bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis, Setting, dan Karakteristik Penelitian
3.1.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan secara kolaboratif dan partisipatif. Di mana peneliti bekerjasama
dengan kepala sekolah atau guru kelas dan peneliti dibantu mitra peneliti sebagai
suatu tim, terlibat langsung pada siklus penelitian yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan observasi serta refleksi. Tujuan utama Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk meningkatkan praktek-praktek pembelajaran
dan hasil pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini semua yang tergabung dalam
penelitian ini terlibat secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi.
Aqib (2007: 18) mengemukakan bahwa “penelitian tindakan kelas
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk memperbaiki
layanan pendidikan yang diselenggarakan di kelas dan meningkatkan kualitas
program sekolah secara keseluruhan”. Dengan penelitian tindakan kelas guru akan
lebih terampil dalam menanggulangi masalah–masalah yang dihadapinya di kelas
sekaligus memperbaiki dan meningkatkan kualitas unjuk kerjanya. Hal–hal yang
kurang memuaskan dalam pembelajaran dapat disempurnakan untuk menuju
keadaan yang lebih memuaskan tanpa mengganggu atau meninggalkan tugas
pokoknya.
3.1.2. Setting Penelitian
3.1.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan diadakan di SD Negeri Sidorejo Kidul 02 Salatiga.
Alasan mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan sekolah tersebut
tempat peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL), sehingga
peneliti lebih mengetahui keadaan siswa yang hendak diteliti, dan mudah dalam
36
mengumpulkan data, serta peluang waktu yang luas dan subek penelitian yang
sangat sesuai dengan target peneliti.
3.1.2.2. Waktu Penelitian
Perencanaan waktu penelitian pada Februari 2013. Waktu penelitian selama
2 (dua) bulan, yaitu pada April - Mei tahun ajaran 2012/2013. Waktu penulisan
laporan hasil penelitian tersebut pada Mei 2013.
3.1.3. Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini merupakan seluruh siswa kelas 4 di SD
Negeri Sidorejo Kidul 02 Salatiga. Subjek penelitian berjumlah 38 orang siswa
yang terdiri atas 13 orang siswa laki-laki dan 25 orang siswa perempuan. Seluruh
siswa berasal dari wilayah di sekitar sekolah itu sendiri dan dengan latar belakang
perekonomian orang tua yang tergolong menengah ke bawah. Mayoritas orang tua
siswa memiliki mata pencaharian sebagai buruh atau karyawan swasta serta
petani. Dapat digambarkan bahwa dengan jumlah siswa yang tergolong banyak
dan latar belakang yang demikian, maka proses pembelajaran terkesan ramai serta
banyak siswa yang tidak serius dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, terutama
pada mata pelajaran matematika. Untuk itu peneliti berusaha untuk merancang
penelitian agar kualitas dan hasil belajar matematika di kelas 4 tersebut dapat
meningkat.
3.2. Variabel dan Definisi Operasional Konsep
3.2.1. Variabel Penelitian
Secara umum variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu
variabel bebas atau independen dan variabel terikat atau dependen. Variabel bebas
terdiri atas dua variabel, sedangkan variabel terikat terdiri atas satu variabel.
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel yang lain.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Teams Assisted
Individualization (TAI) sebagai variabel X1 dan media realistik sebagai variabel
X2. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh karena
37
adanya variabel bebas (X). Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil
belajar matematika siswa kelas 4 di SD Negeri Sidorejo Kidul 02 Salatiga.
3.2.2. Definisi Operasional Konsep
Teams Assisted Individualization (TAI) merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kerja kelompok kecil dengan ciri
khas bahwa siswa yang kuat atau pandai membantu siswa yang lemah atau kurang
pandai.
Media realistik yaitu media berupa alat peraga yang dapat disentuh, diamati
maupun dibayangkan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
memudahkan siswa untuk memahami dan memecahkan masalah yang dihadapi
dalam kegiatan pembelajaran. Yang dimaksud dengan realita yaitu hal-hal yang
nyata atau konkret yang dapat diamati atau dipahami peserta didik dengan cara
membayangkan, sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan
tempat peserta didik berada baik lingkungan sekolah, keluarga maupun
masyarakat yang dapat dipahami peserta didik. Lingkungan dalam hal ini disebut
juga kehidupan sehari-hari.
Peningkatan hasil belajar matematika maksudnya adalah peningkatan hasil
yang dicapai siswa berupa nilai hasil dari evaluasi pada akhir kegiatan
pembelajaran. Peningkatan hasil belajar ini tetap berpedoman pada KKM yang
berlaku pada sekolah yang bersangkutan.
3.3. Desain Penelitian
”Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan penelitian” (Kerlinger dalam Sulistiyowati P.R, 2005: 55).
Desain yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Menurut Arikunto, dkk (2008) dalam pelaksanaan PTK terdapat empat
tahap penting yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Seperti yang
digambarkan dalam gambar 3.1.
38
Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Iskandar (2012: 67)
Sesuai dengan rancangan awal, penelitian ini berjalan melalui beberapa
siklus. Siklus II dilaksanakan apabila siklus I belum tercapai sehingga mengulangi
atau melakukan perbaikan kegiatan pada siklus I, dan bila belum berhasil
dilanjutkan dengan siklus berikutnya. Pada penelitian ini, rencana pelaksanaan
tindakan telah peneliti tetapkan sesuai dengan desain penelitian tersebut. Dalam
Penelitian ini, tiap siklus akan dilaksanakan dengan alur yang sama, akan tetapi
dengan materi yang berbeda sesuai dengan kondisi dan hasil pembelajaran pada
siklus sebelumnya.
3.3.1. Siklus I
Sebelum masuk pada bagian perencanaan, terlebih dahulu peneliti
melakukan diskusi dan berkonsultasi dengan guru kelas 4 untuk lebih
memperjelas permasalahan dan tindakan apa yang akan diberikan nantinya.
Adapun alur kegiatan yang akan dilakukan pada siklus 1 adalah sebagai berikut
ini.
Perencanaan
Refleksi PelaksanaanSIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II PelaksanaanRefleksi
Pengamatan
?
39
3.3.1.1. Perencanaan
Perencanaan meliputi penetapan pokok bahasan matematika kelas 4 yang
telah dikonsultasikan dengan guru kelas 4, penetapan alokasi waktu
pelaksanaannya, dan mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan menggunakan media realistik
dengan pokok bahasan bangun ruang sederhana. Mempersiapkan media dan
sumber belajar berupa contoh bangun ruang sederhana seperti kubus, balok,
tabung, kerucut, dan bola, serta buku sumber sebagai penunjang kegiatan
pembelajaran. Mempersiapkan alat evaluasi berupa lembar evaluasi tertulis
beserta Lembar Kerja Siswa (LKS). Mempersiapkan lembar observasi untuk
mengamati aktivitas belajar siswa ketika kegiatan pembelajaran sedang
berlangsung.
Rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI dengan menggunakan media pembelajaran realistik. Dalam
model pembelajaran tersebut lebih ditekankan kepada kegiatan diskusi kelompok
kecil. Rencana penelitian terdiri dari siklus I dan Siklus II dengan dua kali
pertemuan pada tiap siklus. Secara umum, rincian dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan adalah seperti pada tabel 3.1 berikut.
40
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I
StandarKompetensi
8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antarbangun ruang
KompetesiDasar
8.1. Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana
Indikator 8.1.1. Menyebutkan ciri khusus bangun ruang kubus, balok,tabung, kerucut, dan bola.
8.1.2. Menjelaskan sifat-sifat bangun ruang kubus, balok, tabung,kerucut, dan bola.
TujuanPembelajaran
Pertemuan I1. Menyebutkan lima macam bangun ruang sederhana.2. Menyebutkan tiga contoh benda yang menyerupai bangun
ruang kubus dan balok.3. Mengidentifikasi ciri khusus dari bangun ruang kubus dan
balok.4. Menemutunjukkan unsur-unsur yang dimiliki oleh bangun
ruang kubus dan balok.5. Menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki bangun ruang kubus dan
balok.6. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
Pertemuan II1. Menyebutkan tiga contoh benda yang menyerupai bangun
ruang tabung, kerucut, dan bola.2. Mengidentifikasi ciri khusus dari bangun ruang tabung,
kerucut, dan bola.3. Menemutunjukkan unsur-unsur yang dimiliki oleh bangun
ruang tabung, kerucut, dan bola.4. Menjelaskan sifat-sifat bangun ruang tabung, kerucut, dan bola.5. Mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
3.3.1.2. Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dalam kegiatan
pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dibuat dalam perencanaan.
Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
Dengan menggunakan media realistik. Pelaksanaan tindakan sesuai dengan
rancangan yang dibuat pada bagian perencanaan, yaitu terdiri dari siklus I dan
siklus II dengan dua pertemuan pada tiap siklus. Secara umum rencana
pelaksanaan tindakan dan penelitian seperti pada tabel 3.2.
41
Tabel 3.2
Rancangan Pelaksanaan Tindakan pada Siklus I Pertemuan Pertama
KegiatanPendahuluan
1. Membuka pelajaran dengan saling mengucapkan salam, berdoabersama, dan melakukan presensi.
2. Mengecek kesiapan siswa.3. Melakukan apersepsi dan motivasi.4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
KegiatanInti
Eksplorasi1. Memperkenalkan materi pembelajaran dengan menuliskan judul
di papan tulis.2. Menggali pengetahuan awal siswa.3. Membagi siswa dalam kelompok heterogen.4. Membagikan lembar kerja siswa dan media pembelajaran.5. Memberikan petunjuk tentang kegiatan diskusi kelompok.
Elaborasi1. Bertanya jawab tentang bangun ruang kubus dan balok.2. Siswa mengidentifikasi model bangun ruang kubus dan balok.3. Siswa berdiskusi dalam kelompok kecil heterogen.4. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara
singkat.5. Siswa bertanya jawab dengan bimbingan guru.
Konfirmasi1. Meluruskan konsep yang keliru.2. Membimbing siswa menarik simpulan akhir.3. Memberikan pujian dan motivasi serta label pada tiap
kelompok.
KegiatanPenutup
1. Menyampaikan manfaat dari kegiatan pembelajaran tersebut.2. Menutup pelajaran
Demikian rancangan kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan
pertama. Pada kegiatan tersebut belum dilakukan evaluasi atau tes kepada siswa.
Adapun tes atau evaluasi akan dilakukan pada siklus I pertemuan kedua yang
merupakan kegiatan lanjutan pertemuan pertama dan merupakan perbaikan pada
kegiatan pertemuan pertama. Untuk lebih jelasnya rencana siklus I pertemuan
kedua diuraikan pada tabel 3.3.
42
Tabel 3.3
Rancangan Pelaksanaan Tindakan pada Siklus I Pertemuan Kedua
KegiatanPendahuluan
1. Membuka pelajaran dengan saling mengucapkan salam, berdoabersama, dan melakukan presensi.
2. Mengecek kesiapan siswa.3. Melakukan apersepsi dan motivasi.4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
KegiatanInti
Eksplorasi1. Memperkenalkan materi pembelajaran dengan menuliskan judul
di papan tulis.2. Mengingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari.3. Membagi siswa dalam kelompok heterogen.4. Membagikan lembar kerja siswa dan media pembelajaran.5. Memberikan petunjuk tentang kegiatan diskusi kelompok.
Elaborasi1. Bertanya jawab tentang bangun ruang tabung, kerucut, dan bola.2. Siswa mengidentifikasi model bangun ruang tabung, kerucut,
dan bola.3. Siswa berdiskusi dalam kelompok kecil heterogen.4. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara
singkat.5. Siswa bertanya jawab dengan bimbingan guru.
Konfirmasi1. Meluruskan konsep yang keliru.2. Membimbing siswa menarik simpulan akhir.3. Memberikan pujian dan motivasi serta label pada tiap
kelompok.
KegiatanPenutup
1. Menyampaikan manfaat dari kegiatan pembelajaran tersebut.2. Membagikan soal evaluasi dan mengawasi siswa dalam
mengerjakan soal-soal evaluasi.3. Menutup pelajaran.
3.3.1.3. Pengamatan
Kegiatan pengamatan atau observasi dilakukan untuk mengamati proses
kegiatan pembelajaran. Kegiatan pengamatan tersebut dilakukan oleh guru kelas 4
selaku kolabor bersama dengan rekan sejawat peneliti selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Aspek-aspek yang diamati yaitu proses pembelajaran,
43
aktivitas peneliti yang bertindak sebagai guru, dan aktivitas siswa selaku subjek
dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
3.3.1.4. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti dan dikonsultasikan dengan guru kelas
serta rekan sejawat peneliti yang bertindak selaku observer. Pada tahap ini peneliti
melakukan refleksi terhadap hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas 4
dan rekan sejawat peneliti. Selain itu, hal yang menjadi bahan refleksi utamanya
adalah hasil tes atau evaluasi pada siklus I. Pada tahap refleksi diharapkan dapat
diketahui kekurangan-kekurangan pada siklus I sehingga akan menjadi referensi
untuk melaksanakan tindakan dan perbaikan pada siklus II.
3.3.2. Siklus II
Kegiatan siklus II merupakan perbaikan dari kekurangan pada siklus I.
siklus II juga merupakan tindak lanjut untuk dapat menyelesaikan pokok bahasan
yang telah direncanakan. Akan tetapi, sesuai dengan model Penelitian Tindakan
Kelas yang diungkapkan oleh Arikunto, dkk, maka kegiatan pada siklus II
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
3.3.2.1. Perencanaan
Perencaan pada siklus II dilakukan oleh peneliti yang juga bertindak selaku
pengajar dengan berkonsultasi dengan guru kelas dan rekan sejawat peneliti.
Perencanaan pada siklus II juga memperhatikan hasil refleksi pada siklus I. jadi,
indikator dan tujuan pembelajaran yang belum tercapai pada siklus I diulangi pada
siklus II.
Secara umum, Perencanaan pada siklus II meliputi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan
menggunakan media realistik dengan pokok bahasan jaring-jaring bangun ruang
sederhana kubus dan balok. Mempersiapkan media dan sumber belajar berupa
contoh bangun ruang sederhana kubus, balok, puzzle, serta buku sumber sebagai
penunjang kegiatan pembelajaran. Mempersiapkan alat evaluasi berupa lembar
44
evaluasi tertulis beserta Lembar Kerja Siswa (LKS). Mempersiapkan lembar
observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung.
Rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI dengan menggunakan media pembelajaran realistik. Dalam
model pembelajaran tersebut lebih ditekankan kepada kegiatan diskusi kelompok
kecil. Rencana penelitian pada Siklus II terdiri atas dua kali pertemuan. Secara
umum, rincian dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan
digunakan adalah seperti pada tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus II
StandarKompetensi
8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antarbangun ruang
KompetesiDasar
8.2. Menentukan jaring-jaring balok dan kubus
Indikator 8.2.1. Menyebutkan dan menggambar bangun sesuai sifat-sifatbangun ruang yang diberikan.
8.2.2. Menggambar dan membuat berbagai jaring-jaring kubusTujuan
PembelajaranPertemuan I1. Menjelaskan pengertian dari jaring-jaring secara umum.2. Menemutunjukkan jaring-jaring kubus dari benda nyata.3. Mengidentifikasi berbagai bentuk jaring-jaring dari kubus.4. Membuat jaring-jaring kubus.5. Menggambar jaring-jaring kubus.6. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
Pertemuan II1. Menemutunjukkan jaring-jaring balok dari benda nyata.2. Mengidentifikasi berbagai bentuk jaring-jaring balok.3. Membuat jaring-jaring balok.4. Menggambar jaring-jaring balok.5. Mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
3.3.2.2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II merupakan tindak lanjut
dari kegiatan pada siklus I. Oleh karena itu kegiatan ini memperhatikan hasil
45
refleksi pada siklus I. Akan tetapi secara umum pada tahap ini peneliti
melaksanakan tindakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang
telah dibuat dalam perencanaan. Kegiatan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan menggunakan media realistik.
Pelaksanaan tindakan sesuai dengan rancangan yang dibuat pada bagian
perencanaan, yaitu terdiri dari dau kali pertemuan. Secara umum rencana
pelaksanaan tindakan dan penelitian seperti pada tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5
Rancangan Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II Pertemuan Pertama
KegiatanPendahuluan
1. Membuka pelajaran dengan saling mengucapkan salam, berdoabersama, dan melakukan presensi.
2. Mengecek kesiapan siswa.3. Melakukan apersepsi dan motivasi.4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
KegiatanInti
Eksplorasi1. Memperkenalkan materi pembelajaran dengan menuliskan judul
di papan tulis.2. Mengingatkan siswa mengenai materi yang sudah dipelajari.3. Membagi siswa dalam kelompok heterogen dan berbeda dengan
kelompok pada siklus I.4. Membagikan lembar kerja siswa dan media pembelajaran.5. Memberikan petunjuk tentang kegiatan diskusi kelompok.
Elaborasi1. Siswa berdiskusi dalam kelompok kecil heterogen.2. Siswa menemutunjukkan jaring-jaring kubus.3. Siswa membuat dan menggambar jaring-jaring kubus.4. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara
singkat.5. Siswa bertanya jawab dengan bimbingan guru.
Konfirmasi4. Meluruskan konsep yang keliru.5. Membimbing siswa menarik simpulan akhir.6. Memberikan pujian dan motivasi serta label pada tiap
kelompok.
KegiatanPenutup
3. Menyampaikan manfaat dari kegiatan pembelajaran tersebut.4. Menutup pelajaran
46
Demikian rancangan kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan
pertama. Pada kegiatan tersebut belum dilakukan evaluasi atau tes kepada siswa.
Adapun tes atau evaluasi akan dilakukan pertemuan kedua yang merupakan
kegiatan lanjutan pertemuan pertama dan merupakan perbaikan kegiatan pertama.
Untuk lebih jelasnya rencana siklus II pertemuan kedua diuraikan pada tabel 3.6
berikut.
Tabel 3.6
Rancangan Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II Pertemuan Kedua
KegiatanPendahuluan
1. Membuka pelajaran dengan saling mengucapkan salam, berdoabersama, dan melakukan presensi.
2. Mengecek kesiapan siswa.3. Melakukan apersepsi dan motivasi.4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
KegiatanInti
Eksplorasi1. Memperkenalkan materi pembelajaran dengan menuliskan judul
di papan tulis.2. Mengingatkan siswa mengenai materi yang sudah dipelajari.3. Membagi siswa dalam kelompok heterogen.4. Membagikan lembar kerja siswa dan media pembelajaran.5. Memberikan petunjuk tentang kegiatan diskusi kelompok.
Elaborasi1. Siswa berdiskusi dalam kelompok kecil heterogen.2. Siswa menemutunjukkan jaring-jaring balok.3. Siswa membuat dan menggambar jaring-jaring balok.4. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara
singkat.5. Siswa bertanya jawab dengan bimbingan guru.
Konfirmasi1. Meluruskan konsep yang keliru.2. Membimbing siswa menarik simpulan akhir.3. Memberikan pujian dan motivasi serta label pada tiap
kelompok.
KegiatanPenutup
1. Menyampaikan manfaat dari kegiatan pembelajaran tersebut.2. Membagikan soal evaluasi dan mengawasi siswa dalam
mengerjakan soal evaluasi.3. Menutup pelajaran.
47
3.3.2.3. Pengamatan
Kegiatan pengamatan atau observasi dilakukan untuk mengamati proses
kegiatan pembelajaran. Kegiatan pengamatan tersebut dilakukan oleh guru kelas 4
selaku kolabor bersama dengan rekan sejawat peneliti selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Aspek-aspek yang diamati yaitu proses pembelajaran,
aktivitas peneliti yang bertindak sebagai guru, dan aktivitas siswa selaku subjek
dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Jadi, kegiatan pengamatan pada siklus II
sama persis dengan kegiatan pada siklus I.
3.3.2.4. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti dan dikonsultasikan dengan guru kelas
serta rekan sejawat peneliti yang bertindak selaku observer. Pada tahap ini peneliti
melakukan refleksi terhadap hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas 4
dan rekan sejawat peneliti. Selain itu, hal yang menjadi bahan refleksi utamanya
adalah hasil tes atau evaluasi pada siklus I. Pada tahap refleksi diharapkan dapat
diketahui kekurangan-kekurangan pada siklus II sehingga akan menjadi referensi
apakah kegiatan pada siklus II sudah berhasil atau harus ada tindakan pada siklus
berikutnya.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk merekam atau
mengumpulkan data yang berupa aktivitas siswa dan guru beserta hasil belajar
siswa berupa nilai evaluasi pada tiap siklus. Berikut adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan.
3.4.1. Tes Hasil Belajar
Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar
mengajar yang dilakukan akhir kegiatan tiap-tiap siklus (post tes). Guru
memberikan tes sebagai sarana mengevaluasi siswa guna mengukur tingkat
keberhasilan siswa belajar tentang sifat-sifat bangun ruang sederhana dan jaring-
jaring bangun ruang. Tes hasil belajar diselenggarakan setelah pembelajaran
48
selesai pada tiap siklus. Alat pengumpulan data berupa instrumen soal yang
berjumlah 15 butir soal pada tiap siklus, jadi jumlah keseluruhan soal ada 30 butir
soal. Intrumen soal berbentuk pilihan ganda dengan opsi empat pilihan (a, b, c, d).
Tabel 3.7 memuat tentang kisi-kisi soal yang akan digunakan.
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Soal Evaluasi (Post Test)
Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal8.1. Menentukan sifat-sifat
bangun ruangsederhana
8.1.1. Menyebutkan ciri khususbangun ruang kubus, balok,tabung, kerucut, dan bola.
1, 2, 3, 7, 9,10,11
8.1.2. Menjelaskan sifat-sifat bangunruang kubus, balok, tabung,kerucut, dan bola.
4, 5, 6, 8, 12,13, 14, 15
8.2. Menentukan jaring-jaring balok dankubus
8.2.1. Menyebutkan danmenggambar bangun sesuaisifat-sifat bangun ruang yangdiberikan.
1, 2, 3, 4, 5,6, 7, 8
8.2.2. Menggambar dan membuatberbagai jaring-jaring kubus
9, 10, 11, 12,13, 14, 15
3.4.2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran beralangsung.
Observasi dilakukan oleh guru kelas 4 bersama dengan rekan sejawat peneliti.
Pada tahap ini, guru kelas 4 sebagai observer melakukan pengamatan dan
mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan lembar
instrumen observasi yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat
terhadap pelaksanaan skenario pembelajaran dari waktu ke waktu dan dampaknya
terhadap hasil belajar siswa. Instrumen observasi yang digunakan adalah
instrumen yang telah dirancang dengan sedemikian rupa sehingga dapat
mengamati aktivitas peneliti yang bertindak sebagai guru dan siswa yang
bertindak sebagai subjek pembelajar. Kisi-kisi intrumen observasi yang digunakan
seperti pada tabel 3.8.
49
Tabel 3.8
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Aspek Yang Diamati Nomor ItemI Pra pembelajaran 1, 2II Membuka pembelajaran 3, 4III Kegiatan inti pembelajaran
A.Penguasaan materi pelajaran 5, 6, 7, 8B. Pendekatan/ strategi pembelajaran 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15C. Pemanfaatan media pembelajaran/ sumber belajar 16, 17, 18, 19D.Pembelajaran yang menantang dan memacu
keterlibatan siswa20, 21, 22, 23,
24, 25E. Penilaian proses dan hasil belajar 26, 27F. Penggunaan bahasa 28, 29, 30
IV Penutup 31, 32, 33
Selain mengamati dan merekam aktivitas dari guru, kegiatan pengamatan
atau observasi juga dilakukan untuk mengamati dan merekam aktivitas belajar
siswa. Kisi-kisi instrument observasi untuk mengamati aktivitas siswa seperti
pada tabel 3.9 berikut.
Tabel 3.9
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
No Aspek Yang Diamati Nomor ItemI Pra pembelajaran 1, 2II Kegiatan Awal 3, 4III Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan materi pelajaran 5, 6, 7, 8B. Pendekatan/ strategi pembelajaran 9, 10, 11, 12,
13, 14C. Pemanfaatan media pembelajaran/ sumber belajar 15, 16, 17D. Penilaian proses dan hasil belajar 18, 19E. Penggunaan bahasa 20, 21
IV Penutup 22, 23, 24
Penilaian aktivitas guru dan siswa pada lembar observasi akan
menggunakan skor 1 bila item dilakukan kurang dari 10%, skor 2 bila dilakukan
11% - 40%, skor 3 bila dilakukan 41% - 70%, dan skor 4 bila dilakukan ≥ 71%.
50
Dengan kriteria tersebut maka untuk menentukan nilainya dapat dilakukan dengan
membuat interval penilaian seperti tabel 3.10 berikut.
Tabel 3.10
Kriteria Penilaian Aktivitas Guru
No Skor Kualifikasi Keterangan1 100 – 132 A Sangat Baik2 67 – 99 B Baik3 32 – 66 C Cukup4 ≤ 31 D Kurang
Intrumen penilaian aktivitas guru menggunakan 33 item, sedangkan
intrumen penilaian aktivitas siswa menggunakan 24 item dengan cara penskoran
yang sama. Adapun interval dan kriteria penilaian aktivitas siswa seperti pada
tabel 3.11 berikut.
Tabel 3.11
Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa
No Skor Kualifikasi Keterangan1 73 – 96 A Sangat Baik2 47 – 72 B Baik3 23 – 48 C Cukup4 ≤ 24 D Kurang
Aktivitas guru dan siswa diamati dan dinilai oleh guru kelas 4 selaku
kolabor merangkap observer dan rekan sejawat peneliti.
3.4.3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian
dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil
kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumentasi tidak sekedar
mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan
51
tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil
analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.
Dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil foto siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung dan mengumpulkan hasil tes yang diberikan pada
setiap akhir siklus. Hal ini diperlukan untuk memudahkan peneliti ketika
membuat perbandingan dari tiap tindakan dan memudahkan dalam penyusunan
laporan.
3.5. Analisis atau Interpretasi Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data deskriptif
kualitatif dan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif. Data yang diperoleh
akan dianalisis dalam bentuk-bentuk kata atau penjelasan yaitu data deskriptif
kualitatif dan dalam bentuk angka yaitu data kuantitatif. Data kualitatif yang
diperoleh dari hasil observasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan media realistik yang dilakukan oleh
peneliti sebagai guru. Sedangkan untuk keperluan data kuantitatif, diperoleh dari
hasil tes belajar siswa.
Untuk analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi
awal, nilai tes siklus 1 dan nilai tes siklus II, penelitian ini menggunakana rumus
berikut.
P = x100%
Keterangan:
P = Presentase
n = Jumlah frekuensi yang muncul
N = Jumlah total siswa
Dari perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut akan diperoleh
persentase peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus.
3.6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Menurut Arikunto (dalam Taniredja dan Mustafidah 2012: 42):
52
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidanatau kesahihan suatu isntrumen....Secara mendasar, validitas adalahkeadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutanmampu mengkur apa yang akan diukur. Suatu instrumen yang valid atausah mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya intrumen yang kurang validberarti memiliki validitas rendah.
Sedangkan Sudjana (dalam Taniredja dan Mustafidah 2012: 43) memberikan
definisi bahwa ”reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat
tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya kapan pun alat penilaian
tersebut akan digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama”.
Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) dari hal yang akan diukur. ”Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur....Instrumen yang reliabel
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama” (Sugiyono 2010: 348). Teknik yang
digunakan untuk menguji tingkat kevalidan instrumen menggunakan teknik
corrected item to total score correlation yang dinotasikan dengan (r), yang
mengatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki
koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,05. Adapun rumusnya adalah
sebagai berikut:= ⅀ − (⅀ )(⅀ )√( ⅀ − (⅀ )2 ⅀ − (⅀ )2)2Keterangan:
rit = koefisien korelasi antara dua variabel
i = skor setiap item
t = skor total
(⅀ ) = kuadrat jumlah skor item⅀ = jumlah kuadrat skor item⅀ = jumlah kuadrat skor total
(⅀ ) = kuadrat jumlah skor total
53
Untuk menentukan suatu item tertentu valid atau tidak digunakan pedoman
nilai koefisien korelasi seperti pada tabel 3.12.
Tabel 3. 12Koefisien Validitas
No Kategori Koefisien Keterangan1 0.00 – 0.20 Tidak ada validitas2 0.21 – 0.40 Validitas rendah3 0.41 – 0.60 Validitas sedang4 0.61 – 0.80 Validitas tinggi5 0.81 – 1.00 Validitas sempurna
Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen menggunakan
teknik Reliability Coefficient Alpha menggunakan program SPSS 16.0 for
windows. Menurut George dan Mallery (dalam Jasminah, 2010: 31), kategori
koefisien reliabilitas instrumen adalah seperti pada tabel 3.13 berikut.
Tabel 3.13
Koefisien Reliabilitas
No Kategori koefisien reliabilitas Keterangan1 α ≤ 0,7 Tidak dapat diterima2 0,7 < α ≤ 0,8 Dapat diterima3 0,8 < α ≤ 0,9 Reliabilitas bagus4 α > 0,9 Reliabilitas memuaskan
Untuk mengukur reliabilitas dengan Coeffiecient Alpha, menggunakan
rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.
= − 1 1 − ∑Keterangan
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal∑ = jumlah variansi butir
= variansi total
54
Untuk melihat validitas intrumen yang digunakan, maka data hasil uji
validitas pada siklus I disajikan pada tabel 3.14.
Tabel 3.14
Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus I
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Varianceif Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
VAR00001 9.45 30.831 .699 .886
VAR00002 9.55 30.450 .771 .884
VAR00003 9.45 30.831 .699 .886
VAR00004 9.50 30.929 .671 .887
VAR00005 9.50 30.929 .678 .887
VAR00006 9.55 33.117 .285 .898
VAR00007 9.45 34.641 .225 .905
VAR00008 9.45 33.117 .285 .898
VAR00009 9.45 30.831 .699 .886
VAR00010 9.55 33.784 .170 .901
VAR00011 9.55 34.450 .056 .904
VAR00012 9.55 30.450 .771 .884
VAR00013 9.50 30.929 .678 .887
VAR00014 9.45 30.831 .699 .886
VAR00015 9.55 30.450 .771 .884
VAR00016 9.50 34.643 .024 .905
VAR00017 9.55 33.117 .285 .898
VAR00018 9.50 30.643 .731 .885
VAR00019 9.41 30.634 .747 .885
VAR00020 9.55 30.450 .741 .884
Dari uji validitas yang dilakukan untuk intrumen siklus I, diujikan 20 butir
soal yang dinyatakan valid sebanyak 17 butir soal. Dari 17 butir soal tersebut
maka diambil 15 butir soal untuk evaluasi pada siklus I.
55
Tabel 3.15
Hasil Uji Validitas Intrumen Siklus II
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Variance ifItem Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
VAR00001 9.50 28.262 .685 .871
VAR00002 9.59 27.777 .782 .868
VAR00003 9.50 28.262 .685 .871
VAR00004 9.64 28.909 .568 .875
VAR00005 9.55 28.260 .163 .872
VAR00006 9.59 30.539 .455 .885
VAR00007 9.50 34.357 -.399 .904
VAR00008 9.50 30.357 .288 .884
VAR00009 9.50 28.262 .685 .871
VAR00010 9.50 30.167 .323 .883
VAR00011 9.50 31.786 .033 .892
VAR00012 9.59 27.777 .782 .868
VAR00013 9.55 28.260 .683 .872
VAR00014 9.45 27.974 .753 .869
VAR00015 9.59 27.777 .782 .868
VAR00016 9.50 32.167 -.033 .894
VAR00017 9.59 30.539 .255 .885
VAR00018 9.55 28.069 .020 .870
VAR00019 9.59 28.158 .706 .871
VAR00020 9.59 27.777 .782 .868
Selanjutnya uji validitas yang dilakukan untuk soal yang akan digunakan
pada siklus II diujikan sebanyak 20 butir soal lagi dan dinyatakan valid sebanyak
15 butir soal. Selanjutnya 15 butir soal tersebut yang akan digunakan pada
evaluasi hasil belajar siklus II.
Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Kata reliabel
sering disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil,
konsisten, dan lain sebagainya. Untuk menghitung tingkat reliabilitas tes hasil
belajar, dalam penelitian ini digunakan rumus dari relibalitas alpha cronbach.
Untuk menghitung reliabilitas, digunakan SPSS 16.0 for windows. Menurut Azwar
(2007: 44), reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur
56
yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas dinyatakan dengan
koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin
tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00 maka semakin tinggi tingkat
reliabilitasnya.
Langkah pengujian reliabilitas yaitu setelah dilakukan uji validitas, maka
instrumen (soal) yang dinyatakan tidak valid dibuang, selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas instrument yang dinyatakan valid dengan bantuan SPSS 16.0 for
windows. Hasil uji reliabilitas untuk soal yang telah dinyatakan valid dapat dilihat
pada tabel 3.15 berikut.
Tabel 3. 16Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha N of Items
.896 20
Berdasarkan koefisien reliabilitas pada tabel 3.12, maka hasil uji reliabilitas
pada tabel 3.15 dapat dinyatakan hasil uji reliabilitas instrumen pada siklus I
adalah 0,896. Dapat dikatakan reliabilitas instrumen berada pada kategori
reliabilitas bagus.
Tabel 3.17
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha N of Items
.883 20
Tabel 3.16 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas instrumen siklus II
adalah 0,883. Berdasarkan ketentuan koefisien reliabilitas pada tabel 3.12, maka
reliabilitas isntrumen yang diuji berada pada kategori reliabilitas bagus.
57
3.7. Uji Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Arikunto (2007: 207 - 210), soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang
siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu
sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat. Rumus
mencari taraf atau indeks kesukaran adalah:
P = BJSKeterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.18
Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
No Koefisien P Keterangan1 0,00 – 0,30 Soal Sukar2 0,31 – 0,70 Soal Sedang3 0,71 – 1,00 Soal Mudah
Tabel 3.18 adalah tabel kriteria tingkat kesukaran soal. Tingkat kesukaran
suatu instrument dapat dicari dengan menggunakan rumus, dan kemudian hasilnya
dicocokkan dengan tabel 3.18. Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal pada
siklus I dapat dilihat pada tabel 3.19 berikut.
Tabel 3.19Indeks Kesukaran Soal siklus I
Nomor Soal Tingkat Kesukaran Jumlah1,4,5,8,9,12,16 Mudah 7
2,3,10,11,14,15,17,18 Sedang 86,7,13,19,20 Sukar 5
Jumlah 20
58
Dari tabel 3.19 dapat diketahui tingkat kesukaran dari instrumen atau soal
yang digunakan pada siklus I, yaitu 7 buah soal termasuk kategori mudah, 8 buah
soal termasuk kategori sedang, dan 5 buah soal termasuk kategori sukar.
Tabel 3.20Indeks Kesukaran Soal Siklus II
Nomor Soal Tingkat Kesukaran Jumlah1, 2,3,8,11, Mudah 5
4,7,10,12,14,15,16,19,20 Sedang 95,6,9,13,17,18 Sukar 6
Jumlah 20
3.8. Range dan Interval Nilai
Untuk keperluan pengolahan data berupa nilai siswa dan untuk keperluan
visualisasi dari nilai evaluasi siswa, maka nilai siswa perlu dikelompokkan
dengan kategori tertentu. Range atau jangkauan dan interval nilai dapat ditentukan
dengan rumus tertentu. Dalam hal ini, peneliti menggunakan rumus dari Sugiyono
(2011: 34-35) yang menggunakan rumus K=1+3,3 log n. Adapun rumus untuk
menentukan Range, banyak kategori dan interval adalah sebagai berikut:
Range/ Jangkauan = skort tertinggi – skor terendah
Banyak kategori/ kelas = 1 + 3,3 log n
Interval =
Dalam menentukan interval nilai peneliti menggunakan rumus untuk
memudahkan mengatur jarak interval nilai sesuai dengan nilai yang di peroleh
siswa. Adapun cara untuk menentukan interval tersebut dicari dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah Siswa (n) = 38
Log 38 = 1,58
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 x log 38
K = 1 + 3,3 x 1,58
K = 6,794 dibulatkan menjadi 7
59
3.9. Indikator Kinerja
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa
setelah proses pembelajaran pada setiap siklusnya, maka dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes pada setiap akhir siklus. Analisis ini
menggunakan statistik sederhana.
Untuk menilai ulangan atau tes formatif maka peneliti melakukan
penjumlahan terhadap hasil tes siswa setelah itu dibagi dengan jumlah siswa
sehingga memperoleh rata-rata tes formatif. Untuk menghitung rata-rata kelas
setiap siklus dapat dilakukan dengan rumus sederhana berikut ini.×= ∑×Ν
Keterangan:
x = rata-rata kelas
Σ x = jumlah nilai seluruh siswa
N = jumlah siswa
Ada dua kategori dalam ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan
klasikal. Untuk KKM pada mata pelajaran matematika disesuaikan dengan
ketentuan sekolah . Untuk ketuntasan klasikal kelas dikatakan tuntas ketika 85%
siswa telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran
matematika yang ada di SD Negeri Sidorejo Kidul 02 Salatiga seperti pada tabel
3.17 berikut.
Tabel 3.21Kriteria Ketuntasan Minimal untuk Mata Pelajaran Matematika
Kriteria Ketuntasan Kualifikasi≥63 Tuntas<63 Tidak tuntas