bab iii - matreg1pasca | just another wordpress.com site · web viewpengujian, evaluasi, dan revisi...

53
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yaitu pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan cooperative learning metode two stay two stray berbasis SMART. Pengembangan perangkat pembelajaran ini difokuskan pada penyusunan perangkat pembelajaran yang dapat menciptakan komunitas pembelajaran. Pengembangan perangkat ini bertujuan untuk memprogram hasil belajar siswa secara lebih merata pada materi dimensi tiga yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Menurut Borg & Gall (1983: 772), bahwa prosedur penelitian dan pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu: (1) pengembangan produk, (2) menguji efektivitas produk dalam mencapai tujuan. Produk yang akan dikembangkan dan diuji efektivitasnya dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran matematika dengan cooperative learning model two stay two stray berbasis SMART dan instrumen penelitian. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan 62

Upload: phungngoc

Post on 19-May-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yaitu pengembangan

perangkat pembelajaran matematika dengan cooperative learning metode two stay two

stray berbasis SMART. Pengembangan perangkat pembelajaran ini difokuskan pada

penyusunan perangkat pembelajaran yang dapat menciptakan komunitas

pembelajaran. Pengembangan perangkat ini bertujuan untuk memprogram hasil belajar

siswa secara lebih merata pada materi dimensi tiga yang memenuhi kriteria valid,

praktis, dan efektif.

Menurut Borg & Gall (1983: 772), bahwa prosedur penelitian dan

pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu: (1) pengembangan

produk, (2) menguji efektivitas produk dalam mencapai tujuan. Produk yang akan

dikembangkan dan diuji efektivitasnya dalam penelitian ini adalah perangkat

pembelajaran matematika dengan cooperative learning model two stay two stray

berbasis SMART dan instrumen penelitian. Perangkat pembelajaran yang

dikembangkan meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku

Guru (BG), Buku Siswa (BS), Tes Hasil Belajar (THB) dan CD pembelajaran,

sedangkan instrumen yang dikembangkan adalah tes hasil belajar, lembar pengamatan

aktivitas siswa, dan lembar pengamatan keterampilan siswa.

62

Pengembangan perangkat Plomp

Pernyataan yang sama dikemukakan oleh Plomp (1977), bahwa ada lima tahapan yang

harus dilalui dalam mengembangkan model pembelajaran yaitu (1) investigasi

awal, (2) perancangan, (3) realisasi / konstruksi, (4) pengujian, evaluasi, dan revisi,

dan (5) implementasi.

Dalam mengembangkan model pembelajaran, penelitian ini mengacu pada

model yang dikenalkan oleh Plomp (1997) sebagai berikut.

Tahap 1. Investigasi Awal (Preliminary Investigation)

Inti dari tahapan ini adalah menganalisis kebutuhan atau masalah yang

mencakup: (1) identifikasi informasi, (2) analisis informasi, (3) definisi

(batasan) masalah, dan (4) rencana kegiatan lanjutan.

Tahap 2. Tahap Perancangan (Design)

Tahap perancangan ini bertujuan merancang penyelesaian masalah yang

telah diidentifikasi pada tahap 1. Rancangan ini mencakup suatu proses

yang sistematik, yaitu pembuatan masalah lengkap dibagi menjadi sub-

sub masalah dengan rancangan penyelesian masing-masing sub masalah.

Selanjutnya penyelesaian masing-masing sub masalah dirangkum

kembali menjadi suatu struktur pemecahan masalah secara lengkap.

Tahap 3. Realisasi/Konstruksi (Realization/Construction)

Pada tahap ini dibuat prototipe dari penyelesaian masalah yang telah

dirancang pada tahap 2. Dalam kaitannya dengan masalah pendidikan,

tahap 2 dan tahap 3 ini biasanya disebut tahap Produksi.

63

Tahap 4. Pengujian, Evaluasi, dan Revisi (Test, Evaluation, and Revision)

Pengujian dilakukan untuk mempertimbangkan kualitas rancangan

penyelesaian yang telah dikembangkan. Dari hasil pertimbangan yang

matang dibuat suatu keputusan untuk menentukan langkah selanjutnya.

Evaluasi yang dilakukan mencakup proses menghimpun, memproses,

dan menganalisis secara sistematis. Tujuan evaluasi adalah untuk

menilai kualitas rancangan penyelesaian masalah. Langkah berikutnya

adalah mengadakan revisi apabila pada kegiatan evaluasi masih

ditemukan kekurangan yang terdapat pada rancangan penyelesaian

masalah yang telah dibuat. Kegiatan evaluasi dan kegiatan revisi

memungkinkan terjadi siklus. Siklus ini akan selesai apabila sudah

mendapatkan penyelesaian masalah yang diharapkan (valid dan praktis

dan efektif).

Tahap 5. Implemetasi (Implementation)

Rancangan yang telah dievaluasi dan direvisi diimplementasikan pada

situasi yang sesungguhnya. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model

pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan hasil validasi dan uji coba terbatas

Pengembangan perangkat menurut Thiagarajan

Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam

penelitian ini adalah modifikasi dari model pengembangan perangkat pembelajaran

model 4-D (Four D-Model) yang dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel dan

Semmel (1974), yaitu mulai dari tahap pendefinisian (define), tahap perancangan

64

(design), hingga tahap pengembangan (develop). Tahap pengembangan perangkat

pembelajaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Tahap I: Pendefinisian (define). Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan

mendefinisikan syarat yang diperlukan dalam pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan

dalam tahap ini meliputi :

a. Analisis ujung-depan (front-end analysis).

b. Analisis Mahasiswa (learner analysis)

c. Analisis komponen konsep/materi (concept analiysis)

d. Analisis tugas (task analysis)

e. Perumusan TPK (specifying instructional objectives)

Tahap II: Perancangan (design) Tujuan tahap ini adalah merancang perangkat

pembelajaran sehingga diperoleh prototipe (perangkat pembelajaran contoh) yang

sesuai dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan, yaitu perangkat pembelajaran

kubus dan balok. Tahap ini dimulai setelah ditetapkan tujuan pembelajaran khusus.

Kegiatan pada tahap ini meliputi :

1. Penyusunan tes (creterion tes construction)

2. Pemilihan media (media selection)

3. Pemilihan format (format selection)

4. Perancangan awal (initial design)

Tahap III: Pengembangan (develop) Tujuan tahap ini adalah menghasilkan draf

perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan para ahli, data yang

diperoleh dari uji coba. Kegiatan pada tahap ini meliputi :

1. Penilaian/ validasi para ahli (expert appraisal)

65

2. Ujicoba pengembangan/ lapangan (developmental testing)

Tahap IV: Pendesiminasian (desseminate) Pada tahap ini merupakan tahapan

penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas. Namun

pada tahap ini tahap disseminate belum dilakukan.

1. Pengesahan penguji (Validation testing)

2. Pengemasan (Packaging)

3. Difusi dan adopsi (Diffusion and adoption)

Pengembangan perangkat pembelajaran dari model Thiagarajan, Semmel, &

Semmel dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Sedangkan alur pengembangan perangkat menurut Thiagarajan, Semmel & Semmel

(1974: 6-9) digambarkan seperti pada diagram 5.

66

Define

Analisis awal - akhir

Analisis siswa

Analisis tugas

Analisis konsep

Diagram 5: Alur pengembangan perangkat pembelajaran menurut Thiagarajan

67

Design

Disseminate

Analisis siswa

Spesifikasic tujuan pembelajaran

Spesifikasi objetif

Desain Inisial

Pemilihan Format

Pemilihan media

Kriteria tes konstruksi

Kriteria tes konstruksi

Validasi Expert

Uji coba

Tes pengembangan

tes validasi

packaging

penyebaran dan pemakaian

Develop

3.2 Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam pengembangan ini adalah

perangkat pembelajaran materi dimensi tiga. Seperti telah dijelaskan dalam Bab II

bahwa model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam

penelitian ini mengacu pada model Thiagarajan yang terdiri dari empat tahap (4-D)

yaitu Define (pendefinisian), Design (desain), Develop (pengembangan), Disseminate

(penyebaran).

3.2.1 Tahap Pendefinisian (Define)

3Tahap pendefinisian bertujuan untuk menentukan dan mendefinisikan syarat-

syarat pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pendefinisian meliputi

analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis materi, analisis tugas, dan perumusan

indikator.

3.2.1.1 Analisis Awal Akhir

Analisa awal akhir dimulai dari analisa hasil angket ketertarikan siswa yang

menggali masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam belajar matematika. Masalah

bisa disebabkan karena faktor internal (bakat, minat, IQ dan sebagainya) maupun

faktor eksternal (guru, sekolah, lingkungan dan sebagainya). Selanjutnya rencana

pemecahan difokuskan pada masalah yang dapat diselesaikan dengan pengembangan

perangkat pembelajaran.

3.2.1.2 Analisis Siswa

68

Analisis siswa dilakukan dengan mencermati hasil angket ketertarikan,

mencermati nilai ulangan harian sebelumnya, mengadakan pre tes untuk mengukur

kemampuan awal siswa pada pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki.

3.2.1.3 Analisis Materi

Analisis materi dilakukan dengan membuat peta konsep materi dimensi tiga.

Peta konsep menggambarkan heirarki/sistematika materi dan keterhubungan materi

dimensi tiga dengan materi-materi lain dalam matematika. Analisa materi menjadi

pedoman dalam menyusun indikator.

3.2.1.4 Analisis Tugas

Analisa tugas dilakukan dengan membuat desain pembelajaran untuk materi

dimensi tiga yang memuat kegiatan tatap muka, tugas terstruktur dan tugas mandiri

tidak terstruktur.

3.2.1.5 Perumusan Indikator

Perumusan indikator dilakukan dengan membuat pemetaan standard isi pada

materi dimensi tiga.

3.2.2 Tahap Perencanaan (Design)

Tahap ini bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran dan instrumen

penelitian. Tahap ini dimulai setelah dirumuskannya indikator-indikator pembelajaran.

Jadi tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pendefinisian (define).

Kegiatan dalam tahap ini meliputi membuat design perangkat pembelajaran

dan membuat design instrumen penelitian.

69

3.2.2.1 Design Perangkat Pembelajaran

Pada langkah ini dilakukan perancangan perangkat pembelajaran yang meliputi

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku Guru

(BG), Buku Siswa (BS), dan CD Pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan antara lain

(1) penentuan media pembelajaran, (2) pemilihan format perangkat pembelajaran yang

digunakan, dan (3) pembuatan design awal perangkat pembelajaran.

3.2.2.1.1 Pemilihan Media

Pemilian media disesuaikan dengan analisis siswa, analisa tugas, analisis

materi, dan fasilitas yang tersedia di sekolah. Dalam hal ini media yang digunakan

meliputi: (1) kerangka kubus dan limas, sebagai media yang menampilkan visual 3-D

sehingga dapat membantu proses imajinasi siswa; (2) CD pembelajaran, laptop/PC dan

LCD, sebagai media belajar interaktif yang dapat menampilkan visualisasi yang lebih

menarik; (3) buku siswa dan buku guru, sebagai media belajar utama karena memuat

informasi yang lebih lengkap.

3.2.2.1.2 Pemilihan Format

Pemilihan format perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam

penelitian ini disesuaikan dengan faktor-faktor yang telah dijabarkan pada indikator

pembelajaran dan pendekatan pembelajaran yang digunakan, dalam hal ini cooperative

learning model two stay two stray berbasis SMART. Format yang dipilih adalah untuk

mendesain isi, pemilihan strategi pembelajaran, dan sumber belajar.

3.2.2.1.3 Desain Awal

70

Desain awal merupakan desain perangkat pembelajaran yang menggambarkan

aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dengan cooperative learning model two

stay two stray berbasis SMART. Desain awal perangkat pembelajaran yang dirancang,

disebut dengan Draft I. Design ini belum dapat dipakai untuk uji coba lapangan karena

harus divalidasi oleh ahli/pakar.

3.2.2.2 Design Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dikembangkan meliputi lembar pengamatan

aktivitas siswa, lembar pengamatan keterampilan siswa, lembar pengamatan

pengelolaan kelas, lembar validasi perangkat pembelajaran, dan instrument tes hasil

belajar. Design instrumen penelitian ini disusun dalam kerangka atau memenuhi

unsur-unsur SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, and Time-Bound).

3.2.2.2.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa (LPAS) yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah lembar yang digunakan untuk menilai keaktifan/aktivitas siswa selama

pembelajaran materi dimensi dengan cooperative learning model two stay two stray

berbasis SMART, sedangkan aktivitas pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah aktivitas siswa yang diukur dari sisi kuantitatifnya. Indikator yang

digunakan pada LPAS dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Sikap siswa dalam pembelajaran secara global

(1) Aktivitas dalam menyelesaikan tugas prasyarat/tugas sebelumnya

(2) Perhatian dalam mengikuti pelajaran

(3) Aktivitas dalam menanggapi penjelasan guru

(4) Aktivitas dalam menggunakan media pembelajaran

71

(5) Aktivitas dalam merangkum materi (penjelasan guru)

(6) Aktivitas dalam menyelesaikan tugas individual (post tes)

(7) Aktivitas dalam menerima tugas berikutnya

B. Keaktifan dalam mengikuti pembelajaran kooperatif model TSTS berbasis

SMART

(8) Aktivitas dalam menanggapi pembelajaran dengan cooperative

learning model TSTS berbasis SMART

(9) Aktivitas dalam bekerja sama dan berinteraksi dengan teman satu

kelompok

(10) Aktivitas dalam mengajukan alternative pemecahan masalah

(11) Aktivitas dalam bertanya/menanggapi hal-hal yang membingungkan

dalam diskusi kelompok

(12) Aktivitas dalam memberi saran atau mengeluarkan pendapat dalam

diskusi

(13) Aktivitas dalam membuat catatan penting terhadap hasil diskusi dan

penjelasan guru

(14) Aktivitas dalam membuat gambar/illustrasi yang dapat membantu

menyelesaikan permasalah dimensi tiga

(15) Aktivitas dalam menyelesaikan soal-soal latihan selama proses diskusi

(16) Aktivitas dalam bekerja sama dan berinteraksi ketika menerima atau

menjadi tamu kelompok lain

(17) Aktivitas dalam menyusun hasil diskusi akhir (penyempurnaan) pada

kelompoknya setelah mendapatkan masukan dari kelompok yang lain

72

(18) Menerima hasil keputusan diskusi kelompok

(19) Aktivitas dalam menanggapi bimbingan guru dan teman dalam

pembelajaran

(20) Aktivitas dalam mempresentasikan hasil diskusi

3.2.2.2.2 Lembar Pengamatan Keterampilan Siswa

Lembar Pengamatan Keterampilan Siswa (LPKS) yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah lembar yang digunakan untuk menilai keterampilan proses siswa

selama pembelajaran materi dimensi dengan cooperative learning model two stay two

stray berbasis SMART, sedangkan keterampilan siswa yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah sisi kualitatif pada aktivitas siswa. Indikator LPKS yang

digunakan pada sebagai berikut:

A. Keterampilan siswa dalam pembelajaran secara global

(1) Keterampilan dalam menyelesaikan tugas prasyarat/tugas sebelumnya.

(2) Keterampilan dalam membuat catatan penting selama proses

pembelajaran

(3) Keterampilan dalam proses tanya jawab (dialog) dengan guru

(4) Keterampilan dalam memilih media pembelajaran yang tepat

(5) Keterampilan menggunakan media pembelajaran yang disediakan

(6) Keterampilan dalam merangkum hasil pembelajaran

(7) Keterampilan dalam menyelesaiakan soal individual (post tes)

B. Keterampilan dalam mengikuti pembelajaran kooperatif model TSTS

berbasis SMART

73

(8) Keterampilan menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam cooperative

learning model TSTS

(9) Keterampilan dalam bekerja sama dan berinteraksi dengan teman satu

kelompok

(10) Keterampilan dalam bertanya/menanggapi hal-hal yang

membingungkan dalam diskusi kelompok

(11) Keterampilan memberi saran atau mengeluarkan pendapat dalam

diskusi kelompok

(12) Keterampilan dalam membuat catatan penting terhadap hasil diskusi

(13) Keterampilan dalam membuat gambar/illustrasi yang dapat membantu

menyelesaikan permasalah dimensi tiga

(14) Keterampilan dalam menyelesaikan soal-soal latihan sesuai dengan

batas waktu yang ditentukan

(15) Kemampuan melaksanakan cara kerja sesuai petunjuk

(16) Keterampilan dalam bekerja sama dan berinteraksi ketika menerima

atau menjadi tamu kelompok lain

(17) Keterampilan dalam menanggapi bimbingan guru dan teman dalam

pembelajaran

(18) Keterampilan dalam menyusun hasil diskusi akhir (penyempurnaan)

pada kelompoknya setelah mendapatkan masukan dari kelompok yang lain.

(19) Keterampilan dalam mempertahankan hasil diskusi cooperative

learning model TSTS dalam kegiatan presentasi

74

(20) Keterampilan dalam mengelola waktu kegiatan cooperative learning

model TSTS

3.2.2.2.3 Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran

Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran (LPPP) yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah lembar pengamatan yang digunakan untuk menilai kemampuan

guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan cooperative learning model two stay

two stray berbasis SMART. Pengamatan ini penting dilakukan untuk mengurangi bias

dalam penelitian ini disebabkan karena proses pembelajaran yang dijalankan tidak

menggunakan pendekatan yang telah ditetapkan.

Indikator pada LPPP dengan menggunakan cooperative learning model two stay two

stray berbasis SMART adalah sebagai berikut:

1) Specific

(a) Pada kegiatan pendahuluan, guru memotivasi/mengkomunikasikan

kompetensi dasar (tujuan pembelajaran).

(b) Pada kegiatan pendahuluan, guru mengaitkan pelajaran hari ini dengan

pelajaran sebelumnya.

2) Measurable

(a) Pada kegiatan pendahuluan, guru mengkomunikasikan indikator

pembelajaran.

(b) Indikator-indikator pembelajaran mencerminkan kompetensi dasar

yang hendak dicapai.

(c) Indikator-indikator pembelajaran telah jelas dan terfokus.

75

(d) Indikator-indikator pembelajaran memuat kata kerja operasional yang

mudah diukur tingkat dan bentuk keberhasilannya.

(e) Pada kegiatan penutup, guru melakukan proses penilaian .

(f) Instrumen penilaian mencerminkan alat ukur dalam pencapaian

indikator.

3) Achievable

(a) Pada kegiatan inti, guru melaksanakan skenario pembelajaran dengan

menggunakan cooperative learning model two stay two stray.

(b) Secara bergiliran, guru mendorong masing-masing kelompok

menemukan jawaban dan cara untuk menjawab.

(c) Guru mendorong siswa untuk mengemukakan pemikiran sendiri atau

menanggapi pemikiran rekannya pada saat diskusi.

(d) Guru mengamati cara masing-masing kelompok dalam menyelesaikan

soal.

(e) Guru mendorong siswa untuk menghargai pendapat rekannya.

(f) Guru mendorong siswa bertanya/memberi masukan ketika menjadi

tamu atau menerima tamu sebagai bahan masukan/perbaikan hasil diskusi

awal.

(g) Guru mengarahkan siswa dalam menyusun laporan akhir diskusi.

(h) Guru meminta masing-masing kelompok menceritakan dan

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

(i) Guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan dari suatu

prosedur/konsep.

76

(j) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau

menjawab pertanyaan guru/teman.

4) Realistic

(a) Pada kegiatan inti, guru menyajikan masalah/soal yang sesuai dengan

tingkat kemampuan siswa.

(b) Guru membagi siswa dalam kelompok heterogen.

(c) Guru menggunakan sumber/media pembelajaran yang sesuai dengan

tujuan, materi dan karakteristik siswa.

5) Time-bound

(a) Guru memberikan dan menjalankan alokasi waktu pada pelaksanaan

diskusi kelompok (untuk masing-masing tahapan cooperative learning model

TSTS)

(b) Guru memberikan dan menjalankan alokasi waktu kegiatan pembelajaran

sesuai yang tercantum dalam RPP.

3.2.2.2.4 Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran

Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran (LVPP) adalah alat yang digunakan

untuk memberikan penilaian oleh ahli/pakar terhadap perangkat pembelajaran yang

dikembangkan. Penilaian tiap indicator dari LVPP dikategorikan dalam kategori: (4)

valid; (3) cukup valid; (2) kurang valid; dan (1) tidak valid. Indikator pada LVPP

dengan cooperative learning model two stay two stray berbasis SMART dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Silabus

A. Karakteristik Khusus Berbasis SMART

77

(a) Silabus yang dikembangkan

memenuhi kriteria specific

(b) Silabus yang dikembangkan

memenuhi kriteria measurable

(c) Silabus yang dikembangkan

memenuhi kriteria achievable

(d) Silabus yang dikembangkan

memenuhi kriteria realistic

(e) Silabus yang dikembangkan

memenuhi kriteria time bound

B. Karakteristik Khusus Cooperative Learning tipe TSTS

(f) Silabus yang dikembangkan

memuat fase-fase cooperative learning

(g) Penjabaran cooperative learning

memuat langkah-langkah Two Stay Two Stray (TSTS)

C. Kareakteristik Khusus tentang Komponen Silabus

(h) Kelengkapan komponen silabus

(i) Kejelasan skenario pembelajaran

(j) Kesesuaian teknik dengan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai

(k) Pengorganisasian materi ajar

(l) Kejelasan teknik penilaian

(m) Kelengkapan instrumen

78

(n) Pemilihan sumber/media

pembelajaran

(o) Kesesuaian antara beban materi

dengan waktu yang tersedia

(p) Penggunaan bahasa

D. Karakteristik Umum Pengembangan Perangkat Pembelajaran

(q) Silabus dikembangkan untuk

perbaikan kualitas pembelajaran

(r) Silabus dirancang dengan

pendekatan sistem

(s) Silabus didesain mengacu pada

kemudahan belajar dan bagaimana siswa belajar

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A. Karakteristik Khusus Berbasis

SMART

(f) RPP yang dikembangkan memenuhi kriteria specific

(g) RPP yang dikembangkan memenuhi kriteria measurable

(h) RPP yang dikembangkan memenuhi kriteria achievable

(i) RPP yang dikembangkan memenuhi kriteria realistic

(j) RPP yang dikembangkan memenuhi kriteria time bound

B. Karakteristik Khusus

Cooperative Learning tipe TSTS

79

(f) RPP yang dikembangkan memuat fase-fase cooperative learning

(g) Penjabaran cooperative learning memuat langkah-langkah Two Stay

Two Stray (TSTS)

C. Kareakteristik Khusus tentang Komponen RPP

(h) Kelengkapan komponen RPP

(i) Keselarasan Silabus dan RPP

(j) Kejelasan skenario pembelajaran

(k) Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

(l) Pengorganisasian materi ajar

(m) Kejelasan teknik penilaian

(n) Kelengkapan instrumen

(o) Pemilihan sumber/media pembelajaran

(p) Kesesuaian antara beban materi dengan waktu yang tersedia

(q) Penggunaan bahasa

D. Karakteristik Umum Pengembangan Perangkat Pembelajaran

(r) RPP dikembangkan untuk perbaikan kualitas pembelajaran

(s) RPP dirancang dengan pendekatan sistem

(t) RPP didesain mengacu pada kemudahan belajar dan

bagaimana siswa belajar

3) Buku Guru

A. Karakteristik Khusus Berbasis SMART

(a) Peta konsep telah dijabarkan dengan baik,

80

(b) Penjabaran tujuan/indikator yang memenuhi unsur specific,

(c) Penjabaran tujuan/indikator yang memenuhi unsur measurable,

(d) Materi yang disajikan memenuhi unsur achievable,

(e) Kedalaman materi yang disajikan memenuhi unsur realistic,

(f) Soal latihan yang diberikan memenuhi unsur realistic,

(g) Batasan waktu pencapaian memenuhi aspek time bound

B. Karakteristik Khusus Cooperative Learning model TSTS

(h) Buku guru yang dikembangkan memuat fase-

fase cooperative learning

(i) Buku guru yang dikembangkan memuat

langkah-langkah model Two Stay Two Stray (TSTS)

C. Karakteristik Umum

(h) Kesesuaian isi dengan tujuan

(i) Kebenaran konsep

(j) Urutan konsep

(k) Keterbacaan/bahasa

(l) Komponen kegrafisan dalam buku guru

4) Buku Siswa

A. Karakteristik Khusus Berbasis SMART

(a) Peta konsep telah dijabarkan dengan baik,

(b) Penjabaran tujuan/indikator yang memenuhi unsur

specific,

81

(c) Penjabaran tujuan/indikator yang memenuhi unsur

measurable,

(d) Materi yang disajikan memenuhi unsur achievable,

(e) Kedalaman materi yang disajikan memenuhi unsur

realistic,

(f) Soal latihan yang diberikan memenuhi unsur realistic,

(g) Batasan waktu pencapaian memenuhi aspek time bound,

B. Karakteristik Khusus Cooperative Learning tipe TSTS

(h) Buku siswa yang dikembangkan memuat fase-fase cooperative

learning

(i) Buku siswa memuat langkah-langkah model Two Stay Two Stray

(TSTS)

C. Karakteristik Umum

(j) Kesesuaian isi dengan tujuan

(k) Kebenaran konsep

(l) Urutan konsep

(m) Keterbacaan/bahasa

(n) Komponen kegrafisan dalam buku siswa

(o) Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien

(p) Kelengkapan buku siswa sebagai bahan ajar

5) CD Pembelajaran

A. Karakteristik Khusus Berbasis SMART

(a) Peta konsep telah dijabarkan dengan baik,

82

(b) Penjabaran tujuan/indikator yang memenuhi unsur

specific,

(c) Penjabaran tujuan/indikator yang memenuhi unsur

measurable,

(d) Materi yang disajikan memenuhi unsur achievable,

(e) Kedalaman materi yang disajikan memenuhi unsur

realistic,

(f) Soal latihan yang diberikan memenuhi unsur realistic,

(g) Batasan waktu pencapaian memenuhi aspek time bound,

B. Karakteristik Umum

(h) Kesesuaian isi dengan tujuan,

(i) Kebenaran konsep,

(j) Urutan konsep,

(k) Keterbacaan/bahasa,

(l) Komponen kegrafisan dalam CD pembelajaran

(m) Memiliki kualitas artistik yang memadai

(n) Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien

(o) Kelengkapan CD pembelajaran sebagai bahan

ajar

3.2.3 Tahap Pengembangan (Develope)

Tujuan tahap pengembangan adalah untuk menghasilkan perangkat

pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain validasi

perangkat pembelajaran dan validasi instrumen penelitian.

83

3.2.3.1 Validasi Perangkat Pembelajaran

Validasi perangkat pembelajaran dilakukan oleh para pakar (expert) untuk

mendapatkan masukan dalam menyusun dan merevisi perangkat pembelajaran yang

akan diuji cobakan dalam tahap selanjutnya. Untuk keperluan validasi, peneliti

membuat lembar validasi perangkat pembelajaran (LVPP) yang memuat materi

validasi, indikator penilaian, skor penilaian kuantitatif dan saran validator. Perangkat

pembelajaran yang telah divalidasi disebut Draft II.

3.2.3.2 Uji Coba

1) Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian adalah siswa kelas X SMA Al Hikmah Sirampog

Brebes. Dari 5 kelas yang ada, peneliti memilih 3 kelas yang dibagi atas 1 kelas uji

coba, 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Kelas uji coba merupakan kelas yang

digunakan untuk menguji coba Draf I instrumen THB . Kelas eksperimen merupakan

kelas yang diberi perlakuan khusus, dan kelas kontrol merupakan kelas yang tidak

diberi perlakuan khusus. Daftar nama dan kode nama siswa kelas eksperimen, kelas

control, dan kelas uji coba berturut-turun dapat dilihat pada Lampiran 3.1, Lampiran

3.2 dan Lampiran 3.3.

2) Uji Coba Perangkat Pembelajaran.

Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh pakar (expert) selanjutnya

dilakukan uji coba perangkat pembelajaran untuk mengetahui efektivitas

penggunaannya di lapangan. Uji coba hanya dilakukan di kelas eksperimen.

3) Uji Coba Instrumen

84

Draf I instrumen soal yang telah dibuat diuji cobakan di kelas uji coba untuk

mengetahui kualitas butir soal, dan sebagai masukan untuk merevisinya kembali.

Kualitas butir soal yang dimaksud meliputi reliabilitas, validitas, dan daya pembeda.

Hasil analisa butir soal tersebut selanjutnya digunakan untuk menyusun draf akhir

instrument soal yang akan digunakan di kelas eksperimen dan di kelas kontrol untuk

mengukur ketuntasan dan perbedaan prestasi belajar pada kedua kelas tersebut.

4) Rancangan Uji Coba

Rancangan uji coba yang digunakan dalam pengembangan ini adalah desain

kelompok kontrol hanya postes. Diagram dari desain ini dapat dilihat pada diagram

dibawah ini:

A X1 O

A X2 O

Keterangan : A : pengelompokan siswa secar acak

X1 : perlakuan khusus (Cooperative Learning model TSTS)

X2 : perlakuan biasa

O : postes (Ruseffendi, 1994: 46)

Dalam pelaksanaan uji coba, yang mengajar Matematika sesuai dengan RPP adalah

guru, selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan Draft III.

Secara keseluruhan, tahap/alur pengembangan perangkat pembelajaran yang

dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini.

85

Analisis Awal Akhir

Analisis Siswa

Analisis Materi

Analisis Tugas

Perumusan Indikator

Merancang Perangkat Pembelajarandan instrumen Penelitian (Draft I)

Validasi Ahli Draf I

Draf II

Ujicoba

Analisis hasil ujicoba

Revisi Draf II

Draf III (Naskah final)

Define

Design

Develop

Revisi Draf I

Gambar 3.1: Modifikasi tahapan pengembangan perangkat pembelajaran dengan model Thiagarajan, Semmel & Semmel

3.3 Teknik Analisis Data

86

Teknik analisis data pada instrument penelitian yang dikembangkan untuk

menunjang perangkat pembelajaran dalam penelitian ini adalah:

3.3.1 Analisis Instrumen Soal Tes Hasil Belajar (THB)

Tes hasil belajar yaitu untuk memperoleh data tentang hasil belajar

matematika siswa. Pada penelitian ini akan digunakan suatu instrument untuk

mengetahui prestasi belajar siswa yaitu tes. Untuk soal tes, teknis analisis yang

digunakan yaitu dengan uji validitas, reliabilitas, dan daya pembeda.

1) Validitas

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak

diukur. Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus product moment.

Rumus korelasi product moment ada dua macam, yaitu:

a. Rumus korelasi product moment dengan simpangan (Arikunto, 2006: 70):

rxy =

dimana:

rxy = Koefisien korelasi antara soal-soal dari yang dicari validitasnya dengan

skor total

= Jumlah perkalian x dan y

x2 = (x : )

y2 = (y : )

b. Rumus korelasi product moment dengan angka kasar:

87

Mengingat tingkat validitas diperhitungkan dengan menggunakan skor-skor

mentah atau skor-skor kotor, maka koefisien korelasi yang menunjukkan tingkat

kesalahan harus diperhalus. Untuk memperhalus digunakan rumus (Waridjan, 1991:

355) sebagai berikut:

rxy =

Keterangan:

rxy = Korelasi antar soal-soal dari yang dicari validitasnya dengan skor total

DSx = Standar deviasi skor yang dicari validitasnya

DSy = Standar deviasi skor total

Rumus mencari DSx dan DSy adalah:

DSx = dan DSy =

Keterangan:

DSx = Standar deviasi skor yang dicari validitasnya

DSy = Standar deviasi skor total

(x : simpangan skor dari rata-rata)

(y : simpangan skor total dari rata-rata)

Kritenia yang digunakan untuk menentukan koefisien korelasi menurut

Waridjan (1991: 348) adalah sebagai berikut:

0,00 rxy < 0,20 : validitas kurang nyata

88

0,20 rxy < 0,40 : validitas lebih nyata tetapi rendah

0,40 rxy < 0,70 : validitas cukup nyata atau sedang

0,70 rxy < 0,99 : validitasnya sangat nyata atau tinggi

rxy = 1,00 : validitasnya sempurna

2) Reliabilitas

Suatu alat evaluasi dikatakan reliable jika hasilnya relative tetep, tidak

dipengaruhi oleh factor waktu, situasi dan kondisi. Untuk menentukan koefisien

reliabilitas tes dapat digunakan metode belah dua (split-half method) dari Spearman-

Brown (Arikunto, 2006: 93) sebagai berikut:

Di mana:

= koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

= korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Kriteria untuk menentukan koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:

0,80 < r11 < 1.00 :Sangat tinggi

0,60 < r11 < 0,80 : Tinggi

0,40 < r11 < 0,60 : Sedang

0,20 < r11 < 0,40 : Rendah

0,00 < r11 < 0,20 : Sangat Rendah

3) Daya Pembeda

89

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai

(berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut

indeks diskriminasi (D). Untuk menentukan besarnya daya beda (nilai D) digunakan

rumus (Arikunto, 2007: 211-214) sebagai berikut:

Keterangan :

JA : banyaknya peserta kelompok atas

JB : banyaknya peserta kelompok bawah

BA : banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

BB : banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda :

: semua tidak baik dan harus dibuang.

: jelek (poor)

: cukup (satisfactory)

: baik (good)

: baik sekali (excellent)

Sedangkan untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk uraian adalah dengan

menggunakan rumus:

90

Klasifikasi daya pembeda:

: soal diterima baik

: soal diterima tapi perlu perbaikan

: soal diperbaiki

: soal dibuang/tidak dipakai (Crocker dan Algina dalam

Depdiknas, 2008: 12)

3.3.2 Analisis Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa, Keterampilan Siswa, dan

Aktivits Guru

Format pengamatan guru dan siswa dalam pembelajaran meliputi aktivitas

siswa, keterampilan siswa, dan aktivitas guru selama pembelajaran. Dari data tentang

aktivitas siswa, keterampilan siswa, dan aktivitas guru selanjutnya dianalisis dengan

analisis rata-rata ( ). Hasil pengamatan tersebut selanjutnya digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk merevisi perangkat pembelajaran. Kriteria aktivitas siswa,

keterampilan siswa, dan aktivitas guru terhadap pelajaran dalam penelitian ini

ditetapkan sebagai berikut:

: jelek

: kurang baik

: cukup baik

: baik

: sangat baik

3.3.3 Analisis Efektivitas Pembelajaran dengan Cooperative Learning model Two

Stay Two Stray Berbasis SMART

91

Seperti telah dijelaskan pada bab I sub bab 1.6 tentang batasan masalah bahwa

keberhasilan pengembangan perangkat pembelajran matematika dinilai dengan

mengukur keefektifan hasil belajar. Hasil belajar yang diukur meliputi aktivitas,

keterampilan siswa, dan prestasi belajar. Jadi, untuk menjawab apakah penggunaan

cooperative learning model two stay two stray berbasis SMART efektif meningkatkan

hasil belajar siswa (hipotesis 2), secara statistika dilakukan uji ketuntasan, uji

pengaruh, dan uji banding terhadap variabel-variabel penelitian.

3.3.3.1Uji Ketuntasan Hasil Belajar

Hasil belajar yang hendak diuji ketuntasannya dalam penelitian ini ada tiga

jenis yaitu aktivitas siswa, keterampilan siswa, dan prestasi belajar siswa.

1) Uji Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa

Uji ketuntasan prestasi belajar digunakan untuk mengetahui ketercapaian

ketuntasan siswa pada materi dimensi tiga dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan

Minimal SMA Al Hikmah Kecamatan Sirampog yang besarnya 62 dengan ketuntasan

klasikal 65%. Jadi, data variabel penelitian diuji apakah memenuhi nilai 62 atau tidak.

Untuk uji ketuntasan klasikal digunakan uji rata-rata dua pihak. Hipotesis statistiknya

sebagai berikut:

Hipotesis Ho :

H1 :

Rumus yang digunakan untuk menghitung ketuntasan prestasi belajar secara klasikal

adalah sebagai berikut:

92

Keterangan :

: nilai rata-rata prestasi belajar

: nilai rata-rata yang dihipotesiskan (KKM)

: simpangan baku sampel

: banyaknya sampel

Analisa uji ketuntasan prestasi secara klasikal juga dapat menggunakan program

SPSS. Dalam penelitian ini olah data menggunakan One Sample Test.

Selanjutnya hasil tersebut dibandingkan dengan nilai t table menggunakan

dan . Terima Ho jika .

Sedangkan untuk uji ketuntasan prestasi belajar individual digunakan uji proporsi dua

pihak. Hipotesis statistiknya sebagai berikut:

Hipotesis Ho :

H1 :

Rumus yang digunakan untuk menghitung ketuntasan prestasi belajar individual

(Sudjana, 2005: 233-234) adalah sebagai berikut:

Keterangan :

: proporsi sampel

: nilai proporsi yang dihipotesiskan

: banyaknya sampel

93

Selanjutnya hasil tersebut dibandingkan dengan nilai tabel z menggunakan taraf nyata

. Terima Ho jika .

2) Uji Ketuntasan Aktivitas Siswa

Uji ketuntasan keaktifan siswa digunakan untuk mengetahui ketercapaian

ketuntasan aktivitas siswa pada materi dimensi tiga dibandingkan dengan Kriteria

Ketuntasan Keaktifan Minimal SMA Al Hikmah Kecamatan Sirampog yang besarnya

3,25 (65% dari nilai maksimum). Jadi, data variabel penelitian diuji apakah memenuhi

nilai 3,25 atau tidak.

Untuk uji ketuntasan aktivitas digunakan uji rata-rata dua pihak. Hipotesis statistiknya

sebagai berikut:

Hipotesis Ho :

H1 :

Rumus yang digunakan untuk menghitung ketuntasan aktivitas siswa sama dengan

rumus yang digunakan untuk menghitung ketuntasan prestasi belajar siswa secara

klasikal (T test).

3) Uji Ketuntasan Keterampilan Siswa

Uji ketuntasan keterampilan siswa digunakan untuk mengetahui ketercapaian

ketuntasan keterampilan siswa pada materi dimensi tiga dibandingkan dengan Kriteria

Ketuntasan Keterampilan Minimal SMA Al Hikmah Kecamatan Sirampog yang

besarnya 3,25 (65% dari nilai maksimum). Jadi, data variabel penelitian diuji apakah

memenuhi nilai 3,25 atau tidak.

Untuk uji ketuntasan keaktifan digunakan uji rata-rata dua pihak. Hipotesis

statistiknya sebagai berikut:

94

Hipotesis Ho :

H1 :

Rumus yang digunakan untuk menghitung ketuntasan keterampilan siswa sama

dengan rumus yang digunakan untuk menghitung ketuntasan prestasi belajar siswa (T

test).

3.3.3.2Uji Pengaruh

Uji pengaruh digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

(aktivitas dan keterampilan proses) terhadap variabel dependen (prestasi belajar).

1) Uji Pengaruh Aktivitas Siswa (X1) terhadap Prestasi Belajar

(Y)

Untuk uji pengaruh ini digunakan uji regresi sederhana dengan hipotesis

sebagai berikut:

Hipotesis Ho : (regresi tidak linear)

H1 :

Persamaan regresi yang digunakan:

= a + bX1

Dimana :

a =

b = (Sugiyono,2002:245).

Analisa uji regresi sederhana juga dapat menggunakan program SPSS. Jika

menggunakan program SPSS, maka Ho ditolak jika nilai sig lebih kecil dari 5% yang

95

berarti persamaan linear. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya konstribusi variable

X1 terhadap Y dapat dilihat dari nilai R2 (R square) (Sukestiyarno, 2008).

2) Uji Pengaruh Keterampilan Siswa (X2 )terhadap Prestasi

Belajar (Y)

Untuk uji pengaruh ini digunakan uji regresi sederhana dengan hipotesis

sebagai berikut:

Hipotesis Ho : (regresi tidak linear)

H1 :

Persamaan regresi yang digunakan:

= a + bX2

Dimana :

a =

b = (Sugiyono,2002:245).

Analisa uji regresi sederhana juga dapat menggunakan program SPSS. Jika

menggunakan program SPSS, maka Ho ditolak jika nilai sig lebih kecil dari 5% yang

berarti persamaan linear. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya konstribusi variable

X2 terhadap Y dapat dilihat dari nilai R2 (R square) (Sukestiyarno, 2008).

3) Uji Pengaruh secara Bersama-sama (Aktivitas dan

Keterampilan Siswa) terhadap Prestasi Belajar

96

Untuk uji pengaruh ini digunakan uji regresi ganda dengan hipotesis sebagai

berikut:

Hipotesis Ho : , dimana

H1 :

Persamaan regresi yang digunakan (Sudjana, 2005: 349):

Dimana:

Ho ditolak apabila Fh (F hitung) > Ft (F table). Ft dicari dari table distribusi F

dengan derajat kesalahan dan dk = k, sedangkan Fh dihitung menggunakan rumus:

,

dimana dan

Analisa uji regresi ganda juga dapat menggunakan program SPSS. Jika

menggunakan program SPSS, maka Ho ditolak jika nilai sig lebih kecil dari 5% yang

berarti persamaan linear. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya konstribusi variable

97

X1 dan X2 terhadap Y dapat dilihat dari nilai R2 (R square) (Sukestiyarno, 2008: 46-

47).

3.3.3.3Uji Perbedaan (Uji Banding)

Uji banding disini dimaksudkan untuk membandingkan rataan suatu variable

antara sampel dari kelas eksperimen dan sampel dari kelas kontrol. Hipotesis yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Hipotesis Ho :

H1 :

Dengan mengasumsikan bahwa kedua kelas mempunyai varians yang sama, dalam

penelitan ini rumus uji statistik yang digunakan (Sudjana, 2005) adalah:

dimana

Terima Ho jika

Analisa uji perbedaan juga dapat menggunakan program SPSS. Karena dalam

penelitian ini terdapat dua sampel dari suatu variabel, maka olah data menggunakan

Independent Sampel T-Test. Hasil uji kesamaan varian dapat dilihat dari nilai F dan sig

pada kolom Levene’s Test for Equality of Variances. Sedangkan hasil uji kesamaan

rata-ata dapat dilihat dari nilai sig pada kolom t-test for Equality of Means. Ho

ditolak jika nilai sig lebih kecil dari 5% (Sukestiyarno, 2008: 49-53).

98