bab iii metode penelitian 3.1 pendekatan dan metode...

22
40 Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN Bab ketiga menjelaskan tentang metode penelitian yang mencakup tentang pendekatan, metode, desain penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel, pengembangan instrument penelitian, prosedur analisis data. 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, yaitu pendekatan penelitian yang dirancang untuk menjawab pertanyaan penelitian secara spesifik dengan menggunakan analisis statistik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Penelitian eksperimen menurut Creswell (2012, hlm. 229) mengungkapkan bahwa penelitian eksperimen bermaksud meneliti ide untuk melihat pengaruh terhadap hasil atau variabel dependen. Desain penelitian menggunakan control group design. Peneliti memilih penelitian kuasi eksperimen karena suatu eksperimen dalam bidang pendidikan bertujuan untuk menilai pengaruh suatu tindakan terhadap tingkah laku atau menguji ada tidaknya pengaruh tindakan tersebut. Tindakan dalam eksperimen disebut treatment yang artinya pemberian kondisi yang akan dinilai pengaruhnya. Ketika pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebaiknya diatur secara intensif sehingga kedua variabel mempunyai karakteristik yang hampir sama atau mendekati sama. Hal yang membedakan kedua kelompok adalah kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan seperti keadaan biasanya. Desain penelitian ini terdapat pengontrolan terhadap kelompok kontrol atau pembanding, adanya pemberian tes awal sebelum diberi perlakuan dan tes akhir setelah diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen. Ada tiga kelompok yang dipilih secara tidak acak (non random) yaitu dua kelompok perlakuan dan

Upload: others

Post on 22-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

40

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ketiga menjelaskan tentang metode penelitian yang mencakup tentang

pendekatan, metode, desain penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel,

variabel penelitian, definisi operasional variabel, pengembangan instrument

penelitian, prosedur analisis data.

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, yaitu

pendekatan penelitian yang dirancang untuk menjawab pertanyaan penelitian

secara spesifik dengan menggunakan analisis statistik. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Penelitian

eksperimen menurut Creswell (2012, hlm. 229) mengungkapkan bahwa penelitian

eksperimen bermaksud meneliti ide untuk melihat pengaruh terhadap hasil atau

variabel dependen. Desain penelitian menggunakan control group design.

Peneliti memilih penelitian kuasi eksperimen karena suatu eksperimen

dalam bidang pendidikan bertujuan untuk menilai pengaruh suatu tindakan

terhadap tingkah laku atau menguji ada tidaknya pengaruh tindakan tersebut.

Tindakan dalam eksperimen disebut treatment yang artinya pemberian kondisi

yang akan dinilai pengaruhnya. Ketika pelaksanaan penelitian eksperimen,

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebaiknya diatur secara intensif

sehingga kedua variabel mempunyai karakteristik yang hampir sama atau

mendekati sama. Hal yang membedakan kedua kelompok adalah kelompok

eksperimen diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan

seperti keadaan biasanya.

Desain penelitian ini terdapat pengontrolan terhadap kelompok kontrol

atau pembanding, adanya pemberian tes awal sebelum diberi perlakuan dan tes

akhir setelah diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen. Ada tiga kelompok

yang dipilih secara tidak acak (non random) yaitu dua kelompok perlakuan dan

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

41

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok kontrol. Ketiganya memperoleh pretest dan posttest. Perbedaan hasil

dalam variabel dependen pada dua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dapat menunjukkan efektif atau tidaknya perlakuan yang diberikan. Sebagai

rincian akan digambarkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Eksperimen O3 X2 O4

Kontrol O5 - O6

Keterangan:

X1 : Latihan Asertif

X2 : Teknik Modeling

O : Pretest – Posttest

3.2 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk pelaksanaan penelitian yaitu SMK Negeri 1

Bandung yang berlokasi di Jalan Wastukancana No. 3 Bandung. Populasi dalam

penelitian ini adalah peserta didik kelas XI yang berjumlah 13 kelas. Adapun

alasan pemilihan subjek penelitian didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut.

3.2.1 Peserta didik kelas XI SMK berada pada masa remaja yaitu, berusia 15-17

tahun yang merupakan termasuk masa remaja tengah. Selain itu, peserta

didik kelas XI SMK sudah ada dijurusan yang telah dipilih sehingga data-

data yang diperoleh dalam penelitian akan lebih akurat.

3.2.2 Adanya kecenderungan belum memiliki keterampilan komunikasi

interpersonal yang baik.

3.2.3 Peserta didik kelas XI di Sekolah Menengah Kejuruan akan memasuki

dunia kerja dalam hal ini yaitu Praktik Kerja Lapangan.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

42

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Populasi penelitian merupakan seluruh peserta didik kelas XI di SMKN 1

Bandung Tahun Ajaran 2018/2019 yang berumlah 331 peserta didik.

Sampel dalam penelitian dilakukan secara purposif yaitu teknik penentuan

sampel yang bukan didasarkan atas tingkatan atau strata, random atau daerah

tetapi didasarkan tujuan atau pertimbangan tertentu, misalnya keterbatasan waktu,

tenaga dan dana sehingga tidak mengambil sampel dalam jumlah besar (Arikunto,

2006, hlm. 139).

Kriteria pemilihan kelas eksperimen dan kelas control berdasarkan pada

pengambilan sampel yang ditentukan peneliti dengan mempertimbangkan kriteria

yang sesuai dengan struktur penelitian, kriteria yang dimaksud sebagai berikut.

3.2.1 Perolehan nilai kemampuan komunikasi interpersonal yang sama atu

mendekati (homogen).

3.2.2 Kelompok belajar dengan jumlah peserta didik yang sama atau tidak jauh

berbeda.

3.2.3 Kelompok belajar dengan jurusan yang sama atau tidak memiliki

perbedaan yang jauh.

3.3 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan spesifikasi mengenai cara peneliti

mendefinisikan serta mengukur variabel-variabel yang akan diteliti. Definisi

operasional variabel disusun untuk menghindari kesalahpahaman menafsirkan

istilah dalam penelitian yang dilaksanakan. Penelitian ini terdapat tiga variabel

yaitu latihan asertif (X1) dan teknik modeling (X2) sebagai variabel bebas,

sedangkan komunikasi interpersonal sebagai variabel terikat (Y). Penyusunan

definisi operasional dari setiap variabel mengacu pada teori ahli. Berikut definisi

operasional variabel.

3.3.1 Keterampilan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang terjadi antara

komunikan dengan komunikator, pesan yang disampaikan dari peserta didik dan

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

43

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diterima oleh orang lain dengan efek dan umpan balik yang terjadi secara

langsung. Kemampuan komunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat

diperlukan oleh peserta didik agar dapat mendukung aktivitasnya dalam

kehidupan sehari-hari. Terutama ketika peserta didik berada dalam lingkungan

yang formal, misalnya peserta didik yang berada dalam lingkungan sekolah.

Kemampuan komunikasi interpersonal yang efektif memiliki beberapa kriteria

yaitu, membangun hubungan positif, keterampilan dalam berbicara, kecakapan

dalam bertanya, cakap dalam membuka atau mengawali percakapan, mampu

menjaga sopan santun, meminta maaf pada saat merasa bersalah, penuh perhatian

dan kepedulian, empati yang tinggi, memberikan umpan baalik positif, cakap

dalam mendengarkan dan menyampaikan informasi, memiliki sikap tanggap cepat

dan bertanggung jawab

Komunikasi antara peserta didik secara tatap muka memungkinkan setiap

pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung baik verbal maupun

nonverbal, bukan hanya bahasa tetapi cara berbicara seperti nada suara dan

ekspresi wajah. Merujuk pada beberapa pengertian yang telah dijelaskan,

komunikasi interpersonal dalam penelitian ini merupakan komunikasi yang

dilakukan oleh dua peserta didik atau lebih dalam proses mencari informasi yang

memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi secara langsung baik verbal

maupun nonverbal serta hasil yang diinginkan yaitu perubakan sikap, perilaku

atau keyakinan seseorang.

Aspek-aspek komunikasi interpersonal yang diungkap dalam penelitian ini

mengacu pada komponen-komponen komunikasi interpersonal sebagai berikut.

a. Komunikasi nonverbal (nonverbal communication). Komunikasi

nonverbal yang dimaksud seperti ekspresi wajah, tatapan mata, gesture,

nada suara, penampilan.

b. Penguatan (reinforcement). Penguatan yang dimaksud seperti pemberian

pujian dan dukungan kepada orang lain.

c. Bertanya (questionning). Bertanya dalam hal ini yaitu seseorang bertanya

dengan jelas pada waktu yang tepat. Mengajukan pertanyaan terbuka

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

44

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan membolehkan seseorang untuk menjawab apapun yang

dipikirkannya, dan pertanyaan tertutup dengan bertanya untuk

mendapatkan informasi yang lebih spesifik. Pertanyaan terbukan

mendorong seseorang untuk berbicara dan mengembangkan pembicaraan.

Sedangkan pertanyaan tertutup mendorong seseorang untuk memberikan

jawaban dengan singkat.

d. Merefleksikan (reflecting). Merefleksikan dengan bertindak sebagai

isyarat untuk menjelaskan atau memperpanjang yang sudah diungkapkan.

e. Membuka dan Menutup (opening and closing). Cara seseorang untuk

mengembangkan keterampilan memulai dan menutup interaksi.

f. Mendengarkan (listening). Sikap ini berhubungan dengan mendengarkan

yang efektif dengan melibatkan komunikasi tubuh dan pemikiran internal.

g. Keterbukaan diri (self-disclosure). Keterbukaan diri mengacu pada proses

membagi informasi mengenai diri sendiri kepada orang lain.

3.3.2 Latihan Asertif

Latihan asertif merupakan Teknik dalam konseling behavioral yang

berfokus pada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam perasaan yang tidak

sesuai dengan kenyataannya. Perilaku asertif merupakan ekspresi secara langsung,

jujur, pada tempatnya berasal dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau hak-hak

seseorang tanpa kecemasan yang beralasan. Langsung pada pengertian,

pernyataan dapat diungkapkan tanpa berbelit-belit dan dapat terfokus. Jujur berarti

pernyataan dan gerak-geriknya sesuai dengan yang diarahkan. Selanjutnya untuk

pernyataan pada tempatnya berarti perilaku yang ditampilkan memperhitungkan

hak-hak dan perasaan orang lain serta tidak mementingkan dirinya sendiri.

Menjadi asertif merupakan kemampuan mengekspresikan diri dengan

percaya diri tanpa harus menunjukkan perilaku pasif, agresif, atau manipulatif

yang meliputi kesadaran diri yang besar untuk mengenal, menykai dan

bertanggung jawab secara nyata terhadap diri sendiri. Meningkatkan keterampilan

peserta didik untuk lebih dapat berkomunikasi secara efektif, mampu

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

45

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengendalikan stress melalui penanganan masalah yang lebih baik dan plihina

untuk mampu mengekspresikan kebutuhan, pendapat, atau perasaan, tanpa

mendominasi, mengeksploitasi atau perasaan terpaksa yang disebabkan melawan

keinginan sendiri.

Latihan asertif dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk melatih peserta

didik mengungkapkan pendapatnya, mengemukakan yang dirasakan dan dapat

menyesuaikan diri dalam berinteraksi tanpa ada rasa cemas karena setiap individu

memiliki hak mengungkapkan perasaan, pendapat, yang diyakini dan sikapnya.

Beberapa jenis prosedur latihan asertif, yakni:

a. Identifikasi terhadap keadaan khusus yang menimbulkan persoalan pada

peserta didik.

b. Memeriksa yang dilakukan atau dipikirkan peserta didik pada situasi

tersebut. Pada tahap ini, akan diberikan juga materi tentang perbedaan

perilaku agresif, asertif, dan pasif.

c. Dipilih sesuatu situasi khusus di mana peserta didik melakukan permainan

peran (role play) sesuai dengan yang ia perlihatkan.

d. Diantara waktu-waktu pertemuan, konselor menyuruh peserta didik

melatih dalam imajinasinya, respon yang cocok pada beberapa keadaan.

Peserta didik juga diminta menyertakan pernyataan diri yang terjadi

selama melakukan imajinasi. Hasil yang diperoleh dari yang dilakukan

peserta didik, dibicarakan pada pertemuan berikutnya.

e. Konselor harus menentukan apakah peserta didik sudah mampu

memberikan respon yang sesuai dari dirinya sendiri secara efektif terhadap

keadaan baru, baik dari laporan langsung yang diberikan maupun dari

keterangan orang lain yang mengetahui keadaan peserta didik.

3.3.3 Teknik Modeling

Istilah modeling merupakan istilah umum untuk menunjukkan terjadinya

proses belajar melalui pengamatan dari orang lain dan perubahan yang terjadi

karenanya melalui peniruan. Modeling sebagai proses belajar melalui observasi

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

46

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai

rangsangan bagi pikiran-pikiran, sikap-sikap, atau tingkah laku sebagai bagian

dari peserta didik yang lain yang mengobservasi model yang ditampilkan.

Teknik modeling ini adalah suatu komponen dari suatu strategi konselor

menyediakan demonstrasi tentang tingkah laku yang menjadi tujuan. Penerapan

teknik modeling menunjuk pada tingkah laku model bertindak sebagai suatu

stimulus pada pikiran, sikap, dan tingkah laku pengamat (konseli). Teknik

modeling ini relevan untuk diterapkan pada konseli yang mengalami gangguan-

gangguan reaksi emosional atau pengendalian diri, kekurangterampilan

kecakapan-kecakapan sosial, keterampilan wawancara pekerjaan, ketegasan, dan

juga mengatasi berbagai kecemasan dan rasa takut seperti phobia, kecemasan

dengan serangan-serangan panik, dan obsesif kompulsif. Teknik ini sesuai

diterapkan pada konseli yang mempunyai kesulitan untuk belajar tanpa contoh,

sehingga dia memerlukan contoh/ model perilaku secara konkret untuk dilihat/

diamati sebagai pembelajaran pembentukan tingkah laku konseli.

Modeling bukan hanya menirukan atau mengulangi perilaku yang dilakukan

atau ditampilkan oleh model atau tayangan video, film, tetapi modeling juga

melibatkan penambahan atau pengurangan tingkah laku yang teramati,

menggeneralisasi berbagai pengamatan yang melibatkan proses kognitif. Teknik

modeling dapat digunakan untuk membantu peserta didik memperoleh perilaku

baru dalam hal ini yaitu keterampilan komunikasi interpersonal melalui model

hidup maupun model simbolik, menampilkan perilaku yang sudah diperoleh

dengan cara yang tepat, mengrangi rasa takut, dan cemas, memperoleh

keterampilan sosial. Modeling simbolis membentuk gambaran peserta didik

mengenai realitas sosial sehingga peserta didik dapat melihat gambaran berbagai

hubungan yang ditampilkan dengan kegiatan yang dilakukan peserta didik.

Bandura mengembangkan empat tahap belajar melalui modeling yaitu

perhatian, retensi, reproduksi, dan motivasional terhadap perilaku.

a. Tahap perhatian: peserta didik memperhatikan model, mengamati,

mengingat bagaimana cara orang lain berpikir dan bertindak.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

47

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Tahap retensi: peserta didik memilih informasi yang masuk, mengingat

secara imajiner dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

mempraktikkan dan meniru perilaku yang ditampilkan.

c. Tahap reproduksi: peserta didik melakukan kembali perilaku yang

ditampilkan tetapi dengan adanya modifikasi, menyesuaikan diri dengan

perilaku model, dan tahap kreatif.

d. Tahap motivasional: peserta didik menirukan model karena merasakan

bahwa melakukan pekerjaan yang baik akan meningkatkan kesempatan

untuk memperoleh penguatan dan melakukan modifikasi terhadap perilaku

yang diamati.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian yang dilaksanakan menggunakan angket dalam pengumpulan

data. Pengumpulan data terlebih dahulu menentukan sumber data, jenis data,

Teknik pengumpulan data, dan instrument yang digunakan. Teknik pengumpulan

data digambarkan pada Tabel 3.2 sebagai berikut.

Tabel 3.2

Teknik Pengumpulan Data

Sumber Data Jenis Data

Teknik

Pengumpulan

Data

Intrumen

Peserta Didik

Kemampuan

komunikasi

interpersonal

peserta didik

Tes

Instrumen

komunikasi

interpersonal

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket tertutup dalam bentuk

checklist yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga

responden mengisi dengan cara memberikan tanda checklist pada kolom jawaban

yang sesuai (Arikunto, 2005, hlm. 27). Angket yang digunakan yaitu angket untuk

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

48

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengungkap kemampuan komunikasi interpersonal peserta didik sebagai cara

memperoleh gambaran mengenai kemampuan komunikasi interpersonal peserta

didik sebelum dan sesudah mengikuti latihan asertif dan teknik modeling.

3.5.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Instrumen komunikasi interpersonal peserta didik dikembangkan

berdasarkan definisi operasional variabel. Instrumen berisi pertanyaan-pertanyaan

mengenai komunikasi interpersonal merujuk pada aspek-aspek yang

dikembangkan oleh Hartley (1999, hlm. 21-27) yaitu komunikasi non-verbal,

penguatan, bertanya, merefleksikan, membuka dan menutup, mendengarkan atau

pendengar yang aktif, dan keterbukaan diri. Secara rinci akan dijabarkan pada

Tabel 3.3 sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Komunikasi Interpersonal

(Sebelum Uji Coba)

Variabel Aspek Indikator Nomor Item

∑ (+) (-)

Komunikasi

Interpersona

l Peserta

Didik di

Sekolah 1. Komunikasi

nonverbal

(nonverbal

communicati

on)

a. Menunjukkan

ekspresi sesuai

dengan perasaannya

1,2,3 4 4

b. Menunjukkan arah

pandangan mata

ketika berkomunikasi

dengan lawan bicara

5 6 2

c. Menunjukkan

penampilan rapi dan

sopan

7,8,9 10,1

1

5

d. Menyesuaikan nada

suara dengan tepat

12 13 2

2. Penguatan

(reinforceme

nt)

a. Mampu memberikan

pujian kepada orang

lain

14,15 16 3

b. Mampu memberikan

dukungan kepada

orang lain

17,18,1

9

20 4

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

49

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bertanya

(questionnin

g)

a. Mengajukan

pertanyaan terbuka

dengan memberikan

kesempatan kepada

orang lain untuk

mengungkapkan

perasaan dan

pikirannya

21,22 23,2

4

4

b. Mengajukanpertanya

an tertutup dengan

memberikan

pertanyaan secara

jelas dan berfokus

pada tujuan

25,26,2

7

- 3

4. Merefleksika

n (reflection)

a. Dapat mengolah dan

menyampaikan

informasi dengan

menggunakan bahasa

sendiri

28 29 2

b. Dapat menjelaskan

kembali informasi

kepada orang lain

30,31 32 3

5. Membuka

dan menutup

(opening and

closing)

a. Mampu memulai

percakapan dengan

baik, tepat, dan

sopan

33 - 1

b. Mampu mengakhiri

percakapan dengan

baik, tepat, dan sopan

34,35 - 2

6. Pendengar

aktif (active

listenner)

a. Mampu menangkap

informasi yang

diterima dengan jelas

dan tepat

36,37 38 3

b. Mampu memberikan

respon positif kepada

orang lain

39,40,4

1

- 3

7. Keterbukaan

diri (self-

disclosure)

a. Mampu berbagi

informasi atau

terbuka mengenai

diri sendiri kepada

orang lain

42,43,4

4

45,4

6

5

Jumlah 4

6

Variabel Aspek Indikator Nomor Item ∑

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

50

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5.2 Pedoman Penskoran

Penelitian ini menggunakan skala pengukuran dengan skala penilaian biasa.

Ketika memberi respon, subjek diberikan lima pilihan kategori yaitu Sangat

Sesuai (SS), Sesuai (S), Ragu (R), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai

(STS). Pernyataan faovorable yang direspon Sangat Sesuai (SS) diberi nilai = 5,

Sesuai (S) = 4, Ragu (R) = 3, Tidak Sesuai (TS) = 2, dan Sangat Tidak Sesuai

(STS) = 1. Selanjutnya akan digambarkan secara rinci pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Ketentuan Pemberian Skor

Instrumen Keterampilan Komunikasi Interpersonal

Pernyataan

Skor

Sangat

Sesuai (SS)

Sesuai

(S)

Ragu

(R)`

Tidak

Sesuai

(TS)

Sangat

Tidak

Sesuai

(STS)

Favorable (+) 5 4 3 2 1

Unfavorable (-) 1 2 3 4 5

3.6 Uji Coba Instrumen

Pengembangan instrumen dilakukan melalui tiga tahap pengujian sebagai

berikut.

3.6.1 Uji Validitas Rasional

Pengujian alat ukur yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kelayakan

instrumen yang telah disusun yaitu validitas rasional. Validitas rasional bertujuan

untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian dari segi isi, konstruk, dan bahasa. Uji kelayakan instrument dilakukan

oleh tiga orang ahli (expert judgement) dengan meminta pendapat dosen ahli

untuk memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M)

dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberi nilai Memadai (M) artinya dapat

digunakan dan item yang diberi nilai Tidak Memadai (TM) dapat memiliki dua

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

51

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemungkinan yaitu, item tidak dapat digunakan atau masih dapat digunakan

dengan catatan revisi.

3.6.2 Uji Keterbacaan Instrumen

Uji keterbacaan instrument dilakukan sebelum instrument diuji secara

empiris kepada sampel yang setara. Uji keterbacaan bertujuan untuk memperbaiki

redaksi kata yang kurang dapat dipahami oleh subjek penelitian. Pernyataan-

pernyataan yang kurang dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan

sehingga dapat dipahami oleh peserta didik.

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Pengujian validitas bertujuan untuk

mengetahui instrumen tersebut mampu mengukur keterampilan komunikasi

interpersonal peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Instrumen yang

valid memiliki validitas tinggi dan menunjukkan kesahihan suatu instrumen yang

baik. Pengujian validitas item dalam penelitian melibatkan seluruh butir item yang

terdapat dalam angket yang bertujuan untuk mengetahui butir item yang

digunakan merupakan bagian dari kelompok yang diukur.

Uji validitas instrumen yang dilakukan menggunakan data yang

dikumpulkan secara built-in yang berarti responden untuk uji validitas merupakan

sampel yang akan digunakan sebagai data yang akan di analisis. Uji validitas butir

item pernyataan dilakukan menggunakan perangkat lunak program SPSS 20.0,

akan diperlihatkan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas

Kesimupulan Nomor Item Jumlah

Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,16,17,18,19,20,22,23,24

,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,37,38,39,40,41,42,

43,44,45,46

42

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

52

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tidak Valid 13,15,21,36 4

Jumlah 46

3.7.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan untuk menunjukkan instrument

yang digunakan tersebut dapat dipercaya atau derajat konsistensi skor yang

diperoleh dari subjek penelitian dengan instrument yang sama dalam kondisi yang

berbeda. Metode yang digunakan dalam reliabilitas adalah metode alpha. Tingkat

reliabilitas dalam penelitian dengan taraf signifikansi 5% diolah dengan metode

statistic menggunakan SPSS 20.0. apabila r hitung > r table, maka butir

pernyataan reliabel. Apabila r hitung < r table, maka butir item pernyataan tidak

reliabel. Semakin tinggi reliabilitas instrument maka semakin keccil kemungkinan

kesalahan yang terjadi. Semakin kecil reliabilitas maka semakin tinggi

kemungkinan kesalahan yang terjadi. Berikut kriteria untuk mengetahui

reliabilitas yang digunakan sebagai klasifikasi rentang koefisien reliabilitas.

Tabel 3.6

Klasifikasi Rentang Koefisien Reliabilitas

Rentang Nilai Keterangan

0,00 – 0,199 Derajat reliabilitas sangat rendah

0,20 – 0,399 Derajat reliabilitas rendah

0,40 – 0,599 Derajat reliabilitas sedang/cukup

0,60 – 0,799 Derajat reliabilitas tinggi

0,80 – 1,000 Derajat reliabilitas sangat tinggi

Tabel 3.7

Tingkat Reliabilitas Instrumen Keterampilan Komunikasi Interpersonal

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

53

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7 menunjukkan interpretasi ketercapain tingkat reliabilitas

indtrumen. Hasil perhitungan data dengan menggunakan software SPSS 20.0 pada

42 item pernyataan diperoleh reliabilitas sebesar 0,906 pada α = 0,05.

Berdaraskan Tabel 3.7 diketahui harga reliabilitas instrument berada pada derajat

keterandalan sangat tinggi. Artinya instrument keterampilan komunikasi

interpersonal mampu menghasilkan skor-skor pada setiap item dengan knsisten

serta layak untuk digunakan dalam penelitian.

3.7.3 Kisi-kisi Instrumen Setelah Uji Coba

Item-item instrument yang memenuhi kualifikasi dihimpun dan diperbaiki

sesuai kebutuhan sehingga dihasilkan seperangkat instrumen yang siap digunakan

dalam pengumpulan data terhadap subjek penelitian. Berikut kisi-kisi setelah uji

coba dan memenuhi kualifikasi akan ditampilkan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8

Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Komunikasi Interpersonal

(Setelah Uji Coba)

Variabel Aspek Indikator Nomor Item

∑ (+) (-)

Komunikasi

Interpersonal

Peserta Didik

di Sekolah 8. Komunikasi

nonverbal

(nonverbal

communicatio

n)

e. Menunjukkan

ekspresi sesuai

dengan

perasaannya

1,2 3 3

f. Menunjukkan

arah pandangan

mata ketika

berkomunikasi

dengan lawan

bicara

4 5 2

g. Menunjukkan 6,7,8 9,10 5

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

54

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penampilan rapi

dan sopan

h. Menyesuaikan

nada suara

dengan tepat

11 12 2

9. Penguatan

(reinforcement

)

c. Mampu

memberikan

pujian kepada

orang lain

13 14 2

d. Mampu

memberikan

dukungan

kepada orang

lain

15,16,17 18 4

10. Bertanya

(questionning)

c. Mengajukan

pertanyaan

terbuka dengan

memberikan

kesempatan

kepada orang lain

untuk

mengungkapkan

perasaan dan

pikirannya

19 20,21 3

d. Mengajukan

pertanyaan

tertutup dengan

memberikan

pertanyaan secara

jelas dan

berfokus pada

tujuan

22,23,24 - 3

11. Merefleksikan

(reflection)

c. Dapat mengolah

dan

menyampaikan

informasi dengan

menggunakan

bahasa sendiri

25 26 2

d. Dapat

menjelaskan

kembali

informasi kepada

orang lain

27,28 29 3

12. Membuka dan c. Mampu 30 - 1

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

55

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menutup

(opening and

closing)

memulai

percakapan

dengan baik,

tepat, dan sopan

d. Mampu

mengakhiri

percakapan

dengan baik,

tepat, dan sopan

31,32 - 2

13. Pendengar

aktif (active

listenner)

c. Mampu

menangkap

informasi yang

diterima dengan

jelas dan tepat

33 34 2

d. Mampu

memberikan

respon positif

kepada orang

lain

35,36,37 - 3

14. Keterbukaan

diri (self-

disclosure)

b. Mampu berbagi

informasi atau

terbuka

mengenai diri

sendiri kepada

orang lain

38,39,40 41,42 5

Jumlah 42

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

56

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.8 Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan

penelitian di SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2018/2019 sebagai berikut.

3.8.1 Pre-Test (Tes Awal)

Pada tahap ini penyebaran angket dilakukan dikelas XI SMK Negeri 1

Bandung sebagai tes awal untuk mendapatkan data mengenai gambaran umum

kemampuan komunikasi interpersonal peserta didik.

3.8.2 Treatment (Perlakuan)

Tahap perlakuan yaitu tahap pemberian perlakuan menggunakan latihan

asertif dan teknik meodeling terhadap peserta didik yang memiliki kemampuan

komunikasi interpersonal rendah berdasarkan hasil tes awal. Rancangan intervensi

latihan asertif dan teknik modeling dalam meningkatkan komunikasi interpersonal

peserta didik disusun berdasarkan hasil pre-test.

3.8.3 Post-Test (Tes Akhir)

Tahap ketiga yaitu tahap tes akhir yang dilaksanakan untuk mengetahui

efektifitas teknik atau perlakuan yang sudah diberikan. Pada tahap ini juga dapat

dilihat signifikansi perbedaan kefektifan teknik yang digunakan antara latihan

asertif dengan teknik modeling.

3.9 Teknik Analisis Data

Penelitian dirumuskan atas tiga pertanyaan penelitian, secara berurutan,

masing-masing pertanyaan penelitian dijawab dengan cara sebagai berikut.

3.9.1 Pertanyaan penelitian satu mengenai gambaran umum keterampilan

komunikasi interpersonal peserta didik dijawab dengan menggunakan

jumlah rata-rata dari jawaban peserta didik mengenai keterampilan

komunikasi interpersonal yang dilakukan melalui patokan skor ideal

sehingga menghasilkan tiga kategori yaitu, tinggi, sedang, dan rendah

(Sudjana, 1992, hlm.97). Perhitungan kategorisasi untuk instrumen

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

57

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik sebagai

berikut.

a. Menentukan skor minimal, yaitu skor minimal (1) dikali dengan

jumlah item (42).

b. Menentukan skor maksimal, yaitu skor maksimal (5) dikali dengan

jumlah item (42).

c. Menentukan rata-rata, yaitu jumlah item (42) ditambah skor maksimal

(210) dibagi dengan dua (2).

d. Menentukan standar deviasi, yaitu rata-rata dibagi dengan tiga.

Setelah diperoleh jumlah skor baku, data dikelompokkan ke dalam tiga

kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi yang akan ditampilkan pada Tabel 3.9

sebagai berikut.

Tabel 3.9

Kategori Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik

Rentang Skor Kategori

42 – 98 Rendah

99 – 155 Sedang

156 – 210 Tinggi

Hasil pengolahan data keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik

yang dijadikan landasan dalam pembuatan program bimbingan terlebih dahulu

dilakukan pengelompokkan data menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan

rendah. Hasil pengelompokkan data berdasarkan kategori dan interpretasinya

dapat dilihat pada Tabel 3.10 sebagai berikut.

Tabel 3.10

Interpretasi Skor Kategori Keterampilan Komunikasi Interpersonal

Kategori Interpretasi

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

58

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tinggi Kategori tinggi, peserta didik sudah memiliki keterampilan

komunikasi interpersonal yang baik. Artinya peserta didik sudah

mampu melakukan komunikasi non-verbal yang tepat da sesuai

ditandai dengan menunjukkan ekspresi wajah yang sesuai dan tepat

ketika berkomunikasi, mengarahkan pandangan mata ke lawan

bicara, menyesuaikan gerak tubuh dan menyesuaikan nada bicara

yang dapat diterima oleh orang lain atau lawan bicara. Peserta didik

juga mampu memberikan pujian kepada orang lain dan mampu

meberikan dukungan positif kepada orang lain, bukan hanya

terhadap teman akrabnya saja. Peserta didik mampu mengajukan

pertanyaan terbuka untuk mendapatkan jawaban yang luas sesuai

dengan kondisi. Kemudian peserta didik mampu mengajukan

pertanyaan tertutup untuk mendapatkan jawaban langsung sesuai

dengan situasi dan kondisi yang diperlukan. Peserta didik juga

sudah mampu merefleksikan percakapan dari beberapa aspek yang

diutarakan dan mengemukakan kembali informasi yang diperoleh

dengan tepat dan sesuai. Peserta didik juga sudah mampu membuka

dan mengakhiri percakapan sesuai dengan siapapun lawan

bicaranya. Peserta didik sudah mampu merespon dengan tepat pesan

atau informasi yang diterima dan mampu memberikan respon yang

menunjukkan perhatian ketika berkomunikasi. Peserta didik mampu

berbagi informasi mengenai diri sendiri kepada orang lain bukan

kepada teman dekatnya saja.

Sedang Kategori sedang, peserta didik cukup mampu melakukan

komunikasi non-verbal yang tepat dan sesuai ditandai dengan

menunjukkan ekspresi wajah yang sesuai dan tepat ketika

berkomunikasi, mengarahkan pandangan mata ke lawan bicara,

menyesuaikan gerak tubuh dan menyesuaikan nada bicara yang

dapat diterima tetapi masih dilakukan pada teman akrab dan tidak

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

59

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selalu dilakukan setiap saat. Peserta didik juga cukup mampu

memberikan pujian kepada orang lain dan mampu meberikan

dukungan positif kepada orang lain walaupun masih dilakukan

kepada teman akrabnya saja. Peserta didik masih mengalami

kebingungan ketika mengajukan pertanyaan terbuka untuk

mendapatkan jawaban yang luas sesuai dengan kondisi dan masih

mengalami kebingungan juga ketika diminta mengajukan

pertanyaan tertutup untuk mendapatkan jawaban langsung sesuai

dengan situasi dan kondisi yang diperlukan. Peserta didik masih

bingung cara merefleksikan percakapan dari beberapa aspek yang

diutarakan dan mengemukakan kembali informasi yang diperoleh

dengan tepat dan sesuai. Peserta didik cukup mampu membuka dan

mengakhiri percakapan tetapi masih terbatas pada teman akrabnya

saja. Peserta didik cukup mampu tetapi masih mengalami

kebingungan merespon dengan tepat pesan atau informasi yang

diterima dan mampu memberikan respon yang menunjukkan

perhatian ketika berkomunikasi walaupun masih sebatas terhadap

teman akrabnya. Peserta didik mampu berbagi informasi mengenai

diri sendiri kepada teman dekatnya saja.

Rendah Kategori rendah, peserta didik belum memiliki keterampilan

komunikasi interpersonal yang baik seperti kurangnya keterampilan

non-verbal yang ditandai dengan belum mampu menunjukkan

ekspresi wajah yang sesuai ketika berkomunikasi, arah pandangan

mata, gerakan tubuh dan penyesuaian nada bicara yang belum tepat.

Peserta didik belum mampu memberikan penguatan seperti masih

sulit memberikan pujian dan dukungan positif secara langsung

terhadap lawan bicara atau orang lain. Kurangnya keterampilan

mengajukan pertanyaan terbuka yang memperluas jawaban dan

pertanyaan tertutup yang mendorong orang berbicara langsung baik

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

60

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam forum kelas maupun percakapan dengan teman sebaya.

Peserta didik belum mampu merefleksikan seperti sulit mengajukan

pertanyaan menggunakan refleksi percakapan dari beberapa aspek

yang telah dikatakan secara langsung. Kurangnya keterampilan

memulai dan mengakhiri percakapan dengan orang lain. Belum bisa

menjadi pendengar yang aktif ketika berkomunikasi dengan orang

lain dengan menangkap pesan yang diterima dan memberikan

perhatian ketika berkomunikasi dengan memberikan respon yang

jelas yang menunjukkan perhatian terhadap lawan bicara. Peserta

didik belum mampu terbuka menegnai diri sendiri dan berbagi

informasi tentang dirinya kepada orang lain.

Kedudukan peserta didik dalam tingkat keterampilan komunikasi

interpersonal menentukan banyaknya peserta yang mendapatkan perlakukan atau

treatment. Setelah mendapatkan treatment, diadakan kembali tes yang bersifat

mengukur kembali tingkat keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik

untuk mengetahui perubahan yang dialami peserta didik.

3.9.2 Pertanyaan penelitian kedua terkait rancangan latihan asertif dan modeling

yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi

interpersonal dirancang setelah penyebaran instrument pre-test. Rencana

Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling (RPLBK) dengan

menggunakan teknik latihan asertif dan teknik modeling didasarkan pada

skor aspek terendah, sedang, dan tinggi untuk pembiasaan perilaku. Hasil

rancangan program intervensi dan buku panduan teknik latihan asertif dan

teknik modeling untuk meningkatkan keterampilan komunikasi

interpersonal peserta didik tersaji di lampiran.

3.9.3 Pertanyaan penelitian ketiga dirumuskan ke dalam hipotesis “apakah

terdapat perbedaan pengaruh latihan asertif dan modeling dalam

meningkatkan kemampuan interpersonal peserta didik”. Keefektivan

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ...repository.upi.edu/47624/6/T_BK_1602728_Chapter3.pdfdimana tingkah laku dari peserta didik, sebagai model, berperan sebagai rangsangan

61

Riska Yanawati, 2019 Penggunaan Latihan Asertif dan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

treatment terhadap sampel penelitian dapat diketahui melalui pengolahan

dan dan analisis data penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif.

Uji statistik untuk dua kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol

yang digunakan adalah uji perbedaan analisis Anova satu faktor dan uji

Mann-Whitney dengan menggunakan SPSS 20.0 for Windows.