bab iii metode penelitian 3.1 jenis penelitian...media tiga dimensi pada pembelajaran ipa sebagai...
TRANSCRIPT
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Arikunto (2006:2-3) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan. Kunandar dalam Iskandar (2012:21) penelitian tindakan (Action
Research) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama
dengan orang lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu proses pembelajaran.
Jelas bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah dalam rangka guru
mengintropeksi, bercermin dan merefleksi atau mengevaluasi dirinya sendiri
sehingga kemampuan sebagai seorang guru diharapkan berpengaruh terhadap
peningkatan kualitas anak didiknya.
3.2 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
a. Setting Waktu.
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada bulan Januari - Mei
2014 dan dilakukan secara bertahap. Adapun tahapan meliputi:
1. Tahap persiapan (Januari-Februari 2014)
Tahap ini mencakup permohonan ijin di sekolah sebagai tempat penelitian.
Konsultasi dengan guru kelas V untuk membahas materi yang akan dijadikan
penelitian. Penyusunan instrumen penelitian berupa RPP, lembar observasi, dan
media tiga dimensi.
2. Tahap pelaksanaan (Februari-Maret 2014)
Tahap ini mencakup uji coba instrumen soal dan pelaksanaan penelitian
siklus I dan siklus II.
31
3. Tahap penyusunan laporan (Maret-Mei 2014)
Tahap ini mencakup pengolahan data setelah penelitian dan penyusunan
laporan.
b. Setting Tempat.
Penelitian ini dilaksanakan di SD VIRGO MARIA 2 BAWEN kelas V
Semester 2 tahun pelajaran 2013-2014
c. Karakteristik Subyek Penelitian.
Karakteristik subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu siswa kelas V
(lima) SD VIRGO MARIA 2 BAWEN. SD VIRGO MARIA 2 BAWEN. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 32 siswa terdiri dari laki-laki 15
siswa dan perempuan 17 siswa. Kondisi intelektual tiap siswa beragam dari yang
pandai hingga siswa yang kurang pandai.
3.3 Variabel Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Dalam
penelitian ini terdapat beberapa variabel sebagai berikut:
a. Variabel Terikat.
Variabel terikat (Sugiono, 2011:39) adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi ahkibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel
terikatnya adalah hasil belajar IPA siswa kelas V. Cara mengetahui hasil belajar
pada penelitian ini dengan menggunakan hasil tes evaluasi.
b. Variabel Bebas.
Variabel terikat (Sugiono, 2011:39) adalah variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini
variabel bebasnya adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (student
teams achievement division) dan media tiga dimensi. Langkah model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (student teams achievement division) dengan
menggunakan media tiga dimensi pada pembelajaran IPA sebagai berikut :
a. Pendahuluan
1. Guru melakukan apersepsi untuk mendorong semangat siswa.
32
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam
pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Presentasi Kelas
1. Siswa menanggapi guru saat mengembangkan materi.
2. Siswa dibagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan bersama kelompok.
Tim Studi
1. Siswa dibimbing di dalam kelompok untuk saling membantu menguasai
materi.
2. Siswa mengumpulkan informasi melalui media tiga dimensi berupa benda
asli dan benda tiruan.
3. Siswa dilatih untuk mengevaluasi diri dan teman dalam satu kelompok saat
mengerjakan lembar kerja siswa.
4. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Tes
1. Siswa mengerjakan kuis secara individu.
2. Siswa diberi skor awal.
3. Siswa mengumpulkan poin untuk tim.
Rekognisi Tim
1. Siswa bersama guru menghitung nilai kelompok.
2. Siswa bersama kelompok diberi penghargaan.
c. Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan.
2. Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran
yang sudah dilakukan.
3.4 Rencana Tindakan
Rancangan penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model spiral, yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart,R melalui siklus
33
yang terdiri dari 2 tahap yakni rencana tindakan, tindakan dan observasi, dan
refleksi. Adapun gambar model spiralnya ditunjukkan melalui gambar berikut:
Gambar 3.1 PTK Model dari Spiral Kemmis S. dan Mc. Taggart, R.
Sejumlah rencana tindakan yang direncanakan adalah sebagai berikut.
Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat
pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
pengungkit dan roda, alat bantu/media yang digunakan dalam pembelajaran ini
antara lain media tiga dimensi berupa benda asli dan benda tiruan, perangkat
evaluasi yang meliputi rubrik penilaian dan butir-butir soal, serta lembar observasi
pelaksanaan RPP, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini
dibuat untuk tiga kali pertemuan.
b. Implementasi Tindakan dan Observasi
Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah menerapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan dilakukan dalam 3
pertemuan. Sesuai dengan standar proses bahwa pembelajaran dilaksanakan dalam
tiga tahap yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Guru mengajar dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan media
tiga dimensi. Langkah-langkah pembelajaran tersebut sebagai berikut:
34
1. Pertemuan I
(1) Kegiatan awal
Pada tahap pendahuluan guru mengecek kesiapan belajar siswa. Guru
memberikan apersepsi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kooperatif
tipe STAD dengan menggunakan media tiga dimensi.
(2) Kegiatan inti
Pada tahap kegiatan inti yaitu menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan menggunakan
media tiga dimensi. Pada tahap pengajaran, siswa bersama guru melakukan
tanya jawab tentang pengungkit. Pada tahap Tim studi, siswa dibentuk
menjadi 6 kelompok, 4 kelompok terdiri dari 5 anak dan 2 kelompok terdiri
dari 6 anak. Siswa bersama kelompok mendiskusikan lembar kerja siswa
yang dibagikan guru untuk menentukan letak titik tumpu, titik beban dan
titik kuasa melalui media tiga dimensi berupa benda asli dan benda tiruan
yang disediakan guru. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Siswa bersama kelompok menggolongkan jenis-jenis pengungkit sesuai
dengan golongannya. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil kerja
kelompok. Pada tahap tes, siswa mengikuti kuis yang diadakan oleh guru.
Siswa bersama guru mensore pemerolehan skor individu dan kelompok.
Pada tahap rekognisi tim, siswa menerima penghargaan dari guru
berdasarkan pemerolehan skor yang didapat.
(3) Kegiatan ahkir
Dalam kegiatan ahkir, Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Guru menyampaikan pembelajaran yang akan dipelajari berikutnya.
2. Pertemuan II
(1) Kegiatan awal
Pada tahap pendahuluan guru mengecek kesiapan belajar siswa. Guru
memberikan apersepsi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kooperatif
tipe STAD dengan menggunakan media tiga dimensi.
35
(2) Kegiatan inti
Pada tahap kegiatan inti yaitu menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan menggunakan
media tiga dimensi. Pada tahap pengajaran, Siswa bersama guru melakukan
tanya jawab tentang roda. Pada tahap tim studi, siswa dibentuk menjadi 6
kelompok, 4 kelompok terdiri dari 5 anak dan 2 kelompok terdiri dari 6
anak.Siswa bersama kelompok mendiskusikan lembar kerja siswa yang
dibagikan guru untuk mengetahui prinsip kerja roda dan melakukan
praktikum menggunakan media tiga dimensi yang disediakan guru.Siswa
mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Siswa bersama guru
menyimpulkan hasil kerja kelompok. Pada tahap tes, siswa mengikuti kuis
yang diadakan guru. Guru bersama siswa menscore perolehan skor siswa
dalam kelompok. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang
mendapat skor terbanyak.
(3) Kegiatan ahkir
Dalam kegiatan ahkir, Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Guru menyampaikan pembelajaran yang akan dipelajari berikutnya
3. Pertemuan III
(1) Kegiatan awal
Pada tahap pendahuluan guru mengecek kesiapan belajar siswa. Guru
memberikan apersepsi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kooperatif
tipe STAD dengan menggunakan media tiga dimensi
(2) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti pada pertemuan III, Guru bertanya jawab mengenai materi
yang sudah dipelajari sebelumnya. Siswa dibentuk menjadi 6 kelompok, 4
kelompok terdiri dari 5 anak dan 2 kelompok terdiri dari 6 anak.Siswa
bersama kelompok mendiskusikan menggolongkan alat-alat yang termasuk
roda dan pengungkit melalui potongan-potongan gambar yang dibagikan
guru. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Siswa bersama guru
menyimpulkan hasil kerja kelompok.
36
(3) Kegiatan ahkir
Dalam kegiatan ahkir, Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I. Guru menyampaikan
pembelajaran yang akan dipelajari berikutnya.
Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang
berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Observasi dilakukan oleh
observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan media tiga dimensi.
Observer menggunakan lembar observasi untuk mengumpulkan data aktifitas
pembelajaran, baik pembelajaran guru, maupun aktifitas siswa dalam
pembelajaran.
c. Refleksi
Data dikumpulkan kemudian dianalisis oleh peneliti. Analisis dilakukan
dengan cara mengukur baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Data yang
diperoleh dikumpulkan kemudian dianalisis bagaimana kerjasama dan hasil
belajar siswa dan bagaimana hasil pembelajaran guru. Kemudian direfleksikan
bersama guru kelas hasil analisis yang telah dikerjakan.
a) Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan
media tiga dimensi berjalan efektif ?
b) Apakah ada hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan menggunakan media tiga dimensi?
c) Berapakah jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar?
d) Apakah telah mencapai target yang diinginkan sesuai dengan yang
diharapkan?
Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari
tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-
hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat
keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan
untuk menyusun rencana kegiatan siklus II.
Siklus II
37
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sama dengan Siklus I yaitu
penyusunan perangkat pembelajaran meliputi RPP tentang katrol dan bidang
miring, media tiga dimensi, Lembar Penilaian, serta lembar observasi. Namun
dalam Siklus II ini perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil
refleksi pada Siklus I. Tindakan pada Siklus II ini disertai dengan
penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah
pada Siklus I.
b. Impelementasi Tindakan dan Observasi
Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah menerapkan Rencana Pelaksanaan
Implementasi Tindakan dan Observasi. Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah
menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Dalam
pelaksanaan dilakukan dalam 3 pertemuan. Sesuai dengan standar proses bahwa
pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan
penutup. Guru mengajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan menggunakan media tiga dimensi. Langkah-langkah kegiatan
tersebut sebagai berikut:
1. Pertemuan I
(1) Kegiatan awal
Pada tahap pendahuluan guru mengecek kesiapan belajar siswa. Guru
memberikan apersepsi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kooperatif
tipe STAD dengan menggunakan media tiga dimensi.
(2) Kegiatan inti
Pada tahap kegiatan inti yaitu menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan menggunakan
media tiga dimensi. Pada tahap pengajaran, Siswa bersama guru melakukan
tanya jawab tentang katrol. Pada tahap tim studi, siswa dibentuk menjadi 6
kelompok, 4 kelompok terdiri dari 5 anak dan 2 kelompok terdiri dari 6
anak. Siswa bersama kelompok merakit katrol dengan menggunakan media
tiga dimensi kit IPA. Siswa bersama kelompok mendiskusikan lembar kerja
siswa yang dibagikan guru untuk mengetahui prinsip kerja katrol. Siswa
38
mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Pada tahap tes, siswa mengikuti
kuis yang diberikan guru. Guru bersama siswa menscore perolehan skor tim.
Pada tahap rekognisi tim, Guru memberikan penghargaan pada kelompok
yang dapat mengumpulkan skor terbanyak.
(3) Kegiatan ahkir
Dalam kegiatan ahkir, Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Guru menyampaikan pembelajaran yang akan dipelajari berikutnya.
2. Pertemuan II
(1) Kegiatan awal
Pada tahap pendahuluan guru mengecek kesiapan belajar siswa. Guru
memberikan apersepsi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kooperatif
tipe STAD dengan menggunakan media tiga dimensi
(2) Kegiatan inti
Pada tahap kegiatan inti yaitu menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan menggunakan
media tiga dimensi. Pada tahap pengajaran, Siswa bersama guru melakukan
tanya jawab tentang bidang miring. Pada tahap tim studi, Siswa dibentuk
menjadi 6 kelompok, 4 kelompok terdiri dari 5 anak dan 2 kelompok terdiri
dari 6 anak. Siswa bersama kelompok mendiskusikan lembar kerja siswa
yang dibagikan guru untuk mengetahui prinsip kerja bidang miring dan
melakukan praktikum menggunakan media tiga dimensi yang disediakan
guru. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Pada tahap tes,
siswa mengikuti kuis yang diadakan oleh guru. Guru bersama siswa
menscore perolehan skor kelompok dan individu. Pada tahap rekognisi tim,
guru memberikan penghargaan pada kelompok yang dapat mengumpulkan
skor terbanyak.
(3) Kegiatan ahkir
39
Dalam kegiatan ahkir, Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Guru menyampaikan pembelajaran yang akan dipelajari berikutnya.
3. Pertemuan III
(1) Kegiatan awal
Pada tahap pendahuluan guru mengecek kesiapan belajar siswa. Guru
memberikan apersepsi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kooperatif
tipe STAD dengan menggunakan media tiga dimensi
(2) Kegiatan inti
Dalam kegiatan inti, Guru bertanya jawab mengenai materi yang sudah
dipelajari sebelumnya. Siswa dibentuk menjadi 6 kelompok, 4 kelompok
terdiri dari 5 anak dan 2 kelompok terdiri dari 6 anak. Siswa bersama
kelompok mengerjakan teka-teki yang disediakan guru. Siswa
mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
(3) Kegiatan ahkir
Dalam kegiatan ahkir, siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II. Guru
bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru melakukan
refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan. Guru menyampaikan
pembelajaran yang akan dipelajari berikutnya.
Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang
berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Observasi dilakukan oleh
observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan media tiga dimensi.
Observer menggunakan lembar observasi untuk mengumpulkan data aktifitas
pembelajaran, baik pembelajaran guru, maupun aktifitas siswa dalam
pembelajaran
c. Refleksi
Peneliti menganalisis semua tindakan pada siklus I dan siklus II, kemudian
melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan dalam tindakan kelas
dan diharapkan siswa mengalami peningkatan hasil belajar. Data yang telah
40
dicatat dalam lembar pengamatan baik siswa ataupun guru dan penilaian dalam
menyelesaikan tes evaluasi dianalisis untuk mendapat kesimpulan. Hasil analisis
dicatat apakah pada setiap tahapan sudah menunjukkan peningkatan atau belum.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
dengan demikian pelaksanaan dapat lebih baik. Hasil refleksi ini berguna untuk
menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek
penelitian. Menurut Widoyoko (2012:46) observasi merupakan salah satu metode
pengumpulan data dimana pengumpul data mengamati secara visual gejala yang
diamati serta menginterpretasikan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk
catatan. Penulis menggunakan metode ini untuk mengetahui perilaku siswa yang
berhubungan dengan hasil belajarnya. Observasi ini sebagai petunjuk penulis
untuk dijadikan bahan pertimbangan pada pelaksanaan langkah berikutnya.
Dibawah ini adalah kisi-kisi lembar observasi guru dan siswa yang dijadikan
bahan pengamatan penulis.
Tabel 3.1
Kisi – Kisi Lembar Observasi Guru
No Aspek Indikator No.item Jumlah
1. Kegiatan
Awal
a. Guru memberikan apersepsi
b. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
1, 2 2
2.
Kegiatan
Inti
Pengajaran a. Guru membagi siswa menjadi 6
kelompok secara heterogen. 3, 4, 5 3
41
3.
b. Guru membagikan lembar kerja siswa
untuk didiskusikan secara
berkelompok.
c. Guru membagikan media tiga dimensi
berupa benda asli dan benda tiruan
Tim Studi d. Guru membimbing siswa di dalam
kelompok.
e. Guru membimbing siswa dalam
mengumpulkan informasi melalui
media tiga dimensi berupa benda asli
dan benda tiruan yang disediakan
guru.
f. Guru memperjelas perintah
pembelajaran yang dilakukan siswa di
dalam kelompok.
g. Guru membimbing siswa dalam
kegiatan presentasi di masing-masing
kelompok
h. Guru meriview konsep materi
pembelajaran.
i. Guru menjawab pertanyaan siswa
mengenai materi pembelajaran yang
kurang dipahami.
6, 7, 8,
9, 10,
11
6
Tes j. Guru memberi kuis kepada siswa
secara mandiri
k. Guru memberi siswa skor awal.
l. Guru men-sore poin untuk tim siswa
berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis
dibandingkan dengan skor awal.
12,
13,14
3
Rekognisi
Tim
m. Guru menghitung nilai kelompok
n. Guru menghitung nilai individu.
o. Guru memberi penghargaan.
15,16,
17
3
Kegiatan
Penutup
p. Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran
q. Guru melakukan refleksi
r. Guru melakukan penilaian ahkir atau
evaluasi
18, 19,
20
3
TOTAL 20
Pada lembar observasi guru digunakan Skala Likert (Sugiyono, 2010: 134-
135) dengan rentang skor 1-4 dengan 20 item. Skor maksimal dari kegiatan
pengamatan pembelajaran yang dirancang ialah 80. Kriteria yang ditetapkan
42
berdasarkan skor tersebut dapat dikategorikan dalam tingkat ”sangat tidak baik”
jika skor hasil pengamatan ≤ 20, tingkat “tidak baik” jika skor hasil pengamatan
21-40, tingkat “baik” jika skor hasil pengamatan 41-60, dan tingkat “sangat baik”
jika skor hasil pengamatan 61-80.
Tabel 3.2
Kisi – Kisi Lembar Observasi Siswa
No Aspek Indikator No.item Jumlah
1. Kegiatan
Awal
b. Kesiapan siswa menerima pelajaran.
c. Siswa aktif menanggapi apersepsi 1, 2 2
2.
3.
Kegiatan
Inti
Pengajaran a. Siswa menyimak guru saat
menyajikan materi.
b. Siswa berkelompok dengan
temannya sesuai petunjuk guru.
3, 4 2
Tim Studi c. Siswa membantu teman untuk
menguasai materi.
d. Siswa aktif menggunakan media tiga
dimensi berupa benda asli dan benda
tiruan sesuai petunjuk guru.
e. Siswa aktif mengerjakan lembar
kerja siswa dalam kelompok.
f. Siswa mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
g. Siswa memberi tanggapan atas
presentasi kelompok lain.
5, 6, 7, 8,
9
5
Tes h. Siswa mengerjakan kuis secara
individu.
i. Siswa aktif mengumpulkan poin
untuk tim
10,11 2
Rekognisi
Tim
j. Siswa aktif terlibat menghitung nilai
kelompok dan nilai individu.
k. Siswa menanggapi penghargaan
yang diberi guru.
12, 13 2
Kegiatan l. Siswa aktif terlibat dalam
menyimpulkan pembelajaran.
14, 15 2
43
Penutup m. Siswa mengerjakan soal evaluasi
tanpa mengganggu temannya.
TOTAL 15
Pada lembar observasi siswa digunakan rentang skor 1-4 dengan 15 item.
Skor maksimal dari kegiatan pengamatan pembelajaran yang dirancang ialah 60.
Kriteria yang ditetapkan berdasarkan skor tersebut menggunakan pedoman skala
Likert dan dapat dikategorikan dalam tingkat ”sangat tidak baik” jika skor hasil
pengamatan ≤ 15, tingkat “tidak baik” jika skor hasil pengamatan 16-30, tingkat
“baik” jika skor hasil pengamatan 31-45, dan tingkat “sangat baik” jika skor hasil
pengamatan 46-60.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengumpulan data melalui dokumentasi atau
catatan-catatan penting, surat kabar, internet dan sebagainya. Suharsimi Arikunto
(2002:206) berpendapat bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip buku, surat kabar, majalah,
prasasti, rapat, agenda dan sebagainya. Adapun dalam penelitian ini metode
dokumentasi digunakan untuk mencari data tentang data nilai siswa.
c. Interview
Metode interview adalah pengumpulan data di mana peneliti mengadakan
pengamatan dilakukan dengan jalan mengadakan komunikasi langsung dengan
subyek penelitian. Menurut Zuriah (2003:129) interview atau wawancara
merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung
antara peneliti dengan subjek atau responden. Dalam interview biasanya terjadi
tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berpijak pada tujuan
penelitian. Penulis menggunakan metode ini guna memperoleh data tentang
rencana pembelajaran yang akan dan telah dilakukan sebagai pertimbangan
langkah selanjutnya.
d. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
pembelajaran. Menurut Djemari dalam Widoyoko (2012:57) tes merupakan salah
44
satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung,
yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Tes hasil
belajar dilakukan setelah pembelajaran selesai di setiap akhir siklus. Tes yang
digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 pada
siklus I dan 20 pada siklus II.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Soal Tes Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Item Soal
Nomor
Soal
Jumlah
Soal
5. Memahami
hubungan
antara gaya,
gerak, dan
energi, serta
fungsinya
5.2 Menjelaskan
pesawat
sederhana
yang dapat
membuat
pekerjaan
lebih mudah
dan lebih
cepat
Menentukan letak 3
titik (titik beban,
titik kuasa, titik
tumpu) pada alat-
alat yang termasuk
pengungkit.
Menggolongkan
alat-alat yang
termasuk
pengungkit sesuai
dengan
golongannya.
Menjelaskan prinsip
kerja pengungkit
sesuai dengan
golongannya.
Menyebutkan
contoh alat yang
menggunakan
prinsip roda.
Menjelaskan
manfaat
penggunaan roda.
3, 6, 9,
10, 11,
15
2, 7, 8,
12
1,4,5,1
3,14
16,18
17,19,
20
5
4
5
2
3
45
Tabel 3.4
Kisi-kisi Soal Tes Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Item Soal
Nomor
Soal
Jumlah
Soal
5. Memahami
hubungan
antara gaya,
gerak, dan
energi, serta
fungsinya
5.2 Menjelaskan
pesawat
sederhana
yang dapat
membuat
pekerjaan
lebih mudah
dan lebih
cepat
Menyebutkan
jenis-jenis katrol.
Menjelaskan
manfaat katrol.
Menyebutkan
contoh alat yang
termasuk bidang
miring.
Menjelaskan
manfaat bidang
miring.
12, 14,
15,16,
17, 18
11, 13,
19,20
2, 3, 7, 9
1, 4, 5, 6,
8, 10
6
4
4
6
3.6 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Tes
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan/kesahihan sebuah instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas tes dihitung dengan cara
mengkorelasikan antara nilai yang diperoleh dari setiap butir soal dengan
keseluruhan yang diperoleh. Menurut Sugiyono (2010:126) menyatakan suatu
item instrumen penelitisn dianggap valid jika memiliki kofesien corrected item
total correlation > 0,3. Uji validitas masing-masing soal dalam tes kemampuan
awal ini dilihat dari korelasi antara skor-skor butir soal dengan skor totalnya.
46
Validitas butir soal ini dihitung dengan menggunakan Statistical Package For The
Social Science (SPSS) versi 16.0.
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabel artinya dapat
dipercaya juga dapat diandalkan, untuk menguji reliabilitas instrumen dilakukan
analisis dengan merujuk teori koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach. Kriteria
untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman yang
dikemukakan oleh george dan Mallery sebagai berikut:
≤ 0,7 : Tidak dapat diterima
0,7 < a ≤ 0,8 : Dapat diterima
0,8 < a ≤ 0,9 : Reliabilitas bagus
> 0,9 : Reliabilitas memuaskan
3.7 Indikator Keberhasilan
Indikator hasil dari penelitian ini adalah ketercapaian peningkatan hasil
belajar siswa. Peneliti memberikan patokan rata-rata kelas 80% mencapai
kentuntasan belajar siswa dengan memperoleh nilai ≥ 70 sesuai dengan KKM
melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan media
tiga dimensi.
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Dalam
penelitian ini menghitung nilai dari setiap siswa dan menghitung rata-rata dari
seluruh siswa atau kelas V.
Rumus menghitung nilai siswa
47
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dapat dilihat dalam tabel
kriteria ketuntasan sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kriteria Ketuntasan Minimal Hasil Belajar SD Virgo Maria 2 Bawen
KKM Kualifikasi
≥ 70 Tuntas
< 70 Tidak tuntas
Rumus menghitung rata-rata nilai siswa
Rata-rata kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
x : Mean (rata-rata)
∑x : jumlah semua nilai siswa
∑n : jumlah siswa
Penyajian data kuantitatif juga dapat dipaparkan dalam bentuk persentase.
Rumus persentase ketuntasan siswa adalah sebagai berikut:
Persentase ketuntasan = x 100%
3.8.2 Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data observasi dari hasil
observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Data kualitatif yang diperoleh dari
observasi guru selama proses pembelajaran berlangsung. Data observasi
menggunakan skala penilaian Likert dengan rentang nilai antara (4, 3, 2, 1) untuk
penilaian keterlaksanaan guru dalam pembelajaran yang berarti angka 4 = sangat
baik, 3 = baik, 2 = tidak baik, 1 = sangat tidak baik (Sugiyono, 2010: 135) dengan
cara memberi centang (√) pada kolom skala nilai.