bab iii metode penelitian a. lokasi...

12
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ditentukan secara purposive (sengaja). Lokasi terletak di terminal Kota Batu. Penyebaran kuesioner yang terletak di terminal kota Batu adalah untuk menjawab rumusan masalah. Memilih lokasi terminal kota Batu karena terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang dan banyak sekali supir-supir angkutan berkerumun di lokasi tersebut. B. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang tersusun secara sistematis antara bagian-bagian, fenomena, dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam objek penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah agar dapat mengembangkan dengan model yang matematis dengan teori-teori, penelitian terdahulu serta adanya hipotesis yang berkaitan dengan suatu kejadian atau fenomena yang terjadi. C. Populasi dan teknik penentuan sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono: 2015). Untuk sampel dalam penelitian ini menggunakan metode random sampling. Dalam metode random sampling ini semua supir angkutan kota di kota Batu memiliki kemungkinan sama

Upload: others

Post on 31-Dec-2019

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ditentukan secara purposive (sengaja). Lokasi terletak di

terminal Kota Batu. Penyebaran kuesioner yang terletak di terminal kota Batu adalah

untuk menjawab rumusan masalah. Memilih lokasi terminal kota Batu karena

terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan

menaikkan penumpang dan banyak sekali supir-supir angkutan berkerumun di lokasi

tersebut.

B. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu

penelitian yang tersusun secara sistematis antara bagian-bagian, fenomena, dan

hubungan-hubungan yang terdapat dalam objek penelitian. Tujuan dari penelitian ini

adalah agar dapat mengembangkan dengan model yang matematis dengan teori-teori,

penelitian terdahulu serta adanya hipotesis yang berkaitan dengan suatu kejadian atau

fenomena yang terjadi.

C. Populasi dan teknik penentuan sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono: 2015). Untuk sampel

dalam penelitian ini menggunakan metode random sampling. Dalam metode random

sampling ini semua supir angkutan kota di kota Batu memiliki kemungkinan sama

27

untuk diambil dalam pelaksanaan survey wawancara dan pemberian kuisioner supir

angkutan kota. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh supir angkutan kota yaitu

356 unit armada untuk melayani berbagai rute tujuan.

Besarnya jumlah sampel yang harus diambil dari populasi dalam suatu kegiatan

penelitian sangat tergantung dari keadaan populasi itu sendiri, semakin homogeny

keadaan populasinya maka jumlah sampel semakin sedikit, begitu juga sebaliknya.

Adapun penentuan jumlah sampel yang dikembangkan olah Roscoe dalam sugiyono

(2010) adalah bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate

(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali

dari jumlah variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan 5 variabel (1

indepeden dan 4 dependen), maka jumlah anggota sampel 5x10=50. Karena populasi

banyak, jadi memutuskan untuk menambah sampel sebanyak 75 responden.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pendapatan supir angkutan kota

di Kota Batu. Sedangkan variabel independen yang digunakan adalah curahan jam

kerja, jumlah penumpang, jumlah tanggungan keluarga dan biaya operasional.

1. Variabel dependen

a. Pendapatan (Y) adalah Penghasilan yang diterima supir angkutan kota di Kota

Batu setelah dikurangi dengan biaya operasional (penghasilan bersih) dalam

satuan ribu rupiah.

28

2. Variabel independen

a. Curahan jam kerja (X1) adalah Jumlah jam kerja supir angkutan dalam satu

hari dengan satuan jam.

b. Jumlah penumpang (X2) adalah Banyaknya penumpang yang menggunakan

jasa angkutan umum dalam satu rit dan dikalkulasikan dalam satu hari dalam

satuan orang.

c. Jumlah tanggungan keluarga (X3) adalah Jumlah seluruh anggota keluarga

yang harus ditanggung supir angkutan dalam satu keluarga, dalam satuan

orang.

d. Biaya operasional (X4) adalah Biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan

angkutan, dalam satuan ribu rupiah yang meliputi bahan bakar, setoran yang

harus dikeluarkan, dan kebutuhan lainnya atau pengeluaran yang dikeluarkan

dalam sehari untuk biaya operasional kalau sedikit maka pendapatan yang

dihasilkan semakin banyak.

E. Jenis dan sumber data

Ada banyak sekali jenis dan sumber data yang digunakan untuk memperoleh

data, tetapi tidak semua teknik ini dapat digunakan tetapi harus disesuaikan dengan

hal yang menjadi subyek penelitian. Adapun jenis dan sumber data dalam penelitian

ini adalah data primer. Data primer adalah data yang dapat diperoleh dari lapangan

atau tempat penelitian. Data-data diperoleh dari informan kunci yaitu para pengemudi

supir angkutan kota. Data diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan

berdasar pada kuesioner.

29

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu hal yang harus dilakukan guna

mencapai tujuan penulisan. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode

pengumpulan data, yakni:

1. Membuat data pertanyaan (kuesioner). Kuesioner menurut Sugiyono (2013)

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.

2. Teknik wawancara, Menurut Estaberg dalam Sugiyono (2013) wawancara

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya

jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

3. Teknik dokumentasi, Menurut Sugiyono (2013) dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk gambar

misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Validitas

Menurut Azwar dalam Zulkifli (2009) menyatakan bahwa validitas berasal dari

kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan

memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara

tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya

30

pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur dari pengukuran tersebut merupakan besaran

yang mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa yang

diukur.

Nilai koefisien korelasi baik skor butir dikotomi maupun skor butir politomi

untuk masing-masing butir dibandingkan dengan nilai koefisien korelasi yang ada di

tabel-r pada alpha tertentu misalnya = 0,05. Jika koefisien korelasi skor butir dengan

skor total lebih besar dari koefisien korelasi dari tabel-r, koefisien korelasi butir

signifikan dan butir tersebut valid secara empiris.

Validitas eksternal dapat berupa hasil ukur tes baku atau tes yang dianggap

baku dapat pula berupa hasil ukur lain yang sudah tersedia dan dapat dipercaya

sebagai ukuran dari suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Validitas

eksternal diperlihatkan oleh suatu besaran yang merupakan hasil perhitungan

statistika.

Jika kita menggunakan hasil ukur tes yang sudah baku sebagai kriteria

eksternal, maka besaran validitas eksternal dari tes yang kita kembangkan didapat

dengan jalan mengkorelasikan skor hasil ukur tes yang dikembangkan dengan skor

hasil ukur tes baku yang dijadikan kriteria. Semakin tinggi koefisien korelasi yang

didapat, maka validitas tes yang dikembangkan juga makin baik. Kriteria yang

digunakan untuk menguji validitas eksternal digunakan nilai r-tabel.

Jika koefisien korelasi antara skor hasil ukur tes yang dikembangkan dengan

skor hasil ukur tes baku lebih besar daripada r-tabel maka tes yang dikembangkan

31

adalah valid berdasarkan kriteria eksternal yang dipilih (hasil ukur instrumen baku).

Jadi keputusan uji validitas dalam hal ini adalah mengenai valid atau tidaknya tes

sebagai suatu kesatuan, bukan valid atau tidaknya butir tes seperti pada validitas

internal.

2. Uji Reliabilitas

Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat ukur berkaitan erat dengan

masalah kekeliruan pengukuran. Kekeliruan pengukuran sendiri menunjukkan sejauh

mana inkonsistensi hasil pengukuran terjadi apabila dilakukan pengukuran ulang

terhadap kelompok subyek yang sama. Sedangkan konsep reliabilitas dalam arti

reliabilitas hasil ukur berkaitan erat dengan kekeliruan dalam pengambilan sampel

yang mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan ulang

pada kelompok yang berbeda. Menurut Sudjana dalam Zulkifli (2009) menyatakan

bahwa reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam

menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan

akan memberikan hasil yang relatif sama.

Jika terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil ukur melalui butir yang satu

kontradiksi atau tidak konsisten dengan hasil ukur melalui butir yang lain maka

pengukuran dengan tes (alat ukur) sebagai suatu kesatuan itu tidak dapat dipercaya.

Dengan kata lain tidak reliabel dan tidak dapat digunakan untuk mengungkap ciri

atau keadaan yang sesungguhnya dari obyek ukur. Kalau hasil pengukuran pada

bagian obyek ukur yang sama antara butir yang satu dengan butir yang lain saling

kontradiksi atau tidak konsisten maka kita jangan menyalahkan obyek ukur,

32

melainkan alat ukur (tes) yang dipersalah-kan dengan mengatakan bahwa tes tersebut

tidak reliabel terhadap obyek yang diukur.

Interpretasi terhadap koefisien reliabilitas merupakan intrepretasi relatif, artinya

tidak ada batasan mutlak yang menunjukkan berapa angka koefisien minimal yang

harus dicapai agar suatu pengukuran dapat disebut reliabel. Namun, memberikan

informasi tentang hubungan varians skor teramati dengan varians skor sejati

kelompok individu.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari hasil penyebaran kuisioner, data

tersebut diolah dan dianalisis. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan

program komputer SPSS. Pengujian hipotesis dilakukan dengan model regresi linier

berganda . Analisa regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh

jumlah tanggungan keluarga, curahan jam kerja, jumlah penumpang dan biaya

operasional terhadap pendapatan sopir angkutan kota. Rumus regresi linier berganda

adalah sebagai berikut :

Y = β0 + β1x1 + β2x2 + β3x3 + β4x4

Y = Pendapatan

β0 = Koefisien konstanta

β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi

x1= Curahan jam kerja

x2= Jumlah penumpang

x3= Jumlah tanggungan keluarga

33

x4= Biaya operasional

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013) mengemukakan bahwa Uji normalitas bertujuan untuk

mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya

dengan mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Untuk

menguji suatu data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan

menggunakan grafik normal plot. Dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar

pengambil keputusan (Ghozali, 2011) menyatakan bahwa jika data menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memnuhi asumsi

normalitas. jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (Independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah

variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol

(Ghozali, 2009).

34

Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas di dalam model regresi,

dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran

ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang

terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance

yang tinggi sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/ Tolerance). Nilai cutoff

yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai

Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF >10 dengan tingkat kolonieritas 0,95

(Ghozali, 2009).

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2009).

Uji autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin-Watson. Jika nilai Durbin-

Watson berkisar antara nilai batas atas ( ) maka diperkirakan tidak terjadi

autokorelasi. Dasar pengambilan keputusan uji autokorelasi adalah sebagai berikut:

a. Jika d < dL atau d > 4-dL maka Ho ditolak

b. Jika dU < d < 4-dU maka gagal tolak Ho

35

c. Jika dL < d < dU atau 4-dU < d < 4-dL maka uji Durbin Watson tidak

menghasilkan hasil yang akurat (inconclusive)

d. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan

variansi dari residual sutu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi

(Ghozali,2013). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Jika

ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur,

maka telah terjadi heterokedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta

titik-titik menyebar maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Menurut (Ghozali, 2011) model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

e. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang

digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu studi

empiris sebaiknya berbetuk linear, kuadrat atau kubik. Dengan uji linearitas akan

diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat atau kubik

(Ghozali, 2005).

Dalam uji linearitas dengan bantuan SPSS 16, apabila nilai signifikan yang

didapat lebih dari 0,05 maka hubungan kedua variabel dikatakan linear. Sedangkan

jika nilai signifikan yang didapat kurang dari 0,05 maka dikatakan hubungan antara

kedua variabel tersebut tidak linear.

36

f. Uji hipotesis

1) Uji-t

Menurut (Ghozali, 2009) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel

dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 ( =

5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan criteria sebagai berikut:

a) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis nol diterima (koefisien regresi

tidak signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

b) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka hipotesis nol ditolak (koefisien regresi

signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2) Uji-f

Uji statistik f pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen

atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2009). Pengujian dilakukan

dengan menggunakan tingkat signifikan 0,05 ( = 5%).

3) Koefisien determinasi

Koefisien determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Nilai ( ) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

37

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,

2009).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap

jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu

variabel independen, maka ( ) pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak

peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted pada saat mengevaluasi

mana model regresi terbaik. Tidak seperti dapat naik atau turun apabila satu

variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2009).