bab iii metode penelitian a. 1. -...

13
22 EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Tempat penelitian dilakukan di SDN 2 Suntenjaya yang terletak di Kampung Gandok RT 03 RW 03 Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Mei tahun 2013. 2. Subyek Penelitian Penelitian dilakukan pada siswa kelas 4 SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 37 siswa, yang terdiri dari 23 siswa yang berjenis kelamin perempuan dan 14 siswa yang berjenis kelamin laki-laki. B. Prosedur penelitian Rancangan penelitian Tindakan Kelas ini digunakan berbentuk siklus, yang direncanakan terdiri dari 2 siklus. Namun apabila telah dilaksanakan dua silkus tapi tujuan penelitian belum tercapai maka penielitian dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Setiap siklus terdiri perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut langkah langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Adapun perencanaan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut: a. Permohonan ijin kepada kepala SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat, untuk melakukan penelitian pada SD tersebut. b. Permohonan ijin kepada kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat c. Permohonan ijin kepada kepala Kesbang dan Linmas Kabupaten Bandung Barat d. Observasi terhadap siswa kelas 4 SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat yang akan menjadi subyek dalam penelitian ini, yang bertujuan untuk

Upload: dinhliem

Post on 10-Aug-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/105/6/S_PGSD_0902810_CHAPTER3.pdfPermohonan ijin kepada kepala SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat, untuk

22

EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Lokasi

Tempat penelitian dilakukan di SDN 2 Suntenjaya yang terletak di

Kampung Gandok RT 03 RW 03 Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat yang akan dilaksanakan pada bulan April sampai

dengan bulan Mei tahun 2013.

2. Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas 4 SDN 2 Suntenjaya Kabupaten

Bandung Barat yang berjumlah 37 siswa, yang terdiri dari 23 siswa yang berjenis

kelamin perempuan dan 14 siswa yang berjenis kelamin laki-laki.

B. Prosedur penelitian

Rancangan penelitian Tindakan Kelas ini digunakan berbentuk siklus,

yang direncanakan terdiri dari 2 siklus. Namun apabila telah dilaksanakan dua

silkus tapi tujuan penelitian belum tercapai maka penielitian dilanjutkan ke siklus

selanjutnya. Setiap siklus terdiri perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Berikut langkah – langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Adapun perencanaan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai

berikut:

a. Permohonan ijin kepada kepala SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung

Barat, untuk melakukan penelitian pada SD tersebut.

b. Permohonan ijin kepada kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat

c. Permohonan ijin kepada kepala Kesbang dan Linmas Kabupaten Bandung

Barat

d. Observasi terhadap siswa kelas 4 SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung

Barat yang akan menjadi subyek dalam penelitian ini, yang bertujuan untuk

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/105/6/S_PGSD_0902810_CHAPTER3.pdfPermohonan ijin kepada kepala SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat, untuk

23

EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengetahui situasi dan kondisi siswa dalam pembelajaran, khususnya pada

pembelajaran matematika.

e. Setelah mengetahui pemasalahan mempelajari dan mengkaji isi KTSP 2006

pada pelajaran matematika kelas 4 SD, yang dimana menalaah Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar dan buku sumber yang berhubungan dengan

permasalahan yang akan diteliti.

f. Membuat RPP penjumalahan pecahan

g. Membuat lembar observasi

h. Menyiapkan media elektronik untuk perekaman

i. Membuat alat evaluasi

2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan tindakan ini dilaksanakan sesuai dengan tahap skenario

pembelajaran. Akan tetapi pelaksanaannya fleksibel bisa berubah disesuaikan

dengan situasi asal perubahan itu mendukung tercapainya perbaikan.

Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Siklus 1

1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan RPP dan LKS serta

media sebagai penunjang pembelajaran.

2) Pelaksanaan

Hal yang dilaksanakan saat pelaksanaan adalah sebagai berikut:

a) Melakukan pre tes dengan tes kognitif untuk mengukur konsepsi awal siswa

tentang pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah serta tes kinerja

untuk mengukur kemampuan psikomotor siswa.

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

c) Menyajikan informasi secara kontekstual

d) Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

e) Membimbing kelompok untuk bekerja sama dan belajar

f) Melakukan evaluasi berupa post tes sebagaimana yang dilakukan pre tes

3) Pengamatan

Hal yang dilakukan saat pengamatan adalah sebagai berikut:

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/105/6/S_PGSD_0902810_CHAPTER3.pdfPermohonan ijin kepada kepala SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat, untuk

24

EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a) Melakukan perbandingan skor yang diperoleh pada pretes dan postes pada

setiap siklus.

b) Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah menunjukkan peningkatan

sesuai dengan batas ketuntasan belajar yang telah ditetapkan dalam indikator

kinerja

c) Memberikan motivasi kepada siswa yang belum mencapai batas ketuntasan

belajar yang ditetapkan agar lebih serius lagi pada siklus berikutnya.

b. Siklus 2

1) Perenanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan RPP dan LKS serta

media sebagai penunjang pembelajaran juga memperbaharui perencanaan

sebelumnya.

2) Pelaksanaan

Hal yang dilaksanakan saat pelaksanaan adalah sebagai berikut:

a) Melakukan pre tes kembali dengan tes kognitif untuk mengukur konsepsi awal

siswa tentang pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah serta tes

kinerja untuk mengukur kemampuan psikomotor siswa.

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

c) Menyajikan informasi secara kontekstual

d) Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

e) Membimbing kelompok untuk bekerja sama dan belajar

f) Melakukan evaluasi berupa post tes sebagaimana yang dilakukan pre tes

3) Pengamatan

Hal yang dilakukan saat pengamatan adalah sebagai berikut:

a) Melakukan perbandingan skor yang diperoleh pada pretes dan postes pada

setiap siklus.

b) Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah menunjukkan peningkatan

sesuai dengan batas ketuntasan belajar yang telah ditetapkan dalam indikator

kinerja

c) Memberikan motivasi kepada siswa yang belum mencapai batas ketuntasan

belajar yang ditetapkan agar lebih serius lagi pada siklus berikutnya.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/105/6/S_PGSD_0902810_CHAPTER3.pdfPermohonan ijin kepada kepala SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat, untuk

25

EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan lembar observasi terhadap guru dan siswa

4. Refleksi

Dalam kegiatan ini adalah kegiatan mencermati, mengkaji, dan

menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan

yang didasarkan data yang telah terkumpul pada langkah observasi. Hasil yang

didapat dalam tahap observasi dan penilaian hasil belajar setiap siklus dikumpulkan

serta dianalisis bersama, dan membuat rencana skenario yang diinginkan.

C. Metode Penelitian

Penelitian merupakan sebuah cara untuk mendapatkan jawaban atas sesuatu

hal yang ingin kita ketahui. Untuk itu, dalam melakukan penelitian kita

membutuhkan suatu metode. Dimana metode menjadi sebuah landasan untuk kita

ikuti supaya mendapatkan jawaban yang kita inginkan dari suatu hal yang kita

pertanyakan. Maka dalam penelitian ini pun, peneliti menggunakan metode

penelitian. Dimana metode yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan

Kelas (PTK).

Menurut Aqib dkk (2009: 3) “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah

penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan

tujuan memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat”.

Sejalan dengan hal tersebut Taniredja dkk (2010: 16) berpendapat bahwa

“PTK adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang aktual yang

dilakukan oleh guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa

tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas

secara lebih profesional”.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan

Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelasnya sendiri untuk

memperbaiki kinerjanya dan meningkatnya hasil belajar siswa. Dimana masalah-

masalah yang diangkat adalah masalah yang merupakan pembelajaran yang

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/105/6/S_PGSD_0902810_CHAPTER3.pdfPermohonan ijin kepada kepala SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat, untuk

26

EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menghasilkan nilai siswa yang kurang dari nilai yang diharapkan oleh guru. Dan

dalam penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas yang dimaksud adalah penelitian

yang dilakukan oleh peneliti sebagai guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa,

dimana hasil belajar disini adalah skor siswa pada test setelah mengikuti

pembelajaran.

Menurut Aqib dkk (2009: 4) karakteristik PTK diantaranya:

1. An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan guru

akan kinerjanya)

2. Self-relective inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak

longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian).

3. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.

4. Tujuannya : memperbaiki pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut maka karakteristik PTK diantaranya:

1. Penelitian yang akan dilakukan merupakan masalah yang ditemukan oleh

seorang guru yang membuat guru risau akan kinerjanya, dimana guru

menganggap kinerjanya buruk sehingga harus melakukan perbaikan dengan

melakukan penelitian.

2. Peneliti yang dimana menjadi seorang guru melakukan refleksi diri atau

mengkaji ulang apa saja yang telah dilakukannya dalam pebelajaran untuk

dapat dirubah menjadi lebih baik saat pembelajaran pada penelitian dengan

tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian.

3. Memfokuskan penelitian pada kegiatan pebelajaran, hal ini dimaksudkan

memperbaiki cara guru mengajar, merubah yang kurang baik dan

meningkatkan yang sudah baik.

4. Tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah memperbaiki pembelajaran.

Dimana hal tersebut berkenaan terhadap pribadi seorang guru sendiri selaku

pendidik yang menjadi penyampai materi ataupun memperbaiki siswanya

selaku peserta didik sebagai penerima materi juga dalam kegiatan belajar-

mengajarnya dan media atau alat bantu belajar menjadi lebih baik. Hal ini

apabila terjadi perubahan yang baik, maka akan menjadikan pembelajaran

selanjutnya menjadi terus baik sehingga tidak akan ada lagi penurunan hasil

belajar siswa.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/105/6/S_PGSD_0902810_CHAPTER3.pdfPermohonan ijin kepada kepala SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat, untuk

27

EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menurut Hopkins (1993) dalam Taniredja dkk (2010: 17) prinsip

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain:

1. Tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang utama adalah

menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas.

2. Meneliti merupakan bagian intergal dari pembelajaran yang tidak

menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data.

3. Kegiatan peneliti yang merupakan bagian integral dari pembelajaran

harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah

ilmiah.

4. Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang riil

merisaukan tanggung jawab profesional dan komitmen terhadap

diagnosis masalah bersandar pada kejadian nyata yang berlangsung

dalam konteks pembelajaran yang sesungguhnya.

5. Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan.

6. Cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak seharusnya dibatasi

pada masalah pembelajaran di kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran

di luar kelas.

Berdasarkan hal tersebut maka prinsip PTK diantaranya:

1. Tugas seorang pendidik (guru) adalah menyelenggarakan pembelajaran yang

baik dan berkualitas, hal tersebut dilakukan supaya siswa dan guru dapat

melakukan kegiatan belajar-mengajar dengan baik sehingga dapat

meningkatkan hasil dari pembelajaran.

2. Dalam penelitian dengan penggunaan metode PTK tidak menuntut untuk

kekhususan waktu dan metode pengumpulan data. Dimana kegiatan

pembelajarannya dapat dilakukan saat waktu lain bukan pada waktu pelajaran

yang bersangkutan.

3. Kegiatan yang dilakukan saat penelitian harus bersandar pada kaidah ilmiah

dan alurnya. Hal ini dimaksudkan supaya pada melakukan kegiatan

pembelajaran dalam penelitian tidak melenceng dari hal-hal yang telah

ditetapkan dalam kaidah pendidikan yang berlaku di negara ini.

4. Masalah yang diteliti merupakan masalah yang merisaukan tanggung jawab

seorang guru dan berkoitmen tetap mengikuti aturan pembelajaran yang sesuai

dengan konteks pembelajaran sesungguhnya.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/105/6/S_PGSD_0902810_CHAPTER3.pdfPermohonan ijin kepada kepala SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat, untuk

28

EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Konsisten terhadap sikap dan kepedulian, hal ini dimaksudkan bahwa peneliti

harus konsisten bahwa penelitian yang dilakukannya untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran.

6. Perbaikan kualitas pembelajaran tidak hanya berhenti di dalam kelas saja,

tetapi diluar kelas pun menjadi lebih baik.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk itu, digunakan sebagai alat untuk

menangani masalah pembelajaran dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran. Dan dalam melakukan metode PTK guru harus berkomitmen

sebagai pengajar, kemudian masalah yang merisaukan guru menjadi awal untuk

guru melakukan penelitian sehingga dapat menjadi masalah penelitian dan tidak

bertolak dari tanggung jawabnya sebagai seorang guru yang telah memiliki

komitmen pada atasannya untuk menjadi guru professional. Kemudian dalam

melakukan metode PTK ini guru harus bersikap konsisten menaruh kepedulian

tinggi terhadap etika pekerjaannya, sehingga dapat memperbaiki kualitas

pembelajaran.

Manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diantaranya:

1. Membuat inovasi dalam pembelajaran

2. Meningkatkan kinerja guru

3. Memperbaiki kualitas guru dalam mengajar.

4. Menjadikan guru lebih kreatif dalam melakukan pengajaran.

Terdapat beberapa model PTK yang dikembangkan oleh para peneliti.

Dalam penelitian ini model PTK yang digunakan adalah model Kemmis dan

McTaggart.

Menurut Taniredja dkk (2010: 23-28) menyatakan terdapat beberapa

model PTK yang sering digunakan dalam dunia pendidikan, diantaranya:

1. Model Kurt Lewin merupakan model PTK yang diperkenalkan pada

tahun 1964, dan merupakan acuan pokok atau dasar dari berbagai

model PTK yang lain.

2. Model Kemmis dan Mc Taggart, model yang dikembangkan oleh

Stepen Kemmis dan Robbin McTaggart merupakan pengembangan dari

model Kurt Lewin, sehingga kelihatan masih sangat dekat dengan

model Lewin. Kemmis dan McTaggart menjadikan satu kesatuan

komponen acting (tindakan) dan observing (pengamatan).

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/105/6/S_PGSD_0902810_CHAPTER3.pdfPermohonan ijin kepada kepala SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat, untuk

29

EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Model John Elliott juga dikembangkan berdasarkan model Kurt Lewin,

tetapi nampak lebih detail dan rinci. Pada model John Elliott dalam satu

tindakan (acting) terdiri dari beberapa step atau langkah tindakan, yaitu

langkah tindakan 1, langkah tindakan 2 dan langkah tindakan 3.

4. Model Hopkin mengembangkan model PTK yang berdasarkan model-

model yang sebelumnya sudah ada.

5. Model Dave Ebbutt yang setuju dengan gagasan-gagasan Kemmis dan

Elliot.

6. Model Gabungan Sanford dan Kemmis yang dikembangkan oleh

Direktorat Ketenegaan Ditjen Dikti Depdiknas.

Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model Kemmis dan

McTaggart, dimana model ini dikembangkan oleh Stepen Kemmis dan Robbin

McTaggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Kemmis dan

McTaggart menjadikan satu kesatuan komponen acting (tindakan) dan observing

(pengamatan).

Peneliti memilih untuk mengembangkan model PTK dari Kemmis dan

McTaggart karena diharapkan dengan model ini dapat membangun kemampuan

atau pengetahuan yang baru. Dalam model Kemmis dan Taggart ini memiliki

beberapa tahapan diantaranya perencanaan, pelaksanaan, observasi,dan refleksi.

Di dalam perencanaan terdapat rancangan kegiatan yang akan dilakukan, pada

pelaksanaan semua perencanaan yang telah dibuat kemudian dilaksanakan, setelah

pelaksanaan selanjutnya adalah observasi yang mana pada saat pelaksanaan semua

dilihat dan dicatat, kemudian refleksi yaitu menjawab permasalahan yang

ditemukan pada saat observasi dan diterapkan untuk siklus selanjutnya supaya

menjadi bahan perbaikan pada setiap tahapannya.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/105/6/S_PGSD_0902810_CHAPTER3.pdfPermohonan ijin kepada kepala SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat, untuk

30

EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

OBSERVASI

REFLEKSI

JIKA BELUM SELESAI

LANJUT SIKLUS

BERIKUTNYA

SIKLUS 2

PERBAIKAN

RENCANA

PELAKSANAAN

OBSERVASI REFLEKSI

SIKLUS 1

PELAKSANAAN

PERENCANAAN

Model Spiral Kemmis dan

McTaggart

Gambar 3.1

Model PTK Kemmis dan McTaggart

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/105/6/S_PGSD_0902810_CHAPTER3.pdfPermohonan ijin kepada kepala SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat, untuk

31

EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai

pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk setiap siklus. Masing-masing

RPP berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil

belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar. Dan peneliti

membuat RPP sebelum pembelajaran, dimana peneliti membuat RPP mata

pelajaran matematika mengenai materi penjumlahan pecahan.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kegiatan dipergunakan siswa untuk membantu proses

pengumpulan data hasil proses belajar mengajar.

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Instrumen Tes

Penelitian menggunakan tes formatif yang dilakukan pada setiap akhir

siklus. Tes formatif ini dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa dan dapat

dijadikan sebagai bahan refleksi pembelajaran untuk memperbaiki siklus

berikutnya.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti untuk mengamati

pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa saat mengikuti pembelajaraan yang

menggunakan pendekatan interaktif. Observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk

memperoleh data perilaku siswa sehingga didapatkan hasil perubahan perilaku

siswa dalam memperbaiki pembelajaran setelah mendapat pelajaran dengan

menggunakan pendekatan interaktif.

.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/105/6/S_PGSD_0902810_CHAPTER3.pdfPermohonan ijin kepada kepala SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat, untuk

32

EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1

Tabel Observasi

No. Aspek Yang Diamati Hasil Observasi

1 2 3 4 5

1. Guru dalam membuka pelajaran

2. Guru dalam menjelaskan materi

3. Guru dalam menggunakan media

pembelajaran

4. Keterampilan guru untuk membuat

siswa bertanya

5. Keterampilan guru sehingga siswa

dapat menemukan pengetahuaannya

sendiri dan siswa berani

mengemukakan pengetahuannya

6. Keterampilan guru dalam

menghadirkan model langsung dari

alam atau pengalaman siswa

7. Guru dapat mengkontruksi

pemikiran siswa

8. Guru melibatkan siswa dalam

belajar kelompok

9. Guru dalam membimbing belajar

siswa dala kelompok

10. Keterampilan guru dalam

memberikan penguatan

11. Guru dalam melakukan evaluasi

12. Guru dalam menutup pembelajaran

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/105/6/S_PGSD_0902810_CHAPTER3.pdfPermohonan ijin kepada kepala SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat, untuk

33

EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Proses Pengembangan Instrumen

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah observasi terhadap

kegiatan guru dan siswa, juga hasil belajar melalui tes terltulis. Sebelum

digunakan instrumen observasi tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu kepada

kedua pembimbing, serta dibaca oleh pengawas sekolah. Hal ini dilakukan supaya

instrumen dapat digunakan sesuai dengan harapan.

F. Analisis data

Analisis data adalah proses menyeleksi data secara sistematis dan rasional

untuk menghasilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban

terhadap tujuan PTK..

Hasil belajar antara skor tes awal yang telah guru lakukan sebelum PTK

dengan tes pada setiap akhir siklus dianalisis dan dibandingkan dengan tujuan

untuk melihat ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah

pembelajaran. Dimana bentuk dari tesnya yakni instrumen akhir siklus I dan

instrumen akhir siklus II dan instrumen tes tersebut dianalisis dan dibandingkan

untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam melakukan pembelajaran dari dua

siklus. Dalam penelitian ini skor jawaban untuk tiap soal antara 0 sampai 10.

Dan rentang skor adalah 1-100. Adapun rincian dari penskoran untuk instrumen

tes adalah sebagai berikut yang diadabtasi dari Prabawanto (2013:70).

Tabel 3.2

Tabel Kriteria Penskoran

No Kriteria Skor

1. Jawaban benar-alasan benar 10

2. Jawaban benar-alasan salah 8

3. Jawaban salah-alasan benar 6

4. Jawaban salah- alasan salah 4

5. Jawaban dan alasan kosong (soal tidak

dijawab)

0

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/105/6/S_PGSD_0902810_CHAPTER3.pdfPermohonan ijin kepada kepala SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat, untuk

34

EUIS SHINTAWATI, 2013 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk rumus Penskoran prestasi belajar siswa yang diadabtasi dari

Depdikdub (1995) dan Depdiknas (2002) dalam Sugiartika (2012: 34) sebagai

berikut:

𝑁 =∑𝑆

∑𝑀𝑎𝑥𝑥100

Keterangan:

N = Nilai dengan rentang 1-100

∑S = Jumlah skor yang diperoleh oleh siswa

∑Max = Jumlah skor maksimum yang akan diperoleh

Dan untuk mengetahui perubahan dari siklus I dan siklus II adalah dengan

melihat dari skor rata-rata nilai siswa. Apabila terjadi perubahan dari siklus I dan

siklus II yang cukup besar maka siklus dicukupkan, namun apabila dalam siklus II

masih belum ada perubahan maka harus dilaksanakan kembali tindakan untuk

siklus III. Maka jika diadakan tindakan untuk siklus III haruslah lebih baik dari

siklus sebelumnya yaitu siklus I dan siklus II.