bab iii metode penelitian 3.1 objek...
TRANSCRIPT
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan hal yang mendasari pemilihan, pengolahan,
dan penafsiran semua data dan keterangan yang berkaitan dengan apa yang menjadi
tujuan dalam penelitian. Objek penelitian dalam skripsi ini adalah financial
knowledge, financial behavior, financial attitude, financial training dan financial
management practices. Penelitian ini dilakukan pada pelaku UMKM yang
menjalankan usahanya di Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta yang
diklasifikasikan berdasarkan kriteria UMKM dalam UU No. 20 tahun 2008.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiyono (2017: 2) merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Metode
penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2017: 8) dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan pengertian metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya
adalah eskperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi (Sugiyono, 2017).
39
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif
kuantitatif dengan metode survei. Metode survei menurut Sugiyono (2017: 6)
digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan
buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya
dengan mengedarkan kuesioner, tes, dan wawancara yang terstruktur.”
Dengan menggunakan metode survei untuk melakukan penelitian, penulis
dapat memperoleh fakta dari fenomena yang timbul dan mencari keterangan secara
faktual. Instrumen penelitian metode survei menggunakan pertanyaan atau
pernyataan terstruktur dan sistematis yang sama kepada kelompok tertentu sesuai
dengan sasaran penelitian sehingga data yang diperoleh dari responden akan dicatat,
diolah, dan dianalisis. Langkah untuk melakukan metode survei di awali dengan
mengumpulkan data, mengklasifikasikan data, menganalisis data dan kemudian
membuat kesimpulan dan menyusun laporan dari rangkaian penelitian yang telah
dilakukan. Hal tersebut bertujuan untuk menggambarkan dan melihat suatu
hubungan atau pengaruh dan kaitan antar variabel.
Seperti yang telah dijabarkan di atas, penulis menggunakan metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif serta kualitatif dan teknik
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei. Metode
deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan dan menganalisis
tentang financial knowledge, financial behavior, financial attitude, financial
training dan financial management practices pada pelaku UMKM di Provinsi DKI
Jakarta dan Jawa Barat berdasarkan kriteria UMKM dalam UU No. 20 tahun 2008.
3.3 Operasional Variabel
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017: 38).
40
Sesuai dengan judul penelitian “Pengaruh Tingkat Literasi Keuangan
Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah terhadap Praktik Manajemen Keuangan
Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah” maka operasional variabel dalam
penelitian ini dibagi menjadi dua variabel yaitu variabel bebas (independent
variabel) dan variabel terikat (dependent variabel).
3.3.1 Variabel Independen (X)
Menurut Sugiyono (2017: 39) variabel independen adalah variabel yang
sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan
variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel dependen (terikat).
Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel independen yang diteliti, yaitu
pengetahuan keuangan (X1), perilaku keuangan (X2), sikap keuangan (X3),
pelatihan keuangan (X4) yang diukur dengan skala likert empat poin. Dari hasil
penelitian akan diperoleh besaran skor dari setiap responden, kemudian akan
dilakukan analisis yang kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori sesuai
dengan kriteria dari OJK dan penelitian-penelitian terdahulu, yaitu not literate
(<30%), less literate (30% < 60%), sufficient literate (60% < 80%), well literate
(>80%) untuk mengukur tingkat literasi keuangan pelaku UMKM.
3.3.2 Variabel Dependen (Y)
Menurut Sugiyono (2017: 39) variabel dependen sering disebut sebagai
variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut
sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah praktik manajemen
keuangan (Y) yang diukur dengan skala likert empat poin.
41
Tabel 3.1 Operasional Variabel
No Variabel Indikator Item Skala
Variabel Independen (X)
1. Pengetahuan
Keuangan
(X1)
a. Pengetahuan dasar
b. Pengelolaan keuangan
c. Tabungan dan investasi
d. Pengetahuan tentang
produk dan jasa saat ini
1 s.d 8 Ordinal
2. Perilaku
Keuangan
(X2)
a. Pengelolaan keuangan
dasar
b. Perilaku menabung
c. Perilaku investasi
d. Partisipasi keuangan
(asuransi)
9 s.d 14 Ordinal
3. Sikap
Keuangan
(X3)
a. Sikap terhadap uang
b. Tanggung jawab keuangan
15 s.d 19 Ordinal
4. Pelatihan
Keuangan
(X4)
a. Menerima pelatihan di
bidang keuangan
20 s.d 24 Ordinal
Variabel Dependen (Y)
5. Praktik
Manajemen
Keuangan
(Y)
a. Pengelolaan kas
b. Pengelolaan piutang
c. Pengelolaan persediaan
d. Pengelolaan investasi
e. Pengelolaan pembiayaan
f. Sistem informasi akuntansi
g. Pelaporan dan analisis
keuangan
25 s.d 40 Ordinal
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2017: 80) adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
42
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam
yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau
objek itu.
Populasi dalam penelitian ini yaitu pelaku UMKM di Provinsi DKI
Jakarta dan Jawa Barat yang merepresentasikan UMKM yang mereka kelola.
Provinsi tersebut dipilih karena DKI Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat
literasi keuangan tertinggi di Pulau Jawa dan Jawa Barat dengan tingkat literasi
keuangan terendah di Pulau Jawa meskipun tingkat literasi keuangan kedua
provinsi tersebut masih di atas rata-rata nasional yaitu masing-masing 40,0% dan
33,0%. Berikut merupakan tabel populasi UMKM di Provinsi DKI Jakarta dan
Jawa Barat.
Tabel 3.2 Jumlah Tenaga Kerja Usaha Mikro Kecil (UMK) dan Usaha
Menengah Besar (UMB) di DKI Jakarta dan Jawa Barat Tahun 2016
Tahun Skala Usaha
Usaha Mikro
Kecil
Usaha Menengah
Besar
DKI Jakarta
2016 1.154.192 80.859
Jawa Barat
2016 4.564.958 69.849
Sumber: Sensus Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik 2016, Data diolah
3.4.2 Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2017: 81) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya
akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
43
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
nonprobability sampling yakni teknik sampling incidental yang merupakan teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
(Sugiyono, 2017: 85). Unit analisis dalam penelitian ini adalah tenaga kerja atau
pelaku UMKM yang juga merepresentasikan UMKM itu sendiri.
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus
Lemeshow (1997), hal tersebut dikarenakan jumlah populasi UMKM yang sangat
besar di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. Rumus lemeshow merupakan
rumus penentuan sampel yang diperuntukkan untuk populasi yang tidak diketahui
atau tidak terhingga.
𝑛 =𝑝(1 − 𝑝)(z1−∝/2)2
d2
Keterangan:
n = Jumlah sampel
z = Skor z pada kepercayaan 95% = 1,96
p = Maksimal estimasi = 0,5
d = Alpha (0,10) atau sampling error = 10%
Melalui rumus Lemeshow di atas, maka minimal jumlah sampel yang harus
diambil adalah:
𝑛 =𝑝(1 − 𝑝)(z1−∝/2)2
d2
𝑛 =0.5 (1 − 0.5)(1,96)2
0,12
𝑛 =0,25 . 3,8416
0,012
𝑛 = 96,04 ≈ 100
Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas, maka n yang didapatkan adalah
96,04 yang dibulatkan menjadi 100 orang. Artinya, penulis harus mengumpulkan
44
sampel sekurang-kurangnya sejumlah 100 orang pelaku usaha mikro, kecil, dan
menengah.
3.5 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
3.5.1 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data
sekunder, yaitu:
1. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari responden dengan
menggunakan teknik pengumpulan data survei melalui observasi,
wawancara, dan penyebaran kuesioner. Data primer dalam penelitian ini
merupakan data yang dikumpulkan dari para pelaku UMKM yang menjadi
responden.
2. Data sekunder adalah data yang berhubungan dengan masalah-masalah yang
diteliti yang tidak diperoleh secara langsung dari responden yang menjadi
objek penelitian. Data tersebut diperoleh dari studi kepustakaan dengan cara
membaca buku maupun tulisan yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti. Data-data sekunder terkait penelitian ini misalnya, jumlah tenaga
kerja yang diserap oleh UMKM, jumlah total UMKM di Indonesia yang
datanya di dapatkan dari Kementerian Koperasi dan UKM serta Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), Badan Pusat Statistik.
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang akan dilakukan untuk
memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian
(Sugiyono, 2017: 137). Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam
penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan langsung pada instansi
yang diteliti dengan maksud untuk memperoleh data primer yaitu data yang
diperoleh melalui:
45
a. Pengamatan (Observation), yaitu teknik pengumpulan data dengan
mengamati secara langsung objek peneliti.
b. Wawancara (Interview), yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara
mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
c. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan membuat daftar
pertanyaan yang berkaitan dengan objek yang diteliti, diberikan satu
persatu kepada responden yang berhubungan langsung dengan objek yang
diteliti.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu teknik pengumpulan data untuk memperoleh data sekunder dengan cara
mengadakan studi literatur guna memperoleh dasar teoritis dalam pemecahan
masalah yang diteliti. Data dari literatur berguna sebagai bahan pertimbangan
atas data yang diperoleh dari penelitian.
3. Riset Internet (Online Research)
Teknik pengumpulan data yang berasal dari situs-situs atau website yang
dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet dan situs tersebut
berhubungan dengan berbagai informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
yang diteliti.
3.5.3 Instrumen Penelitian dan Skala Pengukuran
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini
adalah kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2017: 142) kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Menurut tipe dan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat berupa pertanyaan
atau pernyataan tertutup atau terbuka (Sugiyono, 2017: 143). Pertanyaan
kuesioner dalam penelitian ini mengacu pada pertanyaan survei yang dilakukan
oleh Sabana (2014), OECD (2015), Jennifer & Dennis (2015), Otoritas Jasa
Keuangan (2016).
46
Rancangan kuesioner yang penulis buat dalam penelitian ini adalah
kuesioner tertutup di mana jawaban dibatasi atau sudah ditentukan oleh penulis.
Jumlah kuesioner ditentukan berdasarkan indikator variabel penelitian. Jawaban
responden akan diukur menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2017: 93)
skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
3.6 Pengujian Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian perlu diuji validitas dan
reliabilitas. Pengujian ini dilakukan agar instrumen-instrumen penelitian yang
disebar melalui kuesioner tersebut sudah valid dan reliabel, yang artinya alat ukur
untuk mendapatkan data sudah dapat digunakan.
3.6.1 Uji Validitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya
terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2017: 121).
Untuk menguji validitas pada tiap-tiap item dilakukan dengan
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap
skor butir. Koefisien korelasi yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan
standar validasi yang berlaku. Menurut Sugiyono (2017: 134).
a. Jika r ≥ 0,30, maka item instrumen dinyatakan valid
b. Jika r ≤ 0,30, maka item instrumen dinyatakan tidak valid
Uji validitas instrumen dapat menggunakan rumus korelasi. Rumus korelasi
berdasarkan Pearson Product Moment adalah sebagai berikut:
47
𝑟𝑥𝑦 =𝑛(∑𝑋𝑌) − (∑𝑋.∑𝑌)
√[𝑛(∑𝑋2) − (∑𝑋2)][𝑛(∑𝑌2) − (∑𝑌2)]
Sumber: Sugiyono (2017: 183)
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
∑xy = Jumlah perkalian variabel x dan y
∑x = Jumlah nilai variabel x
∑y = Jumlah nilai variabel y
∑x2 = Jumlah pangkat dua nilai variabel x
∑y2 = Jumlah pangkat dua nilai variabel y
n = Banyaknya sampel
3.6.2 Uji Reliabilitas
Keandalan (reliability) merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan
sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan - error free) dan
karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam
item dalam instrumen. Dengan kata lain, keandalan suatu pengukuran merupakan
indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi di mana instrumen mengukur konsep
dan membantu menilai “ketepatan” sebuah pengukuran (Uma Sekaran, 2006: 40).
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian menggunakan cronbach’s
alpha dengan rumus sebagai berikut:
𝑎 = [𝑘
𝑘 − 1] [1 −
∑𝑆𝑖2
𝑆𝑥2
]
Sumber: Sugiyono (2017: 131)
Keterangan:
α = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan
48
∑𝑆𝑖2 = Jumlah varians tiap butir pertanyaan
𝑆𝑥2
= Total varians
Tabel 3.3 Standar Penilaian Reliabilitas
Cronbach’s Alpha Internal Consistency
α ≥ 0,9 Excellent
0,7 ≤ α < 0,9 Good
0,6 ≤ α < 0,7 Acceptable
0,5 ≤ α < 0,6 Poor
α < 0,5 Unacceptable
Sumber: Sekaran (2013)
3.6.3 Koefisien Determinasi
Besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat
diukur menggunakan rumus koefisien determinasi (KD) dalam Riduwan (2017:
62) yaitu sebagai berikut:
𝐾𝐷 = 𝑟2 x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien determinasi
r2 = Koefisien korelasi
Bila hasil pengujian statistik menunjukkan Ha diterima, maka hal ini berarti
bahwa variabel independen (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen (Y). Apabila Ha ditolak, maka hal ini berarti variabel independen (X)
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Koefisien
determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh positif atau
negatif diantara variabel X dan variabel Y.
3.7 Rancangan Analisis dan Penetapan Hipotesis
Rancangan analisis digunakan untuk mengetahui korelasi dari variabel-
variabel yang diteliti dengan perhitungan statistik, dalam lingkup penelitian ini
terdapat lima variabel yang terdiri dari empat variabel independen yaitu
pengetahuan keuangan (financial knowledge), perilaku keuangan (financial
49
behavior), sikap keuangan (financial attitude), pelatihan keuangan (financial
training) dan satu variabel dependen praktik manajemen keuangan (financial
management practices).
Menurut Sugiyono (2017: 159) hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan
melalui data yang terkumpul.
Langkah dalam pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis jalur
(path analysis) dimulai dengan menetapkan hipotesis nol (H0) dan hipotesis
alternatif (Ha), menggambarkan diagram jalur lengkap, menghitung koefisien jalur
yang didasarkan pada koefisien regresi, menghitung koefisien jalur secara simultan
atau bersama-sama, menghitung koefisien jalur secara parsial.
3.7.1 Penetapan Hipotesis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh financial knowledge,
financial behavior, financial attitude, dan financial training terhadap financial
management practices pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Provinsi DKI
Jakarta dan Jawa Barat. Penetapan dan pengujian hipotesis dilakukan secara
parsial maupun simultan. Pengujian hipotesis dilakukan mengikuti teori yang
terdapat dalam Sekaran (2006), yaitu sebagai berikut:
1. Pengujian secara bersama-sama (simultan)
H01: 𝜌𝑦𝑥1 = 𝜌𝑦𝑥2 = 𝜌𝑦𝑥3 = 𝜌𝑦𝑥4 = 0
Pengetahuan keuangan, perilaku keuangan, sikap keuangan, dan pelatihan
keuangan tidak berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap praktik
manajemen keuangan
H01: 𝜌𝑦𝑥1 ≠ 𝜌𝑦𝑥2 ≠ 𝜌𝑦𝑥3 ≠ 𝜌𝑦𝑥4 ≠ 0
Pengetahuan keuangan, perilaku keuangan, sikap keuangan, dan pelatihan
keuangan berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap praktik
manajemen keuangan.
50
2. Pengujian secara parsial
a) Pengetahuan keuangan terhadap praktik manajemen keuangan
H02: 𝜌𝑦𝑥1 ≤ 0 Pengetahuan keuangan tidak berpengaruh positif
signifikan terhadap praktik manajemen keuangan
Ha2: 𝜌𝑦𝑥1 > 0 Pengetahuan keuangan berpengaruh positif
signifikan terhadap praktik manajemen keuangan
b) Perilaku keuangan terhadap praktik manajemen keuangan
H03: 𝜌𝑦𝑥2 ≤ 0 Perilaku keuangan tidak berpengaruh positif
signifikan terhadap praktik manajemen keuangan
Ha3: 𝜌𝑦𝑥2 > 0 Perilaku keuangan berpengaruh positif signifikan
terhadap praktik manajemen keuangan
c) Sikap keuangan terhadap praktik manajemen keuangan
H04: 𝜌𝑦𝑥3 ≤ 0 Sikap keuangan tidak berpengaruh positif signifikan
terhadap praktik manajemen keuangan
Ha4: 𝜌𝑦𝑥3 > 0 Sikap keuangan berpengaruh positif signifikan
terhadap praktik manajemen keuangan
d) Pelatihan keuangan terhadap praktik manajemen keuangan
H05: 𝜌𝑦𝑥4 ≤ 0 Pelatihan keuangan tidak berpengaruh positif
signifikan terhadap praktik manajemen keuangan
Ha5: 𝜌𝑦𝑥4 > 0 Pelatihan keuangan berpengaruh positif signifikan
terhadap praktik manajemen keuangan
51
3.7.2 Transformasi Data
Data yang akan diuji dalam penelitian ini merupakan data ordinal sedangkan
analisis jalur (path analysisi) hanya menggunakan data interval dan rasio.
Sehingga data ordinal dalam penelitian ini harus ditransformasikan terlebih
dahulu ke dalam skala interval melalui metode suksesi interval (method of
successive interval) atau MSI.
Menurut Jonathan Sarwono (2012: 241), langkah dalam mengkonversikan
skala ordinal menjadi skala interval, yaitu:
1. Menghitung frekuensi jawaban per item pertanyaan;
2. Menghitung proporsi (P), yaitu dengan membagi setiap frekuensi dengan
jumlah responden;
3. Menghitung nilai proporsi kumulatif (PK) dengan menjumlahkan proporsi
secara berurutan untuk setiap nilai;
4. Mencari nilai Z dengan menggunakan tabel distribusi normal untuk setiap
proporsi kumulatif yang diperoleh;
5. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐹(𝑧) =1
√2𝜋𝐸𝑥𝑝 (−
1
2𝑧)
6. Menghitung scale value dengan menggunakan rumus berikut:
𝑆𝑉 =𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑡 𝑙𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡 − 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑡 𝑢𝑝𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡
𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑏𝑒𝑙𝑜𝑤 𝑢𝑝𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡 − 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑏𝑒𝑙𝑜𝑤 𝑙𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡
7. Menentukan nilai transformasi dengan rumus:
Y = NS + [1 + (NSmin)]
3.7.3 Uji Asumsi Klasik
Path analysis merupakan perpanjangan dari regresi berganda sehingga
semua asumsi dalam rumus tersebut harus di ikuti termasuk dengan uji asumsi
klasik. Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi syarat analisis regresi linier,
52
yaitu penaksir tidak bias dan terbaik atau sering disingkat BLUE (Best Linier
Unbias Estimate). Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji
normalitas.
3.7.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi variabel
terikat untuk setiap nilai variabel bebas tertentu terdistribusi normal atau
tidak. Dalam model regresi linier, asumsi ini ditunjukan oleh nilai error yang
terdistribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan
pengujian secara statistik. Pengujian normalitas data menggunakan Test
Normality Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS.
Uji normalitas menurut Ghozali (2011: 160) bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f yang mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Persamaan regresi
dikatakan baik jika mempunyai variabel bebas dan variabel terikat
berdistribusi normal.
Menurut Singgih Santoso (2012: 393), dasar pengambilan keputusan
apabila dilakukan berdasar probabilitas (significance) yaitu:
- Bila probabilitas ≥ 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal
- Bila probabilitas ≤ 0,05 maka populasi tidak berdistribusi normal
Cara lain yang dapat dilakukan adalah analisis grafik dengan melihat
gambar Normal Probabiliy Plots dalam program SPSS. Hal ini dapat
membuktikan bahwa ternyata data yang digunakan terdistribusi normal.
3.8 Metode Analisis Data dan Pemilihan Metode Statistik
Menurut Sugiyono (2016: 147) yang dimaksud analisis data adalah kegiatan
setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan
53
dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan.
Untuk menganalisis data, penulis perlu menguji hipotesis yang diajukan
dengan menggunakan statistik. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan statistik
parametrik berdasarkan data-data yang diperoleh. Penulis menggunakan analisis
jalur (path analysis) untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap
variabel terikat. Penulis melakukan perhitungan statistik menggunakan software
SPSS 24.0
3.8.1 Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama
tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Joreskog &
Sorbom, 1996; Johnson & Wichern, 1992). Menurut Riduwan & Kuncoro (2017:
2) model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar
variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak
langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat
(endogen). Sedangkan analisis jalur menurut Ghozali (2013: 249) merupakan
perluasan dari analisis linier berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan
analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model kausal)
yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori.
Asumsi-asumsi path analysis menurut Riduwan & Kuncoro (2017: 2) yaitu:
1. Pada model path analysis, hubungan antar variabel adalah bersifat linier.
2. Ko-linier, yaitu menunjukkan suatu garis yang sama. Maksudnya jika ada
beberapa variabel exogenous mempengaruhi satu variabel endogenous; atau
sebaliknya, jika ditarik garis lurus akan membentuk garis-garis yang sama.
3. Model rantai sebab akibat, yaitu menunjukkan adanya model sebab akibat
dimana urutan kejadian akhirnya menuju pada variasi dalam variabel
dependen/endogenous. Dari X1, X2, X3, dan X4 menuju ke Y.
54
4. Aditivitas (Additivity) atau tidak ada efek-efek interaksi.
5. Hubungan sebab akibat yang tertutup (Causal closure) artinya semua
pengaruh langsung satu variabel terhadap variabel lainnya harus disertakan
dalam diagram jalur.
6. Koefesien Beta (B).
7. Koefesien Determinasi (R2).
8. Data metrik berskala interval.
9. Variabel-variabel residual tidak berkorelasi dengan salah satu variabel-
variabel dalam model.
10. Istilah gangguan (disturbance terms) atau variabel residual tidak boleh
berkorelasi dengan semua variabel endogenous dalam model.
11. Multikoliniearitas yang rendah.
12. Recursivitas, yaitu tidak menunjukkan adanya hubungan timbal balik
(reciprocal).
13. Spesifikasi model benar diperlukan untuk menginterpretasi koefisien-
koefisien jalur.
14. Input korelasi yang sesuai.
15. Terdapat ukuran sampel yang memadai, dengan menggunakan sampel
minimal 100 dengan tingkat kesalahan 10% untuk memperoleh hasil analisis
yang signifikan dan lebih akurat.
16. Tidak terjadi multikoliniearitas.
17. Merancang model sesuai dengan teori yang sudah ada.
Secara umum, langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan analisis
jalur menurut Jonathan Sarwono (2012: 29) adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis.
2. Menggambarkan diagram jalur yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel secara lengkap.
Diagram jalur yang digambarkan akan mencerminkan hipotesis konseptual
yang diajukan sehingga tampak jelas variabel penyebab dan variabel akibat.
55
Hubungan antar variabel secara lengkap dapat dilihat pada diagram analisis
jalur di bawah ini:
Gambar 3.1 Diagram Jalur Pengaruh Financial Knowledge (X1),
Financial Behavior (X2), Financial Attitude (X3), dan Financial Training
(X4)terhadap Financial Management Practices (Y)
X1
X2
X3
X4
rx1x3
rx1x4rx2x3
rx2x4
rx1x2
rx3x4
Y
pyx1
pyx2
pyx3
pyx4
e
Sumber: Pengembangan Peneliti, 2018
Keterangan:
X1 = Variabel financial knowledge
X2 = Variavel financial behavior
X3 = Variabel financial attitude
X4 = Variabel financial training
Y = Variabel financial management practices
e = Residual
rxaxb = Korelasi antar variabel bebas
pyxa = Koefisien Jalur
56
3. Membuat persamaan struktur
Berdasarkan paradigma pada gambar 3.1 diagram jalur tersebut, maka
struktur variabel penelitian ini dapat dinyatakan ke dalam persamaan regresi yaitu:
�̅� = 𝜌𝑦𝑥1𝑋1 + 𝜌𝑦𝑥2𝑋2 + 𝜌𝑦𝑥3𝑋3 + 𝜌𝑦𝑥4𝑋4 + 𝜀
Dalam penelitian ini 𝜌𝑦𝑥1, 𝜌𝑦𝑥2, 𝜌𝑦𝑥3, 𝜌𝑦𝑥4, 𝜌𝑦𝜀 merupakan koefisien jalur
di mana 𝜌𝑦𝑥1 menunjukkan besarnya pengaruh langsung (relatif) dari X1 ke Y.
Sedangkan 𝜀 merupakan variabel residu dari:
1) Variabel lain di luar X1 yang mungkin mempengaruhi X2 dan Y yang
teridentifikasi oleh teori tetapi tidak dimasukkan ke dalam model.
2) Variabel lain di luar X1 yang mungkin mempengaruhi X2 dan Y tetapi belum
teridentifikasi oleh teori.
3) Kekeliruan pengukuran (error measurement).
4) Komponen yang sifatnya tidak menentu (random component).
4. Menghitung matriks korelasi R dengan Analisa korelasi ganda
Menurut Sugiyono (2017: 191) analisis korelasi ganda adalah analisis yang
digunakan untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan antara variabel X1
dan X2 dengan variabel Y secara bersamaan, adapun rumus korelasi ganda adalah
sebagai berikut:
𝑅𝑦𝑋1𝑋2 = √𝑟2𝑦𝑥1 + 𝑟2𝑦𝑥2 − 2𝑟 𝑦𝑥1 2𝑟𝑦𝑥1 𝑟𝑦𝑥2 𝑟𝑥1𝑥2
1 − 𝑟2𝑥1𝑥2
Keterangan:
RyX1X2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 bersama dengan variabel Y
ryx1 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan Y
ryx2 = Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y
rx1x2 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan X2
57
Adapun untuk melihat hubungan atau korelasi, penulis menggunakan
analisis yang dikemukakan oleh Sugiyono (2017: 184) sebagai berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi
Besarnya Pengaruh Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2017: 184)
Untuk menghitung matriks korelasi R dapat menggunakan bentuk matriks
sebagai berikut:
𝐑 =
[ 𝑟𝑥1𝑥1 𝑟𝑥1𝑥2 𝑟𝑥1𝑥3 𝑟𝑥1𝑥4 𝑟𝑥1𝑦
𝑟𝑥2𝑥1 𝑟𝑥2𝑥2 𝑟𝑥2𝑥3 𝑟𝑥2𝑥4 𝑟𝑥2𝑦
𝑟𝑥3𝑥1 𝑟𝑥3𝑥2 𝑟𝑥3𝑥3 𝑟𝑥3𝑥4 𝑟𝑥3𝑦
𝑟𝑥4𝑥1 𝑟𝑥4𝑥2 𝑟𝑥4𝑥3 𝑟𝑥4𝑥4 𝑟𝑥4𝑦
𝑟𝑦𝑥1 𝑟𝑦𝑥2 𝑟𝑦𝑥3 𝑟𝑦𝑥4 𝑟𝑦𝑦 ]
5. Menghitung matriks invers korelasi
𝑪𝑹 =
[ X1 X2 … Xk
C11 C12 … C11
C22 … C11
… …C11]
6. Hitung koefisien jalur
Untuk menghitung koefisien jalur dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
𝜌𝑦𝑥1 = 𝛴𝑖𝑘 =1 𝐶𝑖𝑗𝑟𝑦𝑥1
58
7. Menghitung pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
Untuk menghitung pengaruh semua variabel independen terhadap variabel
dependen secara bersama-sama dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑅𝑦𝑘𝑖2 = ∑𝜌𝑦𝑥𝑖 𝑟𝑦𝑥𝑖
𝑘
𝑖=1
8. Menghitung koefisien jalur di luar variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y)
Dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
𝜌𝑦ɛ = √1 − 𝑅𝑦𝑥𝑖2
9. Menghitung koefisien determinasi R2, uji statistik f dan t
3.8.2 Uji Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijabarkan, maka diajukan
rumus hipotesis sebagai jawaban sementara yang akan diuji dan dibuktikan
kebenarannya. Hipotesis merupakan asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang
dibuat untuk menjelaskan suatu hal yang sering dituntut untuk melakukan
pengecekannya.
3.8.2.1 Pengujian Secara Simultan (Uji f)
Uji pengaruh simultan (f test) menurut Ghozali (2013: 177) digunakan
untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau
simultan mempengaruhi variabel dependen. Menurut Riduwan (2017: 117)
uji pengaruh simultan (f test) menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐹 =(𝑛 − 𝑘 − 1) 𝑅𝑦𝑥𝑘
2
𝑘 (1 − 𝑅𝑦𝑥𝑘2 )
59
Keterangan:
𝑅𝑦𝑥𝑘2 = R Square
k = Jumlah variabel eksogen
n = Jumlah sampel
(n – k – 1) = Derajat kebebasan
Setelah mendapatkan nilai Fhitung, kemudian nilai tersebut
dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan tingkat signifikan sebesar 0,05 atau 5
persen yang artinya kemungkinan besar dari hasil penarikan kesimpulan
memiliki probabilitas 95 persen atau korelasi kesalahan sebesar 5 persen dan
derajat kebebasan digunakan untuk menentukan Ftabel. Adapun kriteria yang
digunakan, di antaranya sebagai berikut:
- H0 diterima apabila : Fhitung ≤ Ftabel
- H0 ditolak apabila : Fhitung ≥ Ftabel
Apabila H0 diterima, maka hal ini diartikan bahwa pengaruh variabel
independen secara simultan terhadap variabel dependen dinyatakan tidak
signifikan, dan sebaliknya apabila H0 ditolak menunjukkan bahwa pengaruh
variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dinyatakan
signifikan.
3.8.2.2 Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Uji (t-test) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013: 178). Rumus
uji t menurut Riduwan (2017: 117) adalah sebagai berikut:
𝑡𝑘 =𝜌𝑘
𝑠𝑒𝑝𝑘 ; (𝑑𝑘 = 𝑛 − 𝑘 − 1)
Keterangan:
Statistik 𝑠𝑒𝜌𝑥1 diperoleh dari hasil komputerisasi pada SPSS untuk analisis
regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval.
60
Kriteria untuk penerimaan atau penolakan hipotesis nol (H0) yang
digunakan adalah sebagai berikut:
- H0 diterima apabila thitung < ttabel atau – ttabel atau sig ≥ α
- H0 ditolak apabila thitung > ttabel atau – thitung < - ttabel atau sig ≤ α
Apabila H0 diterima, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel
independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen
dan sebaliknya apabila H0 ditolak, maka variabel independen berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen.
3.9 Penetapan Signifikansi
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 persen
atau 0,05 yang berarti kemungkinan besar dari hasil penarikan kesimpulan
mempunyai probabilitas 95 persen atau kesalahan yang mungkin terjadi dalam
penarikan kesimpulan adalah 5 persen. Tingkat signifikansi 5 persen dianggap
cukup untuk mewakili hubungan antar variabel dalam penelitian sosial.
3.10 Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini akan dilakukan berdasarkan
pengolahan data dan hasil pengujian hipotesis yang didasarkan pada kriteria-kriteria
yang telah disepakati di atas dan diidentifikasi dengan masalah yang ada, serta
didukung dengan teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Hasil penarikan kesimpulan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh yang simultan maupun parsial dari variabel-
variabel independen terhadap variabel dependen dan apakah pengaruhnya
signifikan. Hal tersebut akan ditunjukkan dengan penerimaan/penolakan H0 dan Ha.
Langkah selanjutnya adalah penulis akan mencoba memberi saran berdasarkan
penarikan kesimpulan untuk pihak-pihak yang berkepentingan.