bab iii metode penelitian a. desain...

38
43 Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan sebuah racanangan penelitian yang didalamnya terdapat cara atau metode serta pendekatan penelitian yang akan digunakan terkait dengan topik atau tema penelitian serta permasalah yang akan diteliti. Komponen metode dan pendekatan penelitian menjadi penting karena akan berpengaruh pada tata cara pengumpulan data serta analisis data hasil penelitian yang didapatkan. Sugiyono (2015, hlm. 3) berpandangan metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Oleh karena itu peneliti berusaha memilih metode yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif bertolak dari anggapan bahwa suatu kebenaran itu diluar dirinya, sehingga hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat independen. Pengumpulan data dengan menggunakan angket, yang mana peneliti hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau yang memberikan data. Untuk melihat hubungan antar setiap variabel terhadap objek, penelitian kuantitatif lebih bersifat sebab akibat (causal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen (yang mempengaruhi) dan dependen (yang dipengaruhi). Penelitian kuantitatif menekankan pada keluasan informasi tetapi bukan kepada kedalaman informasi. Sehingga oleh sebab itu sesuai jika dalam penelitiannya menggunakan populasi yang besar. Adapun data yang diteliti berupa sampel yang diambil dari populasi dengan cara purposif sampling, yang mana dari hasil penelitian yang dilakukan akan digeneralisasikan untuk menggambarkan karakteristik dari populasi.

Upload: doandang

Post on 28-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

43

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan sebuah racanangan penelitian yang

didalamnya terdapat cara atau metode serta pendekatan penelitian yang akan

digunakan terkait dengan topik atau tema penelitian serta permasalah yang akan

diteliti. Komponen metode dan pendekatan penelitian menjadi penting karena

akan berpengaruh pada tata cara pengumpulan data serta analisis data hasil

penelitian yang didapatkan.

Sugiyono (2015, hlm. 3) berpandangan metode penelitian merupakan cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Oleh karena

itu peneliti berusaha memilih metode yang sesuai dengan permasalahan yang akan

diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif bertolak dari anggapan

bahwa suatu kebenaran itu diluar dirinya, sehingga hubungan antara peneliti

dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat independen.

Pengumpulan data dengan menggunakan angket, yang mana peneliti hampir tidak

mengenal siapa yang diteliti atau yang memberikan data. Untuk melihat hubungan

antar setiap variabel terhadap objek, penelitian kuantitatif lebih bersifat sebab

akibat (causal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen (yang

mempengaruhi) dan dependen (yang dipengaruhi).

Penelitian kuantitatif menekankan pada keluasan informasi tetapi bukan

kepada kedalaman informasi. Sehingga oleh sebab itu sesuai jika dalam

penelitiannya menggunakan populasi yang besar. Adapun data yang diteliti berupa

sampel yang diambil dari populasi dengan cara purposif sampling, yang mana dari

hasil penelitian yang dilakukan akan digeneralisasikan untuk menggambarkan

karakteristik dari populasi.

44

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK se-Kota Sukabumi. Baik negeri

maupun swasta yang berada di Kota Sukabumi. Sehingga yang menjadi lokasi

penelitian adalah SMK yang ada di Kota Sukabumi, yaitu berjumlah 32 sekolah

yaitu:

Tabel 3.1

Lokasi Penelitian

No Nama Sekolah No Nama Sekolah

1 SMK Negeri 1 17 SMK Tek. Plus Padjadjaran

2 SMK Negeri 2 18 SMK Terpadu Ibaadurrahman

3 SMK Negeri 3 19 SMK Ulul Albab

4 SMK Negeri 4 20 SMK Yaspi Syamsul Ulum

5 SMK Islam Penguji 21 SMK Abdi Bangsa

6 SMK Kartika III-2 22 SMK Pasim Plus

7 SMKK BPK Penabur 23 SMK Plus An Naba

8 SMK Muhammadiyah 1 24 SMK Priority

9 SMK Pasundan 1 25 SMK Persada

10 SMK Pasundan 2 26 SMK Kesehatan Tunas Madani

11 SMK Pelita YNH 27 SMK Terpadu Gema Istiqomah

12 SMK PGRI 1 28 SMK Par. Bina Satya Mandiri

13 SMK PGRI 2 29 SMK IT Madani

14 SMK Plus Bina Teknik 30 SMK Mutiara Cendekia

15 SMK Siliwangi 31 SMK IT Al Fath

16 SMK Taman Siswa 32 SMK Amal Islami

Sumber: Data SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi

Berdasarkan data di atas, ada dua sekolah yang tidak dimasukkan kedalam

lokasi penelitian diakarenakan belum memiliki lulusan yaitu SMK IT Al Fath dan

SMK Amal Islami. Sehingga yang menjadi lokasi penelitian hanya 30 sekolah

saja.

45

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Populasi

Menurut Sugiyono (2015, hlm. 117) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Sesuai dengan permasalahan tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah

semua guru SMK di Kota Sukabumi sebayak 928 orang.

Untuk mengetahui informasi lebih jelas tentang keadaan populasi pada

penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2

Keadaan Populasi Penelitian

No Nama Skeolah Pendidikan

Pengalaman

Mengajar (tahun) Jumlah

Guru D3 S1 S2 S3 < 5 5-10 > 10

1 SMK Negeri 1 0 93 21 0 2 44 68 114

2 SMK Negeri 2 0 49 6 0 6 22 27 55

3 SMK Negeri 3 0 63 10 0 7 26 40 73

4 SMK Negeri 4 0 57 4 0 14 27 20 61

5 SMK Islam Penguji 2 20 2 0 11 5 8 24

6 SMK Kartika III-2 4 12 0 0 2 8 6 16

7 SMKK BPK Penabur 2 13 0 0 1 2 12 15

8 SMK Muhammadiyah 1 0 32 7 0 6 20 13 39

9 SMK Pasundan 1 2 21 1 0 5 4 15 24

10 SMK Pasundan 2 3 13 2 0 8 5 5 18

11 SMK Pelita YNH 1 39 2 0 31 7 4 42

12 SMK PGRI 1 0 31 14 0 12 13 20 45

13 SMK PGRI 2 2 15 0 0 2 12 3 17

14 SMK Plus Bina Teknik 2 22 1 0 2 16 7 25

15 SMK Siliwangi 4 21 1 0 7 5 14 26

16 SMK Taman Siswa 2 20 3 0 3 13 9 25

17 SMK Tek. Plus

Padjadjaran

3 30 0 0 9 14 10 33

18 SMK Terpadu

Ibaadurrahman

1 27 1 0 12 17 0 29

19 SMK Ulul Albab 6 13 1 0 12 8 0 20

20 SMK Yaspi Syamsul

Ulum

1 20 4 0 15 4 6 25

21 SMK Abdi Bangsa 1 15 0 0 8 8 0 16

22 SMK Pasim Plus 3 16 4 0 14 5 4 23

46

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

23 SMK Plus An Naba 0 22 1 0 15 8 0 23

24 SMK Priority 5 12 1 0 14 4 0 18

25 SMK Persada 3 13 1 0 10 7 0 17

26 SMK Kesehatan Tunas

Madani

2 27 1 0 25 5 0 30

27 SMK Terpadu Gema

Istiqomah

2 15 0 0 12 5 0 17

28 SMK Par. Bina Satya

Mandiri

3 13 5 0 16 5 0 21

29 SMK IT Madani 3 7 0 1 10 1 0 11

30 SMK Mutiara Cendekia 3 22 1 0 19 7 0 26

Total 60 773 94 1 310 327 291 928

Sumber: Data Kepegawaian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi

dan Data Guru SMK se-Kota Sukabumi

3. Sampel

Menurut Sugiyono (2015, hlm. 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel ini merupakan sebagian

atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010, hlm. 182). Oleh karena itu,

dalam pengambilan sampel harus benar-benar mewakili populasi sehingga dapat

menggambarkan populasi yang ada.

Sampel pada penelitian ini adalah guru-guru SMK se-Kota Sukabumi yang

memiliki pengalaman mengajar lebih dari 5 tahun. Pemilihan sampel tersebut

didasarkan pada beberapa alasan, sebagai berikut:

a. Guru yang memiliki pengalaman megnajar lebih dari 5 tahun dianggap

sudah mengetahui dunia persekolahan secara mendalam.

b. Guru yang memiliki pengalaman megnajar lebih dari 5 tahun paling tidak

telah mengalami pergantian kepala sekolah.

c. Guru yang memiliki pengalaman megnajar lebih dari 5 tahun dianggap

mampu menilai kepemimpinan kepala sekolah baik dari segi kepribadian

maupun keterampilannya.

Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, maka dapat dilihat pada tabel 3.2 di

atas yang memenuhi kriteria tersebut berjumlah 618 orang. Adapun secara rinci

dapat dilihat pada tebel 3.3 dibawah ini.

47

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Jumlah Sampel Penelitian

No Nama Skeolah

Pengalaman

Mengajar (tahun) Jumlah Guru

5-10 > 10

1 SMK Negeri 1 44 68 112

2 SMK Negeri 2 22 27 49

3 SMK Negeri 3 26 40 66

4 SMK Negeri 4 27 20 47

5 SMK Islam Penguji 5 8 13

6 SMK Kartika III-2 8 6 14

7 SMKK BPK Penabur 2 12 14

8 SMK Muhammadiyah 1 20 13 33

9 SMK Pasundan 1 4 15 19

10 SMK Pasundan 2 5 5 10

11 SMK Pelita YNH 7 4 11

12 SMK PGRI 1 13 20 33

13 SMK PGRI 2 12 3 15

14 SMK Plus Bina Teknik 16 7 23

15 SMK Siliwangi 5 14 19

16 SMK Taman Siswa 13 9 22

17 SMK Tek. Plus Padjadjaran 14 10 24

18 SMK Terpadu Ibaadurrahman 17 0 17

19 SMK Ulul Albab 8 0 8

20 SMK Yaspi Syamsul Ulum 4 6 10

21 SMK Abdi Bangsa 8 0 8

22 SMK Pasim Plus 5 4 9

23 SMK Plus An Naba 8 0 8

24 SMK Priority 4 0 4

25 SMK Persada 7 0 7

26 SMK Kesehatan Tunas Madani 5 0 5

27 SMK Terpadu Gema Istiqomah 5 0 5

28 SMK Par. Bina Satya Mandiri 5 0 5

29 SMK IT Madani 1 0 1

30 SMK Mutiara Cendekia 7 0 7

Total 327 291 618

Penentuan besaran sampel pada penelitian ini menggunakan rumus

(Akdon & Hadi, 2005, hlm. 107):

n = N

N.d2 + 1

Keterangan:

48

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

d2 = Presisi yang diterapkan

Berdasarkan rumus penentuan besaran sampel di atas, dengan diketahui

populasi berjumlah 618 orang dan tingkat presisi yang ditetapkan 5%, maka dapat

diketahui jumlah sampel sebanyak 243 orang. Sesuai dengan rincian perhitungan

sebagai berikut:

n = 618

618 (0,05)2 + 1

n = 618

618 (0,0025) + 1

n = 618

= 242,83 ≈ 243 (dibulatkan) 1,545 + 1

Sedangkan untuk mementukan jumlah sample yang diambil pada setiap

sekolah, peneliti menggunakan cara proporsional sampling. Proporsi sampel untuk

masing-masing sekolah dihitung dengan rumus:

ni = Ni

x n N

Keterangan:

ni = Ukuran sampel yang harus diambil dari stratum ke-i

Ni = Ukuran stratum ke-i

N = Ukuran populasi

n = Ukurang sampel keseluruhan yang dialokasikan

49

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sebagai contoh jumlah sampel yang diambil pada SMK Negeri 1

Sukabumi dengan jumlah guru dan kepala sekolah (Ni) = 112 orang, jumlah

populasi keseluruhan (N) = 618 orang dan jumlah sampel keseluruhan (n) = 243

Orang. Maka berdasarkan rumus diketahui sebagai berikut:

ni = Ni

x n N

ni = 112

x 243 618

ni = 44,01 ≈ 44 (dibulatkan)

Secara rinci pengambilan sampel secara proporsional pada masing-masing

sekolah dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini.

Tabel 3.4

Proporsional Sampel Pada Masing-Masing Sekolah

No Nama Skeolah Populasi Sampel

1 SMK Negeri 1 112 44

2 SMK Negeri 2 49 19

3 SMK Negeri 3 66 26

4 SMK Negeri 4 47 18

5 SMK Islam Penguji 13 5

6 SMK Kartika III-2 14 6

7 SMKK BPK Penabur 14 6

8 SMK Muhammadiyah 1 33 13

9 SMK Pasundan 1 19 7

10 SMK Pasundan 2 10 4

11 SMK Pelita YNH 11 4

12 SMK PGRI 1 33 13

13 SMK PGRI 2 15 6

14 SMK Plus Bina Teknik 23 9

15 SMK Siliwangi 19 7

50

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

16 SMK Taman Siswa 22 9

17 SMK Tek. Plus Padjadjaran 24 9

18 SMK Terpadu Ibaadurrahman 17 7

19 SMK Ulul Albab 8 3

20 SMK Yaspi Syamsul Ulum 10 4

21 SMK Abdi Bangsa 8 3

22 SMK Pasim Plus 9 4

23 SMK Plus An Naba 8 3

24 SMK Priority 4 2

25 SMK Persada 7 3

26 SMK Kesehatan Tunas Madani 5 2

27 SMK Terpadu Gema Istiqomah 5 2

28 SMK Par. Bina Satya Mandiri 5 2

29 SMK IT Madani 1 0

30 SMK Mutiara Cendekia 7 3

Total 618 243

C. Definisi Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan pedoman bagi pembuatan kuisioner

guna memperoleh data yang akurat dari responden. Penelitian ini terdiri dari tiga

pokok variabel yang akan diteliti, yaitu Efektivitas Sekolah (Y) sebagai variabel

terikat serta Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1) dan Iklim Sekolah (X2)

sebagai variabel bebas.

1. Efektivitas Sekolah

Efektivitas Sekolah merupakan gambaran tentang kemampuan sekolah

mendayagunakan semua sumber daya sekolah dalam upaya mewujudkan tujuan

sekolah. Indikator efektivitas ini mengadopsi pada konsep yang dipaparkan Botha

(2010), Mulyasa (2015), Hoy & Miskel, (2014) dimana efektivitas sekolah ini

meliputi dimensi masukan, proses, hasil, dan dampak.

Tabel 3.5

Konsep Efektivitas Sekolah

No. Ahli Isi Konsep Indikator Variabel

1. Botha Ada tujuh indikator

efektivitas sekolah

dipaparkan oleh Botha

(2010, hlm. 609-610)

berdasarkan the first

assessment approach, The

1. The goal indicator

2. The external resource

indicator

3. The internal process

indicator

4. The satisfaction indicator

51

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Indicator Approach (TIA).

Ketujuh indikator tersebut

berdasarkan hasil

penelitian tentang

efektivitas sekolah oleh

Cameron & Whetten

(1983), Nadler & Tushman

(1983), Cameron (1984),

Hall (1987), Caldwell &

Spinks (1992), dan Cheng

(1993)

5. The legitimacy indicator

6. The organizational

indicator

7. The ineffectiveness

indicator

2. Mulyasa Efektivitas diartikan

sebagai kegiatan dimana

suatu organisasi berhasil

mendapatkan dan

memanfaatkan sumber

daya dalam usaha

mewujudkan tujuan

organisasional. Masalah

efektivitas biasanya

berkaitan erat dengan

perbandingan antara

tingkat pencapaian tujuan

dengan rencana yang telah

disusun sebelumnya, atau

perbandingan hasil nyata

dengan hasil yang

direncanakan. Indikator-

indikator efektivitas

sekolah digambarkan pada

empat dimensi, dimana

setiap dimensi memiliki

penjabarannya masing-

masing. Adapun keempat

dimensi tersebut meliputi

indikator input, indikator

proses, indikator output

dan indikator outcome.

a. Indokator input, indikator

input ini meliputi guru,

fasilitas, perlengkapan dan

materi pendidikan serta

kapasitas manajemen.

b. Indikator proses, indikator

proses meliputi perilaku

administratif, alokasi waktu

guru, dan alokasi waktu

peserta didik.

c. Indikator output; indikator

dari output ini berupa hasil-

hasil dalam bentuk

perolehan peserta didik dan

dinamikanya sistem

sekolah, hasil-hasil yang

berhubungan dengan

prestasi belajar, dan hasil-

hasil yang berhubungan

dengan keadilan, dan

kesamaan.

d. Indikator outcome;

indikator ini meliputi

jumlah lulusan ke tingkat

pendidikan berikutnya,

prestasi belajar di sekolah

yang lebih tinggi dan

pekerjaan, serta pendapatan.

3. Hoy &

Miskel

Indikator efektivitas

diturunkan pada masing-

masing tahap dari siklus

sistem-terbuka sebuah

sekolah, input-tranformasi-

output.

a. Input (human and financial

resources)

b. transformasi (internal

process and structures)

c. output (performance

outcomes)

52

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Dimensi Masukan

Dimensi masukan ditunjukkan dengan tujuan sekolah, sumber daya, kualitas

guru, kualitas sarana dan prasarana, kualitas siswa. Tujuan sekolah adalah

target yang ingin dicapai oleh sekolah. Pada penelitian ini tujuan sekolah

tertuang dalam visi dan kurikulum yang meliputi sekolah mempunyai standar

prestasi sekolah yang sangat tinggi dan penekanan pada pencapaian

kemampuan dasar. Sumber daya adalah segala modal yang dimiliki oleh suatu

sekolah. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan sumber daya adalah

dukungan materi dan waktu pembelajaran yang cukup. Kualitas guru adalah

karakteristis yang dimiliki oleh seorang guru yang menunjukkan keunggulan

individunya. Pada penelitian yang dimaksud kualitas guru meliputi sikap

positif dari para guru sebagai teladan, memliki pemahaman yang mendalam

terhadap pembelajaran (kompetensi pedagogik, pendidikan serta pengalaman

mengajar). Kualitas sarana dan prasarana adalah karakteristis sebuah media

pembelajaran dan alat penunjang pelajaran yang memenuhi syarat standar

minimal dari kebutuhan suatu sekolah. pada penelitian ini kualitas sarana dan

prasarana meliputi banyaknya ruang kelas yang seimbang dengan jumlah

siswa, ruang laboratorium yang memadai, gedung perpustakaan yang

memadai, fasilitas olahraga yang memadai, kelengkapan buku dan sumber

belajar yang memadai. Kualitas siswa adalah sikap positif seorang siswa

dalam belajar. Pada penelitian ini kualitas siswa meliputi harapan yang tinggi

dari siswa, siswa berpendapat kerja keras lebih penting daripada

keberuntungan dalam meraih prestasi, para siswa diharapkan mempunyai

tanggung jawab yang diakui secara umum, perilaku siswa yang positif.

b. Dimensi Proses

Dimensi proses ditunjukkan dengan proses belajar mengajar, partisipasi orang

tua. Proses belajar mengajar meliputi keterlibatan dan tanggungjawab siswa,

variasi strategi pembelajaran, frekuensi pekerjaan rumah (PR), penilaian

secara rutin mengenai program yang dibuat siswa, penilaian siswa yang

didasarkan pada hasil belajar siswa, adanya umpan balik sesering mungkin,

pemantauan yang berulang-ulang terhadap kemajuan belajar siswa,

53

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

memusatkan diri pada kurikulum dan intruksional, siswa diharapkan mampu

mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Partisipasi orang tua meliputi orang

tua ikut menentukan kebijakan dan program seolah, ikut mengawasi

pelaksanaan kebijakan dan program sekolah, pertemuan rutin di sekolah,

membiayai pendidikan, partisipasi dalam pengembangan sarana dan prasarana

sekolah.

c. Dimensi Hasil

Dimensi hasil adalah hasil dan capaian yang didapatkan oleh seorang siswa

setelah mendapatkan pendidikan pada suatu sekolah. Pada penelitian ini

output ditunjukan dengan hasil belajar siswa yang meliputi pengetahuan

(kompetensi) dan kepribadian atau sikap bersosialisasi. Hasil (output) pada

kategori pengetahuan (kompetensi) meliputi pengetahuan tiap mata pelajaran,

lulus dengan menguasai pengetahuan akademik, mampu mempraktekan

pengetahuan yang didapatkan. Sedangkan pada kategori kepribadian

ditunjukkan dengan terbentuknya kepribadian yang baik dan kemampuan

bersosialisasi dengan masyarakat.

d. Dimensi Dampak

Dimensi dampak adalah efek jangka panjang dari proses pendidikan yang

didapatkan pada suatu sekolah. Dimensi outcome pada penelitian ini

ditunjukkan dengan kesempatan kerja yang didapatkan oleh lulusan suatu

sekolah dan kesempatan lulusan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan Kepala Sekolah merupakan konsep yang berkenaan

dengan kemampuan seseorang dalam mempengaruhi individu atau kelompok agar

bekerja dan menjalankan tugas serta fungsinya dalam sebuah ogranisasi dalam

upaya mewujudkan tujuan oraganisasi dengan memanfaatkan sumber daya

organisasi yang ada. Kepemimpinan kepala sekolah sangat penting adanya,

sehingga kepempimpinan menjadi faktor penentu dalam menentukan

keberhasilan, maju dan berkembanganya sebuah sekolah. Mengadopsi pada

konsep Hoy & Miskel (2014, hlm. 640) mengelompokkan variabel sifat dan

54

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kecakapan yang saat ini berkaitan dengan kepemimpinan yang efektif satu dari

tiga dimensi, yaitu: kepribadian, motivasi dan keterampilan.

a. Dimensi Kepribadian

Dimensi kepribadian adalah keseluruhan sikap dan prilaku seseorang dan

menjadi ciri khasnya. Pada penelitian ini kepribadian ditunjukkan dengan

kepercayaan diri, toleransi stres, kematangan emosional, integritas, dan

ekstroversit. Kepercayaan diri meliputi keberanian menetapkan tujuan yang

tinggi bagi dirinya dan para pengikutinya, berupaya menyelesaikan tugas-

tugas sulit, gigih dalam menghadapi masalah dan kelelahan. Toleransi stres

meliputi kemampuan mengambil keputusan dengan baik, tetap tenang meski

berada dalam situasi yang sulit, memberikan pengarahan yang tegas meski

berada dalam situasi yang sulit. Kematangan emosional meliputi kesadaran

yang tinggi akan kekuatan dan kelemahan namun tetap berusaha memperbaiki

diri, mampu menjaga hubungan kerja sama dengan para bawahan, rekan kerja

dan pengawas. Integritas meliputi sifat jujur, etis, bertanggungjawab dan layak

dipercaya. Ekstroversi meliputi sikap ramah, mudah bergaul dan nyaman di

dalam kelompoknya.

b. Dimensi Motivasi

Dimensi motivasi adalah alasan seseorang dalam melakukan suatu perbuatan.

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan motivasi ditunjukkan dengan alasan

seseorang untuk mencapai keinginannya dengan cara melakukan pekerjaan

yang sedang dikerjakan. Dimensi motivasi ini ditunjukkan dengan kebutuhan

tugas dan kebutuhan antar-pribadi, kebutuhan akan kekuasaan, orientasi

prestasi, ekspektasi yang tinggi pada hasil, keandalan diri. Kebutuan tugas

ditandai dengan semangat dalam menjalankan tugas, sedangkan kebutuhan

antar pribadi ditandai dengan sikap peduli terhadap orang lain. Kebutuhan

akan kekuasaan meliputi motif-motif individu untuk meraih jabatan dan

memberi pengaruh kepada orang lain. Orientasi prestasi meliputi kebutuhan

untuk mencapai, hasrat untuk unggul, dorongan untuk sukses, kesediaan untuk

memikul tanggungjawab dan perhatian pada tujuan serta tugas. Ekspektasi

55

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang tinggi pada hasil ditandai dengan kepercayaan pemimpin bahwa mereka

mampu mengerjakan tugasnya dan akan menerima hasil yang baik atas

usahanya. Keandalan diri meliputi kemampuan untuk mengoganisir dan

melaksanakan tugas.

c. Dimensi Keterampilan

Dimensi keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam bidang tertentu.

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan dimensi keterampilan adalah

kemampuan seorang kepala sekolah dalam kepemimpinannya yang

ditunjukkan dengan keterampilan teknis, antar pribadi, dan konseptual.

Keterampilan teknis yang meliputi keterampilan pengelolaan anggaran,

pengawasan, koordinasi perbaikan dalam proses belajar mengajar.

Keterampilan antar pribadi yang meliputi keterampilan berkomunikasi dengan

para bawahan, pemahaman terhadap perasaan orang lain, keterampilan untuk

bekerjasama dengan para bawahan dan kemampuan bersosialisasi dengan

orang lain. Keterampilan konseptual atau kognitif meliputi kemampuan

menganalisis keadaan, mengorganisir dan memecahkan permasalah yang

terjadi.

3. Iklim Sekolah

Iklim sekolah dipandang sebagai karakteristik suatu sekolah yang

membedakan satu sekolah dengan sekolah lainnya dan mempengaruhi perilaku

warga sekolah. Hal ini menunjukkan iklim satu sekolah berbeda dengan iklim

sekolah lainnya. Indikator iklim sekolah yang diadopsi dari Cohen dan Freiberg

dalam Zullig, dkk (2010, hlm. 141) setidaknya ada lima komponen penting untuk

mengukur iklim sekolah, yaitu: order, safety, and discipline, academic outcomes,

social relationships, school facilities, dan school connectedness.

Order, safety dan discipline adalah karakteristik lingkugnan sekolah yang

tertib, aman dan disimplin. Order, safety dan discipline ditunjukkan oleh

lingkungan yang aman untuk semua warga sekolah, semua warga sekolah saling

menghormati satu sama lain dan menghargai pendapat orang lain, semua warga

sekolah mengetahui tata tertib sekolah dan adil dalam mengimplementasikan

kebijakan kedisiplinan, kehadiran kegiatan berkelompok yang mencerminkan

56

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kedisiplinan dalam lingkungan sekolah. Academic outcomes adalah efek jangka

panjang dari interaksi warga sekolah pada lingkungan akademik. Academic

outcome ditunjukkan oleh pencapaian prestasi yang baik dan mendapatkan

penghargaan, perasaan pada kegagalan dalam akademik, kepuasan siswa pada

suasana kelas, evaluasi hasil kinerja. Social relationships adalah hubungan antara

warga sekolah yang menunjukkan adanya interaksi sosial pada suatu sekolah.

Social relationship ditunjukkan oleh hubungan guru dengan siswa, hubungan

siswa dengan siswa lainnya, hubungan kepala sekolah dengan bawahannya.

School facilities adalah sarana dan prasana sekolah serta keadaannya sebagai

penunjang proses pendidikan pada suatu sekolah. School facilities ditunjukkan

oleh kondisi sekolah, kelas dan lapangan sekolah, pengaturan kelas, tingkat

kebisingan, tata ruang sekolah. School connectedness adalah hubungan sekolah

dengan para siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya. School connectedness

ditunjukkan oleh siswa bersemangat, antusias dan berperan aktif dalam

pembelajaran, rasa memiliki pada sekolah, masukan siswa dihargai dengan baik

oleh sekolah.

D. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2015, hlm. 148) mengemukakan bahwa “alat ukur dalam

penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian”. Jadi instrumen penelitian

adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variable penelitian. Dalam

penelitian ini ada tiga instrumen yang akan dibuat, yaitu instrumen untuk

mengukur kepemimpinan kepala sekolah, instrumen untuk mengukur iklim

sekolah dan instrument untuk mengukur efektivitas sekolah. “Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya” (Sugiyono, 2015, hlm. 199). Jenis angket yang digunakan adalah

angket bersruktur atau tertutup. Akdon (2008, hlm. 132) mendefinisikan “Angket

berstruktur (angket tertutup) adalah angket yang disajikan sedemikian rupa

sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan

karakter dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist

57

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(√)”. Secara sederhana angket digunakan untuk mendapatkan informasi dari

responden berkaitan dengan variable yang diteliti, maka dari itu variable dan

sumber datanya harus jelas.

Berdasarkan variabel serta indikator sebagaimana diuraian pada

pembahasan definisi operasional variabel, maka identifikasi item instrumen

penelitian disajikan dalam tabel 3.5 sebagai berikut:

58

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA

SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

Identifikasi Item Instrumen Penelitian

No Variabel Dimensi Indikator No Item Item

1 Efektivitas

Sekolah a. Masukan

1) Tujuan sekolah 1,2 Visi sekolah saat ini mengarah

pada prestasi akademik dan/atau

non akademik peserta didik

Tujuan sekolah menekankan pada

pencapaian kemampuan dasar

siswa

2) Sumber daya 3,4 Sekolah mendapatkan dukungan

dana yang cukup untuk

memenuhi semua kebutuhan

operasional sekolah

Waktu pembelajaran di sekolah

memenuhi kebutuhan siswa untuk

menguasai kompetensi dasar

3) Kualitas guru 5,6 Perilaku guru sehari-hari

mencerminkan pendidik

profesional

Guru memiliki kemampuan yang

memadai untuk melaksanakan

layanan pembelajaran sesuai

dengan karakterstik siswa

4) Kualitas Sarana dan

prasarana

7,8,9,10,11 Sekolah memiliki jumlah ruang

kelas sesuai dengan jumlah

rombongan belajar (rombel)

59

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA

SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sekolah memiliki fasilitas

laboratorium sain (ruang, alat-

alat, dan bahan praktik) yang

memadai

Sekolah memiliki fasilitas

perpustakaan (ruang, peralatan

IT) yang memadai

Sekolah memiliki fasilitas

olahraga (lapang basket, volley,

peralatan olahraga) yang

memadai

Sekolah memiliki sumber belajar

lainnya (bengkel, peralatan untuk

prakek) yang memadai

5) Kualitas Siswa 12,13,14,15 Siswa memiliki harapan yang

tinggi pada sekolah

Siswa bekerja keras dalam belajar

untuk dapat meraih prestasi yang

baik

Siswa memiliki tanggungjawab

yang tinggi dalam mengerjakan

tugas belajar

Siswa berperilaku positif di

lingkungan sekolah

b. Proses

1) Proses belajar

mengajar

16,17,18,

19,20,21,22

Siswa berperilaku aktif dalam

proses pembelajaran

Guru melakukan variasi metode

60

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA

SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pembelajaran

Siswa diberikan Pekerjaan

Rumah (PR) secara berkala

Guru menilai setiap tugas yang

diberikan kepada siswa

Guru memberikan nilai sesuai

dengan hasil belajar siswa

Guru memberikan hadiah kepada

siswa yang berprestasi

Guru melakukan monitoring pada

perkembangan akademik siswa

2) Partisipasi orang tua 23,24,25, 26 Orang tua siswa ikut terlibat

dalam menentukan program

sekolah

Orang tua siswa ikut terlibat

dalam mengawasi pelaksanaan

program sekolah

Orang tua siswa secara rutin

melakukan pertemuan dengan

pihak sekolah

Orang tua siswa ikut

berpartisipasi dalam bentuk

pemikiran, barang, atau jasa

mengelola sekolah

c. Hasil

1) Hasil belajar siswa 27,28,29, 30,31 Siswa tuntas mencapai KKM

setiap mata pelajaran

Nilai hasil ujian siswa pada setiap

mata pelajaran menunjukkan

61

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA

SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

lebih dari standar kelulusan

minimum (SKM)

Siswa mampu mempraktikkan

keterampilan pada program

keahlian yang dipilihnya

Hasil belajar siswa sudah dapat

memenuhi keinginan orang tua

Hasil belajar siswa sudah

memenuhi kebutuhan dunia

kerja/dunia industri

d. Dampak

1) Kesempatan kerja 32 Lulusan sekolah saat ini memiliki

kesempatan yang besar untuk

memasuki dunia kerja sesuai

dengan bidang keahliannya

2) Melanjutkan ke jenjang

lebih tinggi.

33 Lulusan sekolah saat ini

termotivasi untuk melanjutkan ke

jenjang yang lebih tinggi

2 Kepemimpinan

Kepala Sekolah a. Kepribadian

1) Kepercayaan diri 1,2,3 Kepala sekolah percaya diri

untuk menetapkan tujuan sekolah

yang lebih tinggi

Kepala sekolah berusaha

menyelesaikan tugas-tugas

kepemimpinan sampai tuntas

Kepala sekolah gigih menghadapi

masalah dalam memimpin

sekolah

2) Toleransi stres 4,5,6 Kepala sekolah mengambil

62

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA

SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

keputusan dengan baik meski

sedang terjadi masalah di sekolah

kepala sekolah menghadapi

permasalahan sekolah dengan

tenang

Kepala sekolah melaksanakan

tahapan penyelesaian masalah

sekolah dengan tenang

3) kematangan emosional 7,8, 9 Kepala sekolah memikirkan

dampak yang akan didapatkan

sebelum membuat keputusan

Kepala sekolah

mempertimbangkan karakteristik

PTK ketika membagi

tanggungjawab

Kepala sekolah menjaga

hubungan baik dengan guru,

tenaga kependidikan dan

pengawas sekolah

4) Integritas 10,11, 12,13 Perilaku kepala sekolah

menunjukkan kesesuaian dengan

apa yang diucapkan

Kepala sekolah berperilaku jujur

dalam mengelola sekolah

Kepala sekolah berprilaku wajar

(sopan, menghargai bawahan,

bersahabat) ketika berinteraksi

dengan guru, tenaga

63

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA

SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kependidikan dan siswa

Kepala sekolah menunjukkan

tanggungjawab ketika memimpin

sekolah

5) Ekstroversit 14,15, 16 Kepala sekolah berperilaku

ramah ketika berinteraksi dengan

guru, tenaga kependidikan dan

siswa

Kepala sekolah mudah bergaul

dengan guru, tenaga

kependidikan dan siswa

Kepala sekolah terlihat nyaman

ketika berinteraksi dengan guru,

tenaga kependidikan dan siswa

b. Motivasi

1) Kebutuhan tugas dan

kebutuhan antar

pribadi

17,18 Kepala sekolah terlihat

bersemangat saat menjalankan

tugasnya

Kepala sekolah menunjukkan

kepedulian terhadap masalah

pribadi warga sekolah

2) Kebutuhan akan

kekuasaan

19,20 Kepala sekolah terlihat

menyenangi jabatan kepala

sekolah

Kepala sekolah berusaha

mempertahankan untuk tetap

menjabat sebagai kepala sekolah

3) Orientasi prestasi 21,22,23,24 Kepala sekolah menunjukkan

hasrat untuk unggul di dalam

64

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA

SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

program-program sekolah

Kepala sekolah menunjukkan

motivasi yang tinggi dalam

melaksanakan program-program

unggulan sekolah

Kepala sekolah menunjukkan

keunggulan dibandingkan dengan

kepala sekolah lainnya

Kepala sekolah menunjukkan

fokus pada pencapaian

prestasi/keunggulan sekolah

4) Ekspektasi tinggi pada

hasil

25,26 Kepala sekolah percaya bahwa

guru dan tenaga kependidikan

mampu mengerjakan tugas yang

menjadi tanggungjawabnya

masing-masing di sekolah

Kepala sekolah menghargai hasil

pekerjaan guru dan tenaga

kependidikan dengan baik

5) Keandalan diri 27,28 Kepala sekolah berhasil

memecahkan setiap masalah yang

dihadapi sekolah

Kepala sekolah melaksanakan

tugasnya sebagai pemimpin

sekolah dengan efektif

c. Keterampilan

1) Teknis 29,30,31 Kepala sekolah mengelola

anggaran sekolah dengan efektif

dan efisien

65

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA

SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kepala sekolah melakukan

supervisi pembelajaran

Kepala sekolah melakukan

koordinasi dengan para guru

dalam rangka perbaikan

pembelajaran

2) Antar pribadi 32,33,34,35 Kepala sekolah berkomunikasi

secara efektif dengan guru dan

tenaga kependidikan

Kepala sekolah berusaha untuk

memahami perasaan guru dan

tenaga kependidikan di sekolah

Kepala sekolah bekerjasama

dengan guru dan tenaga

kependidikan dalam mejalankan

tugasnya sebagai pemimpin di

sekolah

Kepala sekolah bersosialisasi

dengan masyarakat di luar

lingkungan sekolah

3) Konseptual 36,37,38 Kepala sekolah menganalisis

keberhasilan kegiatan

pembelajaran di sekolah

Kepala sekolah mengorganisir

permasalah pembelajaran yang

sedang terjadi di kelas-kelas

Kepala sekolah memecahkan

permasalah pembelajaran yang

66

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA

SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sedang terjadi di sekolah dengan

mengeluarkan kebijakan yang

baru

3 Iklim Sekolah

a. Order, safety,

discipline

1) Lingkungan yang aman

2) Saling menghormati

satu sama lain

3) Menghargai pendapat

orang lain

4) Menyadari isi tata

tertib sekolah

5) Adil dalam

mengimplementasikan

kebijakan kedisiplinan

6) Perilaku pendidikan

dan tenaga

kependidikan yang

disiplin

1,2,3,4,5,6 lingkungan sekolah aman bagi

guru dan siswa untuk

melaksanakan pembelajaran

warga sekolah saling

menghormati satu sama lain

warga sekolah saling menghargai

pendapat orang lain

warga sekolah menyadari aturan

dalam tata tertib sekolah

Kepala sekolah adil dalam

mengimplementasikan kebijakan

kedisiplinan sekolah

Perilaku pendidikan dan tenaga

kependidikan saat beraktivitas di

sekolah menunjukkan sikap

disiplin

b. academic

outcomes

1) Pencapaian prestasi

yang baik

2) Pemberian

penghargaan kepada

yang berprestasi,

3) Pemberian tindakan

pada kegagalan dalam

akademik

7,8,9,10,11 Pendidik dan Tenaga

Kependidikan memberikan

dukungan yang optimal terhadap

pencapaian prestasi siswa

Pimpinan Sekolah memberikan

penghargaan kepada siswa yang

berprestasi

Sekolah memberikan tindakan

67

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA

SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4) Kepuasan siswa pada

suasana kelas,

5) Evaluasi hasil kinerja

kepada siswa yang mengalami

kegagalan dalam akademik

Siswa merasakan suasana kelas

yang kondusif untuk belajar

Pimpinan sekolah melakukan

evaluasi terhadap kinerja guru

pada kegiatan pembelajaran

c. social

relationships

1) Hubungan guru dengan

siswa

2) Hubungan siswa

dengan siswa lainnya

3) hubungan kepala

sekolah dengan

bawahannya

4) Pemberian pertolongan

kepada staf sekolah

12,13,14,15 Terjalin hubungan yang harmonis

antara guru dan siswa

Terjalin hubungan yang harmonis

atara siswa dengan siswa lainnya

Terjalin hubungan yang harmonis

antara kepala sekolah dengan

pendidik dan tenaga

kependidikan

Pemimpin sekolah memberikan

bantuan ide, tenaga dan materi

kepada pendidikan dan tenaga

kependidikan yang sedang

mengalami kesulitan dalam

menjalankan tugasnya

d. school

facilities

1) Kondisi sekolah,

2) Kondisi kelas

3) Kondisi lapangan

sekolah

4) Pengaturan kelas

5) Tingkat kebisingan

6) Tata ruang sekolah

16,17,18,19,20,21 Kondisi sekolah sangat kondusif

untuk kegiatan belajar mengajar

Kondisi kelas sangat kondusif

untuk kegiatan belajar mengajar

Kondisi lapangan sekolah sangat

kondusif untuk kegiatan belajar

mengajar

68

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA

SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pengaturan kelas sangat baik

untuk menunjang kegiatan belajar

mengajar

Tingkat kebisingan lingkungan

sekolah berada pada tingkat yang

wajar

Tata ruang sekolah sangat baik

untuk menunjang kegiatan belajar

mengajar

e. school

connectedness

1) siswa bersemangat

dalam pembelajaran

2) Siswa antusias dalam

pembelajaran

3) Siswa berperan aktif

dalam pembelajaran

4) Rasa memiliki pada

sekolah

5) Masukan siswa

dihargai dengan baik

22,23,24,25,26 Siswa bersemangat dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran

di sekolah

Siswa antusias dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran

Siswa berperan aktif saat

mengikuti kegiatan pembelajaran

Pemimpin sekolah, guru dan

tenaga kependidikan serta sisa

mempunyai rasa memiliki pada

sekolah

Guru menghargai masukan dan

ide dari siswa dalam menyusun

program pembelajaran

69

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

E. Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas Instrumen

Instrument dalam suatu penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mendapatkan data yang diperlukan, sebab data merupakan alat pembuktian

hipotesis penelitian. Oleh karena itu, data yang didaptkan harus memiliki

kebenaran yang tinggi karena akan menjadi ukuran kualitas penelitian itu sendiri.

Uji validitas adalah salah satu pengujian instrument yang harus dilakukan

untuk melihat kesahihan suatu suatu alat. Sebagaimana dikemukakan oleh

Arikunto (2010, hlm. 211) :

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid

berarti memiliki validitas rendah.

Adapun pengujian validitas instrument penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan bantuan SPSS For Windows 20.0. sebagaiman hasil uji validitas

instrument berikut ini.

a. Variabel Efektivitas Sekolah (Y)

Untuk mengetahui tingkat vaiditas setiap item pernyataan variabel

efektivitas sekolah (Y) yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika

rhitung lebih besar daripada rtabel maka item pernyataan tersebut valid. Adapun hasil

perhitungan uji validitasnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Uji Validitas Variabel Efektivitas Sekolah (Y)

Nomor Item

Pernyataan rhitung

rtabel

α = 0,05 n = 68 Keputusan

1 0,366 > 0,2387 Valid

2 0,470 > 0,2387 Valid

3 0,390 > 0,2387 Valid

4 0,339 > 0,2387 Valid

5 0,434 > 0,2387 Valid

6 0,467 > 0,2387 Valid

7 0,069 < 0,2387 Tidak Valid

8 0,438 > 0,2387 Valid

9 0,638 > 0,2387 Valid

10 0,393 > 0,2387 Valid

11 0,594 > 0,2387 Valid

70

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

12 0,485 > 0,2387 Valid

13 0,121 > 0,2387 Tidak Valid

14 0,564 < 0,2387 Valid

15 0,564 > 0,2387 Valid

16 0,618 > 0,2387 Valid

17 0,578 > 0,2387 Valid

18 0,521 > 0,2387 Valid

19 0,560 > 0,2387 Valid

20 0,473 > 0,2387 Valid

21 0,434 > 0,2387 Valid

22 0,397 > 0,2387 Valid

23 0,438 > 0,2387 Valid

24 0,538 > 0,2387 Valid

25 0,502 > 0,2387 Valid

26 0,576 > 0,2387 Valid

27 0,602 > 0,2387 Valid

28 0,543 > 0,2387 Valid

29 0,494 > 0,2387 Valid

30 0,470 > 0,2387 Valid

31 0,512 > 0,2387 Valid

32 0,518 > 0,2387 Valid

33 0,561 > 0,2387 Valid

b. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Untuk mengetahui tingkat vaiditas setiap item pernyataan variabel

kepemimpinan kepala sekolah (X1) yaitu dengan membandingkan nilai rhitung

dengan rtabel. Jika rhitung lebih besar daripada rtabel maka item pernyataan tersebut

valid. Adapun hasil perhitungan uji validitasnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Nomor Item

Pernyataan rhitung

rtabel

α = 0,05 n = 68 Keputusan

1 0,531 > 0,2387 Valid

2 0,685 > 0,2387 Valid

3 0,567 > 0,2387 Valid

4 0,646 > 0,2387 Valid

5 0,689 > 0,2387 Valid

6 0,574 > 0,2387 Valid

7 0,621 > 0,2387 Valid

8 0,544 > 0,2387 Valid

9 0,524 > 0,2387 Valid

71

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

10 0,692 > 0,2387 Valid

11 0,813 > 0,2387 Valid

12 0,640 > 0,2387 Valid

13 0,672 > 0,2387 Valid

14 0,756 > 0,2387 Valid

15 0,662 > 0,2387 Valid

16 0,611 > 0,2387 Valid

17 0,735 > 0,2387 Valid

18 0,742 > 0,2387 Valid

19 0,219 < 0,2387 Tidak Valid

20 0,520 > 0,2387 Valid

21 0,199 < 0,2387 Tidak Valid

22 0,708 > 0,2387 Valid

23 0,741 > 0,2387 Valid

24 0,752 > 0,2387 Valid

25 0,629 > 0,2387 Valid

26 0,683 > 0,2387 Valid

27 0,711 > 0,2387 Valid

28 0,788 > 0,2387 Valid

29 0,481 > 0,2387 Valid

30 0,540 > 0,2387 Valid

31 0,689 > 0,2387 Valid

32 0,747 > 0,2387 Valid

33 0,651 > 0,2387 Valid

34 0,713 > 0,2387 Valid

35 0,809 > 0,2387 Valid

36 0,744 > 0,2387 Valid

37 0,660 > 0,2387 Valid

38 0,772 > 0,2387 Valid

c. Variabel Iklim Sekolah (X2)

Untuk mengetahui tingkat vaiditas setiap item pernyataan variabel iklim

sekolah (X2) yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika rhitung

lebih besar daripada rtabel maka item pernyataan tersebut valid. Adapun hasil

perhitungan uji validitasnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9

Uji Validitas Variabel Iklim Sekolah (X2)

Nomor Item rhitung rtabel Keputusan

72

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pernyataan α = 0,05 n = 20

1 0,273 > 0,2387 Valid

2 0,44 > 0,2387 Valid

3 0,600 > 0,2387 Valid

4 0,597 > 0,2387 Valid

5 0,521 > 0,2387 Valid

6 0,304 > 0,2387 Valid

7 0,564 > 0,2387 Valid

8 0,593 > 0,2387 Valid

9 0,412 > 0,2387 Valid

10 0,717 > 0,2387 Valid

11 0,710 > 0,2387 Valid

12 0,663 > 0,2387 Valid

13 0,682 > 0,2387 Valid

14 0,653 > 0,2387 Valid

15 0,556 > 0,2387 Valid

16 0,673 > 0,2387 Valid

17 0,687 > 0,2387 Valid

18 0,551 > 0,2387 Valid

19 0,700 > 0,2387 Valid

20 0,587 > 0,2387 Valid

21 0,664 > 0,2387 Valid

22 0,699 > 0,2387 Valid

23 0,706 > 0,2387 Valid

24 0,630 > 0,2387 Valid

25 0,698 > 0,2387 Valid

26 0,688 > 0,2387 Valid

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument

tersebut cukup baik (Arikunto, 2010, hlm. 221). Mengacu pada maksud tersebut

maka ketika alat yang digunakan untuk mengumpulkan data sangat baik, maka

akan mampu mendapatkan daya yang bisa dipercaya.

Uji reliabilitas instrument penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

bantuan SPSS For Windows 20.0. sebagaiman hasil uji reliabilitas instrument

berikut ini.

a. Variabel Efektivitas Sekolah (Y)

73

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.10

Uji Reliabilitas Variabel Efektivitas Sekolah (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1 Value .776

N of Items 17a

Part 2 Value .575

N of Items 17b

Total N of Items 34

Correlation Between Forms .813

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .897

Unequal Length .897

Guttman Split-Half Coefficient .688

a. The items are: Y1, Y2, Y3, Y4, Y5, Y6, Y7, Y8, Y9, Y10, Y11, Y12, Y13, Y14,

Y15, Y16, Y17.

b. The items are: Y18, Y19, Y20, Y21, Y22, Y23, Y24, Y25, Y26, Y27, Y28,

Y29, Y30, Y31, Y32, Y33, Total Y.

Hasil pengujian reliabilitas pada variabel efektivitas sekolah ini yaitu

dengan melihat nilai korelasi guttman split half sebesar 0,688 Bila dibandingkan

dengan rtabel sebesar 0,2387 maka rhitung > rtabel. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa item pernyataan pada variabel efektivitas sekolah (Y) reliabel.

b. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Tabel 3.11

Uji Reliabilitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .912

74

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

N of Items 20a

Part 2 Value .566

N of Items 19b

Total N of Items 39

Correlation Between Forms .910

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .953

Unequal Length .953

Guttman Split-Half Coefficient .737

a. The items are: X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10, X11, X12, X13, X14,

X15, X16, X17, X18, X19, X20.

b. The items are: X20, X21, X22, X23, X24, X25, X26, X27, X28, X29, X30, X31,

X32, X33, X34, X35, X37, X38, Total X, VAR00039.

Hasil pengujian reliabilitas pada variabel efektivitas sekolah ini yaitu

dengan melihat nilai korelasi guttman split half sebesar 0,737 Bila dibandingkan

dengan rtabel sebesar 0,2387 maka rhitung > rtabel. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa item pernyataan pada variabel kepemimpinan kepala sekolah

(X1) reliabel.

c. Variabel Iklim Sekolah (X2)

Tabel 3.12

Uji Reliabilitas Variabel Iklim Sekolah (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .843

N of Items 14a

75

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Part 2 Value .597

N of Items 13b

Total N of Items 27

Correlation Between Forms .854

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .921

Unequal Length .921

Guttman Split-Half Coefficient .689

a. The items are: X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10, X11, X12, X13, X14.

b. The items are: X14, X15, X16, X17, X18, X19, X20, X21, X22, X23, X24, X25,

X26, Total X.

Hasil pengujian reliabilitas pada variabel efektivitas sekolah ini yaitu

dengan melihat nilai korelasi guttman split half sebesar 0,689 Bila dibandingkan

dengan rtabel sebesar 0,2387 maka rhitung > rtabel. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa item pernyataan pada variabel iklim sekolah (Y) reliabel.

F. Pengumpulan Data

Menyusun instrument adalah pekerjaan penting dalam langkah penelitian.

Akan tetapi pengumpulan data jauh lebih penting karena terkait dengan kegiatan

menggunakan alat pengumpul data (instrument). Ketika cara pengumpulan data

salah, maka data yang didapatkannya pun akan salah meskipun alat yang

digunakan sudah valid dan reliabel.

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Sugiyono (2015, hlm. 193) di

bahwa ini

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian,

yaitu kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data.

Kualitas instrument penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas

instrument dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara

yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Pengumpulan data dilakukan dalam berbagai sumber dan berbagai cara.

Pada sisi sumber datanya, maka pengumpulan data menggunakan sumber primer

dan sumber sekunder. Dimana sumber primer berupa data yang didapat langsung

dari responden yang menjadi sampel pada penelitian ini.sedangkan sumber

sekunder data yang didapat pada hasil penelusuran dokumen-dokumen terkait

76

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dengan topik dan permasalahan penelitian. Pada sisi cara pengumpulan data

dilakukan dengan interview (wawancara) dan kuesioner (angket).

G. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau

sumber data lain terkumpul. Sugiyono (2015, hlm. 207) mengemukakan bahwa:

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan

variabel dan jenis reponden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Dalam penelitian ini, teknik analisis data menggunakan perhitungan

statistik. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data secara lebih rinci akan

dipaparkan sebagai berikut:

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis data deskriptif adalah kegiatan analisis data dengan cara

menggambarkan keadaan data yang terkumpul dari tiap variabel. Berdasarkan

Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score). Adapun rumus dari Weight Means

Score (WMS) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

X̅ = Rata-rata skor responden

X = Jumlah Skor dari jawaban responden

n = Jumlah Responden

Langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data dengan

menggunakan rumus WMS ini adalah sebagai berikut:

1. Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban.

2. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif pilihan jawaban yang dipilih.

3. Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikaitkan

dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

�̅� = 𝑋

𝑛

77

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom.

5. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel konsultasi

hasil perhitungan WMS di bawah ini:

Tabel 3.13

Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Reting Nilai Kriteria

4,01 – 5,00 Sangat Tinggi

3,01 – 4,00 Tinggi

2,01 – 3,00 Cukup

1,01 – 2,00 Rendah

0,01 – 1,00 Sangat Rendah

Sumber :Diadaptasi dari Akdon dan Hadi (2005, hal. 39)

2. Persyaratan Pengujian Hipotesis

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan

apakah pengolahan data menggunkan analisis data parametrik atau nonparametrik.

Dalam penelitian ini pengujian menggunakan bantuan program SPSS For

Windows 20.0 atau dapat pula menggunakan rumus Chi Kuadrat.

X² =Ʃ(𝑂₁ − 𝐸₁)

𝐸₁

Keterangan:

X²= Chi Kuadrat yang dicari

O₁= Frekuensi hasil penelitian

E₁= Frekuensi

Dalam menjelaskan hasil uji apakah sebuah distribusi data dapat dikatakan

normal atau tidak dengan pedoman pengambilan keputusan:

a. Jika nilai X2hitung ≥ X2

tebel, artinya distribusi tidak normal

b. Jika nilai X2hitung ≤ X2

tebel, artinya distribusi normal

78

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Uji Linieritas Data

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang

linier antara masing-masing variabel. Uji persyaratan data ini dilakukan untuk

memutuskan apakah akan digunakan statistik parametrik atau nonparametrik. Uji

linearitas dilakukan dengan uji kelinearan regresi dengan uji-t. Pengujian

linearitas data meliputi data efektivitas sekolah, kepemimpinan kepala sekolah,

iklim sekolah. Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara masing-masing

variabel bebas dengan variabel terikat maka dilakukan uji hipotesis, yakni:

H0: Tidak terdapat hubungan linear diantara variabel-variabel yang diuji.

Ha: Terdapat hubungan linear diantara variabel-variabel yang diuji

Adapun untuk kriteria pengujian hipotesis di atas adalah sebagai berikut:

Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha diterima.

Uji linearitas dapat dilihat dari nilai signifikasi dari deviation of linearity

untuk X1 terhadap Y dan X2 terhadapt Y, serta X1 dan X₂ terhadap Y. Apabila

nilai signifikasi < 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

Setelah selesai pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis

untuk menganalis data yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Berikut ini hal-hal

yang akan di analisis berdasarkan hubungan antara variabel yaitu sebagai berikut :

a. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara

variabel X1 terhadap Y, X2 terhadap Y Variable X1 dan X2 terhadap Y. Ukuran yang

digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik

parametrik, yaitu teknik korelasi Product Moment.

Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

79

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1) Membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi pearson product

moment.

2) Mencari rhitung dengan cara memasukkan angka statistik dari tabel

penolong sesuai rumus.

3) Menafsirkan besarnya koefisien korelasi dengan klasifikasi yang diperoleh

dari Akdon (2008, hlm. 188) sebagai berikut:

Tabel 3.14

Kriteria Harga Koefisien Korelasi

b. Uji Signifikansi

Pengujian signifikansi koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengukur

tingkat signifikasi keterkaitan antara variabel X1, X2 dan variabel Y. Untuk

menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel X1, X2 dan variabel Y,

maka digunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008, hlm. 188) berikut:

Keterangan :

thitung = Nilai t

r = Nilai Koefisien Korelasi

n = Jumlah Sampel

Membandingkan thitung denganttabel untuk α = 0,05, uji satu pihak, dan derajat

kebebasan (dk) = n – 2, dengan kaidah pengujian sebagai berikut:

Jika thitung ≥ttabel, maka Ho ditolak artinya signifikan, dan

Jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima artinya tidak signifikan.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟√𝑛 − 2

√1 − 𝑟2

80

Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Uji Koefisien Determinasi

Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui

besarnya kontribusi variabel X1 terhadap variabel Y, X2 terhadap variabel Y dan

X1, X2 terhadap variabel Y untuk mengujinya dipergunakan rumus yang

dikemukakan oleh Akdon (2008, hlm. 188) sebagai berikut:

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Diterminan

r2 =Nilai Koefisien Korelasi

d. Analisis Regresi

Analisis regresi berganda parsial merupakan analisis yang melakukan

prediksi seberapa tinggi nilai dependen (variable Y) jika variable independen

(variable X1 dan X2) diubah. Perhitungan analisis regresi menggunakan bantuan

komputer yaitu SPSS 20,0. for Windows. Setelah dipereoleh harga a dan b akan

dihasilkan suatu persamaan berdasarkan rumus regresi sederhana Y atas X.

KP = r2 x 100 %