bab iii metode penelitian 3.1...

15
Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 MetodePenelitian Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan, contohnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat- alat tertentu. Sugiyono (2014, hlm. 107) menjelaskan bahwa “metode penelitian dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Berdasarkan dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka metode penelitian yang cocok adalah metode penelitian eksperimen. Metode eksperimen dijelaskan oleh Sugiyono (2014, hlm. 107) bahwa “metode eksperimen dapat diartikan metode penelitian yang dapat digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”. Sedangkan menurut Arikunto (2002, hlm. 117) menjelaskan bahwa “eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara satu faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu”. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa eksperimen adalah suatu kegiatan dalam penelitian yang dilakukan untuk mendapat berbagai informasi yang berasal dari data yang terkumpul dan menguji hipotesis yang berguna dari masalah yang diteliti. Maka penulis beranggapan bahwa metode yang cocok untuk penelitian ini adalah eksperimen. 3.2 Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan desain Pretest Postest control group design. Pada penelitian ini siswa melaksanakan tes awal (pretest) dengan cara siswa mengisi angket sebagai tes awal kepercayaan diri untuk mengetahui hasil awal sebelum diberi perlakuan (treatment). Maka dari itu peneliti bisa menggunakan hasil tes awal ini untuk membandingkan perbedaan apabila sudah diberi perlakuan (treatment). Setelah mendapatkan hasil dari tes awal (pretest) maka siswa diberikan perlakuan

Upload: others

Post on 07-Mar-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 MetodePenelitianrepository.upi.edu/46788/4/S_JKR_1506093_Chapter3.pdf · 3. Melakukan tes awal kepada kedua klompok berupa instrumen kepercayaan diri

Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 MetodePenelitian

Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan,

contohnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-

alat tertentu. Sugiyono (2014, hlm. 107) menjelaskan bahwa “metode penelitian dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Berdasarkan dengan

tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka metode penelitian yang cocok

adalah metode penelitian eksperimen. Metode eksperimen dijelaskan oleh Sugiyono

(2014, hlm. 107) bahwa “metode eksperimen dapat diartikan metode penelitian yang

dapat digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang terkendali”. Sedangkan menurut Arikunto (2002, hlm. 117) menjelaskan

bahwa “eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara satu

faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi

atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu”. Dari uraian tersebut dapat

disimpulkan bahwa eksperimen adalah suatu kegiatan dalam penelitian yang dilakukan

untuk mendapat berbagai informasi yang berasal dari data yang terkumpul dan menguji

hipotesis yang berguna dari masalah yang diteliti. Maka penulis beranggapan bahwa

metode yang cocok untuk penelitian ini adalah eksperimen.

3.2 Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini menggunakan desain Pretest Postest control group

design. Pada penelitian ini siswa melaksanakan tes awal (pretest) dengan cara siswa

mengisi angket sebagai tes awal kepercayaan diri untuk mengetahui hasil awal sebelum

diberi perlakuan (treatment). Maka dari itu peneliti bisa menggunakan hasil tes awal

ini untuk membandingkan perbedaan apabila sudah diberi perlakuan (treatment).

Setelah mendapatkan hasil dari tes awal (pretest) maka siswa diberikan perlakuan

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 MetodePenelitianrepository.upi.edu/46788/4/S_JKR_1506093_Chapter3.pdf · 3. Melakukan tes awal kepada kedua klompok berupa instrumen kepercayaan diri

Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(treatment) dengan menggunakan metode pendekatan kontkstual dalam pembelajaran

pencak silat dan tidak di berikan perlakuan apa apa . Maka, setelah diberikan perlakuan

(treatmen) siswa yang menjadi sampel tersebut melaksanakan tes akhir (posttest). Hal

demikian dilakukan untuk mengetahui bagaimana pendekatan kontekstual terhadap

peningkatan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran pencak silat. Berikut gambar

desain penelitian Pretest-Postest control group Design:

Gambar 3.1. Desain Penelitian

Keterangan :

R = kelompok dipilih secara random

X = perlakuan atau sesuatu yang diujikan

O1 = hasil pretest kelas eksperimen

O3 = hasil pretest kelas kontrol

O2 = hasil posttest kelas eksperimen

O4 = hasil posttest kelas kontrol

Sumber : (Sugiyono, 2012:112)

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menyusun langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Langkah pertama menentukan populasi yaitu mengambil dari siswa SMK alihtihad

purabaya yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencaksilat

2. Menentukan sampel dari seluruh siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler pencak silat sebanyak 30 siswa jumlah sampel yang penulis ambil

yaitu 15 orang siswa anggota ekstrakurikuler pencak silat untuk klompok

eksperimen dan 15 orang siswa untuk klompok kontrol.

3. Melakukan tes awal kepada kedua klompok berupa instrumen kepercayaan diri

R O1 X O2

R O3 O4

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 MetodePenelitianrepository.upi.edu/46788/4/S_JKR_1506093_Chapter3.pdf · 3. Melakukan tes awal kepada kedua klompok berupa instrumen kepercayaan diri

Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

4. Memberikan perlakukan/treatment kepada sampel dengan tujuan untuk

perbandingan.

5. Postest dilakukan setelah diberikan perlakuan/treatment dilakukan untuk

mengetahui hasil.

6. Setelah mendapatkan data hasil pengetesan, langkah selanjutnya yaitu

melakukan pengolahan data dan menganalisis data.

7. Menentukan kesimpulan berdasarkan hasil dari pengolahan dan analisis data.

Adapun gambar dari langkah-langkah penelitian yang penulis susun dalam bentuk

gambar sebagai berikut:

Gambar 3.2 langkah-langkah penelitian

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 MetodePenelitianrepository.upi.edu/46788/4/S_JKR_1506093_Chapter3.pdf · 3. Melakukan tes awal kepada kedua klompok berupa instrumen kepercayaan diri

Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3.3 Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler pencak silat di Sekolah Menengah Kejuruan alihtihad purabaya

kabupaten sukabumi. Alasan utama pemilihan lokasi penelitian di SMK alihtihad

didasarkan atas penemuan masalah penulis pada saat melakukan observasi lapangan,

yang melihat kurangnya kepercayaan diri siswa serta belum terciptanya pemahaman

gerak yang baik dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga beladiri pencak

silat.

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh objek atau subjek yang akan diteliti, sebagaimana

dijelaskan oleh Sugiyono (2014, hlm. 119) bahwa “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu

kesimpulan.” Pendapat serupa dikemukakan oleh Arikunto (2002,

hlm. 115) yang mengatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam

wilayah penelitian, maka penelitinya merupakan penelitian populasi”. Sesuai

dengan kedua pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa populasi bukan

hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda

mati yang ada di alam dunia ini, dan populasi bukan hanya sekedar objek atau

subjek saja, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat, perilaku, keadaan dan lain-lain

yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut. Dalam penelitian ini populasi

yang diteliti adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat di SMK alihtihad

ciri ciri sample yang akan menjadi bagian dari penelitian adalah siswa siswi yang

mengikuti kegiatan ekstra kulikuler pencak silat dari kelas X-XII berumur 14-18 tahun

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 MetodePenelitianrepository.upi.edu/46788/4/S_JKR_1506093_Chapter3.pdf · 3. Melakukan tes awal kepada kedua klompok berupa instrumen kepercayaan diri

Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

, pengalaman mengukuti pencak silat berpariatif dari siswa yang baru bergabung dan

juga siswa yang sudah 2 tahun bergabung dalam ekstrakulikuler

3.5 Program perlakuan

Program perlakuan merupakan langkah langkah yang harus di terapkan peneliti

pada sampel penelitian agar penelitian dapat di pertanggungjawabkan kebenaran hasil

nya melalui langkah langkah program dan perlakuan pada sampel.

Sampel terdiri dari anggota ekstrakulikuler pencak silat yang berjumlah 30

orang siswa siswi yang akan di bagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen

dan klompok control dengan rata rata usia adalah 14-18 tahun, perlakuan pada sampel

di lakukan dalam 12 kali pertemuan yang di lakukan 4 hari dalam 1 minggu yaitu pada

hari senin, rabu, kamis, dan sabtu.

Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah peningkatan atau

perbedaan kepercayaan diri siswa dalam pencak silat dengan cara menyebar angket

kepercayaan diri diawal pembelajaran, pendekatan pembelajaran yang diharapkan akan

meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam pencak silat adalah menggunakan

pendekatan contextual teaching learning (CTL) pendekatan ini merupakan pendekatan

yang berusaha untuk mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan siswa sehari-hari,

dengan menerapkan CTL pada pembelajaran pencak silat tehnik dan gerakan pencak

silat akan di terapkan langsung pada kegiatan yang sering di lakukan oleh siswa contoh

gerakan pencak silat hindaran yang dilakukan untuk menghindar dari serangan lawan

akan di CTL kan menjadi gerakan menghindar ketika ada pohon yang tumbang atau

menghindar saat akan tertabrak kendaraan,

Table 3.1

Program perlakuan

No Materi ajar CTL

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 MetodePenelitianrepository.upi.edu/46788/4/S_JKR_1506093_Chapter3.pdf · 3. Melakukan tes awal kepada kedua klompok berupa instrumen kepercayaan diri

Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1 Tangkisan

Tehnik tangkisan dalam pencak silat dapat di

kontekstualkan dalam kehidupan sehari hari, contohnya

adalah menangkis ranting kayu atau benda yang tiba tiba

mendekat

2 Elakan

Tekhnik elakan dalam pencaksilat tentu dapat di

kontekstualkan menjadi bagian dari kehiodupan siswa

contohnya adalah mengelak dari ranting kayu yang

melecut kerah kepala, atau bola yang tanpa kita sadari dari

awalnya mengarah mendekat ke kepala kita

3 Hindaran

Hindaran dapat kita hubungkan dengan kehidupan nyata

siswa salah satu contohnya adalah menghindar pada saat

akan tertabrak kendaraan

4 Kuda kuda

Kuda kuda merupakan ciri khas dalam pencak silat, tidak

hanya mnejadi ciri khas tetapi pungsi kuda kuda pun

sangat berguna salah satunya menguatkan pijakan, tkuda-

kuda dapat kita kontekstualkan seperti disaat menarik

beban yang berat kuda kuda dapat di andalkan untuk

sedikit meringankan nya.

5 Tangkapan

Proses tangkapan merupakan bagian awal dari tehnik

bantingan dimana kita dapat menghubungkan proses

tangkapan dalam kehidupan nyata siswa salahsatu

contohnya adalah menangkap benda yang dengan sengaja

di lempar kearah siswa

6

Proses

kuncian dan

angkatan

bantingan

Proses bantingan meliputi beberapa gerakan salahsatunya

adalah mengunci posisi dan mengangkat badan lawan

dengan bobot hampir sama dengan berat badan kita, proses

ini dapat kita hubuungkan dengan kehidupan siswa dengan

menganalogikan mengangkat suatu benda yang akan kita

simpan di tempat lebih tinggi ( menyimpan kursi ke meja

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 MetodePenelitianrepository.upi.edu/46788/4/S_JKR_1506093_Chapter3.pdf · 3. Melakukan tes awal kepada kedua klompok berupa instrumen kepercayaan diri

Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

belajar, mengangkat galon yang akan di masukan dalan

dispenser)

7 Proses akhir

Bantingan

Proses akhir bantingan dapat dilakukan dengan cara

melemparkan, mengungkit, menghantarkan dan masih

banyak lagi, proses ini dapat kita kontekstualkan menjadi

bagian kehidupan siswa dengan mengaitkan nya pada

proses lemparan dari beban yang di tanggung pada saat

proses mengangkat

8 Tendangan

lurus

Tendangan lurus atau tendangan depan merupakan

tendangan yang memiliki tekanan paling kuat dengan ini

dapat kita kontekstualkan menjadi bagian dari kehidupan

sehari hari siswa dengan menggiring pengetahuan dan

gerak nya contohnya adalah (mendobrak pintu yang

terkunci, menahan laju benda mati atau hiodup yang

bobotnya tidak lebih berat dari berat badan )

9 Tendangan

ganjel T

Tendangan ini merupakan bagian dari tendangan belakang

atau T yang di ciptakan untuk menahan gerakan lkawan

seketika dan dapat dengan mudah langsung

menghindarinya , tehnikl ini dapat kita kontekstualkan

dengan menggiring penegtahuan dan gerak siswa (

menahan suatu benda dan yang melaju ke arah kita dari

samping atau belakang, dengan memanfaatkan tenaga

dorongan dari benda tersebut dapat di manfaatkan untuk

melarikan atau menghindar.)

10 Loncatan

harimau dasar

Loncatan harimau diperagakan untuk menghindari sapuan

atau serangan bawah dengan cara melompat kea rah

datangnya serangan dengan di akhiri sikap guling dengan

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 MetodePenelitianrepository.upi.edu/46788/4/S_JKR_1506093_Chapter3.pdf · 3. Melakukan tes awal kepada kedua klompok berupa instrumen kepercayaan diri

Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

11

Loncatan

harimau

lanjutan

yang diawali tumpuan tangan, gerakan ini sering

ditemukan dalam kategori ganda.

Gerakan ini dapat di kontekstualkan dengan mengaitkan

pengetahuan dan gerak siswa menghindari rintangan

dengan cara melompat dan menggul;ingkan badan untuk

mengurangi efek berat pada tumpuan kaki

12

Tekhnik jatuh/

menjatuhkan

diri

Tekhnik ini sangat jarang dipelajari tetapi fungsinya

sangat luarbiasa salah satunya adalah untuk menghindari

cidera tekhnik ini dapat kita hubungkan dalam kehidupan

sehari gari siswa dengan cara menggiring pengetahuan dan

gerak siswa dalam proses latihan jatuhan untuk

mengamankan bagian bagian penting dari tubuh kita

Setelah pembelajaran telah berlangsung selama 12 kali pertemuan maka akan

di adakan postest dengan menyebar kembali angket yang sama pada sampel untuk

mengetahui hasil akhir dari penerapan CTL dalam pencak silat . Setelah data terkumpul

maka adan dihitung apakah ada perbedaan kepercayaan diri siswa sebelum dan sesudah

penerapan CTL dalam pencak silat.

3.6 Instrumen Penelitian

Penelitian pada prinsipnya adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena

sosial maupun alam. Dalam pengambilan data variabel penelitian maka diperlukan

sebuah instrumen penelitian. Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang dinilia

akurat untuk mengumpulkan data dan memperoleh data variabel penelitian dan

sejumlah populasi dan sampel penelitian yang telah ditentukan. Sugiyono, (2014, hlm.

46). “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati.” Untuk memperoleh data secara objektif, diperlukan

instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan instrumen

kuesioner atau angket dengan menggunakan Skala Likert. Variabel kepercayaan diri

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 MetodePenelitianrepository.upi.edu/46788/4/S_JKR_1506093_Chapter3.pdf · 3. Melakukan tes awal kepada kedua klompok berupa instrumen kepercayaan diri

Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

diukur melalui angket atau kuesioner. Kuesioner menurut Sugiyono (2014, hlm. 199)

adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Penggunaan

angket dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa dengan menggunakan

angket, maka dapat diberikan secara serempak pada seluruh responden, yang tentu akan

mempercepat waktu penelitian. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan

bahwa soal atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah disediakan peneliti

untuk diisi oleh responden. Responden dalam penelitian ini adalah siswa siswi SMK

alihtihad purabaya yang mengikuti eksrakulikuler pencak silat. Dalam penyusunan

butir-butir pertanyaan kuesioner penulis berpedoman pada penjelasan Sugiyono (2014,

hlm. 200):

1. Isi dan tujuan pertanyaan haru s disusun dalam skala pengukuran dan jumlah

itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti

2. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa

responden

3. Tipe dan bentuk pertanyaan dapat terbuka atau tertutup

4. Pertanyaan tidak mendua sehingga menyulitkan responden untuk memberikan

jawaban

5. Tidak menanyakan yang sudah lupa

6. Pertanyaan tidak menggiring ke jawaban yang baik dan jelek saja

7. Panjang pertanyaan

8. Urutan pertanyaan dimulai dari hal yang umum hingga spesifik

9. Prinsip pengukuran, untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel

10. Penampilan fisik angket

Untuk memperoleh data tentang kepercayaan diri siswa untuk maka butir-butir

pertanyaan harus dibuat secara ringkas, jelas dan tegas. Untuk itu penulis terlebih

dahulu membuat kisi-kisi angket penelitian pada tabel 3.2 sebagai berikut.

Tabel 3.2 Kisi Kisi

Angket Kepercayaan Diri

Definisi

Konsep

Sub

Komponen Indikator

Nomor Butir

Pernyataan

No.

Butir

+

No.

Butir

-

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 MetodePenelitianrepository.upi.edu/46788/4/S_JKR_1506093_Chapter3.pdf · 3. Melakukan tes awal kepada kedua klompok berupa instrumen kepercayaan diri

Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Menurut

Lauster

(2012, hlm.

4),

kepercayaan

diri

adalah

kemampuan

untuk

mempercayai

kemampuan

sendiri.

1. Keyakinan

kemampuan

diri

1.1 Mempunyai tujuan dan

kemauan

1.2 Menghargai diri sendiri

1.3 Bersosialisasi

2. Optimis 2.1 Berpikir positif

2.2 Berusaha keras

3. Objektif

3.1 Mengambil keputusan

3.2 Memberi dan menerima

pendapat

4.

Bertanggun

gjawab

4.1 Mempunyai keberanian

4.2 Mentaati aturan

4.3 Konsekuen terhadap

tugas

5. Rasional

dan realistis

5.1 Mengendalikan diri

5.2 Menganalisis

menggunakan akal sehat

Dari tabel diatas, kisi-kisi mengenai instrumen untuk mengukur

kepercayaan diri siswa siswi di smk alihtihad purabaya tampak komponen, sub

komponen, dan indikator untuk membuat butir pernyataan. Setiap butir

pernyataan telah memiliki alternatif jawaban yang diberikan bobot skor

dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert menurut Sugiyono (2014,

hlm. 134):

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena

sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut

sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert,maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagai sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat

berupa pernyataan atau pertanyaan.

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis

menetapkan kategori pemberian skor sebagai berikut: Kategori untuk setiap

butir pertanyaan positif yaitu, (Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3,

Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju =1.) Kategori untuk pertanyaan negatif

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 MetodePenelitianrepository.upi.edu/46788/4/S_JKR_1506093_Chapter3.pdf · 3. Melakukan tes awal kepada kedua klompok berupa instrumen kepercayaan diri

Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

yaitu, (Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju =4, Sangat

Tidak Setuju = 5.) Kategori tersebut ada dalam tabel berikut

Tabel 3.3 Kriteria Pemberian Skor

3.6.1 Uji Coba Angket

Angket yang telah disusun harus di uji untuk mengukur tingkat validitas dan

reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan

diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai

pengumpul data dalam penelitian ini. Uji coba angket ini diberikan pada siswa

yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat di SMAN 1 NYALINDUNG yang

mempunyai karakteristik hampir sama sebanyak 30 orang, pada bulan mei 2019

Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, peneliti memberikan penjelasan

mengenai cara-cara pengisiannya.

3.6.2 Pengujian Validitas Instrumen

Uji validitas instrument berkenaan dengan ketepatan yang hendak diukur sesuai

dengan fungsinya. Menurut Sukmadinata (2011, hlm. 228) “suatu instrument dikatakan

valid atau memiliki validitas bila instrument tersebut benarbenar mengukur aspek atau

segi yang akan dikur.”

Sebelum instrument disebar kepada responden maka harus diadakan uji

validitas terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah pertanyaan atau pernyataan yang

No Alternatif jawaban

Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

1. Sangat Setuju 5 1

2. Setuju, 4 2

3. Ragu-ragu 3 3

4. Tidak Setuju = 2 2 4

5. SangatTidak Setuju 1 5

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 MetodePenelitianrepository.upi.edu/46788/4/S_JKR_1506093_Chapter3.pdf · 3. Melakukan tes awal kepada kedua klompok berupa instrumen kepercayaan diri

Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dibuat layak atau tidak sehingga dapat diketahui apa yang benar-benar diukur. Semakin

banyak validitasnya maka semakin baik pula apa yang ditelitinya, artinya apa yang

diteliti atau diukur tersebut mengenai pada apa yang dituju, atau semakin menunjukan

apa yang diukur. Langkah-langkah yang penulis tempuh untuk menunjukan validitas

instrumen ini adalah sebagai berikut :

a. Menyebarkan angket kepada responden yang berbeda

b. Memberikan skor terhadap pernyataan sesuai dengan jawaban responden

c. Menghitung korelasi setiap item pernyataan dengan menggunakan rumus

product moment, menurut Sugiyono (2014, hlm. 225) dengan rumus sebagai

berikut :

keterangan

Untuk memudahkan peneliti dala menguji validitas, maka peneliti

menggunakan alat bantu aplikasi pembantu statistik yaitu Microsoft Office Excel

2013. Setelah mendapatkan hasil dari total nilai korelasi dari tiap butirnya, maka

hasil tersebut dibandingkan dengan nilai rtabel pada taraf signifikan 0,05 dan

jumlah responden 20. Untuk menentukan apakah item dari soal tersebut valid atau

tidak, peneliti berpedoman pada acuan jika rhitung > rtabel berarti item soal tersebut

dinyatakan valid. Juga sebaliknya jika rhitung < rtabel maka item soal dinyatakan

tidak valid. Item soal yang tidak valid maka akan dibuang, dan jumlah item soal

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 MetodePenelitianrepository.upi.edu/46788/4/S_JKR_1506093_Chapter3.pdf · 3. Melakukan tes awal kepada kedua klompok berupa instrumen kepercayaan diri

Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

yang lainnya dinyalatakan valid serta sejumlah item soal itulah yang akan

digunakan sebagai instrument dalam penelitian.

3.6.3 Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menggambarkan derajat keajegan atau konsistensi hasil

pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur

menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat

diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya. Pengujian

reliabilitas menggunakan rumus korelasi Product Moment yaitu dengan

mengkorelasikan perolehan skor antara nomor-nomor butir tes gasal dengan

genap. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan

Setelah diperoleh koefisien korelasi berdasarkan butir tes gasal dan genap,

untuk menghitung tingkat Reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman

Brown sebagai berikut :

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

r 1/2 1/2 = indeks korelasi antara dua belahan instrumen

3.7 Prosedur Penelitian

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 MetodePenelitianrepository.upi.edu/46788/4/S_JKR_1506093_Chapter3.pdf · 3. Melakukan tes awal kepada kedua klompok berupa instrumen kepercayaan diri

Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Prosedur penelitian menggambarkan scenario penelitian yang dilakukan

peneliti. Adapun prosedur penelitian adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan masalah penelitian

b. Menetapkan hipotesis

c. Menentukan populasi

d. Menentukan sampel

e. Pengumpulan data dan pelaksanaan tes

f. Pengolahan data

g. Analisis data

h. Hasil dan pembahasan

i. Kesimpulan

3.8 Analisis dan pengolahan data angket kepercayaan diri

Dari hasil penyebaran angket yang dilakukan , baik pre-tes maupun pos-tes

didapat data yang akan dianalisis setelah dilakukan pengolahan data. Adapun

pengolahan dan analisis data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan program SPSS dengan rincian sebagai tersebut dibawah ini :

3.8.1 Mencari nilai rata-rata (x ) dari masing-masing kelompok

Untuk menentukan nilai rata-rata, penulis menggunakan pendekatan program

SPSS dalam hal ini dengan teknik descriptive statistic

3.8.2 Mencari Simpangan Baku

Standard deviation (simpangan baku) adalah suatu nilai yang menunjukan

tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan seratanya Untuk

menentukan nilai simpangan baku penulis menggunakan pendekatan program SPSS

dalam hal ini dengan teknik descriptive statistic

3.8.3 Mencari Varians

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 MetodePenelitianrepository.upi.edu/46788/4/S_JKR_1506093_Chapter3.pdf · 3. Melakukan tes awal kepada kedua klompok berupa instrumen kepercayaan diri

Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Untuk menentukan nilai varians, penulis menggunakan pendekatan program

SPSS dalam hal ini dengan teknik descriptive statistic

3.8.4 Uji Normalitas

Dilakukan untuk pengolahan data selanjutnya apakah menggunakan kaidah

statistik parametrik atau non parametrik. Dalam program SPSS ada dua buah yaitu uji

kolmogorov-smirnov dan uji shapiro-wilk.

Hipotesis;

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Kriteria uji:

Tolak H0 jika sig. (p-value)<α (biasanya α = 0,05), untuk kondisi lainnya H0

diterima

3.8.5 Uji Homogenitas

Varians dilakukan dengan menggunakan uji levene

Hipotesis :

H0 : Data bervariansi homogen

H1 : Data tidak bervariansi homogen

Kriteria uji:

Tolak H0 jika nilai Sig. (p-value)<α (biasanya α = 0,05), untuk kondisi lainnya

H0 diterima.

3.8.6 Uji Hipotesis

Dilakukan dengan membandingkan mean dari kedua hasil tes yaitu pretest dan

posttest. Jika mean Pretest µ1adalah mean Posttest adalah µ2 maka secara hipotesis

statistik dapat dirumuskan ulang sebagai berikut:

H0 : µ1 = µ2 dan H1 : µ1< µ2