bab iii metode penelitian 3.1 jenis dan lokasi penelitian … · 2017. 4. 18. · 20 soal berbentuk...
TRANSCRIPT
44
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen, dengan jenis penelitian semu (quasi eksperimental research). Jenis
penelitian semu biasanya melibatkan desain eksperimen kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen, namun kelompok eksperimen tidak sepenuhnya
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi eksperimen. Hal ini
dilakukan untuk membandingkan kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan kelas kontrol menggunakan
model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Menurut Kountur (2005)
penelitian eksperimen adalah penelitian dimana ada perlakuan (treatment)
terhadap variabel independen (bebas). Jadi dalam kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol sama-sama diberi perlakuan (treatment). Kemudian, pada kedua
kelompok tersebut dilakukan evaluasi dan hasilnya dibandingkan.
3.1.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di SD Negeri Ngraji 3 dan SD Negeri Ngraji 4
Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 Kecamatan Purwodadi Kabupaten
Grobogan. Kedua SD tersebut adalah satu gugus,sehingga sangat cocok untuk
dilakukan penelitian eksperimen. Memiliki jumlah murid yang sama, kemampuan
yang rata-rata sama. Jenis penelitian eksperimen semu melibatkan dua kelompok
sebagai subjek penelitian. Kelompok pertama sebagai kelompok Eksperimen
dengan model pembelajaran Numbered Head Together yaitu seluruh siswa kelas 4
SD Negeri Ngraji 4 Purwodadi. Kelompok kedua dengan model pembelajaran
Teams Games Tournament yaitu seluruh siswa kelas 4 SD Negeri Ngraji 3
Purwodadi. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 SD
Negeri Ngraji 3 dan seluruh siswa kelas 4 SD Negeri Ngraji 4. Berikut ini adalah
tabel gambaran jumlah subjek penelitian.
45
Tabel 3.1
Jumlah Subjek Penelitian Siswa SD Negeri Ngraji 3 dan SD Negeri Ngraji 4
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah seluruh populasi dalam
penelitian ini adalah 62 siswa. Terdiri dari 30 siswa pada kelompok kontrol
dengan penerapan model NHT dan 32 siswa pada kelompok eksperimen dengan
penerapan model pembelajaran TGT. Semua populasi dalam penelitian ini
digunakan sebagai sampel. Jadi dalam penelitian ini menggunakan teknika
sampling jenuh, karena menurut Sugiyono (2011:124) “sampling jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Alasan peneliti memilih SD Negeri Ngraji 3 dan SD Negeri Ngraji 4 sebagai
tempat penelitian adalah karena kedua SD tersebut berada dalam satu gugus yaitu
gugus Diponegoro. Letak kedua SD yang berdekatan juga menjadi alasan
peneiliti, karena diharapkan akan mempermudah peneliti untuk melakukan
penelitian. Selain itu juga karena berdasarkan observasi peneliti yang
dilaksanakan pada bulan Maret sampai April, kedua model tersebut belum pernah
diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar di kedua SD tersebut.
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini melibatkan dua kelompok yang tidak dipilih secara random,
yaitu kelompok eksperimen (kelompok menggunakan model pembelajaran
Numbered Head Together) dan kelompok kontrol (kelompok menggunakan model
pembelajaran Teams Games Tournament). Sebelum diterapkan treatment atau
perlakuan yang berbeda pada masing-masing kelompok, peneliti harus
memberikan pretest dengan tujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa dari
No Nama
Sekolah Status Kelas
Jumlah
Siswa Kelompok
1 SD Negeri
Ngraji 4
Kelompok
Eksperimen
IV 32 siswa Eksperimen
2 SD Negeri
Ngraji 3
Kelompok
Kontrol
IV 30 siswa Kontrol
Jumlah keseluruhan 62 siswa
46
kedua kelompok tersebut. Pemberian pretest diberikan dengan materi berjumlah
20 soal berbentuk pilihan ganda yang dilakukan pada pertemuan pertama.
Pada langkah selanjutnya pemberian treatment akan dilakukan pada masing-
masing kelompok, model pembelajaran Numbered Head Together pada kelompok
eksperimen dan model pembelajaran Teams Games Tournament pada kelompok
kontrol.
Penggunaan masing-masing model pembelajaran akan dilakukan pada
pertemuan - pertemuan pertama, kedua, dan ketiga setelah diberikan pretest pada
masing-masing kelompok. Pada pertemuan ketiga dilakukan pengukuran terhadap
hasil belajar siswa. Dalam pengukuran hasil belajar siswa pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dengan mengerjakan soal posttest yang
berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal 20 butir. Sebelum soal diberikan
kepada kedua kelompok perlu dilakukan uji validitas, reliabilitas, dan tingkat
kesukaran soal yang berjumlah 45 soal. Hasil belajar siswa pada kedua kelompok
tersebut akan dibandingkan untuk mengetahui model pembelajaran mana yang
lebih efektif mempengaruhi hasil belajar IPA melalui uji statistika.
Berdasarkan uraian diatas, dengan tidak dilakukannya random pada
penentuan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen maka penelitian ini
menggunakan desain Non-Equivalent Control Group Desain. Berikut ini tabel 3.2
desain penelitian Non-Equivalent Control Group Desain.
Grup Pretes Variabel Bebas Pos Tes
Kelompok
Eksperimen
O1 X1 O2
Kelompok Kontrol O3 X2 O4
Tabel 3.2 Desain Non-Equivalent Control Group Desain
Dalam desain diatas terdapat empat kelompok data, yaitu data pretes
kelompok eksperimen (O1) dan kelompok kontrol (O3) , data postes kelompok
eksperimen (O2) dan kelompok kontrol (O4). Berikut ini keterangan dari desain
penelitian Non-Equivalent Control Group Design.
X1 : Penerapan model pembelajaran NHT
X2 : Penerapan model Pembelajaran TGT
47
O1 : Hasil pretest kelompok eksperimen
O2 : Hasil postest kelompok eksperimen
O3 : Hasil pretest kelompok kontrol
O4 : Hasil postest kelompok kontrol
3.3 Variabel Penelitian
Penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (Variabel
Independen) dan variabel terikat (Variabel Dependen). Variabel bebas menurut
Sugiyono (2006:3) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel dependen (Variabel Terikat). Jadi variabel Independen adalah
variabel yang mempengaruhi, sedangkan variabel terikat atau variabel dependen
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas.
1. Variabel Bebas (X)
Instrumen yang digunakan dalam variabel X adalah lembar observasi.
Lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan siswa
dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran TGT dan
NHT. Dalam penelitian ini pembelajaran harus mencerminkan tahap
pembelajaran TGT dan NHT mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Instrumen penelitian lembar observasi di isi
menggunakan cara memberikan tanda cek pada masing – masing kolom
jawaban yang telah disediakan. Adapun kisi-kisi instrumen pembelajaran
TGT dan NHT mengacu pada langkah-langkah pembelajaran TGT dan NHT
dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan untuk kisi – kisi lembar observasi
aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 3.4.
2. Variabel Terikat (Y)
Instrumen yang digunakan dalam variabel Y adalah tes pilihan ganda.
Tes ini digunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPA dengan pokok bahasan Energi. Kisi-kisi instrumen soal yang digunakan
untuk mengetahui hasil belajar siswa digambarkan pada tabel 3.5.
48
3.4 Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Pada
penilitian ini yang berperan menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran
Teams Games Tournament (TGT) dan model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT).
Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) merupakan
merupakan model pembelajaran yang menitik beratkan pada belajar berkelompok
dan pemberian tugas yang harus diselesaikan secara bersma-sama. Dalam satu
kelompok terdapat empat sampai enam siswa yang akan menyelesaikan tugas
secara bersama. Menurut Slavin (1995) dalam Purwati (2010) model TGT
memiliki lima tahapan yaitu (1) tahap penyajian kelas (class precentation); (2)
belajar dalam kelompok (team); (3) permainan (game); (4) pertadingan
(tournamen); dan (5) penghargaan kelompok (team recognition).Sedangkan model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) merupakan NHT merupakan
model yang menitik beratkan pada pembelajaran berkelompok. Dalam model
NHT dilaksanakan dengan pembagian nomor kepala bagi anak. Ini dilakukan
untuk memecahkan tugas yang telah diberikan secara bersama-sama. Sehingga
tugas yang diberikan dapat diselesikan secara mudah dengan bersatunya nomor-
nomor yang telah dikelompokkan menjadi satu kelompok. Menurut Ibrahim
dkk,(2000:10) dalam Jumanta Hamdayama (2014) memiliki tahapan model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) yaitu (1) persiapan, (2)
pembentukan kelompok, (3) tiap kelompok memiliki buku paket atau buku
panduan, (4) diskusi masalah, (5) memanggil nomor anggota atau pemberian
jawaban, (6) memberi kesimpulan.
Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dan model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) termasuk pada model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran
yang menitik beratka pada model belajar secara berkelompok yang akan
membangun kerja sama, interaksi sosial pada diri siswa. Yang akan berdampak
49
pemahaman materi secara mudah dan menjadikan hasil belajar meningkat.Selain
menggunakan variabel bebas, dalam penelitian ini yang berperan menjadi variabel
terikat adalah hasil belajar dari pembelajaran IPA. Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Sedangkan hasil belajar yang diteliti berupa hasil belajar, afektif, kognitif,
dan psikomotor. Penelitian hasil belajar disini diperoleh dari skor atau nilai yang
diperoleh berupa tes hasil aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Setelah proses belajar mengajar berlangsung, pasti siswa mendapatkan
pengetahuan baru yang dimiliki oleh siswa. Namun, daya tangkap yang dimiliki
oleh masing – masing siswa berbeda. Ada yang memiliki daya tangkap yang baik,
tetapi juga ada siswa yang memiliki daya tangkap yang biasa saja. Dengan adanya
hal tersebut perlu diadakannya evaluasi siswa. Evaluasi dilakukan untuk
mengetahui hasil belajar siswa dan mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang
diharapkan tercapai atau tidak. Untuk melihat hasil belajar bukan hanya melalui
evaluasi siswa saja tetapi bisa juga melalui aspek afektif dan psikomotor. Menurut
Agus Suprijono (2010:5), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nila–nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-keterampilan.
3.5 Teknik dan Istrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Data dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini menggunakan
tiga teknik pengumpulan data, yaitu teknik observasi, teknik tes, teknik
dokumentasi. Penentuan teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan
berdasarkan masalah yang ingin diteliti oleh peneliti. Berikut penjelasan mengenai
teknik pengumpulan data yang digunakan oelh peneliti:
3.5.1.1 Teknik Observasi
Teknik observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi pelaksanaan model
pembelajaran yang diterapkan di sekolah yang telah ditentukan. Ksesesuaian
guuru melaksanakan model pembelajaran beserta sintak yang terdapat pada model
pembelajaran yang digunakan. Teknik observasi juga dilakukan terhadap kedua
kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jadi teknik
observasi dilakukan untuk mengamati tidakan guru dan dilakukan dengan
50
membuat lembar pengamatan yang berisi indikator-indikator dalam kegiatan
mengajar guru, dan disesuaikan dengan standar proses yang berlaku dan tentunya
juga sintaks model dari masing-masing kelompok.
3.5.1.2 Teknik Tes
Teknik tes pada penelitian ini untuk mendapatkan data yang diperlukan
untuk mendukung penelitian ini. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa
data hasil belajar IPA siswa SD Negeri Ngraji 3 dan SD Negeri Ngraji 4
Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan dengan materi energi panas setelah
diterapkannya treatment atau perlakuan yang berbeda pada masing-masing
kelompok. Kelompok eksperimen diterapkan model pembelajaran NHT pada SD
Negeri Ngraji 3. Kelompok kontrol diterapkan model pembelajaran TGT pada SD
Negeri Ngraji 4. Hasil belajar pada kedua kelompok tersebut nantinya akan
digunakan untuk membandingkan model pembelajaran mana yang lebih efektif
diterapkan untuk pembelajaran IPA di SD sehingga mempengaruhi hasil belajar
siswa.
3.5.1.3 Dokumentasi
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini sangat diperlukan. Menurut
Riduwan (2008:58) dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian. Data dokumen diambil dalam penelitian ini pada saat sesudah
dan sebelum dilakukan penelitian. Karena dengan adanya dokumentasi, peneliti
memiliki bukti yang kuat telah melaksnakan penelitian. Dokumentasi juga
dilakukan peneliti untuk mendokumentasikan kegiatan belajar yang dilakukan
oleh guru dan peneliti bertindak sebagai observer serta mendokumentasikan
kegiatan tersebut.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian, diperlukan menyusun
instrumen dalam bentuk observasi, dokumentasi, dan tes yang digunakan agar
dapat memperoleh data yang diperlukan untuk keperluan penelitian. Sebelum
instrumen digunakan untuk memperoleh data yang diinginkan, maka terlebih
dahulu harus disusun kisi-kisi dan butir-butir soalnya. Instrumen tersebut akan
diuraikan berdasarkan variabel yang telah ditentukan oleh peneliti.
51
Tabel 3.3 Kisi- kisi lembar observasi guru implementasi Model
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
Tahap
Pembelajara
n
Aspek Yang Diamati Dilakukan
Ya Tidak
Kegitan
Awal
Guru memeriksa kesiapan siswa.
Guru memberikan salam dan mengajak
siswa berdo’a.
Guru memberikan apersepsi sesuai dengan
materi yang akan disampaikan.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai.
Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru memberikan materi tentang pengertian
energi panas.
Guru bertanya jawab dengan siswa
mengenai materi yang akan diajarkan yaitu
materi energi panas.
Guru menjelaskan tentang pengertian energi
panas dan sumber energi panas.
Guru menjelaskan tentang sifat energi panas
beserta contohnya dalam kehidupan sehari –
hari.
Guru menjelaskan mengenai manfaat energi
panas dalam kehidupan sehari – hari melalui
benda yang digesekkan.
Elaborasi
Guru memberikan arahan tentang
pembelajaran Team Games Tournament
52
kepada siswa.
Guru membagi siswa dalam kelompok untuk
mengerjakan tugas yang akan diberikan.
Guru membimbing siswa masuk dalam
kelompok masing – masing.
Guru meminta setiap kelompok untuk maju
kedepan kelas sebagai perwakilan kelompok
untuk penentuan posisi dalam game.
Guru menyiapkan beberapa kartu yang
terdiri dari kartu soal dan jawaban.
Guru membagikan kartu soal dan jawaban
kepada siswa, serta undian untuk
menentukan pemain, pembaca soal, dan
penantang.
Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengambil satu soal oleh pemain
yang telah ditentukan melalui undian, dan
diserahkan kepada pembaca soal dan akan
ditanggapi oleh penantang, pemain, dan
pembaca soal.
Guru membimbing siswa untuk
menyampaiakan hasil jawaban dari setiap
pertanyaan yang dibacakan.
Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan hasil jawabannya.
Konfirmasi
Guru bersama siswa melakukan tanya jawab
berkaitan dengan materi yang disampaikan.
Guru memberikan skor kepada kelompok
sesuai dengan kemampuan menjawab soal
53
yang diberikan.
Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang mendapatkan skor tertinggi.
Kegiatan
Akhir
Guru mengulas kembali materi yang telah
disampaiakn.
Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan materi yang kurang jeas.
Guru memberikan refleksi.
Guru memberikan motivasi kepada siswa
yang kurang atau siswa yang belum
berpartisipasi aktif.
Guru mengakhiri pembelajaran dengan
salam dan doa penutup.
54
Tabel 3.4 Kisi- kisi lembar observasi guru implementasi Model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
Tahap
Pembelajar
an
Aspek Yang Diamati Dilakukan
Ya Tidak
Kegitan
Awal
Guru memeriksa kesiapan siswa.
Guru memberikan salam dan mengajak siswa
berdo’a.
Guru memberikan apersepsi sesuai dengan
materi yang akan disampaikan, informasi
dan motivasi.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai.
Kegiatan
Inti
Eksplorasi
Guru memberikan materi tentang pengertian
energi panas.
Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai
materi yang akan diajarkan tentang materi
energi panas.
Guru menjelaskan tentang pengertian energi
panas dan sumber energi panas.
Guru menjelaskan tentang sifat energi panas
beserta contohnya dalam kehidupan sehari –
hari.
Guru menjelaskan mengenai manfaat energi
panas dalam kehidupan sehari – hari melalui
benda yang digesekkan.
Elaborasi
Guru memberikan arahan tentang
55
pembelajaran Numbered Head Together
(NHT) kepada siswa.
Guru membagi siswa dalam kelompok untuk
mengerjakan tugas yang akan diberikan.
Guru membimbing siswa masuk dalam
kelompoknya.
Guru memberi nomor kepala kepada masing
– masing siswa dan sebagai identitas setiap
kelompok.
Guru meminta siswa untuk memasang
identitas diatas kepala.
Guru membagikan Lembar Diskusi
Kelompok.
Guru memberi kesempatan kepada kelompok
untuk mendiskusikan tugas yang diberikan.
Konfirmasi
Guru memanggil satu nomor secara acak dan
nomor yang dipanggil harus
mempresentasikan jawaban dari hasil
diskusinya.
Guru membimbing kelompok untuk
mempresentasikan hasil dari diskusinya.
Guru memberi kesempatan kepada kelompok
maju ke depan kelas untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
Guru bersama siswa membahas hasil
diskusinya.
Kegiatan
Akhir
Guru mengulas kembali materi yang
disampaikan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
56
untuk menanyakan materi yang kurang jelas.
Guru memberikan refleksi
Guru memberikan motivasi kepada siswa
yang kurang atau belum berpartisipasi secara
aktif.
Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam
penutup dan doa penutup.
57
Tabel 3.5 Kisi – Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa Materi Energi
Panas.
No Aktivitas Siswa Dilakukan
Ya Tidak
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
2. Keaktifan siswa dalam kelompok, melakukan diskusi
kelompok.
3. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan
baik.
4. Aktif bertanya kepada guru apabila ada persoalan yang
sulit dipahami.
5. Tanggung jawab siswa dalam kelompok.
6. Tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas dan
lembar diskusi yang telah diberikan.
7. Partisipasi siswa dalam memecahkan masalah dalam
kelompok.
8. Keaktifan siswa dalam menyampaikan pertanyaan
mengenai materi yang dibahas.
9. Semangat siswa dalam bersaing dengan kelompok lain.
10. Tanggung jawab siswa terhadap jawaban yang telah di
diskusikan dengan kelompok.
58
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Soal Ilmu Pengetauan Alam (IPA)
Standar Kompetensi:
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara
penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar:
8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di
lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.
Indikator:
Mengidentifikasi energi panas dan sumber energi panas
Rumusan Item Soal Nomor soal Jumlah soal
3. Energi yang dihasilkan oleh panas
disebut . . . .
5. Sumber energi panas terbesar di
bumi adalah . . . .
8. Jika kedua tangan kita saling
digesekkan maka timbul
. . . hal ini dapat mengurangi rasa
dingi.
Perhatikan daftar dibawah ini!
1. api unggun 4. kayu
2. dua batang lilin 5. Gesekan
dua tangan
9. Benda yang termasuk sumber
energi panas adalah . . . .
13. Matahari merupakan sumber
energi . . . .
15. Dua buah batu digesekkan
akan menimbulkan . . .
19. Untuk mengeringkan baju
diperlukan energi . . . .
3, 5, 8, 9, 13,
15, 19, 22,
23, 24, 39,
41, 46, 47,
48
15 soal
59
22. Bentuk energi yang dapat
menaikkan dan menurunkan suhu
benda disebut energi . . . .
23. Sel surya menyerap energi panas
dari . . . .
24. Alat untuk mengukur panas
benda disebut . . .
Perhatikan daftar dibawah ini!
1. Setrika
2. Kompor listrik
3. Magic jar
4. Termos
39. Alat rumah tangga yang
menghasilkan panas, kecuali . . . .
41. Semua benda yang dapat
menghasilkan panas disebut . . . .
46. Panas dapat terjadi karena
adanya . . . .
47. Energi panas juga sering disebut
energi . . . .
48. Kayu yang dibakar akan menjadi
. . . .
Indikator:
Menyebutkan contoh energi panas berasal dari gesekan dalam
kehidupan sehari-hari.
Rumusan Item Soal Nomor
Soal
Jumlah
Soal
1. 4. Ketika besi digerinda atau
dilas, terlihat percikan api pada
bagian yang digerinda. Api atau
4 , 6, 16, 28,
30, 31
6 soal
60
energi panas timbul karena
adanya. . . .
2. 6. Dua buah batu jika digesekkan
akan menimbulkan . . . .
3. 16. Tujuan orag yang mendaki
gunung menggosok – gosokkan
tangannya adalah . . . .
4. 28. Dua buah benda yang
digesekkan akan menimbulkan . .
. .
5. 30. Korek api dapat
menghasilkan api apabila . . . .
6. 31. Pada zaman dahulu orang
membuat api dari batu atau kayu
yang digesekkan secara terus
menerus, sebab . . . .
Indikator :
Mendeskripsikan konsep perpindahan panas secara konveksi
Rumusan Item Soal Nomor soal Jumlah soal
7. Perpindahan panas yang
diikuti oleh perpindahan zat
perantaranya disebut . . . .
12. Perpindahan panas secara
konveksi dapat terjadi pada zat .
. . .
20. Ketika merebus air terjadi
perpindahan panas secara . . . .
27. Perpindahan panas secara
konveksi merupakan
7, 12, 20, 27,34 5 soal
61
perpindahan panas yang . . . .
34. ketika memanaskan air
yang terdapat serbuk gergaji,
saat mendidih akan melayang –
layang dan naik ke atas, hal ini
dikarenakan . . . .
Indikator :
Mendeskripsikan konsep perpindahan panas secara konduksi
Rumusan Item Soal Nomor soal Jumlah soal
10. Perpindahan panas melalui
perantara benda padat tanpa
mengubah benda padat tersebut
adalah . . . .
17. Sendok logam menjadi
terasa panas setelah dicelupkan
ke gelas yang berisi air panas.
Perpindahan panas pada sendok
logam itu terjadi secara . . . .
Perhatikan daftar dibawah ini!
1 1. Margarin meleleh
2 2. Sendok logam menjadi
panas
3 3. Partikel air naik ketika
dipanaskan
4 4. Jarum akan terasa panas
jika dibakar
5 21. Dari daftar diatas
perpindahan secara konduksi
terdapat pada nomor . . . .
6 29. Perpindahan panas secara
10, 17, 21, 29 4 soal
62
konduksi merupakan
perpindahan panas yang . . . .
I Indikator :
Mendeskripsikan konsep perpindahan panas secara radiasi
Rumusan item soal Nomor soal Jumlah
soal
35. Energi panas yang
berpindah secara langsung
tanpa melalui zat perantara
disebut . . . .
44. Radiasi merupakan
perpindahan panas yang terjadi
secara. . . .
49. Pancaran cahaya matahari
merupakan perpindahan
panas secara. . . .
50. Ina sedang mencuci baju
seragam sekolahnya, dan
kemudian ina menjemur
seragamnya agar kering dan
bisa dipakai untuk sekolah. Hal
ini terjadi akibat adanya
perpindahan panas secara . . . .
35, 44, 49, 50
63
3.6 Subjek penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas IV pada SD Negeri Ngraji 3 dan SD
Negeri Ngraji 4 Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Peneliti
menentukan subjek penelitian dengan studi kasus dan dipilih kelas IV pada SD
Negeri Ngraji 3 dan kelas IV SD Negeri Ngraji 4. Sebagai pertimbangan peneliti
menentukan subjek penelitian ini adalah bahwa di kelas tersebut sebagian besar
siswanya dalam mata pelajaran IPA belum memenuhi batas KKM yang
ditentukan. Kelas IV SD Negeri Ngraji 3 sebagai kelompok kontrol dan Kelas IV
SD Negeri Ngraji 4 sebagai kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol akan
diberikan perlakuan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
sedangkan pada kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan model
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Jumlah siswa yang akan menjadi
subjek peneltian adalah 62 siswa, rincian dari subjek penelitian dapat dilihat pada
tabel berikut
Tabel 3.7
Data Siswa Kelas IV Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol SD Negeri Ngraji 3 dan SD Negeri Ngraji 4
3.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.7.1 Uji Validitas Instrumen Tes
Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal
evaluasi tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid.
Instrument dikatakan valid artinya instrument tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang hendak diukur. Tingkat validitas suatu instrument
No Nama
Sekolah Status Kelas
Jumlah
Siswa Kelompok
1 SD Negeri
Ngraji 4
Kelompok
Eksperimen
IV 32 siswa Eksperimen
2 SD Negeri
Ngraji 3
Kelompok
Kontrol
IV 30 siswa Kontrol
Jumlah keseluruhan 62 siswa
64
dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir
instrument dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri
(corrected item to total correlation). Dalam penentuan layak atau tidaknya
suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi
koefesien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap
valid jika berkolerasi signifikan terhadap skor total. Menurut Azwar (2010:
90) semua item yang mencapai koefesien korelasi minimal 0,30 daya
pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila
jumlah item belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria
0,30 menjadi 0,25 tetapi menurunkan batas kriteria 0,20 sangat tidak
disarankan. Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa suatu item dikatakan
layak atau valid apabila suatu item mencukupi batas kriteria yang
ditentukan yaitu 0,25
Berdasarkan uji instrumen validitas pretest yang telah diuji cobakan pada
siswa kelas IV SD Negeri Ngraji 3 dan Kecamatan Purwodadi Kabupaten
Grobogan. Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS 20 for windows dapat
dilihat di dalam kolom Corrected Item-Total Correlation terdapat 15 soal yang
jumlah itemnya ≤ 0,25 dan terdapat 30 soal yang jumlah itemnya ≥ 0,25 dengan
demikian dapat diartikan bahwa terdapat 15 soal tidak valid, dan 30 soal valid. 15
item soal yang tidak valid terdapat pada nomor 1, 2, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37,
40, 41, 43, 44, 45,sedangkan yang valid adalah 30 soal yaitu nomor 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 35, 38,
39, 42.
3.7.2 Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Menurut Azwar (2010: 98) ketentuan reliabilitas pada penelitian ini
mengacu pada pendapat menyatakan bahwa reliability kurang dari 0,6 adalah
kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan diatas 0,8 adalah baik. Berikut
tabel kriteria Reliabilitas berdasarkan nilai Alpha:
65
Kriteria Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Koefesien
Reliabilitas
Kriteria
α ≤ 0.6 Kurang Baik
0.7 ˂ α ≤ 0,8 Dapat Diterima
α ≥ 0.8 Baik
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode Alpha (Cronbach’s). Pengujian reliabilitas tes tersenut
menggunakan SPSS for windows version 20.0 yaitu dengan cara Analyze – Scale –
Reliability Analys kemudian untuk melihat hasilnya apakah instrumen reliabel
atau tidak, dapat dilihat pada output hasil perhitungan pada kolom Reliability
Statistic apabila alpha kurang dari 0,6 maka instrumen tersebut tidak reliabel.
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pretest SD Negeri Ngraji 3
Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester II
Tahun ajaran 2015/2016
3.8 Uji Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukan proporsi siswa
yang menjawab betul suatu butir soal (Slameto, 2001). Makin besar tingkat
kesukaran berarti soal itu makin mudah demikian juga sebaliknya yaitu
makin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu makin sukar. Tingkat
kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada
tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.
Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus seperti berikut
ini.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.864 30
66
P = Jumlah peserta tes yang menjawab benar dibagi dengan
jumlah keseluruhan peserta tes.
atau
P = proporsi peserta yang menjawab dengan benar.
Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal kita dapat menggunakan
tabel tingkat kesukaran berikut ini. Dalam (Slameto:2011)
Tabel Tingkat kesukaran
Tingkat Kesukaran Rentang Nilai
Sukar
Sedang
Mudah
0.00 – 0.25
0.26 – 0.75
0.76 – 1.00
Tabel 3.9
Analisis Taraf Kesukaran Soal Pre test
3
.
8
3.9 Uji Prasyarat Analisis Data
Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui keefektifan model
pembelajaran yang digunakan terhadap prestasi belajar. Agar kesimpulan
yang diambil tidak menyimpang maka syarat dari uji t-test adalah uji
homogenitas dan uji normalitas.
3.9.1 Uji Homogenitas
Uji homogentitas digunakan untuk menguji apakah kelas eksperimen
dan kelas kontrol tersebut homogen, artinya bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan diantara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Data yang
digunakan untuk uji homogenitas adalah nilai hasil posttest yang dilakukan
di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengukuran uji homogenitas
menggunakan program SPSS 20 for windows yaitu dengan melihat tabel
Taraf Kesukaran Butir Soal Jumlah
Sukar 20 1
Sedang 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
17, 18, 19
14
Mudah 1, 2, 3, 4, 6 5
67
Test of Homogenety of Variances. Varian kelompok data dikatakan
homogen jika nilai probabilitas atau signifikansinya > 0,05.
3.9.2 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data telah
berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal menggunakan
statistika parametik dan jika data berdistribusi tidak normal menggunakan
statistika non parametik. Uji normalitas menggunakan dari data postest
yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan uji kolmogrov simirnov dengan menggunakan bantuan
program SPSS 20 for windows. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi
normal jika signifikansi atau probabilitasnya > 0,05.
3.10 Uji Hipotesis
Uji hipotesis data yang dilkaukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji t. Menurut Ridwan dan Sunarto (2009: 126) tujuan uji t
dua variabel bebas adalah untuk membandingkan (membedakan) apakah
kedua variabel tersebut sama atau berbeda. Langkah – langkah menguji
hipotesis:
1. Menentukan Hipotesi
Ha : Ada perbedaan antara model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
dan Numbered Head Together (NHT) ditinjau dari hasil belajar IPA siswa kelas 4
Semester II Gugus Diponegoro Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan
Tahun Pelajaran 2015/2016.
Ho : Tidak ada perbedaan antara model pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) dan Numbered Head Together (NHT) ditinjau dari hasil belajar IPA siswa
kelas 4 Semester II Gugus Diponegoro Kecamatan Purwodadi Kabupaten
Grobogan Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Melakukan uji t menggunakan Equal Variances Assumed dengan
kriteria pengujian sebagai berikut:
Berdasarkan signifikansi:
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ha ditolak jika signifikansi < 0,05
68
Ho diterima jika t hitung < t tabel
Ha ditolak jika t hitung > t tabel