bab iii metode penelitian a. variabel penelitian 1...

18
27 Dewi Hafitri Wulansari Koesmeilani, 2016 Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Braille pada Peserta Didik Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas atau yang disebut juga sebagai variabel independen adalah variabel yang memberi pengaruh terhadap variabel yang diberi pengaruh atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2014, hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural Analitik Sintetik (SAS). Menurut Supriyadi dkk. (1991, hlm. 182), “Metode SAS adalah suatu metode yang memulai pengajaran dengan menampilkan struktur kalimat secara utuh dahulu, lalu kalimat utuh itu dianalisis dan pada akhirnya dikembalikan pada bentuk semula”. Melalui metode ini, subjek akan dilatih menulis dengan mengenalkan kalimat secara utuh sebagai bentuk bahasa yang terkecil. Kemudian menguraikan bagian kalimat tersebut menjadi kata-kata, lalu menjadi suku kata, hingga menjadi bagian terakhir yang tidak dapat diuraikan kembali yaitu huruf. Selanjutnya, subjek diminta untuk merangkainya kembali dari huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, hingga menggabungkan kata- kata menjadi kalimat utuh seperti semula. Langkah-langkah penggunaan metode SAS yang akan diterapkan untuk melakukan intervensi pada penelitian ini berdasarkan pemaparan Mulyati (t.t., hlm. 22) dan contoh yang dijelaskan oleh Tirtonegoro & Soemarno (1985, hlm. 93-94) adalah sebagai berikut: a. Peneliti menyiapkan sebuah kalimat sederhana yang utuh. Kemudian mendiktekannya kepada subjek, sementara subjek menyalinnya. b. Peserta didik diajak untuk mengenal konsep kata dengan menguraikan kalimat tersebut menjadi kata-kata. Setelah dibacakan oleh peneliti, subjek menyalin kata-kata tersebut. c. Peserta didik kembali diajak menganalisis atau menguraikan kata-kata tersebut menjadi bentuk suku kata. Setelah dibacakan oleh peneliti, subjek kembali menyalinnya sesuai yang dibacakan oleh peneliti.

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1 ...repository.upi.edu/26834/6/S_PLB_1205489_Chapter 3.pdf · hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

27

Dewi Hafitri Wulansari Koesmeilani, 2016 Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Braille pada Peserta Didik Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas atau yang disebut juga sebagai variabel independen

adalah variabel yang memberi pengaruh terhadap variabel yang diberi

pengaruh atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2014,

hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

Analitik Sintetik (SAS). Menurut Supriyadi dkk. (1991, hlm. 182),

“Metode SAS adalah suatu metode yang memulai pengajaran dengan

menampilkan struktur kalimat secara utuh dahulu, lalu kalimat utuh itu

dianalisis dan pada akhirnya dikembalikan pada bentuk semula”. Melalui

metode ini, subjek akan dilatih menulis dengan mengenalkan kalimat

secara utuh sebagai bentuk bahasa yang terkecil. Kemudian menguraikan

bagian kalimat tersebut menjadi kata-kata, lalu menjadi suku kata, hingga

menjadi bagian terakhir yang tidak dapat diuraikan kembali yaitu huruf.

Selanjutnya, subjek diminta untuk merangkainya kembali dari huruf

menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, hingga menggabungkan kata-

kata menjadi kalimat utuh seperti semula.

Langkah-langkah penggunaan metode SAS yang akan diterapkan

untuk melakukan intervensi pada penelitian ini berdasarkan pemaparan

Mulyati (t.t., hlm. 22) dan contoh yang dijelaskan oleh Tirtonegoro &

Soemarno (1985, hlm. 93-94) adalah sebagai berikut:

a. Peneliti menyiapkan sebuah kalimat sederhana yang utuh. Kemudian

mendiktekannya kepada subjek, sementara subjek menyalinnya.

b. Peserta didik diajak untuk mengenal konsep kata dengan menguraikan

kalimat tersebut menjadi kata-kata. Setelah dibacakan oleh peneliti,

subjek menyalin kata-kata tersebut.

c. Peserta didik kembali diajak menganalisis atau menguraikan kata-kata

tersebut menjadi bentuk suku kata. Setelah dibacakan oleh peneliti,

subjek kembali menyalinnya sesuai yang dibacakan oleh peneliti.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1 ...repository.upi.edu/26834/6/S_PLB_1205489_Chapter 3.pdf · hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

28

Dewi Hafitri Wulansari Koesmeilani, 2016 Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Braille pada Peserta Didik Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Masih dalam proses penganalisisan atau penguraian, suku kata itu

diuraikan kembali menjadi wujud satuan bahasa terkecil yang tidak

bisa diuraikan lagi yakni terdiri atas huruf-huruf yang tersusun. Subjek

kembali menyalin apa yang diucapkan oleh peneliti.

e. Peserta didik diminta untuk mengembalikan satuan-satuan bahasa yang

telah terurai tadi kedalam satuannya semula, yaitu dengan menulis

huruf-huruf tersebut menjadi suku kata, suku-suku kata menjadi kata,

dan kata-kata menjadi kalimat. Dengan demikian, melalui proses

sintesis ini peserta didik akan menemukan kembali wujud struktur

semula, yakni sebuah kalimat secara utuh.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

bebas. Variabel terikat dalam penelitian kasus tunggal dikenal dengan

nama perilaku sasaran atau target behavior (Sunanto dkk., 2006, hlm. 12).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis Braille

pada peserta didik tunanetra. Kemampuan menulis Braille merupakan

kemampuan menyampaikan gagasan, pesan, atau informasi yang

dituangkan dalam bentuk tulisan Braille sebagai salah satu alat untuk

berkomunikasi. Tulisan yang akan dihasilkan yaitu berupa titik-titik timbul

yang merupakan simbol-simbol abjad, angka, maupun tanda baca yang

membentuk sebuah kata atau kalimat tertentu yang memiliki makna.

Terdapat beberapa alat yang dapat digunakan untuk menghasilkan tulisan

Braille, diantaranya reglet dan pen, mesin ketik Braille maupun printer

Braille. Pada penelitian ini, alat yang akan digunakan oleh subjek

penelitian adalah reglet dan pen beserta kertas Braille yang biasa

digunakan oleh peserta didik tunanetra. Target behavior dari penelitian ini

adalah kemampuan menulis Braille yang meliputi penulisan kata dengan

ejaan yang tepat, spasi (jarak antar kata), tanda baca di akhir kalimat, dan

kecepatan menulis.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini mencoba suatu perlakuan

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1 ...repository.upi.edu/26834/6/S_PLB_1205489_Chapter 3.pdf · hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

29

Dewi Hafitri Wulansari Koesmeilani, 2016 Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Braille pada Peserta Didik Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(treatment) yaitu berupa penggunaan metode SAS kepada peserta didik

tunanetra yang mengalami masalah dalam kemampuan menulis Braille

khususnya dalam penulisan kata dengan ejaan yang benar, penggunaan spasi

dalam kalimat, penggunaan tanda baca di akhir kalimat, dan kecepatan

menulis. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 107) “metode penelitian eksperimen

dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan”. Penelitian eksperimen ini menggunakan pendekatan kuantitatif

dengan disain subjek tunggal (Single Subject Research), yaitu penelitian yang

memfokuskan pada data individu sebagai sampel penelitian dalam mengukur

seberapa besar pengaruh suatu perlakuan terhadap perilaku sasaran, yang

dilakukan secara berulang-ulang dengan periode waktu tertentu. Perlakuan

yang diberikan kepada subjek dalam penelitian ini adalah penggunaan metode

SAS dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis Braille pada peserta

didik tunanetra.

Adapun disain Single Subject Research (SSR) yang digunakan adalah

disain A-B-A yang terbagi dalam tiga kondisi yaitu kondisi baseline-1 (A-1)

sebagai kondisi awal kemampuan menulis Braille peserta didik tunanetra

sebelum diberikan perlakuan apapun. Subjek diberikan tes untuk mengetahui

kemampuan awal dalam menulis Braille. Kemudian kondisi intervensi (B)

yang merupakan kondisi subjek saat diberikan perlakuan yakni dengan

menggunakan metode SAS dalam meningkatkan kemampuan menulis Braille,

dan kondisi baseline-2 (A-2) yaitu evaluasi berupa pengamatan tanpa

intervensi untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang telah diberikan.

Disain ini menunjukkan adanya sebab akibat antar kondisi. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Sunanto dkk. (2006, hlm. 44) bahwa:

Disain A-B-A merupakan salah satu pengembangan dari disain dasar A-

B. Disain A-B-A ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara

variabel terikat dan variabel bebas yang lebih kuat dibandingkan dengan

disain A-B. Prosedur dasarnya tidak banyak berbeda dengan disain A-B,

hanya saja ada pengulangan kondisi baseline. Mula-mula perilaku

sasaran (target behavior) diukur secara kontinu pada kondisi baseline

(A1) dengan periode waktu tertentu kemudian pada kondisi intervensi

(B). Berbeda dengan disain A-B, pada disain A-B-A setelah pengukuran

pada kondisi intervensi (B) pengukuran pada kondisi baseline kedua

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1 ...repository.upi.edu/26834/6/S_PLB_1205489_Chapter 3.pdf · hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

30

Dewi Hafitri Wulansari Koesmeilani, 2016 Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Braille pada Peserta Didik Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(A2) diberikan. Penambahan kondisi baseline yang kedua (A2) ini

dimaksudkan sebagai kontrol untuk kondisi intervensi sehingga

keyakinan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional

antara variabel bebas dan variabel terikat lebih kuat.

Disain A-B-A bertujuan untuk memperoleh data sebelum subjek

mendapatkan perlakuan, saat diberikan perlakuan dan setelah diberikannya

perlakuan, kemudian dilihat ada tidaknya pengaruh yang terjadi akibat

perlakuan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

peningkatan kemampuan menulis Braille pada peserta didik tunanetra kelas V

SDLB dan kelas VII SMPLB di SLB Negeri A Kota Bandung melalui

penggunaan metode SAS dengan mengetahui ada tidaknya sebab akibat yang

terjadi antara variabel bebas dengan variabel terikat, sehingga pada akhir

penelitian akan memunculkan perbedaan hasil sebelum diberi perlakuan dan

setelah diberikan perlakuan. Berikut tampilan desain A-B-A yang

digambarkan pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1.

Tampilan Desain A-B-A

Baseline-1 (A-1) Intervensi (B) Baseline-2 (A-2)

O O O

X X X

O O O

O O O

Keterangan:

A-1 : Merupakan kondisi awal kemampuan menulis Braille pada subjek

penelitian, dimana pengukuran target behavior dilakukan pada keadaan

natural. Pada setiap sesi dalam fase ini, subjek diminta untuk menuliskan

sepuluh kalimat yang didiktekan oleh peneliti sebagai bentuk tes. Sambil

mendiktekan, peneliti mencatat durasi yang ditempuh oleh subjek dalam

menulis satu kalimat. Subjek diamati dan diambil datanya tanpa ada

rekayasa, sehingga terlihat kondisi awal kemampuan menulis Braille

yang dimiliki subjek sebelum diberikan intervensi atau perlakuan

apapun. Pengamatan dan pengambilan data tersebut dilakukan secara

berulang tanpa diberikan perlakuan (intervensi). Setelah itu, hasilnya

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1 ...repository.upi.edu/26834/6/S_PLB_1205489_Chapter 3.pdf · hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

31

Dewi Hafitri Wulansari Koesmeilani, 2016 Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Braille pada Peserta Didik Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan diamati berdasarkan persentasenya dan data tersebut diubah

kedalam data grafik.

B : Fase pemberian intervensi atau perlakuan diberikan setelah data yang

diperoleh pada fase baseline-1 telah mencapai kecenderungan arah dan

level data yang stabil. Subjek dilatih menulis Braille dengan

menggunakan metode SAS sesuai tahapan atau langkah-langkahnya,

sambil memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh

subjek. Pada setiap akhir sesi dalam fase ini, subjek kembali diberikan

tes untuk mendapatkan data setelah subjek diberikan intervensi.

A-2 : Merupakan pengulangan kondisi awal subjek dalam kemampuan

menulis Braille. Hampir tidak ada perbedaan dengan pengetesan awal

(A-1), tetapi fase ini digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan dan

sebagai evaluasi untuk melihat sejauh mana intervensi yang diberikan

dapat berpengaruh pada kemampuan menulis Braille subjek dalam

penulisan kata dengan ejaan yang benar, penggunaan spasi dalam

kalimat, penggunaan tanda baca di akhir kalimat, dan kecepatan menulis.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang peserta didik tunanetra

yang mengalami masalah dalam kemampuan menulis Braille. Subjek yang

pertama adalah MAP yang duduk di bangku kelas V SDLB, dan subjek

kedua adalah AMS yang duduk di bangku kelas VII SMPLB di SLB

Negeri A Kota Bandung. Keduanya merupakan peserta didik tunanetra

dengan kategori blind. Kemampuan yang dimiliki oleh kedua subjek

dalam menulis Braille yaitu sudah menguasai simbol-simbol dalam

Braille, termasuk simbol abjad, angka, dan tanda baca, serta dapat

menggunakan reglet dan pen sesuai dengan penggunaan yang seharusnya,

namun mereka memiliki hambatan pada kemampuan menulis Braille

khususnya dalam penulisan kata dengan ejaan yang benar, penggunaan

spasi yang tepat dalam kalimat, dan penggunaan tanda baca di akhir

kalimat.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1 ...repository.upi.edu/26834/6/S_PLB_1205489_Chapter 3.pdf · hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

32

Dewi Hafitri Wulansari Koesmeilani, 2016 Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Braille pada Peserta Didik Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di tempat kedua subjek bersekolah

yaitu SLB Negeri A Kota Bandung yang merupakan sekolah khusus bagi

peserta didik tunanetra (bagian A), beralamat di Jalan Pajajaran No.50

Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, dan Asrama

Kenari Panti Sosial Bina Netra Wyata Guna yang beralamat di Jalan

Pajajaran No.52 Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cicendo, Kota

Bandung.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data kemampuan

menulis Braille peserta didik tunanetra kelas V SDLB dan kelas VII SMPLB.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

dengan menggunakan tes. Menurut Arikunto (2010, hlm. 193), “tes adalah

serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok”. Tes yang digunakan dalam penelitian

ini berupa tes tulis yang dapat mengungkapkan kemampuan menulis Braille,

yang diberikan kepada peserta didik tunanetra pada kondisi baseline-1 (A-1),

intervensi (B), dan baseline-2 (A-2).

E. Instrumen Penelitian

Melakukan penelitian pada prinsipnya adalah melakukan pengukuran.

Susetyo (2015, hlm. 2) mengatakan bahwa “Melalui pengukuran diperoleh

suatu data yang menggambarkan potensi seseorang, meskipun data yang

diperoleh belum tentu dapat mengungkapkan seluruh potensi terpendam yang

terdapat dalam diri seseorang”. Agar dapat mengumpulkan data terhadap suatu

fenomena alam maupun sosial, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur

dalam penelitian disebut dengan instrumen penelitian (Sugiyono, 2014, hlm

148).

Instrumen dalam penelitian ini berupa tes kemampuan menulis Braille

peserta didik tunanetra yang disajikan dalam butir soal berisi kalimat-kalimat

yang harus ditulis oleh subjek penelitian. Penyusunan butir soal dibuat

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1 ...repository.upi.edu/26834/6/S_PLB_1205489_Chapter 3.pdf · hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

33

Dewi Hafitri Wulansari Koesmeilani, 2016 Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Braille pada Peserta Didik Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdasarkan pada mata pelajaran Tematik Kurikulum 2013 untuk Tunanetra

kelas V, Tema 10: Indahnya Negeriku. Aspek yang diamati adalah penulisan

kata dengan ejaan yang tepat, penggunaan spasi dalam kalimat, penggunaan

tanda baca di akhir kalimat, dan kecepatan menulis yang akan menjadi

penilaian dalam mengukur kemampuan menulis Braille pada peserta didik

tunanetra. Instrumen dibuat berdasarkan kisi-kisi yang selanjutnya

dikembangkan kedalam sebuah tabel instrumen yang berisikan butir soal serta

kolom penilaian. Berikut tabel kisi-kisi instrumen, instrumen kemampuan

menulis Braille, dan kriteria penilaian yang digunakan.

Tabel. 3.2.

Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Menulis Braille

Variabel

Penelitian

Aspek yang

diamati Indikator

No.

Soal

Kemampuan

Menulis

Braille

Penulisan kata

dengan ejaan yang

benar dalam kalimat

Menulis kalimat sederhana yang

didiktekan dengan penulisan

kata yang benar.

1-10

Penggunaan spasi

(jarak antar kata)

dalam kalimat

Menulis kalimat sederhana yang

didiktekan dengan menggunakan

spasi yang tepat.

1-10

Penggunaan tanda

baca di akhir kalimat

Menulis kalimat sederhana yang

didiktekan dengan menggunakan

tanda baca di akhir kalimat.

1-10

Kecepatan menulis Menulis kalimat sederhana yang

didiktekan dengan kecepatan

(waktu) rata-rata dalam satu

kalimat.

1-10

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1 ...repository.upi.edu/26834/6/S_PLB_1205489_Chapter 3.pdf · hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

[Type text]

Tabel 3.3.

Instrumen Kemampuan Menulis Braille Peserta Didik Tunanetra

No. Butir Soal Transkripsi Hasil Tulisan Braille

Peserta Didik

Pencatatan

Waktu

(detik)

Skor

Ejaan

kata Spasi

Tanda

Baca

Kece-

patan

1. Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati.

2. Mari kita jaga kelestarian lingkungan!

3. Hutan menjadi habitat berbagai tumbuhan.

4. Lindungilah tanaman langka dari kepunahan!

5. Rumahnya ditumbuhi pepohonan yang rindang.

6. Mereka sedang belajar bercocok tanam.

7. Kemarin aku mengunjungi taman bunga.

8. Jagung berkembang biak melalui biji.

9. Pohon pinus memiliki banyak kegunaan.

10. Ibuku mengoleksi beraneka macam anggrek.

Jumlah

Skor Total

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1 ...repository.upi.edu/26834/6/S_PLB_1205489_Chapter 3.pdf · hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

35

Dewi Hafitri Wulansari Koesmeilani, 2016 Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Braille pada Peserta Didik Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4.

Penilaian Butir Soal

No. Butir Soal Jumlah

Kata

Jumlah

Spasi

Jumlah

Tanda

Baca

1. Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati. 5 4 1

2. Mari kita jaga kelestarian lingkungan! 5 4 1

3. Hutan menjadi habitat berbagai tumbuhan. 5 4 1

4. Lindungilah tanaman langka dari kepunahan! 5 4 1

5. Rumahnya ditumbuhi pepohonan yang rindang. 5 4 1

6. Mereka sedang belajar bercocok tanam. 5 4 1

7. Kemarin aku mengunjungi taman bunga. 5 4 1

8. Jagung berkembang biak melalui biji. 5 4 1

9. Pohon pinus memiliki banyak kegunaan. 5 4 1

10. Ibuku mengoleksi beraneka macam anggrek. 5 4 1

Kriteria Penilaian:

1. Setiap kata yang benar (ejaannya sesuai) diberi nilai 1 pada setiap kalimat.

2. Setiap spasi (jarak antar kata) yang benar diberi nilai 1 pada setiap kalimat.

3. Setiap tanda baca yang benar diberi nilai 1 pada setiap kalimat.

4. Apabila terdapat penambahan jumlah kata, spasi, dan tanda baca baik

benar maupun salah atau tidak memakai tanda baca maka tidak diberi nilai

(0).

5. Acuan penilaian waktu diambil berdasarkan kecepatan rata-rata dari lima

orang responden peserta didik tunanetra, yang kemudian ditentukan skala

penilaiannya berdasarkan rata-rata waktu dalam menulis satu butir soal

dengan rentang skor 1-5.

Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan, maka untuk

menghitung skor total atau skor akhir dari tes kemampuan menulis Braille ini

adalah:

Skor total =

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1 ...repository.upi.edu/26834/6/S_PLB_1205489_Chapter 3.pdf · hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

36

Dewi Hafitri Wulansari Koesmeilani, 2016 Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Braille pada Peserta Didik Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5.

Kecepatan Rata-Rata Kemampuan Menulis Braille Peserta Didik Tunanetra

No. Soal Responden Rata-rata

Waktu ARD DSM FA RMS SA

1 34” 70” 54” 53” 37” 50”

2 29” 54” 59” 52” 31” 45”

3 33” 61” 63” 44” 36” 47”

4 30” 69” 56” 46” 34” 47”

5 33” 59” 72” 51” 48” 53”

6 27” 58” 59” 45” 34” 45”

7 29” 46” 66” 38” 39” 44”

8 26” 44” 51” 34” 27” 36”

9 26” 41” 51” 43” 39” 40”

10 28” 70” 58” 48” 33” 47”

Total 295” 572” 589” 454” 358” 454”

Tabel 3.6.

Skala Penilaian Kecepatan Menulis Braille Peserta Didik Tunanetra

No. Soal Skor Waktu No. Soal Skor Waktu

1

5 41-50 detik

6

5 37-45 detik

4 51-60 detik 4 46-54 detik

3 61-70 detik 3 55-63 detik

2 71-80 detik 2 64-72 detik

1 ≥ 81 detik 1 ≥ 73 detik

2

5 37-45 detik

7

5 36-44 detik

4 46-54 detik 4 45-55 detik

3 55-63 detik 3 56-66 detik

2 64-72 detik 2 67-77 detik

1 ≥ 73 detik 1 ≥ 78 detik

3 5 39-47 detik

8 5 30-36 detik

4 48-56 detik 4 37-43 detik

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1 ...repository.upi.edu/26834/6/S_PLB_1205489_Chapter 3.pdf · hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

37

Dewi Hafitri Wulansari Koesmeilani, 2016 Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Braille pada Peserta Didik Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 57-65 detik 3 44-50 detik

2 66-74 detik 2 51-57 detik

1 ≥ 75 detik 1 ≥ 58 detik

4

5 39-47 detik

9

5 33-40 detik

4 48-56 detik 4 41-48 detik

3 57-65 detik 3 49-56 detik

2 66-74 detik 2 57-64 detik

1 ≥ 75 detik 1 ≥ 65 detik

5

5 43-53 detik

10

5 39-47 detik

4 54-64 detik 4 48-56 detik

3 65-75 detik 3 57-65 detik

2 76-86 detik 2 66-74 detik

1 ≥ 87 detik 1 ≥ 75 detik

F. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpul

data, maka peneliti melakukan uji coba instrumen terlebih dahulu untuk

mengetahui layak atau tidaknya instrumen tersebut sampai memenuhi kriteria

instrumen yang baik, salah satunya yaitu dinyatakan valid. “Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap dari variabel yang

diteliti secara tepat” (Arikunto, 2010, hlm. 211).

1. Uji Validitas

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui kelayakan setiap soal

berdasarkan pada pendapat para ahli. Guna mengetahui ketepatan

instrumen mengenai kemampuan menulis Braille, maka digunakan

validitas isi dengan teknik penilaian ahli (expert judgement). Validitas

melalui teknik expert judgement dilakukan untuk menentukan apakah

instrumen yang dibuat sesuai dengan tujuan pengajaran dan sasaran yang

akan dinilai, sehingga kelayakan alat pengumpul data ini dapat digunakan

sebagaimana mestinya. Berikut adalah nama-nama ahli yang memberikan

judgement terhadap instrumen penelitian ini.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1 ...repository.upi.edu/26834/6/S_PLB_1205489_Chapter 3.pdf · hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

38

Dewi Hafitri Wulansari Koesmeilani, 2016 Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Braille pada Peserta Didik Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7.

Daftar Para Ahli Pemberi Judgement Intsrumen Penelitian

No. Nama Jabatan

1. Dr. Hj. Ehan, M.Pd. Dosen Departemen PKh FIP UPI

2. Dr. Didi Tarsidi, M.Pd. Dosen Departemen PKh FIP UPI

3. Drs. Endang Rusyani, M.Pd. Dosen Departemen PKh FIP UPI

4. Eneng Siti Rostiatin, S.Pd. Guru SLBN A Kota Bandung

5. Yeni, S.Pd. Guru SLBN A Kota Bandung

Hasil expert judgement kemudian dihitung dengan menggunakan

perhitungan Lawshe dimana rumus yang digunakan berdasarkan rasio

kecocokan para ahli yang didasarkan pada penting (essential) atau tidak

penting (not essential) dan tidak perlunya butir tes (Susetyo, 2015, hlm.

118), yaitu:

CVR =

- 1

Keterangan:

ne = jumlah ahli yang menyatakan penting

n = jumlah penilai ahli

Susetyo (2015, hlm 119) menyatakan bahwa “butir dinyatakan valid

jika indeks CVR berkisar -1 ≤ CVR ≤ 1. Butir dinyatakan valid jika indeks

CVR bertanda positif dan jika bertanda negatif dinyatakan tidak valid

karena indeks rasio CVR 0 = 0,50”.

(hasil uji validitas terlampir)

G. Prosedur Penelitian

Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Fase Baseline-1 (A-1)

Peneliti melakukan tes kepada masing-masing subjek untuk

mengetahui kemampuan awal dalam menulis Braille khususnya pada

penulisan kata dengan ejaan yang benar, penggunaan spasi dalam kalimat,

penggunaan tanda baca di akhir kalimat, dan kecepatan menulis. Fase ini

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1 ...repository.upi.edu/26834/6/S_PLB_1205489_Chapter 3.pdf · hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

39

Dewi Hafitri Wulansari Koesmeilani, 2016 Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Braille pada Peserta Didik Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan sebanyak beberapa sesi pada setiap subjek, ketika data yang

didapat sudah mendapat kecenderungan arah dan level data yang stabil

maka dilanjutkan ke fase intervensi (B).

2. Fase Intervensi (B)

Pada tahap ini subjek penelitian diberikan intervensi melalui metode

SAS sesuai tahapan atau langkah-langkahnya, sambil memperbaiki

kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh subjek. Kegiatan ini

dimulai dengan menyalin sebuah kalimat terlebih dahulu yang telah

disiapkan oleh peneliti. Kemudian kalimat tersebut diurai menjadi kata-

kata. Kata-kata tersebut lalu diuraikan kembali menjadi suku kata, dan dari

suku kata diuraikan menjadi bentuk fonem (huruf). Setelah itu subjek

diminta untuk merangkainya kembali dari huruf menjadi suku kata, suku

kata menjadi kata, hingga menggabungkan kembali kata-kata menjadi

kalimat utuh seperti semula. Pada akhir kegiatan di setiap sesi, peneliti

kembali melakukan tes untuk melihat hasil tulisan subjek selama diberikan

intervensi dan dicatat perolehan skornya.

3. Fase Baseline-2 (A-2)

Subjek kembali diberikan tes kemampuan menulis Braille tanpa

diberikan intervensi, dengan harapan dapat menunjukkan perubahan dari

hasil intervensi yang telah diberikan. Fase atau tahap ini digunakan untuk

mengevaluasi sejauh mana penggunaan metode SAS dapat berpengaruh

terhadap peningkatan kemampuan menulis Braille pada masing-masing

subjek. Skor kembali dicatat dan dihitung, untuk kemudian diolah agar

terlihat perbedaan hasilnya melalui perhitungan data statistik.

H. Teknik Pengolahan Data

1. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan

pengukuran persentase terhadap variabel terikat. Persentase dihitung

dengan cara membagi jumlah skor yang diperoleh dengan skor maksimal

kemudian dikalikan seratus. Data yang telah terkumpul selanjutnya

dipresentasikan melalui grafik garis. Hal ini akan mempermudah dalam

mengkomunikasikan urutan kondisi eksperimen, waktu yang diperlukan

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1 ...repository.upi.edu/26834/6/S_PLB_1205489_Chapter 3.pdf · hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

40

Dewi Hafitri Wulansari Koesmeilani, 2016 Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Braille pada Peserta Didik Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setiap kondisi, menunjukkan variabel bebas dan terikat, disain yang

digunakan, dan hubungan antara variabel bebas dan terikat (Sunanto dkk.,

2006, hlm. 29).

Komponen-komponen penting yang terdapat dalam grafik menurut

Sunanto dkk. (2006, hlm. 30) antara lain sebagai berikut.

a. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang

menunjukkan satuan untuk waktu (misalnya sesi, hari, dan

tanggal).

b. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang

menunjukkan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran

(misalnya persen, frekuensi, dan durasi).

c. Titik Awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu

Y sebagai titik awal skala.

d. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang

menunjukkan ukuran (misalnya: 0%, 25%, 50%, dan 75%).

e. Label Kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi

eksperimen, misalnya baseline atau intervensi.

f. Garis Perubahan Kondisi, yaitu garis vertikal yang menunjukkan

adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya

dalam bentuk garis putus-putus.

g. Judul Grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar

segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan perhitungan statistik deskriptif dengan tujuan untuk

memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh intervensi terhadap

target behavior yang akan diubah dalam jangka waktu tertentu.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganilisis data

tersebut yaitu:

a. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-1 (A-1) dari subjek

pada tiap sesi.

b. Menskor hasil penilaian pada kondisi intervensi (B) dari subjek pada

tiap sesi.

c. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-2 (A-2) dari subjek

pada setiap sesi.

d. Membuat tabel penelitian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi

baseline-1 (A-1), intervensi (B), dan baseline-2 (A-2).

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1 ...repository.upi.edu/26834/6/S_PLB_1205489_Chapter 3.pdf · hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

41

Dewi Hafitri Wulansari Koesmeilani, 2016 Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Braille pada Peserta Didik Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1 (A-1), intervensi

(B), dan baseline-2 (A-2).

f. Membuat analisis data bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat secara

langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase.

g. Membuat analisis dalam kondisi dan antar kondisi.

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan

analisis visual dengan perhitungan yang dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah. Perhitungan ini dilakukan dengan menganalisis data dalam

kondisi dan antar kondisi.

a. Analisis Dalam Kondisi

Menurut Sunanto dkk. (2006, hlm. 68), “Analisis perubahan

dalam kondisi adalah analisis perubahan data dalam suatu kondisi

misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi”. Komponen-

komponen yang akan dianalisis dalam kondisi ini meliputi:

1) Panjang Kondisi

Panjang kondisi atau banyaknya data yang juga menunjukkan

banyaknya sesi yang dilakukan dalam setiap kondisi ini tidak ada

ketentuan yang pasti, tetapi data dalam tahap baseline

dikumpulkan sampai data yang didapat menunjukkan stabilitas dan

arah yang jelas.

2) Kecenderungan Arah

Kecenderungan arah digambarkan dengan garis lurus yang

melintasi semua data dalam kondisi dimana banyaknya data yang

berada di atas dan di bawah garis tersebut sama banyak. Penentuan

kecenderungan arah pada penelitian ini menggunakan metode

belah tengah (split-middle) dengan langkah-langkah perhitungan

sebagai berikut:

(a) Membagi data menjadi dua bagian (jika data genap)

(b) Membagi dua data bagian kanan dan kiri.

(c) Menentukan posisi median dari masing-masing belahan.

(d) Menarik garis sejajar dengan absis yang menghubungkan titik

temu antara median data bagian kanan dan kiri.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1 ...repository.upi.edu/26834/6/S_PLB_1205489_Chapter 3.pdf · hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

42

Dewi Hafitri Wulansari Koesmeilani, 2016 Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Braille pada Peserta Didik Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Kecenderungan Stabilitas

Kecenderungan stabilitas menunjukkan tingkat homogenitas

data dalam suatu kondisi. Menentukan kecenderungan atau tingkat

stabilitas kemampuan siswa dalam kondisi baik baseline maupun

intervensi, dalam penelitian ini menggunakan kriteria stabilitas

15%. Jika persentase stabilitas sebesar 85%-90% maka data

dikatakan stabil, sedangkan jika persentase dibawah 85% dikatakan

tidak stabil (Sunanto dkk., 2005, hlm. 113).

Berikut langkah-langkah yang ditempuh dalam mencari

kecenderungan stabilitas dengan menggunakan kriteria stabilitas

15%.

(a) Mencari skor maksimum

(b) Mencari rentang stabilitas dengan cara skor maksimum × 0,15

(c) Menghitung mean level (jumlah skor ÷ jumlah banyaknya data)

(d) Menghitung batas atas dengan cara: mean level + (0,5 ×

rentang stabilitas)

(e) Menghitung batas bawah dengan cara: mean level + (0,5 ×

rentang stabilitas)

(f) Membuat grafik kecenderungan stabilitas

(g) Menghitung persentase stabilitas = banyaknya poin yang

berada pada rentang batas atas dan batas bawah dibagi

banyaknya data poin × 100%.

4) Jejak Data

Jejak data digambarkan dengan menelusuri perubahan dari

data satu ke data lainnya dalam suatu kondisi yang secara umum

dapat disimpulkan kedalam tiga kemungkinan, yaitu menaik,

menurun, dan mendatar. Hal ini sama dengan yang ditunjukkan

oleh analisis pada kecenderungan arah.

5) Tingkat perubahan (level change)

Tingkat perubahan menunjukkan besarnya perubahan antara

dua data. Tingkat perubahan dapat diketahui dengan cara

menghitung selisih antara data terakhir dan data pertama pada

setiap fase. Setelah itu tentukan arah dengan memberi tanda (+)

jika meningkat, (-) jika menurun dan (=) jika tidak ada perubahan.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1 ...repository.upi.edu/26834/6/S_PLB_1205489_Chapter 3.pdf · hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

43

Dewi Hafitri Wulansari Koesmeilani, 2016 Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Braille pada Peserta Didik Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6) Rentang

Rentang merupakan jarak antara data pertama dengan data

terakhir yang memberikan informasi sebagaimana yang diberikan

pada analisis tingkat perubahan.

b. Analisis Antar Kondisi

Adapun komponen-komponen analisis data antar kondisi antara

lain meliputi:

a. Variabel yang diubah

Variabel terikat atau target behavior difokuskan pada satu

perilaku, artinya analisis ditekankan pada efek atau pengaruh

intervensi terhadap target behavior.

b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya

Perubahan kecenderungan arah grafik antara kondisi baseline

dan intervensi menunjukkan makna perubahan target behavior

akibat dari intervensi, yang secara garis besar kemungkinannya

adalah mendatar ke mendatar, mendatar ke menaik, mendatar ke

menurun, menaik ke menaik, menaik ke mendatar, menaik ke

menurun, menurun ke menaik, menurun ke mendatar, dan menurun

ke menurun. Makna efek perubahan kecenderungan arah sangat

tergantung pada tujuan intervensi.

c. Perubahan Stabilitas dan Efeknya

Perubahan stabilitas adalah untuk melihat perubahan dari

setiap data pada masing-masing kondisi baseline dan intervensi.

Data dikatakan stabil apabila data tersebut menunjukkan arah

mendatar, menaik, atau menurun secara konsisten

d. Perubahan Level Data

Perubahan level data menunjukkan seberapa besar data

berubah pada setiap kondisi baseline-1, intervensi dan baseline-2.

Ditentukan dengan cara menentukan data fase baseline (A) pada

sesi terakhir dan sesi pertama pada fase intervensi (B) kemudian

menghitung selisih keduanya.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1 ...repository.upi.edu/26834/6/S_PLB_1205489_Chapter 3.pdf · hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Struktural

44

Dewi Hafitri Wulansari Koesmeilani, 2016 Penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Braille pada Peserta Didik Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Persentase Overlap

Overlap atau data yang tumpang tindih adalah terjadinya data

yang sama pada kedua kondisi antara fase baseline dengan

intervensi, semakin kecil persentase overlap maka semakin baik

pengaruh intervensi terhadap target behavior.

Menurut Sunanto dkk. (2005, hlm. 99) langkah-langkah

untuk menentukan overlap pada fase baseline (A) dengan

intervensi (B) adalah sebagai berikut:

(a) Melihat batas atas dan batas bawah pada kondisi baseline

(A)

(b) Menghitung banyaknya data pada fase intervensi (B)

yang berada pada rentang fase baseline (A)

(c) Membagi banyaknya data yang diperoleh pada langkah 2)

dengan banyaknya data dalam fase intervensi (B)

kemudian dikalikan 100.

Jika data pada fase baseline (A) lebih dari 90% yang

tumpang tindih pada fase intervensi (B), ini berarti bahwa

pengaruh intervensi terhadap target behavior tidak dapat diyakini.