bab iii metode penelitian 3.1 setting -...
TRANSCRIPT
9
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kopeng 02 yang terletak
di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
Masing-masing kelas memiliki 1 ruang kellas. Masing-masing kelas diampu
oleh seorang guru kelas, 1 guru agama Islam, 1 guru agama Kristen, 1 guru olahraga
dan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai pukul 07.00 dan berakhir pada
pukul 12.10, kecuali pada hari jumat dan sabtu dimulai pukul 07.20 sampai dengan
11.00
Jumlah siswa pada kelas V adalah 23 orang yang terdiri dari 10 orang siswa
laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. Kondisi social ekonomi orang tua murid
SD Negeri Kopeng 02 masih tergolong rendah, yaitu sebagian besar bekerja
sebagai petani. Kesadaran dan perhatian mereka terhadap pendidikan sangat kurang
selain itu saranan dan prasarana sekolah juga minim. Namun tidak mengurangi
semangat para guru dalam melaksanakan tugas di sekolah ini.
Kegiatan pembelajaran berlangsung secara monoton. Guru masih
mendominasi dalam setiap kegiatan pembelajaran. Bagi siswa, kegiatan
pembelajaran dirasakan kurang menarik. Sehingga membuat siswa merasa jenuh
dan sulit untuk menerima materi. Untuk SDA sendiri, bias dikatakan rata-rata dan
tidak terlalu menonjol. Karena berada dilokasi pedesaan, siswa sendiri memiliki
pola pikir sederhana, tidak seperti siswa pada sekolah-sekolah kota. Perkembangan
10
kegiatan pembelajaran juga bias dikatakan sedikit lambat. Hal ini sangat
berpengaruh pada hasil belajar siswa. Sudah bias ditebak, hasil belajar siswa juga
menjadi kurang maksimal.
3.2 Variabel yang diteliti dan definisi operasional
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilain dari orang,
obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemuidan ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2011:38).
Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan
variabel bebas.
3.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2008). Variabel bebas (X)
dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Kooperatif tipe Group
Investigation (GI).
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2011:64). Variabel terikat (Y) dari
penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD N Kopeng
02 Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
11
3.2.3 Definisi Operasional
Group Investigation adalah model pembelajaran dengan system kerja
kelompok untuk melakukan investigasi kelompok. Kemudian siswa
mempresentasikannya dengan kelompok lain. Model pembelajaran tipe Group
Investigation (GI) ini diterapkan dalam pembelajarn IPA kelas 5 SD N Kopeng 02
semester II. Khususnya pada Standar Kompetensi 5. Memahami gaya, gerak, energi
serta fungsinyayang akan dilaksanakan dengan langkah-langkah mengidentifikasi
murid dalam kelompok, merencanakan tugas yang akan diberikan, melaksanakan
investigasi, menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan laporan akhir serta
melakukan evaluasi.
3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model Penelitian tindakan dari
Kurt Lewin yang dimodifikasi oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto
(2010:131) bahwa penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 komponen pokok, yaitu :
a). perencanaan atau planning, b). Tindakan atau acting, c). pengamatan atau
observing, dan d). refleksi atau reflecting. Hubungan antara kelompok komponen
tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berulang. “siklus” inilah yang
menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan kelas yaitu bahwa penelitian
tindakan harus dilaksanakan dalam bentuk siklus.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang masing –
masing siklus meliputi 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
12
pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan
pembelajaran yang di dalam satu siklus terdiri dari 2 kali tatap muka yang masing
– masing 2 x 35 menit. Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
Adapun prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini secara rinci diuraikan sebagai
berikut :
3.3.1 Siklus I
3.3.1.1 Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi langkah – langkah sebagai berikut :
1. Membuat RPP yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe GI pada mata
pelajaran IPA.
2. Menyiapkan media yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
3. Menyiapkan soal tes yang akan digunakan setelah dilaksanakan pembelajaran.
4. Menyiapkan lembar penilaian.
13
5. Membuat lembar observasi.
3.3.1.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata
pelajaran IPA dengan Standart Kompetensi 5. Memahami gaya, gerak, energy dan
fungsinya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI).
3.3.1.3 Tahap Observasi
Observasi dilakukan selama tindakan berlangsung. Observasi mencakup
aktifitas siswa dan aktivitas guru dengan lembar pengamatan. Guru dan pengamat
mengamati dampak pelaksanaan. Apakah telah sesuai dengan rencana dan
hambatan atau kendala yang dihadapi siswa maupun guru.
Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan
tindakan. Observasi diarahkan pada point – point yang telah ditetapkan dalam
indicator – indicator.
1. Indikator keberhasilan guru yang akan dicapai adalah :
a. Penampilan guru didepan kelas
b. Cara menyampaikan materi pelajaran
c. Cara pengelolaan kelas
d. Cara penggunaan alat pelajaran
e. Suara guru dalam menyampaikan pelajaran
f. Cara guru menyampaikan bimbingan kelompok
g. Waktu yang diperlukan guru dalam mengajar
2. Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai adalah :
14
a. Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA
b. Antusias siswa dalam kerja kelompok
c. Keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA
d. Ketepatan dan kecepatan dalam mengerjakan soal
e. Kerjasama dalam kelompok
f. Kreatifitas siswa dalam menyimpulkan hasil kerja kelompok
g. Keberanian siswa dalam melakukan presentasi
3.3.1.4 Refleksi
Peneliti dan guru secara bersama – sama membahas hasil pembelajaran.
Mengkaji ulang tentang kekurangan dan kelebihan pada siklus I. selanjutnya
penyempurnaan pada siklus II.
3.3.2 Siklus II
3.3.2.1 Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi langkah – langkah sebagai berikut :
1. Membuat RPP yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe GI pada mata
pelajaran IPA
2. Menyiapkan media yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran
3. Menyiapkan lembar penilaian
4. Membuat lembar observasi
15
3.3.2.1 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata
pelajaran IPA dengan Standart Kompetensi 5. Memahami gaya, gerak, energy dan
fungsinya. Dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation (GI).
1. Pertemuan Pertama
Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi :
a. Pembelajaran dimulai dengan doa dan absensi
b. Apersepsi oleh guru berkaitan dengan materi yang akan diberikan
c. Pembentukan kelompok belajar
d. Penjelasan singkat tentang materi yang diberikan
e. Siswa menerima tugas kelompok
f. Melakukan investigasi kelompok
g. Menulis hasil kerja kelompok
h. Melakukan presentasi
i. Siswa bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran hari ini
2. Pertemuan Kedua
a. Pembelajaran dimulai dengan doa dan absensi
b. Apersepsi yang diberikan berkaitan dengan materi yang akan diberikan
c. Mengulang pembelajaran pada pertemuan pertama secara singkat
d. Pembentukan kelompok belajar
e. Pelaksanaan investigasi kelompok
f. Melakukan presentasi hasil kelompok
g. Pemberian pekerjaan rumah
16
h. Guru menutup pelajaran
3.3.2.3 Tahap Observasi
Observasi dilakukan selama tindakan berlangsung. Observasi mencakup
aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan lembar pengamat. Guru dan pengamat
mengamati dampak pelaksanaan. Apakah telah sesuai dengan rencana dan
hambatan atau kendala apa yang dihadapi siswa maupun guru.
Tahap ini dilakukan pada proses pembelajran taua pada tahap pelaksanaan
tindakan. Observasi diarahkan pada point – point yang telah ditetapkan dalam
indikator – indikator.
1. Indikator keberhasilan guru yang akan dicapai adalah :
a. Penampilan guru didepan kelas
b. Cara menyampaikan materi pelajaran
c. Cara pengelolaan kelas
d. Cara penggunaan alat pelajaran
e. Suara guru dalam menyampaikan pelajaran
f. Cara guru menyampaikan bimbingan kelompok
g. Waktu yang diperlukan guru dalam mengajar
2. Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai adalah
a. Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA
b. Antusias siswa dalam kerja kelompok
c. Keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA
d. Ketepatan dan kecepatan dalam mengerjakan soal
e. Kerjasama dalam kelompok
17
f. Kreatifitas siswa menyimpulkan hasil kerja kelompok
g. Keberanian siswa melakukan presentasi
3.3.2.4 Refleksi
Peneliti dan guru secara bersama – sama membahas hasil pembelajaran.
Mengkaji ulang tentang kekurangan dan kelebihan pada siklus I. selanjutnya
penyempurnaan pada siklus I akan diperbaiki di siklus II.
3.4 Jenis Data
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar IPA yang diperoleh dari siswa.
2. Data Kualitatif
Diperoleh dari data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode observasi,
tes, catatan lapangan.
3.4.1 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah:
Analisis kuantitatif
a. Teknik analisis data yaitu menggunakan data kuantitatif sederhana
menggunakan analisis diskriptif. Untuk mengetahui keberhasilan tiap siklus
yang telah digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu dengan
ketuntasan belajar siswa dengan pencapaian KKM=65. Hasil belajar dapat
diukur apabila setiap siswa telah mencapai nilai KKM=65 maka dinyatakan
tuntas dan berhasil.
18
Untuk mengetahui hasil belajar IPA dianalisis dengan cara menghitung
ketuntasan belajarnya sebagai berikut:
Menghitung ketuntasan belajar
Presentase= jumlah siswa yang tuntas belajar x 100%
Jumlah siswa
Dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 100% populasi kelas tuntas
telah belajar.
b. Data kualitatif berupa data hasil observasi aktifitas siswa dan aktifitas guru
dalam pembelajaran kontekstual serta hasil catatan lapangan dan angket
dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat
yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
tabel 3.1
Kisi-kisi instrument penelitian
no Variabel Indikator Sumber Data Alat/Instrumen
1 Aktifitas
siswa dalam
pembelajaran
tentang jenis
pesawat
sederhana
dengan
menggunakan
model
1. Kesiapan dalam
belajar
2. Menjawab
pertanyaan
3. Aktif dalam
perumusan masalah
sementara
4. Aktif dalam diskusi
1. Siswa
2. Foto
1. Lembar
observasi
2. Catatan
lapangan
19
pembelajaran
grup
investigation
dengan media
gambar
5. Mengerjakan
lembar kerja siswa
6. Melaporkan hasil
kerja kelompok
7. Menyimpulkan hasil
kerja kelompok
8. Melakukan refleksi
2 Keterampilan
guru dalam
pembelajaran
tentang jenis-
jenis pesawat
sederhana
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
grup
investigation
dengan media
gambar
1. Mengemukakan
tujuan
pembelajaran
2. Melakukan
apersepsi
3. Membimbing
siswa merumuskan
masalah
4. Membimbing
siswa dalam
diskusi kelompok
5. Membimbing
siswa dalam
mengerjakan
lembar kerja
1. Guru
2. foto
1. observasi
2. catatan
lapangan
3. wawancara
20
6. Membimbing
siswa dalam
melaporkan hasil
kerja kelompok
7. Melakukan
evaluasi
8. Menggunakan
media secara
efektif dan efisien
9. Mengelola waktu
10. Melakukan refleksi
3 Hasil belajar
siswa
terhadap
materi
tentang jenis-
jenis pesawat
sederhana
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
frup
1. ketetapan hasil
diskusi
2. kelancaran
mengerjakan
lembar kerja
3. kelancaran mencari
sumber materi
4. indikator dari KD
1. siswa 1. lembar
observasi
2. tes tertulis
21
investigation
dengan media
gambar
3.5 Teknik Analisis instrument
3.5.1 Analisis Validitas Instrumen
“Validitas adalah ketetapan atau kecermatan suatu instrument dalam
mengukur apa yang diukur” (Duwi Priyatno, 2010:90). Uji valididtas sering
digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner atau skala,
apakah item-item pada kuesioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang
ingin diukur. Uji validitas yang digunanakan adalah uji valididtas item. Validitas
item ditujukan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor
total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor
total item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapatkan skor koefisien korelasi
yang digunakan untuk mengukur tingkat valididtas suatu item dan untuk
menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak.
Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan,
biasanya digunakan uji signifikan 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika
berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau jika melakukan penilaian langsung
terhadap koefisien korelasi, bias digunakan batas nilai minimal korelasi 0,30.
Menurut Azwar (1999) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30
daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila
jumlah item belum mencukupi kita bias menurunkan sedikit batas kriteria 0,30
22
menjadi 0,25 tetapi menurunkan sedikit batas kriteria dibawah 0,20 sangat tidak
disarankan. Untuk pembahasan ini dilakukan uji signifikan koefisien korelasi
dengan kriteria menggunakan r kritis pada taraf signifikan 0,05 (signifikan 5% atau
0,05 adalah ukuran standart yang sering digunakan dalam penelitian).
Pada program SPSS teknik pengujian yang sering digunakan untuk uji
valididtas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (produk Moment
Pearson) dan Corrected Item-Total Correlation.
Berdasarkan soal tes yang diujikan pada siswa SD Negeri Kopeng 02 maka
hasilnya diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16 for windows dan hasil
analisisnya dapat dilihat pada lampiran.
Beikut ini adalah tabel hasil uji validitas instrument siklus I dan siklus 2.
Tabel 3.2
Hasil Uji validitas Instrumen Tes Siklus I dan siklus 2
Siklus Bentuk Soal No Item Soal Valid Tidak Valid
1 Pilihan
Ganda
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,
15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,2
5,26,27,28,29,30, 31, 32, 33, 34,
35
1, 3, 5, 6, 7,
10, 12, 13,
14, 15, 16,
17, 18, 19,
20, 21, 22,
23, 24, 25,
26, 27, 28,
29, 30, 31,
32, 33, 34, 35
2, 4, 8, 9,11
23
2 Pilihan
Ganda
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,
15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,2
5,26,27,28,29,30
1,2,3,4,5,6,
7,8,10,11,1
2,13,14,15,
16,17,18,20
,21,23,25,2
6,27,28,29,
30,34
9,19,22,24,3
1,32,33,35
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa setelah dilakukan analisis dari
35 soal tes siklus 1 terdapat 5 item soal yang corrected item total correlation <0,2
yang telah dianalisis diperoleh hasil 8 item soal tes yang corrected item to total
correlation <0,2 sehingga item tidak valid.
3.5.2 Analisis Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat
ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut
diulang. Ada beberapa metode pengujian reliabilitas diantaranya metode tes ulang,
formula belah dua dari Spearman Brown, formula Rulon Formula Flanagan,
Chronbach’s Alpha, metode formula KR-20, KR-21 dan metode Anova Hoyt.
Dalam SPSS akan dibahas uji yang sering digunakan mahasiswa adalah dengan
menggunakan metode Chronbach’s Alpha.
24
Untuk pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,6.
Menurut SEkaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik sedangkan
0,7 dapat diterima dan 0,8 adalah baik.
Hasil perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan, dapat dilihat pada
lampiran. untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.3
Hasil Uji reliabilitas Instrumen tes Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus Bentuk soal Koefisiensi alpha Kriteria
1 Pilihan ganda O, 947 Reliabilitas Baik
2 Pilihan ganda 0, 954 Reliabilitas Baik
3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Agar dapat memeperoleh kualitas soal yang baik selain memenuhi valididtas
dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesukaran soal tersebut.
Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah
penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar
(Sudjana, 2011:137)
Analisis taraf kesukaran soal dalam penelitian ini menggunakan Tabel Rose
dan Stanley dengan kriteria berikut ini:
Tabel 3.4
Tabel Rose dan Stanley
Presentase Option
Kategori
2 3 4 5
16 0,16n 0,213n 0,24n 0,256n Mudah
25
50
84
0,50n
0,84n
0,667n
1,20n
0,75n
1,26n
0,80n
1,344n
Sedang
Sukar
Keterangan:
1. Option 2 adalah bentuk benar-salah
2. Option 3,4,5 adalah bentuk pilihan ganda
3. N adalah 27% dari banyaknya siswa yang mengikuti tes
Dalam menghitung indeks kesukaran soal, dapat menggunakan rumusan
sebagai berikut:
SR+ST
Keterangan:
1. SR adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok rendah
2. ST adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok tinggi (Sudjana, 2011:138-
139)
3.5.3.1 Taraf Kesukaran Soal Siklus 1
Setelah melakukan penghitungan dengan menggunakan tabel Rose dan
Stanley diperoleh hasil taraf kesukaran soal siklus I yang disajikan dalam tabel
berikut :
Tabel 3.5
Taraf Kesukaran Soal Siklus 1
Tingkat Kesukaran Item Soal Jumlah
Mudah 3, 5,12,13,30 5
Sedang 1,7,10,14,17,21,26,28,31,34,35 11
Sukar 15,16,18,25 4
26
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh 5 soal dalam kategori mudah, 11 soal dalam
kategori sedang, dan 4 soal dalam kategori sukar.
3.5.3.2 Taraf kesukaran Soal Siklus II
Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan tabel Rose and stanly
diperoleh hasil taraf kesukaran soal siklus II yang disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.6
Taraf Kesukaran Soal Siklus II
Tingkat Kesukaran Item Soal Jumlah
Mudah 1,2,3,4 3
Sedang 5,6,7,8,11,12,13,17,21,25 10
Sukar 10,14,16,29,30,34 6
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh 3 soal dalam kategori mudah, 10 soal dalam
kategori sedang, dan 6 soal dalam kategori sukar.