bab iii metode penelitian 3repository.upi.edu/28373/6/s_pek_1206295_chapter3.pdf · penelitian ini...
TRANSCRIPT
52 Lugina Hayati Nury, 2017
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA DENGAN DAYA SAING SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas dan variabel terikat. Laba
merupakan variabel terikat sedangkan perilaku kewirausahaan dan daya saing
sebagai variabel bebas. Variabel tersebut merupakan objek dalam penelitian ini.
Subjek dari penelitian ini adalah produsen genteng di Kecamatan Jatiwangi
Kabupaten Majalengka.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono bahwa “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Tentunya
diperlukan metode yang tepat sehingga memberikan kemudahan dalam
pemecahan masalah. Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode survey
eksplanatory yaitu metode yang menyoroti hubungan antar variabel dengan
menggunakan kerangka pemikiran kemudian dirumuskan suatu hipotesis.
Analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) untuk
mengetahui sebab akibat, dengan tujuan menerangkan akibat langsung dan akibat
tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab lainnya yang
merupakan variabel akibat.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010, hal. 173).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh produsen genteng di Jatiwangi
Kabupaten Majalengka. Tercatat bahwa produsen genteng di Jatiwangi Kabupaten
Majalengka sebanyak 271 produsen yang tersebar.
53
Lugina Hayati Nury, 2017
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA DENGAN DAYA SAING SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti Suharsimi
(2010). Dalam penelitian ini menggunakan sampel kuota atau Quota Sample,
yaitu dalam mengumpulkan data peneliti mengunjungi responden yang memenuhi
syarat yaitu produsen genteng yang ada di Kecamatan Jatiwangi. Responden yang
dihubungi adalah responden yang mudah ditemui, sehingga pengumpulan datanya
lebih mudah.
. Untuk menentukan jumlah sampel, maka digunakan rumus Slovin
sebagai berikut:
(Riduwan, 2013, hal. 249)
Dimana,
n= Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
= presisi yang ditetapkan (5%)
Dengan menggunakan rumus di atas maka dapat diambil sampel produsen
sebagai berikut:
n =
n =
n =
= 161,55
n =
Dari perhitungan diatas maka ukuran sampel yang dapat diambil sebanyak
162 produsen.
3.4 Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah laba
produsen dan yang menjadi variabel independen adalah periaku kewirausahaan
dan daya saing. Operasional dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
𝑛 𝑁
𝑁 𝑑 + 1
54
Lugina Hayati Nury, 2017
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA DENGAN DAYA SAING SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3. 1.
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analisis Skala No Item
Laba
Laba atau keuntungan adalah
perbedaan antara penerimaan
total dan biaya total.
Penerimaan (revenue) total
adalah jumlah yang diterima
dari penjualan produk (PxQ).
Dapat dirumuskan dengan
penerimaan total – biaya total
/ π = TR – TC. (Case and
Fair, 2007).
Jumlah laba yang
diperoleh
produsen
genteng
Jatiwangi.
Data diperoleh
dari jawaban
responden
mengenai jumlah
laba yang
diperoleh selama
enam bulan
terakhir (periode
Maret – Agustus
2016).
Interval. 1
Perilaku
Kewirausahaan
Karakter seorang
wirausaha yang
memilki sifat berani
mengambil risiko,
bijaksana dalam
membuat keputusan,
pandai melihat
kesempatan yang
terbuka dan
berkemampuan
menjadi manajer yang
baik. (Sukirno, 2006)
Mengukur jawaban
responden mengenai
perilaku
kewirausahaan yang
mencakup:
Data diperoleh dari
jawaban responden
mengenai perilaku
kewirausahaan
yang dimiliki
produsen genteng
jatiwangi.
Ordinal.
Kepercayaan
diri, optimis.
2, 3, 4,
dan 5
Berorientasi laba
atau hasil, tekun
dan tabah, tekad,
kerja keras,
penuh inisiatif.
6, 7 dan 8
Mampu
mengambil
risiko, suka
tantangan.
9, 10, 11,
12 dan 13
Mampu
memimpin, dapat
bergaul dengan
oranglain,
menanggapi
saran dan kritik.
14, 15,
16, 17,
18, 19,
20, 21,
22, 23, 24
dan 25
Inovatif, kreatif,
fleksibel,
wawasan luas. (BN. Marbun dalam
(Alma, 2010)
26, 27,
28, 29, 30
dan 31
55
Lugina Hayati Nury, 2017
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA DENGAN DAYA SAING SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel berlanjut
Lanjutan Tabel 3.1
Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analisis Skala No Item
Daya Saing
Daya saing industri
adalah Kemampuan
suatu industri untuk
memperoleh
keunggulan kompetitif
dengan mendasar
kepada kondisi faktor
yaitu kondisi
permintaan, strategi
perusahaan dan
struktur persaingan,
serta industri
pendukung dan
industri terkait.
(Tambunan: 2009)
Mengukur pangsa
pasar (Market Share)
yang dikuasai
produsen genteng
jatiwangi.
Data diperoleh dari
jawaban responden
mengenai Market
Share yang
dihitung dari
jumlah penjualan
responden selama
enam bulan
terakhir
Interval 32
3.5 Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian
akan menentukan data yang dikumpulkan data menentukan kualitas penelitian.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner atau
angket mengenai faktor yang mempengaruhi laba produsen genteng. Adapun
langkah – langkah dalam menyusun angket adalah sebagai berikut (Sugiyono,
2002):
1. Menentukan variabel – variabel penelitian untuk diteliti
2. Variabel – variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya
3. Menentukan indikator yang akan diukur
4. Indikator tersebut kemudian dijabarkan menjadi butir – butir pertanyaan atau
pernyataan.
Skala yang digunakan adalah Skala Numerikal (Numerical Scale). Skala
ini mirip dengan skala diferensial semantik, yaitu skala perbedaan semantik
berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub), seperti panas – dingin;
popular – tidak popular; baik tidak baik dan sebagainya (Kuncoro R. d., 2010, hal.
56
Lugina Hayati Nury, 2017
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA DENGAN DAYA SAING SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
25). Karakteristik bipolar tersebut mempunyai tiga dimensi dasar sikap seseorang
terhadap objek, yaitu:
a. Potensi, yaitu kekuatan atau atraksi fisik suatu objek.
b. Evaluasi, yaitu hal – hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan
suatu objek.
c. Aktivitas, yaitu tingkatan gerakan suatu objek.
Adapun contoh skala numerikal yaitu:
Seberapa puas anda dengan agen real estat yang baru?
Sangat
Puas 7 6 5 4 3 2 1
Sangat
Tidak
Puas
Dari contoh tersebut, responden memberikan tanda (X) pada nilai yang
sesuai dengan persepsinya. Para peneliti sosial dapat menggunakan skala ini
misalnya memberikan penilaian kepribadian seseorang, menilai sifat hubungan
interpersonal dalam organisasi, serta menilai persepsi seseorang terhadap objek
sosial atau pribadi yang menarik. Selain itu skala perbedaan semantik, responden
diminta untuk menjawab atau memberikan penilaian terhadap suatu konsep
tertentu misalnya kinerja, peran pimpinan, prosedur kerja, aktivitas dll. Skala ini
menunjukkan suatu keadaan yang saling bertentangan misalnya ketat – longgar,
sering dilakukan – tidak pernah dilakukan, lemah – kuat, positif – negatif, buruk –
baik, besar – kecil dan sebagainya.
Skala numerikal memiliki perbedaan dengan skala diferensial semantik
dalam nomor pada skala 5 titik atau 7 titik yang disediakan, dengan kata sifat
berkutub pada dua ujung keduanya (Sekaran, 2006, hal. 33). Skala ini merupakan
skala interval.
3.5.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
57
Lugina Hayati Nury, 2017
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA DENGAN DAYA SAING SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010, hal.213 )
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Rumus yang digunakan yaitu:
(Arikunto, 2010, hal. 213)
Keterangan:
= Koefisien korelasi butir
∑X = Jumlah skor tiap item
∑Y = Jumlah skor total item
∑X2 = Jumlah skor X dikuadratkan
∑Y2 = Jumlah skor Y dikuadratkan
∑XY = Jumlah perkalian X dan Y
N = Jumlah responden
Berdasarkan pada distribusi tabel-r untuk α = 0,05 dengan derajat
kebebasan (dk = n – 2) dengan kaidah keputusan “jika rhitung > rtabel dapat diartikan
valid dan begitupun sebaliknya jika jika rhitung < rtabel dapat diartikan tidak valid”.
Kemudian untuk mengetahui kriteria penafsiran indeks korelasinya (r) adalah
sebagai berikut:
Tabel 3. 2
Kriteria Validitas
Besaran Nilai Penafsiran
Antara 0,800 – 1,000 Sangat tinggi
Antara 0,600 – 0,799 Tinggi
Antara 0,400 – 0,599 Cukup
Antara 0,200 – 0,399 Rendah
Antara 0,000 – 0,199 Sangat rendah (tidak valid)
Sumber: (Riduwan & Engkos, 2012)
𝑟𝑥𝑦 𝑁Σ𝑋𝑌 Σ𝑋 Σ𝑌
𝑁Σ𝑋 Σ𝑋 𝑁Σ𝑌 Σ𝑌
58
Lugina Hayati Nury, 2017
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA DENGAN DAYA SAING SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5.2 Uji Reliabilitas
Menurut Suharsimi (2010) reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan
sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas
adalah uji yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui apakah alat
pengumpul data yang digunakan menunjukkan tingkat ketepatan, tingkat
keakuratan, kestabilan dan konsistensi dalam mengungkapkan gejala dari
sekelompok individu.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya yang reliabel akan menghasilkan
data yang dapat dipercaya juga. Untuk menghitung reliabilitas, penelitian ini
menggunakan rumus alpha dari Cronbach yaitu:
(Arikunto, 2010, hal. 239)
Dimana : r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ = jumlah varians butir
= varians total
Kriteria pengujiannya jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf
signifikansi pada α = 0,05 maka instrumen tersebut adalah reliabel, sebaliknya
jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrumen tidak reliabel.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses untuk mengumpulkan
data primer dan data sekunder sebagai kepentingan penelitian. Data yang
dikumpulkan akan digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan.
Berdasarkan hal tersebut, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini diantaranya :
1. Angket atau kuesioner yaitu pengumpulan data melalui penyebaran
pertanyaan yang diberikan kepada responden yang menjadi sampel.
r11 = 𝑘
𝑘− 1 −
∑𝜎𝑏
𝜎𝑡
59
Lugina Hayati Nury, 2017
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA DENGAN DAYA SAING SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7 Teknik Pengolahan Data
Adapun teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah:
1. Pengolahan skor pada hasil jawaban responden dengan menggunakan skala
numerikal yang sudah berbentuk interval.
2. Mentabulasi data, yaitu menyajikan data yang telah diseleksi dalam bentuk
data yang siap diolah menjadi tabel – tabel yang selanjutnya akan dianalisis
dan diuji secara sistematis.
3. Menganalisis data, suatu proses yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
antar variabel dalam penelitian dengan menggunakan teknik analisis.
4. Melakukan uji hipotesis untuk data yang digunakan.
3.8 Teknik Analisis Data
Untuk menguji pengaruh variabel mediasi atau variabel intervening dalam
penelitian ini digunakan teknik analisis jalur (Path Analysis) dan uji sobel dengan
pengolahan data menggunakan program SPSS 16. Analisis jalur digunakan untuk
menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas terhadap
variabel terikat (Sunarto, 2010, hal. 140). Dengan kata lain model path analysis
ini adalah pola hubungan sebab akibat antar variabel.
Seperti yang dikemukakan oleh Kusnendi (2008, hal. 147) bahwa analisis
jalur adalah metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan
kausal antar variabel yang dibangun atas dasar kajian teori tertentu dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel
penyebab terhadap variabel akibat yang dapat diobservasi secara langsung.
Adapun langkah – langkah menguji path analysis menurut Kusnendi
(2008, hal. 154) adalah:
1. Merumuskan model yang akan diuji dalam sebuah diagram jalur lengkap.
Adapun diagram jalur lengkap pada penelitian ini adalah:
60
Lugina Hayati Nury, 2017
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA DENGAN DAYA SAING SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3. 1.
Hubungan Struktural Perilaku Kewirausahaan (X1) dan Daya Saing (X2)
terhadap Laba (Y)
Sumber: (Riduwan & Engkos, 2010, hal 119)
2. Menghitung koefisien korelasi antar variabel penelitian dengan rumus:
(Kusnendi, 2008, hal. 154)
Menyatakan koefisien korelasi antar variabel penelitian tersebut dalam sebuah
matriks korelasi (R) sebagai berikut:
Y1 X1 X2 ... Xk
1 ...
...
R = 1 ...
1 ...
...
1
Sumber: (Kusnendi, 2008, hal. 154)
r = 𝑛Σ𝑋𝑖𝑌𝑖− Σ𝑋𝑖 Σ𝑌𝑖
𝑛Σ𝑋𝑖 − Σ𝑋𝑖
𝑛Σ𝑌𝑖 − Σ𝑌𝑖
e2
Perilaku Kewirausahaan
(X1)
Daya Saing (X2)
Laba (Y)
e1
61
Lugina Hayati Nury, 2017
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA DENGAN DAYA SAING SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Menghitung determinan matriks korelasi R antar variabel penyebab untuk
menentukan ada tidaknya problem multikolinieritas dalam data sampel.
4. Identifikasi model atau sub struktur yang akan dihitung koefisien jalurnya dan
rumuskan persamaan strukturalnya. Penelitian ini menggunakan dua sub
struktur untuk menguji hipotesi. Adapun sub struktur tersebut adalah:
a. Persamaan struktural 1 menganalisis pengaruh variabel eksogen X1
terhadap variabel endogen X2. Persamaannya yaitu:
X2 = X1 + ε1
d. Persamaan struktural 2 menganalisis pengaruh variabel eksogen X1 dan X2
terhadap variabel endogen. Persamaannya yaitu:
Y = + +
1. Identifikasi matriks korelasi antar variabel penyebab yang sesuai dengan sub –
sub struktur atau model yang akan diuji.
2. Menghitung matriks invers korelasi antar variabel penyebab untuk setiap
model yang akan diuji dengan rumus:
( (Kusnendi, 2008, hal. 155)
3. Menghitung semua koefisien jalur yang ada dalam model yang akan diuji
dengan rumus:
(Kusnendi, 2008, hal. 155)
dimana menunjukkan koefisien jalur, − adalah matriks invers
korelasi antar variabel eksogen dalam model yang analisis, dan r koefisien
korelasi antara variabel eksogen dan endogen dalam model yang dianalisis.
4. Menghitung koefisien determinasi dan koefisien jalur errorvariables
( ) melalui rumus:
=
dan
= 1 −
(Sumber: Kusnendi, 2008, hal. 155)
𝑅𝑖− =
ǀ𝑅𝑖ǀ (adj.
Ri)
𝜌𝑦𝑖𝑥𝑘= 𝑅𝑖− 𝑟𝑌𝑖𝑋𝑘
62
Lugina Hayati Nury, 2017
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA DENGAN DAYA SAING SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Menguji kebermaknaan koefisien determinasi dengan statistik uji F sebagai
berikut:
F = − −
−
(Kusnendi, 2008, hal. 155)
dimana k menunjukkan banyak nya variabel penyebab dalam model yang
dianalisis, dan n menunjukkan ukuran sampel. Hipotesis statistiknya dirumuskan
sebagai berikut:
Ho : = = ... = = 0: Yi tidak dipengaruhi X1, X2, ... Xk
H1 : = = ... = ≠ 0 : Sekurang – kurangnya Yi dipengaruhi
oleh salah satu variabel X1, X2, ... Xk.
Atau dapat dirumuskan juga:
Ho : = 0 : Variasi yang terjadi pada Yi tidak dipengaruhi Xk.
H1 : ≠ 0 : Sekurang – kurangnya Yi dipengaruhi oleh salah satu
variabel X1, X2, ... Xk.
6. Melakukan pengujian individual terhadap setiap koefisien jalur yang diperoleh
dengan statistik uji t sebagai berikut:
ti =
=
√( −
)
− −
(Kusnendi, 2008, hal. 155)
dimana menunjukkan koefisien jalur antara variabel eksogen
terhadap variabel endogen yang terdapat dalam model yang dianalisis. SE
menunjukkan Standard Error koefisien jalur yang diperoleh untuk model yang
dianalisis. n adalah ukuran sampel, k adalah banyaknya variabel penyebab dalam
model yang dianalisis, dan Ckk menunjukkan elemen matriks invers korelasi
variabel penyebab dalam model yang dianalisis.
Hipotesis statistik pengujian individual dirumuskan sebagai berikut:
Ho : = 0 : Secara individual Xk tidak berpengaruh terhadap Yi.
H1 : > 0 : Secara individual Xk berpengaruh positif terhadap Yi, atau
H1 : < 0 : Secara individual Xk berpengaruh negatif terhadap Yi.
63
Lugina Hayati Nury, 2017
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA DENGAN DAYA SAING SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7. Melakukan pengujian overall model fit dengan statistik Q dan atau W dengan
rumus Shumacker & Lomax, 1996: 45 dalam (Kusnendi, 2008, hal. 156),
yaitu:
Q = −
−
dimana menunjukkan koefisien variansi terjelaskan seluruh model, dan M
menunjukkan koefisien variansi terjelaskan setelah koefisien jalur yang tidak
signifikan dikeluarkan dari model yang diuji. Koefisien dan M dihitung
dengan rumus:
= M = 1 – (1 -
)(1 - ) ... (1 -
)
Statistik Q berkisar antara 0 dan 1. Jika Q = 1 menunjukkan model yang diuji
fit dengan data. Dan jika Q < 1, maka untuk menentukan fit tidaknya model
statistik Q perlu diuji dengan statistik W yang dihitung dengan rumus:
W = -(n – d) loge (Q) = -(n – d)ln(Q).
dimana n adalah ukuran sampel dan d adalah derajat kebebasan (df) yang
ditunjukkan oleh jumlah koefisien jalur yang tidak signifikan.
8. Mendiskusikan statistik untuk menjawab penelitian yang diajukan.
3.9 Pengujian Hipotesis
3.9.1 Uji F
Pengujian F statistik dilakukan untuk menguji keseluruhan variabel bebas
terhadap variabel terikat. Uji F dilakukan dengan rumus:
F = − −
−
(Kusnendi, 2008, hal. 155)
dimana:
k = banyak variabel penyebab dalam model
n = ukuran sampel
Hipotesis:
Ho : = = ... = = 0: Yi tidak dipengaruhi X1, X2, ... Xk
H1 : = = ... = ≠ 0 : Sekurang – kurangnya Yi dipengaruhi oleh
salah satu variabel X1, X2, ... Xk.
64
Lugina Hayati Nury, 2017
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA DENGAN DAYA SAING SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Atau dapat dirumuskan juga:
Ho : = 0 : Variasi yang terjadi pada Yi tidak dipengaruhi Xk.
H1 : ≠ 0 : Sekurang – kurangnya Yi dipengaruhi oleh salah satu variabel X1,
X2, ... Xk.
3.9.2 Uji t
Pengujian t statistik dilakukan untuk menguji signifikansi masing –masing
variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian t statistik dilakukan dengan
rumus:
ti =
=
√( −
)
− −
(Kusnendi, 2008, hal. 155)
dimana:
= koefisien jalur antara variabel eksogen terhadap variabel endogen
SE = Standard Error
n = ukuran sampel
k = banyaknya variabel penyebab
Ckk = elemen matriks invers korelasi variabel penyebab
Hipotesis statistik pengujian individual dirumuskan sebagai berikut:
Ho : = 0 : Secara individual Xk tidak berpengaruh terhadap Yi.
H1 : > 0 : Secara individual Xk berpengaruh positif terhadap Yi, atau
H1 : < 0 : Secara individual Xk berpengaruh negatif terhadap Yi.
3.9.3 Uji Sobel (Metode Product of Coefficient)
Metode Product of Coefficient ini dikembangkan oleh Michael E. Sobel
pada tahun 1982. Uji variabel mediasi pada metode ini dilakukan dengan menguji
kekuatan pengaruh tidak langsung variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)
melalui variabel mediasi (M) atau dengan kata lain menguji signifikansi pengaruh
tidak langsung (Ghozali, 2013, hal. 248). Dengan demikian untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) melalui variabel mediasi
(M) dapat dilakukan dengan uji sobel.
65
Lugina Hayati Nury, 2017
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA DENGAN DAYA SAING SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M dihitung dengan cara
mengalihkan jalur X M (a) dengan jalur M Y (b) atau ab. Jadi koefisien
ab = (c-c1), dimana c adalah pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M,
sedangkan c1 adalah koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M.
Standart error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya standar eror
tidak langsung (indirect effect) Sab dihitung dengan rumus:
= + +
(Ghozali, 2013, hal. 249)
Sedangkan nilai t-statistik dari koefisien ab dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
t =
(Ghozali, 2013, hal. 249)
Langkah-langkah uji variabel mediasi dengan menggunakan metode Product of
Coefficient (Uji Sobel) dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Membuat persamaan regresi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y),
sehingga diperoleh nilai koefsien regresi a dan standard error dari koefisien
regresi a (sa).
2. Membuat persamaan regresi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)
dengan memasukkan variabel mediasi (M) ke dalam persamaan, sehingga
diperoleh nilai koefisien regresi b dan standard error dari koefisien regresi b
(sb).
3. Menghitung nilai standard error dari koefisien ab (sab).
4. Menghitung nilai t-statistik dari koefisien ab.
Menarik kesimpulan uji variabel mediasi dengan kriteria: Apabila nilai
absolut dari t statistik > t tabel pada α = 0,05 dan df = n – (k +1) dimana n =
jumlah observasi dan k = jumlah variabel bebas, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel M memediasi hubungan kausal antara variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y).
3.9.4 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi multiple (squared multiple correlations) atau
koefisien variansi yang dinotasikan dengan R2 menunjukkan besarnya pengaruh
66
Lugina Hayati Nury, 2017
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA DENGAN DAYA SAING SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bersama atau serempak seperangkat variabel penyebab terhadap satu variabel
akibat yang terdapat pada model struktural yang dianalisis (Kusnendi, 2008, hal.
157).
Koefisien determinasi R2 digunakan dengan rumus:
=
(Kusnendi, 2008, hal. 155)
Untuk mengetahui pengaruh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model
maka digunakan rumus:
= 1 −
(Kusnendi, 2008, hal. 155)