bab iii kelarutan (farmasi fisika)

8
BAB III METODOLOGI KERJA A. Uraian Bahan 1. Air (Anonim, 1979) a. Sinonim : Air Suling, Aqua Destillata. b. RM/BM : H 2 O/18,02 c. Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa. d. Kelarutan : - e. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. f. Kegunaan : Zat tambahan, pelarut. 2. Asetosal (Anonim, 1979) a. Sinonim : Acidum Acetylsalicylicum, Asam Asetilsalisilat. b. Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa asam. c. Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol (95%)P, 19

Upload: eva-apriliyana-rizki

Post on 19-Jun-2015

7.034 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)

BAB III

METODOLOGI KERJA

A. Uraian Bahan

1. Air (Anonim, 1979)

a. Sinonim : Air Suling, Aqua Destillata.

b. RM/BM : H2O/18,02

c. Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa.

d. Kelarutan : -

e. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

f. Kegunaan : Zat tambahan, pelarut.

2. Asetosal (Anonim, 1979)

a. Sinonim : Acidum Acetylsalicylicum, Asam Asetilsalisilat.

b. Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak

berbau atau hampir tidak berbau, rasa asam.

c. Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol

(95%)P, larut dalam kloroform P dan dalam eter P.

d. Khasiat : Analgetikum, antipiretikum.

3. Propilenglikol (Anonim, 1979)

a. Sinonim : Propylenglycolum.

b. Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa

agak manis, higroskopik.

c. Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%)P dan

dengan kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P, tidak

dapat campur dengan eter minyak tanah P dan dengan

minyak lemak.

d. Kegunaan : Zat tambahan sebagai pelarut.

19

Page 2: Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)

4. Asam Benzoat (Anonim, 1979)

a. Sinonim : Acidum Benzoicum.

b. RM/BM : C7H6O2/122

c. Pemerian : Hablur halus dan ringan, tidak berwarna, tidak berbau.

d. Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 350 bagian air, dalam lebih

kurang 3 bagian etanol (95%)P, dalam 8 bagian

kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.

e. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

f. Khasiat : Antiseptikum ekstern, antijamur.

5. NaOH (Anonim, 1979)

a. Sinonim : Natrii Hydroxydum.

b. Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,

kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur,

putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif.

Segera menyerap karbondioksida.

c. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)P.

d. Kegunaan : Zat tambahan.

6. Tween-80 (Anonim, 1979)

a. Sinonim : Polysorbatum-80, Polisorbat-80.

b. Pemerian : Cairan kental seperti minyak, jernih, kuning, bau asam

lemak, khas.

c. Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P, dalam etil

asetat P dan dalam metanol P, sukar larut dalam parafin

cair P dan dalam minyak biji kapas P.

d. Kegunaan : Zat tambahan.

7. Fenoftalein P (Anonim, 1995)

a. Pemerian : Serbuk hablur putih atau agak kekuningan.

b. Kelarutan : Tidak larut dalam air, larut dalam etanol.

20

Page 3: Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)

B. Alat dan Bahan

Alat ;

Mixer

Buret

Erlenmeyer

Labu ukur

Corong

Beaker Glass

Pipet Tetes

Pipet Ukur

Cawan

Bahan :

Air

Asetosal

Propilen glikol

Tween 80

Asam Benzoat

NaOH

Indikator Fenolftalein

Kertas Saring

C. Cara Kerja

1. Pengaruh Campuran Pelarut Terhadap Kelarutan Zat

Dibuat campuran pelarut-pelarut seperti yang tertera pada tabel di

bawah ini :

Air ( % v/v ) Alkohol ( % v/v ) Propilen glikol ( % v/v )

60 0 40

60 20 20

21

Page 4: Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)

60 40 0

Dilarutkan asetosal sedikit demi sedikit dalam masing-masing

campuran pelarut sampai didapat larutan yang jenuh.

Dikocok larutan dengan mixer selama 5 menit, jika ada endapan yang

larut selama pengocokan tambahkan lagi asetosal sampai didapat

larutan yang jenuh kembali.

Disaring larutan. Tentukan kadar asetosal yang larut dengan cara

titrasi asam basa. Titrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan indikator

larutan fenolftalein.

1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 18,02 mg C₉H₈O₄

Dibuat grafik antara kelarutan asetosal dengan % pelarut yang

ditambahkan.

2. Pengaruh Penambahan Surfaktan Terhadap Kelarutan Zat

Dibuat 50 ml larutan tween 80 dengan konsentrasi : 10, 50, dan 100

mg/ 100 ml air.

Dilarutkan asam benzoat sedikit demi sedikit sampai diperoleh larutan

yang jenuh.

Dikocok larutan dengan mixer selama 5 menit. Kalau ada endapan

yang larut selama pengocokan, tambahkan lagi asam benzoat sampai

didapat larutan yang jenuh kembali.

Disaring dan tentukan kadar asam benzoat yang terlarut dalam

masing-masing larutan. Titrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan

indikator larutan fenolftalein.

1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 12,21 mg asam benzoat

Dibuat grafik antara kelarutan asam benzoat dengan konsentrasi tween

80 yang digunakan.

D. Skema Kerja

22

Page 5: Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)

Dibuat campuran pelarut seperti berikut :

Dilarutkan asetosal sedikit demi sedikit ad larutan jenuh

Dikocok 5 menit, jika ada endapan tambahkan asetosal lagi

Disaring larutan. Titrasi dengan NaOH 0,1 N, indikator fenolftalein

Dibuat grafik

1. Pengaruh Campuran Pelarut Terhadap Kelarutan Zat

2. Pengaruh Penambahan Surfaktan Terhadap Kelarutan Zat

23

Page 6: Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)

Dibuat 50 ml larutan tween 80, konsentrasi : 10, 50 dan 100 mg / 100 ml

Ditambah asam benzoat sedikit demi sedikit ad larutan jenuh

Dikocok 5 menit, jika ada endapan tambahkan asam benzoat lagi

Disaring larutan. Titrasi dengan NaOH 0,1 N, indikator fenolftalein

Dibuat grafik

24