bab iii metode penelitian a. metode dan desain...

23
62 Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan berupa penelitian kuasi eksperimen (Quasi experimental) (Sukmadinata, 2007:207) dengan desain “Static group pretest-posttest design” (Fraenkel & Wallen, 1993:266). Penelitian ini termasuk penelitian kuasi eksperimen karena tidak semua variabel penelitian dapat dikontrol kecuali variabel-variabel utama dan dilakukan penyamaan (matching) karakteristik dari rata-rata hasil belajar siswa pada salah satu mata pelajaran. Sedangkan, desain yang digunakan merupakan desain yang tediri dari dua kelompok penelitian yang dipilih secara cermat. Kedua kelompok diberi perlakukan berbeda dan diamati perbedaan antara keadaan sebelum dan sesudah perlakuan. Perbedaan ini diasumsikan sebagai efek dari perlakukan. Rata-rata hasil belajar siswa yang digunakan adalah rata-rata nilai ujian tengah semester siswa pada mata pelajaran fisika. Dua perlakuan berbeda dan termasuk variabel bebas yang dimaksud yaitu: (1) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode kombinasi eksperimen nyata-virtual berbantuan program virtual laboratories electricity; dan (2) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode kombinasi eksperimen virtual-nyata berbantuan program virtual laboratories electricity. Efek dari perlakuan dan termasuk vaiabel terikat yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi. Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan

Upload: trinhanh

Post on 25-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

62

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan berupa penelitian kuasi eksperimen

(Quasi experimental) (Sukmadinata, 2007:207) dengan desain “Static group

pretest-posttest design” (Fraenkel & Wallen, 1993:266). Penelitian ini termasuk

penelitian kuasi eksperimen karena tidak semua variabel penelitian dapat

dikontrol kecuali variabel-variabel utama dan dilakukan penyamaan (matching)

karakteristik dari rata-rata hasil belajar siswa pada salah satu mata pelajaran.

Sedangkan, desain yang digunakan merupakan desain yang tediri dari dua

kelompok penelitian yang dipilih secara cermat. Kedua kelompok diberi

perlakukan berbeda dan diamati perbedaan antara keadaan sebelum dan sesudah

perlakuan. Perbedaan ini diasumsikan sebagai efek dari perlakukan.

Rata-rata hasil belajar siswa yang digunakan adalah rata-rata nilai ujian

tengah semester siswa pada mata pelajaran fisika. Dua perlakuan berbeda dan

termasuk variabel bebas yang dimaksud yaitu: (1) Model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dengan metode kombinasi eksperimen nyata-virtual berbantuan

program virtual laboratories electricity; dan (2) Model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dengan metode kombinasi eksperimen virtual-nyata berbantuan

program virtual laboratories electricity. Efek dari perlakuan dan termasuk vaiabel

terikat yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif dan

keterampilan berkomunikasi. Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan

63

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

secara garis besar dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), bahan ajar dan kuis tiap kelas penelitian dapat dilihat pada

Lampiran 3.1, 3.2, dan 3.3.

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Kelas ERV T1 X1 T2

Kelas EVR T1 X2 T2

Keterangan : T1 = Pretes;

T2 = Posttes;

X1 = Kegiatan eksperimen secara nyata kemudian virtual dengan program virtual

laboratories electricity;

X2 = Kegiatan eksperimen secara virtual kemudian nyata dengan program virtual

laboratories electricity;

ERV = kelas eksperimen 1

EVR = kelas eksperimen 2

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah Menengah Atas

(SMA) yang ada di Kota Ciamis. Tetapi mengingat jumlah SMA-SMA yang ada

di Kota Ciamis sangat banyak sekali, tidak mungkin semuanya dijadikan sebagai

tempat penelitian, hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga

peneliti, serta untuk memudahkan komunikasi dengan peneliti. Oleh karena itu,

dari sekian banyaknya SMA yang ada di Kota Ciamis dipilihlah satu sekolah yang

berada pada peringkat atas dengan pertimbangan bahwa pada sekolah dengan

peringkat atas kemampuan siswanya lebih heterogen, yaitu terdiri dari siswa

berkemampuan atas, sedang, dan bawah, dibandingkan dengan sekolah peringkat

sedang atau peringkat rendah. Disisi lain, sekolah peringkat atas memiliki fasilitas

laboratorium IPA dan multimedia yang mendukung sehingga dapat

memaksimalkan proses pembelajaran yang menekankan praktikum secara

langsung maupun praktikum secara virtual.

64

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sampel adalah sebagian dari populasi. Dengan kata lain, sampel itu harus

representatif dalam arti segala karakteristik populasi hendaknya tercerminkan pula

dalam sampel yang diambil. Penentuan sampel ini menggunakan teknik cluster

random sampling yaitu teknik penetuan sampel dengan cara mengelompokkan.

Hal ini dilakukan karena penelitian dilakukan di sekolah yang tidak mungkin bagi

seorang peneliti memilih siswa-siswa tertentu untuk dikelompokkan dalam kelas

khusus sebagai sampel.

SMAN “A” Ciamis merupakan salah satu SMA berada pada peringkat atas

di Ciamis. Kelas X pada SMAN “A” berjumlah 4 kelas. Nilai rata-rata Ujian

Tengah Semester (UTS) siswa pada mata pelajaran fisika dihitung dan dipilih dua

nilai rata-rata yang paling kecil serta memiliki nilai rata-rata yang hampir sama.

Dua nilai rata-rata dari dua kelas tersebut dijadikan sampel penelitian (perhatikan

Gambar 3.1). Nilai UTS fisika keempat kelas di SMA “A” dapat dilihat pada

Lampiran 1.1.

Gambar 3.1 Proses Penentuan Sampel

Kelas

“A” Kelas

“B”

Kelas

“C” Kelas

“D”

Rata-rata UTS fisika Kelas

“A”

Kelas

“B”

Populasi:

Kelas X SMAN “A” Ciamis

Sampel:

Kelas “A” dan Kelas “B”

Memiliki nilai rata-rata UTS

fisika yang hampir sama

65

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dikembangkan instrumen

penelitian yang terdiri dalam dua jenis, yaitu tes dan non tes. Instrumen jenis tes

merupakan tes kemampuan kognitif dan keterampilan komunikasi yang terkait

langsung dengan bahan ajar, sedangkan instrumen non tes terdiri Observasi

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa.

1. Diskripsi Instrumen

a. Tes Kemampuan Kognitif

Instrumen kemampuan kognitif digunakan untuk mengetahui tingkatan

proses kognitif siswa mengenai konsep rangakaian listrik arus searah, yang

meliputi Arus Listrik dan Hukum I Kirchoff; Beda Potensial Listrik dan Hukum II

Kirchoff; serta Hukum Ohm dan Rangkaian Hambatan listrik. Instrumen

kemampuan kognitif meliputi tiga puluh pertanyaan berbentuk pilihan ganda (tes

objektif). Indikator kemampuan kognitif pada penelitian ini dibatasi pada kategori

kognitif mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis

(C4). Komposisi soal tes kemampuan kognitif dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut

dan kisi-kisi tes kemampuan kognitif awal dapat dilihat pada Lampiran 3.4.

Tabel 3.2. Komposisi Soal Tes Kemampuan Kognitif

Sub Materi Aspek Kognitif (Soal) Jumlah

(Soal) C1 C2 C3 C4

Arus Listrik dan Hukum I

Kirchoff 4 2 3 1 10

Beda Potensial Listrik dan

Hukum II Kirchoff 2 2 3 1 8

Hukum Ohm dan Rangkaian

Hambatan Listrik 2 2 3 2 9

66

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sub Materi Aspek Kognitif (Soal) Jumlah

(Soal) C1 C2 C3 C4

Jumlah 8 6 9 4 27

b. Tes Keterampilan Berkomunikasi

Instrumen keterampilan berkomunikasi digunakan untuk mengetahui

penguasaan keterampilan berkomunikasi siswa. Soal keterampilan berkomunikasi

ini terdiri dari dua belas pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda (tes objektif).

Komposisi soal tes keterampilan berkomunikasi dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan

kisi-kisi tes keterampilan berkomunikasi awal dapat dilihat pada Lampiran 3.5.

Tabel 3.3 Komposisi Soal Tes Keterampilan Berkomunikasi

Sub Materi

Butir Soal Keterampilan Berkomunikasi (Soak)

Jumlah

(Soal)

Mengubah

bentuk

penyajian

Memerikan/menggambar

kan data empiris hasil

percobaan atau

pengamatan dengan

grafik atau tabel atau

diagram

Membaca

grafik atau

tabel atau

diagram

Menjelask

an hasil

percobaan

Arus Listrik dan

Hukum I Kirchoff 2 - 6 - 8

Beda Potensial

Listrik dan

Hukum II

Kirchoff

2 - 6 - 8

Hukum Ohm dan

Rangkaian

Hambatan Listrik

1 1 3 - 5

Jumlah 5 1 15 21

67

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Lembar Observasi

Lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru

selama kegiatan belajar mengajar dan mengamati keterlaksanaan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan kombinasi eksperimen

nyata-virtual dan kombinasi eksperimen virtual-nyata sesuai dengan sintaks model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Format lembar observasi untuk melihat

keterlaksaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan

kombinasi eksperimen nyata-vitual dan virtual-nyata dapat dilihat pada Lampiran

3.6 dan 3.7.

2. Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes

Pengembangan instrumen kemampuan kognitif dan keterampilan

berkomunikasi dilakukan dengan tahap-tahap: a. menyusun kisi-kisi soal, b.

meminta pertimbangan dosen ahli, c. melakukan uji coba instrumen, dan d.

melakukan analisis butir soal. Analisis butir soal dilakukan dengan cara uji coba

instrumen untuk menguji tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan

reliabilitas soal. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dan dihitung dengan

menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi

17, sedangkan pengujian tingkat kesukaran dan daya pembeda dilakukan dan

dihitung dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007.

a. Validitas tes

Validitas tes ada tiga jenis, yaitu validitas isi (content validity), validitas

konstruk (construct validity), dan validitas kriteria (criterion validity). Upaya

68

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang dilakukan peneliti untuk membuat instrumen yang valid dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1) Validitas isi

Validitas isi adalah pengujian validitas yang dilakukan pada isinya untuk

memastikan apakah butir tes mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur

(Purwanto, 2010:120). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode item review dengan membuat kisi-kisi instrumen dan meminta

pertimbangan ahli (expert) yaitu dosen pembimbing dan dosen ahli (penjugmen)

untuk mengkaji kesesuaian antara kisi-kisi dengan butir item yang dibuat.

2) Validitas konstruk

Validitas konstruksi adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan

melihat kesesuaian konstruksi butir yang ditulis dengan kisi-kisinya (Purwanto,

2010:128). Metode validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah

butir. Metode ini dilakukan dengan mencermati kesesuaian penempatan butir-

butir dalam faktornya dari sisi konstruksinya sesuai dengan kisi-kisi instrumen

yang telah dibuat. Terbentuknya validitas ini diupayakan melalui konsultasi

dengan dosen penjugmen/dosen ahli selama proses penjugmaen berlangsung.

3) Validitas kriteria

Validitas kriteria adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan

membandingkan tes hasil belajar dengan kriteria tertentu diluar tes hasil belajar,

seperti hasil tes ulangan harian (Purwanto, 2010:125). Di dalam penelitian ini,

validitas kriteria diabaikan dengan asumsi bahwa jika tes telah valid secara konten

dan konstruk maka instrumen tersebut akan mengukur apa yang hendak diukur.

69

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Reliabilitas tes

Reliabilitas berkenaan dengan keajegan atau ketetapan hasil pengukuran

(Sukmadinata, 2008:229). Suatu tes dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang

tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap yang dihitung dengan

koefisien reliabilitas. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan tiga tehnik

yaitu: tehnik tes and retest; tehnik bentuk ekuivalen dan tehnik konsistensi

internal. Pada penelitian ini digunakan tehnik tes and retest.

Tidak ada ketentuan khusus tentang besarnya korelasi yang menjadi

kategori bahwa tes yang dibuat telah reliabel. Oleh karena itu, terkadang

ditemukan perbedaan-perbedaan dalam menentukan harga koefisien reliabilitas

yang bisa ditoleransi. Misalkan saja Ruseffendi (2005: 178) menyampaikan

bahwa apabila nilai r (koefisien reliabilitas) > 0,70 maka instrumen tersebut

reliabilitasnya cukup baik. Sedangkan menurut Aiken (Purwanto, 2006: 185), jika

skor digunakan untuk menentukan apakah kedua kelas berbeda signifikan maka

koefisien reliabilitas 0,65 sudah memberikan konstribusi dalam keputusan. Akan

tetapi jika skor digunakan untuk membandingkan penampilan individu yang

berbeda, maka koefisien reliabilitas yang harus dipenuhi paling tidak 0,85.

Di dalam penelitian ini, koefisien reliabilitas yang ditoleransi mengacu

pada pendapat Aiken, karena koefisien yang dihasilkan digunakan untuk

membandingkan dua kelompok. Oleh karena itu, koefisien reliabilitas yang

ditoleransi adalah 0,65 atau lebih.

70

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Besar tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan memperhatikan

proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap setiap butir soal (Nasootion, et

al., 2007:5.20). Tingkat kesukaran dihitung dengan rumus sebagai berikut.

𝑃 =𝐵

𝑁 (3.2)

Keterangan:

P = Indeks tingkat kesukaran Butir soal

B = Jumlah Peserta tes yang menjawab benar

N = Jumlah seluruh peserta tes.

Menurut Fernandes (dalam Nasootion, et al., 2007:5.20) kategori tingkat

kesukaran butir soal adalah sebagai berikut.

P ≥ 0,76 : mudah (MD)

0,25 ≤ P ≤ 0,75 : sedang (SD)

P ≤ 0,24 : sukar (SK)

Dalam penelitian ini, uji tingkat kesukaran menggunakan program

komputer Microsoft Excel. Hasil perhitungan tingkat kesukaran dari tes

kemampuan kognitif dan tes keterampilan berkomunikasi rata-rata berada pada

taraf kesukaran sedang. Menurut Nasootion, et al. (2007:5.21) butir soal yang

dianggap sangat bermanfaat (useful) adalah butir soal yang mempunyai tingkat

kesukaran dalam kategori sedang.

d. Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda butir soal memiliki pengertian bahwa butir soal tersebut

dapat membedakan kemampuan individu peserta tes. Butir soal yang didukung

oleh potensi daya beda yang baik akan mampu membedakan peserta didik yang

memiliki kemampuan tinggi (pandai) dengan peserta didik yang memiliki

71

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kemampuan rendah (kurang pandai) (Nasootion, et al, 2007:5.21). Daya beda

butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus.

D = PA - PB (3.3)

Keterangan:

D = indeks daya beda butir soal

PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Menurut Fernandes (dalam Nasootion, et al., 2007:5.22) kategori tingkat

kesukaran butir soal adalah sebagai berikut.

D ≥ 0,40 : sangat baik (SB)

0,30 ≤ P ≤ 0,39 : baik (B)

0,20 ≤ P ≤ 0,29 : cukup baik (CB)

P ≤ 0,19 : tidak baik (TB)

Untuk menentukan berapa persen yang masuk kelompok atas dan kelompok

bawah, dapat digunakan rambu-rambu sebagai berikut (Nitko & Hanna, dalam

Nasootion, et al., 2007:5.22).

1) Jika jumlah siswa ≤ 20 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah

masing-masing 50 %,

2) Jika jumlah siswa 21 – 40 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah

masing-masing 33,3 %, dan

3) Jika jumlah siswa ≥ 41 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah

masing-masing 27 %.

Dalam penelitian ini, jumlah siswa yang mengikuti tes adalah 27 orang,

maka dengan menggunakan aturan (b) di dapat jumlah kelompok atas dan

kelompok bawah adalah 9 orang. Uji daya beda menggunakan program komputer

Microsoft Excel.

72

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.1. Hasil Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes

a. Uji Validitas

Pengujian validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah validitas isi

dan validitas konstruk. Uji validitas dilakukan dengan mengkonsultasikan

instrumen kepada ahli melalui proses judgment. Judgment dilakukan untuk

mengetahui apakan soal yang disusun sudah sesuai dengan indikator

pembelajaran, indikator keterampilan yang diteliti, serta dengan konsep rangkaian

listrik arus searah.

Dari 48 soal yang terdiri dari 27 soal kemampuan kognitif dan 21 soal

keterampilan berkomunikasi, soal kemampuan kognitif sebagian soal sudah sesuai

dengan indikator sementara ada beberapa masih ada yang kurang sesuai sehingga

harus direvisi. Sedangkan, soal keterampilan berkomunikasi hampir seluruhnya

tidak sesuai dengan indikator keterampilan berkomunikasi karena soal identik

dengan soal kemampuan kognitif. Peneliti membuat ulang soal keterampilan

berkomunikasi kemudian dikonsultasikan kembali dengan penjugmen dan

hasilnya cukup baik. Data lengkap hasil judgment oleh ahli terdapat pada

Lampiran 3.8 dan instrumen yang digunakan setelah konsultasi dengan dosen ahli

dapat dilihat pada Lampiran 3.9. Tabel 3.4 menyajikan distribusi soal tes

kemampuan kognitif serta keterampilan berkomunikasi berdasarkan hasil

judgment ahli.

73

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.4. Distribusi Soal Tes Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berkomunikasi

Tes Indikator/ aspek

Nomor dan Jumlah soal pada label konsep

Arus listrik

dan hukum

I Kirchoff

Beda

potensial

listrik dan

hukum II

Kirchoff

Hukum Ohm

dan

rangkaian

hambatan

listrik

Kem

am

pu

an

kogn

itif

Pengetahuan (C1) 1, 2 11, 12(rev), 21(rev), 22,

26

Pemahaman (C2)

3, 4(rev), 5,

8 (rev)

13(rev),

14(rev),

15(rev),

16(rev)

23(rev), 24,

25(rev)

Penerapan (C3) 6(rev), 7 17, 18 27, 28

Analisis (C4) 9(rev),

10(rev)

19(rev),

20(rev)

29(rev),

30(rev)

Jumlah soal 10 10 10

Ket

era

mp

ilan

Ber

kom

un

ikasi

Memerikan/menggambark

an data empiris hasil

percobaan atau

pengamatan dengan tabel

atau grafik atau diagram

31(rev) 35(rev) 39, 40(rev)

Menjelaskan hasil

percobaan

32(rev) 36(rev) 41(rev)

Membaca grafik atau tabel

atau diagram

33(rev) 37(rev) 42(rev)

Mengubah bentuk

penyajian

34 38 -

Jumlah soal 4 4 4

Keterangan: rev = revisi

b. Uji tingkat kesukaran dan daya pembeda tes

Setelah melalui proses judgment, instrumen tidak langsung digunakan,

namun harus dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk

mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembeda dari tiap butir soal, serta

reliabilitas dari semua tes yang telah disusun. Uji coba diberikan kepada siswa

74

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kelas XI di sekolah dimana penelitian akan dilakukan. Data lengkap rekapitulasi

hasi uji coba hasil instrumen, pengolahan tingkat kesukaran serta daya pembeda

terdapat pada Lampiran 3.10, 3.11 dan 3.12. Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 berikut

menyajikan rekapitulasi data hasil uji coba tes kemampuan kognitif dan tes

keterampilan berkomunikasi yang telah dilakukan.

Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Kemampuan Kognitif

Nomor

Soal

Tingkat Kesukaran (P) Daya Pembeda (D) Keterangan

Nilai P Kriteria Nilai P Kriteria

1 0,63 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai

2 0,63 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai

3 0,67 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai

4 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai

5 0,7 Sedang 0,33 Baik Dipakai

6 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai

7 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai

8 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai

9 0,67 Sedang 0,39 Baik Dipakai

10 0,56 Sedang 0,22 Sangat Baik Dipakai

11 0,52 Sedang 0,39 Baik Dipakai

12 0,67 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai

13 0,59 Sedang 0,33 Baik Dipakai

14 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai

15 0,52 Sedang 0,33 Baik Dipakai

16 0,26 Sukar -0,1 Tidak Baik Tidak Dipakai

17 0,63 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai

18 0,11 Sukar 0,06 Tidak Baik Tidak Dipakai 19 0,22 Sukar 0,17 Tidak Baik Tidak Dipakai 20 0,63 Sedang 0,44 Sangat Baik Dipakai

21 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai

22 0,59 Sedang 0,11 Tidak Baik Tidak Dipakai 23 0,44 Sedang -0,1 Tidak Baik Tidak Dipakai 24 0,44 Sedang 0,06 Tidak Baik Tidak Dipakai 25 0,52 Sedang 0,44 Sangat Baik Dipakai

26 0,67 Sedang 0,22 Sangat Baik Dipakai

27 0,56 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai

28 0,56 Sedang 0,33 Baik Dipakai

29 0,04 Sukar 0 Tidak Baik Tidak Dipakai

30 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai

75

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Keterampilan Berkomunikasi

Nomor

Soal

Tingkat Kesukaran (P) Daya Pembeda (D) Keterangan

Nilai P Kriteria Nilai P Kriteria

31 0,63 Sedang 0,39 Baik Dipakai 32 0,59 Sedang 0,28 Cukup Baik Dipakai 33 0,67 Sedang 0,28 Cukup Baik Dipakai 34 0,59 Sedang 0,33 Baik Dipakai 35 0,26 Sukar -0,2 Tidak Baik Tidak Dipakai

36 0,56 Sedang 0,33 Baik Dipakai 37 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai 38 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai 39 0,63 Sedang 0,28 Cukup Baik Dipakai 40 0,74 Sedang 0,39 Baik Dipakai 41 0,22 Sukar -0,1 Tidak Baik Tidak Dipakai

42 0,22 Sukar 0,11 Tidak Baik Tidak Dipakai

Dari 42 soal yang diujicobakan, 7 soal tidak digunakan dari tes

kemampuan kognitif dan 3 soal tidak digunakan dati tes keterampilan

berkomunikasi. Sejumlah 32 soal yang digunakan setelah uji coba ini, 2 soal yaitu

nomor soal 6 dan nomor soal 32 dihilangkan karena memiliki kesamaan dalam

mengukur ranah kognitif dan indiaktor keterampilan berkomunikasi yaitu nomor

soal 17 dan nomor soal nomor soal 36 sehingga soal menjadi 30 buah butir soal.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.13.

c. Uji reliabilita tes

Instrumen yang telah diujicobakan tersebut, diujicobakan ulang dengan

siswa yang sama untuk menentukan reliabilitas tes. Uji reliabilitas yang

digunakan adalah tehnik test and retest). Berdasarkan hasil perhitungan, tes yang

disusun memiliki nilai korelasi sebesar 0,95 dan lebih besar dari nilai reliabilitas

yang menjadi acuan yaitu 0,65. Sehingga instrumen yang digunakan dapat

dikatakan reliabel. Perhitungan lengkap tentang reliabilitas terdapat pada

Lampiran 3.14.

76

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan mengikuti alur yang dapat dilihat pada

diagram alur penelitian. Berdasarkan diagram pada dasarnya penelitian ini

dilakukan melalui lima tahap yaitu tahap persiapan, tahap penelitian, tahap

analisis dan pembahasan, tahap pembuatan kesimpulan dan tahap penyusunan

laporan. Penelitian ini dilakukan dalam lima tahap sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

a. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran, hasil

belajar siswa, dan kendala yang dihadapi guru dan siswa di sekolah. Studi

pendahuluan ini dilaksanakan dengan cara mengamati pembelajaran, sarana

dan sarana pendukung pembelajaran, mewawancarai guru fisika, dan hasil

belajar siswa kelas X setelah materi fisika diajarkan dan hasil belajar materi

rangkaian listrik arus searah pada tahun sebelumnya.

b. Studi literatur

Studi literatur dilakukan untuk mencari teori-teori yang berkaitan dengan

kombinasi eksperimen nyata-virtual, kemampuan kognitif dan keterampilan

berkomunikasi. Studi ini juga dilakukan untuk mengkaji temuan-temuan

penelitian sebelumnya. Selain itu juga mengkaji standar kompetensi,

kompetensi dasar, dan indikator-indikator pembelajaran untuk kemudian

dipergunakan dalam penyusunan rencana pembelajaran.

c. Pengajuan dan perbaikan proposal penelitian pada seminar proposal

penelitian.

77

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen tes

untuk materi Rangkaian Listrik Arus Searah. Pembuatan RPP ini mengacu

pada Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang telah dikeluarkan oleh

BSNP.

e. Pertimbangan (Judgment) dosen pembimbing dan dosen ahli terhadap

instrumen tes kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi yang

dibuat berdasarkan kisi-kisi kriteria dan indikator yang terpilih. Proses

judgment dilakukan untuk mengetahui validitas instrumen yang disusun atau

kelayakan dan kesesuaian instrumen dalam mengukur indikator yang ingin

dicapai.

f. Uji coba instrumen tes kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi

yang dilakukan pada subyek yang pernah mempelajari materi Rangkaian

Lisrik Arus Searah. Hasil uji coba tes dianalisis untuk melihat kualitas

instreumen tes yang meliputi tingkat kemudahan dan daya pembeda butir soal

dalam tes.

g. Penentuan instrumen dan perbaikan instrumen yang akan digunakan sebagai

instrument tes penelitian berdasarkan hasil uji coba. Berdasarkan hasil uji

coba.

h. Melakukan uji coba instrumen yang sudah dianalisis pada poin “g” pada

subyek yang pernah mempelajari materi Rangkaian Lisrik Arus Searah

sebanyak dua kali dengan selang 1 hari. Mengkorelasikan hasil uji coba

pertama dan kedua untuk menentukan tingkat reliabilitas soal.

78

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Tahap penelitian

a. Penjaringan data pretest pada awal penelitian yang meliputi tes kemampuan

kognitif dan keterampilan berkomunikasi pada materi rangkaian listrik arus

searah.

b. Pemberian perlakuan kepada dua kelompok yakni pembelajaran kooperatif

tipe STAD dengan kegiatan eksperimen secara nyata kemudian virtual

(Eksperimen Real-Virtual, ERV) menggunakan program virtual laboratories

electricity dan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kegiatan

eksperimen secara virtual kemudian nyata (Eksperimen Virtual-Real, EVR)

menggunakan program simulasi virtual laboratories electricity. Pengambilan

data keterlaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada saat perlakukan

dilakukan.

c. Setelah dilakukan pemberian perlakuan pada kedua kelas penelitian

selanjutnya dilakukan penjaringan data posttest untuk tes kemampuan

kognitif dan keterampilan berkomunikasi.

d. Setelah mendapatkan skor posttes khususnya skor posttes keterampilan

berkomunikasi, hasil skor tersebut dikorelasikan dengan kemampuan

berkomunikasi siswa secara lisan melalui wawancara tidak terstruktur.

Sampel yang digunakan adalah para siswa yang memiliki nilai terbaik ditiap

kelas penelitian.

3. Tahap Analisis dan Pembahasan

a. Analisis homogenitas dan normalitas untuk setiap data baik kemampuan

kognitif maupun keterampilan berkomunikasi.

79

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Analisis perbandingan dua rerata untuk skor N-gain (gain yang

ternormalisasi) pada kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi,

serta analisi keterlaksanaan pembelajaran.

c. Pembahasan temuan atau hasil penelitian dengan mengkorelasikan temuan

dilapangan dengan proses pembelajaran yang telah dilakukan.

4. Tahap Pembuatan Kesimpulan

Kesimpulan disusun dan dibuat berdasarkan hasil pengujian statistik.

5. Tahap Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan berdasarkan hasil, analisis, pembahasan, dan

kesimpulan. Penyusunan laporan ini dibuat dalam bentuk tesis.

Gambar 3.2 tentan alur penelitian agar mempermudah memahami alur penelitian

yang akan dilaksanakan.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Analisa Data Kemampuan kognitif dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa

Data yang diperoleh melalui tes kemampuan kognitif dan tes keterampilan

berkomunikasi, kemudian dianalisis dan diberikan tafsiran-tafsiran. Analisis data

kuantitatif dilakukan untuk masing-masing pasangan kelompok data sesuai

dengan permasalahannya. Pengolahan data kuantitatif dilakukan melalui tahapan-

tahapan berikut.

80

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Pemberian Skor

Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode Rights Only,

yaitu jawaban benar di beri skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak

dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah

jawaban yang benar. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus :

S = ∑ R (3.1)

dengan : S = Skor siswa, R = Jawaban siswa yang benar

b. Perhitungan skor Gain yang Dinormalisasi

N-gain digunakan untuk melihat peningkatan yang cukup berarti setelah

diadakan pembelajaran. N-gain dihitung dengan menggunakan persamaan yang

dikembangkan oleh Hake (1998), yaitu

g = Spost −S pre

Smaks −Spre

(3.2)

Keterangan: Spost = skor posttest

Spre = skor pretest

Smaks = skor maksimum

Nilai <g> (rata-rata N-gain) yang diperoleh diinterpretasikan berdasarkan

kriteria berikut:

c. Analisis Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Data observasi aktivitas siswa dan guru digunakan untuk mengetahui

keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan. Data

observasi aktivitas siswa diolah untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa

dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.

<g> ≥ 0.7 : g-tinggi

0.7 > <g> ≥ 0.3 : g-sedang

<g> < 0.3 : g-rendah

81

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk menghitung persentase aktivitas siswa yang dinilai dengan

menggunakan rumus:

% 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎× 100% (3.3)

Sedangkan data aktivitas guru diolah untuk mengetahui keterlaksanaannya model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk menghitung persentase aktivitas guru

yang dinilai dengan menggunakan rumus :

% 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑔𝑢𝑟𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑔𝑢𝑟𝑢× 100% (3.4)

Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan model pembelajaran yang

dilakukan oleh siswa dan guru, dapat diinterpretasikan pada Tabel 3.7:

Tabel 3.7. Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Persentase (%) Interpretasi 100 Seluruhnya terlaksana

79-99 Pada umumnya terlaksana

51-75 Sebagian besar terlaksana 50 Setengahnya terlaksana

26-49 Hampir setengahnya terlaksana 1-25 Sebagian kecil terlaksana

0 Tidak ada yang terlaksana (Koentjaraningrat,1986:257)

d. Pengujian hipotesis

1) Uji Prasarat

Pengujian hipotesis diawali dengan uji statistik berupa uji normalitas

distribusi data dan uji homogenitas. Uji normalitas distribusi data dengan

menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test (uji K-S) dari SPSS for

Windows. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kumpulan data yang

diperoleh terdistribusi normal atau tidak. Menurut Purwanta (Sudarmanto,

2005:105) menegaskan bahwa suatu pengujian dengan uji-t, uji-F, dan sejenisnya,

82

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menuntut suatu asumsi bahwa populasi harus terdistribusi dengan normal.

Penentuan normalitas data dalam penelitian ini akan menggunakan uji K-S

dengan bantuan SPSS versi 17. Ketentuannya adalah apabila harga atau nilai

Asymp.Sig. (2-tailed) > dari 0.05 maka dinyatakan bahwa data berasal dari

populasi data yang berdistribusi normal.

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sampel

diperoleh dari populasi yang bervarians homogen atau tidak. Untuk melakukan uji

homogenitas varians data dengan Levene Test dari SPSS for Windows. Jika harga

significancy yang dihasilkan lebih besar dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan

yaitu 0.05, maka data tersebut berasal dari populasi yang bervarian homogen.

(Alhusin, 2003:235)

2) Uji Perbandingan

Uji perbandingan merupakan suatu analisis untuk membandingkan rata-

rata dari dua populasi atau lebih (Alhusin, 2003:97). Berikut adalah penjabaran

tahapan analisis.

Analisis perbandingan satu arah secara parametrik dilakukan dengan

Independent sampel T test (uji T) yang terdapat dalam program SPSSTM

17.0. Uji

ini digunakan untuk menguji rata-rata dari dua sampel yang independen (tidak

terkait). Syarat uji ini dilakukan setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan

memiliki varians yang homogen. Diperoleh keputusan bahwa skor pretest,

posttest atau nilai n-gain yang diujikan tidak berbeda signifikan antara kelas

kontrol dan eksperimen jika nilai signifikannya lebih besar dari nilai α (α = 0.05)

83

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sebaliknya jika nilai signifikan lebih kecil dari nilai α maka diantara kelas kontrol

dan eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan.

Analisis perbandingan satu arah non parametrik dilakukan dengan uji

Mann-Whitney (uji U). Analisis ini dilakukan jika salah satu atau kedua uji

prasyarat tidak dapat dipenuhi (uji normalitas dan uji homogenitas). Interpretasi

nilai signifikan sama seperti yang ditentukan pada uji T.

84

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.2. Alur Penelitian

Studi Pendahuluan

Rumusan Masalah

Studi Literatur: Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD, Program Virtual

Laboratories Electricity,

Eksperimen Nyata dan Virtual;

Kemampuan kognitif dan

Keterampilan Berkomunikasi

Penyusunan Rancana

Pembelajaran

Tes Awal

Proses Pembelajaran

dengan Model

Pembelajaran

Kooperatif Tipe

STAD dengan

Kombinasi

Eksperimen Nyata-

Virtual Berbantuan

Program The Virtual

Laboratories

Electricity

(ERV)

Observasi

Tes Akhir

Pengolahan dan

Analisa Data

Temuan

Kesimpulan

Observasi

Proses Pembelajaran

dengan Model

Pembelajaran

Kooperatif Tipe

STAD dengan

Kombinasi

Eksperimen Virtual-

Nyata Berbantuan

Program The Virtual

Laboratories

Electricity

(EVR)

Penyusunan Instrumen

Penelitian

Jugment Ahli

Revisi Instrumen

Uji Coba Instrumen

Analisis dan Revisi

Uji Coba Instrumen