bab iii metode penelitian 3.1 lokasi penelitianrepository.upi.edu/28990/6/s_mrl_1101002_chapter...
TRANSCRIPT
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi Kawasan Wisata Kampung Toga sekitar 2 km dari pusat pemerintahan
Kabupaten Sumedang, dengan ketinggian 650 DPL koordinat S 06.52.35.1, E
107.54.34.5 dengan nuansa perbukitan yang asri dan pemandangan kota Sumedang
serta hamparan sawah dan sungai yang dapat dinikmati dengan wisata dirgantara
yaitu Paralayang dan gantole. Alamat Kampung Toga : Jl. Makam Cut Nyak Dien Gn
Puyuh Desa Sukajaya- Sumedang Selatan, Jawa Barat Telp/Fax (0265)206567.
Gambar 3.1
Lokasi Kampung Toga
Sumber : KampungToga-Sumedang.blogspot.com
27
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian memegang peranan penting dalam sebuah penelitian yang
dipakai sebagai alat untuk membantu dalam memecahkan masalah dan membuktikan
hipotesis. Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Sugiyono (2014).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2011) adalah metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statis,
dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3.3 Variabel Penelitian
Tabel 3.1
Variabel Penelitian
Faktor Variabel Subvariabel Jenis
Data
Teknik
Pengambilan
Data
Sumber Data
Internal Atraksi
Wisata
Kelengkapan atraksi
wisata yang ada di
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Observasi
dan
Kuesioner
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Kemenarikan atraksi
wisata yang ada di
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Observasi
dan
Kuesioner
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
28
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kondisi atraksi yang
ada di Kawasan
Wisata Kampung
Toga
Primer Observasi
dan
Kuesioner
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Fasilitas
Wisata
Kualitas area parkir
yang ada di Kawasan
Wisata Kampung
Toga
Primer Observasi
dan
Kuesioner
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Ketersediaan toilet
yang ada di Kawasan
Wisata Kampung
Toga
Primer Observasi
dan
Kuesioner
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Ketersediaan toko
cinderamata yang ada
di Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Observasi
dan
Kuesioner
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Fasilitas restoran atau
rumah makan yang
ada di Kawasan
Wisata Kampung
Toga
Primer Observasi
dan
Kuesioner
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Kelengkapan fasilitas
untuk melaksanakan
ibadah bagi
pengunjung di
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Observasi
dan
Kuesioner
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Infrastruktur Sistem informasi
pariwisata yang ada di
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Observasi
dan
Kuesioner
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Kebersihan objek
wisata yang ada di
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Observasi
dan
Kuesioner
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
29
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keamanan objek
wisata yang ada di
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Observasi
dan
Kuesioner
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Aksesibilitas Jalan umum menuju
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Observasi
dan
Kuesioner
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Akses jalan menuju
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Observasi
dan
Kuesioner
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Eksternal Wisatawan Jenis kelamin
wisatawan yang
berkunjung ke
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Kuesioner Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Usia wisatawan yang
berkunjung ke
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Kuesioner Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Kota asal wisatawan
yang berkunjung ke
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Kuesioner Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Pekerjaan wisatawan
yang berkunjung ke
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Kuesioner Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Pengetahuan
wisatawan yang
berkunjung tentang
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Kuesioner Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
30
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tujuan wisatawan
berkunjung ke
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Kuesioner Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Dengan Siapa
wisatawan berkunjung
ke Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Kuesioner Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Bersama siapa
wisatawan berkunjung
ke Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Kuesioner Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Masyarakat
Sekitar
Masyarakat bersikap
ramah terhadap
wisatawan yang
berkunjung ke
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Kuesioner Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Masyarakat selalu
berusaha untuk
menyediakan
keperluan wisatawan
yang berkunjung ke
Kawasan Wisata
Kampung Toga
Primer Kuesioner Kawasan Wisata
Kampung Toga
Kabupaten
Sumedang
Pesaing Kawasan wisata yang
ada di Kabupaten
Sumedang
Sekunder Studi
Literatur
Dinas
Pariwisata
Pemuda dan
Olahraga
Kabupaten
Sumedang
Kawasan wisata yang
ada di Provinsi Jawa
Barat
Sekunder Studi
Literatur
Dinas
Pariwisata
Pemuda dan
Olahraga
Kabupaten
Sumedang
31
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Sumber : Olahan Data Peneliti)
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan dalam pengumpulan data
dan informasi yang diperlukan dalam penelitian Sugiyono (2011: 305).
3.4.1 Observasi
Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan
pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala
atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini observasi diperlukan untuk memahami aktifitas yang
sebenarnya sedang terjadi, yang akan disesuaikan dengan data yang diperoleh dari
wawancara atau kuesioner sebelumnya.
Menurut Patton dalam Poerwandari (1998) tujuan observasi adalah
mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-
orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka
yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.
Menurut Patton dalam Poerwandari (1998) salah satu hal yang penting, namun
sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan
demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :
Kebijakan
Pemerintah
Kebijakan pemerintah
pusat yang berkaitan
dengan kepariwisataan
Sekunder Studi
Literatur
Dinas
Pariwisata
Pemuda dan
Olahraga
Kabupaten
Sumedang
Kebijakan pemerintah
lokal yang berkaitan
dengan kepariwisataan
Sekunder Studi
Literatur
Dinas
Pariwisata
Pemuda dan
Olahraga
Kabupaten
Sumedang
32
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal
yang diteliti akan atau terjadi.
2) Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada
penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk
mendekati masalah secara induktif.
3) Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek
penelitian sendiri kurang disadari.
4) Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang
karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara
terbuka dalam wawancara.
5) Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif
terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan
menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk
memahami fenomena yang diteliti.
3.4.2 Wawancara
Menurut Patton dalam Poerwandari (1998) dalam proses wawancara dengan
menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman
wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa
menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang
eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai
aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list)
apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman
demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan
dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan
dengan konteks actual saat wawancara berlangsung menurut Patton dalam
Poerwandari (1998).
Kerlinger dalam Hasan (2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan
metode wawancara :
33
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang
diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer
dengan memberikan penjelasan.
2) Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.
3) Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak
dapat dilakukan.
3.4.3 Kuesioner
Kuesioner yang disebarkan oleh peneliti dimaksudkan untuk mendapatkan
informasi dari wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Wisata Kampung Toga
Kabupaten Sumedang mengenai persepsi wisatawan tentang atraksi wisata yang ada
di Kawasan Wisata Kampung Toga Kabupaten Sumedang.
Menurut Suroyo Anwar (2009: 168) Angket atau kuisioner merupakan
sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data fakyual atau opini yang
berkaitan dengan diri responden,yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui
dan perlu dijawab oleh responden.
3.4.3.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji validitas menunjukan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan
diukur. Penerapan uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat pengukur
data pada dasarnya menunjukan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau
konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok
individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda.
Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai r hitung
pada tabel Correlations pada total nilai Pearson Correlation untuk tiap indikator
variabel dengan nilai tabel r dengan ketentuan untuk degree of freedom (df) = n-k,
dimana n adalah jumlah sampel yang digunakan, dan k adalah jumah variabel
independennya menurut Ghozali (2013: 53). Dengan jumlah sampel (n) adalah 100
orang dan signifikasi 0,05 maka tabel r pada penelitian ini adalah 0,195. Bila hitung r
> tabel r, berarti pernyataan tersebut dinyatakan valid. Bila hitung r ≤ tabel r, berarti
34
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. Analisis dilakukan terhadap semua
instrumen dengan bantuan program komputer SPSS versi 20 for Windows. Hasil uji
validitas dan reabilitas untuk setiap variabel penelitian dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 3.2
Koefesien Validitas
Pernyataan mengenai Atraksi Wisata yang ada di Kawasan Wisata Kampung
Toga
Sumber : Diolah peneliti (2016)
Karena nilai r hitung > r tabel maka seluruh item pernyataan mengenai Atraksi
Wisata yang ada di Kawasan Wisata Kampung Toga dinyatakan valid.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
0,850 0,851 5
Nilai Cronbach's Alpha = 0,850 > 0,600 maka seluruh butir pernyataan
mengenai Atraksi Wisata yang ada di Kawasan Wisata Kampung Toga dinyatakan
reliabel.
Tabel 3.3
Koefesien Validitas
Pernyataan mengenai Fasilitas Wisata yang ada di Kawasan Wisata Kampung
Toga
Pernyataan r hitung r table Keterangan
P1 0,577 0,195 Valid
P2 0,628 0,195 Valid
P3 0,634 0,195 Valid
P4 0,663 0,195 Valid
P5 0,249 0,195 Valid
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
P6 0,258 0,195 Valid
P7 0,595 0,195 Valid
P8 0,609 0,195 Valid
P9 0,139 0,195 Tidak Valid
35
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber : Diolah peneliti (2016)
Karena P9 tidak valid, maka P9 dihilangkan dan dilakukan perhitungan ulang
sehingga diperoleh Kondisi Fasilitas Umum.
Tabel 3.4
Koefesien Validitas
Pernyataan mengenai Fasilitas Wisata yang ada di Kawasan Wisata Kampung
Toga
Sumber : Diolah peneliti (2016)
Karena P6 tidak valid, maka P6 dihilangkan dan dilakukan perhitungan ulang
sehingga diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 3.5
Koefesien Validitas
Pernyataan mengenai Fasilitas Wisata yang ada di Kawasan Wisata Kampung
Toga
Sumber : Diolah peneliti (2016)
Karena nilai r hitung > r tabel maka seluruh item pernyataan mengenai
Fasilitas Wisata yang ada di Kawasan Wisata Kampung Toga dinyatakan valid.
Reliability Statistics
P10 0,707 0,195 Valid
P11 0,687 0,195 Valid
P12 0,717 0,195 Valid
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
P6 0,132 0,195 Tidak Valid
P7 0,686 0,195 Valid
P8 0,676 0,195 Valid
P10 0,725 0,195 Valid
P11 0,731 0,195 Valid
P12 0,749 0,195 Valid
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
P7 0,704 0,195 Valid
P8 0,716 0,195 Valid
P10 0,734 0,195 Valid
P11 0,751 0,195 Valid
P12 0,741 0,195 Valid
36
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
0,888 0,889 5
Nilai Cronbach's Alpha = 0,888 > 0,600 maka seluruh butir pernyataan
mengenai Fasilitas Wisata yang ada di Kawasan Wisata Kampung Toga dinyatakan
reliabel.
Tabel 3.6
Koefesien Validitas
Pernyataan mengenai Infrastruktur yang ada di Kawasan Wisata Kampung
Toga
Sumber : Diolah peneliti (2016)
Karena nilai r hitung > r tabel maka seluruh item pernyataan mengenai
Infrastruktur yang ada di Kawasan Wisata Kampung Toga dinyatakan valid.
Nilai Cronbach's Alpha = 0,686 > 0,600 maka seluruh butir pernyataan
mengenai Infrastruktur yang ada di Kawasan Wisata Kampung Toga dinyatakan
reliabel.
Tabel 3.7
Koefesien Validitas
Pernyataan mengenai Aksesibilitas yang ada di Kawasan Wisata Kampung
Toga
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
P13 0,500 0,195 Valid
P14 0,535 0,195 Valid
P15 0,481 0,195 Valid
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
0,686 0,689 3
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
P16 0,715 0,195 Valid
37
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber : Diolah peneliti (2016)
Karena nilai r hitung > r tabel maka seluruh item pernyataan mengenai
Aksesibilitas yang ada di Kawasan Wisata Kampung Toga dinyatakan valid.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
0,833 0,834 2
Nilai Cronbach's Alpha = 0,833 > 0,600 maka seluruh butir pernyataan
mengenai Aksesibilitas yang ada di Kawasan Wisata Kampung Toga dinyatakan
reliabel.
Tabel 3.8
Koefesien Validitas
Pernyataan mengenai Promosi Kawasan Wisata Kampung Toga
Sumber : Diolah peneliti (2016)
Karena P18 dan P19 tidak valid, maka P18 dan P19 dihilangkan dan dilakukan
perhitungan ulang sehingga diperoleh data sebagai berikut
Tabel 3.9
Koefesien Validitas
Pernyataan mengenai Promosi Kawasan Wisata Kampung Toga
P17 0,715 0,195 Valid
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
P18 0,000 0,195 Tidak Valid
P19 0,022 0,195 Tidak Valid
P20 0,514 0,195 Valid
P21 0,398 0,195 Valid
P22 0,531 0,195 Valid
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
P20 0,798 0,195 Valid
38
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber : Diolah peneliti (2016)
Karena nilai r hitung > r tabel maka seluruh item pernyataan mengenai Promosi
yang ada di Kawasan Wisata Kampung Toga dinyatakan valid.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
0,890 0,895 3
Nilai Cronbach's Alpha = 0,890 > 0,600 maka seluruh butir pernyataan
mengenai Promosi yang ada di Kawasan Wisata Kampung Toga dinyatakan reliabel.
Tabel 3.10
Koefesien Validitas
Pernyataan mengenai Hospitality Kawasan Wisata Kampung Toga
Sumber : Diolah peneliti (2016)
Karena nilai r hitung > r tabel maka seluruh item pernyataan mengenai
Hospitality yang ada di Kawasan Wisata Kampung Toga dinyatakan valid.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
0,842 0,845 3
P21 0,789 0,195 Valid
P22 0,791 0,195 Valid
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
P23 0,728 0,195 Valid
P24 0,695 0,195 Valid
P25 0,712 0,195 Valid
39
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai Cronbach's Alpha = 0,842 > 0,600 maka seluruh butir pernyataan
mengenai Promosi yang ada di Kawasan Wisata Kampung Toga dinyatakan reliabel.
3.4.3.2 Populasi dan Sampel
1) Populasi
Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan kuesioner kepada para wisatawan
yang berkunjung dengan tujuan agar dapat menggali informasi lebih dalam mengenai
atraksi wisata yang ada di Kawasan Wisata Kampung Toga,
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Arikunto (2006: 130) populasi adalah subjek penelitian.Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada di dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah
wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Kampung Toga pada satu tahun
terakhir yaitu tahun 2015, berdasarkan data yang diperoleh dari pengelola kawasan
wisata Kampung Toga adalah sebagai berikut :
Tabel 3.11
Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kampung Toga
Tahun 2012-2015
Tahun Jumlah
2012 85278
2013 81128
2014 79535
2015 76352
(Sumber : Diolah Peneliti)
2) Sampel
40
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono (2014) mengatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada dalam populasi, misalnya karena ada
keterbatasan waktu, biaya, dan juga tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi, penelitian ini menggunakan
rumus Slovin dengan menggunakan populasi yang diambil dari jumlah wisatawan
yang berkunjung ke kawasan wisata Kampung Toga pada satu tahun terakhir yaitu
2015 (lihat tabel 3.11) sebagai berikut:
Keterangan :
n = ukuran sampel
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang bisa ditolerir
(e=0,1)
N = ukuran populasi
Berdasarkan rumus Slovin diatas maka dapat diperoleh jumlah sampel sebagai
berikut:
= 99.869199 orang
41
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari rumus tersebut diperoleh hasil 99.869199 atau dibulatkan menjadi 100
orang.
Peneliti dalam menyebarkan kuesioner menggunakan teknik simple random
sampling. Menurut kerlinger (2006: 188) simple random sampling adalah metode
penarikan dari sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap
populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil.
Sugiyono (2001: 57) menambahkan dinyatakan simple (sederhana) karena
pengambilan sampel populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden yang berusia 17 tahun keatas,
dikarenakan pada usia tersebut data yang didapat lebih relevan dan responden dapat
mempertanggung jawabkan jawabannya.
3.4.3.3 Teknik Pengumpulan Data
1) Data Primer
Menurut Umar (2003) data primer merupakan data yang diperoleh langsung di
lapangan oleh peneliti. Jadi jika peneliti memerlukan data kondisi fisik dan atraksi
wisata, fasilitas wisata, dan aksesibilitas dari lokasi yang menjadi objek penelitian,
maka peneliti harus mengumpulkan data berdasarkan hasil pencariannya di lokasi
penelitian secara langsung. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data hasil dari jawaban kuesioner yang disebar oleh penulis mengenai pengembangan
atraksi wisata guna meningkatkan kunjungan wisatawan di kawasan wisata Kampung
Toga Kabupaten Sumedang.
2) Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2005) data sekunder adalah data yang tidak langsung
memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau
mencari melalui dokumen. dan juga bukanlah data yang diperoleh secara langsung
oleh peneliti, melainkan data yang sudah di peroleh peneiti lain atau dari berbagai
sumber lain seperti studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh
berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian, selain itu dalam
penelitian ini peneliti mempergunakan data yang diperoleh dari internet.
42
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4.3.4 Teknik Analisis Data
Jenis data yang akan terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal, sejalan
dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mencari bagaimana pengembangan atraksi
wisata guna meningkatkan kunjungan wisatawan di kawasan wisata kampung toga
dengan bantuan analisis statistik. Statistik yang digunakan adalah statisti non
parametric, yaitu statistik untuk data yang bersifat ordinal.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan skala Likert. Skala likert adalah skala
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. setiap item akan diberikan 5 pilihan
jawaban untuk setiap pertanyaan. Masing-masing jawaban akan diberi skor sebagai
berikut:
1) nilai 5 berarti sangat bagus
2) nilai 4 berarti bagus
3) nilai 3 berarti cukup bagus
4) nilai 2 berarti tidak bagus
5) nilai 1 berarti sangat tidak bagus.
Dengan teknik pengumpulan data kuesioner/angket, maka instrumen akan
diberikan secara acak. Untuk menetapkan peringkat dalam setiap indikator yang
diteliti pada garis kontinum, dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual
dengan skor ideal menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
1) Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah
diajukan.
2) Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden
diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
43
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dan berikut adalah rumus untuk pengukuran garis kontinum yang
pengukurannya ditentukan dengan cara:
Nilai Indeks Maksimum = skala tertinggi X jumlah pertanyaan X
responden
Nilai Indeks Minimum = skala terendah X jumlah pertanyaan X
responden
Jarak Interval = (nilai maksimum – nilai minimum) : 5
Setelah mendapatkan nilai indeks maksimum, nilai indeks minimum, serta
jarak interval untuk garis kontinum, hasil nilai tersebut dimasukan kedalam gambar
garis kontinum. Dan berikut peneliti berikan contoh gambar garis kontinum :
Gambar 3.2
Garis kontinum
STB TB CB B SB
Sumber: Sugiyono (2011: 135)
3.4.4 Studi Kepustakaan
Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan menganalisis materi dari
berbagai literatur yang relevan untuk memecahkan permasalahan penelitian. Peneliti juga
berusaha membandingkan antara literatur yang satu dengan yang lainnya supaya
mendapatkan data yang akurat.
3.5 Teknik Analisis SWOT
SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness),
peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal
84%
44
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perusahaan. Menurut Jogiyanto (2005: 46), SWOT digunakan untuk menilai
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang
dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan
yang dihadapi.
Menurut Fred R. David (2008: 8) Semua organisasi memiliki kekuatan dan
kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya
atau lemahnya dalam semua area bisnis. Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan
dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar
untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud
memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan.
3.5.1 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal Kawasan
Wisata Kampung Toga berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap
penting. Data dan informasi aspek internal Kawasan Wisata Kampung Toga dapat
digali dari beberapa fungsional kawasan wisata Kampung Toga. Berikut ini tahapan
kerja matriks IFE :
1) Buatlah daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada
kesuksesan atau kegagalan usaha untuk aspek internal yang mencakup
kekuatan dan kelemahan bagi Kawasan Wisata Kampung Toga.
2) Tentukan bobot dari faktor-faktor tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi
yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot
harus sebesar 1. Nilai bobot dinilai dan dihitung berdasarkan rata-rata
industrinya.
3) Beri (rating nilai) 1 sampai 4 masing-masing faktor yang memiliki nilai:
4=jawaban sangat kuat.
3=jawaban kuat.
2=jawaban lemah.
1=jawaban sangat lemah.
45
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Kalikan antara bobot dengan rating dari masing-masing faktor untuk
menentukan nilai skornya.
5) Jumlahkan skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang
dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya dibawah 2,5 menandakan
bahwa secara internal Kawasan Wisata Kampung Toga adalah lemah,
sedangkan apabila nilainya diatas 2,5 menunjukkan posisi internal yang
kuat. Seperti halnya pada matriks EFE, matriks IFE terdiri dari cukup
banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak pada jumlah
bobot karena ia selalu berjumlah 1,0.
Tabel 3.12 Matriks IFE
Key Internal Factors Bobot Rating Skor
Kekuatan
-
-
Kelemahan
-
-
Total 1,00
Sumber :Diktat Kuliah Strategi Pengembangan& Pengelolaan (2009)
3.5.2 Matriks EFE (External Factor Evaluation)
Matriks EFE dibuat untuk menilai respon kawasan wisata Kampung Toga
terhadap kondisi eksternalnya. Nilai matriks ini kemudian akan dimasukkan ke dalam
Matriks Internal-Eksternal (Matriks IE) untuk mengetahui posisi kawasan wisata
Kampung Toga. Terdapat lima langkah dalam mengembangkan matriks EFE:
1) Buat daftar faktor-faktor eksternal yang diidentifikasi dalam proses audit
eksternal yang mencangkup peluang dan ancaman bagi kawasan wisata
Kampung Toga.
46
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Beri bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat
penting). Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor tersebut agar
berhasil dalam industri tersebut. Peluang sering mendapat bobot lebih besar
ketimbang ancaman, tetapi ancaman dapat juga menerima bobot tinggi bila
berat atau mengancam. Bobot yang wajar dapat ditentukan dengan
membandingkan pesaing yang sukses dengan yang gagal atau dengan
mendiskusikan faktor tersebut dan mencampai konsensus kelompok. Jumlah
seluruh bobot yang diberikan pada faktor di atas harus sama dengan 1,0.
3) Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor sukses kritis untuk
menunjukkan seberapa efektif strategi kawasan wisata Kampung Toga saat
ini menjawab faktor ini, dengan catatan :
4=jawaban sangat kuat.
3=jawaban kuat.
2=jawaban lemah.
1=jawaban sangat lemah.
Peringkat/rating didasarkan pada efektivitas strategi Kawasan Wisata
Kampung Toga. Peringkat didasarkan pada keadaan Kawasan Wisata
Kampung Toga, sedangkan bobot dalam Langkah 2 didasarkan pada industri.
4) Kalikan setiap bobot dengan peringkat/rating untuk menentukan nilai yang
dibobot.
5) Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan nilai
yang dibobot total bagi Kawasan Wisata Kampung Toga.
Tabel 3.13 Matriks EFE
Key External Factors Bobot Rating Skor
47
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peluang
-
-
Ancaman
-
-
Total 1,00
Sumber :Diktat Kuliah Strategi Pengembangan & Pengelolaan (2009)
Tanpa memperdulikan jumlah peluang dan ancaman kunci yang dimasukkan
dalam Matriks EFE, total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu organisasi adalah
4,0 dan yang teredah adalah 1,0. Rata-rata nilai yang dibobot adalah 2,5. Jumlah nilai
yang dibobot sama dengan 4,0 menunjukkan bahwa Kawasan Wisata Kampung Toga
memberi jawaban dengan cara yang luar biasa pada peluang dan ancaman yang ada
dalam industrinya. Jumlah nilai sama dengan 1,0 menunjukkan bahwa strategi
Kawasan Wisata Kampung Toga memanfaatkan peluang atau menghindari ancaman
eksternal.
3.5.3 Positioning Kuadran SWOT
Dari matriks IFE dapat diketahui posisi sumbu X dengan rumus sebagai berikut :
X = Total Kekuatan – Total Kelemahan
Sedangkan dari matriks EFE dapat diketahui posisi sumbu Y dengan rumus
sebagai berikut :
Y = Total Peluang – Total Ancaman
Berdasarkan matriks IFE dan EFE tersebut dapat diketahui posisi sumbu X dan
posisi sumbu Y yang menentukan posisi di kuadran SWOT dapat dilihat pada gambar
3.2 berikut
Gambar 3.3
Posisi dalam Kuadran SWOT
Peluang (Opportunity)
O
Kelemahan (Weakness) Kekuatan (Strength)
Kuadran II Kuadran I
48
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(-,+)Ubah Strategi (+,+)Progresif
W S
Kuadran IV Kuadran III
(-,-)Strategi Bertahan (+,-)Diversifikasi Strategi
T
Ancaman (Threath)
Sumber: Pearce dan Robinson (1997: 20)
1) Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam
kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan
ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
2) Kuadran II (positif , negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi
tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi
strategi artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah
tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan
untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh
karenanya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi
taktisnya.
3) Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat
berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah ubah strategi, artinya
organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang
lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus
memperbaiki kinerja organisasi.
4) Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi
49
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi bertahan,
artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya
organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan
kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil
terus berupaya membenahi diri.
3.5.4 Matriks SWOT / TOWS
Matriks SWOT/TOWS adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis
organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya. Matriks ini memiliki 4 buah strategi, yaitu :
1) Strategi SO (Strength-Opportunity)
Strategi SO adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran
organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan internal untuk dapat
menarik keuntungan dari peluang eksternal. Jika sebuah perusahaan memiliki
kelemahan besar, maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan
mengubahnya menjadi kekuatan. Tatkala sebuah organisasi dihadapkan pada
ancaman yang besar, maka perusahaan akan berusaha menghindarinya untuk
berkonsentrasi pada peluang.
2) Strategi WO (Weakness-Opportunity)
Strategi WO adalah strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan
internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang,
peluang-peluang besar muncul, tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal
yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut
3) Strategi ST (Strength-Treath)
Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan sebuah perusahaan
untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan
berarti bahwa suatu organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman secara
50
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
langsung di dalam lingkaran eksternal.
4) Strategi WT (Weakness-Treath)
Strategi WT adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kegiatan yang bersifat
defensif untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman
eksternal. Untuk lebih jelas, berikut ini adalah delapan tahap bagaimana
penentuan strategi dibangun melalui matriks TOWS/SWOT. Tahapan yang
dimaksud adalah :
a. Buat daftar peluang dan ancaman eksternal perusahaan, masukkan ke
dalam tabel EFE (External Factors Evaluation)
b. Buat daftar kekuatan dan kelemahan kunci internal perusahaan, masukkan
ke dalam tabel IFE (Internal Factors Evaluation)
c. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan
catat hasilnya dalam sel strategi SO.
d. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal
dan catat hasilnya dalam sel strategi WO.
e. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan
catat hasilnya dalam sel strategi ST.
f. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal
dan catat hasilnya dalam sel strategi WT.
Tabel 3.14
Matriks Analisis SWOT
EFE
IFE
Strength
( Kekuatan )
Weakness
( Kelemahan )
Opportunity
( Peluang ) S-O Startegy W-O Strategy
Threat
( Ancaman ) S-T Strategy W-T Strategy
Sumber : Rangkuti (2009: 324)
51
Yoga Barata Ari Wibowo, 2017 PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG TOGA KABUPATEN SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu