bab iii metode penelitian 3.1 3.1 -...
TRANSCRIPT
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Subjek Penelitian
3.1.1 Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tegalrejo yang terletak di Jalan
Jumprit Km 4 Desa Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung
Provinsi Jawa Tengah. Letak SDN 2 Tegalrejo, kurang lebih 28 km dari Dinas
Pendidikan Kabupaten Temanggung.
Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014
selama 3 bulan pada bulan Februari sampai April 2014. Pada bulan Februari,
penulis mengadakan persiapan yaitu observasi di kelas, menyusun proposal dan
menyiapkan instrumennya. Pada awal Maret, penulis sudah mulai melaksanakan
uji validitas siklus I dan II kemudian dilanjutkan pelaksanaan penelitian sampai
akhir Maret. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No Pelaksanaan Penelitian Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi
2
Penyusunan proposal dan
soal-soal untuk uji
validitas
3 Uji validitas soal siklus 1
dan siklus 2
4
Siklus 1
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
5
Siklus 2
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
6 Pelaporan
29
3.1.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Tegalrejo. Jumlah siswa
sebanyak 21 anak dengan siswa laki-laki sebanyak 13 anak dan perempuan 8
anak. Karakteristik anak kelas V SDN SDN 2 Tegalrejo suka bermain dan suka
dengan hal-hal baru. Alasan penulis mengambil SDN 2 Tegalrejo sebagai tempat
penelitian karena hasil belajar IPA siswa kelas V cenderung rendah. Hal ini
terlihat dari tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan rendah,
tingkat konsentrasi rendah, dan hasil belajar beberapa siswa yang tidak memenuhi
KKM.
3.2 Variabel Penelitian
Menurut Slameto (2012: 138), variabel penelitian didefinisikan sebagai
faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi. Secara teoritis
menurut Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2010: 60), variabel dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara
satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Kerlinger
(1973) dalam Sugiyono (2010: 61) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak
atau sifat yang akan dipelajari. Variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang
diambil dari suatu nilai yang berbeda.
Berdasarkan pengertian variabel menurut para ahli, dapat disimpulkan
bahwa variabel adalah segala sesuatu yang bila diukur memberikan nilai yang
bervariasi dan tiap objek yang diteliti itu nilainya berbeda dengan yang lainnya.
Dalam penelitian tindakan kelas ini ada dua variabel yang terdiri dari variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel-variabel tersebut antara lain:
3.2.1 Variabel bebas (x)
Variabel bebas dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata. Model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan suatu model
pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok
30
heterogen. Siswa terlibat secara aktif baik dalam perencanaan pembelajaran,
investigasi atau penyelidikan dan sampai ke laporan hasil penyelidikan kepada
seluruh kelas. Seluruh anggota bertanggung jawab atas kontribusi masing-masing
kepada kelompok yang nantinya kontribusi tersebut dipakai untuk memecahkan
masalah secara bersama-sama dengan bantuan benda nyata sebagai sumber
informasi langsung. Dengan bantuan benda nyata, siswa akan lebih mudah
mencari bahan sebagai alat untuk melakukan investigasi atau penyelidikan
sehingga waktu yang diperlukan tidak cukup lama karena siswa tidak perlu
mencari alat yang diperlukan.
3.2.2 Variabel terikat (y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA. Hasil belajar
merupakan faktor penentu keberhasilan suatu pembelajaran. Hasil belajar dalam
penelitian ini dapat diartikan sebagai hasil akhir dari proses kegiatan belajar siswa
yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor yang berupa angka sesuai dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ditetapkan. Penulis mengambil
materi cahaya dan sifat-sifatnya dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar sebagai berikut.
Tabel 3.2
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui
kegiatan membuat suatu karya/model.
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat
cahaya.
3.3 Prosedur Penelitian
Jenis penelitian yang akan penulis lakukan adalah Penelitian Tindakan
Kelas atau PTK. Menurut Arikunto (2008) dalam Jasa Ungguh Mulyawan (2010),
PTK merupakan salah satu bentuk penelitian yang dilakukan di kelas. Manfaat
PTK sesungguhnya adalah untuk mencari jalan keluar dari suatu masalah di kelas
serta untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi.
Dengan melaksanakan PTK, diharapkan guru dapat menerapkan
pembelajaran yang membuat siswa aktif dan tertarik mengikuti pembelajaran.
31
Selain itu, siswa juga bisa belajar IPA melalui penemuan karena siswa akan lebih
memahami apabila siswa menemukan sendiri apa yang mereka pelajari.
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus dan tiap
siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Konsep pokok penelitian tindakan menurut
Kemmis dan Taggart (1988) dalam Rochiati Wiriaatmadja (2005: 66) terdapat
empat tahap rencana tindakan yaitu perencanaan (plan), tindakan (act),
pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Alur dalam penelitian ini sesuai
dengan model spiral dari Kemmis dan Taggart (1988) yang disajikan dalam bagan
berikut.
Gambar 3.1 Bagan Model PTK Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988)
3.3.1 Rencana Tindakan Siklus I
Rencana tindakan pada siklus I terdiri atas empat tahap, yaitu:
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana tindakan dalam siklus 1
dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Perencanaan
Tahap perencanaan ini berupa rencana kegiatan pelaksanaan siklus I, yaitu
menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti untuk memecahkan
masalah. Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah (1) menyusun RPP materi
cahaya dan sifat-sifatnya dengan model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation berbantuan benda nyata, (2) mempersiapkan sumber dan media
32
pembelajaran berupa benda- benda nyata yang berkaitan dengan pembelajaran
diantaranya lampu senter, lilin, gelas, sendok, sedotan, pensil, plastik bening,
kertas karton, dan cermin, dan batu, (3) menyiapkan lembar observasi guru dan
siswa, (4) menyiapkan soal evaluasi, (5) konsultasi dengan guru kelas.
Rencana pelaksanaan pembelajaran ini digunakan sebagai progam kerja
atau pedoman dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Dalam rencana pembelajaran ini, penulis
menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran kooperatif
tipe group investigation berbantuan benda nyata. Rencana yang telah dipersiapkan
oleh penulis selanjutnya dikonsultasikan dengan guru sebelum pelaksanaan
tindakan untuk menyesuaikan pembelajaran pada siswa.
Setelah menyusun rencana pembelajaran, penulis menyiapkan instrumen
penelitian yang berupa lembar observasi guru dan siswa serta peralatan
dokumentasi foto untuk memperoleh data nontes. Setelah menyiapkan alat tes dan
nontes, peneliti berkoordinasi dengan guru mata pelajaran mengenai kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Tindakan
Tindakan merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah
disiapkan. Tindakan yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran
group investigation berbantuan benda nyata pada siklus I ini sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun. Tindakan tersebut berlangsung selama tiga kali
pertemuan. Tindakan yang dilaksanakan pada pertemuan pertama dan kedua
meliputi pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan pada pertemuan ketiga adalah
evaluasi akhir atau post test. Untuk lebih jelasnya tahap pelaksanaan tindakan
siklus I pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal
Pada tahap ini guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa
kemudian guru memberikan apersepsi tentang pengalaman siswa saat
bercermin. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari bersama dan
33
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru menjelaskan bahwa
pembelajaran akan dilakukan dengan model kooperatif tipe group
investigation.
2. Kegiatan Inti
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah (1) siswa diminta
menjelaskan pengertian cahaya dengan bahasa sendiri, (2) siswa diberi
penjelasan oleh guru mengenai langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe
group investigation, (3) siswa dan guru menentukan topik yang akan
diselidiki, (4) siswa dibagi menjadi 4 kelompok menurut nomor absen @4-6
anak, (5) siswa bersama kelompok membuat perencanaan penyelidikan, (6)
siswa bersama kelompok melakukan percobaan berdasarkan tugas yang
diberikan guru sesuai undian yang diperoleh, (7) siswa bersama kelompok
membuktikan sifat cahaya merambat lurus, menembus benda bening,
menunjukkan pantulan cahaya mengenai cermin datar, cermin cekung dan
cermin cembung, dan proses pembiasan cahaya.
3. Kegiatan Penutup
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk belajar lagi di rumah
mengenai materi yang telah dipelajari hari ini dan mempersiapkan
penyelidikan untuk pertemuan selanjutnya.
Pertemuan 2
1. Kegiatan Pendahuluan
Pada tahap pendahuluan guru mengkondisikan siswa agar siap
menerima pelajaran. Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan materi
pertemuan yang lalu. Guru kemudian mengajak siswa untuk melanjutkan
tugas pada pertemuan sebelumnya.
2. Kegiatan Inti
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah (1) setiap kelompok
membuat kliping tentang sifat-sifat cahaya sesuai topik masing-masing
berdasarkan informasi yang diperoleh dari pertemuan sebelumnya, (2) setiap
kelompok mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas, (3) kelompok
lain menaggapi hasil presentasi dari kelompok yang berpresentasi.
34
3. Kegiatan Penutup
Pada tahap ini, guru mengulas kembali materi tentang sifat-sifat
cahaya yang telah dipelajari. Guru juga memberikan informasi bahwa pada
pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi sehingga di rumah siswa bisa
belajar kembali mengenai materi yang sudah dipelajari.
Pertemuan 3
Pada pertemuan ketiga, kegiatan yang dilaksanakan adalah evaluasi.
Dalam kegiatan ini guru membagikan soal tertulis untuk dikerjakan secara
individu, sebagai sarana pengukuran tingkat pemahaman. Evaluasi ini diberikan
pada akhir pertemuan siklus I. Siswa dan guru kemudian membahas hasil evaluasi
dan menghitung nilai akhir. Guru juga memberikan penghargaan bagi siswa yang
mendapat mendapat nilai terbaik untuk memotivasi siswa untuk lebih giat belajar.
Selanjutnya, siswa diminta memberi pendapat tentang proses pembelajaran yang
telah dilakukan. Apa sajakah kekurangan dari pembelajaran tersebut sehingga
guru dapat menginstrospeksi proses pembelajaran agar lebih baik lagi pada
pengajaran yang berikutnya.
3. Observasi
Tahap ini penulis berkolaborasi dengan teman sejawat guru sebagai
observer melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Observer melakukan pengamatan kepada keterlaksanaan tindakan guru dalam
pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation berbantuan benda nyata dengan materi cahaya dan sifat-sifatnya.
Observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dan
terhadap hasil evaluasi siswa.
4. Refleksi
Pada tahap ini penulis melakukan refleksi terhadap proses kegiatan belajar.
Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh
observer/teman sejawat guru terhadap keterlaksanaan tindakan guru kelas sesuai
model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata
35
dengan materi cahaya dan sifat-sifatnya. Setelah tahap refleksi dan siklus I selesai
dilaksanakan, maka diperoleh hasil. Hasil tersebut akan dianalisis apakah sudah
sesuai dengan perencanaan atau belum, serta kelemahan-kelemahan apa saja yang
menghambat proses belajar mengajar. Apabila hasil yang diperoleh belum
mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan, maka dilanjutkan pada siklus II.
3.3.2 Rencana Tindakan Siklus II
Pada siklus II pun kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti
pada siklus I hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan alokasi
waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian dengan indikator
pembelajaran yang berbeda. Siklus II merupakan penyempurnaan dari
kelemahan/kekurangan pada siklus I.
1. Perencanaan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah (1) menyusun
RPP dengan SK : Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model dan KD : Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Indikator pada siklus II
berbeda dari siklus I yaitu dengan materi pokok alat optik, (2) mempersiapkan
sumber dan media pembelajaran berupa alat-alat optik seperti mikroskop,
teropong, lup, dan teleskop, (3) menyiapkan lembar observasi guru dan siswa, (4)
menyiapkan soal evaluasi.
2. Pelaksanaan tindakan.
Tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah tindakan yang
merupakan perbaikan dari siklus I, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
menjadi penghambat pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan
benda nyata. Pada siklus II ini, peneliti berusaha memperbaiki proses
pembelajaran dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan dan saran-saran
dari siswa pada siklus I. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini sama seperti
pada siklus I yaitu terdiri atas tiga pertemuan meliputi pendahuluan, inti, dan
penutup.
36
Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah guru mempersilahkan
ketua kelas untuk memimpin doa dan memberikan salam. Guru kemudian
menginformasikan materi yang akan dipelajari bersama dengan model
pembelajaran yang sama dengan siklus I. Guru memberikan apersepsi dengan
menunjukkan contoh alat optik. Kemudian guru menginformasikan materi
yang akan dipelajari hari ini dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
2. Kegiatan Inti
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah (1) guru menggali
pengetahuan siswa dengan meminta siswa menyebutkan apa saja yang
termasuk alat optik, (2) guru bersama siswa menentukan topik yang akan
diselidiki dan membagi siswa menjadi 4 kelompok secara heterogen , (3)
perwakilan setiap kelompok diminta maju ke depan untuk mengambil alat
optik sebagai sarana untuk mengerjakan tugas, masing-masing kelompok
bertugas menyelidiki semua macam alat optik (4) siswa bersama kelompok
membuat perencanaan penyelidikan, (5) siswa bersama kelompok melakukan
percobaan berdasarkan tugas yang diberikan guru, (6) siswa bersama
kelompok menyelidiki contoh alat optik dan bagian-bagiannya, (7) siswa
bersama kelompok berdiskusi tentang contoh penggunaan alat optik dalam
kehidupan sehari-hari, (8) siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal
yang belum jelas.
3. Kegiatan Penutup
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk belajar lagi di rumah
mengenai materi yang telah dipelajari hari ini.
Pertemuan 2
Pada pertemuan kedua, kegiatan yang dilakukan adalah (1) setiap
kelompok membuat kliping tentang alat optik berdasarkan informasi yang
diperoleh dari pertemuan sebelumnya, (2) setiap kelompok mempresentasikan
hasil penelitian di depan kelas, (3) kelompok lain menaggapi hasil presentasi dari
37
kelompok yang berpresentasi, (4) guru mengulas kembali materi tentang alat optik
yang telah dipelajari.
Pertemuan 3
Pada pertemuan ketiga, kegiatan yang dilaksanakan adalah evaluasi.
Dalam kegiatan ini guru membagikan soal tertulis untuk dikerjakan secara
individu, sebagai sarana pengukuran tingkat pemahaman. Evaluasi ini diberikan
pada akhir pertemuan siklus II. Siswa dan guru kemudian membahas hasil
evaluasi dan menghitung nilai akhir. Hasil belajar yang diharapkan pada siklus II
ini lebih baik dari siklus I. Guru juga memberikan penghargaan bagi siswa yang
mendapat mendapat nilai terbaik untuk memotivasi siswa untuk lebih giat belajar.
Selanjutnya, guru memberikan pesan penyemangat agar pada pembelajaran
selanjutnya siswa lebih aktif dan bersemangat dalam belajar.
3. Observasi.
Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II ini pengamatan tetap dilakukan
terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan
untuk meningkatkan hasil tes siswa. Penulis melakukan pengamatan terhadap
siswa dengan menggunakan lembar observasi dengan observer teman sejawat dari
guru, dan melakukan pengambilan gambar. Observasi yang dilakukan pada siklus
II ini hampir sama dengan pelaksanaan observasi pada siklus I.
Dalam observasi data diperoleh melalui beberapa cara, yaitu (1) tes untuk
mengetahui hasil belajar IPA setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif
tipe group investigation berbantuan benda nyata, (2) observasi untuk mengetahui
kegiatan guru saat mengajar serta tingkah laku dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, (3) dokumentasi foto yang digunakan sebagai laporan
yang berupa gambar kegiatan guru saat mengajar dan aktivitas siswa selama
mengikuti pembelajaran.
4. Refleksi.
Refleksi yang dilakukan setelah selesai siklus II adalah menganalisis
keefektifan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Kemudian penulis menelaah
38
hasil penilaian evaluasi akhir pembelajaran siklus II. Penelitian selesai dan
berhasil jika persentase ketuntasan belajar siswa dalam siklus II sudah memenuhi
indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu sebanyak 85% siswa sudah
tuntas KKM.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa kelas V dalam mata pelajaran IPA di SDN
2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung setelah dilaksanakan
model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata
adalah sebagai berikut.
3.4.1.1 Observasi
Observasi yang dilakukan oleh observer adalah mengamati cara guru
mengajar dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran IPA siswa kelas V
SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata
pada siklus I dan II.
3.4.1.2 Tes
Dalam penelitian ini penulis akan mengadakan tes tertulis yang akan
dilaksanakan sesudah pelaksanaan tindakan. Hasil tes akan digunakan sebagai alat
ukur ketercapaian tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar
IPA siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation berbantuan benda nyata. Tes ini diberikan pada pertemuan ketiga
dari tiap siklus.
3.4.1.3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen–dokumen baik dokumen tertulis,
39
gambar maupun elektronik. Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh
data awal tentang nama siswa dan nilai hasil ulangan IPA siswa kelas V di SDN 2
Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Dokumentasi yang
dilakukan penulis adalah mengambil nilai ulangan harian siswa kelas V semester
II tahun pelajaran 2013/2014.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
3.4.2.1 Lembar Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. Data yang ingin diperoleh adalah untuk
mengetahui penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran koopertif tipe
group investigation berbantuan benda nyata serta perkembangan guru dan siswa
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model
koopertif group investigation berbantuan benda nyata.
Dalam penelitian ini, guru bertindak sebagai pelaksana pembelajaran.
Penulis meminta bantuan dari teman sejawat guru yang akan menjadi observer,
sementara penulis sendiri bertindak sebagai dokumenter dan pengamat proses
pembelajaran. Ada dua hal yang observer amati yaitu kegiatan guru saat mengajar
dan aktivitas siswa ketika mengikuti pembelajaran. Maka dari itu, lembar
observasi dibedakan menjadi dua yaitu lembar observasi kinerja guru dan aktivitas
siswa.
Untuk lembar observasi kinerja guru digunakan Skala Likert (Sugiyono,
2010: 134-135) dengan rentang skor 1-4 dengan 25 item. Skor maksimal dari
kegiatan pengamatan pembelajaran yang dirancang ialah 100. Kriteria yang
ditetapkan berdasarkan skor tersebut dapat dikategorikan dalam tingkat ”sangat
tidak baik” jika skor hasil pengamatan ≤ 25, tingkat “tidak baik” jika skor hasil
pengamatan 26-50, tingkat “baik” jika skor hasil pengamatan 51-75, dan tingkat
“sangat baik” jika skor hasil pengamatan 76-100. Kisi-kisi lembar observasi guru
dapat dilihat pada tabel 3.3
40
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru
No Aspek Indikator Nomor
Soal
1 Kegiatan Pra
Pembelajaran
1. Menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran.
2. Memeriksa siswa untuk duduk rapi di termpat duduk masing-masing.
1-2
2 Kegiatan
Awal
1. Guru membuka pelajaran dengan salam.
2. Guru melakukan kegiatan apersepsi.
3. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran materi yang akan dipelajari hari ini.
3-5
3 Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe group investigation dengan jelas.
2. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki .
3. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok secara
heterogen. 4. Guru membagi topik yang akan diselidiki.
5. Guru membagikan alat peraga berupa benda nyata.
6. Guru membimbing siswa merencanakan penelitian. 7. Guru membimbing siswa dalam melakukan
penyelidikan.
8. Guru membimbing siswa dalam mengumpulkan
informasi dari sumber dan media pembelajaran yang telah disediakan oleh guru.
9. Guru menghimbau siswa agar bersikap sportif dan
tidak mengganggu kelompok lain. 10. Guru membimbing siswa mengorganisasi data yang
diperoleh melalui kegiatan investigasi.
11. Guru membimbing siswa menyusun laporan hasil
penyelidikan berupa kliping. 12. Guru mengatur jalannya laporan penelitian
(presentasi) dari masing-masing kelompok.
13. Guru membimbing siswa dalam menyampaikan laporan penelitian dan meminta siswa untuk
mendengarkan presentasi
14. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menaggapi hasil presentasi.
6-19
4 Kegiatan
Penutup
1. Guru membimbing siswa untuk menggabungkan
rangkuman kesimpulan semua kelompok.
2. Guru melakukan refleksi pembelajaran (umpan balik berupa kritik, saran, dan pujian mengenai
topik yang di presentasikan).
3. Guru memberikan evaluasi. 4. Guru membimbing siswa untuk melakukan koreksi
silang.
5. Guru melakukan penilaian hasil evaluasi.
6. Guru mengakhiri pembelajaran.
20-25
41
Indikator yang dirumuskan pada kisi-kisi observasi kinerja guru diatas
sesuai dengan standar proses dan sintaks model kooperatif tipe group
investigation berbantuan benda nyata.
Untuk lembar observasi aktivitas siswa digunakan rentang skor 1-4
dengan 20 item. Skor maksimal dari kegiatan pengamatan pembelajaran yang
dirancang ialah 80. Kriteria yang ditetapkan berdasarkan skor tersebut
menggunakan pedoman skala Likert dan dapat dikategorikan dalam tingkat
”sangat tidak baik” jika skor hasil pengamatan ≤ 20, tingkat “tidak baik” jika skor
hasil pengamatan 21-40, tingkat “baik” jika skor hasil pengamatan 41-60, dan
tingkat “sangat baik” jika skor hasil pengamatan 61-80. Kisi-kisi lembar observasi
siswa dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa.
No Aspek Indikator Nomor
Soal
1 Kegiatan Pra
Pembelajaran
1. Siswa menyiapkan alat tulis masing-masing.
2. Siswa duduk di tempat duduk masing-masing.
3. Siswa siap mengikuti pembelajaran.
1-3
2 Kegiatan Awal 1. Siswa menjawab salam dari guru.
2. Siswa mendengarkan penjelasan guru.
3. Siswa tidak bergurau saat guru menjelaskan.
4-6
3 Kegiatan Inti 1. Siswa aktif memberi kontribusi topik yang akan dipelajari. 2. Siswa berkelompok dengan temannya sesuai petunjuk guru.
3. Siswa bersedia menerima pembagian topik yang akan
diselidiki.
4. Siswa terlibat dalam perencanaan penelitian.
5. Siswa aktif menggunakan alat peraga sesuai petunjuk guru.
6. Siswa aktif mengikuti semua langkah-langkah
pembelajaran.
7. Siswa aktif berdiskusi.
8. Siswa aktif mengumpulkan bahan untuk membuat laporan.
9. Siswa aktif membuat kliping.
10. Siswa mempresentasikan hasil investigasinya di depan kelas.
11. Siswa memberi tanggapan atas presentasi kelompok lain.
7-17
4 Kegiatan
Penutup
1. Siswa aktif membuat rangkuman.
2. Siswa mengerjakan soal evaluasi tanpa mengganggu
temannya.
3. Siswa melakukan koreksi silang sesuai petunjuk guru.
18-20
42
3.4.2.2 Soal Tes Tertulis
Soal tes yang diberikan adalah soal test tertulis yang berbentuk pilihan
ganda sejumlah 65 soal. Untuk siklus 1 sebanyak 35 soal dan silus 2 sebanyak 30
soal. Tes ini diberikan di pertemuan ketiga tiap siklus yaitu di akhir pertemuan
siklus.
Soal tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam
pembelajaran yang telah dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Adapun kisi-
kisi soal dapat dilihatpada tabel berikut ini.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Nomer
Soal
Valid Tidak
Valid
6. Menerapkan
sifat-sifat cahaya
melalui
kegiatan
membuat suatu
karya/model.
6.1 Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya.
Menyebutkan
sifat-sifat cahaya
1,12,15,
32, 33
1, 12,
15, 33
32
Menyebutkan
pemanfaatan
sifat cahaya
merambat lurus dalam kehidupan
sehari-hari.
10,20,
26, 30
26, 30 10, 20
Membandingkan
sifat cahaya yang mengenai
berbagai benda
(bening, berwarna, gelap).
2, 7, 11,
17,22, 29
2 7,11,1
7, 29
Membuktikan
sifat-sifat cahaya
dapat dipantulkan yang mengenai
cermin datar,
cermin cekung dan cermin
cembung.
5, 6, 8,
13, 14,
16, 19, 23, 25,
28, 31,
34, 35
5, 6,
14,
16, 28, 31
8, 13,
19, 23,
34, 35
Memberikan
contoh peristiwa pembiasan
cahaya dalam
kehidupan sehari-hari melalui
percobaan.
3, 4, 9,
18, 21, 24, 27
3, 4,
9, 18, 21,
24, 27
-
43
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Nomer
Soal
Valid Tidak
Valid
6. Menerapkan
sifat-sifat
cahaya
melalui
kegiatan
membuat
suatu
karya/model
6.1 Mendeskripsikan
sifat-sifat
cahaya.
Menyebutkan
macam-macam
alat optik.
7, 8, 13,
20, 22
7, 13,
20
8, 22
Menyebutkan
bagian-bagian
dari alat optik.
1, 5, 6,
10, 11,
12, 17,
19, 21,
23, 26
1, 5,
6, 10,
21,
26
11,
12,
17,19,
23
Memberikan
contoh
penggunaan
alat optik dalam
kehidupan
sehari-hari.
2, 3, 4,
9, 18,
24, 25,
29, 30
2, 3,
4, 9,
24,
25,
29,
30
18
Menyebutkan
macam-macam
penyakit mata.
14, 15,
16, 27,
28
14,
16,
28
15, 27
3.5 Analisis Data
3.5.1 Analisis Kesukaran Soal
Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki proporsi butir soal yang tingkat
kesukarannya seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Menurut Suharsimi
Arikunto (2007: 207), ciri soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah
atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa utnuk
mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
mencoba lagi karena ini diluar jangkauannya.
Cara mencari indeks kesukaran soal adalah dengan cara sebagai berikut:
𝐏 = 𝐁
𝐉𝐒
Di mana:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
44
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal menurut Arikunto (2009:210) :
P = 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
P = 0,30 – 0,70 adalah soal sedang
P = 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
3.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Suharsimi Arikunto (2007: 75),
mengemukakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika
memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,2.
Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama, Sugiyono (2010: 173). Menurut Sugiyono (2012: 184), suatu item
instrumen penelitian dianggap reliabel jika memiliki koefisien reliabilitas minimal
0,6.
Setelah data terkumpul, maka peneliti menganalisis data tersebut dengan
bantuan program SPSS 16 For Windows untuk kemudian dideskripsikan atau
dipaparkan hasilnya. Hasil uji validitas dan reliabilitas soal dapat dilihat pada
lampiran.
3.5.3 Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Langkah
pertama adalah pengubahan jawabab-jawaban soal tes menjadi angka-angka.
Angka-angka hasil penilaian tersebut selanjutnya diubah menjadi nilai-nilai untuk
mengetahui gambaran yang jelas mengenai hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA. Dalam penelitian ini menghitung nilai dari setiap siswa dan
menghitung rata-rata dari seluruh siswa atau kelas V.
45
3.5.3.1 Rumus menghitung nilai
𝐧𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 = 𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dapat dilihat dalam tabel
kriteria ketuntasan sebagai berikut:
Tabel 3.7
Kriteria Ketuntasan Minimal Hasil Belajar SDN 2 Tegalrejo
KKM Kualifikasi
≥ 70 Tuntas
< 70 Tidak tuntas
3.5.3.2 Rumus menghitung rata-rata nilai siswa
Rata-rata kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
x = ∑x
∑n
Keterangan:
x : Mean (rata-rata)
∑x : jumlah semua nilai siswa
∑n : jumlah siswa
Penyajian data kuantitatif juga dapat dipaparkan dalam bentuk persentase.
Rumus persentase ketuntasan siswa adalah sebagai berikut:
Persentase ketuntasan = jumlah siswa yang tuntas
jumlah seluruh siswa x 100%
3.5.4 Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data observasi dari hasil
observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Data kualitatif yang diperoleh dari
observasi guru selama proses pembelajaran IPA berlangsung dengan cara
deskriptif, dan data ini hanya bersifat sebagai data pendukung. Data observasi
menggunakan skala penilaian Likert dengan rentang nilai antara (4, 3, 2, 1) untuk
penilaian keterlaksanaan guru dalam pembelajaran yang berarti angka 4 = sangat
baik, 3 = baik, 2 = tidak baik, 1 = sangat tidak baik (Sugiyono, 2010: 135) dengan
cara memberi centang (√) pada kolom skala nilai. Kemudian skala nilai tersebut
46
dijumlahkan kemudian dikonversi atau diubah untuk menilai keterlaksanaan
pembelajaran yang dilakukan guru. Konversi keterlaksanaan pembelajaran guru
dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.8
Konversi Skor Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru
Skor Keterangan
76-100 Sangat Baik
51-75 Baik
26-50 Tidak Baik
≤ 25 Sangat Tidak Baik
3.6 Indikator Kinerja
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation
berbantuan benda nyata pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan indikator sebagai berikut.
85% siswa kelas V SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten
Temanggung mengalami ketuntasan belajar, artinya minimal ada 18 siswa dari 21
siswa yang mencapai nilai KKM ≥70 dalam pembelajaran IPA dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan
benda nyata.