabi berkata: “Pemahaman tang diperoleh
dari ‘athfal yang menghendaki adanya perserikatan antara Ma’thuuf
dan Ma’thuuf Alaih pada makna fi’il.
Dengan demikiaan seseorang harus memperbaiki dirinya
sendiri dengan melakukan ketataan dan juga memperbaiki
keluarganya layaknya seorang pemimpin memperbaiki orang yang
dipimpinya. Dalam sebuaah hadist shahih, Nabi SAW bersaabda:
ما م راع وھو مسئول عن , كلكم راع وكلكم مسئول عن راعیتھ فاإلجل راع في اھلھ وھو مسئول عن رعیتھ , رعیتھ والمرأة , والر
لة عن رعیتھاراعیة في بیت زوجھا وھي مسئو “Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan masing-
masing kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yangdipimpinya. Seorang imam yang memimpin manusia adalahpemimpin, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka.Seseorang adalah pemimpin bagi keluarganya, dan dia akan dimintaipertanggungjawaban atas apa yang dipimpinanya.”
Hal inilah yang diungkapkan oleh Al Hasan tentang ayat ini
dengan ucapan: “Dia harus memerintahkan dan melarang mereka.”
Ketika Allah berfirman “Peliharalah dirimu” para ulama
berkata, “anak termasuk dalam firman Allah itu, sebab anak adalah
bagian darinya, sebagaimana dia termasuk dalam firman Allah.
.... ...... “Dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, makan (bersama-
sama mereka) dirumah kamu sendiri” (QS.An-Nuur: 61).
72
Namun mereka tidak disebutkan sebagaimana sebagaimana
semua kerabat lainya disebutkan. Dengan demikian,seseorang harus
mengajari anaknya sesuatu yang halal dan haram, sekaligus
menjauhkan dari kemaksiatan dan dosa, serta hukum-hukum yang
lainya.16
B. Penerapan Konsep Pendidikaan Keluarga Dalam QS.At-Tahrim Ayat 6
1. Pendidikan
...... ...........“peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”
Pembahasan mengenai ayat diatas yang artinya adalah Peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka, mengandung pengertian bahwa
agar setiap manusia mencari ilmu untuk melindungi dari api neraka,
dengan maksud bahwa setiap orang dengan memiliki ilmu pengetahuan
tentang agama maka ia akan bisa mengerti dan mengetahui apa yang
dilarang oleh Allah serta dapat mengetahui bagaimana cara beribadah
kepada Allah benar. Dengan memiliki ilmu pengetahuan yang luas tentang
agama maka setiap orang dapat mengamalkanya dalam keseharian
hidupnya.
Kemudian Allah juga memperingatkan agar menjaga keluarganya
dari api neraka, yang dimaksud disini adalah istri, anak-anak, adik, kakak,
pembantu dan seluruh yang ada didalam rumah tersebut. Cara menjaga
yang dimaksudkan adalah dengan menjauhkan mereka semua dari api
16 Syaich Imam Al-Qurthubi, Op.Cit, hlm. 744-746.
73
neraka, yaitu dengan cara memberikan pendidikan. Pendidikan dalam
keluarga bisa diterapkan dengan langsung memberikan pendidikan agama
secara langsung ataupun dengan teguran dan memberikan tauladan kepada
mereka tentang hal-hal yang berkaitan dengan beribadah kepada Allah.
2. Keluarga
Telah disinggung dari beberapa tafsir-tafsir QS. At-Tahrim ayat 6
mengenai makna “Keluargamu” bahwa keluarga disini diartikan sebagai
orang yang memiliki hubungan darah, orang yang memiliki hubungan
darah dapat diartikan sebagaai anak, istri dan seluruh keluarga lainya yaitu
adik, kakak, bahkan orang tua. Namun yang lebih menjadi penekanan
disini adalah seluruh anggota keluarga yang berada dibawah pimpinan
kepala keluarga atau suami.
3. Makna Perintah Menjaga Keluarga
..... ...........“peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”
Makna kata “Peliharalah” dalam ayat diatas yang mengandung
makna perintah, yang maksudnya bahwa Allah memerintahkan agar setiap
orang menjaga keluarganya. Kepala keluarga mempunyai peran yang
sangat penting dalam penjagaan keluarga, dengan memberikan pendidikan
kepada anak dan seluruh anggota keluarganya maka kepala keluarga telah
menjalankan perintah Allah dan menjauhkan anggotaa keluarga dari api
neraka.
74
Kemudian orang tua juga sangat bertanggung jawab terhadap
kehidupan anaknya kelak dimasa depan, karena orang tua adalah pendidik
pertama bagi seorang anak yang akan menjadi pondasi anak dalam
kehidupanya dikemudian hari.
Disinilah pentingnya kita berpegang teguh pada Al-Qur’an dan
menjadikanya sebagai pedoman bagi hidup kita agar sesuai dengan apa
yang diperintahkan oleh Allah dan kita tidak terjerumus pada hal-hal yang
akan menjadikan kita masuk dalam api neraka.
4. Metode Pendidikan Keluarga
Dari beberapa tafsir yang telah disebutkan diatas mengenai QS. At-
Tahrim ayat 6 dapat diambil kesimpulan bahwa dalam QS. At-Tahrim
menjelaskan maksud dari memelihara keluarga dari api neraka adalah dengan
cara keluarga atau orang tua memberikan pendidikan terhadap anak-anaknya
mengenai pendidikan akhlak, pendidikan cara beribadah kepada Allah dan
haal-hal yang telah dilarang oleh Allah SWT.
Perilaku yang dilakukan orang tua atau kepala keluarga menjadi
sorotan dan contoh yang akan ditiru oleh anggota keluarganya, karena
pendidikan bagi anak yang akan selalu teringat dalam pikiranya adalah
lingkungan. Keluarga adalah lingkungan terdekat anak, maka orang tua harus
bersikap baik dan selalu mencontohkan hal-hal yang baik pula.
Mengenai metode yang dilakukan orang tua dalam mendidik
anaknya dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang anak menjadi pondasi
awal anak dan akan selalu dipegang bagi kehidupanya kelak adalah metode
75
pembiasaan terhadap anak, sebagai contoh bahwa anak yang terbiasa diajari
melakukan shalat ketika dia masih kecil maka hal tersebut akan menjadi
kebiasaan dirinya dan ketika dewasa tanpa disuruh anak akan melakukan
shalat dengan sendirinya.