bab iii metode penelitian a. lokasi penelitian, populasi...
TRANSCRIPT
39 Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
1. Lokasi Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengambil tempat di SMA
Negeri 1 Lembang tepatnya di Jl. Maribaya Kabupaten Bandung Barat. Adapun
waktu pelaksanaannya yaitu pada bulan Maret 2014.
SMA Negeri 1 Lembang merupakan sekolah yang lokasinya lumayan
dekat dari kampus UPI sehingga mudah dijangkau oleh penulis. Sekolah ini juga
merupakan sekolah yang dijadikan sebagai tempat PPL (Praktek Kerja Lapangan)
oleh penulis selama satu semester sehingga peneliti setidaknya mengetahui
bagaimana keadaan sekolah dan mengenal guru-guru serta siswa-siswinya dan hal
ini memudahkan bagi penulis dalam membantu proses penelitian
2. Populasi Penelitian
Untuk memperoleh sumber data dalam menganalisis suatu objek
penelitian, diperlukan adanya populasi dan teknik penarikan sampel. Selain itu,
dalam penelitian juga diisyaratkan adanya data yang akurat dari sumber data yang
dapat dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan tujuan penelitian.
Sugiyono (2012, hlm. 80) mengungkapkan bahwa “populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Senada dengan Sugiyono, Sukardi (2004, hlm.
53) berpandangan bahwa “populasi adalah semua anggota kelompok manusia,
binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan
secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian”.
Dengan demikian penelitian tidak hanya menjadikan manusia sebagai
objek, akan tetapi objek lain juga bisa diteliti. Populasi juga bukan hanya objek
atau subjek, populasi juga meliputi karakteristik atau sifat yang dimiliki objek
40
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau subjek itu sendiri. Adapun populasi yang peneliti gunakan adalah seluruh
siswa SMA Negeri 1 Lembang yang mengikuti ekstrakurikuler keagamaan baik
yang sudah menjadi pengurus maupun masih anggota.
3. Sampel Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel
Sugiyono (2012, hlm. 81) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan Sukardi
(2004, hlm. 54) mengungkapkan bahwa “sampel adalah sebagian dari jumlah
populasi yang dipilih untuk sumber data tersebut”.
Dengan demikian apabila populasi besar, peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu.
Teknik penarikan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah studi sensus.
Arikunto (2010b, hlm. 185) “apabila peneliti ingin meneliti semua elemen yang
ada dalam wilayah penelitian, maka studi atau penelitiannya disebut studi
populasi atau studi sensus”. Penelitian populasi dilakukan apabila ingin melihat
semua liku-liku yang ada di dalam populasi. Karena subjeknya meliputi semua
yang terdapat di dalam populasi, maka peneliti mengambil responden dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa yang tergabung dalam kepengurusan dan
anggota IKRISMA (Ikatan Remaja Mesjid Al-amanah). Jumlah responden yang
berpartisipasi berjumlah 54 orang siswa. Berikut adalah daftar responden yang
menjadi sample penelitian :
Tabel 3.1
Anggota Sampel Penelitian siswa yang mengikuti ekstrakurikuler keagamaan
No. Nama Responden Kelas No. Nama Responden Kelas
1 Asep Yuhandi XII IPA 2 28 Irfan Permana XI IPS 4
2 Dian Wulansari XII IPA 3 29 Reni Astuti X SOS 5
3 Rani Suryani XII IPA 1 30 Restian Suryani XI IPA 4
4 Novi Sulastini XII IPA 2 31 Lisnawati XI IPA 4
5 Muhammad Malih XII IPA 1 32 Via Oktapiani XII IPS 4
6 Nisa Yunita XII IPA 2 33 Leni Isrianti XI IPA 3
41
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7 Fazar Sukmawan XII IPS 5 34 Syiva Silvia XI IPA 3
8 Maulana Yusuf XII IPS 3 35 Indira Istifarin XI IPA 1
9 Wawan Setiawan XII IPA 2 36 Chandra Wulandari XI IPA 3
No. Nama Responden Kelas No. Nama Responden Kelas
10 Yopi Supriyana XII IPA 4 37 Yana Muhamadinah XII IPA 4
11 Anwar Hudaya XII IPA 1 38 Dinni Septiyani XI IPS 3
12 Dita Sukmayanti X MS 1 39 Rohimat NH XI IPS 4
13 Ayu Wulan W X MS 1 40 Afni Nur Alifah XI IPA 2
14 Ryan Saepul Hayat X MS 5 41 Silvi Salamatu W XI IPS 4
15 Lia Lestari X MS 1 42 Nadya FW X SOS 5
16 Nur Jihan F X SOS 5 43 Nurul Ulfi R X MS 2
17 Muhammad Nuha X SOS 4 44 Rina Sumarni X MS 3
18 Hanan Sadikin X MS 1 45 Maria Ulfah XI IPA 5
19 Sonya Permata XI IPA 2 46 Fitri Milati H XI IPS 2
20 Aep Saepudin XI IPA 5 47 Yuliana XI IPA 5
21 Syifa Islamiati XI IPA 2 48 Siti Nur Azizah X MS 2
22 Indah Nurur Rohmi XI IPA 3 49 Nuraeni X MS 1
23 Rani Triani XI IPA 2 50 Wiwin Winarti X MS 2
24 Qabul Muhammad XI IPA 2 51 Fatin Fauziyyah XI IPA 2
25 Siti Utami N XI IPA 1 52 Nita Pramesti N XI IPA 2
26 Rian Rizki XI IPS 4 53 Tegar Cahyo S XI IPA 1
27 Putri Wulandari XI IPA 2 54 Reno Reptri J XI IPS 1
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 7), “kuantitatif dinamakan metode
tradisonal, karena metode ini sudah cukup lama digunakan, disebut juga metode
positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivism”. Metode ini disebut
dengan metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu empiris,
obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini disebut kuantitatif karena
data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
C. Metode Penelitian
Seorang peneliti hendaknya menentukan metode apa yang digunakan
terlebih dahulu sebelum melaksanakan suatu penelitian. Metode penelitian yang
42
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan peneliti adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. West (dalam Sukardi, 2004, hlm. 157) mengungkapkan bahwa,
penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan
dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif
adalah suatu bentuk penelitian yang ditujuan untuk mendeskripsikan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena
perbuatan manusia.
Selanjutnya, West (dalam Sukardi, 2004, hlm. 157) menjelaskan bahwa,
dengan metode deskriptif, peneliti memungkinkan untuk melakukan
hubungan antarvariabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi,
dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal. Selain itu,
penelitian deskriptif juga merupakan penelitian dimana pengumpulan data
untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan
dengan keadaan dan kejadan sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek
atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.
Metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian berdasarkan
filsafat positivisme, digunakan pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik,
dengan tujuan untuk menguji dimana sampe tersebut diambil (Arikunto, 2010a,
hal. 9).
Alasan peneliti menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif adalah karena untuk mendapatkan data yang riil yang terjadi
di lapangan pada saat melakukan penelitian dan setelah mendapatkan data
kemudian dianalisis. Selain itu, penulis ingin memperoleh gambaran antara tiga
variabel, yaitu dua variabel bebas (X1 dan X2) dan satu variabel terikat (Y).
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami dan menafsirkan variabel
dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut:
1. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
43
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dimaksud dalam penelitian ini ialah
mata pelajaran PAI. Adapun prestasi belajar PAI adalah nilai raport PAI dari
aspek kognitif yang diraih responden.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan
Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan yang dimaksud dalam penelitian ini
ialah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang ada di sekolah yang diteliti.
Dalam penelitian ini kegiatan ekstrakurikuler keagaman merupakan variabel
bebas kedua yang akan menjadi tolak ukur akhlak mulia siswa. hal ini dilihat
dengan cara menyebarkan angket kegiatan ekstrakurikuler keagamaan. Adapun
yang menjadi indikator dalam variabel ini adalah minat, waktu, ketaatan,
intensitas, dan manfaat.
3. Akhlak mulia
Akhlak mulia yang dimaksud dalam penelitian ini ialah akhlak mulia
siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah yang
diteliti. Dalam penelitian ini akhāq mulia merupakan variabel terikat. hal ini akan
dilihat dengan cara menyebarkan angket kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
Adapun yang menjadi indikator dalam variabel ini adalah akhlak terhadap Allah
Swt., akhlak terhadap orangtua dan keluarga, akhlak terhadap guru dan peraturan
sekolah, akhlak terhadap teman, dan akhlak terhadap diri sendiri.
E. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2012, hlm. 102) menjelaskan bahwa, “instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”. Senada
dengan Sugiyono, Arikunto (2010b, hlm. 203) menjelaskan instrumen penelitian
adalah “alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
agar pekerjaan mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cepat, lengkap, dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah.”
Instrumen disajikan dalam bentuk dokumentasi dan angket. dokumentasi
untuk mencari variabel X1 (Bebas/ Indevendent Variabel), variabel ini merupakan
44
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
variabel pertama yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat (Devendent Variabel). Variabel X1 dalam penelitian ini
adalah Mata Pelajaran PAI dengan mengkaji prestasi nilai PAI yang diraih
responden. Kemudian angket yang digunakan merupakan angket tertutup yang
memiliki sifat langsung dan angket yang tersebut terdiri dari 81 pertanyaan. 31
pertanyaan merupakan angket tentang kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan 50
pertanyaan merupakan angket tentang akhlak. Adapun kisi-kisi instrumen
kegiatan ekstrakurikuler dan akhlak adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan
NO. KOMPONEN RINCIAN NO. ITEM
+ – Σ
1. Kegiatan
Ekstrakurikuler
Keagamaan
a. Minat mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan
b. Menyediakan waktu
mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler
keagamaan
c. Ketaatan terhadap
kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan
d. Intensitas mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan
e. Manfaat mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan
1, 14,
3, 15
4, 16
5, 6, 10, 17,
26, 27, 3
7, 8, 19, 28
9, 18, 25
11,20,30
22
2, 12, 21,
23, 29
13, 24,
5
5
3
12
6
Jumlah item 17 14 31
Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket Penelitian Akhlak
NO. KOMPONEN
AKHLAK RINCIAN PERILAKU AKHLAK
JML ITEM
+ – Σ
45
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Akhlak terhadap
Allah
Mengukur kualitas perilaku akhlak
mulia siswa terhadap Allah dan
Rasulullah, yakni:
a. Mentaati Allah
b. Ṣalat khusyū’
c. Ṣalat malam
d. Ṣalat sunat menyertai shalat 5
waktu
e. Puasa untuk meningkatkan taqwa
f. Puasa sunat
g. Beribadah secara ikhlas
8
1
2
1
1
1
1
1
8
1
2
1
1
1
1
1
16
2
4
2
2
2
2
2
2. Akhlak terhadap
orangtua dan
keluarga
Mengukur kualitas perilaku akhlak
mulia siswa terhadap orang tua dan
keluarga, yakni:
a. Berbakti kepada ibu-bapak
b. Lebih mendahulukan bakti
kepada ibu
c. Menyampaikan amanah orangtua
d. Membantu permasalahan saudara
4
1
1
1
1
4
1
1
1
1
8
2
2
2
2
3. Akhlak terhadap
guru dan aturan
sekolah
Mengukur kualitas perilaku akhlak
mulia siswa terhadap guru dan aturan
sekolah, yakni:
a. Sopan santun
b. Melaksanakan perintah guru
c. Mentaati aturan yang ada di
sekolah
4
2
1
1
4
1
1
1
8
3
2
2
4. Akhlak terhadap
teman
Mengukur kualitas perilaku akhlak
mulia siswa terhadap teman, yakni:
a. Berbuat ihsan
b. Meminta maaf dan memaafkan
c. Berterima kasih atas kebaikan
orang
d. Menutup `aib
4
1
1
1
1
4
1
1
1
1
8
2
2
2
2
5. Akhlak terhadap
diri sendiri
Mengukur kualitas perilaku akhlak
mulia siswa terhadap dirinya sendiri,
yakni:
a. Kejujuran vs dusta, khianat,
ingkar janji
b. Tawaḍu` (rendah hati) vs
sombong
c. Menahan amarah vs marah dan
dendam
d. Sederhana vs boros
5
2
1
1
1
5
2
1
1
1
10
4
2
2
2
JUMLAH ITEM 25 25 50
46
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Proses Pengembangan Instrumen
Sebelum penulis melakukan pengolahan data berikutnya, terlebih dahulu
penulis melakukan uji validitas dan uji realibilitas. Uji validitas dan realibilitas
tersebut dilakukan hanya untuk alat utama pengumpul data yaitu angket.
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kebenaran suatu instrumen. Arikunto (dalam Riduwan, 2013 hlm.
97) mengungkapkan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur”. Sedangkan Sugiyono (2012,
hlm. 121) menjelaskan, “hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara
data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang
diteliti”. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Dengan demikian uji validitas ini
dilakukan untuk mengetahui kevalidan dari suatu instrumen, artinya bahwa
instrumen yang dipakai benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Sebelum melaksanakan penelitian, Peneliti melaksanakan uji validitas
angket terlebih dahulu karena angket yang baik adalah angket yang sudah
diketahui kevalidannya dengan diujicobakan. Uji validitas hanya dilakukan pada
instrumen kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, sedangkan instrumen akhlak
tidak diuji validitas karena sudah digunakan.
Peneliti melakukan validitas isi dengan pendekatan panel juri.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Zainal (2012, hlm. 248) bahwa, “Pengujian
validitas isi dapat menggunakan dua pendekatan yakni panel juri dan validitas
muka”. Selanjutnya, Zainal (2012, hlm 249) juga mengungkapkan :
Untuk menguji apakah butir – butir yang digunakan untuk mengukur
sebuah konsep tertentu telah memadai atau mampu menggambarkan maka
butir – butir tersebut dimintakan evaluasinya kepada sekelompok juri atau
penilai yang dianggap profesional dibidang itu.
47
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Validitas isi dilakukan dengan cara kisi-kisi instrumen yang telah
terbentuk sebelum peneliti pergunakan di lapangan terlebih dulu peneliti
mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing dan dosen ahli, adapun dosen
yang mengevaluasi angket penelitian ini diantaranya: Drs. Udin Supriadi, M.Pd.,
Dr. Wawan Hermawan, M.Ag., Drs. Toto Suryana, M.Pd., dan Dr. Edi Suresman,
S.Pd. M.Ag.
Berdasarkan judgment dari dosen tersebut didapatkan hasil 31 buah item
intrumen yang selanjutnya oleh peneliti lakukan validitas kriteria. Instrumen hasil
validitas isi ini dilampirkan.
Dalam uji validitas ini, peneliti menggunakan software SPSS versi 20
dengan alasan agar mudah untuk dikerjakan dan data tidak keliru. Peneliti
melaksanakan uji validitas di sekolah yang sederajat dengan sekolah yang
dijadikan objek penelitian. Adapun uji coba angket dilakukan di SMA Negeri 15
Bandung. Adapun langkah pengujiannya sebagai berikut :
a. Buka file data hasil penelitian yang akan diolah
b. Pilih menu statistic/ analyze, kemudian pilih submenu correlate, lalu
bivariate
c. Box variabel diisi skor butir pertanyaan dan skor total variabel (dilakukan
satu persatu konstruk)
d. Pilih coeficient correlation pearson
e. Tekan OK (muncul output SPSS)
Berikut ini adalah hasil dari pengujian validitas menggunakan bantuan
software SPSS versi 20 (lihat lampiran no. 12).
Dari hasil perhitungan software SPSS versi 20 tersebut, bila nilai korelasi
diatas 0,05 maka item tersebut valid. Tabel diatas menunjukkan bahwa koefisien
korelasi terendah adalah -0,548 dan yang tertinggi 0,702. Jadi, dapat dinyatakan
bahwa item yang valid sebanyak 31 item (dapat dilihat pada kolom Corrected
Item-Total Corelation) dan item yang invalid hanya 4 item. Berikut interpretasi
dari setiap itemnya:
Tabel 3.4
48
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Interpretasi Uji Validitas
No.
Item
Nilai
Korelasi Interpretasi Keterangan
No.
Item
Nilai
Korelasi Interpretasi Keterangan
1 0,529 Valid Digunakan 19 0,090 Valid Digunakan
2 0,263 Valid Digunakan 20 0,454 Valid Digunakan
3 0,449 Valid Digunakan 21 0,465 Valid Digunakan
4 0,553 Valid Digunakan 22 0,216 Valid Digunakan
5 0,554 Valid Digunakan 23 0,442 Valid Digunakan
6 0,547 Valid Digunakan 24 0,528 Valid Digunakan
7 0,333 Valid Digunakan 25 0,701 Valid Digunakan
8 0,366 Valid Digunakan 26 0,393 Valid Digunakan
9 -0,002 Invalid Tidak
digunakan 27 0,423 Valid Digunakan
10 0,453 Valid Digunakan 28 0,536 Valid Digunakan
11 0,421 Valid Digunakan 29 0,533 Valid Digunakan
12 0,004 Invalid Tidak
digunakan 30 0,702 Valid Digunakan
13 0,634 Valid Digunakan 31 0,680 Valid Digunakan
14 -0,057 Invalid Tidak
digunakan 32 0,407 Valid Digunakan
15 0,249 Valid Digunakan 33 0,609 Valid Digunakan
16 0,433 Valid Digunakan 34 -0,548 Invalid Tidak digunakan
17 0,595 Valid Digunakan 35 0,241 Valid Digunakan
18 0,604 Valid Digunakan
2. Uji Reliabilitas
Arikunto (2010a, hlm. 221) menyatakan bahwa, “reliabilitas merupakan
persyaratan pokok dari instrumen pengumpulan data”. Hal ini berarti bahwa
instrumen tidak akan bisa dipakai tanpa melaksanakan uji reliabilitas terlebih
dahulu.
Sementara itu Sunyoto (2010, hlm. 83) mengungkapkan bahwa
“reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk”. Butir pertanyaan dikatakan reliabel atau
handal atau baik apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan tersebut
konsisten. Dapat dinyatakan bahwa reliabilitas harus menunjukan pada sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik.
49
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam uji reliabilitas, Sunyoto (2010, hlm. 84) menjelaskan bahwa,
“peneliti menggunakan cara one shot atau pengukuran sekali saja. Perlu diketahui
bahwa pengukuran reliabilitas dilakukan dengan dua cara yaitu yakni repeated
measure atau pengukuran ulang dan one shot atau pengukuran sekali saja.”
Peneliti mengukur kehandalan butir pertanyaan dengan sekali
menyebarkan kuesioner pada responden, kemudian hasil skornya diukur
korelasinya antar skor jawaban pada butir pertanyaan yang sama dengan bantuan
komputer program SPSS statistik 20 dengan fasilitas Cronbach Alpha (α). Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha >
0,60. Adapun langkah analisisnya sebagai berikut:
a. Buka file data hasil penelitian yang akan diolah
b. Pilih menu statistic/analyze, kemudian pilih submenu scale, lalu pilih
reliability analysis
c. Masukkan skor pertanyaan tiap konstruk kedalam box items
d. Kemudian pilih alpha
e. Klik statistic, muncul windows reliability analysis statistic
f. Bagian descriptive for item, scale, scale if item deleted dan correlation
g. Kemudian klik continue
h. Klik OK (selesai)
Dalam uji realibilitas ini terdapat kriteria tinggi rendahnya koefisien
realibilitas instrument. Adapun klasifikasi koefisien korelasi menurut Azwar
(2012, hlm. 149) :
Tabel 3.5
Koefisien Reliabilitas Instrumen Menurut Gulidford
Nilai Klasifikasi
< 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah
0,21 – 0,40 Derajat reliabilitas rendah
0,41 – 0,70 Derajat reliabilitas sedang
0,71 – 0,90 Derajat reliabilitas tinggi
50
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,91 – 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi
Sumber : Azwar (2012, hlm. 149)
Berikut ini adalah hasil dari pengujian reliabilitas menggunakan bantuan
software SPSS versi 20 :
Tabel 3.6
Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Menggunakan software SPSS versi 20
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of Items
,867 ,882 35
Dari uji reliabilitas ini dihasilkan, bahwa instrumen yang diujikan
memiliki nilai reliabilitas 0,867 (lihat pada kolom Cronbach’s Alpha). Data ini
menunjukkan bahwa instrumen memiliki reliabilitas tinggi.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan
informasi atau keterangan mengenai suatu objek penelitian. Tujuan dari teknik
pengumpulan data adalah untuk memperoleh ukuran tentang pengaruh PAI dan
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan terhadap peningkatan akhlak mulia siswa.
Dalam pelaksanaaan pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa
cara atau alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang disebut
dengan istilah teknik pengumpulan data.
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti
yaitu dengan cara:
1. Angket
51
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono (2012, hlm. 142) menjelaskan bahwa, “angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.
Pada tahap pelaksanaanya peneliti menyebarkan angket berisi daftar
pertanyaan dan pernyataan yang harus diisi siswa untuk mendapatkan skor akhlak
siswa. Angket ini disampaikan pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Lembang.
Bentuk angket yang diberikan kepada seluruh siswa yang tergabung dalam
keanggotaan dan kepengurusan Ikrisma (Ikatan Remaja Islam Mesjid Al-Amanah)
SMA Negeri 1 Lembang adalah angket tertutup dengan menggunakan kategori
Likert skala penilaian tiga, yaitu pada setiap pertanyaan telah disediakan alternatif
jawaban untuk dipilih oleh setiap responden.
Penggunaan angket tertutup dengan menggunakan kategori Likert skala
penilaian tiga dalam penelitian ini didasarkan pada beberapa alasan diantaranya
yaitu: a) sesuai dengan permasalahan yang diteliti yaitu bersifat kuantitatif; b)
responden lebih leluasa dalam memberikan jawaban; c) waktu yang diperlukan
relatif singkat dalam penghimpunan data; d) pengumpulan data akan lebih efisien
ditinjau dari segi biaya, tenaga, dan memudahkan dalam pengolahan data.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert,
yaitu dengan memberikan nilai pembobotan untuk setiap jenis pertanyaan yang
berskala ordinal. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 93) “skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang
fenomena sosial. Skor 3-2-1 digunakan untuk pertanyaan yang bersifat mendukung
dan skor 1-2-3 untuk pertanyaan yang bersifat tidak mendukung”.
Berikut adalah tabel pemberian skor terdapat dua bagian sesuai dengan
bentuk item apakah positif atau negatif.
Tabel 3.7
Pemberian Skor pada Instrumen
Bentuk
Item
Pemberian Skor
Sering Jarang Tidak Pernah
52
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
+
(Positif)
3 2 1
-
(Negatif)
1 2 3
Untuk pengkategorian interpretasinya, peneliti menggunakan tiga kategori
diagnosis untuk tingkat atau jenjangnya, adapun rumus tiga kategori ini adalah
sebagai berikut :
X < (µ - 1,0 𝜎) = Rendah
(µ - 1,0 𝜎) ≤ X < (µ + 1,0 𝜎) = Sedang
(µ + 1,0 𝜎) ≤ X = Tinggi
Sumber: Azwar (2012, hal. 149)
2. Dokumentasi
Arikunto (2010b, hlm. 274) menjelaskan bahwa,
metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Berbeda dengan metode lain,
metode dokumentasi ini tidak begitu sulit karena sumber data yang
diperoleh mash tetap dan tidak berubah.
Dalam mengumpulkan data, selain menggunakan angket dan wawancara,
peneliti juga menggunakan metode dokumentasi. Peneliti meminta data nilai mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) seluruh siswa kepada guru yang
bersangkutan. Kemudian setelah terkumpul data, peneliti mencari nilai siswa yang
aktif di ekstrakurikuler keagamaan untuk dijadikan nilai variabel penelitian yakni
variabel X1.
Selain itu, peneliti juga meminta berbagai data sekolah terutama data
ekstrakurikuler keagamaan untuk dimasukkan di penyajian data.
53
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Persyaratan Analisis Data
Peneliti disini menggunakan analisis regresi ganda. Oleh karena itu
persyaratan analisis regresi berganda menggunakan uji asumsi klasik. Uji asumsi
klasik model regresi berganda meliputi uji multikolieritas, uji heteroskedastisitas,
uji normalitas, dan uji autokorelasi.
a. Uji Multikolieritas
Sunyoto (2010, hlm. 97) mengungkapkan,
Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang
terdiri atas dua atau lebih variabel bebas/ independent variable (x1, x2, x3,
x4,....xn ), dimana akan di ukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan/
pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi
(r).
Sunyoto (2010, hlm. 97) menambahkan bahwa, “dikatakan multikolieritas,
jika koefisien korelasi antar variabel bebas ( x1 dan x2, x2 dan x3, x3 dan x4, dan
seterusnya) lebih besar dari 0,60 (pendapat lain 0,50 eqn 0,90). Dikatakan tidak
terjadi multikolinieritas dapat digunakan cara lain yaitu dengan”:
1) Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara
statistik (α)
2) Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku
kuadrat.
Nilai tolerance (α) dan variance inflation factor (VIF) dapat dicari dengan
menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut :
Besar nilai tolerance :
α = 1 / VIF
Besar nilai variance inflation factor (VIF) :
VIF = 1 / α
Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika : α hitung < α dan VIF hitung >
VIF
54
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika : α hitung > α dan VIF
hitung < VIF
Sunyoto (2010, hlm. 98) menjelaskan mengenai cara mengatasi
multikolinieritas:
1) Menghilangkan salah satu atau lebih variabel bebas yang mempunyai
koefisien korelasi tinggi atau menyebabkan multikolinieritas.
2) Jika tidak dihilangkan (nomor 1) hanya digunakan untuk membantu
memprediksi dan tidak untuk diinterpretasikan.
3) Mengurangi hubungan linier antar variabel bebas dengan menggunakan
logaritma natural (ln).
4) Menggunakan metode lain misalnya metode regresi Bayesian, dan metode
regresi ridge.
Adapun yang peneliti gunakan untuk melakukan uji multikolieritas adalah
dengan menggunakan Statistik SPSS versi 20. Langkah-langkah pengujiannya
sebagai berikut:
1) Buka file data (atau sebelumnya buat dulu data mengenai satu variabel
terikat dan dua atau lebih variabel bebas)
2) Klik menu statistic/ analyze
3) Pilih submenu regression, klik linier
4) Box dependent isikan : variabel terikatnya (Y= akhlak)
5) Box independent isikan : variabel bebasnya (X1 = PAI, X2 = Ekskul)
6) Klik method, pilih enter
7) Klik tombol statistic, akan muncul regression statistic:
Non aktifkan : estimates dan model fit
Aktifkan : covariance matrix dan collinieritas diagnotics
8) Klik continue
9) Klik OK (muncul output SPSS)
55
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Uji Heteroskedastisitas
Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau
tidaknya varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain.
Sunyoto (2010, hlm. 100) Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut
terjadi Homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut
terjadi Heteroskedastisitas.
Sunyoto (2010, hlm. 100) kemudian menjelaskan persamaan regresi yang
baik jika tidak terjadi Heteroskedastisitas. Misalkan :
1) Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas A yaitu 70, 69, 71, 73, 70 cenderung
lebih seragam atau tidak bervariasi karena selisihnya kecil, kejadian ini
disebut homoskedastisitas
2) Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas B yaitu 30, 90, 60, 80, 40 cenderung
tidak seragam atau sangat bervariasi, karena selisihnya besar, kejadian ini
disebut heteroskedastisitas
Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui grafik
scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu
X= Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat
(sumbu Y= Y prediksi – Y riil). Ketentuannya adalah:
1) Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan
data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas titik
origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur.
2) Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola
yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang.
Adapun langkah pengujiannya peneliti menggunakan Statistik SPSS versi
20 sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Sunyoto (2010, hlm. 101) sebagai
berikut :
1) Buka file data yang berisi variabel bebas dan variabel terikat
2) Klik menu statistic/ analyze
3) Pilih submenu regression, klik linier, muncul dialog linier regression
4) Box dependent isikan : variabel terikatnya (Y= akhlak)
56
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5) Box independent isikan : variabel bebasnya (X1 = PAI, X2 = Ekskul)
6) Klik plots, muncul linier regression plots dan isikan :
7) Variabel SRESID disumbu Y
8) Variabel ZPRED disumbu X
9) Klik continue
10) Klik OK (muncul output SPSS)
c. Uji Normalitas
Sunyoto (2010, hlm. 103) mengungkapkan,
Selain uji asumsi klasik multikolinieritas dan heteroskedastisitas, uji
asumsi klasik yang lain adalah uji normalitas, dimana akan menguji data
variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi
yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.
Persamaan regresi bisa dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas
dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali.
Uji asumsi klasik normalitas dalam diktat ini ada dua cara yang dibahas yaitu cara
statistik dan semi manual.
Dalam menguji data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi
normal atau tidak pada cara statistik ini melalui nilai kemiringan kurva
(skewness= α3) atau nilai keruncingan kurva (kurtosis= α4) diperbandingkan
dengan nilai Z tabel.
Rumusan nilai Z untuk kemiringan kurva (skewness) :
Z skewness = Skewness / 6 / N atau Zα3 = α3 / 6 / N
Rumusan nilai Z untuk keruncingan kurva (kurtosis) :
Z kurtosis =kurtosis / 24 / N atau Zα3 = α4 / 24 / N
Dimana N = banyak data
Ketentuan analisis :
1) Variabel (bebas atau terikat) berdistribusi normal jika Z hitung (Zα3 atau
Zα4) < Z tabel
57
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Misalnya diketahui Z5% = 1,96 (Z tabel) lebih besar dari Z hitung atau
dengan kata lain Z hitung lebih kecil dari Z tabel (1,96), dapat dituliskan Z
hitung < 1,96
3) Variabel berdistribusi tidak normal jika Z hitung (Zα3 atau Zα4) > Z tabel.
4) Misal nomor (a), dapat ditulis Z hitung > 1,96
Adapun langkah pengujian asumsi klasik normalitas Sunyoto (2010, hlm.
104)
dapat dilakukan semi manual, maksudnya kita dalam mencari nilai
skewness (α3) dan nilai kurtoris (α4) dari data variabel bebas (X) maupun
data variabel terikat (Y) menghitung dengan rumus yang ada dalam buku
statistik deskriptif, baru setelah ketemu nilainya, kemudian dicari Zα3 dan
Zα4 rumus di atas. Atau dapat pula melalui perhitungan komputer program
SPSS untuk mencari nilai skewness (α3) dan nilai kurtosis (α4)
Kemudian Sunyoto (2010, hlm. 104) menjelaskan langkah-langkahnya
sebagai berikut:
1) Buka file data yang berisi variabel bebas dan variabel terikat
2) Klik menu statistic/ analyze, pilih deskriptive statistic
3) Klik frequencies
4) Kemudian masukkan data variabel (bebas atau terikat, hanya satu variabel
dulu diolah)
5) Klik tombol statistic, tandai √ pada skewness dan kurtosis
6) Tekan continue, kemudian OK
7) Muncul output SPSS
d. Uji Autokorelasi
Sunyoto (2010, hlm. 110) menjelaskan bahwa,
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah dan
autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi
tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi baru
timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode
t (berada) dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya).
Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi
dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut :
58
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Terjadi autokorelasi positif, jika DW dibawah -2 (DW < -2)
Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada di antara -2 dan 2 atau -2 ≤
DW ≤ 2
Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW di atas +2 atau DW > +2
Sunyoto (2010, hlm. 104) kemudian menjelaskan mengenai langkah
pengujian Durbin-Watson menggunakan statistik SPSS versi 20 sebagai berikut:
1) Buka file data
2) Klik menu statistic/ analyze, pilih regression, pilih linier
3) Box dependent isikan : variabel terikatnya (Y= akhlak)
4) Box independent isikan : variabel bebasnya (X1 = PAI, X2 = Ekskul)
5) Case labels isikan : periode waktunya
6) Klik tombol statistic
7) Aktifkan durbin-watson
8) Tekan continue
9) Klik OK (muncul output SPSS)
2. Analisis Data
Untuk keperluan analisis data, peneliti menggunakan regresi sederhana
dan regresi ganda. Peneliti menggunakan kedua analisis ini adalah untuk
menjawab rumusan masalah nomor empat. Sunyoto (2010, hlm. 29)
mengungkapkan bahwa “analisis regresi adalah suatu analisis yang mengukur
pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat”. Selanjutnya Riduwan
dan Sunarto (2010, hlm. 96) menyebutkan :
Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara
sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan
datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar
kesalahannya dapat diperkercil
59
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemudian Riduwan dan Sunarto (2010, hlm. 96) menjelaskan bahwa:
kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan
atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui.
Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan
fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y).
Sunyoto (2010, hlm. 29) menjelaskan bahwa,
Jika pengukuran pengaruh ini melibatkan satu variabel bebas (X) terhadap
satu variabel terikat (Y) dinamakan analisis regresi linier sederhana yang
dirumuskan : Y = a + bX. Nilai konstanta dan nilai b adalah koefisien
regresi untuk variabel X. Dan apabila pengukuran melibatkan dua variabel
bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat dinamakan analisis regresi
berganda.
Riduan (2013, hlm. 155) mengungkapkan bahwa “analisis regresi ganda
adalah pengembangan dari analisis regresi sederhana. Kegunaannya yaitu untuk
meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas minimal dua atau
lebih”. Kemudian Riduan (2013, hlm. 155) menjelaskan bahwa,
Analisis regresi ganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh
dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan
ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua
variabel bebas atau lebih (X1), (X2), (X3),..... (Xn) dengan satu variabel
terikat.
Analisis regresi sederhana digunakan untuk menjawab rumusan masalah
nomor empat secara parsial. Sedangkan analisis regresi ganda digunakan untuk
menjawab rumusan masalah masih nomor empat secara ganda.
Asumsi dan arti persamaan regresi sederhana berlaku pada regresi ganda,
tetapi bedanya terletak pada rumusnya, sedangkan analisis regresi ganda dapat
dihitung dengan cara komputer dengan program Statistical Product and Service
Solutions (SPSS) versi 20 dan ada juga dengan menggunakan kalkulator atau
manual. Berikut persamaan estimasi regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2
60
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
a = nilai konstanta dan b1, b2= nilai koefisien regresi variabel 𝑋1, 𝑋2
Sebenarnya secara statistik penggunaan nilai konstanta dilakukan jika
satuan-satuan variabel X dan variabel Y tidak sama. Sebaliknya jika variabel X
dan variabel Y baik linier sederhana maupun linier berganda mempunyai satuan
yang sama, maka nilai konstanta dihilangkan atau diabaikan dengan asumsi setiap
perubahan variabel Y akan proporsional dengan perubahan nilai variabel bebas
(X) (Sunyoto, 2010, hlm. 29).
Dalam menganalisis, peneliti menghitung nilai yang didapatkan oleh
setiap responden diperoleh dengan menggunakan rumus sebagaimana yang
dirumuskan oleh Arikunto (2009, hlm. 236) sebagai berikut :
Jumlah Benar
Jumah item keseluruhan 𝑥 100%
Riduwan (2013, hlm. 155) menjelaskan mengenai langkah-langkah
menjawab regresi ganda sebagai berikut :
a. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
b. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik
c. Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik
d. Hitung nilai-nilai persamaan b1, b2, dan a dengan rumus:
Rumus nilai persamaan untuk 2 variabel bebas cara pertama :
Y = a1 + b1 X1+b2 X2
X1Y = a X1 + b1 X12+ b2 X1 X2
X2Y = a X2 + b1 X1 X2 + b2 X22
62
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rumus nilai persamaan untuk dua variabel bebas cara kedua :
Tabel 3.8
Persamaan regresi ganda
Resp. X1 X2 Y X1 2 X2
2 Y2 X1Y X2Y X1X2
1
2
3
..
N
Statistik X1 X2 Y X1
2 X2 2 Y2 X1Y X2Y X1X2
Kemudian memasukkan hasil dari jumlah kuadrat ke persamaan b1, b2, dan a :
b1= X2
2 . X1Y − X1X2 .( X2Y)
X1 2 . X2
2 −( X1X2)2
b2= X1
2 . X2Y − X1X2 .( X1Y)
X1 2 . X2
2 −( X1X2)2
a = Y
𝑛− b1.
( X1)
𝑛− b2.
( X2)
𝑛
e. Mencari korelasi ganda dengan rumus:
(𝑅𝑥1𝑥2𝑦 ) = b1 . X1Y+b2 . X2Y
Y2
f. Mencari nilai kontribusi korelasi ganda dengan rumus:
KP= (𝑅𝑥1𝑥1𝑦)2 . 100%
g. Menguji signifikansi dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan
rumus:
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢〰𝑔 = 𝑅2(𝑛−𝑚−1)
𝑚 .(1−𝑅2)
63
Firman Setiawan, 2014
PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN
AKHLAK MULIA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dimana:
n= jumlah responden
m=jumlah variabel bebas
Kaidah pengujian signifikansi :
Jika Fhitung ≥ Ftabel , maka tolak Ho artinya signifikan dan
Fhitung ≤ Ftabel , maka terima Ho artinya signifikan
Dengan taraf signifikan: α = 0,05
Carilah nilai Ftabel menggunakan tabel F dengan rumus:
Ftabel = F 1 − α dk pembilang = m , dk penyebut = n − m − 1
h. Membuat kesimpulan