bab iii laporan produksi...surat izin lokasi. setelah pembuatan surat izin produser memberikan...
TRANSCRIPT
1
BAB III
LAPORAN PRODUKSI
3.1. Proses Kerja Produser
Menurut Nurul Muslimin, ( 2018:152 ) mengatakan bahwa “Produser adalah pihak
yang memproduksi film, baik personal, lembaga, atau perusahaan. Produser bertugas
memimpin seluruh tim produksi agar sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan
bersama, baik dalam aspek kreatif maupun managemen produksi, dengan anggaran
yang telah di setujui oleh executive produser”.
Berdasarkan kutipan diatas, penulis menyimpulkan seorang produser adalah
orang yang bertanggung jawab atas suatu program, kreatif dan bertanggung jawab
atas program yang akan dibuat. Akan tetapi jika hanya dalam proyek film dengan
budged minimal peran produser juga merangkap sebagai eksekutif produser dalam
program yang akan dibuat dan disajikan kepada penonton. Produser juga harus
memiliki kemampuan organisasi dan kreativitas yang baik.
Penulis berperan sebagai produser dalam produksi program non-drama
Magazine Show yang berujudul “PENA” adalah pimpinan produksi yang
bertanggung jawab terhadap berjalannya produksi. Seorang produser harus memiliki
inisiatif, kreatifitas yang tinggi, hingga bertanggung jawab selama pra produksi,
produksi dan pasca produksi. Produser bekerja sama dengan semua departemen yang
ada dalam sebuah kelompok produksi selama produksi berlangsung.
3.1.1. PraProduksi
Menurut Latief dan Utud, ( 2015: 148 ) mengatakan bahwa “praproduksi
adalah tahapan pelaksanaan pembahasan dan mencari ide, gagasan, perencanaan,
talent, lokasi dan kerabat kerja (kru). Pada tahap ini yang beranggung jawab adalah
eksekutif produser, produser, director (program director), dan kreatif”.
Berdasarkan kutipan diatas adalah selama dalam pra produksi produser
bertugas memilih kru , pemain (talent) , dan mencari ide serta melakukan
perencanaan terhadap program yang akan dibuat juga membuat sebuah konsep agar
program yang akan dibuat nantinya bisa memenuhi keinginan penonton.
Penulis sebagai produser bersama tim mempersiapkan segala sesuatu hal
sebelum proses pra produksi, produksi dan pasca produksi, mulai dari menciptakan
ide untuk program lalu dikembangkan menjadi sebuah cerita, menentukan tim
produksi, menyiapkan proposal program, kemudian menentukan para tokoh untuk
memainkan peran dalam cerita dilanjutkan dengan reading rehearsal pemain,
mengumpulkan biaya produksi, hunting lokasi, menyewa alat-alat syuting,
perlengkapan artistik dan menyediakan konsumsi.
1. Pemilihan Tim Produksi
Tahap ini merupakan sebuah proses awal, sebelum semua melanjutkan ke
dalam proses selanjutnya. Dalam produksi non-drama Magazine Show dibutuhkan
kerja sama banyak orang atau yang sering disebut sebagai Team (tim) inti. Tim inti
adalah orang-orang yang sejak awal terlibat dalam produksi drama televisi ini,
sebagai acuan rekan kerja yang lain.
Dalam program televisi non-drama Magazine Show tugas akhir ini,
setelah melakukan pertemuan dan pemilihan oleh tim yang sudah terbentuk
sebelumnya, maka ditentukanlah pembagian jabatan, sebagai berikut :
a. Fahmi Idris : Produser
b. Rafi Zein Al Muafa : Sutradara
c. Muhammad hadi : Penulis naskah
d. Syafitri Handiyani : Penata Gambar
e. Agung Juliyanto : Penyunting Gambar
f. Ria Afriani : Penata Suara
2. Konsep program
Dalam tahap ini produser mengumpulkan semua tim dengan dibantu oleh
sutradara dan penulis naskah, ini bertujuan untuk menjelaskan konsep program non-
drama Magazine Show yang berudul“PENA” yang menceritakan tentang informasi
seputar dunia binatanng reptile yang dapat memberikan pesan positif dan juga
pembelajarn terlebih kepada anak-anak usia dini mengenai cara menangani dan
merawat binatang reptile agar persepsi anak-anak kedepannya terhadap binatang
reptile tak buruk, melainkan bisa menjadi pesan positive, karna tidak semua reptile
berdampak buruk kepada manusia.
Maka dari itu reptile yang Penulis sajikan di program magazine show
“PENA” adalah reptile yang jinak dan aman untuk di pegang kepada semua umur
terutama kepada anak-anak, tetapi tetap di awasi dengan orang yang berpengalaman,
banyak juga manfaat-manfaat yang terdapat pada sebagian organ tubuh reptil dan
kami juga menyajikan tips and trick cara menghindari serangan reptile yang liar, dan
cara mengobati gigitan yang berbisa maupun tidak berbisa, program ini juga
memecahkan mitos-mitos dahulu salah satunya ialah bahwa ular takut dengan garam.
3. Tahap Mencari Lokasi dan Talent
Dalam tahap ini, penulis dan tim mencari lokasi taman bermain anak dan
sekolahan sampai dengan rumah pecinta reptile dan hidangan unik yang jarang sekali
terdengar ditelinga masyarakat yaitu restoran king kobra yang menyajikan menu
hidangan yang kaya akan manfaat didalamnya, sesuai dengan keinginan sutradara
dengan konsep dan karakteristik pengambilan gambar.
Setelah menemukan lokasi yang tepat di 4 tempat lokasi, yang pertama
tepatnya di komplek HBTB Cimanggis Depok, selanjutnya lokasi kedua bertempat di
Taman Mahoni Jakarta Timur, selanjutnya bertempat di Inwa Nulhuda dan telaga
golf sawangan dan yang terakhir bertempatan di restoran king cobra di jl kapten
tendean mampang Jakarta Selatan.
Penulis dan tim meminta izin kepada Kelurahan Kelapa Dua Wetan
selanjutnya kepada kepala sekolah yayasan Inwa Nulhuda dan yang terakhir
selantunya izin kepada pemilik rumah dan ketua RT/RW setempat untuk dijadikan
lokasi pengambilan gambar ditempat tersebut dan meminta izin kepada satpam
setempat dan yang terakhir izin kepada tempat kuliner king cobra Meskipun jarak
yang cukup jauh dari lokasi utama.
Pada akhirnya penulis dan tim mendapatkan perizinan lokasi dari semua
tempat.
4. Pembuatan Anggaran Produksi
Dalam sebuah Produksi pastinya membutuhkan biaya, apalagi produksi non-
drama Magazine Show sangat membutuhkan dana yang cukup besar atau tidak
sedikit sehingga penulis dan tim membuat daftar biaya apa saja yang akan
dikeluarkan untuk menunjang proses produksi pada tiap tahapnya. Sehingga produser
dan tim menentukan berapa dana yang harus dikeluarkan oleh setiap kru dengan cara
musyawarah dengan sebaik-baiknya, dan telah ditentukan dana yang dikeluarkan per
kru sebesar Rp. 2.775.000-, ( dua juta tujuh ratus tujuh puluh lima ribu rupiah ).
5. Tahap perizinan
Dalam proses perizinan diberi tanggung jawab untuk mengurus dan membuat
surat izin lokasi. Setelah pembuatan surat izin produser memberikan kepada pihak
yang terkait, berguna untuk memudahkan jalannya proses pengambilan gambar.
3.1.2. Produksi
Menurut Latief dan Utud, ( 2015: 187 ) mengatakan bahwa,“produksi
program adalah rangkain proses teknis yang menghasilkan suatu program”.
Berdasarkan Kutipan diatas, pada saat produksi penulis dan tim dalam
program non-drama Magazine Show “PENA” bekerja sama dengan kru yang terdiri
dari Penulis naskah, Sutradara, penata cahaya, penata artistik dan Penata kamera
dalam hal kesiapan untuk pengambilan gambar, kesiapan artisik, kesiapan penataan
lighting dan melakukan pengecekan alat-alat.
Selama produksi berlangsung, penulis mengawasi dan menjaga suasana agar
kondusif, sehingga proses pengambilan gambar dapat berjalan sesuai yang
diinginkan oleh sutradara, penulis juga membantu dalam pemilihan tempat yang
cocok untuk pengambilan gambar pada hari pertama dan juga memberikan masukan
agar gambar yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan oleh sutradara dan
penulis naskah.
Penulis juga melakukan daily production repot dan equiptment list (check list
harian) agar semua pengeluaran tercatat dengan benar, penulis juga menelpon talent
atau host agar tidak terjadinya keterlambatan selama produksi berlangsung, serta
melalukan pengecekan dalam hal izin tempat,pemesanan konsumsi, dan kesiapan
kendaraan yang akan digunakan untuk mengangkut barang, dan alat-alat yang akan
digunakan selama produksi berlangsung.
3.1.3. Pasca Produksi
Menurut Latief dan Utud ( 2017: 263 ) mengatakan bahwa “Pasca Produksi
(Post Production) adalah tahapan terakhir produksi program siaran. Pada tahap ini
rekaman materi shooting yang didapatkan dari lokasi (venue)akan dilakukan proses
editing”.
Penulis sebagai produser drama televisi pada tahap pasca produksi
bertanggung jawab dengan laporan hasil produksi dari setiap departemen,
menyusun laporan keuangan, menanyakan hasil editing, menyusun desain
produksi. dan mengadakan evaluasi terhadap tim untuk mengetahui kendala
produksi dan proses editing.
3.1.4. Peran dan Tanggung Jawab Produser
Produser memiliki tanggung jawab yang sangat besar dengan adanya sebuah
produksi dalam televisi, dari pra produksi hingga pasca produksi produser harus
mengetahui segala proses yang ada.
Menurut Latief dan Utud ( 2017:7 ) Mengatakan Bahwa “Produser adalah
penanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan produksi. Melakukan
koordinasi pelaksaan pra produksi, produksi dan pasca-produksi. Dalam menjalankan
tugasnya produser di awasi produser eksekutif”.
Berdasarkan kutipan diatas, penulis sebagai produser berperan dan
bertanggung jawab saat pra produksi, produksi dan pasca produksi, diantaranya:
1. Memilih kru yang terdiri dari sutradara, penata cahaya, penata kamera, penata
suara, penulis naskah, penyunting gambar, dan penata artistik agar nantinya
berjalan sesuai departemen masing-masing.
2. Mencari dan menetukan ide cerita untuk diproduksi dan melakukan
bimbingan kepada dosen pembimbing.
3. Menyusun rancangan produksi Sebelum produksi berlangsung penulis
menyusun rencana produksi diantaranya working schedule, breakdown
budget, call sheet, kontrak kerja kru, dan kontrak kerja talent, yang akan
dijadikan acuan selama produksi berlangsung.
4. Membuat surat perizinan lokasi agar pembuatan film berjalan dengan lancar.
5. Mengupayakan anggaran dana untuk produksi. Penulis sebagai produser
bertanggung jawab dalam mencari anggaran dana untuk membuat film, maka
dari itu produser melalukan perundingan dengan kru untuk mengumpulkan
uang sebesar Rp.1.750,000 (satu juta lima ratus ribu rupiah) yang akan
digunakan sebagai pembuatan film.
6. Mengawasi pelaksanaan produksi melalui laporan yang diterima dari setiap
kru yang bertugas.
7. Mengontrol setiap tahap editing agar sesuai dengan buku panduan laporan
tugas akhir.
3.1.5. Proses Penciptaan Karya
1. Konsep Kreatif
Penulis dan tim melalukan brainstroming dengan kru agar terbentukanya ide
cerita yang akan dibuat, penulis meminta setiap kru agar menuangkan ide certia dari
berbagai referensi diantaranya Magazine Show, Si Otan Trans7 Magazine Show hobi
kompasTV.
Setelah kru mendapatkan ide cerita, penulis dan kru melakukan bimbingan dan di
tetapkanlah program non-drama beredukasi,informasi dan hiburan sebagai konsep
yang akan dibuat, setelah di tetapkan konsep non-drama tersebut penulis melakukan
diskusi dengan anggota dan memberikan arahan kepada penulis naskah agar
mengembangkan ide tersebut menjadi sebuah tayangan yang diinginkan.
2. Konsep Produksi
Pada proses ini penulis sebagai produser menyiapkan segala sesuatu hal yang
berhubungan dengan produksi. Produser bertugas menyiapkan kebutuhan seluruh kru
untuk menciptakan hasil karya yang maksimal. Dalam produksi program non-drama
televisi “PENA”, penulis menyadari akan pentingnya kerja sama seluruh kru untuk
mewujudkan suasana aman terkendali agar terhindar dari permasalahan satu sama
lain.
Produser juga mengajak teman-teman yang lain untuk membantu dalam
proses produksi. Proses produksi non-drama televisi ini membutuhkan lokasi yang
diinginkan oleh penulis sebagaimana tertulis didalam naskah, maka produser
melakukan pencarian lokasi yang sesuai dan mengurus perizinan lokasi tersebut
dengan dibantu oleh kru lainnya.
Produksi direncanakan berjalan selama 4 hari, dimulai hari minggu pagi
dilaksanakan di Komplek HBTB, Cimanggis depok.Kemudian hari berikutnya di
laksanakan di taman mahoni , kelapa dua wetan Jakarta Timur, hari berikutnya di
salah satu yayasan inwanul huda cipinang, Jakarta timur selanjutnya Telaga golf
Sawangan, depok dan yang terakhir di restoran king kobra di mampang Jakarta
selatan.
3. Konsep Teknis
Dalam tahap ini penulis melakukan pertemuan dengan tim untuk menentukan
alat apa saja yang akan digunakan untuk keperluan produksi.
Setelah melakukan pertemuan akhirnya kru setuju untuk menggunakan
Kamera sinema Sony VG30 dengan alasan kualitas gambar yang bagus.
Alat-alat yang lain yang disewa untuk menunjang kebutuhan shooting seperti
halnya penyewaan audio dan lighting. Sedangkan untuk editing menggunakan
komputer (laptop) milik pribadi serta jasa dari anggota kru yang bertugas sebagai
editor, sehingga tidak perlu mencarin atau menyewa jasa editing ditempat lain.
3.1.6. Kendala Produksi dan Solusinya
1. kendala produksi hari minggu 9 desember 2018 turun hujan dari siang
Solusinya : kami dan tim semua menunggu hujan reda hingga sore dan
melanjutkan syuting
2. kendala produksi sabtu 22 desember 2018 Pada awalnya memakai host 1 dan
host tersebut tidak bisa mengikuti syuting di karenakan sakit.
Solusinya : Kami jadinya memakai host 2
3. kendala produksi rabu 9 januari 2019 sd card kamera tidak kebaca pada
kamera.
Solusinya : segera membeli cardtrider buat kamera.
4. hardisk memori sudah penuh.
Solusinya :kami meminjam hardisk ke temen.
3.2. Lembar Kerja Produser
3.2.1. Deskripsi Program
Program Informasi di televisi, sesuai dengan namanya memberikan banyak
informasi mengenai hal yang bersangkutan dengan dunia reptil. Program Informasi
adalah segala jenis siaran yang tujuanya untuk memberikan pengetahuan (Informasi)
kepada khalayak audience.
Daya tarik program ini adalah informasi, education dan juga hiburan
informasi, education dan hiburan itulah yang akan “dijual” kepada audience,
Penulis bersama tim dalam program non-drama Magazine Show yang berjudul
“PENA” pada saat praproduksi menunjuk kru dalam penentuan jobdeskBriefing
Kelompok dan merancang program yang akan dibuat Setelah melakukan rapat dan
pembicaraan yang telah dipercaya sebagai produser.
maka sebagai langkah pertama penulis mencari informasi tentang program
non-drama Magazine Show melalui buku yang telah penulis pinjam dan beli terlebih
dahulu, setelah itu penulis membuat format program sebagai berikut:
1. Kategori Program : Non-Drama
2. Media : Televisi
3. Format Program : Magazine Show
4. Judul Program : PENA
5. Durasi Program : 21 menit
3.2.2. Target Audiens
1. Jenis Kelamin : Pria dan wanita. Penulis memilih target dengan jenis kelamin
pria dan wanita karena pesan dalam film ini yang disampaikan bukan hanya
untuk pria numun juga wanita
2. Pendidikan : Pendidikan anak usia dini (PG PAUD) Sekolah Dasar (SD)
Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah atas (SMA) sampai
perguruan tinggi.
3. Jam Tayang+Alasan : Setiap Senin-Jumat Pukul 13:00 – 13:30 WIB
Alasan : Pada jam–jam tersebut seluruh kegiatan masyarakat
khususnya kepada anak-anak dirumah seperti sarapan pagi hingga mandi
sampai juga merapihkan tempat tidur sudah terlaksana tiggal bersantai-santai
di depan televise untuk menikmati liburan di akhir pekan.. cocok untuk
masyarakat khususnya anak-anak yang sangat butuh tayangan yang berisi
seputar informasi,edukasi,hiburan kebanyakan stasuin televise menayangkan
tontonan sinetron yang bergenre cinta dengan adegan dan cerita yang tidak
seharusnya di tonton oleh anak-anak di bawah umur. Beda dengan tayangan
yang kami sajikan kepada semua umur karena sangat layak untuk di tonton
oleh semua kalangan.Karena program kami bersifat mendidik khususnya
kepada anak-anak yang pada saat ini sangat dibutuhkan tontonan edukasi,
informasi sekaligus hiburan maka dari itu kami memilih jam tersebut untuk
menemani liburan akhir pekan khususnya anak-anak.
Sebenarnya kami membuat program acara ini untuk merubah pola pikir anak
anak yang sebenarnya tidak boleh hidup dengan sandiwara cinta yang tidak bagus
sama sekali untuk kedepannya.
Status Ekonomi Sosial : Kelas Atas (A) dan menengah (B)
Alasan : Karna cukup mengeluarkan budget yang lumaya
cukup besar untuk memelihara jenis-jenis reptil terutama untuk reptil berjenis ular
phyton albino dengan ukuran baby dengan harga dua juta rupiah hingga puluhan juta
rupiah semua tergantung jenis-jenis yang langkah dan juga varian warna yang unik.
3.2.3. SHOOTING SCHEDULE
TABEL III.1 SHOOTING SCHDULE
FALKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA UNIVERSITAS
BINA SARANA INFORMAIKA
Production Company : UBSI TV Produser : Fahmi Idris
Judul : Pena Sutradara : Rafii Zein Al Muafa
Durasi : 21 menit
NO HARI & WAKTU WAKTU
PELAKSANAAN
KEGIATAN
1 Rabu, 8 mei 2019 06.30 – 07.30 Memeriksa perlengkapan
alat dan berangkat
07.30 – 08.00 Tiba di lokasi
08.00 – 08.30 Seting alat
08.30 – 10.00 Pengambilan gambar dan
stock shoot
10.00 – 13.00 Break produksi
13.00 – 13.30 Menuju lokasi ke dua
13.30 Tiba di lokasi
14.00 – 15.30 Pengambilan gambar dan
stock shoot
15.30 Produksi selesai
2 Jumat, 24 Mei 2019 07.00 – 07.30
Memeriksa perlengkapan
alat dan berangkat
07.30 – 09.00 Tiba di lokasi
09.00 – 09.30 Setting alat
09.30 – 11.00
Pengambilan gambar dan
stock shoot
11.00 – 12.30 Break produksi
12.30 – 13.30 Pengambilan gambar
13.30 Produksi selesai
3 Selasa, 11 Juni 2019
07.00 – 07.30 Memeriksa alat dan
berangkat
07.30 – 08.00 Tiba di lokasi
08.00 – 08.30 Setting alat
08.30 – 10.00 Pengambilan gambar stock
shoot dan opening program
10.00 – 10.30 Break produksi
10.30 – 11.00 Menuju lokasi ke 2
11.00 – 12.30 Pengambilan gambar stock
shoot dan opening program
12.30 Produksi selesai
4 Kamis, 20 Juni 2019
05.00 – 06.00 Memeriksa alat dan
berangkat
06.00 – 06.30 Tiba di lokasi
06.30 – 08.00 Setting alat
08.00 – 12.00 Pengambilan gambar stock
shoot dan opening program
12.00 Produksi Selesai
5 jumat, 28 Juni 2019
07.00 – 08.00 Memeriksa alat dan
berangkat
08.00 – 09.00 Tiba di lokasi
09.00 – 09.30 Setting alat
09.30 – 12.30 Pengambilan gambar stock
shoot kuliner
12.30 – 13.30 Break produksi
13.30 Produksi selesai
15
3.2.4. Working Schedule
TABLE III.2 WOKRING SCHEDULE
FALKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA UNIVERSITAS
BINA SARANA INFORMAIKA
Production Company : UBSI TV Produser : Fahmi Idris
Judul : Pena Sutradara : Rafii Zein Al Muafa
Durasi : 21 Menit
NO Tahap Aktifitas Target Per Minggu
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Pra
Pro
du
ksi
Penemuan ide
2 Pengembangan Gagasan
3 Membuat Script
16
4
5
Menyewa Alat
6 Hunting Lokasi
7
8
Mengadakan Casting
Reading
9 Membuat Desain Produksi
10 Membuat Breakdonw
Budgeting
1
Pro
du
ksi
Shooting
2 Daily Production Report
3 Evaluasi Produksi
1
Pasc
a P
rod
uk
si Convert
2 Rought cut
3 Spesial Effect
17
4
Ilustrasi Musik
5 Final Editing
18
3.2.5. Breakdown Budgeting
TABLE III.3 BREAKDOWN BUDGETING
FALKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA UNIVERSITAS
BINA SARANA INFORMAIKA
Production Company : UBSI TV Produser : Fahmi Idris
Judul : Pena Sutradara : Rafii Zein Al Muafa
Durasi : 21 Menit
NO Item Unit Rate Day Amount Notes
Pra Produksi
1 Print Naskah Rp. 50.000 Rp. 50.000
2 Surat
Menyurat
Rp. 100.000 Rp. 100.000
3 Bensin +
konsumsi
bimbingan
1 Rp. 150.000 Rp. 150.000
4 Surat
Perizinan
1 Rp.
1.250.000
Rp. 1.250.000
5 Print Desain
Produksi
1 Rp. 350.000 Rp. 950.000
Total Rp. 2.300.000
Produksi
1 Kamera +
Tripod
2 Rp.
350.000
4 Rp.
3.400.000
Produksi
Hari ke 3
dan ke 4
kamera
sewa 1
2 Filter Ring 2 Rp. 50.000 2 Rp. 200.000
3 Glidecam 1 Rp. 1 Rp.100.000
19
100.000
4 Lensa 2 Rp.
150.000
2 Rp. 600.000
5 Tilta RIG
Universal
1 Rp.
350.000
1 Rp. 350.000
6 Converter EF 2 Rp. 50.000 2 Rp. 150.000 Produksi
hari ke 2
converter
sewa 1
7 Wireless
Clip on
2 Rp.
100.000
4 Rp.
1.600.000
8 Zoom H4n 1 Rp. 75.000 4 Rp. 600.000
9 HeadPhone 1 Rp. 25.000 3 Rp. 150.000
10 Lampu Led 2 Rp.
150.000
1 Rp. 300.000
11 Batere audio - Rp. 51.000 3 Rp.353.000
12 Properti - - 3 Rp 142.000
13 Konsumsi - - 3 Rp. 1.550.00
14 Fee Talent
dan Host
- - 3 Rp.
2.000.000
15 Transportasi 1 Rp.
100.000
2 Rp. 400.000 Sewa
mobil
bak +
bensin
Total Rp 11.375.00
Pasca Produksi
1 Hardisk 1 - - Milik
Sendiri
2 Soft Cover 3 Rp. 50.000 - Rp. 150.000
3 Hard Cover 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000
20
4 DVD RW 2 Rp 7.000 Rp 14.000
5 Tempat DVD 2 Rp 4.000 Rp 8.000
6 Poster 15 Rp 5.000 Rp 75.000
7 Cetak Cover 2 Rp 5.000 Rp 10.000
8 Biaya tak
Terduga
Rp. 728.000
Total Rp. 1.075.000
Total keseluruhan : Rp. 15.650.000
Biaya Patungan Per orang @2.775.000 X 6 = Rp. 16.650.000
21
3.2.6. Call Sheet
TABLE III.4 CALL SHEET
FALKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA UNIVERSITAS
BINA SARANA INFORMAIKA
Production Company : UBSI TV Produser : Fahmi Idris
Judul : Pena Sutradara : Rafii Zein Al Muafa
Durasi : 21 Menit
No day berangkat crew
call
camera
roll
lokasi Segmen deskripsi setting time narasumber notes
1 8 Mei
2019
07.30 07.30 08.30 Rumah
Owner
komunitas
1 Pengambilan
Gambar dan
stock shoot
DAY -
INT
08.30 Wawancara
owner
komunitas
Kaos
22
2
8 Mei
2019
13.00
13.30
14.00
Taman
mahoni
Ciracas
1
Pengambilan
Gambar dan
stock shoot
DAY –
EXT
14.00 - Kemej
a,kaos
dan
sepatu
3 24 Mei
2019
07.30
09.00
09.30
yayasan
sekolah
inwanul
huda
2
Pengambilan
Gambar dan
stock shoot
DAY –
EXT
09.30
-
Kemaj
a &
sepatu
4 24 Mei
2019
07.30 09.00 12.30 yayasan
sekolah
2 Pengambilan
gambar
sekaligus
opening host
DAY -
EXT
12.30 - Kemaj
a &
sepatu
23
5
11 juni
2019
07.30
08.00
08.30
Rumah
owner
komunitas
1 Opening
Segmen
DAY –
EXT
Time
08.30
-
Kemej
a,
kaos
dan
sepatu
6
11 juni
2019
10.30
11.00
12.00
Taman
Mahoni
Ciracas
Opening
Program
DAY –
EXT
12.00
-
Kemej
a,kaos
dan
sepatu
24
7
20 Juni
2019
06.00 07.00 08.00 Taman
Mahoni
Ciracas
- Closing
Program
DAY -
EXT
08.00 - Kemej
a,kaos
dan
sepatu
8
20 Juni
2019
10.30
11.00
12.30
Telaga
Golf
2
Pengambilan
Gambar dan
stock shoot
DAY –
EXT
12.30
-
-
9 28 Juni
2019
10.30 11.00 12.00 Restoran
Cobra
Mampang
Jakarta
3 Pengambilan
Gambar dan
stock shoot
DAY –
INT
12.00 Kemej
a
37
3.2.7. Equipment List
TABLE III.5 EQUIPMENT LIST ( CHECK LIST HARIAN )
FALKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA UNIVERSITAS
BINA SARANA INFORMAIKA
Production Company : UBSI TV Produser : Fahmi Idris
Judul : Pena Sutradara : Rafii Zein Al Muafa
Hari Dan Tanggal : Rabu, 8 Mei 2019
No Nama Seri Jumlah Keterangan OK/NO
1 Kamera Sony Vg 30 2 Sewa OK
2 Batere Sony 4 Sewa OK
3 Charger Sony 2 Sewa OK
4 Memory Card V-GEN 2 Sewa OK
5 Tripod 2 Sewa OK
6 Lensa Fix 50 mm F1.2 &
16-35 mm F2.8
2 Sewa OK
7 Glidecam 1 Sewa OK
8 Filter Ring 82 mm 2 Sewa OK
9 Converter EF To E-Mount 1 Sewa OK
10 Lampu LED Hualin & Viltrox 2 Sewa OK
11 Zoom H4n 1 Sewa OK
12 Wireless Clip
On
Sennheiser ew 100
ENG G3
2 Sewa OK
38
13 Headphone Sennheiser HD201 1 Sewa OK
Production Company : UBSI TV Produser : Fahmi Idris
Judul : Pena Sutradara : Rafii Zein Al Muafa
Hari Dan Tanggal : Jumat, 24 Mei 2019
No Nama Seri Jumlah Keterangan OK/NO
1 Kamera Sony Vg 30 2 Sewa OK
2 Batere Sony 4 Sewa OK
3 Charger Sony 2 Sewa OK
4 Memory Card V-GEN 2 Sewa OK
5 Tripod 2 Sewa OK
6 Lensa 16-35 mm F2.8 L II 1 Sewa OK
7 Converter EF To E-Mount 2 Sewa OK
8 Filter Ring 82 mm 1 Sewa OK
9 Zoom H4n 1 Sewa OK
10 Tilta Rig
Universal
1 Sewa OK
11 Wireless Clip
On
Sennheiser ew 100
ENG G3
2 Sewa OK
39
Production Company : UBSI TV Produser : Fahmi Idris
Judul : Pena Sutradara : Rafii Zein Al Muafa
Hari Dan Tanggal : Selasa, 11 Juni 2019
No Nama Seri Jumlah Keterangan OK/NO
1 Kamera Sony Vg 30 1 Sewa OK
2 Batere Sony 2 Sewa OK
3 Charger Sony 1 Sewa OK
4 Tripod 1 Sewa OK
5 Memory
Card
V-GEN 1 Sewa OK
6 Zoom H4n 1 Sewa OK
7 Wireless Clip
On
Sennheiser ew 100
ENG G3
2 Sewa OK
Production Company : UBSI TV Produser : Fahmi Idris
Judul : Pena Sutradara : Rafii Zein Al Muafa
Hari Dan Tanggal : Kamis, 20 juni 2019
No Nama Seri Jumlah Keterangan OK/NO
1 Kamera Sony Vg 30 1 Sewa OK
2 Batere Sony 2 Sewa OK
3 Charger Sony 1 Sewa OK
4 Tripod 1 Sewa OK
40
5 Memory
Card
V-GEN 1 Sewa OK
6 Zoom H4n 1 Sewa OK
7 Wireless Clip
On
Sennheiser ew 100
ENG G3
2 Sewa OK
Production Company : UBSI TV Produser : Fahmi Idris
Judul : Pena Sutradara : Rafii Zein Al Muafa
Hari Dan Tanggal : jumat, 28 juni 2019
No Nama Seri Jumlah Keterangan OK/NO
1 Kamera Sony Vg 30 2 Sewa OK
2 Batere Sony 2 Sewa OK
3 Charger Sony 1 Sewa OK
4 Tripod 1 Sewa OK
5 Memory
Card
V-GEN 1 Sewa OK
6 Zoom H4n 1 Sewa OK
7 Wireless Clip
On
Sennheiser ew 100
ENG G3
2 Sewa OK
41
3.2.8. Daily Production Report
TABLE III.6 DAILY PRODUCTION REPORT
FALKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA UNIVERSITAS
BINA SARANA INFORMAIKA
Production Company: UBSI TV Producer : Fahmi Idris
Judul : Pena Director : Rafii Zein Al Muafa
Hari dan Tanggal : Rabu, 8 mei 2019
Keterangan Terjadwalkan Pelaksanaan
Call Crew 08.00 08.00
Produksi 08.30 09.00
Evaluasi Meeting 15.30 15.30
Production Company: UBSI TV Producer : Fahmi Idris
Judul : Pena Director : Rafii Zein Al Muafa
Hari dan Tanggal : Jumat, 24 Mei 2019
Keterangan Terjadwalkan Pelaksanaan
Call Crew 09.00 09.30
Produksi 09.30 10.00
Evaluasi Meeting 14.00 14.00
42
Production Company : UBSI TV Producer : Fahmi Idris
Judul : Pena Director : Rafii Zein Al Muafa
Hari dan Tanggal : Selasa, 11 Juni 2019
Keterangan Terjadwalkan Pelaksanaan
Call Crew 08.00 08.00
Produksi 08.30 08.30
Evaluasi Meeting 13.00 13.00
Production Company: UBSI TV Producer : Fahmi Idris
Judul : Pena Director : Rafii Zein Al Muafa
Hari dan Tanggal : Kamis, 20 Juni 2019
Keterangan Terjadwalkan Pelaksanaan
Call Crew 07.00 07.30
Produksi 08.00 08.30
Evaluasi Meeting 13.00 13.00
43
Production Company: UBSI TV Producer : Fahmi Idris
Judul : Pena Director : Rafii Zein Al Muafa
Hari dan Tanggal : jumat, 28 Juni 2019
Keterangan Terjadwalkan Pelaksanaan
Call Crew 07.00 07.30
Produksi 08.00 08.30
Evaluasi Meeting 13.00 13.00
44
3.3. Proses Kerja Pengarah Acara
Menurut Latief dan Utud, ( 2015: 125 - 126 ) Mengatakan Bahwa “ sutradara adalah
orang yang bertanggung jawab mengenai seluruh persiapan dan pelaksanaan
produksi siaran televisi hingga di siarkan Terlibat dalam proses kreatif, meskipun
tidak intensif di banding produser tujuannya untuk mengetahui atau memahami
tujuan program”.
Sutradara Televisi adalah seorang yang mempunyai ide kreatif dalam
membuat suatu program acara baik itu drama maupun nondrama. Dalam ide kreatif
itu, seorang sutradara harus mampu mengolah suatu program acara menjadi menarik
untuk di tonton oleh masyarkat. Tidak hanya mempunyai ide kreatif, seorang
sutradara harus memiliki wawasan yang luas dalam mengolah sebuah karya dalam
bentuk audio visual.
Seorang sutradara televisi seorang sutradara televisi harus kreatif dalam
menciptakan suatu karya audio visual dari pra hingga pasca produksi. Dari membuat
konsep sampai dengan pengemasan karya audio visual tersebut, seorang sutradara
harus kreatif dan bertanggung jawab akan semua itu. Sutradara televisi juga harus
mampu mengolah suatu program dengan baik dimanapun tempatnya baik indoor
maupun outdoor.
Selain bertanggung jawab pada suatu program dari pra hinnga pasca
produksi, seorang sutradara juga mempunyai tanggung jawab untuk memberikan
arahan kepada semua tim baik saat pra maupun pasca produksi agar menghasilakan
suatu program yang bagus. Memberikan arahan kepada semua tim yang bertugas
merupakan suatu komunikasi paling penting pada pembuatan suatu program, karna
dengan komunikasi yang berjalan lancar suatu program dapat membuahkan hasil
yang maksimal dan menciptakan suatu karya yang berkualitas.
45
3.3.1. Pra Produksi
Menurut Latief dan Utud, ( 2015: 148 ) Mengatakan Bahwa “Praproduksi
(preproduction) adalah tahapan pelakasanaan pembahasan dan pencarian ide,
gagasan, perencanaan, pemilihan pengisi acara (talent), lokasi, dan kerabat kerja
(kru)”.
Dibalik suksesnya suatu program televisi pasti ada perencanaan untuk
membuat suksenya program tersebut seperti mementukan konsep yang akan dibuat,
membuat naskah, dan mencari lokasi yang akan dipakai.
Setelah konsep, naskah dan lokasi suadah di siapkan lalu penulis membuat
director treatment yang akan berguna pada saat produksi nanti untuk mempermudah
pada pengambilan gambar agar berjalan dengan lancar.
Jika semua itu sudah dipersiapkan tugas sutradara lainnya adalah untuk
mencari hostyang akan dipakai (casting host) yang bertujuan agar host yang
diinginkan sesuai dengan konsep yang sudah dibuat.
Penulis bekerjasama dengan tim untuk menentukan format apa yang akan
dibuat. Format acara yang penulis buat yaitu program televisi non drama magazine
show yang berjudul PENA dan menayangkan sebuah program acara yang
memberikan beberapa informasi, edukasi dan hiburan yang dikemas secara menarik.
Ide kreatif dan konsep adalah hal terpenting pada tahap pra produksi ini, penulis
harus bisa menuangkan ide kreatifnya untuk membuat program magazine show yang
menarik untuk ditonton.
Program PENA ini merupakan suatu program televisi seputar dunia hewan
reptile yang tiap minggunya memberikan tema yang berbeda agar penonton tidak
46
bosan dalam program PENA ini. Untuk kali ini penulis menampilkan tema tentang
“Ular”.
Lokasi juga sangat berpengaruh dalam suksesnya suatu program televisi
karna lokasi menentukan gambaran yang sesuai dengan konsep yang sudah dibuat.
Pada pencarian lokasi ini penulis berkoordinasi dengan penanta kamera untuk
menentukan tehnik penggambilan gambar yang akan dilakukan pada saat produksi
nanti. Lokasi yang diinginkan penulis adalah sesuai dengan rubik yang sudah dibuat.
Lokasi yang penulis pakai hamper semuanya memakai tempat diluar (outdoor)
seperti taman dan tempat yang menyelenggarakan ivent reptile.
Setelah konsep sudah ditentukan, naskah dibuat, dan lokasi sudah didapatkan,
selanjutnya membuat director treatment yang berguna untuk membayangkan gambar
yang akan diambil pada produksi nanti oleh penata kamera.
Dalam tahap ini juga penulis melakukan pencarian host untuk membawakan
program ini sesuai dengan konsep yang sudah dibuat. Host yang penulis inginkan
adalah host yang memiliki wawasan yang luas, yang mengerti tetang tema yang akan
dibuat dalam program PENA yaitu “ular”.
Setelah melakukan casting host selanjutnya penulis melakukan reading
dengan host yang berguna agar host nantinya akan menguasai naskah dan konsep
yang sudah dibuat penulis. Penulis juga mengarahkan tiap masing-masing tim sesuai
dengan jobdesk mereka dan selalu melakukan diskusi agar terjalin suatu komunikasi
yang lancar agar program yang dibuat mendapatkan hasil karya yang maksimal.
47
3.3.2. Produksi
Menurut Latief dan Utud, ( 2015: 152 ) Mengatakan Bahwa “ Pengertian
produksi (production) adalah upaya mengubah naskan menjadi benduk audio video
(AV)”.
Pada tahap produksi ini, penulis sudah selesai mempersiapkan segalanya
sesuatunya seperti naskah, lokasi take untuk host, dan untuk melakukan wawancara
dengan narasumber, director treatment dibuat untuk mempermudah dalam
pengambilan gambar serta mempersiapkan host untuk membawakan acara. Tahapan
ini penulis melakukan briefing kepada tim karna bertujuan untuk meningkatkan
kembali jobdesk apa yang mereka lakukan. Penulis berhak mengambil keputusan
untuk merubah atau mengganti konsep pada saat produksi tergantung situasi dan
kondisi pada saat di lokasi.
Pada produksi ini penulis menggunakan naskah untuk host yang lebih simple
untuk agar mudah di ingat oleh para audience dengan menggunakan kata-kata yang
menjurus seputar dunia reptile sesuai dengan tema dari program PENA ini.
Untuk lokasi pada waktu produksi penulis beserta tim telah memilih tempat
yang berhubungan dengan tema program memakai beberapa tempat di dalam
(indoor) maupun di luar (outdoor) seperti dalam rumah, halaman rumah, dan
halaman sekolah.
Director treatment yang di buat oleh penulis memakai konsep pengambilan
gambar yang beralur atau bercerita sehingga bertujuan untuk meraik para audience
untuk menontonya dalam episode reptile ini.
48
3.3.3. Pasca Produksi
Menurut (Naratama, 2018: 262) Mengatakan bahwa “Pasca produksi adalah
proses penyelesaian akhir dari produksi, Biasanya istilah ini di gunakan pada
editing”.
Ini merupakan tahapan terakhir dalam pembuatan program acara drama
ataupun nondrama dimana tahapan ini penulis bekerjasama dengan penyunting
gambar (editor), memilih hasil pengambilan gambar yang dilakukan pada saat
produksi berlangsung untuk membuatnya menjadi sebuah karya audio visual yang
menarik untuk ditonton dan sesusai dengan konsep yang telah di buat.
Tidak memilih gambar saja tapi penempatan audio, transisi gambar, dan
voice over juga harus dilakaukan penulis dengan didampingi oleh editor agar semua
yang telah di terapkan sesuai dengan kemauan dan tidak keluar dari naskah tema
program.
3.3.4. Peran dan Tannggung Jawab Sutradara
Menurut (Naratama, 2018: 46) “Bahwa seorang Sutradara Televisi harus siap
menjalankan tugasnya sebagai Penasihat Tehnik Produksi baik untuk produksi single
maupun multi-camera”.
Peran seorang sutradara dalam pembuatan sebuah program acara ialah
menjadi pemimpin pada saat produksi.
Sutradara memiliki peran menjadi seorang pemipin yang bertanggung jawab
memimpin suatu program acara dengan baik mulai dari pra hingga pasca produksi,
melakukan kordinasi dengan semua tim produksi dengan cara mengrahkan tim
poduksi, penulis memiliki hak untuk mengubah keadaan pada saat produksi jika
49
tidak sesuai dengan konsep atau tema yang sudah dibuat. Berperan sebagai
pemimpin mau tidak mau harus menerima segala kritik dan saran yang diberikan
oleh tim produksi. Seorang sutradara juga memiliki tanggung jawab pada hasil dari
karya audio visual yang dibuat.
Sutradara juga harus mampu mengetahui apa yang diinginkan oleh audience
untuk menampilkan suatu program acara yang diminati maka dari itu sutradara selain
sebagai pemimpin juga berperan menjadi pengamat.
Kemampuan seorang sutradara diuji pada suatu pembuatan acara maka dari
itu sutradara harus mampu menggarap dengan menggunakan single camera ataupun
multi camera dan sutradara juga harus siap berperan sebagai penasihat teknis pada
saat produksi nanti, Tanggung jawab penulis adalah menjadikan program yang dibuat
menjadi suatu karya audio visual yang menarik untuk ditonton oleh audience.
3.3.5. Proses Penciptaan Karya
1. Konsep Kreatif
Konsep kreatif merupakan suatu hal yang sangat penting menciptakan
kesuksesan dalam sebuah program televisi. Dalam produksi program televisi yang
kami buat setiap minggunya kami memberikan tema yang berbeda dan lebih kreatif
dalam seputar dunia hewan. Penulis ingin memberikan suatu informasi, edukasi dan
hiburan yang menarik untuk ditonton dengan pengemasan gambar yang menarik
juga. Untuk kali ini kami menampilkan tema seputar reptile dengan rubrik yang
berbeda dalam setiap segmentnya diantaranya gaya hidup (lifestyle), komunitas, tips
dan trik cara merawat ular, dan cara menangani jika terkena gigitan dari hewan
reptile ini. Gaya hiup (lifestyle para pencita reptile ini kalau sebenarnya hewan ini
50
tidak menakutan bagi manusia, Untuk komunitas kami akan menampilkan salah satu
kegiatan dari komunitas expose untuk memberikan edukasi kepada anak-anak di
sekolah cara memegang ular kapada anak-anak diusia dini yang ingin masuk dalam
dunia reptile dan memberikan tips dan trick cara merawat ular.
Format program yang kami buat menampilkan suatu yang berbeda dari
program-program acara yang sudah ada ditelevisi. Ada beberapa referensi yang
penulis ambil dalam membuat konsep program ini, antara lain program Hewan
Bersisik yang Bersahabat (Si Otan) dii Trans7, Dan Pecinta Reptilia (Hobi) di
Kompas Tv.
Penulis juga menggunakan voice over yang berguna untuk membuat
audience yang menonton lebih gampang menangkap informasi dan edukasi yang
penulis dan tim sampaikan. Program acara ini dipandu oleh dua host yang memang
mempunyai wawasan dalam dunia reptile.
2. Konsep Produksi
Konsep ini sangat-sangatlah penting pada tahap ini konsep yang sudah dibuat
akan dijalankan pada saat produksi. Suatu konsep sangatlah berfungsi untuk menjadi
suatu patokan pada saat melakukan produksi, jadi pada saat melakukan produksi
berjalan lancar. Dalam membuat suatu program penulis selalu bekerja sama dengan
tim pada saat pra produksi hingga pasca produksi.
Pada konsep produksi ini penulis mengarahkan kepada yang bertugas seperti
penata kamera, penulis mengarahkan untuk cara pengambilan gambar yang sudah
dibuat dalam director treatment. Penuslis juga mengarahkan host pada saat produksi
sesuai degan konsep yang sudah dibuat.
51
3. Konsep Teknis
Konsep teknis sangat berpengaruh dalam jalanya produksi, karna dalam masa
produksi, karna dalam masa produksi perlengakpan sangat-sangat dibutuhkan. Alat
yang tim pakai sebagai berikut:
a. Zoom H4N
b. Wireless clip on Sennheiser G3
c. Sony VG 30 (2 Unit)
d. Tilta RIG Universal
e. Canon Lensa 16-35mm F2.8
f. Canon Lensa fix 50mm F1.2
g. Converter EF to E-Mount (Procore)
h. LED 15 (Hualin)
i. LED 15 (Viltrox)
3.3.6. Kendala Produksi dan Solusinya
Setiap program pasti memiliki kendala dalam produksinya begitu juga dengan
program yang penulis buat pun memiliki kendalanya. Kendala yang penulis dapati
selama menjalankan produksi, seperti:
1. Kendala yang pertama didapati adalah Lokasi pengambilan gambar yang
penulis buat adalah di luar (outdoor). Pada saat penulis mengambil adegan
opening pada saat itu turun hujan dan penulis memutuskan untuk break
menunggu hujan reda dan cahaya pada gambar sedikit berubah.
Solusinya, Penulis meminta kepada penata kamera untuk mengatur cahaya
pada kamera dan penulis juga meminta pada editor pada saat pengeditan untuk
memperbaiki kualitas warna pada frame.
52
2. Kendala kedua yang penulis dapati adalah Kamera pada saat pengambilan
gambar di lokasi halaman sekolah. Pada saat pengambilan stock shoot dan
wawancara pada narasumber salah satu LCD kamera mati dan sangat
menyulitkan penata kamera untuk melihat frame pada LCD kamera.
Solusinya penulis coba memeriksa kamera dan coba me-record gambar dan
melihat hasil yang direcord pada kamera yang bermasalah, Dan memutuska
merubah posisi kamera dua menjadi kamera satu dan posisi kamera satu
menjadi kamera dua.
3. Kendala ketiga adalah host pada kendala ketiga ini penulis sangat kesulitan
karna pada konsep yang telah ditentukan penulis hanya memakai pemandu
satu host, dan pada hari ke dua produksi host tidak bisa mengikuti produksi.
Dan solusinya penulis merubah konsep untuk tetap bisa berjalannya produksi
pada hari ke dua dan penulis memberikan arahan kepada penulis naskah
untuk merubah dan mengganti naskah yang sebelumnya sudah ditentukan,
Dan penulis mencari host penggati untuk pengambilan gambar dilokasi
kedua.
53
3.4. Lembar Kerja Pengarah Acara
3.4.1. CASTING LIST
Production Company : UBSI Produser : Fahmi Idris
Project Title : PENA Director : Rafii Zein
Durasi : 21 Menit Script : M. Hadi
No TOKOH KARAKTER TALENT
NAMA DI
NASKAH
SIFAT FISIK CALON
PEMERAN
CONTACT
PERSON
1 Irwan Baik,
Humoris
dan ceria
Tinggi
165cm,dan
berambut
lurus
-
2 Dominique Baik, dan
Menyenang
kan
Tinggi
145cm, kulit
sawo matang,
Berambut
lurus
-
TABEL III . 7 CASTING LIST
FALKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
BINA SARANA INFORMAIKA
54
3.4.2. Script Breakdown Sheet
TABEL III . 8 SCRIPT BREAKDOWN SHEET
FALKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
BINA SARANA INFORMAIKA
Production Company : UBSI Produser : Fahmi idris
Project Title : PENA Director : Rafii Zein Al Muafa
Durasi : 21 Menit Time Broadcast : 21 Menit
NO SEGMENT CAST WADROBE MAKE
UP
SETTING PROPERTI VEHICLE/A
NIMAL
Special
Equipm
ent
Notes
55
1 1 Irawan Polo shirt
Celana cargo
Jam Tangan
Sepatu
Natural Rumah
owner
komunitas
Meja
Bangku
Dan bantal-
bantal kecil
Vas Bunga
Lampu
Ular Tripod
wireless
clip on
senheiser
g3
Cameraman
menggunak
an tripod
agar
pengambila
n gambar
tidak
shaking.
2 2 Dominiq
ue
Kemeja lengan
panjang
Celana chino
Make
up
minima
lis
Depan
gerbang
sekolah
- Motor scoopy
warna abu abu
dan Mio Gt
abu abu.
Tilta
RIG
Universa
l
Memudahka
n
cameraman
untuk
berpindah
pindah
posisi.
56
4
-
Irawan &
Dominiq
ue
Polo shirt
Celana cargo
Jam Tangan
Sepatu,
Kemeja lengan
panjang
Celana chino
sepetu
Make
up
minima
lis
Taman
Mahoni
-
-
Tripod
Karna
dilokasi ke
3 ini tidak
ada Tilta
RIG maka
cameraman
menggunak
an tripod
5 2 Dominiq
ue
Kemeja lengan
panjang
Celana chino
Make
up
minima
lis
Restoran
cobra
mampang
jakarta
selatan
- - Tripod -
57
3
3
Dominiq
ue
Kemeja merah
muda
Celana jeans
biru
Sepatu
Make
up
minima
lis
Restoran
King
Cobra
Taman
Kebagusan
Lenteng
Agung
-
Ular
Tripod
wireless
clip on
senheiser
g3
Karna
dilokasi ke
3 ini tidak
ada Tilta
RIG maka
cameraman
menggunak
an tripod
58
3.4.3. DIRECTOR TREATMENT
TABEL III . 9 DIRECTOR TREATMENT
FALKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
BINA SARANA INFORMAIKA
Production company : UBSI TV Produser : Fahmi Idris
Judul : PENA Sutradara : Rafii Zein
Durasi : 21 Menit Penulis Naskah : M Hadi
No Shot
VISUAL
Direction Audio
Remark SHOT
SIZE
MOVE ANGLE
Segment 1
59
1 1 MS STILL EYE
LEVEL
Host berada di
taman
Host: hai guys ketemu gue lagi irwan dan gue
dominique/ dalam program acara pena// nah pada
episode kali ini kita akan membahas hewan
reptile/ karna pada umumnya hewan reptile itu
sangat menakutkan pada manusia// nah apa benar
hewan reptile itu menkutkan/ mau tau
kelanjutannya ikutin kita terus yaa///
Opening
program
(menjelaskan
tema program)
2 1 MS PAN
RIGHT
EYE
LEVEL
Taman mahoni Backsound Rubrik (taman
mahoni)
3 2 MS STILL EYE
LEVEL
Taman Backsound Rubrik
Kumunitas
reptile
4 1 MS STILL EYE
LEVEL
Depan rumah
onwer
komunitas
Host ( irawan ): hai guys sekarang gue sudah
berada di salah satu onwer dari komunitas exose/
sekarang ini gue mau tanya-tanya gimana sih cara
merawat reptile itu/ kalian penasaran kan//
chekidoit//
Opening
segment
5 2 CU STILL EYE
LEVEL
Depan rumah
onwer
komunitas
Host ( irawan ): hai guys sekarang gue sudah
berada di salah satu onwer dari komunitas exose/
sekarang ini gue mau tanya-tanya gimana sih cara
merawat reptile itu/ kalian penasaran kan//
chekidoit///
Opening
segment
60
6 1 MCU STILL EYE
LEVEL
Jenis-jenis
reptile
Backsound Rubrik
Stock shoot
Rumah onwer
komunitas
7 1 MS STILL EYE
LEVEL
Jenis jenis
reptile
( voice over )
Nah untuk kalian yang ingin mencoba memelihara
ular dirumah bang gaung ini/ terdapat banyak
sekali jenis ular/ dari ular monophon/ blood
phyton/ dan lain-lain/ kalau udah nentun jenis
ularnya/ dan jangan lupa persiapkan kebutuhan
mereka/ seperti/ kandang/ lampu/ vitamin dan
cairan pembersih lainnya/ mendingan kita tanya
langsung dengan bang gaung aja yuk///
Backsound
Rubrik
Stock shoot
Rumah onwer
komunitas
61
8 4 MS STILL EYE
LEVEL
Rumah onwer
komunitas
Host ( irawan ): bang kalau untuk pemula apa aja
yaa yang harus di siapkan//
Narasumber ( bang gaung ): kalau untuk pemula
belajar dulu untuk cara memelihara ular/ belajar
kets sheet nya juga ya/ terus kemudian kalau
sudah siap/ dipikirin juga kedapanya// karna ular
ini semakin lama semakin besar/ siapkan
tempatnya juga/ bisa dari aquarium/ bisa dari
kotak plastik container yang di lubang-lubangi///
Backsound
Wawancara
dengan onwer
komunitas
9 1 CU STILL LOW
ANGLE
Jenis- jenis ular Backsound Rumah onwer
komunitas
62
10 4 MS STILL EYE
LEVEL
Rumah onwer
komunitas
Host ( irawan ): kan kandangnya ada yang ada
phonnya sama yang tidak itu kenapa ya bang//
Narasumber ( bang gaung ): kalau ada pohonya
berati phyton pohon/ kenapa di buat seperti itu
karna dibuat semaksimal mungkin karna mirip
dengan habitatnya/ biasanya namanya terarium
jadi kandang kaca di kasih kayu-kayu bisa kayu
asli bisa juga kayu plastik/// kalau phyton tanah
seperti ini bisa pakai container dan di alasi
koran///
Host ( irawan ): kalau ular ini beli atau
memelihara dari baby bang//
Narasumber ( bang gaung ): beli// kalau ular ini
kan udah gak ada di alamnya ya jadi beli gituu//
beli di peternak kalau dijakarta udah banyak sekali
peternak/ dan kalau mau memelihara ular ini beli
dipeternak dan harus memeliharanya dari baby///
Host ( irawan ): kalau dari baby ini butuh berapa
lama ya bang pertumbuhannya//
wawancara
dengan onwer
komunitas
63
Narasumber ( bang gaung ): kalau yang ini baru
baby naik sedikit/ baru setengah tahun umurnya/
kalau yang seperti ini udah sekitar dua tahunan//
Host ( irawan ): biasanya kalau ular tangkapan liar
berburunya dimana sih bang?
Narasumber ( bang gaung ): biasanya kalau
disekitar kita di solokan atau di pinggir-pinggir
sungai/ biasanya dia suka mendiami lubang-
lubang sarang tikus///
Backsound
11 1 MCU STILL HIGH
ANGLE
EYE
LEVEL
Ular ( voice over )
Selain memperhatikan makan dan kebersihan
kandang/ ada juga nih yang harus diperhatikan//
menjemur ular kesayangan dipagi hari/ wajar
karna dia hewan berdarah dingin jadi untuk
membatu metabolisme tubuh mereka butuh sinar
matahari/ tapi jangan lama-lama yaa teman
menjemurnya cukup sepuluh sampai lima belas
menit/ dari pukul tujuh samapai pukul sepuluh///
Backsound
Stock shoot
Rubrik
(ular)
64
12 4 MS STILL EYE
LEVEL
Rumah onwer
komunitas
Host ( irawan ): bang ngurus ular itu kan gak
gampang/ ada gak sih cara menangani ular ini///
Narasumber ( bang gaung ): ngurus ular yang
pasti gak gampang ya/ kita harus konsekwen ya
jadi dijaga kebersihan kandangnya/ karna kalau
kandangnya sering kotor/ dia bisa kutuan
kemudian dia bisa flu/ beda sama manusia kalau
dia lendirnya kluar dari mulut dari hidung juga
ada/ jadi yang pasti dijaga kebersihannya dia dan
kandangnya juga///
Backsound
Stock shoot
Rubrik onwer
sedang
memandikan
ular
13 1 MS STILL EYE
LEVEL
Ular sedang
memakan tikus
( voice over )
Gimana teman-teman tips perawatan reptile dari
komunitas expose tadi, gampang kan merawat
reptile menjadi jinak/ setelah ini ada tayangan
edukasi kepada anak-anak agar tidak takut dengan
ular dan hewan reptile lainnya/ penasaran kan/
jangan kemana-mana yaa tetap diacara pena///
Backsound
Stock shoot
Rubrik ular
didalam
kanadang
Segment 2
65
14 1 LS STILL EYE
LEVEL
Halaman
sekolah
(voice over)
Kegiatan ini bertujuan ingin mengajak masyarakat
untuk tidak takut bahkan memusnahkan reptile
yang berbisah//hewan reptile memang kadang
berbahaya/tapi jika dimusnahkan sangat di
sayangkan/karena hewan ingin juga hidup dan
bisa berkawan dengan manusia//
Backsound
Stock shoot
Rubrik
(komunitas
expose dan ana-
anak disekolah)
15 7 MS STILL EYE
LEVEL
Depan sekolah Host ( dominique ): halo sahabat pena/ disni gue
lagi disalah satu yayasan/ nama yayasannya
inwanul hudda// tepatnya didaerah cipinang
jakarta timur// disni gue bakal nemenin sahabat
komunitas ekpos/ yang akan mengenalkan reptile
kepada anak usia dini/ selengapnya ayok ikutin
gue guys///
Backsound
Opening segmen
16 1 MCU STILL EYE
LEVEL
Halaman
sekolah
(voice over)
Komunitas ini berdiri sejak dua november dua
ribu tiga belas//saat ini sudah memasuki usia lima
tahun/bahkan belum lama ini pihaknya
mengadakan eniverseri///
Backsound
Stock shoot
Rubrik
Host memasuki
sekolah
66
17 1 MS STILL
FOLLOW
LOW
EYE
Halaman
sekolah
(voice over)
Anggota member saat inni berjumlah enam puluh
orang/dari berbagai kawasan daerah// kegiatan
kopdar dilakukan untuk mengedukasi anak
kecil/karena dengan adanya edukasi ini mereka
lebih mencintai hewan// dari yang tadinya mereka
takut memegang hewan/mungkin dengan adanya
komunitas ini menjadi lebih berani///
Tujuan membentuk komnitas ini/ berawal dari
hobi dan kumpul bareng dan sharing tentang reptil
dan hewan lainnnya// aktifitas lain yang
dilakukan komunitas expose
diantaranya/gathering/kopdar/kongkow dari pukul
tiga sore hingga pukul delapan malam di taman
mahoni///
Backsound
Stock shoot
Rubrik
(kegiatan
komunitas dan
anak-anak di
halaman
sekolah)
18 1 LS
MS
STILL EYE
LEVEL
Halaman
sekolah
Selain membuat edukasi kepada anak anak agar
tidak memiliki rasa takut terhadap reptil/bahkan
dengan dipantau orang tua membuat keluarga
lebih akrab dengan hewan reptil dan hewan
lainnya// komunitas ekpos juga melakukan
kunjungan kesekolah sekolah/tujuannya
memberikan edukasi kepada para pelajar
mengenai hewan reptil dan lainnya///
Stock shoot
Rubrik
(kegiatan
komunitas dan
anak-anak di
67
Pihak sekolah biasanya meminta kepada pihak
ekpos untuk dipanggil terutama pada kegiatan
pramuka/yakni mengajarkan edukasi terhadap
siswa dan siswinya disekolah pemahaman tentang
reptil//
Ada juga kegiatan reskiu/biasanya komunitas
ekpos dapat dipanggil oleh warga sekitar///
Backsound
halaman
sekolah)
19 Reskiu merupakan panggilan/apabila ada ular
yang masuk kerumah warga// agar pihak warga
tidak langsung bertindak apalagi mereka tidak tau
ular tersebut berbisah atau tidak// misalnya/jenis
ular kobera atau jenis ular reptik atau ular
sanca/takutnya membahayakan warga karena
tidka tahu cara penanganannya// biasanya alasan
warga memanggil kami karena ada ular yang
masuk kerumah warga/hewan lain seperti biauak
dan musang/kita akan berika pemahaman dan
edukasi tentang reptil dan cara menanggapi hewan
tersebut serta penanganannya/agar warga tidak
jadi panik ketika hadir hewan reptil dirumah
mereka///
Backsound
Stock shoot
Rubrik
(kegiatan
komunitas dan
anak-anak di
Taman Mahoni)
68
20 2 CU
MS
STILL EYE
LEVEL
Host di halaman
sekolah
Host ( dominique ): nah sahabat pena sekarang
udah tau kan/ bahwa tidak semua ular itu
berbahaya dan berbisa/ bahkan bisa kita jadikan
sahabat dan kita miliki///
Backsound
Closing segmen
Segment 3
21 1 MS
LS
ECU
MCU
STILL EYE
LEVEL
Host di taman
kebagusan
Host ( dominique ): laper nih//
Host ( dominique ): haduh ga kerasa matahari
sudah terik hari sudah mulai siang/sahabat pena
dirumah pasti pada lapar kan/tenang kita ada kok
referensi kuliner yang unik tentunya masih jarang
terdengar ditelinga sahabat pena dirumah
terdengar sangat extreme tapi sudah banyak kok
peminatnya// makin penasarankan sahabat pena
apa sih kuliner yang akan kita tayangkan
nanti/langsung aja yuk cus kita cekidot///
Backsound
Opening
22 1 MS
ECU
STILL EYE
LEVEL
Host berjalan
masuk restoran
( voice over )
Nah ini dia loh tempat kuliner yang kami sajikan
untuk sahabat pena dirumah/restoran king kobera//
Sangat ekseterim pasti sahabat pena dirumah
mendengarnya/apa saja sih mennu yang disajikan
Stock shoot
69
di restoran ini/ayo kita lihat langsung sahabat///
Backsound
23 1 LS
MS
MCU
CU
STILL EYE
LEVEL
Restoran King
Kobra
( voice over )
Restoran cobra terletak dijalan tendean/ tepatnya
dikuningan barat mampang perapatan jakarta
selatan// Restoran ini berdiri sejak tahun seribu
sembilan ratus delapan puluh tiga sahabat pena/
ini salah satu cabang yang ada di jakarta loh//
Hoalah berarti sudah banyak dong peminatnya///
Restoran ini didirikan pertama kali disurabaya
oleh pemiliknya yang bernama ibu i in
marlina/terdapat banyak menu direstoran ini yang
dihidangkan/salah satunya menu yang saya pilih
sahabat yaitu sate buaya biawak goreng dan
empedu ular cobra// Waw sangat menarik jadi
penasaran gimana sih rasanya yuk kita santap
sahabat///
Backsound
Stock shoot
24 1 MCU
CU
ECU
STILL EYE
LEVEL
Host memakan
makanan yang di
sajikan
Backsound Stock shoot
70
25 1 MCU
CU
STILL EYE
LEVEL
Interior Restoran
King Kobra
( voice over )
Hem ternyata rasanya gajauh lebih enak dari
restoran ternama lainnya nih sahabat// Kayaknya
ada yang kurang deh sahabat apa ya/ O ia cara
pembuatannya penasarankan pasti sahabat/ cara
membuatnya seperti apa dan resepnya itu pasti
jangan sampai ketinggalan/ Yuk kita intip
dapurnya seperti apa sih sahabat///
Backsound
Stock shoot
26 1 MS
MCU
STILL EYE
LEVEL
Interior Restoran
King Kobra
Resep sate ular cobra yaitu bawang merah/
bawang putih/ cengkeh/ kayu manis/ cabe/ jahe
dan kacang// Untuk menghilangkan bau amis pada
ular gunakan jeruk nipis saja/ dan jangan lupa
buang racun cobra dari tubuhnya/ sebelum
dimasak potong kepala ular dan tunggu dua jam
sampai ular tersebut benar benar mati dan baru
disiapkan///
Backsound
Stock shoot
27 2 MCU
CU
STILL EYE
LEVEL
Interior Restoran
King Kobra
Belum sampai situ sahabat/ kita akan bahas
manfaat manfaat yang terdapat dalam kandungan
kuliner ini/ Salah satunya yaitu empedu cobra/
manfaatnya untuk kencing manis/ liver/ rematik/
Stock shoot
71
batuk/ asma/ asam urat/ maag dan masih banyak
lagi sahabat///
Bukan hanya menyediakan makanan loh restoran
ini juga menyediakan obat obatan alternatif/ nah
ini dia sahabat pena/Salah satunya minyak ular
khasiatnya/ Untuk luka bakar/ koreng/ bisul dan
gatal gatal// Ada juga minyak biawak untuk
menghilangkan jerawat/ koreng bernanah dan
masih banyak lagi sahabat///
Backsound
28 1 MCU
CU
ECU
STILL EYE
LEVEL
Interior Restoran
King Kobra
Bagaimana sahabat ingin mencobanya gak kuliner
yang satu ini/ pastinya penasaran kan/ sudah
terbukti kok banyak peminatnya dan khasiatnya//
Ah tunggu sahabat kayaknya belum tuntas sampai
disini deh/ saya masih penasaran apa benar
kandungan yang ada didalamnya baik bagi
kesehatan// Coba yuk kita tanya pada ahlinya///
Backsound
Stock shoot
29 2 MCU STILL EYE
LEVEL
Wawancara Ahli
Gizi
Kalau menurut dari toksinologi/ jadi dari badan itu
daging ular empedunya aman/ namun tidak benar
jika daging ular memiliki berbagai hasiat ya///
Perotein udah pasti karena dia hewani ya/
pasimino hem terusan apa namanya/ zat besi juga
Menjawab
pertanyaan
72
ada sih sedikit aja tapi yang paling banyak protein
karena dia hewani///
Mengkonsumsi daging reptil dapat mendatangkan
penyakit seperti/ samonela/ ekoli atau disentri
ya///
Kalau dia sudah terpapar dengan itu bisa/ ekoli ya
itu menyebabkan diare/ kalau dia bakterinya
banyak itu bisa menyebabkan diare parah///
Backsound
30 1 LS
MS
STILL EYE
LEVEL
Reptil reptil Sepertinya sudah cukup jelaskan informasi yang
didapat dari setiap tayangan ini sahabat dirumah//
Kesimpulan dari saya sih semua makhluk hidup
ciptaan tuhan di dunia ini tidak ada yang siya
siya// Jadi sahabat dirumah sebelum menyesal/
jangan menyia nyiakan waktu///
Backsound
Stock shoot
31 1 MEDIUM
SHOOT
STILL EYE
LEVEL
Host di taman Host ( irwan ): gimana teman-teman udah tau kan
kalau hewan reptile itu gak selalu menakutkan/
dan mereka bisa kita jadikan hewan peliharaan
dirumah// jangan lupa terus ikutin program acara
pena dengan tema menarik lainnya/ gue irwan/
Host ( dominique ): gue dominik/ sampai jumpa
Closing program
73
di acara pena selanjutnya// baybay///
Backsound
74
3.5. Proses Kerja Penulis Naskah
Menurut Latief dan Utud, ( 2015: 128 ) :
Mengatakan Bahwa “Kreatif ( creative ) adalah istilah yang di gunakan untuk
produksi siaran televisi hiburan non drama. Yaitu orang yang bertugas mencari ide,
mengumpulan fakta atau daya, menuangkan dalam bentuk konsep, naskah,
rundown, dan mendampingi pengisi acara dalam produksi”.
Dalam kutipan di atas di jelaskan seorang penulis naskah adalah seorang
yang bertugas menemukan sebuah ide dan mengumpulan data-data yang menarik
dari berbagai media atau terjun langsung ke lokasi. Setelah mengumpulan ide yang
di dapat, penulis naskah menuangkannya ke dalam bentuk tulisan.
Penulis dan tim memutuskan mengambil program non drama magazine
dengan bertemakan Reptile, karena dalam program kami membahas segala tentang
maanfaat Reptile, pencegahan serangan dari Reptile, dan langkah pertama dalam
pengobatan akibat terkena gigitan Reptile bahkan program penulis juga
memecahkan mitos masyarakat terdahulu bahwa Reptile sebenarnya tidak takut
dengan garam dan ada juga hiburan kuliner extrem daging ular cobra.
tujuan program kami bersifat mendidik khususnya kepada anak-anak usia
dini yang pada saat ini sangat membutuhkan tontonan beredukasi, informasi
sekaligus hiburan.
3.5.1. PRA PRODUKSI
Menurut Latief dan Utud, ( 2015: 129 ) :
Mengatakan Bahwa “karena masih dalam rangka persiapan siaran tugas kreatif
tidak hanya melakukan riset dan survey, juga aktif berdiskusi, mendengarkan lagu-
lagu, menonton VHS, membuat konsep program, menuangkannya ke dalam bentuk
tulisan, naskah, rundown, dam ,menghubungi para talent dan performer”.
Seperti kutipan di atas penulis naskah menemukan ide dari berbagai data
yang di kumpulkan agar ide yang di buat lebih menarik dan dapat menuliskannya
75
dalam bentuk naskah. Dalam program non drama magazine penulis telah
mengumpulkan beberapa riset untuk mengumpulkan data-data yang akurat dari
berbagai sumber media televisi dan bahkan bersumber dari sebuah komunitas
penghobi Reptile.
Terkait dalam masa pra produksi penulis naskah melakukan hal-hal berikut ini :
1. IDE CERITA
Menurut Latief dan Utud, ( 2015: 173 ) Mengatakan Bahwa “Ide adalah dasar
utama untuk memproduksi program siaran khususnya, non drama. Tanpa adanya
ide, tahapan perencanaan produksi berikutnya tidak dapat di laksanakan”.
Menurut kutipan di atas penulis bertugas menemukan ide lalu menuangkannya
sekreatif mungkin agar menjadi sebuah cerita.
Dalam penemuan ide penulis naskah bersama tim memilih program non drama
magazine dengan judul PENA atas kesepakatan bersama. Dari hasil kesepakatan
bersama penulis dan tim kami sepakat menganggka tema Reptile.
2. RISET
Menurut Nurul Muslimin,( 2018:36 ) “Riset dalam sebuah produksi film
pada dasarnya bergantung pada kebutuhan film itu sendiri. Terutama pada tingkat
kedalaman risetnya, karena untuk mendukung film itu sendiri. Misal film tentang
dunia hewan, di perlukan riset tentang karakter hewan”.
Menurut Kutipan di atas penulis harus meriset terlebih dahulu program acara yang
akan dia buat menjadi sebuah naskah, untuk mendapatkan informasi lebih objektif
dan mengetahui lapangan untuk pengambilan gambar dengan terjun langsung ke
lapangan.
76
Pada program non drama magazine, penulis melakukan riset untuk mendapatkan
informasi yang objektif kepada komunitas para penghobi Reptile yang ada di
sekitaran depok dan langsung menemui owner dari komunitas para penghobi
Reptile.
3. SINOPSIS
Menurut Nurul Muslimin, ( 2018:39 ) “Synopsis adalah gambaran umum
sebuah film secara naratif. Synopsis film akan bercerita tentang jalan cerita film
secara umum. Ini yang akan mendasari sebuah naskah film di buat, karena di dalam
synopsis tidak menggambarkan jalan cerita secara detail”.
Menurut kutipan di atas setelah ide cerita di dapati, penulis harus
menceritakan dalam bentuk synopsis, agar menjadi runtut jalan ceritanya.
Pada program non drama magazine, penulis membuat synopsis tentang manfaat
dari Reptile, cara-cara merawat Reptile dan menjadi referensi bagi penonton yang
ingin merawat Reptile.
4. TREATMENT
Menurut Nurul Muslimin,( 2018:192 )” Merupakan presentasi detail dari
sebuah film namun belum berbentuk naskah”.
Seperti kutipan di atas dengan penulis membuat Treatment bentuk program
yang sudah di buat akan mudah di bayangkan sehingga mendapatkan hasil lebih
baik
Pogram non drama magazine penulis membuat treatment untuk memudahkan tim
produksi membayangkan bentuk program agar mendapatkan hasil lebih baik.
77
5. SKENARIO
Menurut Nurul Muslimin,( 2018:47 ) “Skenario adalah naskah cerita yang
menguraikan urutan-urutan adegan, tempat, keadaan, dan dialog yang disusun
dalam konteks struktur dramatic dan berfungsi sebagai petunjuk kerja dalam
pembuatan film”
Menurut kutipan di atas dengan membuat scenario akan memudahkan
menyampaikan program seperti apa yang ingin di buat kepada tim kru dan juga
para talent yang terlibat.Pembuatan skenario.
dalam program non drama magazine penulis membuat dengan menguraikan unsure-
unsur visual/gambar, suara/audio dan dialog untuk memudahkan talent dalam
menyampaikan program non drama magazine.
3.5.2. PRODUKSI
Menurut Latief dan Utud, ( 2015: 129 - 130 ) mengatakan bahwa “Penulis
Naskah menjadi Interviewer, Mendampingi Performer atau Pengisi acara,
mengawasi materi yang di sampikan host atau Master of Ceremony (MC)”.
Menurut Kutipan di atas penulis naskah di tuntut memiliki kepekaan kreativitas
yang harus di bekali pengetahuan jurnalistik, dengan kemampuan menulis yang
baik.
Dalam program non drama magazine show Pada saat produksi penulis naskah
memperhatikan jalannya acara untuk mencocokan naskah yang di buat pada saat
pengambilan gambar. Dalam hal ini penulis sebagai penulis naskah melakukan hal-
hal berikut.
1. Sebelum pengambilan gambar penulis naskah melakukan briefing ulang untuk
mengingatkan kepada narasumber dan host.
78
2. untuk proses shooting kepada narasumber, penulis naskah menanyakan
kembalipertanyaan yang di buat agar narasumber bisa menyiapkan apa yang ingin
dia sampaikan.
3.5.3. PASCA PRODUKSI
Menurut Latief dan Utud, ( 2015: 130 ) mengatakan bahwa “Pada tahap
Pasca Produksi Penulis naskah Memberikan masukan dan teguh pendirian tetapi
tidak keras kepala karena dialah motor kreativitas suatu program televisi”.
Pada saat pasca produksi penulis naskah dan pra kru melakukan evaluasi
bersama-sama untuk pembelajaran untuk kedepannya, pada tahap pengeditan
penulis naskah bersama Program Director mendampingi editor untuk melihat
tahap pengeditan, dimana agar naskah yang di buat tidak terlalu menyimpang jauh
dari konsep awal, sesuai dengan rundown dan mengecek durasi VT ( video type ) .
Pada tahap ini penulis membutuhkan ketelitian lebih agar program acara yang di
buat layak untuk tayang. Kemudian penulis naskah menyesuaikan apakah script VO
yang di buat sesuai dengan gambar yang di ambil, karena script VO harus sesuai
dengan apa yang sudah di visualisasikan, selain itu rundown pun harus di koreksi
kembali untuk durasi dan isi konten acara persegmen agar sesuai dengan hasil video
yang sudah di edit.
3.5.4. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENULIS NASKAH
79
Menurut Nurul Muslimin,( 2018:155 ) penulis naskah “ berperan
menerjemahkan konsep dasar dan synopsis film untuk menjadi naskah skenario
film”
Semua tahap-tahapan pembuatan konsep di lakukan pada saat pra produksi
yang akan di butuhkan pada saat produksi dan pasca produksi. Selain itu penulis
juga harus mencari seorang narasumber yang sesuai apa yang di inginkan pada
setiap pembahasan. Untuk castinghost juga merupakan salah satu tanggung
jawabnya, namun dalam hal ini penulis di bantu oleh semua tim penulis terutama
host dan juga narasumber-narasumber.
Agar mereka mengetahui isi dari program acara magazine PENA dan
mengetahui batasan-batasan saat menjawab pertanyaan penulis juga bertanggung
jawab atas apa yang tertuang dalam naskah, baik dalam kata yang salah maupun
yang lainnya.
Adapun yang di lakukan penulis naskah adalah :
1. Penulis di bantu tim produksi membuat konsep dengan menuangkan ide cerita
lalu di kembangkan bersama sama sehingga dapat membuat konsep yang sesuai dan
menarik.
2. Setelah konsep yang di siapkan telah matang, maka terbentuklah program acara
magazine”PENA “ kemudia penulis membuat synopsis.
3. Setelah membuat synopsis penulis membuat treatment agar lebih mempermudah
saat pembuatan naskah dan pengambilan gambar.
4. Penulis membuat pertanyaan untuk narasumber.
80
5. Selain tugas penulis sebagai naskah, pada saat pra produksi penulis juga turut
andil untuk menentukan jadwal yang tepat untuk melakukan produksi agar tidak
bentrok dengan narasumber lainnya.
6. Setelah semua jadwal tersusun rapi, penulis mengajak narasumber dan host untuk
reading agar sesuai dengan script yang di buat.
3.5.5. PROSES PENCIPTAAN KARYA
1. KONSEP KREATIF
Program non drama kami berasal dari berbagai sumber seperti, cerita dan
sejarah bahwa Reptile itu berbahaya Pada program non drama magazine ini penulis
dan tim memberika judul PENA dimana dalam program ini penulis dan tim
memberikan informasi seputar Reptile. setelah sepakat mendiskusikannya dengan
tim kami sepakat menggangkat tema ini da juga telah di setujui oleh dosen
pembimbing.
Lalu penulis mencari beberapa inspirasi dari berbagai televisi dan artikel ,
setelah penulis menemukan Inspirasi, penulis menulis synopsis dan treatment.
Dalam program PENA ini penulis dan tim memutuskan membagi program
ke dalam 3 segmen Dalam segmen pertama penulis dan tim memutuskan untuk
memberikan tayangan kepada penonton seputar informasi tentang Reptile baik sisi
positif maupun negatif dan cara-cara merawat Reptile hingga jinak.
dalam segmen kedua penulis memberikan penonton tayangan Geahring
rutin komunitas expose setiap minggu di taman mahoni dengan tujuan saling tukar
pikiran sekaligus bermain dengan reptile peliharaanya.
81
Dalam segmen ketiga penulis dan tim ingin menampilan hiburan tayangan
kuliner yang ekstrim kuliner daging cobra beserta pendapat ahlinya masalah
konsumsi daging ular.
2. KONSEP PRODUKSI
Pada saat produksi program acara PENA penulis ikut serta dalam
pengambilan gambar, karena adanya beberapa naskah di setiap rubric pada saat di
lapangan, ataupun pembahasan-pembahasan dan eksplorasi dari seorang host untuk
membuat acara terlihat lebih hidup dan menarik, tugas penulis membantu sutradara
dalam mengarahkan host.
3. KONSEP TEKNIS
Dalam konsep teknis ini, penulis lebih menganalisa untuk isi acara, mulai
dari bagaimana bisa memberikan trik-trik yang di gunakan untuk mendapatkan
perhatian penonton. Penulis juga membuat pertanyaan-pertanyaan yang
berkompeten untuk para narasumber, untuk perhitungan durasi ini, penulis
tuangkan ke dalam bentuk rundown. Agar menghasilkan sebuah video yang
sepadan dengan naskah VO yang sudah ada. Di sini penulis juga bekerja sama
dengan seorang director dan produser apa saja yang di butuhkan untuk stock shot.
3.5.6. KENDALA PRODUKSI DAN SOLUSINYA
Setiap dalam satu tim pasti memiliki kendala yang harus di hadapi masing-
masing dalam hal ini baik penulis maupun tim memiliki beberapa kenadala salah
satunya sebegai berikut :
1. pada saat pencarian ide penulis kesulitan dalam menemukan ide yang
menarik. Solusinya penulis dan tim mengeluarkan ide masing-masing lalu
82
memilih di antara salah satu ide yang sekiranya paling manarik dengan
berbagai pertimbangan dan persetujuan bersama.
2. saat tahap konsep penulis sulit menemukan nama acara yang sesuai dengan
acara yang di ambil. Solusinya yang di ambil penulis adalah berdiskusi
dengan tim agar bisa menemukan nama acara yang sesuai.
3. penulis sulit akan mewancarai narasumber dan terjadi beberapa kesalahan.
Solusinya penulis di bantu oleh tim, khususnya editor yang manggantikan
wawancara karena menemukan ide yang lebih memahami konsep program
dan kepada sutradara.
4. tim kesulitan alat hard disk untuk mengedit program acara kami karena di
antara kami tidak mempunyai hard disk. Solusi yang di ambil adalah
akhirnya kami meminjam hard disk.
5. banyaknya revisi naskah di karenakan banyaknya ide masukan dari para kru
dan solusinya penulis selalu mendiskusikan bila ada tambahan dengan tim
kru.
83
3.6. LEMBAR KERJA PENULIS NASKAH
1. KONSEP PENULISAN NASKAH
Muncul dan berkembangnya konsep ini penulis terinspirasi dari weekend
list dan beberapa video local di dunia maya, selain penulis juga di bantu oleh tim
dalam penyusunan konsep ini dengan menggabungkan beberapa ide dan
mengembangkannya bersama sehingga terciptanya konsep PENA ini secara lebih
menarik.
2. SINOPSIS
PENA merupakan tayangan non drama yang berformat magazine yang
memiliki durasi 23 menit program ini berisi tayangan seputar Reptile untuk
memberikan informasi kepada penonton yang tidak mengetahui manfaat Reptile
dan cara merawat Reptile agar lebih tahu ataupun untuk penonton yang sudah tahu
Reptile dan ingin lebih jauh lagi mengetahui tentang Reptile. Program ini juga bisa
sebagai referensi bagi penonton yang ingin membeli atau merawat Reptile.
3. TREATMENT
SEGMEN I INFORMASI
a. Id Program
b. Opening Host
c. Host menjelaskan tentang segmen pertama
d. Wawancara owner komunitas
e. Manampilkan cara-cara merawat ular
f. Bumper out
g. Comersial Break
84
SEGMEN KE II GEATHRING
a. Bumper in
b. Opening Host
c. wawancara kepada salah satu komunitas
d. Menampilkan gambar saling tukar pikiran
e. wawancara bermain dengan ular
f. bumper out
g. komersial break
SEGMEN KE III KULINER
a. Bumper in
b. Opening Host
c. Menampilan cara memasak kuliner
d. Menampilkan makan kuliner
e. Bumper out
f. Comersial Break
85
3.6.1. Naskah Host
TABLE III .10 NASKAH HOST
FALKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
BINA SARANA INFORMAIKA
Production company : UBSI TV Produser : Fahmi Idris
Judul : PENA Sutradara : Rafii Zein
Durasi : 21 Menit Penulis Naskah : M Hadi
No Segmen Video Audio Durasi Remark
1 - OPENING
PROGRAM
HAI GUYS/KETEMU
LAGI SAMA GUA
IWAN/DAN GUA
DOMINIQUE/DALAM
PROGRAM
ACARA/PENA//PADA
EPISODE KALI INI
KITA AKAN
MEMBAHAS TENTANG
HEWAN
REPTIL/KARENA PADA
UMUMNYA HEWAN
REPTIL SANGAT
MENAKUTKAN BAGI
MANUSIA/NAH APA
BENAR HEWAN
REPTIL ITU
MENAKUTKAN/MAU
TAU
KELANJUTANNYA
IKUTIN KITA TERUS
19
DETIK
IRWAN
:
BERGA
RIS
BAWAH
DOMINI
QUE:
TANPA
GARIS
BOLD:
UCAPA
N
BERBA
RENGA
N
86
YA///
2 1 OPENING
HOST
HAI GUYS/SEKARANG
GUA SUDAH DI DEPAN
RUMAH SALAH SATU
OWNER DARI
KOMUNITAS
EXPOSE/SEKARANG
INI GUA AKAN TANYA
TANYA DIA/GIMANA
SI CARA CARA
MERAWAT REPTIL
ITU/KALIAN
PENASARAN
KAN/LETS CHECK IT
OUT///
12
DETIK
3 1 CLOSING
SEGMEN
GIMANA TEMAN
TEMAN/TIPS
PERAWATAN REPTILE
DARI KOMUNITAS
EXPOSE
TADI/TERNYATA
GAMPANG KAN
MERAWAT REPTILE
MENJADI
JINAK//SETELAH INI
AKAN ADA
TAYANGAN /
KEGIATAN
GEATHRING DARI
KOMUNITAS EXPOSE
21
DETIK
87
SAHABAT
PENA/PENASARAN
KAN/ JANGAN
KEMANA MANA
TETAP DI ACARA
PENA//
4 2 OPENING
HOST
HALO SAHABAT
PENA/DISINI GUA
LAGI DI SALAH SATU
YAYASAN/NAMANYA
INWANUL
HUDA/TEPATYNYA DI
DAERAH CIPINANG
JAKARTA
TIMUR/DISINI GUA
BAKAL NEMENIN
SAHABAT
KOMUNITAS
EXPOSE//YANG AKAN
MENGENALI REPTILE
KEPADA ANAK USIA
DINI/UNTUK
SELENGKAPNYA AYO
IKUTIN GUA GUYS///
20
DETIK
88
5
2 CLOSING
SEGMEN
NAH SAHABAT
PENA/SUDAH TAHU
KAN BAHWA TIDAK
SEMUA ULAR ITU
BERBAHAYA DAN
BERBISA/BAHKAN
BISA JADI
SAHABAT/DAN BISA
KITA MILIKI///
10
DETIK
6
3
OPENING
HOST
HADEUH UDAH GAK
KERASA MATAHARI
SUDAH TERIK HARI
SUDAH MULAI SIANG,
SAHABAT PENA
DIRUMAH PASTI PADA
LAPAR KAN , TENANG
KITA ADA KOK
REFERENSI KULINER
YANG UNIK
TENTUNYA MASIH
JARANG TERDENGAR
DI TELINGA SAHABAT
PENA DIRUMAH ,
KULINER TERDENGAR
SANGAT EXTRIM TAPI
SUDAH BANYAK KOK
PEMINAT KULINER INI
MAKIN PENASARAN
KAN SAHABAT ?APA
SI KULINER YANG
KAMI TAYANGKAN
NANTI, LANGSUNG
25
DETIK
89
SAJA CHECK IN OUT
8 3
CLOSING
SEGMEN 3
SEPERTI NYA SUDAH
CUKUP JELAS KAN
INFORMASI YANG
DIDAPAT DARI SETIAP
TAYANGAN INI
SAHABAT DIRUMAH//
KESIMPULAN DARI
SAYA SI SEMUA
MAHKLUK HIDUP
CIPTAAN TUHAN
DIDUNIA INI TIDAK
ADA YANG SIA SIA/
JADI SAHABAT
DIRUMAH SEBELUM
MENYESAL JANGAN
MENYIA NYIAKAN
WAKTU///
30
DETIK
7 - CLOSING
PROGRAM
GIMANA TEMEN
TEMEN/SUDAH TAHU
KAN HEWAN REPTIL
ITUGA SELALU
MENAKUTKAN/DAN
MEREKA BISA KITA
JADIKAN HEWAN
PELIHARAAN DI
RUMAH/NAH GA
TERASA NIH SUDAH 25
MENIT KEDEPAN KITA
NEMENIN KALIAN
SEMUA//JANGAN
22
DETIK
IRWAN
:
BERGA
RIS
BAWAH
DOMINI
QUE:
TANPA
GARIS
90
LUPA IKUTIN TERUS
PROGRAM ACARA
PENA/ DENGAN TEMA
YANG MENARIK
LAINNYA/GUA
IRWAN/GUA
DOMINIQUE/SAMPAI
JUMPA DI EPISODE
PENA
SELANJUTNYA/BYE
BYE
BOLD:
UCAPA
N
BERBA
RENGA
N
91
3.6.2. Naskah Voice Over
TABLE III .11 NASKAH VOICE OVER ( VO )
FALKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
BINA SARANA INFORMAIKA
Production company : UBSI TV Produser : Fahmi Idris
Judul : PENA Sutradara : Rafii Zein Al Muafa
Durasi : 21 Menit Penulis naskah : M hadi
NO VOICE OVER ( VO )
1
OPENING PROGRAM VO
yuhuu sahabat pena di rumah pasti sudah ga asing lagi kan sama hewan
reptile yang satu ini/ yaap mereka adalah ular phyton albino/tenang saja
sahabat pena jenis ular ini tidak berbahaya loh/ mereka dapat di pelihara
di rumah karena jenis spesies ular ini jinak loh/ tapi ingat sahabat pena di
rumah tetap pada pengawasan dari ahlinya ya/ kami menyajikan tayangan
cara merawat/ menangani yang baik dan benar// jika sahabat pena di
rumah tertarik untuk memelihara reptile reptile satu ini//makin penasaran
kan sahabat di rumah/ yuk kita bahas tuntas
2 SEGMEN I
nah untuk kalian yang ingin coba memelihara ular/di rumah bang gaung
terdapat banyak sekali jenis ular//salah satunya ular phyton albino//jenis
ular ini merupakan lima ular terbesar di dunia///
mampu mencapai panjang sembilan meter dan berat mencapai seratus
enam puluh kilogram/waw besar sekalia ya sahabat///
jenis ular ini memiliki tigawarna berbeda/white dan purple/sebenarnya
ada dua warna/yaitu putih dan ungu/ketika terjadi persilangan ungu dan
putih/maka menghasilkan warna lavender//
92
masih banyak jenis jenis ular lainya sahabat//kalo udah nentuin jenis
ularnya/jangan lupa untuk mempersiapkan kebutuhan mereka/seperti
kandang/lampu/vitamin/dan cairan pembersih lainnya//
selain memperhatikan makan dan kebersihan kandang/ada juga nih yang
ga boleh kelupaan//untuk menjemur ular kesayangan di pagi hari/wajar
karena mereka hewan berdarah dingin//jadi untuk membantu metabolisme
tubuh/mereka butuh sinar matahari/tapi jangan lama ya berjemurnya ya
temen-temen takut kepanasan /cukup sepuluh menit sampai lima belas
menit/dari pukul tujuh sampai pukul sepuluh///
3 SEGMEN II
Kegiatan ini bertujuan ingin mengajak masyarakat/ untuk tidak takut
bahkan memusnahkan reptile berbisa///
Hewan reptile memang kadang berbahaya/tapi/jika mereka di musnahkan
sangat di sayangkan /karena hewan juga ingin hidup/ dan bisa berkawan
dengan manusia///
Komunitas ini berdiri sejak 2 November 2013/ Saat ini, sudah memasuki
usia 5 tahun/ Bahkan/ belum lama ini pihaknya mengadakan
anniversary///
Anggota member yang aktif saat ini berjumlah 60 orang/ Dari berbagai
kawasan daerah/kegiatan Kopdar dilakukan untuk mengedukasi anak
kecil/ karena dengan adanya edukasi ini mereka lebih mencintai hewan//
Dari yang tadinya mereka takut megang hewan mungkin dengan adanya
komunitas ini jadi lebih berani///
Tujuan membentuk komunitas ini berawal dari hobi untuk ngumpul
bareng dan sharing tentang reptil dan hewan lainnya//Aktivitas lain yang
dilakukan Komunitas Expose diantaranya/ gathering/ kopdar/ kongkow/
dari pukul tiga sore hingga jam delapan malam /di taman mahoni///
Selain membuat edukasi kepada anak-anak agar tidak memiliki rasa takut
terhadap reptil/ Bahkan/ dengan dipantau orangtua// Membuat keluarga
93
menjadi akrab mengenal hewan reptil dan hewan lainnya//komunitas
expose juga melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah/tujuannya
memberikan edukasi kepada para pelajar mengenai hewan reptil dan
lainnya///
pihak sekolah biasanya meminta kepada Komunitas Expose untuk
dipanggil/ terutama pada kegiatan pramuka yakni/ mengajarkan edukasi
terhadap siswa dan siswinya di sekolah pemahaman tentang reptil///
Ada juga kegiatan rescue/ biasanya komunitas expose kami dapat
panggilan dari pihak warga sekitar///
Rescue merupakan panggilan/apabila ada ular yang masuk ke rumah
warga/ Agar pihak warga tidak langsung bertindak/ apalagi mereka tidak
tahu biasanya ular tersebut berbisa atau tidak// Misalnya jenis ular kobra
atau jenis ular retic atau ular sanca// Takutnya/ membahayakan warga
karena tidak tahu cara penanganan/Biasanya/ alasan warga panggil kami
ada ular yang masuk rumah warga/ hewan lain seperti biawak/
musang/Kita akan berikan pemahaman/ edukasi tentang reptil dan cara
menghadapi hewan tersebut serta penanganannya agar warga tidak
menjadi panik ketika hadir hewan reptil ke rumah mereka///
4 SEGMEN III
nah ini dia lho tempat kuliner yang kami sajikan untuk sahabat / restoran
king kobra/ huh sangat extrim pasti sahabat dirumah mendengar nya/ apa
saja si menu yang di sajikan di restoran ini/ ayo kita lihat langsung
sahabat///
restoran kobra terletak di jalan kapten tendean/ tepat nya di kuningan
barat/mampang prapatan/jakarta setalan /restoran ini berdiri sejak
tahun1983 sahabat pena/ ini salah satu cabang yang ada di jakarta lho/
oalah berarti sudah banyak dong peminatnya pasti sahabat///
restoran ini di dirikan pertama kali di surabaya oleh pemiliknya yang
bernama iin marlina/ terdapat banyak menu di restoran ini yang di
94
hidangkan/salah satunya menu yang saya pilih sahabat/yaitu sate
buaya/biawak goreng/dan empedu ular cobra// wow sangat menarik jadi
penasaran gimana si rasa nya yuk kita santap sahabat///
ternyata rasanya ga jauh lebih enak dari restoran ternama lainnya sahabat/
kayanya ada yang kurang deh sahabat apa ya/ oia cara pembuatannya/
penasaran kan pasti sahabat cara membuat nya seperti apa dan resepnya
pasti itu jangan sampai ketinggalan/ yukkita intip dapur nya seperti apa si
sahabat/resep sate ular cobra yaitu /bawang merah/bawang
putih/cengkeh/kayu manis/cabe/jahe dan kacang// untuk menghilangkan
bau amis pada ular/gunakan jeruk nipis saja/dan jangan lupa buang racun
cobra dari tubuhnya/sebelum di masak potong kepala ular dan tunggu 2
jam hingga ular tersebut benar benar mati/dan baru di siapkan///
belom sampai situ sahabat /kita akan bahas manfaat manfaat yang terdapat
dalam kandungan kuliner ini /salah satunya yaitu empedu kobra
sahabat//manfaatnya untuk kencing
manis/lever/rheumatik/batuk/asma/asam urat/maagh/ dan masih banyak
lainnya sahabat///
bukan hanya menyajikan makanan lho/restoran ini juga menyajikan obat
obatan alternative/ nah ini dia sahabat/salah satunya minyak
ular/khasiatnya untuk luka bakar/ koreng/bisul/ dan gatal gatal/ada juga
minyak biawak/untuk menghilangkan jerawat/koreng bernanah/ dan
masih banyak lainnya sahabat pena//
bagaimana sahabat ingin mencobanya enggak kuliner yang satu
ini/pastinya penasaran kan/ sudah terbukti kok banyak peminat dan
khasiatny/, ahhhh tunggu sahabat/ kayanya belom tuntas sampai sini deh/
saya makin penasaran apa bener kandungan yang ada di dalam nya baik
bagi kesehatan/ coba yuk kita tanya pada ahlinya///
95
3.6.3. Transkip Wawancara
TABLE III.12 TRANSKIP WAWANCARA
FALKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
BINA SARANA INFORMAIKA
Production Company : UBSI TV Produser : Fahmi Idris
Judul : PENA Sutradara : Rafii Zein
Durasi : 21 Menit Penulis Naskah : M. Hadi
Narasumber : Gaung Host : Irwan
No Kaset Time
logging
Nama Statement Ket
1
1
03.38 – 07.30
Irwan Bang, sebagai pemula apa
yang perlu saya siapkan
untuk memelihara ular?
Gaung Kalo untuk pemula belajar
dulu bagaimana cara
melihara ular ,terus kemudia
kalo sudah siap di pikirin
juga nanti kedepannya ular
ini semakin lama semakin
besar ya terus siapin
tempatnya, dari aquarium
dan kotak plastic tempat
container.
Irwan Itu kan kandangnya ada
yang ada pohonya sama ada
yang engga itu kenapa ya
96
bang?
Gaung Kalo ada pohonya itu berarti
phyton pohon jenisnya ular
pohon kenapa di buat seperti
itu karena di bikin
semaksimal mungkin mirip
dengan alam habitatnya gitu
biasanya namanya therarium
jadi kandang kaca kemudia
di kasih kayu kayu bisa kayu
asli bisa kayu yang dari
plastic, kalo phyton tanah
seperti ini cukup pakai
container alasnya bisa pakai
koran biar lebih gampang.
Irwan Kalo ular ini di beli ama
melihara dari baby?
Gaung Beli kalo ular ini udah ga
nih di alamnya jadi beli
peternak kalo di jakarta
sudah banyak peternak, jadi
kalo mau beli ular ular bagus
seperti ini di peternak dan
harus meliharanya dari baby
Irwan Kalo dari baby sampe
sebesar ini butuh waktu
berapa lama ya bang?
Gaung Kalo ini kan itunganya
masih baby up, kan ya
belom ini banget masih
97
baby, baby naik sedikit
belum ada setengah tahun
ini umurnya, nah kalo udah
segede ini biasanya sekitar 2
tahunan
Irwan Bisanya kalo ular hasil
tangkapan liar berburunya di
mana si bang?
Gaung Biasanya kalo di sekitar kita
ya selokan bisanya atau di
pinggir-pinggir sungai dia
bisanya suka mendiami
lobang-lobang tempat sarang
tikus biasanya
Irwan Bang ngurusin ular itu ga
gampang ya bang ada ga si
cara khusus untuk
menanganinya?
98
Gaung
Ngurus ular pasti ga
gampang ya, cuma kita
harus konsekuen jadi yang
penting di jaga
kebersihannya , karena kalo
kandangnya sering kotor
bisa kutuan kemudia dia
juga bisa flu/pilek tapi beda
sama manusia pileknya, jadi
pileknya lendirnya keluar
dari mulut dari hidung juga
ada, jadi yang pasti di jaga
kebersihanya dia kemudian
kebersihan kandangnya juga
2 2 19.15 – 20.20 dominique Apakah memakan daging
ular aman untuk di konsumsi
manusia?
Ahli gizi
Kalo menurut dari
toksinologi dari badan itu
daging ular empedunya
aman, namun tidak benar
daging ular memiliki banyak
khasiat
dominique
Kandungan apa saja yang
terdapat pada daing ular?
Ahli gizi
Protein sudah pasti karena
udah hewani yah terusan zat
besi juga ada sedikit Cuma
99
yang paling banyak protein
karena ada hewaninya
dominique
Resiko apa saja yang akan di
dapat jika kita menkonsumsi
daging ular?
Ahli gizi
Menkonsumsi daging reptile
dapat mendatangkan
penyakit seperti samonela,
e-coli
dominique
Apakah beresiko tinggi
hingga menyebabkan
kematian
100
3.6.4. Rundown Program
TABLE III.13 RUNDOWN PROGRAM
FALKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
BINA SARANA INFORMAIKA
Production company : UBSI TV Produser : Fahmi Idris
Judul : PENA Sutradara : Rafii Zein
Durasi : 21 Menit Penulis naskah : M Hadi
No Segmen Waktu/
Durasi
Video Audio Subjek Keterangan
1 1 5” VTR VTR Colour Bar
2 5” VTR VTR Logo BSI
3 5” VTR VTR ID Program
4 5” VTR VTR Counting Leader
5 28” VTR VTR Bumper IN
6 21” VTR LIVE Opening program
7 70” VTR LIVE Menampilkan anak-
anak memegang ular
dengan komunitas
expose
8 12” VTR LIVE Opening host
9 71” VTR VO Menampilkan hewan
Reptile
101
10 258” VTR LIVE Wawancara kepada
bang gaung Owner
Komunitas Expose
11 25” VTR LIVE Closing Segmen
12 5 VTR VTR BUMPER OUT
Total Durasi Segmen 1 8’30
COMERCIAL BREAK
1 2 10” VTR VTR Bumper In
2 28” VTR LIVE Menampilkan
kegiatan kunjungan ke
sekolah
3 23” VTR LIVE Opening Host Dan
Menjelaskan Segmen
Ke 2
4 50” VTR VO Memperkenalkan
hewan reptile kapada
anak sekolah
5 30”
VTR VO Memperkenalkan
hewan reptile kepada
anak usia dini
6 25” VTR VO Menampilkan Edukasi
Kepada Anak-Anak
102
7 80” VTR VO Menampilkan Anak
Anak Memegang
Hewan
8 56” VTR LIVE Kegiatan Geathring
9 18” VTR LIVE Closing Segmen
10 5 VTR VTR Bumper Out
Total Durasi Segmen II 4’25 “
COMERCIAL BREAK
1 3
5” VTR VTR BUMPER IN
2 50” VTR LIVE Opening Host dan
establish gambar
3 70” VTR VO Host menjelaskan
segmen ke 3
4 40” VTR VO Menampilkan
Hidangan Kuliner
5 130” VTR VO Menampilkan cara
memasak dan resep
daing cobra
6
30”
VTR
VO
Menampilkan obat
obatan alternative
7
25”
VTR
VO
Menampilkan cara
memasak
103
8
64” VTR LIVE Wawancara ahli gizi
9 30” VTR VO Closing segmen3
10 17” VTR LIVE Closing Program
11 24” VTR VTR Creadit Title
12 27” VTR VTR Behind The Scene
Total Durasi Segmen III 8’33”
104
3.7. Proses Kerja Penata Gambar
Menurut Nurul Muslimin, (156:2018) “Camera operator adalah dia
bertugas mengoperasikan kamera berdasarkan arahan dari DOP atau Sutradara
untuk merekam setiap scene/adegan”.
Proses kerja camera person adalah melakukan pengambilan gambar
berdasarkan naskah dan mengoperasikan kamera untuk merekam gambar dalam
film, video, maupun media penyimpanan computer serta seorang yang bekerja
berdasarkan perintah dari sutradara. Camera operator melakukan tugas sesuai
dengan description yang sudah ditenttukan dalam proses pra-produksi, produksi
dan pasca-produksi.
Penulis sebagai camera operator dalam melakukan proses pra-produksi,
produksi serta pasca-produksi harus benar-benar menguasai tugas yang akan
dikerjakan di lapangan seperti menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan serta
mengoperasikan kamera lalu menyerahkan hasil rekaman pada editor. Dalam
menjalankan tugasnya, penata kamera melakukan pengenalan property yang akan
digunakan serta melakukan pengambilan gambar sesuai dengan konsep yang telah
ditetapkan.
3.7.1. Pra-Produksi
Menurut Nurul Muslimin, (31:2018) “Tahap Pra-Produksi mengacu pada hal-hal
yang dilakukan oleh tim produksi sebelum eksekusi pengambilan gambar
(shooting) dalam membuat sebuah film (sebelum produksi film)”.
Jadi menurut kutipan di atas seorang Penata Gambar berkoordinasi terlebih
dahulu dengan sutradara untuk pengambilan gambar sesuai dengan konsep yang
telah disepakati bersama tim. Pada proses Pra-Produksi Penata Gambar harus
105
memahami serta mampu mengoperasikan semua alat produksi visual diantaranya
kamera, tripod, dan peralatan lainnya. Selain itu Penata Gambar juga harus mampu
memvisualisasikan dalam bentuk konsep kepada sutradara, sehingga Penata
Gambar dapat mengerti serta memahami alur cerita produksi.
Seorang Penata Gambar mempunyai standar pemakaian penata kamera, untuk
hasil yang bagus Penata Gambar dan sutradara saling berkomunikasi untuk
pengambilan visual oleh karena itu jenis-jenis peralatan dan properti yang
digunakan dikonfirmasi dengan sutradara untuk hasil yang diinginkan bersama.
3.7.2. Produksi
Menurut Nurul Muslimin, (104:2018) “Tahap ini fokus dalam pengambilan
gambar/visual (shooting) beserta audio dalam sebuah film. Biasanya disebut
shooting day. Catatan penting sebelum tahap produksi yaitu bahwa tahap pra-
produksi telah selesai dan fixed (tetap)”.
Menurut kutipan di atas pada proses produksi sebagai penata kamera harus
mampu dan siap untuk melakukan pengambilan gambar yang tentunya telah
dikoordinasikan bersama sutradara. Selain itu, pada proses produksi seorang penata
kamera juga bertugas dalam pengambilan gambar, serta pengambilan stock shoot
dan angle-angle yang telah dikoordinasikan bersama sutradara.
Single camera sebelum melakukan pengambilan gambar Penata Gambar
diminta oleh sutradara untuk membuat komposisi serta angle tertentu sedangkan
pada produksi multi camera, program direktor bisa minta komposisi tertentu pada
saat pengambilan gambar berlangsung.
Pada proses produksi penulis mampu mempunyai imajinasi visualisasi
terhadap gambar yang diambil tentunya sesuai dengan konsep yang sudah
106
disepakati bersama sutradara atau tim. Adapun kendala-kendala yang dihadapi erat
hubungannya untuk kualitas gambar secara visual karena itu penata kamera harus
mempunyai daya imajinasi secara visual demi sebuah gambar yang berkualitas.
3.7.3. Pasca Produksi
Menurut Nurul Muslimin, (119:2018) “Pasca-Produksi (post-production) secara
simpel adalah bagian dari proses pembuatan film, video, iklan, video, fotografi atau
karya digital lainnya yang dikerjakan setelah proses perekaman visual. Dalam
konteks film bisa di sederhanakan lagi, yaitu pasca produksi adalah kegiatan yang
dilakukan setelah praproduksi dan produksi”.
Pada proses Pasca Produksi ini penulis sebagai Penata Gambar masih
mempunyai tugas dan kewajiban dalam produksi dikarenakan masih harus
bekerjasama dengan editor guna melengkapi program dengan stock shoot yang
telah diambil, kemudian akan diproses oleh editor dan sutradara sehingga didapat
sebuah program yang telah disepakati bersama.
Pada proses Pasca Produksi ini penulis juga harus mampu memberikan hasil
akhir gambar kepada editor untuk melengkapi program dengan stock shoot yang
diambil dalam proses produksi sehingga editor mampu menjelaskan secara visual
gambar yang akan dieditnya.
3.7.4. Peran dan Tanggung Jawab Penata Gambar
Berbicara mengenai bagaimana pekerjaan suatu produksi, berarti akan
membahas tentang tugas dan tanggung jawab yang spesifik. Pada umumnya
seorang penata kamera tidak bekerja sendiri kecuali untuk hal tertentu dan untuk
tugas dan tanggung jawab Penata Gambar meliputi :
a. Berdiskusi dengan produser serta sutradara membahas tentang rencana
produksi
107
b. Mempelajari naskah
c. Menginteprestasikan bagaimana agar mendapatkan gambar yang baik
d. Memilih peralatan serta penunjangnya
e. Bekerjasama dengan sutradara
f. Melakukan pengambilan gambar atau shooting
3.7.5. Proses Penciptaan Karya
Penulis dalam produksi non drama televisi yang berjudul “PENA”, bertugas
menjadi Penata Gambar dalam produksi non drama dikarenakan penulis sangat
tertarik untuk menekuni profesi tersebut, hal ini merupakan tantangan bagi penulis
untuk menghasilkan sebuah karya non drama yang menarik untuk dilihat bagi
penonton non drama televisi yang kami buat. Penulis juga ingin menerapkan ilmu
yang sudah diberikan oleh pengajar di kampus dan dengan referensi buku mengenai
ilmu kamera tentang cara pengambilan gambar yang baik.
Meskipun ilmu serta pengalaman sebagai Penata Gambar belum begitu banyak
untuk bias menjadi Penata Gambar yang handal, tetapi penulis terus belajar dan
berusaha banyak mencari pengalaman agar bias membuat karya yang baik dan
penonton yang melihat akan mengerti karya yang telah dihasilkan selain itu penulis
juga sering menonton acara tv non drama di televisi dengan memperhatikan type
shot, angle kamera, gerakan kamera, tata cahaya untuk dipelajari dan diterapkan
dalam produksi acara non drama ini.
1. Konsep Kreatif
Penulis sebagai juru kamera berperan penting juga dalam memberi konsep
kreatif, terutama dalam pengambilan gambar. Hal yang harus kameraman lakukan
adalah memberi angle yang menarik untuk penonton agar penonton tidak merasa
108
jenuh, dan seorang Penata Gambar juga mempunyai rasa (sense of art) kreatifitas
dalam menciptakan sebuah gambar dengan komposisi kita juga membangun
“mood” suatu visual dan keseimbangan objek.
2. Konsep Produksi
Sebagai Penata Gambar dalam proses produksi mempunyai tanggung jawab
menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan saat produksi. Seperti kamera dan tripod,
konsep pada saat produksi sebagai penata kamera sudah seharusnya mengikuti
sutradara dalam pengambilan gambar yang sutradara inginkan, penata kamera juga
harus menyiapkan stock shoot sebanyak mungkin agar mempermudah saat
pengeditan mengambil gambar sebagus mungkin untuk hasil yang memuaskan.
3. Konsep Teknis
Pemilihan Peralatan
Pemilihan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan produksi ini adalah dua
memory card , dua tripod , glide cam , Tilta Universal Shoulder Rig dan untuk
pemakaian kamera menggunakan dua Sony NEX VG 30.
Persiapan Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan oleh Penata Gambar dalam produksi non drama
“PENA” adalah
Persiapan peralatan kamera :
a. Kamera Sony NEXVG30 baterai dan charger 2 unit
b. Memory card Sandisk 2 unit
c. Tripod 2 unit
d. Glide cam 1 unit
109
e. Tilta Universal Shoulder Rig 1 unit
f. ND Filter Variabel Ring 77mm 1 unit
g. Converter EF to E-Mount (Procore) 2 unit
h. Canon Lensa 16-35mm F2.8 L II 1 unit
i. Canon Lensa Fix 50mm F1.2 1 unit
4. Teknik-teknik Pengambilan Gambar
Diantara jenis pengambilan angle kamera adalah :
a. High Angle
Pengambilan gambar dengan posisi kamera lebih tinggi dari objek yang diambil.
b. Low Angle
Posisi kamera lebih rendah dari posisi objek yang diambil.
c. Normal Angle (Eye Level)
Sudut pengambilan gambar yang menunjukan posisi kamera sejajar dengan
ketinggian mata objek yang diambil.
d. Bird Eye
Teknik pengambilan gambar dengan posisi dari ketinggian objek pemperlihatkan
lingkungan yang luas.
e. Frog Eye
Pengambilan gambar dengan ketinggian sesuai dengan dasar dudukan atau lebih
rendah dari kedudukan objek.
Diantara jenis pengambilan pergerakan kamera adalah :
a. Panning
110
Gerakan kamera horizontal (posisi kamera tetap ditempat) dari kiri ke kanan atau
sebaliknya
Pan Right : Gerakan kamera mendatar dari kiri ke kanan
Pan Left : Gerakan kamera mendatar dari kanan ke kiri
b. Tracking
Gerakan kamera yang mendekati atau menjauhi objek
c. Tilting
Gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera di tempat) dari atas ke bawah atau
sebaliknya
Tilt up : Gerakan kamera vertikal dari bawah ke atas
Tilt down : Gerakan kamera vertikan dari atas ke bawah
d. Follow
Pengambilan gambar yang dilakukan dengan cara kamera mengikuti objek yang
bergerak.
e. Zoom in/out
Pergerakan lensa menjauh atau mendekati objek.
f. Crab right/left
Pergerakan kamera geser ke kanan atau ke kiri.
Diantara jenis pengambilan jenis-jenis shoot adalah :
a. ECU (Extreme Close Up)
Pengambilan suatu gambar sebesar mungkin yang menampilkan bagian tertentu
dari tubuh manusia atau menampilkan detail objek.
b. BCU (Big Close Up)
111
Pengambilan gambar pada daerah kepala untuk menunjukan sifat-sifat yang
tercermin dari wajah seseorang bagian dari wajah.
c. CU (Close Up)
Pengambilan gambar dari dekat yang menonjolkan bagian kepala dan bahu, atau
pemandangan suatu objek gambar dari dekat.
d. MLS (Medium Long Shot)
Pengambilan gambar yang menampilkan lutut sampai ke atas kepala.
e. MS (Medium Shot)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang.
f. LS (Long Shot)
Pengambilan gambar dari jarak yang cukup jauh hingga seluruh pemandangan
dapat ditampilkan semua di dalam gambar atau memberi kesan kedalaman.
g. ELS (Extreme Long Shot)
Pengambilan gambar yang menampilkan objek keseluruhan tapi terlihat jauh.
h. FS (Full Shot)
Pengambilan gambar dari objek secara penuh dari kepala hingga kaki dengan ruang
gerak objek sempit.
i. GS (Group Shot)
Pengambilan gambar yang mengutamakan suatu kelompok orang sebagai objek
gambarnya.
j. ES (Establishing Shot)
Pengamabilan gambar dengan menggunakan sudut pengambilan gambar yang
besar.
k. Garis Imajiner
112
Digunakan untuk memberi batas posisi kamera dalam mengambil gambar agar
tidak jumping dan menjaga kontinuitas gambar supaya lebih mudah, contohnya kita
bayangkan garis lurus memisahkan kiri dan kanan. Apabila kita meletakan kamera
posisi di sebelah kanan maka untuk pengambilan berikutnya.
3.7.6. Kendala Produksi dan Solusinya
a. Kendala produksi pada hari minggu 9 desember 2018 turun hujan dari
siang, solusinya penulis dan tim semua menunggu hujan reda hingga sore dan
melanjutkan syuting
b. Penulis dalam menjalakan produksi menggunakan konsep hand held maka
gambar banyak yang goyang atau shaking. Solusinya mengatur satu kali nafas
dalam mengambil shooting dan merapatkan tangan pada genggaman kamera agar
tidak mudah goyang
c. Kendala produksi hari sabtu 22 desember 2018 memory card kamera 2 gak
kebaca, solusinya penulis segera membeli cardtrider dan meminjam memory card
dari salah satu tim dan melanjutkan syuting
d. Di dalam produksi ini ada beberapa konsep yang tidak menggunakan
lighting memanfaatkan dari adanya sinar matahari dan ada beberapa yang
menggunakan sinar lighting dari alat atau disebut available lighting.
113
3.8. Lembar Kerja Penata Gambar
3.8.1. Konsep Penata Gambar
Penulis sebagai Penata Gambar pada proses Pra-Produksi, produksi dan
Paska-Produksi tentunya mempunyai ide dan konsep-konsep yang tentunya telah
dilaluinya dalam ketiga proses tersebut diatas.
Adapunn tiap-tiap proses baik Pra-Produksi, produksi dan Paska-Produksi
telah mempunyai kesulitan sendiri-sendiri. Akan tetapi penulis selaku penata
kamera tentunya telah mengkoordinasikan segala sesuatunya bersama tim sehingga
proses kesulitan tersebut dapat dilalui.
Adapun hambatan-hambatan yang terjadi pada proses Pra-Produksi,
produksi dan paska produksi diantaranya telah menjadikan penulis sebuah
pengalaman kerja yang nantinya akan dijadikan motivasi untuk proses kerja
selanjutnya.
Adapun penulis menggunakan sebagai sumber ide, baik yang berasal dari
proses pribadi maupun dari pengalaman orang lain yang sekiranya dapat diterapkan
dalam proses produksi program ini.
Penulis sebagai Penata Gambar akhirnya tahu benar bahwa konsep dan ide serta
pemikiran-pemikiran yang jernih mampu membuat proses produksi menjadi lebih
mudah yang tentunya dengan hasil yang memuaskan.
114
3.8.2. Camera Report
TABLE III.14 CAMERA REPORT
FALKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
BINA SARANA INFORMAIKA
Production Company : UBSI TV Produser : Fahmi Idris
Project Title : PENA Sutradara : Rafii Zein Al Muafa
Durasi : 21 Menit Penata Gambar: Syafitri Handiyani
No Segmen Cam
Visual
Video Ket Shot
Size
Angle Moving
1 1 1 MS EYE LEVEL STILL HOST
2 1 2 MCU PEN RIGHT PEN TAMAN MAHONI
115
3 1 1 MS EYE LEVEL STILL IGUANA
4 1 1 MS EYE LEVEL STILL ULAR DI TANGAN
5 1 2 MS EYE LEVEL STILL ULAR DI TANGAN KOMUNITAS
6 1 2 CU EYE LEVEL STILL ULAR DI TANGAN
7 1 2 CU PEN RIGHT PEN ULAR
8 1 2 ECU LOW
ANGLE
STILL ULAR
9 1 2 MCU ETE LEVEL STILL ANAK KECIL MEMEGANG ULAR
10 1 2 LS FROG EYE STILL KOMUNITAS DENGAN IGUANA
11 1 2 MCU,
GROUP
LOW
ANGLE
STILL MUSANG DAN ANAK KECIL
MEMEGANG ULAR
12 1 2 MS EYE LEVEL STILL KOMUNITAS DAN ANAK KECIL
MEMEGANG ULAR
13 1 1 MS, MS EYE LEVEL STILL ANAK KECIL MEMEGANG ULAR
DAN IGUANA
116
14 1 1 LS EYE LEVEL FOLLOW ESSTABLISH
15 1 1 KS EYE LEVEL STILL HOST
16 1 1 MCU EYE LEVEL STILL HOST
17 1 1 KS EYE LEVEL STILL HOST
18 1 2 MCU EYE LEVEL STILL HOST OUT FRAME
19 1 2 ECU EYE LEVEL STILL IGUANA
20 1 2 ECU EYE LEVEL PEN RIGHT IGUANA
21 1 2 CU HIGH
ANGLE
STILL IGUANA
22 1 2 CU EYE LEVEL STILL SUGAR GLAIDER
23 1 2 ECU HIGH
ANGLE
STILL SUGAR GLAIDER
24 1 1 ECU EYE LEVEL TRACK IN MUSANG
25 1 1 CU EYE LEVEL STILL MUSANG
117
26 1 2 CU HIGH
ANGLE
PEN LEFT IGUANA
27 1 2 CU ,
ECU
HIGH
ANGLE ,
EYE LEVEL
STILL ULAR
28 1 1 CU HIGH
ANGLE
STILL ULAR
29 1 2 CU EYE LEVEL STILL ULAR
30 1 1 ECU HIGH
ANGLE
TRACK
OUT
ULAR
31 1 1 CU EYE LEVEL STILL TARANTULA
32 1 2 LS EYE LEVEL STILL HOST DAN NARASUMBER
33 1 1 LS EYE LEVEL STILL KOMUNITAS MEMEGANG ULAR
34 1 1 MCU EYE LEVEL STILL ANAK KECIL MEMEGANG ULAR
118
35 1 1 MCU LOW
ANGLE
STILL ULAR
36 1 2 LS EYE LEVEL STILL HOST DAN NARASUMBER
37 1 2 MCU EYE LEVEL PEN LEFT,
TRACK UP
ULAR
38 1 1 ECU -
MCU
EYE LEVEL ZOOM OUT ULAR
39 1 1 CU HIGH
ANGLE
STILL ULAR
40 1 1 LS LOW
ANGLE
STILL KOMUNITAS MEMEGANG ULAR
41 1 1 MCU LOW
ANGLE
STILL KOMUNITAS MEMEGANG ULAR
42 1 2 MS EYE LEVEL STILL KOMUNITAS MEMEGANG ULAR
43 1 2 LS EYE LEVEL STILL HOST DAN NARASUMBER
119
44 1 1 CU EYE LEVEL PEN RIGHT ULAR
45 1 1 ECU EYE LEVEL PEN LEFT ULAR
46 1 2 LS EYE LEVEL STILL HOST DAN NARASUMBER
47 1 1 MCU EYE LEVEL STILL ULAR DI TANGAN KOMUNITAS
48 1 1 CU EYE LEVEL PEN RIGHT ULAR
49 1 1 CU HIGH
ANGLE
STILL ULAR
50 1 2 LS EYE LEVEL STILL HOST DAN NARASUMBER
51 1 1 MCU HIGH
ANGLE
STILL ULAR
52 1 1 LS EYE LEVEL STILL ULAR
53 1 1 MCU EYE LEVEL TRACK IN -
OUT
ULAR MAKAN TIKUS
54 1 1 CU HIGH
ANGLE
STILL ULAR MAKAN TIKUS
120
55 1 1 MS EYE LEVEL STILL ULAR
56 1 2 LS EYE LEVEL STILL HOST DAN NARASUMBER
57 1 1 MCU EYE LEVEL STILL MEMANDIKAN ULAR
58 1 1 CU EYE LEVEL STILL ULAR DI TANGAN KOMUNITAS
59 1 1 MS LOW
ANGLE
STILL ULAR DI TANGAN KOMUNITAS
60 1 1 MCU HIGH
ANGLE
TRACK IN ULAR MEMAKAN TIKUS
61 1 1 ECU EYE LEVEL STILL ULAR MEMAKAN TIKUS
62 1 1 CU HIGH
ANGLE
TRACK IN -
OUT
ULAR MEMAKAN TIKUS
SEGMENT 2
63 2 2 LS HIGH
ANGLE
PEN LEFT ANAK SD SEDANG MENYAKSIKAN
64 2 2 MCU EYE LEVEL STILL ANAK SD
121
65 2 2 CU EYE LEVEL STILL BANNER KOMUNITAS
66 2 1 LS EYE LEVEL TILL UP ANAK SD MELIHAT OWNER
67 2 1 LS EYE LEVEL STILL PENGURUS SEKOLAH
MENYAKSIKAN
68 2 1 LS EYE LEVEL STILL SUASANA SEKOLAH
69 2 1 MS EYE LEVEL STILL OWNER BERBICARA
70 2 1 CU EYE LEVEL PEN RIGHT MUSANG BERJALAN
122
71 2 1 MS EYE LEVEL STILL HOST BERBICARA
72 2 1 MCU EYE LEVEL STILL HOST BERJALAN
73 2 1 LS EYE LEVEL STILL SUASANA SEKOLAH
74 2 2 LS EYE LEVEL STILL OWNER BERBICARA
75
2 1 MS EYE LEVEL PEN RIGHT KOMUNITAS MEMBAWA ULAR
76 2 2 MS EYE LEVEL STILL KOMUNITAS MEMEGANG POSTER 1:5
5 OKE
123
77 2 1 MS EYE LEVEL STILL OWNER BERBICARA
78 2 1 CU HIGH
ANGLE
STILL IGUANA
79 2 1 ECU ELE LEVEL STILL IGUANA
80 2 2 CU LOW
ANGLE
STILL ULAR
81 2 2 CU EYE LEVEL STILL ULAR
82 2 1 CU EYE LEVEL STILL ULAR
83 2 2 MS EYE LEVEL STILL KOMUNITAS MEMEGANG ULAR
84 2 2 CU HIGH
LEVEL
FOLLOW MUSANG
124
85 2 1 CU EYE LEVEL STILL SISWA MEMEGANG ULAR
86 2 1 MCU HIGH
ANGLE
STILL SISWA MEMEGANG ULAR
87 2 1 LS EYE LEVEL STILL IGUANA
88 2 1 MS EYE LEVEL STILL ANAK KECIL MEMEGANG ULAR
DAN MUSANG
125
89 2 1 MS EYE LEVEL STILL KOMUNITAS DAN PENGUNJUNG
MEMEGANG ULAR
90 2 2 LS EYE LEVEL STILL KOMUNITAS MEMEGANG ULAR
91 2 1 LS EYE LEVEL PEN RIGHT TAMAN MAHONI
92 2 1 MS EYE LEVEL STILL ANAK KECIL MEMEGANG ULAR
93 2 2 CU EYE LEVEL STILL ULAR
126
94 2 1 MS EYE LEVEL STILL KOMUNITAS MEMEGANG ULAR
95 2 1 MCU EYE LEVEL STILL ANAK KECIL MEMEGANG ULAR
96 2 1 CU EYE LEVEL STILL ANAK KECIL MEMEGANG ULAR
97 2 1 LS HIGH
ANGLE
STILL ANAK SEKOLAH MENYAKSIKAN
98 2 1 LS HIGH
ANGLE
PEN LEFT ANAK SEKOLAH MENYAKSIKAN
127
99 2 1 LS HIGH
ANGLE
PEN LEFT ANAK SEKOLAH MENYAKSIKAN
100 2 1 LS EYE LEVEL STILL GURU MENYAKSIKAN
101 2 1 LS HIGH
ANGLE
STILL ANAK SEKOLAH MENYAKSIKAN
102 2 1 MS EYE LEVEL STILL OWNER BERBICARA
103 2 1 LS EYE LEVEL STILL OWNER BERBICARA
104 2 1 MCU EYE LEVEL STILL OWNER BERBICARA
105 2 1 CU EYE LEVEL PEN RIGHT KOMUNITAS
128
106 2 1 MS EYE LEVEL STILL OWNER BERBICARA
107 2 1 LS EYE LEVEL STILL ANAK SEKOLAH
108 2 1 LS HIGH
LEVEL
STILL ANAK SEKOLAH
109 2 1 LS EYE LEVEL STILL KOMUNITAS MEMEGANG ULAR
110 2 1 MCU HIGH
ANGLE
STILL ANAK KECIL MEMEGANG ULAR
111 2 1 LS EYE LEVEL STILL KOMUNITAS MEMEGANG ULAR
129
112 2 1 LS EYE LEVEL STILL KOMUNITAS MEMEGANG ULAR
113 2 1 MS LOW
ANGLE
STILL KOMUNITAS MEMEGANG ULAR
114 2 1 MS LOW
ANGLE
STILL KOMUNITAS MEMEGANG ULAR
115 2 1 LS HIGH
ANGLE
STILL ANAK KECIL MEMEGANG ULAR
116 2 1 CU EYE LEVEL STILL ULAR
117 2 1 MS EYE LEVEL STILL SUASANA
130
118 2 1 MS HIGH
ANGLE ,
LOW
ANGLE
STILL ULAR DAN ANAK KECIL
MEMEGANG ULAR
119 2 1 LS EYE LEVEL STILL KOMUNITAS MEMEGANG ULAR
120 2 1 MS LOW
ANGLE
STILL ANKA KECIL MEMEGANG ULAR
121 2 1 CU HIGH
ANGLE
STILL KOMUNITAS MENCIUM ULAR
131
122 2 1 LS - CU HIGH
ANGLE
ZOOM IN KOMUNITAS MENCIUM ULAR
123 2 1 CU HIGH
ANGLE
STILL ULAR
124 2 2 MCU EYE LEVEL STILL CLOSING HOST
125 2 2 MS EYE LEVEL STILL CLOSING HOST
SEGMENT 3
126 3 1 MS EYE LEVEL STILL HOST JALAN
127 3 1 FS EYE LEVEL STILL HOST DUDUK
128 3 1 BCU EYE LEVEL STILL MEMEGANG PERUT
129 3 1 MCU EYE LEVEL STILL HOST JALAN OUT FRAME
130 3 1 MS EYE LEVEL STILL HOST OPENING
132
131 3 2 LS LOW
ANGLE
STILL BANNER RESTORAN
132 3 2 CU EYE LEVEL TILL
DOWN
BANNER RESTORAN
133 3 2 MS EYE LEVEL PEN RIGHT HOST MASUK RESTORAN
134 3 1 MS EYE LEVEL PEN LEFT HOST MASUK RESTORAN
135 3 2 BCU FROG EYE STILL KAKI HOST MASUK
136 3 1 CU EYE LEVEL STILL HOST MASUK RESTORAN
137 3 2 CU EYE LEVEL STILL PATUNG ULAR
138 3 1 CU EYE LEVEL TILL UP KACA ULAR
139 3 1 CU EYE LEVEL PEN RIGHT TAS
133
140 3 2 LS EYE LEVEL PEN LEFT TAS
141 3 1 CU EYE LEVEL TILL UP TAS
142 3 1 CU EYE LEVEL TILL
DOWN
PERATURAN RESTORAN
143 3 2 CU EYE LEVEL STILL PERATURAN RESTORAN
144 3 1 MCU HIGH
ANGLE
STILL HOST MEMEILIH MAKANAN
145 3 1 CU HIGH
ANGLE
STILL HOST MEMILIH MAKANAN
146 3 1 BCU EYE LEVEL STILL TANGAN HOST
147 3 2 CU EYE LEVEL STILL HOST MENUNGGU MAKANAN
134
148 3 1 MS HIGH
ANGLE
STILL MAKANAN DATANG
149 3 1 MCU HIGH
ANGLE
STILL MAKANAN
150 3 1 CU HIGH
ANGLE
TILL UP MAKANAN
151 3 2 MCU EYE LEVEL STILL HOST MAKAN
152 3 1 MS EYE LEVEL STILL MENGAMBIL EMPEDU ULAR
153 3 1 BCU HIGH
ANGLE
STILL MENGAMBIL EMPEDU ULAR
154 3 2 CU HIGH
ANGLE
STILL PROSES MEMASAK
135
155 3 1 MCU HIGH
ANGLE
STILL PROSES MENGOLAH BUMBU
156 3 1 MS EYE LEVEL TILL UP SUASANA DAPUR
157 3 1 MS EYE LEVEL TILL UP SUASANA DAPUR
158 3 1 MS EYE LEVEL PEN RIGHT SUASANA DAPUR
159 3 2 CU HIGH
ANGLE
PEN RIGHT BUMBU UNTUK MEMASAK
160 3 1 MS HIGH
ANGLE
PEN RIGHT MENGAMBIL EMPEDU ULAR
161 3 2 CU HIGH
ANGLE
STILL MEMASAK SATE
136
162 3 2 MCU HIGH
ANGLE
ZOOM IN MEMASAK SATE
163 3 1 MCU HIGH
ANGLE
STILL MEMASAK MAKANAN
164 3 1 BCU HIGH
ANGLE
STILL EMPEDU ULAR
165 3 1 MCU HIGH
ANGLE
STILL EMPEDU ULAR
166 3 2 MS LOW
ANGLE
STILL OBAT OBATAN
167 3 1 MS EYE LEVEL TILL UP OBAT OBATAN
168 3 1 MCU EYE LEVEL ZOOM IN OBAT OBATAN
169 3 1 MS EYE LEVEL STILL MINYAK ULAR
170 3 1 MS EYE LEVEL STILL MINYAK ULAR
137
171 3 2 MCU HIGH
ANGLE
PEN LEFT MEMASAK MAKANAN
172 3 1 MS HIGH
ANGLE
STILL MEMASAK MAKANAN
173 3 1 MCU EYE LEVEL STILL AHLI GIZI
174 3 2 CU HIGH
ANGLE
ZOOM IN ULAR
175 3 1 MCU HIGH
ANGLE
STILL ULAR MEMAKAN TIKUS
176 3 1 MS EYE LEVEL STILL MUSANG
177 3 1 MS HIGH
ANGLE
STILL ANAK KECIL MEMBAWA ULAR
138
178 3 1 MCU EYE LEVEL STILL KOMUNITAS MEMEGANG ULAR
179 3 1 MCU EYE LEVEL STILL KOMUNITAS BERBICARA
180 3 1 MS LOW
ANGLE
STILL KOMUNITAS MEMEGANG ULAR
181 3 2 CU HIGH
ANGLE
ZOOM IN KOMUNITAS MENCIUM ULAR
182 3 1 MS EYE LEVEL STILL HOST CLOSING
139
3.8.3. Blocking Dan Storyboard Camera
Tabel III.15 BLOCKING DAN STORY BOARD CAMERA
FALKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
BINA SARANA INFORMAIKA
Production Company : UBSI TV Produser : Fahmi Idris
Project Title : PENA Sutradara : Rafii Zein Al Muafa
Durasi : 21 Menit Penata Gambar: Syahfitri Handiyani
Gambar 3.2 Taman Mahoni
140
Gambar 3.3 Rumah Owner
Gambar 3.4 Telaga Golf Sawangan
141
Gambar 3.5 Opening program pena
Gambar 3.6 Wawancara di rumah owner
Gambar 3.7
Opening segment 2 di depan gerbang SD
142
Gambar 3.8
Penutup Segment 2
Gambar3.9
Opening Segment 3
Gambar 3.10
Wawancara Ahli Gizi
Gambar 3.11
Penutup Acara Program Pena
143
3.8.4. Spesifikasi Kamera
Gambar 3.5 Kamera Sony New VG-30
Spesifikasi Kamera Sony New VG-30
Nama Produk : Handycam NEX-VG30EH
Kategori : Kamera Video/ Camcorder
Brand : Sony
Tahun Rilis : 2012
Sensor Type : CMOS
Port Interface : -
Sensor Size : 23.5 X 15.6 mm
Camera Resolution : 16.1 MP
Optical Zoom : x 11.1
Digital Zoom : -
144
3.9. Proses Kerja Penyunting Gambar
Menurut Supriyadi dkk (2014:148) Sebagian besar film atau program televise yang
disajikan kepada penonton atau pemirsa, biasanya terlebih dahulu melalui proses
penyuntingan (editing). Dari proses editing program atau film dapat tersaji dengan
kronologis, runit, tersusun, sehingga cerita dapat dipahami penonton.
Dalam Program Magazine ini penulis dipercayakan oleh tim untuk menjadi seorang
editor dalam program magazine show yang kami berijudul “PENA” editor merupakan
seorang yang bertanggung jawab untuk menyusun, memotong dan memadukan kembali
rekaman video untuk menjadi sebuah alur cerita yang utuh dan lengkap sesuai dengan
naskah yang telah dibuat.
Penyunting gambar atau biasa disebut dengan editor adalah seorang yang
ditugaskan mengedit serta menyusun sebuah potongan-potongan gambar yang diambil oleh
penata kamera dari arahan sutradara untuk menjadi sebuah karya film bercerita
berdasarkan dari sebuah alur.
Dalam proses editing ini seorang editor bertanggung jawab untuk menghubungkan
shot-shot yang telah diambil, kemudian menjadi satu peristiwa yang utuh dalam rangkaian
scene ataupun sequence agar mempunyai makna dan pesan yang dapat ditangkap oleh
audience-nya. Editor adalah orang yang paling berperan pada saat pelaksanaan editing,
karena seorang editor tidak hanya mengerti tentang permasalahan teknis tetapi juga harus
mempunyai sisi kreatifitas yang tinggi.
145
3.9.1. Pra Produksi
Menurut Supriyadi dkk (2014:165) Pra produksi merupakan tahapan yang penting
dalam sebuah produksi program acara. Dalam tahap ini semua persiapan sebelum
pelaksanaan produksi dilakukan. Semakin baik persiapan yang dilakukan maka semakin
baik pula program yang ditayangkan.
Pada saat Pra Produksi seorang editor bersama tim lainnya berdiskusi menentukan
tentang apa yang akan dibuat untuk sebuah karya film magazine show. Setelah selesai
berdiskusi dari beberapa tema yang ada, pada akhirnya editor bersama tim semua sepakat
akan memproduksi sebuah program magazine yang kami beri judul “PENA” setelah itu
editor dan tim lainnya memberikan konsep-konsep dalam membuat program ini.
Sebelum produksi dimulai seorang editor terlebih dahulu memahami naskah yang
telah dibuat, kemudian editor merencanakan konsep editing yang akan dipakai kemudian
melihat dan mengingatkan sutradara shot apa saja yang penting dan tidak boleh
terlewatkan atau dihilangkan.
Setelah itu penulis sebagai editor berdiskusi dan memberi masukan dengan
sutradara untuk mencari stock shot yang tepat untuk produksi yang akan dilaksanakan,
serta berdiskusi dengan crew yang lain untuk pembahasan secara teknis dan bersama
produser serta sutradara membicarakan proses pasca produksi yang akan berlangsung baik
dari sisi peralatan maupun dari sisi budgeting. Setelah itu editor bersama tim yang lain
melaksanakan survei lokasi untuk menentukan kesesuaian dengan gambaran dari naskah
yang telah dibuat.
146
3.9.2. Produksi
Menurut Supriyadi dkk (2014:167) Tahapan ini adalah proses untuk merubah
naskah kedalam bentuk gambar. perubahan visual ini bertujuan program yang dibuat dapat
dinikmati oleh penonton dan pesan yang ingin disampaikan tercapai.
Pada tahap ini telah melibatkan crew bagian-bagian lain yang bersifat teknis.
Dalam tahap Produksi seorang editor dapat membantu atau mengawal sutradara dalam hal
shot yang akan diambil agar jangan sampai ada momen atau gambar yang terlewat. Editor
juga bertanggung jawab untuk membantu mengawasi pendistribusian dan kondisi materi
produksi sampai kemeja editing.
Proses produksi merupakan tahapan untuk melakukan penyuntingan gambar dari
konsep-konsep yang telah didiskusikan pada saat Pra produksi. Peran editor pada saat
produksi ini adalah ikut membantu sutradara dan penata kamera dalam pengambilan shot
supaya memperoleh hasil yang baik pada saat merekam gambar dan mencegah agar tidak
kekurangan stock shot, serta mengumpulkan data-data untuk keperluan editing.
147
3.9.3. Pasca Produksi
Menurut Supriyadi dkk (2014:167) Pasca produksi adalah proses atau tahap yang
dilalui setelah semua materi dasar program berupa shot-shot dan unsur pendukungnya telah
selesai. Dalam hal ini peranan seorang editor dibutuhkan untuk menggabungkan shot
hingga menjadi sebuah scene atau adegan. Peranan editor disini juga merupakan proses
paling akhir dalam pembuatan suatu karya audio visual.
Sedangkan menurut Anton Mabruri KN (2014:8) pasca produksi atau istilah
lainnya postproduction adalah tahapan terakhir dari sebuah proses rangkaian pembuatan
karya visual.
Pada tahapan ini penulis sebagai editor mulai menyiapkan software editing yang
akan dipakai yaitu Adobe After Effect cc 2017 dan Adobe Premier Pro cc 2017, setelah
software tersebut sudah siap digunakan seorang editor mulai menyusun, mereview,
memilih dan kemudian mengumpulkan bahan audio video/footage selama proses produksi,
setelah itu editor mulai mengurutkan gambar satu kegambar berikutnya dengan membuang
gambar-gambar yang tidak diperlukan. Dalam proses ini editor memeganng peranan
penting dalam penyusunan gambar sesuai alur yang telah diberikan oleh sutradara sehingga
menjadi satu kesatuan cerita yang utuh dan sesuai dengan cerita yang diinginkan.
148
Langkah langkah yang editor kerjakan sebagai berikut:
1. Offline editing
Proses awal bagi seorang editor, dimana seorang editor akan mulai melakukan
proses editing dari data yang masih bersifat kasar sampai proses fine cut (menyusun
atau merapihkan gambar).
2. Logging
Logging berarti pencatatan time code seluruh shot hasil shooting. Dikarenakan
tidak adanya capture dalam proses ini, memudahkan penulis melakukan
penyuntingan gambar.
3. Assembling
Tahap ini penulis mulai menyusun dan menyambungkan setiap shot berdasarkan
urutan scene pada scrip yang ada. Penyambungan masih sangat kasar dan masih
menggunakan durasi yang sebenarnya.
4. Rought cut
Pada tahap ini penulis membuang gambar yang tidak terpakai dan
menyambungkannya menjadi satu konsep yang telah disepakati berdasarkan naskah
yang sudah dibuat.
5. Fine cut dan Triming
149
Fine cut lebih halus dari rought cut. Penulis merapihkan setiap potongan antar shot
yang masih kurang rapih. Dalam tahap ini editor memberikan effect transisi sebagai
penyambung atau perpindahan shot dan scene. Tujuan dari fine cut agar konsep
yang sudah dibuat tersusun dengan baik.
6. Online editing
Pada tahap ini editor sudah mulai merapihkan hasil editing offline, memperbaiki
kualitas video yang sudah diedit dan memberikan tambahan trasisi serta efek
khusus yang dibutuhkan sesuai dengan konsep editing. Kemudian editor
memberikan audio atau backsound dalam penyajian gambar yang ada agar menjadi
sempurna dan indah.
7. Mastering
Pada tahap ini disebut juga print to tape merupakan tahap akhir dari pasca
produksi, yaitu mentrasfer hasil final editing yang sudah siap untung ditayangkan.
Ditransfer kedalam kaset (mini DV, Dvcam, atau DVD) umum.
3.9.4. Peran dan Tanggung Jawab Penyunting Gambar
Menurut Anton Mabruri KN (2014:36) Seorang penyunting gambar atau editor
mempunyai tanggung jawab bagaimana mengemas atau membungkus materi pengambilan
gambar untuk kemudian disusun kembali menjadi sebuah alur cerita yang memiliki
dramatisasi dan estetis.
150
Disini penulis sebagai editor harus memilih audio dan transisi yang sesuai serta
seorang editor juga harus dapat menuangkan ide-ide yang telah di gambarkan pada saat pra
produksi. Seorang editor mempunyai peran dan tanggung jawab dimulai dari tahap pra
produksi sampai pasca produksi, pada saat pra produksi editor ikut berperan memberikan
ide-ide tentang proses editing seperti apa yang akan digunakan. Dalam tahap produksi
editor bertanggung jawab untuk memastikan tidak ada shot yang terlewat, dan pada
tahapan terakhir yaitu pasca produksi editor sudah mengerjakan tahapan editing
diantaranya:
a. Penyelarasan antara audio dan video agar terlihat jelas dan tidak membosankan
b. Mampu dan dapat menutupi kekurangan ketika proses pengambilan gambar, seperti
penambahan transisi. Hal ini berfungsi untuk memanjakan mata yang menonton
c. Membuat rangkaian cerita secara utuh sesuai dengan naskah yang telah dibuat, agar
penonton dapat terhibur dan mendapatkan informasi.
3.9.5. Proses Penciptaan Karya
1. Konsep Kreatif
Dalam program magazine ini yang berjudul “PENA”, penulis menggunakan
beberapa software diantaranya Adobe After Effect cc 2017 dan Adobe Premier Pro cc
2017, disaat pengeditan penulis menggunakan konsep yang kontinity, sesuai alur cerita
pada naskah maupun TOR atau Term Of Refrence. Diawal program magazine ini penulis
memasukan bumper program, bumper acara dan stock shot hewan-hewan reptile bersama
komunitas Expose serta anak-anak kecil.
151
Pada treatment pertama ini penulis memasukan stock shot pengenalan hewan-
hewan reptile bersama komunitas expose dan anak-anak kecil, setelah itu penulis
memasukan stock shot perjalanan menuju salah satu rumah komunitas expose untuk lebih
detail mengenai informasi tentang hewan reptile tersebut khususnya ular. Didalam konsep
ini penulis juga menggunakan transisi cut to cut dan transisi-transisi yang halus lainnya.
Penulis juga menggunakan video effect, seperti warp stabilizer agar memperhalus gambar
dari sebelumnya serta penulis menambahkan effect warna agar terlihat natural.
2. Konsep Produksi
Pada saat proses produksi berlangsung, penulis membantu sutradara dalam
mengingatka shot-shot apa saja yang tidak boleh terlewatkan agar sesuai dengan naskah
dan alur cerita yang telah dibuat, serta penulis mengingtakan kepada penata gambar agar
mengambil gambar yang indah dan tidak shaking, dan penulis juga mengingatkan
audioman agar memperhatikan saat merekan suara agar tidak ada suara noice yang terlalu
jelas.
Penulis juga ikut membantu saat menyiapkan peralatan produksi seperti membantu
memasang tripod pada kamera, lighting dan peralatan lainnya sehingga tidak memakan
banyak waktu yang terbuang serta penulis membantu set ruangan atau tempat untuk
dijadikan wawancara pada narasumber.
152
3. Konsep Teknis
Proses teknis disini adalah penulis memulai proses capturing, cutting, coloring,
rendering, sampai ketahap finishing hasil kerja, tentunya penulis mengerjakan dengan
sutradara.
Secara teknis, kegiatan editing ini mencakup sejumlah tugas diantaranya:
a. Memilih gambar, menambah, memotong serta menyussun ulang video/audio.
b. Memberi trasisi maupun effect kepada video yang memerlukannya.
c. Olah suara, baik suara asli hasil shoting maupun suara-suara tambahan dari
backsound.
d. Koreksi warna (grading color).
e. Membuat title crew, ucapan terimakasih dan lain-lain.
3.9.6. Kendala Produksi Dan Solusinnya
Pada saat produksi suatu program pasti ada kendala produksi yang muncul dilokasi
maupun pada tahap editing. Berikut kendala yang penulis alami serta solusinya:
1. Pada saat mengedit laptop seringkali mengalami hang atau lag sehingga amat
sangat mengganggu proses editing, solusinya yaitu penulis harus merestart laptop
tersebut.
153
2. Pada saat mengedit penulis lupa untuk mengesave sehingga tiba-tiba laptop hang
dan harus dipaksa untuk restart laptop dan mengedit kembali bagian yang lupa di
save.
3. Pada saat mengedit diluar rumah penulis lupa membawa mouse, solusinya yaitu
penulis harus meminjam kepada teman.
Berdasarkan kendala yang sudah dijelaskan tersebut, memang bagian yang akan
dihadapi saat membuat suatu program baik saat pra produksi, produksi, dan pasca
produksi.
154
3.10. Lembar Kerja Penyunting Gambar
3.10.1. Spesifikasi Editing
1. HARDWARE
a. Procesor : AMD A8-6410 APU with AMD Radeon R5 Graphic
(4CPUs), ~2.0GHz
b. RAM : 8192 GB
c. VGA : AMD Radeon(TM) R4 Graphics
2. ACCESSORIS
a. Speaker : Speaker (Conexant SmartAudioHD)
b. Mouse : Incus
3. SOFTWARE
a. Adobe After Effect cc 2017
b. Adobe Premiere Pro cc 2017
155
3.10.2. Proses Pembuatan ID Program
1. Bar And Tone
Gambar 3.13
2. Logo UBSI
Gambar 3.14
156
3. Program ID
Gambar 3.15
4. Universal Counting Leader
Gambar 3.16
157
5. Bumper Program
Gambar 3.17
6. Bumper Acara
Gambar 3.18
158
7. Isi Program
Gambar 3.19
8. Kerabat Kerja
Gambar 3.20
159
9. Ucapan Terimakasih
Gambar 3.14
10. Coppyright
Gambar 3.15
160
3.10.3. Laporan Editing
Tabel III.16 LAPORAN EDITING
FALKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMAIKA
Production Company : UBSI TV Produser : Fahmi Idris
Project Title : Pena Director : Rafii Zein Al Muafa
Duration : 21 menit Editor : Agung Juliyanto
No EXT
/INT
Keterangan
Visual Audio VO SFX Transisi Video Effect Durasi
1 Bars And Tone 5 Detik
2
Logo BSI 5 Detik
3 Program ID 5 Detik
161
4 Universal
Counting
Leader
5 Detik
5 Bumper
Program
Backsound 5 detik
6 Bumper acara Backsound 5 Detik
7 EXT (Medium shot)
Opening kedua
host
Hai guys ketemu lagi sama gua irwan dan gua
dominique dalam program acara pena, pada
episode kali ini kita akan membahas tentang
hewan reptile karea pada umumnya hewan
reptile sangat menakutkan bagi manusia nah apa
benar hewan reptile itu menakutkan mau tau
kelanjutannya ikutin kita terus ya
Backsound Dip to
black
Color Garading 19 detik
8 EXT (medium close
up, pan right,
panning)
suasana taman
Suasana di lokasi taman backsound Color Grading, warp stabilizer 5 detik
162
9 EXT (Medium shot)
gambar
bunglon diatas
kepala wanita
Suasana di lokasi taman Backsound Color Grading 4 Detik
10
EXT (medium shot)
gambar wanita
sedang
memegang
bunglon
bersama anak
kecil
Suasana di lokasi taman backsound Color Grading, Crop 4 detik
11 EXT (medium shot)
gambar
seorang
komunitas
expose sedang
memegang
ular dengan
pengunjung
Yuhu sahabat pena pasti sudah ga asing lagikan
sama hewan reptile yang satu ini
backsound Color Grading 5 detik
12 EXT (Close up)
gambar ular
ditangan
komunitas
Yap mereka adalah ular phyton albino Backsound Color Grading 5 Detik
163
13 EXT (Close up)
gambar ular
Karena jenis spesies ular ini jinak, tapi inget
sahabat dirumah tetap pada pengawasan dan
ahlinya. Kami menyajikan tayangan cara
merawat
Backsound Color Grading 9 Detik
14 EXT (Extreme close
up) gambar ular
Menangani yang baik dan benar, makin
penasarankan sahabat yang dirumah
Backsound Color Grading 4 Detik
15 EXT (Medium close
up) gambar anak
kecil memegang
ular
Yuk kita bahas tuntas Backsound Color Grading 5 Detik
16 EXT (Long shot)
gambar
komunitas
dengan iguana
Suasana di lokasi taman Backsound Color Grading 4 Detik
17 EXT (Medium close
up) gambar
musang dan
anak kecil
memegang ular
Suasana di lokasi taman Backsound Color Grading, linear Wipe 3 Detik
164
18 EXT (Medium
Shoot) gambar
komunitas dan
anak kecil
memegang ular
Suasana di lokasi taman Backsound Color Grading 5 Detik
19 EXT (medium shot)
gambar anak
kecil memegang
ular dan iguana
Suasana di lokasi taman backsound Color Grading, Linear Wipe 4 Detik
20 EXT (Long shot,
Esstablish)
Suasana di jalanan
Backsound Dip to
black
Color Grading 6 Detik
21 EXT (Kenih shot)
gambar host
sedang
berbicara
Hay guys sekarang gua udah dirumah salah
satu owner dari komunitas expose
Backsound Color Grading 5 Detik
22 INT (Medium close
up) gambar host
berbicara
Sekarang ini gua akan Tanya-tanya gimana sih
cara merawat reptile itu
Backsound Color Grading 3 Detik
23 INT (Kenih shot)
gambar host
berbicara
Kalian penasarankan chek it out backsound Color Grading 1 Detik
165
24 INT (Medium close
up) gambar host
berbicara
Chek itu out backsound Color Grading 2 Detik
25 INT (Extreme close
up) gambar
iguana
Suasana di lokasi rumah Backsound , Color Grading 2 Detik
26 INT (Extreme close
up) gambar
iguana
Suasana di lokasi rumah Backsound Color Grading 7 Detik
27 INT (Close up)
gambar iguana
Suasana di lokasi rumah Backsound Color Grading, Linear Wipe 3 Detik
28 INT (Close up)
gambar sugar
glaider
Suasana di lokasi rumah Backsound Color Grading 6 Detik
29 INT (Extreme close
up) gambar
sugar glaider
Suasana di lokasi rumah Backsound Color Grading 3 Detik
166
30 INT (Extreme close
up) gambar
musang
Suasana di lokasi rumah Backsound Color Grading 5 Detik
31 INT (Close up)
gambar musang
Suasana di lokasi rumah Backsound Color Grading, Linear Wipe,
Camera Blur
5 Detik
32 INT (Close up)
gambar iguana
Suasana di lokasi rumah Backsound Color Grading 5 Detik
33
INT (Close up,
Extreme close
up) gambar
ular
Nah untuk kalian yang ingin mencoba
memelihara ular
Backsound Color Grading, Linear Wipe 3 Detik
34
INT (Close up)
gambar ular
Dirumah bang gaung terdapat banyak sekali
jenis ular
Backsound Color grading 2 Detik
35 INT (Close up)
gambar ular
Salah satunya ular phyton albino, jenis ular ini
merupakan
backsound Color Grading 4 Detik
167
36 INT (Extreme close
up) gambar
ular
Ular terbesar didunia
backsound Color Grading 9 Detik
37 INT (Close up)
gambar
tarantula
Suasana di lokasi rumah
Backsound Color Grading 4 Detik
38 INT (Long shot)
gambar host
dan
narasumber
berbicara
Host : bang sebagai pemula itu apa ya yang
harus saya siapkan sebagai pemelihara ular
Owner : kalua untuk pemula belajar dulu cara
memelihara ular, terus kemudian kalua sudah
siap dipikirin juga nih nanti kedepannya karena
ular ini semakin lama semakin besar ya, terus
siapin tempatnya bias dari akuarium bias dari
kotak pelastik yang dibolongi
Backsound 29 Detik
39 EXT (Long shot)
komunitas
memegang ular
bersama
pengunjung
Suasana di lokasi taman
Backsound Color Grading 4 detik
40 EXT (Medium close
up) gambar
anak kecil
memegang ular
Mampu mencapai panjang 9 meter dan berat Backsound Color Grading, Crop 7 Detik
168
41 EXT (Medium close
up) gambar
ular
160kg waw besar sekali ya sahabat Backsound Color Grading 4 Detik
42 INT (Long shot)
gambar host
dan
narasumber
berbicara
Host : itukan kandangnya ada yang ada
pohonnya sama ada yang enggak itu kenapa ya
bang?
Owner : kalau ada pohonnya tiu berarti piton
pohon
backsound 7 detik
43 INT (Medium close
up) gambar
ular
Host : oh jadi phyton itu ada 2 jenis ya?
Owner : ada 2 jenis, kenapa dibuat seperti itu
karena dibikin semaksimal mungkin mirip
dengan alam habitatnya
Backsound Color Grading, Crop 14 detik
44 INT (Extreme close
up, medium
close up)
gambar ular
Owner : kemudian dikasih kayu-kayu bias kayu
asli bias kayu yang dari pelastik.
Host : biar merasa dihabitatnya sendiri mungkin
ularnya ya
Owner : kalua phyton tanah seperti ini cukup
pakai kontener alasnya bias pakai koran
backsound 12 Detik
45 INT (Close up)
gaambar ular
Jenis ular ini memiliki 3 warna yang berbeda Backsound Color Grading 5 detik
46 EXT (Extreme close
up) gambar
ular sedang
dimandikan
owner
White dan purple
Backsound Color Grading 2 Detik
169
47
Ext (Long shot)
komunitas
memegang ular
Sebenarnya ada 2 warna yaitu putih dan ungu
Backsound Color Grading, Linear Wipe 2 Detik
48 EXT (Medium close
up) gambar
komunitas
memegang
bunglon
Ketika terjadi persilangan ungu dan putih maka
akan menghasilkan warna lavender
Backsound Color Grading 3 Detik
49 INT (Long shot)
host dan
narasumber
berbicara
Host : kalua ular ini dibeli atau melihara dari
baby bang?
Owner : beli, kalua ular ini sudah tidak ada
dialam ya jadi beli dipeternak
Backsound 9 Detik
50 INT (Close up)
gambar ular
Owner : kalua dijakarta sudah banyak sekali
peternak jadi kalua mau beli ular-ular bagus
seperti ini dipeternak dan harus meliharanya
dari baby
Host : jadi sudah langka ya di cari dialam
liarnya
Owner : iya, kayaknya juga sudah tidak ada di
alam keainan gen seperti ini
Backsound 12 Detik
51 INT (Extreme close
up) gambar
ular
Suasana di lokasi rumah Backsound 7 Detik
170
52 INT (Long shot)
host dan
narasumber
berbicara
Host : kalua dari baby sampai sebesar ini tuh
butuh waktu berapa lama bang tumbuhnya?
Owner : kalua inikan itunganya masih baby up
ya, belum ada setengah tahun ini umurnya
Backsound 15 Detik
53 INT (Medium close
up) gambar
ular ditangan
komunitas
Owner : kalua sudah segede ini biasanya 2
tahun
Backsound 8 Detik
54 EXT (Close up)
gambar ular
Masih banyak jenis ular lainnya sahabat kalua
udah nentuin jenis ular
Backsound Color Grading, Linear Wipe,
Camera Blur
5 Detik
55 EXT (Close up)
gambar ular
Jangan lupa persiapkan kebutuhan mereka
seperti kandang, lampu, vitamin dan cairan
pembersih lainnya
Backsound 4 Detik
56 INT (Long shot)
gambar host
dannarasumber
berbicara
Host : biasanya kalua ular tangkapan liar itu
berburunya dimana si bang?
Owner : biasanya kalua disekitar kita ya
diselokan atau di pinggir-pinggir sungai, dia
biasanya suka mendiami lobang-lobang tempat
sarang tikus dipinggir-pinggir sungai gitu
Backsound 21 Detik
57 INT (Medium close
up) gambar
ular
Selain memperhatikan makanan dan kebersihan
kandang ada juga nih yang gaboleh kelupaan
Backsound Color Grading 6 Detik
58 INT (Long shot)
gambar ular
Untuk menjemur ular kesaynagn dipagi hari
wajar karena mereka hewan berdarah dingin
Backsound Color Grading 5 Detik
59 INT (Medium close
up) gambar
ular memakan
tikus
Jadi untuk membantu metabolism tubuh
mereka butuh sinar matahari, tapi jangan lama-
lama ya berjemurnya teman-teman takut
kepanasan
Backsound Color Grading 6 Detik
171
60 INT (Close up)
gambar ular
memakan tikus
Cukup 10 menit sampai 15 menit dari pukul 7
sampai pukul 10
Backsound Color Grading 4 Detik
61 EXT (Medium shot)
gambar ular
Suasana di lokasi taman Backsound Color Grading, Linear Wipe 3 Detik
63 INT (Long shot)
gambar host
dan
narasumber
berbicara
Host : bang ngurusin ular itukan ga gampang
ada ga sih cara khusus untuk menangani ular
ini
Owner : ngurus ular ya pasti ga gampang ya
Backsound 10 Detik
64 INT (Medium close
up) gambar
memandikan
ular
Owner : kita harus konsekuen gitu ya, jadi yang
penting dijaga kebersihannya karena kalua
kandangnya sering kotor bias kutuan dia,
kemudian dia juga bias flu bias pilek tapi beda
sama manusia pileknya jadi pileknya lendirnya
keluar dari mulut dari hidung juga ada gitu jadi
dijaga kebersihannya dia kemudian
kandangnya juga
Backsound 20 Detik
65 EXT (Close up)
gambar ular
ditangan
komunitas
Suasanya di lokasi taman Backsound Color Grading 3 Detik
66 EXT (Medium shot)
gambar ular
ditangan
komunitas
Suasanya di lokasi taman Backsound Color Grading 4 Detik
67 INT (Medium close
up) gambar
ular memakan
tikus
Nah gimana teman-teman tip perawatan dari
komunitas expose tadi
Backsound Color Grading 7 Detik
172
68 INT (Extreme close
up) Gambar
ular memakan
tikus
ternyata gampangkan merawat hewan reptile
menjadi jinak, setelah ini aka nada tayangan
edukasi kepada anak-anak agar tidak takut
dengan ular dan hewan reptile lainnya
Backsound Color Grading 8 Detik
69 INT (Close up)
gambar ular
memakan tkus
Penasarankan jangan kemana-mana tetap di
acara peana
Backsound Dip to black Color Grading 8 Detik
SEGMENT 2
No EXT/
INT
Keterangan
Visual Audio VO SFX Transisi Video Effect Durasi
70 EXT (Long shot)
siswa sedang
melihat owner
Suasana di lokasi sekolahan Backsound Dip to black Color Grading 3 Detik
71 EXT (Medium close
up) siswa
sedang melihat
owner
Suasana di lokasi sekolahan Backsound Color Grading 2 Detik
72 EXT (Close up)
banner
komunitas
Kegiatan ini bertujuan Backsound Color Grading 3 Detik
173
73 EXT (Long shot)
siswa sedang
melihat owner
Ingin mengajak masyarakat untuk tidak takut
bahkan memusnahkan reptile yang berbisa
backsound Color Grading 3 Detik
74 EXT (Long shot)
pengurus
sekolah
Suasana di lokasi sekolahan Backsound Color Grading 2 Detik
75 EXT (Long shot)
suasana sekolah
Hewan reptile memang kadang berbahaya Backsound Color Grading 2 Detik
76 EXT (Medium shot)
owner sedang
berbicara
Tapi jika dimusnahkan sangat disayangkan
karena hewan
Backsound , Color Grading, Crop, Camera
Blur
4 Detik
77 EXT (Close up)
musang
berjalan
Ingin juga hidup dan bias berkawan dengan
manusia
Backsound Color Grading 3 Detik
78 EXT (Medium shot)
host berbicara
Host : halo sahabat pena, disini gue sedang di
salah satu yayasan, nama yayasannya inwanul
huda tapatnya di daerah cipinang Jakarta timur
Backsound Dip to black Color Grading 21 Detik
79 EXT (Medium close
up) host
berjalan
Suasana di lokasi sekolahan Backsound Color Grading 2 Detik
174
80 EXT (Long shot)
suasana
sekolah
Komunitas ini Backsound Color Grading 2 Detik
81 EXT (Long shot)
owner berbicara
Berdiri sejak 2 november 2013 Backsound Color Grading 3 Detik
82 EXT (Medium close
up) komunitas
membawa ular
Saat ini sudah memasuki usia 5 tahun, bahkan
belum lama ini pihaknya mengadakan
anniversary
Backsound Color Grading 5 detik
83 EXT (Medium shot)
komunitas
memegang
banner
Suasana di lokasi sekolahan Backsound Color Grading 2 detik
84 EXT (Medium shot)
owner berbicara
Suasana di lokasi sekolahan Backsound Color Grading 2 detik
85 EXT (Close up)
asiswa
memegang
iguana
Anggota member yang aktif saat ini berjumlah
60 orang
Backsound Color grading 5 detik
86 EXT (Extreme close
up) iguana
Dari berbagai kawasan daerah Backsound Color Grading, Linear Wipe 3 detik
87 EXT (Close up)
komunitas
memegang ular
Kegiatan kodar dilakukan untuk mengedukasi
anak kecil karena
Backsound Color Grading 4 detik
175
88 EXT (Close up)
komunitas
memegang ular
Dengan adanya edukasi ini mereka lebih
mencintai hewan
Backsound Color Grading 4 detik
89 EXT (Close up)
komunitas
memegang ular
Dari yang tadinya mereka takut memegang
hewan mungkin
backsound Color Grading 4 detik
90 EXT (Medium shot)
komunitas
memegang ular
Dengan adanya komunitas ini menjadi lebih
berani
Backsound Color Grading 2 detik
91 EXT (Close up)
musang
Suasana di lokasi sekolahan Backsound Color Grading 3 detik
92 EXT (Close up)
siswa
memegang ular
Suasana di lokasi sekolahan Backsound Color Grading, Crop, Camera
Blur
3 detik
93 EXT (Medium close
up) siswa
memegang ular
Suasana di lokasi sekolahan Backsound Color Grading 3 detik
94 EXT (Long shot)
komunitas
bersama iguana
Tujuan membentuk komunitas ini berawal dari
hoby untuk ngumpul bareng
Backsound Color Grading 4 detik
95 EXT (Medium shot)
anak kecil
memegang ular
dan musang
Dan sharing tentang reptile dan hewan lainnya Backsound Color Grading, Linear Wipe 4 detik
176
96 EXT (Medium shot)
komunitas dan
pengunjung
memegang ular
Kegiatan lain yang dilakukan komunitas expose
diantaranya getring, kopdar, kongkow
Backsound Color Grading 3 detik
97 EXT (Long shot)
komunitas
memegang ular
Dari pukul 3 sore hingga jam 8 malam di taman
mahoni
Backsound Color Grading 5 detik
98 EXT (Long shot)
taman mahoni
Suasana di lokasi taman Backsound Color Grading 5 detik
99 EXT (Medium shot)
anak kecil
memegang ular
Suasana di lokasi taman Backsound Color Grading 4 detik
100 EXT (Close up) ular Suasana di lokasi sekolahan Backsound Color Grading 2 detik
101 EXT (Medium shot)
komunitas
memegang ular
Selain membuat edukasi kepada anak-anak agar
tidak memiliki rasa takut terhadap reptile
Backsound Color Grading 6 detik
102 EXT (Medium close
up) siswa
memegang ular
Bahkan dengan dipantau orang tua membuat
keluarga menjadi lebih akrab dengan hewan
reptile dan hewan lainnya
Backsound Color Grading 8 detik
103 EXT (Close up)
siswa
memegang ular
Komunitas expose juga melakukan kunjungan
ke sekolah-sekolah
Backsound Color Grading 7 detik
104 EXT (Long shot)
siswa sedang
melihat owner
Tujuannya memberikan edukasi kepada para
pelajar mengenai
Backsound Color Grading 4 detik
177
105 EXT (Long shot)
siswa sedang
melihat owner
Hewan reptile dan lainnya Backsound Color Grading 3 detik
106 EXT (Long shot)
siswa sedang
melihat owner
Pihak sekolah biasanya meminta kepada
komunitas expose
Backsound Color Grading 2 detik
107 EXT (Long shot)
guru
menyaksikan
Untuk dipanggil, terutama Backsound Color Grading 2 detik
108 EXT (Long shot)
siswa melihat
owner
Pada kegiatan pramuka, yakni mengajarkan
kepada siswa dan siswinya
Backsound Color Grading, Crop 5 detik
109 EXT (Medium shot)
owner sedang
berbicara
Di sekolah pemahaman tentang reptile Backsound Color Grading 4 detik
110 EXT (Long shot)
owner berbicara
Suasana dilokasi sekolahan Backsound Color Grading 3 detik
111 EXT (Medium close
up) owner
berbicara
Suasana dilokasi sekolahan Backsound Color Grading 3 detik
112 EXT (Close up)
komunitas
Ada juga kegiatan rescue biasanya komunitas
expose
Backsound Color Grading 6 detik
113 EXT (Medium shot)
owner berbicara
Dapat dipanggil dari warga sekitar Backsound Color Grading 5 detik
114 EXT (Long shot)
anak sekolah
Suasana dilokasi sekolahan Backsound Color Grading 5 detik
115 EXT (Long shot)
anak sekolah
Suasana dilokasi sekolahan Backsound Color Grading 3 detik
178
116 EXT (Long shot)
komunitas
memegang ular
Suasana dilokasi taman Backsound Color Grading 2 detik
117 EXT (Medium close
up) anak kecil
memegang ular
Suasana dilokasi taman Backsound Color Grading, Crop 2 detik
118 EXT (Long shot)
komunitas
memegang ular
Rescue merupakan panggilan Backsound Color Grading 3 detik
119 EXT (Long shot)
komunitas
memegang ular
Apabila ada ular yang masuk kerumah warga,
agar pihak warga tidak langsung bertidak
Backsound Color Grading 6 detik
200 EXT (Medium shot)
komunitas
memegang ular
Apa lagi mereka tidak tahu biasanya ular
tersebut berbisa atau tidak
Backsound Color Grading 4 detik
202 EXT (Medium shot)
komunitas
memegang ular
Misalnya jenis ular cobra Backsound Color Grading 1 detik
203 EXT (Long shot)
anak kecil
memegang ular
Atau jenis ular retik atau ular sanca Backsound Color Grading 4 detik
204 EXT (Close up)
komunitas
memegang ular
Takutnya membahayakan warga karena tidak
tahu cara penanganannya
Backsound Color Grading 5 detik
205 EXT (Medium shot)
suasana taman
Biasanya alasan warga Backsound Color Grading 2 detik
206 EXT (Medium shot)
ular dan anak
kecil
memegang ular
Panggil kami karena ada ular Backsound Color Grading 2 detik
179
207 EXT (Long shot)
komunitas
memegang ular
Yang masuk kerumah warga Backsound Color Grading 2 detik
208 EXT (Long shot)
komunitas
memegang ular
Hewan lain seperti biawak dan musang kita
akan memberikan pemahaman
Backsound Color Grading 4 detik
209 EXT (Medium shot)
anak kecil
memegang ular
Edukasi tentang reptile dan cara menanggapi
hewan tersebut
Backsound Color Grading 3 detik
210 EXT (Close up)
komunitas
mencium ular
Serta penanganannya agar warga tidak menjadi
panic jika hadir
Backsound Color Grading, Linear Wipe 4 detik
211 EXT (Long shot,
Close up)
komunitas
mencium ular
Hewan reptile kerumah mereka Backsound Color Grading 4 detik
212 EXT (Close up)
komunitas
memegang ular
Suasana dilokasi taman Backsound Color Grading 4 detik
213 EXT (Medium close
up) closing host
Nah sahabat pena sekarang sudah taukan bahwa Backsound Color Grading 3 detik
214 EXT (Medium shot)
closing host
Tidak semua ular itu berbahaya dan berbisa,
bahkan bias kita jadikan sahabat dan dapat kita
miliki
Backsound Dip to black Color Grading 3 detik
SEGMENT 3
180
215 EXT (Medium shot)
Host jalan
Suasana di taman Backsound Dip to black
Color Grading 2 detik
216 EXT (Full shot) host
duduk
Suasana di taman Backsound Color Grading 10 detik
217 EXT (Big close up)
memegang
perut
Suasana di lokasi taman backsound Color Grading 3 detik
218 EXT (Medium close
up) host jalan
out frame
Hmmm laper nih Backsound Color Grading 8 detik
219 EXT (Medium shot)
host opening
Haduh gakerasa matahari sudah terik hari sudah
mulai siang, sahabat pena dirumah pasti pada
lapar kan, tenang kita ada kok referensi kuliner
yang unik tentunya masih jarang terdengar
ditelinga sahabat pena dirumah terdengar sangat
extreme tapi sudah banyak kok peminatnya
makin penasarankan sahabat pena apa sih
kuliner yang akan kita tayangkan nanti langsung
aja yuk cus chek it out
Backsound Color Grading, Crop 27 detik
181
220 EXT (Long shot)
banner restoran
Suasana dilokasi restoran Backsound Color Grading 2 detik
221 EXT (Close up)
banner restoran
Suasana dilokasi restoran Backsound Color Grading 3 detik
222 EXT (Medium shot)
host masuk
Nah ini dia loh tempat kuliner yang kita sajikan
untuk sahabat pena
Backsound Color Grading 2 detik
223 EXT (Medium shot)
host masuk
restoran
Restoran king cobra Backsound Color Grading 2 detik
224 INT (Big close up)
kaki host
Huh sangat extreme pasti sahabat pena
mendengarnya
Backsound Color Grading 2 detik
225 INT (Close up) host
masuk restoran
Apa saja sih menu yang Backsound Color Grading 1 detik
226 INT (Close up)
patung ular
Di sajikan direstoran ini Backsound Color Grading 2 detik
227 INT (Close up) kaca
ular
Ayo kita lihat langsung sahabat Backsound Color Grading 3 detik
228 INT (Close up) Tas Restoran cobra terletak dijalan tendean Backsound Color Grading 4 detik
182
229 INT (Long shot) Tas Tepatnya dikuningan barat mampang perapatan
jakarta selatan
Backsound Color Grading 5 detik
230 INT (Close up) Tas Restoran ini berdiri sejak tahun 1983 sahabat
pena
Backsound Color Grading 4 detik
231 INT (Close up)
Peraturan
restoran
Ini salah satu cabang yang ada di jakarta loh Backsound Color Grading 2 detik
232 INT (Close up)
Peraturan
restoran
Hoalah berarti sudah banyak dong peminatnya Backsound Color Grading 3 detik
233 INT (Medium close
up) host
memilih
makanan
Restoran ini Backsound Color Grading 1 detik
234 INT (Close up) host
memilih
makanan
Didirikan pertama kali disurabaya oleh
pemiliknya yang bernama ibu iin marlina,
terdapat banyak menu direstoran ini yang
dihidangkan, salah satunya menu yang saya
pilih sahabat yaitu sate buaya biawak goreng
dan empedu ular cobra
Backsound Color Grading, Linear Wipe 15 detik
183
235 INT (Big close up)
tangan host
Waw sangat menarik jadi penasaran Backsound Color Grading 4 detik
236 INT (Close up) host
menunggu
makanan
Gimana sih rasanya yuk kita santap sahabat Backsound Color Grading 3 detik
237 INT (Medium shot)
makanan datang
Suasana dilokasi restoran Backsound Color Grading 8 detik
238 INT (Medium close
up) makanan
Suasana dilokasi restoran Backsound Color Grading, Linear Wipe 2 detik
239 INT (Close up)
makanan
Suasana dilokasi restoran Backsound Color Grading 2 detik
240 INT (Medium close
up) host makan
Hmmm ternyata rasanya gajauh lebih enak dari
restoran ternama lainnya nih sahabat
Backsound Color Grading 21 detik
241 INT (Medium shot)
mengambil
empedu ular
Kayaknya ada yang kurang deh sahabat apa ya? Backsound Color Grading 4 detik
242 INT (Big close up)
mengambil
empedu ular
Oia cara pembuatannya penasarankan pasti
sahabat
Backsound Color grading 4 detik
243 INT (Close up)
proses
memasak
Cara membuatnya seperti apa dan Backsound Color Grading 2 detik
184
244 INT (Medium close
up) proses
mengolah
bumbu
Resepnya itu pasti jangan sampai ketinggalan Backsound Color Grading 3 detik
245 INT (Medium shot)
suasana dapur
Yuk kita intip dapurnya seperti apa sih sahabat
Backsound Color Grading 5 detik
246 INT (Medium shot)
suasana dapur
Suasana dilokasi restoran Backsound Color Grading, Linear Wipe 3 detik
247 INT (Medium shot)
suasana dapur
Suasana dilokasi restoran Backsound
Color Grading
3 detik
248 INT (Close up)
bumbu untuk
masak
Resep sate ular cobra yaitu bawang merah,
bawang putih, cengkeh, kayu manis, cabe, jahe
dan kacang
Backsound Color Grading 7 detik
249 INT (Medium shot)
mengambil
empedu ular
Untuk menghilangkan bau amis pada ular
gunakan jeruk nipis saja, dan jangan lupa buang
racun cobra dari tubuhnya, sebelum dimasak
potong kepala ular dan tunggu 2 jam sampai
ular tersebut benar-benar mati dan baru
disiapkan
Backsound Color Grading 26 detik
185
250 INT (Close up)
memasak sate
Suasana dilokasi restoran Backsound Color Grading 3 detik
251 INT (Medium close
up) memasak
sate
Suasana dilokasi restoran Backsound Color Grading 3 detik
252 INT (Medium close
up) memasak
makanan
Suasana dilokasi restoran Backsound Color Grading 6 detik
253 INT (Big close up)
empedu ular
Belum sampai situ sahabat kita akan bahas
manfaat-manfaat yang terdapat dalam
kandungan kuliner ini
Backsound Color Grading 6 detik
254 INT (Medium close
up) empedu
cobra
Salah satunya yaitu empedu cobra, manfaatnya
untuk kencing manis, liver, rematik, batuk,
asma, asam urat, magh dan masih banyak lagi
sahabat
Backsound Color Grading 15 detik
255 INT (Medium shot)
obat-obatan
Suasana dilokasi restoran Backsound Color Grading 1 detik
256 INT (Medium shot)
obat-obatan
Bukan hanya menyediakan makanan loh
restoran ini juga menyediakan obat obatan
alternatif
Backsound Color Grading 4 detik
186
257 INT (Medium close
up) obat-obatan
Nah ini dia sahabat pena Backsound Color Grading 5 detik
258 INT (Medium shot)
minyak ular
Salah satunya minyak ular khasiatnya Backsound Color Grading 3 detik
259 INT (Medium shot)
minyak ular
Untuk luka bakar, koreng, bisul dan gatal-gatal,
ada juga minyak biawak untuk menghilangkan
jerawat, koreng bernanah dan masih banyak lagi
sahabat
Backsound Color Grading 10 detik
260 INT (Medium close
up) memasak
makanan
Bagaimana sahabat ingin mencobanya gak
kuliner yang satu ini, pastinya penasarankan
sudah terbukti kok banyak peminatnya dan
khasiatnya
Backsound Color Grading, Linear Wipe 10 detik
261 INT (Medium shot)
memasak
makanan
Ah tunggu sahabat kayaknya belum tuntas
sampai disini deh saya masih penasaran apa
benar kandungan yang ada didalamnya baik
bagi kesehatan, coba yuk kita tanya pada
ahlinya
Backsound Color Grading 12 detik
187
262 INT (Medium close
up) wawancara
ahli gizi
Jawaban dokter ahli gizi Backsound Dip to black Color Grading 1 menit
263 INT (Close up) ular Sepertinya sudah cukup jelas kan Backsound Color Grading 2 detik
264 INT (Medium close
up) ular
memakan tikus
Informasi yang didapat dari setiap tayangan ini
sahabat dirumah
Backsound Color Grading 3 detik
265 INT (Medium shot)
musang
Kesimpulan dari saya sih semua makhluk hidup
ciptaan tuhan
Backsound Color Grading 3 detik
266 EXT (Medium shot)
anak kecil
membawa ular
Didunia ini tidak ada yang sia-sia Backsound Color Grading 3 detik
267 EXT (Medium close
up) komunitas
memegang ular
Jadi sahabat dirumah sebelum menyesal jangan
menyia nyiakan waktu
Backsound Color Grading 2 detik
268 EXT (Medium close
up) komunitas
berbicara
Suasana dilokasi sekolah Backsound Color Grading 3 detik
269 EXT (Medium shot)
komunitas
memegang ular
Suasana dilokasi taman Backsound Color Grading 2 detik
270 EXT (Close up)
komunitas
mencium ular
Suasana dilokasi taman Backsound Dip to black Color Grading 2 detik
188
271 EXT (Medium shot)
host closing
Gimana temen-temen sudah taukan bahwa
hewan reptile itu gaselalu menakutkan dan
mereka bisa kita jadikan hewan peliharaan
dirumah, jangan lupa ikuti terus program acara
pena dengan tema yang lebih menarik lainnya,
gua irwan, gua dominique sampai jumpa diacara
pena selanjutnya, bye
Backsound Dip to black Color Grading 16 detik
272 Credit title Backsound Dip to black Text Title 17 detik
273 Behind the
scene
Backsound Dip to black 7 detik
274 Cv Crew Backsound Dip to black Text Title 24 detik
275 Copyright Backsound Dip to black Text Title 5 detik
189
3.11. Proses Kerja Penata Suara
Dalam program televisi dan film mengandung dua unsur yang penting yaitu
gambar dan suara. Kedua komponen ini harus seimbang dan menjadi satu kesatuan
yang tidak bisa dipisahkan. Maka dari itu, keberadaan seorang penata suara sangatlah
penting dalam keberhasilan sebuah produksi non drama televisi disamping aspek-
aspek lainnya. Pengaturan suara dalam sebuah program acara ditentukan oleh seorang
penata suara. Penata suara adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kualitas
audio secara keseluruhan selama proses produksi berlangsung.
Menurut (Latief dan Utud, 2015:132) “Penata Suara/Audio/Video Engineer
adalah petugas yang mengoperasikan peralatan audio di studio maupun di luar studio.
Bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh pengoperasian peralatan audio, baik
sifatnya analog maupun digital yang digunakan di lokasi shooting.”
Dari keterangan diatas penulis menyimpulkan bahwa penata suara adalah
seseorang yang mengatur dan mendesain sebuah gambar dengan memberikan
sentuhan seperti musik untuk memperkuat dan memperindah isi cerita. Di dalam
suatu produksi peranan audio sering kali diabaikan, padahal peranan audio dalam
sebuah tampilan visual sangatlah penting.
Dalam Program non drama “PENA” penulis sebagai penata suara juga
mempunyai kewajiban yaitu dalam tahap pra produksi, harus merencanakan dan
menyiapkan sound effect dan instrument yang akan digunakan untuk menekankan
sebuah adegan atau peristiwa tertentu dalam sebuah adegan, baik melalui efek suara
190
atau alunan music yang dibuat untuk menggambarkan suasana atau atmosfir suatu
tempat kejadian.
3.11.1. Pra Produksi
Pada proses pra produksi semua crew berkumpul untuk membahas tugas
produksi non drama televisi, untuk menjelaskan tugas disetiap per jobdesknya. Pada
pertemuan kedua crew berkumpul untuk membahas tema dan konsep dari non drama
televisi yang akan diproduksi. Dari beberapa ide-ide cerita yang dituangkan, penulis
menentukan dari usulan-usulan cerita yang akhirnya bertema tentang hewan reptil.
Pada akhirnya penulis merancang konsep pengambilan suara sesuai dengan naskah
permintaan sutradara.
Menurut (Kusumawati, 2015:127-128) “Dari hasil pemahaman naskah kemudian
penata audio mengelompokan suara dan sound effect dalam bentuk treatment audio.
Treatment audio ini dibuat untuk mempermudah pada saat produksi, kita tinggal
memilih mana yang akan diproduksi dan direkam terlebih dahulu sesuai dengan
lokasi yang sudah ditentukan”.
Berdasarkan kutipan di atas, penulis terlebih dahulu memahami isi naskah
yang akan digunakan. Karena setelah memahami isi naskah tersebut, penulis
memikirkan apa-apa saja yang diperlukan pada saat produksi berlangsung seperti
zoom, clip on, headphone dan lain-lainnya. Penulis berperan dalam membuat
rancangan musik serta membuat efek-efek suara yang sesuai dengan kebutuhan yang
akan dimasukan ke dalam non drama televisi “PENA”.
Menurut (Latief dan Utud, 2015:132) menyatakan bahwa “seorang penata
suara menyiapkan, menempatkan, dan menginstalasi sistem audio”.
191
Penulis selaku penata suara dalam tahap pra produksi atau perencanaan adalah
semua kegiatan di mulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan
pelaksanaan pengambilan gambar (shooting). Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan
pra produksi antara lain penuangan ide (gagasan) ke dalam outline, penulisan script
atau skenario, storyboard, program meeting, peninjauan lokasi pengambilan gambar,
production meeting, technical meeting, pembuatan dekor dan perencanaan lain yang
mendukung proses produksi dan pasca produksi. Dalam tahap ini penulis sebagai
penata suara bekerja sama dengan tim dari tahap pra-produksi. Dimulai dengan
berdiskusi dengan tim untuk membuat konsep dan desain suara dari naskah. Penulis
membantu editor untuk menentukan konsep backsound, musik, serta ilustrasi yang
akan dipakai di program acara. Penulis membuat dan mempunyai bayangan konsep
musik seperti apa yang ingin digunakan.
Penulis juga membuat daftar peralatan-peralatan yang akan digunakan saat
produksi. Kemudian ikut serta dalam kegiatan hunting lokasi, bertujuan mendapatkan
gambaran tentang suasana, hunting ini dimaksudkan untuk melihat perencanaan
blocking audio, perekaman sound effect dan atmosphere suasana di sekitar lokasi
yang akan di gunakan serta untuk mengetahui gangguan-gangguan suara yang tidak
di inginkan yang ada di lokasi tersebut. Setelah itu penata suara menetukan konsep
teknik perekaman suara di lapangan, lalu menentukan kebutuhan alat perekaman dan
keamanan alat yang akan digunakan di lapangan.
3.11.2. Produksi
192
Dalam tahap produksi, penulis sebagai penata suara sebelumnya telah
melakukan tahap pra produksi bersama tim untuk memikirkan konsep secara matang.
Agar pada saat produksi dapat berjalan dengan matang sesuai dengan konsep yang
telah dibuat pada saat pra produksi. Dan dalam tahap produksi, penulis sebagai penata
suara memiliki peran yang sangat penting dalam segala aspek yang berhubungan
dengan perekaman suara dan bertanggung jawab atas hasil rekaman suara yang
dihasilkan.
Menurut (Kusumawati, 2017:128-129) menyimpulkan bahwa : ”Penata suara dalam
produksi adalah mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk
perekaman suara dan sound effect sesuai dengan script dan scene yang akan di
produksi, mengeoperasikan perelengkapan peralatan Audio dengan baik dan benar
agar didapat hasil yang memuaskan, melakukan komunikasi dan koordinasi dengan
sutradara dan crew teknis yang lain agar tidak terjadi kesalahpahaman, menguasai
secara teknis setiap peralatan audio yang dipakai dan selalu bersiap jika terjadi
gangguan teknis, melakukan perekaman di lokasi (real sound), melakukan perekaman
dan pembuatan sound effect, menyeleksi lokasi berdasarkan faktor akustik,
mengurangi dan menghapus sound yang tidak diperlukan, mengatur tinggi rendahnya
level audio yang terekam”.
Berdasarkan kutipan diatas, penulis menyimpulkan dalam tahap produksi yang
akan dilakukan, penulis sebagai penata suara mempersiapkan kembali peralatan yang
akan digunakan dan mengecek kondisi alat guna menghindari kesalahan teknis. Serta
mengecek peralatan audio yang akan dipakai pada saat produksi. Adapun peralatan
yang digunakan penulis pada saat produksi adalah clip on, hand portable recorder
dan earphone.
Pada saat produksi, penulis sebagai penata suara melakukan perekaman suara
yang baik, agar menghindari suara yang tidak diinginkan atau noise ikut terekam pada
saat produksi. Serta menjaga suara yang terekam sesuai dengan moodface host pada
193
saat digambar. Jarak mic atau clip-on dengan host tidak terlalu jauh dan tidak terlalu
dekat, agar suara yang dihasilkan tetap stabil dan sesuai dengan yang diinginkan.
Penulis juga selalu melihat kondisi lokasi shooting pada saat perekaman suara,
untuk meminimalisir terjadinya noise atau suara host lebih kecil dibandingkan dengan
suara dari luar atau suara yang tidak diinginkan, mengingat lokasi shooting dilakukan
di tempat terbuka (outdoor). Seorang penata suara mulai mempersiapkan kembali
alat-alat yang akan digunakan pada saat produksi. peralatan yang digunakan oleh
penulis saat produksi adalah clip on, headphone, handrecorder. Saat dalam produksi
ini clip on yang digunakan adalah Sennheiser Ew 100-eng G3, clip on ini disiapkan
dan digunakan untuk mengambil dialog antara host maupun saat host sedang
berbicara, clip on ini digunakan juga untuk mengambil atmosphere sekitar.
Handrecorder yang digunakan adalah Zoom H4n, ini di gunakan untuk merekam
suara yang di salurkan oleh clip on maupun mengatur suara agar tetap stabil.
Penggunaan headphone dalam produksi ini adalah sebagai media untuk
mendengarkan hasil suara yang di hasilkan. Seorang penata suara juga harus
berkordinasi kepada seluruh bagian dalam team agar mendapatkan hasil suara
yang maksimal. Penata suara juga harus bisa mengendalikan suara-suara yang
tidak di inginkan pada saat dialog dalam setiap segmentasi.
3.11.3. Pasca Produksi
Dalam tahap pasca produksi, penulis sebagai penata suara bekerja sama
dengan sutradara dan editor untuk mendengarkan dan memilih hasil perekaman pada
194
saat produksi. Penulis juga memberikan music dan ilustrasi music yang akan
digunakan kepada editor, untuk dimasukan ke dalam video pada proses editing,
dengan didampingi editor dan sutradara. Selain itu, penulis sebagai penata suara juga
membuat laporan kerja. Dalam program magazine yang berjudul “PENA” ini,
berkonsepkan suara yang digunakan bahagia dan senang pada disetiap segmennya,
sehingga penulis sebagai penata suara meyiapkan ilustrasi yang sesuai agar hasil
karya yang dibuat seolah-olah nyata adanya.
Menurut (Suprapto, 2013:72) menyimpulkan bahwa “Selanjutnya untuk
meningkatkan kualitas suara, ia menambahkan elemen-elemen untuk prerecording
seperti musik dan mengubah porsi-porsi tertentu untuk menghasilkan kualitas
audio”.
Pada tahap pasca produksi, penulis bersama tim melihat hasil video yang
telah di capture dan akan memasuki tahap editing. Penulis membantu editor
memasukan suara suara dalam video yang telah di pilih untuk proses editing.
Penulis mendampingi editor dan sutradara dalam proses editing. Selain itu, penulis
juga membuat sebuah konsep audio yang akan di gunakan dalam program yang
akan di buat. Penulis juga membuat laporan kerjanya.
Menurut (Kusumawati, 2017:129) menyatakan bahwa :“seorang penata suara pada
tahap pasca produksi mendampingi editor untuk memilih audio yang tepat, membantu
editor untuk memilih dan menempatkan pemisahan antara sound effect dan sumber
suara asli, membantu editor untuk menempatkan backsound, theme song, dan scoring
music yang tepat, menganalisa hasil akhir gambar, mengevaluasi hasil
perekaman”.
195
Berdasarkan kutipan di atas, penulis menyimpulkan seorang penata suara
melakukan perekaman voice over (VO) sebagai kebutuhan naskah untuk memperkuat
adegan pada gambar. Penulis kemudian mendampingi editor dalam melakukan proses
editing video dan memasukan suara, mengevaluasi, dan merapikan suara dari hasil
rekaman dari semua hasil record yang masuk ke tahap edit. Membantu menempatkan
komponen-komponen suara diantara voice over, backsound, sound effect, dan volley
yang sesuai dengan setiap adegannya. Penempatan suara pada gambar sangatlah
penting dan perlu diperhatikan agar informasi yang diberikan oleh gambar dapat
sesuai dengan suara yang digunakan.
3.11.4. Peran dan Tanggung jawab Penata Suara
Dalam peran dan tanggung jawab penulis harus melakukan persiapan
dengan matang, melakukan uji coba terhadap peralatan yang akan digunakan.
Penulis harus menguasai alat-alat audio yang akan digunakan saat produksi,
karena akan fatal jika penulis tidak paham tentang alat yang dipakai.
Disini penulis bertanggung jawab terhadap hal-hal yang berhubungan
dengan audio seperti noise pada suara, instrument, efek audio dan lain-lain.
Adapun menurut(Kusumawati, dkk 2015:126-127):
1. Bertanggung jawab terhadap kualitas audio baik secara teknis maupun non
teknis.
2. Memahami instalasi jaringan distribusi audio secara teknis dan dapat
mengatasi apabila terjadi gangguan.
196
3. Mengetahui karakter mic dan peralatan audio dan yang lainnya lalu
mempersiapkan peralatan audio sesuai yang dibutuhkan
4. Berkoordinasi dengan Program Director/Produser dan rekan kerja yang lain
selama proses produksi program televisi berlangsung.
5. Mengoprasikan mixer audio dengan baik dan professional.
Dari kutipan di atas, penulis menyimpulkan seorang penata suara
bertanggung jawab terhadap kualitas suara yang di berikan serta bisa mengatasi
masalah yang terjadi pada suara yang ada. Seorang penata suara juga bertanggung
jawab terhadap keseluruhan peralatan audio yang digunakannya pada saat
produksi, dan berusaha semaksimal mungkin terhadap hasil rekaman agar
terdengar jelas dan sangat baik.
3.11.5. Proses Penciptaan Karya
Dalam proses produksi ini yang merupakan Tugas Akhir (TA), penulis
berperan sebagai penata suara. Dalam produksi yang berjudul “PENA” ini, segala
hal yang berkaitan dengan suara merupakan tanggung jawab penulis. Dalam sebuah
program non-drama televisi, suara memiliki peranan penting yang dapat mendukung
gambar yang ditampilkan dan menyampaikan informasi yang tidak dapat
disampaikan melalui gambar saja serta memperkuat adegan dengan adanya suara
seperti voice over, backsound, sound effect dan volley. Oleh karena itu, keberadaan
seorang penata suara sangatlah dibutuhkan dalam sebuah produksi program non-
drama televisi.
197
Penulis sebagai penata suara, berusaha mencoba dengan kemampuan yang
penulis miliki, dan segala keterbatasan baik teknik maupun non teknis. Penulis
berusaha semaksimal mungkin agar program don-drama televisi ini menjadi sesuai
dengan apa yang diharapkan. Penulis sebagai penata suara dalam program non-drama
televisi “PENA” berusaha agar suara yang dihasilkan pada saat rekaman berlangsung
mulai dari host, narasumber serta backsound yang diberikan dapat didengar dan
dinikmati serta diterima masyarakat dengan baik.
1. Konsep Kreatif
Setelah penulis naskah membuat naskah dan disetujui oleh produser dan
sutradara yang kemudian dibaca, dipelajari dan dipahami oleh Penulis, pada saat itu
juga Penulis memiliki bayangan mengenai konsep kreatif penataan suara. Dalam
konsep kreatif ini, Penulis memiliki konsep akan menyisipkan voice over ke dalam
video tape agar memperjelas informasi yang diberikan. Penulis juga menambahkan
beberapa backsound, ilustrasi musik dan sound effect untuk menekankan suasana
yang fun sehingga penonton dapat menikmati dengan baik.
Suara natural juga sangat penting untuk memperkuat dan mempertegas
suasana serta setting waktu dan tempat disetiap segmennya. Penulis sebagai penata
suara melakukan perekaman suara secara langsung agar suara yang dihasilkan
mencerminkan mood host, sehingga suara yang terekam pada gambar diperkuat
dengan suasana pada saat proses shooting berlangsung. Penulis memanfaat suara asli
198
yang terekam guna memperkuat keaslian gambar dan adegan serta suasan disetiap
segmentasinya.
2. Konsep Produksi
Pada tahap konsep produksi di program “PENA” ini, penulis sebagai penata
suara, bekerja sama dengan sutradara dan penulis naskah serta penata kamera untuk
membicarakan konsep yang akan digunakan, dimulai dari rapat produksi untuk bedah
naskah disetiap scene atau adegan agar penata suara mengetahui apa yang direkam
dan backsound yang sesuai. Untuk menghindari terjadi kesalahan pada saat produksi.
Konsep itu sendiri penulis sebagai penata suara menambahakan voice over maupun
sound effect untuk mempertegas suasana yang akan ditampilkan pada gambar.
Dalam konsep produksi penulis sebagai penata suara ikut serta dalam hunting
lokasi untuk menentukan konsep teknis yang akan di gunakan pada saat produksi.
Kemudian penulis merencanakan dan menentukan alat-alat yang sesuai untuk
digunakan di lokasi. Konsep yang digunakan pada saat produksi penulis
menggunakan clip on dan zoom untuk perekaman suara host agar terdengar lebih
jelas. Serta penata suara juga membuat voice over untuk mengisi dan memperkuat
tampilan gambar.
Pada saat produksi penata suara melakukan perekaman suara dari host
maupun narasumber. Penulis sebagai penata suara bekerja sama dengan editor dan
sutradara untuk menentukan musik maupun instrumen dan atmosphere yang akan
digunakan sehingga menghasilkan suara yang baik dan jelas sehingga sesuai dengan
199
program acara yang diinginkan oleh pengarah acara. Penulis sebagai penata suara
harus mengecek peralatan audio yang akan digunakan agar tidak terjadi kesalahan
teknis pada saat produksi dan melakukan perekaman dengan sebaik mungkin untuk
menghindari terjadinya suara yang tidak diingikan atau noise.
3. Konsep Teknis
Konsep Teknis dalam penata suara menggunakan dua buah Clip on wireless
Sennheiser Ew 100-eng G3 yang dipasangkan untuk Host sebagai audio master, dan
satu buah Clip on wireless Sennheiser Ew 100-eng G3 untuk narasumber sebagai
penangkap suara semuanya dengan kualitas baik sehingga mendapat sumber suara
yang diharapkan. Untuk media perekaman, penulis sebagai penata suara
menggunakan Hand portable recorder Zoom H4N dengan kualitas cukup baik
sehingga perekaman suara dapat meminimalisir dari berbagai noise. Penulis juga
menggunakan Earphone untuk dapat mendengarkan kembali dialog host dengan baik
sehingga jika terjadi noise atau dialog yang kurang jelas dapat diketahui. Serta
penulis juga harus memonitor tinggi rendahnya suara pada aat perekaman dengan
melihat (dB) decibel parameter yang terletak di hand portable recorder.
Dalam konsep ini, penulis sebagai penata suara menggunakan clip on, dan
shotgun rodemic untuk media tangkapan suara, sedangkan untuk media rekamnya
menggunakan hand portable recorder bertujuan untuk mengantisipasi kendala saat
produksi berlangsung. Penulis sebagai penata suara dalam program acara “PENA”
berusaha semaksimal mungkin agar suara yang terekam dapat dihasilkan dengan
200
kualiatas baik dan terdengar dengan jelas tanpa adanya suara yang tidak diinginkan
atau noise.
3.11.6. Kendala Produksi dan Solusi
Kendala pertama yang Penulis alami ketika produksi ialah pada saat
shooting di outdoor itu terlalu banyak suara kendaraan yang lewat sehingga
mengganggu pada saat produksi di. Solusi yang Penulis lakukan adalah
menurunkan sensitivitas audio pada clip on dan menurunkan suara bising tersebut
menggunakan software Adobe Audition CS6.
Selanjutnya, kendala yang kedua ialah kabel jack wireless clip on yang
sudah kendur menyebabkan frekuensi yang kadang suka hilang dan sedikit
merusak suara. Solusinya Penulis mencoba menekan dan menutupi dengan solasi
hitam agar tetap kencang.
3.12. Lembar Kerja Penata Suara
3.12.1. Konsep Penata Suara
Dalam karya tugas akhir, penulis beserta rekan lainnya membuat sebuah
program acara magazine show yang berjudul “PENA” Program televisi dan film
mengandung dua unsur yang penting yaitu gambar dan suara. Kedua komponen ini
harus seimbang dan menjadi satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan.
201
Menurut (Kusumawati, dkk 2017:123)"audio berarti "suara" atau " reproduksi
suara". suara adalah bentuk energi akustik. Secara khusus, mengacu pada rentang
frekuensi yang dapat di deteksi oleh telinga manusia sekitar 20Hz sampai 20kHz".
Penata suara berusaha membuat hasil rekaman suara karya televisi non drama
yang berjudul “PENA” yang berkualitas baik dan jelas untuk didengarkan. Penataan
suara yang telah dikonsepkan sesuai dengan naskah yang dibuat serta penambahan
backsound, sound effect dan voice over menjadi pendukung dan memperjelas gambar
yang dihasilkan.
Penulis sebagai penata suara ikut serta dalam hunting lokasi untuk
menentukan konsep teknis yang akan di gunakan pada saat produksi. Kemudian
penulis merencanakan dan menentukan alat-alat yang sesuai untuk digunakan di
lokasi. Penulis sebagai penata suara melakukan perekaman suara secara langsung
agar suara yang dihasilkan mencerminkan mood host, sehingga suara yang terekam
pada gambar diperkuat dengan suasana pada saat proses shooting berlangsung. Selain
itu penulis sebagai penata suara menambahakan voice over maupun sound effect
untuk mempertegas suasana yang akan ditampilkan pada gambar. Penata suara
menggunakan Clip on wireless Sennheiser Ew 100-eng G3 yang dipasangkan untuk
Host sebagai audio master, dan satu buah Clip on wireless Sennheiser Ew 100-eng
G3 untuk narasumber sebagai penangkap suara semuanya dengan kualitas baik
sehingga mendapat sumber suara yang diinginkan.
Untuk media perekaman, penulis sebagai penata suara menggunakan Hand
portable recorder Zoom H4N dengan kualitas cukup baik sehingga perekaman suara
202
dapat meminimalisir dari berbagai noise. Dalam setiap segmen penulis memberikan
audio dengan musik dan instrumen yang berkonsep modern dan fun dilihat dari segi
alur cerita dan lokasi shooting.
203
3.12.2. LAPORAN AUDIO
TABLE III.17 LAPORAN AUDIO
FALKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA UNIVERSITAS
BINA SARANA INFORMAIKA
Production Company : UBSI TV Produser : Fahmi Idris
Project Title : PENA Director : Rafii Zein Al Muafa
Durasi : 21 Menit Penata Suara : Ria Afriani
No
Seg
me
n Script
Equip
ment
Atmos
phere Volley Music
1 1 BUMPER
2 1
(1)HOST: HAI GUYS/
KETEMU LAGI SAMA
GUA IWAN/ DAN GUA
DOMINIQUE/ DALAM
PROGRAM ACARA
PENA// PADA EPISODE
KALI INI KITA AKAN
MEMBAHAS TENTANG
HEWAN REPTIL/
KARENA PADA
UMUMNYA HEWAN
REPTIL SANGAT
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
204
MENAKUTKAN BAGI
MANUSIA/ NAH APA
BENAR HEWAN REPTIL
ITU MENAKUTKAN/
MAU TAU
KELANJUTANNYA
IKUTIN KITA TERUS YA
GUYS//
3 1
(2)HOST (VO) :
YUHU/ SAHABAT PENA
DI RUMAH PASTI
SUDAH GAK ASING
LAGI KAN SAMA
HEWAN REPTIL YANG
SATU INI// YAP
MEREKA ULAR
ADALAH PHYTON
ALBINO/ TENANG SAJA
SAHABAT PENA JENIS
ULAR INI TIDAK
BERBAHAYA LHO//
MEREKA DAPAT
PELIHARA DI RUMAH
KARENA JENIS SPESIES
ULAR INI JINAK/ TAPI
INGAT SAHABAT DI
RUMAH TENTANG
PENGAWASAN DAN
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
205
AHLINYA// KAMI
MENYAJIKAN
TAYANGAN
MENANGANI CARA
MERAWAT YANG BAIK
DAN BENAR/ MAKIN
PENASARAN KAN
SAHABAT DIRUMAH
YUK KITA BAHAS
TUNTAS//
4 1
(3)HOST: HAI GUYS/
SEKARANG GUA
SUDAH DI DEPAN
RUMAH SALAH SATU
OWNER DARI
KOMUNITAS EXPOSE/
SEKARANG INI GUA
AKAN TANYA TANYA
DIA/ GIMANA SIH
CARA MERAWAT
REPTIL ITU/ KALIAN
PENASARAN KAN/
LET’S CHECK IT OUT///
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
5 1
(4)HOST (VO): NAH
UNTUK KALIAN YANG
INGIN COBA
MEMELIHARA ULAR/
CLIP
ON
DAN
ZOOM
INSTRU
MENT
206
DI RUMAH BANG
GAUNG TERDAPAT
BANYAK SEKALI JENIS
ULAR// SALAH
SATUNYA ULAR
PHYTON ALBINO JENIS
ULAR INI MERUPAKAN
5 ULAR TERBESAR
DIDUNIA//
H4N
6 1
(5)HOST: BANG
SEBAGAI PEMULA APA
YANG PERLU SAYA
SIAPKAN UNTUK
MEMELIHARA ULAR?//
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
7 1
(6)BANG GAUNG:
KALAU UNTUK
PEMULA BELAJAR
DULU BAGAIMANA
CARA MEMELIHARA
ULAR/ TERUS
KEMUDIAN KALAU
SUDAH SIAP DIPIKIRIN
JUGA NANTI
KEDEPANNYA ULAR
INI SEMAKIN LAMA
SEMAKIN BESAR YA
TERUS SIAPIN
TEMPATNYA/ DARI
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
207
AQUARIUM DAN
KOTAK PLASTIK
TEMPAT CONTAINER//
8 1
(7)HOST (VO):
NAMUN MENCAPAI
PANJANG 9 M DAN
BERAT 160 KG/ WOW
BESAR SEKALI YA
SAHABAT//
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
9 1
(8)HOST:
ITU KAN
KANDANGNYA ADA
YANG ADA POHONNYA
DAN ADA YANG TIDAK
ITU KENAPA YA
BANG?//
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
10 1
(9)BANG GAUNG:
KALAU ADA
POHONNYA ITU
BERARTI PHYTON
POHON JENISNYA
ULAR POHON/
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
11 1
(10) HOST
OH JADI PYTHON ITU
ADA 2 JENIS?//
CLIP
ON
DAN
ZOOM
INSTRU
MENT
208
H4N
12 1
(11)BANG GAUNG:
KENAPA DI BUAT
SEPERTI ITU/ KARENA
DI BIKIN SEMAKSIMAL
MUNGKIN MIRIP
DENGAN ALAM
HABITATNYA GITU/
BIASANYA NAMANYA
THERARIUM JADI
KANDANG KACA
KEMUDIAN DI KASIH
KAYU/ BISA KAYU
ASLI/ BISA KAYU DARI
PLASTIK/ KALAU
PHYTON TANAH
SEPERTI INI CUKUP
PAKAI CONTAINERR
ALASNYA BISA PAKAI
KORAN BIAR LEIBH
GAMPANG//
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
13 1
(12) HOST (VO)
JENIS ULAR INI
MEMILIKI 3 WARNA
YANG BERBEDA WHITE
DAN PURPLE/
SEBENARNYA ADA 2
WARNA YAITU PUTIH
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
209
DAN UNGU// KETIKA
TERJADI PERSILANGAN
UNGU DAN PUTIH
MAKA
MENGHASILKAN
WARNA LAVENDER//
14 1
(13)HOST: KALAU
ULAR INI DI BELI ATAU
MEMELIHARA DARI
BABY?//
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
15 1
(14)BANG GAUNG:
BELI/ KALO ULAR INI
SUDAH TIDAK ADA DI
ALAMNYA JADI BELI
DI PETERNAK/ KALAU
DI JAKARTA SUDAH
BANYAK PETERNAK/
JADI KALAU MAU BELI
ULAR-ULAR BAGUS
SEPERTI INI DI
PETERNAK DAN HARUS
MEMELIHARA DARI
BABY//
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
16 1
(15) HOST:
JADI UDAH LANGKA DI
CARI DI ALAM LIAR?//
CLIP
ON
DAN
ZOOM
INSTRU
MENT
210
H4N
17 1
(16) BANG GAUNG:
IYA KAYANYA UDAH
GA ADA DI ALAM LIAR
SANA//
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
18 1
(17)HOST: KALAU DARI
BABY SAMPAI
SEBESAR INI BUTUH
WAKTU BERAPA LAMA
YA BANG?//
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
19 1
(18)BANG GAUNG:
KALAU INI KAN
ITUNGANNYA MASIH
BABY UP KAN YA/
BELOM INI BANGET
MASIH BABY/ BABY
NAIK SEDIKIT BELUM
ADA SETENGAH
TAHUN INI UMURNYA/
NAH KALAU SUDAH
SEBESAR INI
BIASANYA SEKITAR 2
TAHUNAN//
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
20 1
(19) HOST (VO):
MASIH BANYAK JENIS
JENIS ULARNYA
CLIP
ON
DAN
INSTRU
MENT
211
LAINNYA SAHABAT
KALAU UDAH
NENTUIN JENIS ULAR
JANGAN LUPA
MEMPERSIAPKAN
KEBUTUHAN MEREKA
SEPERTI KANDANG/
VITAMIN/LAMPU DAN
CAIRAN PEMBERSIH
LAINNYA//
ZOOM
H4N
21 1
(20)HOST: BIASANYA
KALAU ULAR HASIL
TANGKAPAN LIAR
BERUBURUNYA DI
MANA SIH BANG?//
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
22 1
(21)BANG GAUNG:
BIASANYA KALAU DI
SEKITAR KITA YA
SELOKAN/ BIASANYA
ATAU DI PINGGIR-
PINGGIR SUNGAI DIA
BIASANYA/ SUKA
MENDIAMI LOBANG-
LOBANG TEMPAT
SARANG TIKUS
BIASANYA//
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
23 1 (22)HOST VO: SELAIN
MEMPERHATIKAN
CLIP
ON
INSTRU
212
MAKAN DAN
KEBERSIHAN
KANDANG/ ADA JUGA
NIH YANG GA BOLEH
KELUPAAN/ UNTUK
MENJEMUR ULAR
KESAYANGAN DI PAGI
HARI/ WAJAR KARENA
MEREKA HEWAN
BERDARAH DINGIN//
JADI UNTUK
MEMBANTU
METABOLISME TUBUH/
MEREKA BUTUH SINAR
MATAHARI/ TAPI
JANGAN LAMA
BERJEMURNYA YA
TEMAN-TEMAN TAKUT
KEPANASAN/ CUKUP
SEPULUH SAMPAI
LIMA BELAS MENIT/
DARI PUKUL TUJUH
SAMPAI PUKUL
SEPULUH///
DAN
ZOOM
H4N
MENT
24 1
(23)HOST: BANG
NGURUSIN ULAR ITU
GA GAMPANG YA
BANG/ ADA GA SI
CARA KHUSUS UNTUK
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
213
MENANGANINYA?//
25 1
(24)BANG GAUNG:
NGURUS ULAR PASTI
GA GAMPANG YA/
CUMA KITA HARUS
KONSEKUEN JADI
YANG PENTING DI
JAGA
KEBERSIHANNYA/
KARENA KALAU
KANDANGNYA SERING
KOTOR BISA KUTUAN
KEMUDIAN DIA JUGA
BISA FLU/ PILEK TAPI
BEDA SAMA MANUSIA
PILEKNYA/ JADI
PILEKNYA LENDIRNYA
KELUAR DARI MULUT/
DARI HIDUNG JUGA
ADA/ JADI YANG PASTI
DI JAGA
KEBERSIHANNYA DIA
KEMUDIAN
KEBERSIHAN
KANDANGNYA JUGA//
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
26 1
(25)HOST VO: GIMANA
TEMAN-TEMAN TIPS
PERAWATAN REPTIL
CLIP
ON
DAN
INSTRU
MENT
214
DARI KOMUNITAS
EXPOSE TADI/
TERNYATA GAMPANG
KAN MERAWAT
HEWAN REPTIL JADI
JINAK/ SETELAH INI
AKAN ADA TAYANGAN
EDUKASI UNTUK
ANAK-ANAK AGAR
TIDAK TAKUT DENGAN
ULAR DAN HEWAN
REPTIL LAINNYA/
PENASARAN KAN/
JANGAN KEMANA
MANA YA/ TETAP DI
ACARA PENA///
ZOOM
H4N
27 2 BUMPER
28 2
(26) HOST (VO):
KEGIATAN INI
BERTUJUAN INGIN
MENGAJAK
MASYARAKAT TIDAK
TAKUT BAHKAN TIDAK
MEMUSNAHKAN
REPTIL
BERBISA//HEWAN
REPTIL MEMANG
KADANG
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
215
BERBAHAYA/TAPI JIKA
DIMUSNAHKAN
SANGAT
DISAYANGKAN/
KARENA HEWAN INGIN
HIDUP DAN
BERKAWAN MANUSIA//
29 2
(27)HOST: HALO
SAHABAT PENA/ DISINI
GUA LAGI DI SALAH
SATU YAYASAN/
NAMANYA INWANUL
HUDA/ TEPATNYA DI
DAERAH CIPINANG
JAKARTA TIMUR/
DISINI GUA BAKAL
NEMENIN SAHABAT
KOMUNITAS EXPOSE//
YANG AKAN
MENGENALI REPTIL
KEPADA ANAK USIA
DINI/ UNTUK
SELENGKAPNYA AYO
IKUTIN GUA GUYS///
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
30 2
(28) HOST (VO):
KOMUNITAS INI
BERDIRI SEJAK 2
NOVEMBER 2013/ SAAT
CLIP
ON
DAN
ZOOM
INSTRU
MENT
216
INI MEMASUKI 5
TAHUN// BAHKAN
TIDAK LAMA INI
PIHAKNYA
MENGADAKAN
ANNIVERSARRY//
ANGGOTA MEMBER
YANG AKTIF SAAT INI
BERJUMLAH 60 ORANG
DARI BERBAGAI
KAWASAN DAERAH//
KEGIATAN KOPDAR
DILAKUKAN UNTUK
MENGEDUKASI ANAK
KECIL/ KARENA
DENGAN ADANYA
EDUKASI INI MEREKA
LEBIH MENCINTAI
HEWAN TADI YANG
TAKUT/ MEMEGANG
HEWAN MUNGKIN
DENGAN KOMUNITAS
INI LEBIH BERANI//
TUJUAN MEMBENTUK
KOMUNITAS INI
BERAWAL DARI HOBI
UTNTUK KUMPUL
BARENG DAN SHARING
TENTANG REPTIL DAN
H4N
217
HEWAN LAINNYA//
AKTIVITAS LAIN
YANG DILAKUKAN
KOMUNITAS EXPOSE
DIANTARANYA
GATHERING/KOPDAR/K
OWKOW DARI PUKUL 3
SORE HINGGA JAM 8
MALAM DI TAMAN
MAHONI// SELAIN
MEMBUAT EDUKASI
KEPADA ANAK AGAR
TIDAK MEMILIKI RASA
TAKUT TERHADAP
REPTIL/ BAHKAN
DIPANTAU ORANG TUA
MEMBUAT KELUARGA
LEBIH AKRAB HEWAN
REPTIL DAN HEWAN
LAINNYA//
KOMUNITAS EXPOSE
JUGA KUNJUNGAN KE
SEKOLAH SEKOLAH
TUJUAN MEMBERIKAN
EDUKASI PARA
PELAJAR MENGENAI
HEWAN REPTIL DAN
LAINNYA// PIHAK
SEKOLAH BIASANYA
218
MEMINTA KEPADA
KOMUNITAS EXPOSE
UNTUK DIPANGGIL
TERUTAMA KEGIATAN
PRAMUKA/YAKNI
MENGAJARKAN
EDUKASI SISWA SISWI
DI SEKOLAH
PEMAHAMAN
TENTANG REPTIL//
ADA JUGA KEGIATAN
RESQUE BIASANYA
KEGIATAN EXPOSE
DAPAT DIPANGGIL
WARGA SEKITAR//
RESQUE MERUPAKAN
PANGGILAN APABILA
ADA ULAR MASUK
KERUMAH WARGA
AGAR PIHAK WARGA
TIDAK LANGSUNG
BERTINDAK/APALAGI
MEREKA TIDAK TAU
BIASANYA ULAR
TERSEBUT BERBISA
ATAU TIDAK//
MISALNYA JENIS ULAR
KOBRA ATAU JENIS
ULAR REPTIK ATAU
219
ULAR SAJA/
TAKUTNYA
MEMBAHAYAKAN
WARGA KARENA
TIDAK TAU
PENANGANAN//
BIASANYA ALASAN
WARGA PANGGIL
KARENA ADA ULAR
YANG MASUK
KERUMAH
WARGA//HEWAN LAIN
SEPERTI BIAWAK DAN
MUSANG KITA AKAN
MEMBERIKAN
PEMAHAMAN EDUKASI
TENTANG REPTIL DAN
CARA MENANGGAPI
HEWAN TERSEBUT
SERTA
PENGANANNYA/ AGAR
WARGA TIDAK PANIK
KETIKA HADIR
HEWAN REPTIL
KERUMAH MEREKA//
31 2
(29)HOST NAH
SAHABAT PENA/
SUDAH TAHU KAN
CLIP
ON
DAN
INSTRU
MENT
220
BAHWA TIDAK SEMUA
ULAR ITU BERBAHAYA
DAN BERBISA/
BAHKAN BISA JADI
SAHABAT/ DAN BISA
KITA MILIKI///
ZOOM
H4N
32 3 BUMPER
33 3
(30) HOST:
LAPER NIH// GAK
KERASA MATAHARI
SUDAH TERIK HARI
SUDAH MULAI SIANG/
SAHABAT PENA
DIRUMAH PASTI PADA
LAPAR KAN?// TENANG
KITA ADA KOK
REFERENSI KULINER
UNIK TENTUNYA/
MASIH JARANG
TERDENGAR DI
TELINGA SAHABAT
PENA TENTUNYA//
TERDENGAR SANGAT
EKSRIM TAPI BANYAK
PEMINATNYA//
PENASARAN KAN
SAHABAT PENA/ APA
SIH KULINER
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
221
DITAYANGKAN
NANTI// LANGSUNG
AJA CUS CEKIDOT//
34 3
(31) HOST (VO):
NAH INI DIA LOH
TEMPAT KULINER
YANG KITA SAJIKAN
UNTUK SAHABAT
PENA/RESTORAN KING
KOBRA// SANGAT
ESTRIM PASTI
SAHABAT DI RUMAH
MENGDENGARNYA//
APA SAJA SIH MENU
YANG DISAJIKAN
RESTORAN INI// AYO
KITA LIAT LANGSUNG
SAHABAT// RESTORAN
KOBRA TERLETAK DI
KAPTEN TENDEAN
TEPATNYA DI
KUNINGAN BARAT
MAMPANG PRAPATAN
JAKARTA SELATAN//
RESTORAN BERDIRI
SEJAK TAHUN 1983
SAHABAT PENA/ INI
SALAH SATU CABANG
DI JAKARTA LHO//
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
222
OWALAH SUDAH
BANYAK
PEMINATNYA//
RESTORAN INI
PERTAMA KALI
DIDIRIKAN DI
SURABAYA OLEH
PEMILIKNYA IBU IIN
MARLINA// TERDAPAT
MENU DI RESTORAN
INI YANG
DIHIDANGKAN SALAH
SATUNYA MENU YANG
SAYA PILIH SAHABAT
PENA/YAITU SATE
BUAYA/ BUAWAK
GORENG DAN EMPEDU
ULAR KOBRA// WOW
SANGAT MENARIK/
JADI PENASARAN
GIMANA RASANYA/
YUK KITA SANTAP
SAHABAT// HMM
TERNYATA RASANYA
GAK JAUH BEDA DARI
RESTORAN TERKENAL
LAINNYA NIH
SAHABAT// KAYANYA
ADA YANG KURANG
223
DEH SAHABAT/ APA
YAH? OHIYA CARA
PEMBUATANNYA//
PENASARAN KAN
PASTI SAHABAT CARA
MEMBUATNYA
SEPERTI APA DAN
RESEPNYA JANGAN
SAMPAI
KETINGGALAN/ YUK
KITA INTIP DAPURNYA
SEPERTI APA SIH
SAHABAT// RESEP SATE
ULAR KOBRA YAITU
BAWANG MERANG/
BAWANG PUTIH/
CENGKEH/KAYU
MANIS/ CABE / JAHE
DAN KACANG// UNTUK
MENGHILANGKAN
BAU AMIS PADA ULAR
GUNAKAN JERUK NIPIS
SAJA/ DAN JANGAN
LUPA BUANG RACUN
KOBRA DARI
TUBHNYA// SEBELUM
DIMASAK POTONG
KEPALA ULAR DAN
TUNGGU 2 JAM
224
HINGGA ULAR
TERSEBUT BENAR
BENAR MATI// DAN
BARU DISIAPKAN//
BELUM SAMPAI SITU
SAHABAT/ KITA AKAN
BAHAS MANFAAT
MANFAAT DALAM
KANDUNGAN KULINER
INI// SALAH SATUNYA
EMPEDU KOBRA/
MANFAATNYA UNTUK
KENCING MANIS/
LIVER/ REMATIK/
BATU/ ASMA/ ASAM
URAT/MAAG DAN
MASIH BANYAK
LAINNYA SAHABAT//
BUKAN HANYA
MENYAJIKAN
MAKANAN LHO/
RESTORAN INI
MENYAJIKAN
RESTORAN
ALTERNATIF// NAH INI
DIA SAHABAT PENA/
SALAH SATUNYA
MINYAK ULAR
KHASIATNYA UNTUK
225
LUKA
BAKAR/KORENG/BISUL
DAN GATAL GATAL//
ADA JUGA MINYAK
BIAWAK UNTUK
MENGHILANGKAN
JERAWAT KORENG
BERNANAH DAN
MASIH BANYAK
LAINNYA SAHABAT
PENA// GIMANA
SAHABAT/INGIN
MENCOBA GAK
KULINER SATU INI//
PASTI PADA
PENASARAN KAN?/
SUDAH TERBUKTI KOK
PEMINAT DAN
KHASIATNYA// AH
TUNGGU SAHABAT
KAYANYA BELUM
TUNTAS/ SAYA JADI
PENASARAN APA
BENAR DI DALAM
KANDUNGANNYA
BAIK UNTUK
KESEHATAN// COBA
YUK KITA TANYA
SAMA AHLINYA//
226
35 3
(32) AHLI GIZI:
KALAU MENURUT
TOKSINOLOGI JADI
DARI BADAN ITU/
DAGING ULAR EMPEDU
AMAN// NAMUN TIDAK
BENAR JIKA DAGING
ULAR MEMIKIKI
KHASIAT YA// PROTEIN
SUDAH PASTI KARENA
ADA HEWANI TERUS
ZAT BESI JUGA ADA//
YANG PALING
BANYAK PROTEIN
KAREN DIA HEWANI//
MENGKOMSUSI
HEWAN REPTIL DAPAT
MENIMBULKAN
PENYAKIT SEPRTI
EKOLI ATAU
DISENTRI// KALAU DIA
TERPAPAR EMANG
BISA/ EKOLI YA
MENYEBABKAB DIARE
BISA MEYEBABKAN
KEMATIAN KALAU DIA
MENGANDUNG
BAKTERI BANYAK//
EKOLI BANYAK BISA
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
227
DIARE PARAH BISA
MENYEBABKAN
KEMATIAN//
36 3
(33) HOST VO:
SEPERTI SUDAH JELAS
KAN INFORMASI YANG
DIDAPAT DARI SETIAP
TAYANGAN INI
SAHABAT DIRUMAH/
KESIMPULAN DARI
SAYA SIH MAKHLUK
CIPTAAN TUHAN
TIDAK ADA YANG SIA
SIA// JADI SAHABAT
DIRUMAH SEBELUM
MENYESAL JANGAN
MENYIAKAN WAKTU//
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
37 3
(34)HOST: GIMANA
TEMEN TEMEN/ SUDAH
TAHU KAN HEWAN
REPTIL ITU GA SELALU
MENAKUTKAN/ DAN
MEREKA BISA KITA
JADIKAN HEWAN
PELIHARAAN DI
RUMAH// JANGAN
LUPA IKUTIN TERUS
PROGRAM ACARA
CLIP
ON
DAN
ZOOM
H4N
INSTRU
MENT
228
PENA/ DENGAN TEMA
YANG MENARIK
LAINNYA/ GUA IRWAN/
GUA DOMINIQUE/
SAMPAI JUMPA DI
EPISODE PENA
SELANJUTNYA/ BYE
BYE
38 3 CREDIT TITLE
3.12.3. Spesifikasi Audio
TABEL III.18 SPESIFIKASI ALAT
FALKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
BINA SARANA INFORMAIKA
Clip On Mic : Sennheiser Ew 100-eng G3
229
Portable Recorde : Zoom H4N
Gambar 3.23 Zoom H4N
GENERAL
Number of simultaneous recording
tracks:
2 (STEREO mode), 4 (4CH mode), 2
(MTR mode)
Number of simultaneous playback
tracks:
2 (STEREO mode), 4 (4CH mode), 4
(MTR mode)
Recording time 4GB (SDHC):
Approx. 380 minutes (WAV 44.1
kHz/16 bit stereo track)
Approx. 68 hours (MP3 44.1
kHz/128kbps stereo track)
* Recording times are approximations.
Actual times may differ according to
recording conditions.
Maximum number of simultaneous
recording files size:
2GB
CLIP ON: Sennheiser ew 100 ENG G3
230
Gambar 3.24 Sennheiser Ew 100-eng G3
Sennheiser Ew 100-eng G3
Sturdy metal housing (transmitter and receiver)
42 MHz bandwidth: 1680 tunable UHF frequencies for interference-free
reception