bab iii metode penelitian a. 1. -...
TRANSCRIPT
22
EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subyek Penelitian
1. Lokasi
Tempat penelitian dilakukan di SDN 2 Suntenjaya yang terletak di
Kampung Gandok RT 03 RW 03 Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat yang akan dilaksanakan pada bulan April sampai
dengan bulan Mei tahun 2013.
2. Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa kelas 4 SDN 2 Suntenjaya Kabupaten
Bandung Barat yang berjumlah 37 siswa, yang terdiri dari 23 siswa yang berjenis
kelamin perempuan dan 14 siswa yang berjenis kelamin laki-laki.
B. Prosedur penelitian
Rancangan penelitian Tindakan Kelas ini digunakan berbentuk siklus,
yang direncanakan terdiri dari 2 siklus. Namun apabila telah dilaksanakan dua
silkus tapi tujuan penelitian belum tercapai maka penielitian dilanjutkan ke siklus
selanjutnya. Setiap siklus terdiri perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Berikut langkah – langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Adapun perencanaan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai
berikut:
a. Permohonan ijin kepada kepala SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung
Barat, untuk melakukan penelitian pada SD tersebut.
b. Permohonan ijin kepada kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat
c. Permohonan ijin kepada kepala Kesbang dan Linmas Kabupaten Bandung
Barat
d. Observasi terhadap siswa kelas 4 SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung
Barat yang akan menjadi subyek dalam penelitian ini, yang bertujuan untuk
23
EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mengetahui situasi dan kondisi siswa dalam pembelajaran, khususnya pada
pembelajaran matematika.
e. Setelah mengetahui pemasalahan mempelajari dan mengkaji isi KTSP 2006
pada pelajaran matematika kelas 4 SD, yang dimana menalaah Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar dan buku sumber yang berhubungan dengan
permasalahan yang akan diteliti.
f. Membuat RPP penjumalahan pecahan
g. Membuat lembar observasi
h. Menyiapkan media elektronik untuk perekaman
i. Membuat alat evaluasi
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan tindakan ini dilaksanakan sesuai dengan tahap skenario
pembelajaran. Akan tetapi pelaksanaannya fleksibel bisa berubah disesuaikan
dengan situasi asal perubahan itu mendukung tercapainya perbaikan.
Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Siklus 1
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan RPP dan LKS serta
media sebagai penunjang pembelajaran.
2) Pelaksanaan
Hal yang dilaksanakan saat pelaksanaan adalah sebagai berikut:
a) Melakukan pre tes dengan tes kognitif untuk mengukur konsepsi awal siswa
tentang pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah serta tes kinerja
untuk mengukur kemampuan psikomotor siswa.
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
c) Menyajikan informasi secara kontekstual
d) Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
e) Membimbing kelompok untuk bekerja sama dan belajar
f) Melakukan evaluasi berupa post tes sebagaimana yang dilakukan pre tes
3) Pengamatan
Hal yang dilakukan saat pengamatan adalah sebagai berikut:
24
EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a) Melakukan perbandingan skor yang diperoleh pada pretes dan postes pada
setiap siklus.
b) Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah menunjukkan peningkatan
sesuai dengan batas ketuntasan belajar yang telah ditetapkan dalam indikator
kinerja
c) Memberikan motivasi kepada siswa yang belum mencapai batas ketuntasan
belajar yang ditetapkan agar lebih serius lagi pada siklus berikutnya.
b. Siklus 2
1) Perenanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan RPP dan LKS serta
media sebagai penunjang pembelajaran juga memperbaharui perencanaan
sebelumnya.
2) Pelaksanaan
Hal yang dilaksanakan saat pelaksanaan adalah sebagai berikut:
a) Melakukan pre tes kembali dengan tes kognitif untuk mengukur konsepsi awal
siswa tentang pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah serta tes
kinerja untuk mengukur kemampuan psikomotor siswa.
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
c) Menyajikan informasi secara kontekstual
d) Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
e) Membimbing kelompok untuk bekerja sama dan belajar
f) Melakukan evaluasi berupa post tes sebagaimana yang dilakukan pre tes
3) Pengamatan
Hal yang dilakukan saat pengamatan adalah sebagai berikut:
a) Melakukan perbandingan skor yang diperoleh pada pretes dan postes pada
setiap siklus.
b) Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah menunjukkan peningkatan
sesuai dengan batas ketuntasan belajar yang telah ditetapkan dalam indikator
kinerja
c) Memberikan motivasi kepada siswa yang belum mencapai batas ketuntasan
belajar yang ditetapkan agar lebih serius lagi pada siklus berikutnya.
25
EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi terhadap guru dan siswa
4. Refleksi
Dalam kegiatan ini adalah kegiatan mencermati, mengkaji, dan
menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan
yang didasarkan data yang telah terkumpul pada langkah observasi. Hasil yang
didapat dalam tahap observasi dan penilaian hasil belajar setiap siklus dikumpulkan
serta dianalisis bersama, dan membuat rencana skenario yang diinginkan.
C. Metode Penelitian
Penelitian merupakan sebuah cara untuk mendapatkan jawaban atas sesuatu
hal yang ingin kita ketahui. Untuk itu, dalam melakukan penelitian kita
membutuhkan suatu metode. Dimana metode menjadi sebuah landasan untuk kita
ikuti supaya mendapatkan jawaban yang kita inginkan dari suatu hal yang kita
pertanyakan. Maka dalam penelitian ini pun, peneliti menggunakan metode
penelitian. Dimana metode yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan
Kelas (PTK).
Menurut Aqib dkk (2009: 3) “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan
tujuan memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat”.
Sejalan dengan hal tersebut Taniredja dkk (2010: 16) berpendapat bahwa
“PTK adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang aktual yang
dilakukan oleh guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa
tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas
secara lebih profesional”.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelasnya sendiri untuk
memperbaiki kinerjanya dan meningkatnya hasil belajar siswa. Dimana masalah-
masalah yang diangkat adalah masalah yang merupakan pembelajaran yang
26
EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menghasilkan nilai siswa yang kurang dari nilai yang diharapkan oleh guru. Dan
dalam penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas yang dimaksud adalah penelitian
yang dilakukan oleh peneliti sebagai guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
dimana hasil belajar disini adalah skor siswa pada test setelah mengikuti
pembelajaran.
Menurut Aqib dkk (2009: 4) karakteristik PTK diantaranya:
1. An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan guru
akan kinerjanya)
2. Self-relective inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak
longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian).
3. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.
4. Tujuannya : memperbaiki pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut maka karakteristik PTK diantaranya:
1. Penelitian yang akan dilakukan merupakan masalah yang ditemukan oleh
seorang guru yang membuat guru risau akan kinerjanya, dimana guru
menganggap kinerjanya buruk sehingga harus melakukan perbaikan dengan
melakukan penelitian.
2. Peneliti yang dimana menjadi seorang guru melakukan refleksi diri atau
mengkaji ulang apa saja yang telah dilakukannya dalam pebelajaran untuk
dapat dirubah menjadi lebih baik saat pembelajaran pada penelitian dengan
tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian.
3. Memfokuskan penelitian pada kegiatan pebelajaran, hal ini dimaksudkan
memperbaiki cara guru mengajar, merubah yang kurang baik dan
meningkatkan yang sudah baik.
4. Tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah memperbaiki pembelajaran.
Dimana hal tersebut berkenaan terhadap pribadi seorang guru sendiri selaku
pendidik yang menjadi penyampai materi ataupun memperbaiki siswanya
selaku peserta didik sebagai penerima materi juga dalam kegiatan belajar-
mengajarnya dan media atau alat bantu belajar menjadi lebih baik. Hal ini
apabila terjadi perubahan yang baik, maka akan menjadikan pembelajaran
selanjutnya menjadi terus baik sehingga tidak akan ada lagi penurunan hasil
belajar siswa.
27
EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menurut Hopkins (1993) dalam Taniredja dkk (2010: 17) prinsip
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain:
1. Tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang utama adalah
menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas.
2. Meneliti merupakan bagian intergal dari pembelajaran yang tidak
menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data.
3. Kegiatan peneliti yang merupakan bagian integral dari pembelajaran
harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah
ilmiah.
4. Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang riil
merisaukan tanggung jawab profesional dan komitmen terhadap
diagnosis masalah bersandar pada kejadian nyata yang berlangsung
dalam konteks pembelajaran yang sesungguhnya.
5. Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan.
6. Cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak seharusnya dibatasi
pada masalah pembelajaran di kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran
di luar kelas.
Berdasarkan hal tersebut maka prinsip PTK diantaranya:
1. Tugas seorang pendidik (guru) adalah menyelenggarakan pembelajaran yang
baik dan berkualitas, hal tersebut dilakukan supaya siswa dan guru dapat
melakukan kegiatan belajar-mengajar dengan baik sehingga dapat
meningkatkan hasil dari pembelajaran.
2. Dalam penelitian dengan penggunaan metode PTK tidak menuntut untuk
kekhususan waktu dan metode pengumpulan data. Dimana kegiatan
pembelajarannya dapat dilakukan saat waktu lain bukan pada waktu pelajaran
yang bersangkutan.
3. Kegiatan yang dilakukan saat penelitian harus bersandar pada kaidah ilmiah
dan alurnya. Hal ini dimaksudkan supaya pada melakukan kegiatan
pembelajaran dalam penelitian tidak melenceng dari hal-hal yang telah
ditetapkan dalam kaidah pendidikan yang berlaku di negara ini.
4. Masalah yang diteliti merupakan masalah yang merisaukan tanggung jawab
seorang guru dan berkoitmen tetap mengikuti aturan pembelajaran yang sesuai
dengan konteks pembelajaran sesungguhnya.
28
EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. Konsisten terhadap sikap dan kepedulian, hal ini dimaksudkan bahwa peneliti
harus konsisten bahwa penelitian yang dilakukannya untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
6. Perbaikan kualitas pembelajaran tidak hanya berhenti di dalam kelas saja,
tetapi diluar kelas pun menjadi lebih baik.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk itu, digunakan sebagai alat untuk
menangani masalah pembelajaran dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Dan dalam melakukan metode PTK guru harus berkomitmen
sebagai pengajar, kemudian masalah yang merisaukan guru menjadi awal untuk
guru melakukan penelitian sehingga dapat menjadi masalah penelitian dan tidak
bertolak dari tanggung jawabnya sebagai seorang guru yang telah memiliki
komitmen pada atasannya untuk menjadi guru professional. Kemudian dalam
melakukan metode PTK ini guru harus bersikap konsisten menaruh kepedulian
tinggi terhadap etika pekerjaannya, sehingga dapat memperbaiki kualitas
pembelajaran.
Manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diantaranya:
1. Membuat inovasi dalam pembelajaran
2. Meningkatkan kinerja guru
3. Memperbaiki kualitas guru dalam mengajar.
4. Menjadikan guru lebih kreatif dalam melakukan pengajaran.
Terdapat beberapa model PTK yang dikembangkan oleh para peneliti.
Dalam penelitian ini model PTK yang digunakan adalah model Kemmis dan
McTaggart.
Menurut Taniredja dkk (2010: 23-28) menyatakan terdapat beberapa
model PTK yang sering digunakan dalam dunia pendidikan, diantaranya:
1. Model Kurt Lewin merupakan model PTK yang diperkenalkan pada
tahun 1964, dan merupakan acuan pokok atau dasar dari berbagai
model PTK yang lain.
2. Model Kemmis dan Mc Taggart, model yang dikembangkan oleh
Stepen Kemmis dan Robbin McTaggart merupakan pengembangan dari
model Kurt Lewin, sehingga kelihatan masih sangat dekat dengan
model Lewin. Kemmis dan McTaggart menjadikan satu kesatuan
komponen acting (tindakan) dan observing (pengamatan).
29
EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Model John Elliott juga dikembangkan berdasarkan model Kurt Lewin,
tetapi nampak lebih detail dan rinci. Pada model John Elliott dalam satu
tindakan (acting) terdiri dari beberapa step atau langkah tindakan, yaitu
langkah tindakan 1, langkah tindakan 2 dan langkah tindakan 3.
4. Model Hopkin mengembangkan model PTK yang berdasarkan model-
model yang sebelumnya sudah ada.
5. Model Dave Ebbutt yang setuju dengan gagasan-gagasan Kemmis dan
Elliot.
6. Model Gabungan Sanford dan Kemmis yang dikembangkan oleh
Direktorat Ketenegaan Ditjen Dikti Depdiknas.
Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model Kemmis dan
McTaggart, dimana model ini dikembangkan oleh Stepen Kemmis dan Robbin
McTaggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Kemmis dan
McTaggart menjadikan satu kesatuan komponen acting (tindakan) dan observing
(pengamatan).
Peneliti memilih untuk mengembangkan model PTK dari Kemmis dan
McTaggart karena diharapkan dengan model ini dapat membangun kemampuan
atau pengetahuan yang baru. Dalam model Kemmis dan Taggart ini memiliki
beberapa tahapan diantaranya perencanaan, pelaksanaan, observasi,dan refleksi.
Di dalam perencanaan terdapat rancangan kegiatan yang akan dilakukan, pada
pelaksanaan semua perencanaan yang telah dibuat kemudian dilaksanakan, setelah
pelaksanaan selanjutnya adalah observasi yang mana pada saat pelaksanaan semua
dilihat dan dicatat, kemudian refleksi yaitu menjawab permasalahan yang
ditemukan pada saat observasi dan diterapkan untuk siklus selanjutnya supaya
menjadi bahan perbaikan pada setiap tahapannya.
30
EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
OBSERVASI
REFLEKSI
JIKA BELUM SELESAI
LANJUT SIKLUS
BERIKUTNYA
SIKLUS 2
PERBAIKAN
RENCANA
PELAKSANAAN
OBSERVASI REFLEKSI
SIKLUS 1
PELAKSANAAN
PERENCANAAN
Model Spiral Kemmis dan
McTaggart
Gambar 3.1
Model PTK Kemmis dan McTaggart
31
EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk setiap siklus. Masing-masing
RPP berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil
belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar. Dan peneliti
membuat RPP sebelum pembelajaran, dimana peneliti membuat RPP mata
pelajaran matematika mengenai materi penjumlahan pecahan.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kegiatan dipergunakan siswa untuk membantu proses
pengumpulan data hasil proses belajar mengajar.
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Instrumen Tes
Penelitian menggunakan tes formatif yang dilakukan pada setiap akhir
siklus. Tes formatif ini dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa dan dapat
dijadikan sebagai bahan refleksi pembelajaran untuk memperbaiki siklus
berikutnya.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti untuk mengamati
pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa saat mengikuti pembelajaraan yang
menggunakan pendekatan interaktif. Observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh data perilaku siswa sehingga didapatkan hasil perubahan perilaku
siswa dalam memperbaiki pembelajaran setelah mendapat pelajaran dengan
menggunakan pendekatan interaktif.
.
32
EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.1
Tabel Observasi
No. Aspek Yang Diamati Hasil Observasi
1 2 3 4 5
1. Guru dalam membuka pelajaran
2. Guru dalam menjelaskan materi
3. Guru dalam menggunakan media
pembelajaran
4. Keterampilan guru untuk membuat
siswa bertanya
5. Keterampilan guru sehingga siswa
dapat menemukan pengetahuaannya
sendiri dan siswa berani
mengemukakan pengetahuannya
6. Keterampilan guru dalam
menghadirkan model langsung dari
alam atau pengalaman siswa
7. Guru dapat mengkontruksi
pemikiran siswa
8. Guru melibatkan siswa dalam
belajar kelompok
9. Guru dalam membimbing belajar
siswa dala kelompok
10. Keterampilan guru dalam
memberikan penguatan
11. Guru dalam melakukan evaluasi
12. Guru dalam menutup pembelajaran
33
EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Proses Pengembangan Instrumen
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah observasi terhadap
kegiatan guru dan siswa, juga hasil belajar melalui tes terltulis. Sebelum
digunakan instrumen observasi tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu kepada
kedua pembimbing, serta dibaca oleh pengawas sekolah. Hal ini dilakukan supaya
instrumen dapat digunakan sesuai dengan harapan.
F. Analisis data
Analisis data adalah proses menyeleksi data secara sistematis dan rasional
untuk menghasilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban
terhadap tujuan PTK..
Hasil belajar antara skor tes awal yang telah guru lakukan sebelum PTK
dengan tes pada setiap akhir siklus dianalisis dan dibandingkan dengan tujuan
untuk melihat ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran. Dimana bentuk dari tesnya yakni instrumen akhir siklus I dan
instrumen akhir siklus II dan instrumen tes tersebut dianalisis dan dibandingkan
untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam melakukan pembelajaran dari dua
siklus. Dalam penelitian ini skor jawaban untuk tiap soal antara 0 sampai 10.
Dan rentang skor adalah 1-100. Adapun rincian dari penskoran untuk instrumen
tes adalah sebagai berikut yang diadabtasi dari Prabawanto (2013:70).
Tabel 3.2
Tabel Kriteria Penskoran
No Kriteria Skor
1. Jawaban benar-alasan benar 10
2. Jawaban benar-alasan salah 8
3. Jawaban salah-alasan benar 6
4. Jawaban salah- alasan salah 4
5. Jawaban dan alasan kosong (soal tidak
dijawab)
0
34
EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk rumus Penskoran prestasi belajar siswa yang diadabtasi dari
Depdikdub (1995) dan Depdiknas (2002) dalam Sugiartika (2012: 34) sebagai
berikut:
𝑁 =∑𝑆
∑𝑀𝑎𝑥𝑥100
Keterangan:
N = Nilai dengan rentang 1-100
∑S = Jumlah skor yang diperoleh oleh siswa
∑Max = Jumlah skor maksimum yang akan diperoleh
Dan untuk mengetahui perubahan dari siklus I dan siklus II adalah dengan
melihat dari skor rata-rata nilai siswa. Apabila terjadi perubahan dari siklus I dan
siklus II yang cukup besar maka siklus dicukupkan, namun apabila dalam siklus II
masih belum ada perubahan maka harus dilaksanakan kembali tindakan untuk
siklus III. Maka jika diadakan tindakan untuk siklus III haruslah lebih baik dari
siklus sebelumnya yaitu siklus I dan siklus II.