bab iii metode penelitian 3.1...
TRANSCRIPT
Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 MetodePenelitian
Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan,
contohnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-
alat tertentu. Sugiyono (2014, hlm. 107) menjelaskan bahwa “metode penelitian dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Berdasarkan dengan
tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka metode penelitian yang cocok
adalah metode penelitian eksperimen. Metode eksperimen dijelaskan oleh Sugiyono
(2014, hlm. 107) bahwa “metode eksperimen dapat diartikan metode penelitian yang
dapat digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendali”. Sedangkan menurut Arikunto (2002, hlm. 117) menjelaskan
bahwa “eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara satu
faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi
atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu”. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa eksperimen adalah suatu kegiatan dalam penelitian yang dilakukan
untuk mendapat berbagai informasi yang berasal dari data yang terkumpul dan menguji
hipotesis yang berguna dari masalah yang diteliti. Maka penulis beranggapan bahwa
metode yang cocok untuk penelitian ini adalah eksperimen.
3.2 Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini menggunakan desain Pretest Postest control group
design. Pada penelitian ini siswa melaksanakan tes awal (pretest) dengan cara siswa
mengisi angket sebagai tes awal kepercayaan diri untuk mengetahui hasil awal sebelum
diberi perlakuan (treatment). Maka dari itu peneliti bisa menggunakan hasil tes awal
ini untuk membandingkan perbedaan apabila sudah diberi perlakuan (treatment).
Setelah mendapatkan hasil dari tes awal (pretest) maka siswa diberikan perlakuan
Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
(treatment) dengan menggunakan metode pendekatan kontkstual dalam pembelajaran
pencak silat dan tidak di berikan perlakuan apa apa . Maka, setelah diberikan perlakuan
(treatmen) siswa yang menjadi sampel tersebut melaksanakan tes akhir (posttest). Hal
demikian dilakukan untuk mengetahui bagaimana pendekatan kontekstual terhadap
peningkatan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran pencak silat. Berikut gambar
desain penelitian Pretest-Postest control group Design:
Gambar 3.1. Desain Penelitian
Keterangan :
R = kelompok dipilih secara random
X = perlakuan atau sesuatu yang diujikan
O1 = hasil pretest kelas eksperimen
O3 = hasil pretest kelas kontrol
O2 = hasil posttest kelas eksperimen
O4 = hasil posttest kelas kontrol
Sumber : (Sugiyono, 2012:112)
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menyusun langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Langkah pertama menentukan populasi yaitu mengambil dari siswa SMK alihtihad
purabaya yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencaksilat
2. Menentukan sampel dari seluruh siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler pencak silat sebanyak 30 siswa jumlah sampel yang penulis ambil
yaitu 15 orang siswa anggota ekstrakurikuler pencak silat untuk klompok
eksperimen dan 15 orang siswa untuk klompok kontrol.
3. Melakukan tes awal kepada kedua klompok berupa instrumen kepercayaan diri
R O1 X O2
R O3 O4
Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
4. Memberikan perlakukan/treatment kepada sampel dengan tujuan untuk
perbandingan.
5. Postest dilakukan setelah diberikan perlakuan/treatment dilakukan untuk
mengetahui hasil.
6. Setelah mendapatkan data hasil pengetesan, langkah selanjutnya yaitu
melakukan pengolahan data dan menganalisis data.
7. Menentukan kesimpulan berdasarkan hasil dari pengolahan dan analisis data.
Adapun gambar dari langkah-langkah penelitian yang penulis susun dalam bentuk
gambar sebagai berikut:
Gambar 3.2 langkah-langkah penelitian
Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
3.3 Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler pencak silat di Sekolah Menengah Kejuruan alihtihad purabaya
kabupaten sukabumi. Alasan utama pemilihan lokasi penelitian di SMK alihtihad
didasarkan atas penemuan masalah penulis pada saat melakukan observasi lapangan,
yang melihat kurangnya kepercayaan diri siswa serta belum terciptanya pemahaman
gerak yang baik dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga beladiri pencak
silat.
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh objek atau subjek yang akan diteliti, sebagaimana
dijelaskan oleh Sugiyono (2014, hlm. 119) bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu
kesimpulan.” Pendapat serupa dikemukakan oleh Arikunto (2002,
hlm. 115) yang mengatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitinya merupakan penelitian populasi”. Sesuai
dengan kedua pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa populasi bukan
hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda
mati yang ada di alam dunia ini, dan populasi bukan hanya sekedar objek atau
subjek saja, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat, perilaku, keadaan dan lain-lain
yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut. Dalam penelitian ini populasi
yang diteliti adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat di SMK alihtihad
ciri ciri sample yang akan menjadi bagian dari penelitian adalah siswa siswi yang
mengikuti kegiatan ekstra kulikuler pencak silat dari kelas X-XII berumur 14-18 tahun
Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
, pengalaman mengukuti pencak silat berpariatif dari siswa yang baru bergabung dan
juga siswa yang sudah 2 tahun bergabung dalam ekstrakulikuler
3.5 Program perlakuan
Program perlakuan merupakan langkah langkah yang harus di terapkan peneliti
pada sampel penelitian agar penelitian dapat di pertanggungjawabkan kebenaran hasil
nya melalui langkah langkah program dan perlakuan pada sampel.
Sampel terdiri dari anggota ekstrakulikuler pencak silat yang berjumlah 30
orang siswa siswi yang akan di bagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen
dan klompok control dengan rata rata usia adalah 14-18 tahun, perlakuan pada sampel
di lakukan dalam 12 kali pertemuan yang di lakukan 4 hari dalam 1 minggu yaitu pada
hari senin, rabu, kamis, dan sabtu.
Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah peningkatan atau
perbedaan kepercayaan diri siswa dalam pencak silat dengan cara menyebar angket
kepercayaan diri diawal pembelajaran, pendekatan pembelajaran yang diharapkan akan
meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam pencak silat adalah menggunakan
pendekatan contextual teaching learning (CTL) pendekatan ini merupakan pendekatan
yang berusaha untuk mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan siswa sehari-hari,
dengan menerapkan CTL pada pembelajaran pencak silat tehnik dan gerakan pencak
silat akan di terapkan langsung pada kegiatan yang sering di lakukan oleh siswa contoh
gerakan pencak silat hindaran yang dilakukan untuk menghindar dari serangan lawan
akan di CTL kan menjadi gerakan menghindar ketika ada pohon yang tumbang atau
menghindar saat akan tertabrak kendaraan,
Table 3.1
Program perlakuan
No Materi ajar CTL
Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
1 Tangkisan
Tehnik tangkisan dalam pencak silat dapat di
kontekstualkan dalam kehidupan sehari hari, contohnya
adalah menangkis ranting kayu atau benda yang tiba tiba
mendekat
2 Elakan
Tekhnik elakan dalam pencaksilat tentu dapat di
kontekstualkan menjadi bagian dari kehiodupan siswa
contohnya adalah mengelak dari ranting kayu yang
melecut kerah kepala, atau bola yang tanpa kita sadari dari
awalnya mengarah mendekat ke kepala kita
3 Hindaran
Hindaran dapat kita hubungkan dengan kehidupan nyata
siswa salah satu contohnya adalah menghindar pada saat
akan tertabrak kendaraan
4 Kuda kuda
Kuda kuda merupakan ciri khas dalam pencak silat, tidak
hanya mnejadi ciri khas tetapi pungsi kuda kuda pun
sangat berguna salah satunya menguatkan pijakan, tkuda-
kuda dapat kita kontekstualkan seperti disaat menarik
beban yang berat kuda kuda dapat di andalkan untuk
sedikit meringankan nya.
5 Tangkapan
Proses tangkapan merupakan bagian awal dari tehnik
bantingan dimana kita dapat menghubungkan proses
tangkapan dalam kehidupan nyata siswa salahsatu
contohnya adalah menangkap benda yang dengan sengaja
di lempar kearah siswa
6
Proses
kuncian dan
angkatan
bantingan
Proses bantingan meliputi beberapa gerakan salahsatunya
adalah mengunci posisi dan mengangkat badan lawan
dengan bobot hampir sama dengan berat badan kita, proses
ini dapat kita hubuungkan dengan kehidupan siswa dengan
menganalogikan mengangkat suatu benda yang akan kita
simpan di tempat lebih tinggi ( menyimpan kursi ke meja
Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
belajar, mengangkat galon yang akan di masukan dalan
dispenser)
7 Proses akhir
Bantingan
Proses akhir bantingan dapat dilakukan dengan cara
melemparkan, mengungkit, menghantarkan dan masih
banyak lagi, proses ini dapat kita kontekstualkan menjadi
bagian kehidupan siswa dengan mengaitkan nya pada
proses lemparan dari beban yang di tanggung pada saat
proses mengangkat
8 Tendangan
lurus
Tendangan lurus atau tendangan depan merupakan
tendangan yang memiliki tekanan paling kuat dengan ini
dapat kita kontekstualkan menjadi bagian dari kehidupan
sehari hari siswa dengan menggiring pengetahuan dan
gerak nya contohnya adalah (mendobrak pintu yang
terkunci, menahan laju benda mati atau hiodup yang
bobotnya tidak lebih berat dari berat badan )
9 Tendangan
ganjel T
Tendangan ini merupakan bagian dari tendangan belakang
atau T yang di ciptakan untuk menahan gerakan lkawan
seketika dan dapat dengan mudah langsung
menghindarinya , tehnikl ini dapat kita kontekstualkan
dengan menggiring penegtahuan dan gerak siswa (
menahan suatu benda dan yang melaju ke arah kita dari
samping atau belakang, dengan memanfaatkan tenaga
dorongan dari benda tersebut dapat di manfaatkan untuk
melarikan atau menghindar.)
10 Loncatan
harimau dasar
Loncatan harimau diperagakan untuk menghindari sapuan
atau serangan bawah dengan cara melompat kea rah
datangnya serangan dengan di akhiri sikap guling dengan
Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
11
Loncatan
harimau
lanjutan
yang diawali tumpuan tangan, gerakan ini sering
ditemukan dalam kategori ganda.
Gerakan ini dapat di kontekstualkan dengan mengaitkan
pengetahuan dan gerak siswa menghindari rintangan
dengan cara melompat dan menggul;ingkan badan untuk
mengurangi efek berat pada tumpuan kaki
12
Tekhnik jatuh/
menjatuhkan
diri
Tekhnik ini sangat jarang dipelajari tetapi fungsinya
sangat luarbiasa salah satunya adalah untuk menghindari
cidera tekhnik ini dapat kita hubungkan dalam kehidupan
sehari gari siswa dengan cara menggiring pengetahuan dan
gerak siswa dalam proses latihan jatuhan untuk
mengamankan bagian bagian penting dari tubuh kita
Setelah pembelajaran telah berlangsung selama 12 kali pertemuan maka akan
di adakan postest dengan menyebar kembali angket yang sama pada sampel untuk
mengetahui hasil akhir dari penerapan CTL dalam pencak silat . Setelah data terkumpul
maka adan dihitung apakah ada perbedaan kepercayaan diri siswa sebelum dan sesudah
penerapan CTL dalam pencak silat.
3.6 Instrumen Penelitian
Penelitian pada prinsipnya adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
sosial maupun alam. Dalam pengambilan data variabel penelitian maka diperlukan
sebuah instrumen penelitian. Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang dinilia
akurat untuk mengumpulkan data dan memperoleh data variabel penelitian dan
sejumlah populasi dan sampel penelitian yang telah ditentukan. Sugiyono, (2014, hlm.
46). “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati.” Untuk memperoleh data secara objektif, diperlukan
instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan instrumen
kuesioner atau angket dengan menggunakan Skala Likert. Variabel kepercayaan diri
Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
diukur melalui angket atau kuesioner. Kuesioner menurut Sugiyono (2014, hlm. 199)
adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Penggunaan
angket dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa dengan menggunakan
angket, maka dapat diberikan secara serempak pada seluruh responden, yang tentu akan
mempercepat waktu penelitian. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa soal atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah disediakan peneliti
untuk diisi oleh responden. Responden dalam penelitian ini adalah siswa siswi SMK
alihtihad purabaya yang mengikuti eksrakulikuler pencak silat. Dalam penyusunan
butir-butir pertanyaan kuesioner penulis berpedoman pada penjelasan Sugiyono (2014,
hlm. 200):
1. Isi dan tujuan pertanyaan haru s disusun dalam skala pengukuran dan jumlah
itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti
2. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa
responden
3. Tipe dan bentuk pertanyaan dapat terbuka atau tertutup
4. Pertanyaan tidak mendua sehingga menyulitkan responden untuk memberikan
jawaban
5. Tidak menanyakan yang sudah lupa
6. Pertanyaan tidak menggiring ke jawaban yang baik dan jelek saja
7. Panjang pertanyaan
8. Urutan pertanyaan dimulai dari hal yang umum hingga spesifik
9. Prinsip pengukuran, untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel
10. Penampilan fisik angket
Untuk memperoleh data tentang kepercayaan diri siswa untuk maka butir-butir
pertanyaan harus dibuat secara ringkas, jelas dan tegas. Untuk itu penulis terlebih
dahulu membuat kisi-kisi angket penelitian pada tabel 3.2 sebagai berikut.
Tabel 3.2 Kisi Kisi
Angket Kepercayaan Diri
Definisi
Konsep
Sub
Komponen Indikator
Nomor Butir
Pernyataan
No.
Butir
+
No.
Butir
-
Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Menurut
Lauster
(2012, hlm.
4),
kepercayaan
diri
adalah
kemampuan
untuk
mempercayai
kemampuan
sendiri.
1. Keyakinan
kemampuan
diri
1.1 Mempunyai tujuan dan
kemauan
1.2 Menghargai diri sendiri
1.3 Bersosialisasi
2. Optimis 2.1 Berpikir positif
2.2 Berusaha keras
3. Objektif
3.1 Mengambil keputusan
3.2 Memberi dan menerima
pendapat
4.
Bertanggun
gjawab
4.1 Mempunyai keberanian
4.2 Mentaati aturan
4.3 Konsekuen terhadap
tugas
5. Rasional
dan realistis
5.1 Mengendalikan diri
5.2 Menganalisis
menggunakan akal sehat
Dari tabel diatas, kisi-kisi mengenai instrumen untuk mengukur
kepercayaan diri siswa siswi di smk alihtihad purabaya tampak komponen, sub
komponen, dan indikator untuk membuat butir pernyataan. Setiap butir
pernyataan telah memiliki alternatif jawaban yang diberikan bobot skor
dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert menurut Sugiyono (2014,
hlm. 134):
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena
sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut
sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert,maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
berupa pernyataan atau pertanyaan.
Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis
menetapkan kategori pemberian skor sebagai berikut: Kategori untuk setiap
butir pertanyaan positif yaitu, (Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3,
Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju =1.) Kategori untuk pertanyaan negatif
Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
yaitu, (Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju =4, Sangat
Tidak Setuju = 5.) Kategori tersebut ada dalam tabel berikut
Tabel 3.3 Kriteria Pemberian Skor
3.6.1 Uji Coba Angket
Angket yang telah disusun harus di uji untuk mengukur tingkat validitas dan
reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan
diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai
pengumpul data dalam penelitian ini. Uji coba angket ini diberikan pada siswa
yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat di SMAN 1 NYALINDUNG yang
mempunyai karakteristik hampir sama sebanyak 30 orang, pada bulan mei 2019
Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, peneliti memberikan penjelasan
mengenai cara-cara pengisiannya.
3.6.2 Pengujian Validitas Instrumen
Uji validitas instrument berkenaan dengan ketepatan yang hendak diukur sesuai
dengan fungsinya. Menurut Sukmadinata (2011, hlm. 228) “suatu instrument dikatakan
valid atau memiliki validitas bila instrument tersebut benarbenar mengukur aspek atau
segi yang akan dikur.”
Sebelum instrument disebar kepada responden maka harus diadakan uji
validitas terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah pertanyaan atau pernyataan yang
No Alternatif jawaban
Skor Alternatif Jawaban
Positif Negatif
1. Sangat Setuju 5 1
2. Setuju, 4 2
3. Ragu-ragu 3 3
4. Tidak Setuju = 2 2 4
5. SangatTidak Setuju 1 5
Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dibuat layak atau tidak sehingga dapat diketahui apa yang benar-benar diukur. Semakin
banyak validitasnya maka semakin baik pula apa yang ditelitinya, artinya apa yang
diteliti atau diukur tersebut mengenai pada apa yang dituju, atau semakin menunjukan
apa yang diukur. Langkah-langkah yang penulis tempuh untuk menunjukan validitas
instrumen ini adalah sebagai berikut :
a. Menyebarkan angket kepada responden yang berbeda
b. Memberikan skor terhadap pernyataan sesuai dengan jawaban responden
c. Menghitung korelasi setiap item pernyataan dengan menggunakan rumus
product moment, menurut Sugiyono (2014, hlm. 225) dengan rumus sebagai
berikut :
keterangan
Untuk memudahkan peneliti dala menguji validitas, maka peneliti
menggunakan alat bantu aplikasi pembantu statistik yaitu Microsoft Office Excel
2013. Setelah mendapatkan hasil dari total nilai korelasi dari tiap butirnya, maka
hasil tersebut dibandingkan dengan nilai rtabel pada taraf signifikan 0,05 dan
jumlah responden 20. Untuk menentukan apakah item dari soal tersebut valid atau
tidak, peneliti berpedoman pada acuan jika rhitung > rtabel berarti item soal tersebut
dinyatakan valid. Juga sebaliknya jika rhitung < rtabel maka item soal dinyatakan
tidak valid. Item soal yang tidak valid maka akan dibuang, dan jumlah item soal
Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
yang lainnya dinyalatakan valid serta sejumlah item soal itulah yang akan
digunakan sebagai instrument dalam penelitian.
3.6.3 Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menggambarkan derajat keajegan atau konsistensi hasil
pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur
menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat
diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya. Pengujian
reliabilitas menggunakan rumus korelasi Product Moment yaitu dengan
mengkorelasikan perolehan skor antara nomor-nomor butir tes gasal dengan
genap. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan
Setelah diperoleh koefisien korelasi berdasarkan butir tes gasal dan genap,
untuk menghitung tingkat Reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman
Brown sebagai berikut :
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
r 1/2 1/2 = indeks korelasi antara dua belahan instrumen
3.7 Prosedur Penelitian
Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Prosedur penelitian menggambarkan scenario penelitian yang dilakukan
peneliti. Adapun prosedur penelitian adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan masalah penelitian
b. Menetapkan hipotesis
c. Menentukan populasi
d. Menentukan sampel
e. Pengumpulan data dan pelaksanaan tes
f. Pengolahan data
g. Analisis data
h. Hasil dan pembahasan
i. Kesimpulan
3.8 Analisis dan pengolahan data angket kepercayaan diri
Dari hasil penyebaran angket yang dilakukan , baik pre-tes maupun pos-tes
didapat data yang akan dianalisis setelah dilakukan pengolahan data. Adapun
pengolahan dan analisis data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan program SPSS dengan rincian sebagai tersebut dibawah ini :
3.8.1 Mencari nilai rata-rata (x ) dari masing-masing kelompok
Untuk menentukan nilai rata-rata, penulis menggunakan pendekatan program
SPSS dalam hal ini dengan teknik descriptive statistic
3.8.2 Mencari Simpangan Baku
Standard deviation (simpangan baku) adalah suatu nilai yang menunjukan
tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan seratanya Untuk
menentukan nilai simpangan baku penulis menggunakan pendekatan program SPSS
dalam hal ini dengan teknik descriptive statistic
3.8.3 Mencari Varians
Restu Pajar Martias Deni,2019 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Untuk menentukan nilai varians, penulis menggunakan pendekatan program
SPSS dalam hal ini dengan teknik descriptive statistic
3.8.4 Uji Normalitas
Dilakukan untuk pengolahan data selanjutnya apakah menggunakan kaidah
statistik parametrik atau non parametrik. Dalam program SPSS ada dua buah yaitu uji
kolmogorov-smirnov dan uji shapiro-wilk.
Hipotesis;
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Kriteria uji:
Tolak H0 jika sig. (p-value)<α (biasanya α = 0,05), untuk kondisi lainnya H0
diterima
3.8.5 Uji Homogenitas
Varians dilakukan dengan menggunakan uji levene
Hipotesis :
H0 : Data bervariansi homogen
H1 : Data tidak bervariansi homogen
Kriteria uji:
Tolak H0 jika nilai Sig. (p-value)<α (biasanya α = 0,05), untuk kondisi lainnya
H0 diterima.
3.8.6 Uji Hipotesis
Dilakukan dengan membandingkan mean dari kedua hasil tes yaitu pretest dan
posttest. Jika mean Pretest µ1adalah mean Posttest adalah µ2 maka secara hipotesis
statistik dapat dirumuskan ulang sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2 dan H1 : µ1< µ2