bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai
pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian ini menggunakan
metode pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2002) bahwa penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.
Metode penelitian kuantitaif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data
bersifat kuantitaif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2009).
Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Menurut Arikunto
(2002) penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau
tidak adanya hubungan antara dua variabel dengan variabel lain. Besar atau
tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam koefisien korelasi. Dalam
penelitian ini diupayakan memastikan signifikansi hubungan antara eksposur
kekerasan di televisi dengan jenis perilaku agresif. Penelitian ini dilakukan si
SMK SARASWATI Salatiga
3.2 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009).
Variabel penelitian akan menentukan variabel mana yang mempunyai peran atau
yang disebut variabel bebas dan variabel mana yang bersifat mengikut atau
variabel terikat. Berikut akan dijelaskan mengenai variabel penelitian, yaitu:
3.2.1 Variabel bebas adalah faktor sebab (variabel X) : Eksposur kekerasan di
televisi
3.2.2 Variabel terikat adalah faktor akibat (variabel Y) : Jenis Agresivitas
3.3 Definisi Operasional
Definisi operasional dapat juga berarti batasan masalah secara operasional
dan batasan operasional merupakan penegasan arti dari konstruk agar tidak
memberikan pengertian lain. Definisi operasional menurut (Azwar, 2001) adalah
suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-
karakteristik variabel yang diamati. Suatu penelitian harus memilih dan
menentukan definisi oprasional yang paling relevan terhadap variabel
penelitiannya.
Adapun definisi oprasional pada penelitian ini adalah :
3.3.1 Eksposur kekerasan adalah frekuensi dan intensitas seseorang dalam
menyaksikan kekerasan di media sehingga seseorang mengimitasi
perilaku agresi yang dilihatnya. Aspek yang digunakan untuk mengukur
eksposur kekerasan adalah frekuensi individu menyaksikan tayangan
tertentu di televisi dan kekerasan yang diekspresikan oleh individu pada
tayangan yang dilihatnya.
3.3.2 Agresivitas merupakan suatu tindakan perilaku yang dilakukan seseorang
dengan niat menimbulkan akibat negatif dan memberikan stimulus yang
berbahaya secara fisik maupun verbal kepada individu lain bertujuan
untuk menyakitinya. Jenis agresivitas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah agresi fisik, agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan.
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa SMK SARASWATI kelas XI berjumlah 460 siswa.
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009).
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel dengan menggunakan
teknik Probability Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel (Sugiyono, 2009). Untuk menentukan sampel yang akan dijadikan subjek
menggunakan teknik yang dikembangkan dari Isaac dan Michael (dalam
Sugiyono, 2009).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK
N 2 Salatiga, sebanyak 200 siswa dari 460 siswa dengan tingkat keslahan 5%.
Sampel diambil dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling, yakni
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2009).
3.5 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam,
yaitu: Kuesioner perilaku agresif dan kuesioner eksposur kekerasan di televisi.
3.5.1 Kuesioner Perilaku Agresif
Data tentang perilaku agresif subjek diperoleh dengan menggunakan
laporan diri tentang perilaku ( behavioral self-report ) subjek diminta untuk
mengisi kuesioner agresi ( aggression quetionaire ) yang disusun oleh Buss &
Perry (1992). Kuesioner ini adalah perangkat yang umum digunakan untuk
mengukur perilaku agresif (Krahe, 2005). Perilaku agresif diukur melalui empat
aspek, yakni aspek fisik, aspek verbal, kemarahan, dan permusuhan.
Tabel 3.1
Indikator Empirik Kuesioner Perilaku agresif
Sub Konsep Indikator No item
F Uf
Agresi fisik,
yakni tindakan
agresi yang
menyakiti
individu lain
secara fisik.
Terkadang saya begitu ingin memukul teman. 1
Bila teman saya mencari masalah dengan saya,
saya dapat saja memukulnya. 5
Saya akan balas memukul bila dipukul. 9
Saya pernah terlibat perkelahian secara fisik. 13
Bila saya harus menggunakan kekerasan untuk
mendapatkan hak-hak saya, maka saya akan
melakukan kekerasan.
17
Bila ada teman yang menyakiti atau
mengancam saya, saya akan berkelahi
dengannya.
21
Menurut saya memukul orang lain adalah
tindakan yang salah, apapun alasannya. 24
Saya pernah mengancam teman saya untuk
mendapatkan apa yang saya inginkan. 26
Saya pernah merusak barang yang ada di sekitar
saya ketika saya marah. 28
Agresi verbal,
berupa respon
vocal yang
menyampaikan
stimulus yang
menyakiti mental
dalam bentuk
penolakan dan
ancaman.
Bila saya tidak setuju dengan teman saya, saya
akan langsung membantahnya. 2
Saya sering bertengkar mulut dengan teman
saya (misalkan mengejek, membantah). 6
Ketika saya jengkel kepada seseorang saya akan
mengatakannya dengan terus terang. 10
Saya membantah teman-teman yang tidak
setuju dengan pendapat saya (harus diterima).
14
Tabel 3.1
Indikator Empirik Kuesioner Perilaku agresif
Menurut teman-teman, saya senang mengejek
atau membantah. 18
Kemarahan,
yakni emosi
negatif yang
disebabkan oleh
harapan yang
tidak terpenuhi
dan bentuk
ekspresinya
dapat menyakiti
orang lain serta
diri sendiri
Saya mudah marah tetapi mudah pula
melupakan kemarahan saya. 3
Saat saya terpukul (sedih, kecewa), saya
menunjukkan perasaan saya kepada teman-
teman saya.
7
Kadang saya merasa begitu marah sehingga
saya merasa akan meledak. 11
Menurut beberapa teman, saya mudah marah. 15
Saya seringkali ringan tangan. 19
Saya sering tidak dapat mengendalikan
kemarahan saya. 22
Saya adalah orang yang tenang (tidak mudah
marah). 29
hostility atau
permusuhan,
yakni tindakan
yang
mengekspresikan
kebencian,
permusuhan,
antagonisme
ataupun
kemarahan yang
sangat kepada
pihak lain.
Saya sering merasa iri. 4
Saya merasa hidup saya tidak adil. 8
Teman-teman tidak mau bermain dengan saya. 12
Saya heran, seringkali merasakan kepahitan
(marah) atas hal-hal tertentu. 16
Saya tahu, teman-teman sering membicarakan
kejelekan saya tanpa sepengetahuan saya. 20
Saya curiga bila ada orang asing yang bersikap
ramah. 23
Terkadang saya merasa teman-teman
mentertawakan saya tanpa sepengetahuan saya. 25
Kalau ada teman saya berbuat baik pada saya,
pasti saya mereka punya maksud tertentu. 27
3.5.2 Kuesioner Eksposur Kekerasan di Televisi
Pengukuran eksposur terhadap kekerasan media mengikuti perhitungan
eksposur terhadap kekerasan pada studi yang dilakukan oleh Andersoon & Dill
(2000) yang disesuaikan oleh peneliti. Subjek diminta untuk menyebutkan 5 acara
televisi favorit, kemudian subjek diminta menilai tingkat kekerasan pada masing-
masing item dengan menggunakan skala Likert dari 1-5. Angka 1 mewakili tidak
ada agresi dan angka 5 mewakili agresi terjadi di sepanjang tayangan. Rating yang
diberikan subjek kemudian dikalikan dengan frekuensi menonton tayangan
tersebut dalam satu minggu dalam satuan jam. Selanjutnya rata-rata hasil kali
antara frekuensi dan tingkat kekerasan dari kelima item tersebut dihitung sebagai
nilai ekposur terhadap kekerasan media.
Tabel 3.2
Indikator Empirik Eksposur Kekerasan di Televisi
Sub Konsep Indikator
No item
F Uf
Frekuensi diterima
oleh subjek dari
tayangan televisi
Lama menonton tayangan tv…….
dalam …… jam/minggu 1-5
Intensitas kekerasan
yang diterima oleh
subjek dari tayangan
televisi
Menurut saya tayangan …….
Yang biasa saya tonton
menunjukkan adegan-adegan yang
keras
1-5
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Perilaku Agresif
Uji validitas dan reliabilitas perilaku agresif menggunakan alat ukur SPSS
for windows versi 19.0 dengan menggunakan corrected item to total correlation.
Kriteria untuk menentukan validitas instrumen digunakan pedoman dari Ali
(1995) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid
jika memilki coefisien corrected item to total correlation > 0,20 dengan kategori
sebagai berikut:
0,00 – 0,20 : tidak valid
0,21 – 0,40 : validitas rendah
0,41 – 0,60 : validitas sedang
0,61 – 0,80 : validitas tinggi
0,81 – 1,00 : validitas sangat tinggi
Sedangkan untuk menentukan tingkat reabilitas instrumen menggunakan
kriteria yang dikemukakan oleh Goerge & Mallery (1995) sebagai berikut :
> 0,9 sangat bagus ( excellent)
> 0,8 dikatakan bagus ( good)
> 0,7 dapat diterima (acceptable)
> 0,6 dapat dipertanyakan ( questionable)
> 0,5 jelek ( poor)
< 0,5 tidak adapat diterima ( unacceptable)
Uji coba kuesioner perilaku agresif dilakukan terhadap 42 siswa kelas XI
SMK SARASWATI Salatiga yang tidak dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Setelah diujikan terhadap 42 siswa, kemudian dilakukan rekapitulasi selanjutnya
dilakukan uji validitas dan reabilitas dengan bantuan SPSS for windows versi 16.0
yang hasilnya terlampir pada lampiran.
Dari tabel validitas kuesioner perilaku agresif terlihat dari 29 item pada
kuesioner perilaku agresif yang telah diuji dengan koefisien validitas yang
ditunjukkan oleh Correted item to total correlation (besarnya r) > 0,20.
Dikemukakan oleh Ali (1995) yang menyatakan bahwa suatu item instrument
penelitian dianggap valid jika memiliki Correted item to total correlation > 0,20.
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut :
Tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara
0,00 - 0,20. Item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation
antara 0,21 – 0,40 sebanyak 14 item. Item yang memiliki koefisien corrected item
to total correlation antara 0,41 – 0,60 sebanyak 13 item. Item yang memiliki
koefisien corrected item to total correlation antara 0,61 – 0,80 sebanyak 2 item.
Dan tidak item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara
0,81 – 1,00. Dengan demikian semua item dapat dikatakan valid.
Tabel 3.3
Reliabilitas Kuesioner Perilaku Agresif
Pada tabel di atas diperoleh nilai koefisien Alpha = 0,878. Menurut
George dan Mallery (1995) nilai tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang bagus
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.878 29
(good). Untuk itu, aggression questionnaire yang disusun oleh Buss dan Perry
(1992) dapat digunakan.
3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Eksposur Kekerasan di Televisi
Dalam melakukan uji validitas terhadap kuesioner eksposur kekerasan di
televisi, penulis menggunakan uji validitas isi. Hal ini dikarenakan estimasi
validitas ini tidak melibatkan komputasi statistik, melainkan hanya dengan
analisis rasional (Azwar, 2001). Secara teknis pengujian validitas konstrak dan
validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik
pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti,
indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan
yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka
pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis (Sugiyono,
2009).
Menurut Azwar (2001), validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item
dalam tes dapat mencakup keseluruhan kawasan isi yang akan diukur oleh tes
tersebut. Pengertian mencakup keseluruhan isi tidak hanya berarti komprehensif
akan tetapi isinya juga harus relevan dan tidak keluar dari batasan.
Hasil rekapitulasi uji validitas isi kuesioner eksposur kekerasan di televisi
dirangkum dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.4
Uji Validitas Isi Eksposur Kekerasan di Televisi
No Sub Konsep Indikator
1. Frekuensi diterima oleh subjek
dari tayangan televisi
Lama menonton tayangan di
televisi (durasi) ……. Selama
(frekuensi) …… jam/minggu
2. Intensitas kekerasan yang
diterima oleh subjek dari
tayangan televisi
Tingkat kekerasan yang
diterima oleh subjek dalam
menonton tayangan kekerasan
di televisi.
3. Menonton tayangan jenis
kekerasan di televisi
Jenis tayangan televisi yang
ditonton
Dari tabel 3.4 di atas terlihat kuesioner eksposur kekerasan di televisi yang
disesuaikan oleh peneliti yang terdiri dari jenis tayangan televisi yang ditonton,
durasi dan frekuensi yang diterima oleh subjek dari tayangan televisi
(jam/minggu), dan tingkat kekerasan yang diterima oleh subjek telah mengacu
pada teori Bandura, yang mendefinisikan eksposur kekerasan dalam video game
sebagai frekuensi dan intensitas seseorang bermain video game jenis kekerasan
sehingga dapat mengimitasi atau meniru agresi yang dilihatnya. Dengan demikian
item-item dalam kuesioner ini telah mencakup keseluruhan kawasan isi yang akan
diukur oleh tes tersebut.
Untuk reliabilitas kuesioner eksposur kekerasan di televisi dinyatakan
dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.5
Reliabilitas Kuesioner Eksposur Kekerasan di Televisi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .305
N of Items 8a
Part 2 Value .109
N of Items 7b
Total N of Items 15
Correlation Between Forms .650
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .788
Unequal Length .788
Guttman Split-Half Coefficient .786
a. The items are: d1, f1, k1, d2, f2, k2, d3, f3.
b. The items are: f3, k3, d4, f4, k4, d5, f5, k5.
Tabel di atas diperoleh angka koefisien Alpha = 0,786. Menurut George
dan Mallery (1995), koefisien Alpha = 0,786 termasuk memiliki tingkat
reliabilitas yang dapat diterima (acceptable). Untuk itu, kuesioner eksposur
kekerasan di televisi dapat digunakan.
3.7 Analisis Data
Analisis data yang digunakan untuk melihat analisis deskriptif dan analisis
korelasi hubungan antara eksposur kekerasan di televisi dengan perilaku agresif
dengan menggunakan teknik korelasi Kendall's Tau dengan bantuan SPSS 16.0 for
windows, karena skala datanya adalah ordinal dan ordinal.