bab iii metodelogi penelitian€¦ · 33 bab iii . metodelogi penelitian . 3.1. setting dan...
TRANSCRIPT
33
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada bulan April dilakukan di SDN
Sumogawe 01, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dan akan dilaksanakan
bulan April 2016. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 SDN
Sumogawe 01 dengan jumlah siswa 36 siswa laki-laki 12 dan 24 siswi perempuan.
Sebagian besar siswa umumnya kurang berani, baik itu dalam hal bertanya,
menjawab, maupun berpendapat dan mereka juga cenderung mempunyai kebiasaan
bermain saat pembelajaran berlangsung.
3.1.1 Tempat Penelitian
Lokasi SD Negeri Sumogawe 01 berada di Desa Sumogawe kecamatan
Getasan Kabupaten Semarang. Kondisi SD Negeri sumogawe 01 berada di Desa
Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Cukup baik dan bersih,
sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik dan kondusif. Prasarana fisik
yang dimiliki sekolah ini, yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru dan kepala
sekolah, 1 perpustakaan dengan buku penunjang yang cukup lengkap. tempat parkir
dan halaman sekolah yang cukup luas. Penelitian dilakukan di SDN Sumogawe 01
Kec. Getasan, Kab. Semarang dikarenakan SD tersebut mudah dijangkau karena
letaknya cukup strategis.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran
2012/2013. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah
karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan
proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Selain itu juga disesuaikan dengan
KD yang akan di ajarkan yaitu menghitung luas persegi dan persegi panjang.
34
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian No Pelaksanaan
Penelitian
Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Proposal
PTK
2
SIKLUS I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
3
SIKLUS II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
4 Pelaporan
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan yaitu dari bulan Januari sampai
dengan bulan Mei 2016. Pada bulan Januari dipergunakan peneliti untuk
mengadakan persiapan, yaitu menyusun prosposal penelitian dan instrument yang
diperlukan. Setelah itu pada bulan Februari minggu ke-2 peneliti memulai
menyusun perencanaan yang akan dilakukan dalam kegiatan penelitian. Pada minggu
ke-1 dan minggu ke-2 bulan april peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan
kelas siklus I. Peneliti melanjutkan penelitian tindakan kelas pada siklus II. Pada
bulan April sampai bulan Mei peneliti melakukan pengolahan data hasil penelitian,
membuat laporan hasil penelitian dan konsultasi laporan serta persiapan ujian.
3.1.3 Desain Penelitian
Desain PTK menurut Kemmis dan Taggart yaitu berbentuk spiral dari siklus
yang satu ke siklus berikutnya. Konsep pokok penelitian tindakan menurut Kemmis
dan Mc Taggart terdapat tiga tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan
(planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting)
(Arikunto, 2010:132). Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat
dilihat pada gambar berikut:
35
Gambar 3.1 Alur PTK Menurut Kemmis dan Mc Taggart
Penjelasan alur di atas adalah sebagai berikut:
a) Perencanaan (planning), sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan (RPP), termasuk di
dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran (media pembelajaran).
b) Perlakuan/pelaksanaan tindakan (act) dan pengamatan (observing), meliputi
tindakan yang disesuaikan dengan rencana tindakan. Kegiatan pelaksanaan tindakan
bersamaan dengan kegiatan pengamatan. Ketika guru tersebut dengan melakukan
tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis
peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu kepada guru pelaksana yang
berstatus sebagai pengamat ini untuk melakukan “pengamatan balik: terhadap apa
yang terjadi ketika tindakan berlangsung.
c) Refleksi (reflecting), peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil
atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
diisi oleh pengamat (Arikunto, 2010: 138-140).
Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus dimana masing-masing siklus terdiri
dari 2 kali pertemuan dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama).
Setelah membahas satu pokok bahasan, diakhiri dengan tes formatif di akhir siklus.
36
Dibuat dalam dua siklus dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang
telah dilaksanakan.
3.1.4 Variabel yang akan diteliti
Variabel penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas (independent) dan variabel
terikat (dependent). Variabel bebasnya adalah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa.
3.1.5 Variabel independent (variabel x)
Variabel x (independent) dalam penelitian ini adalah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai sumber belajar siswa karena berdasarkan
pada kajian teori dan kajian penelitian yang relevan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe STAD salah satu model pembelajaran kooperatif yang kegiatan belajar
mengajar dengan cara pengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok (tim)
kecil yang beranggotakan 4-5 orang yang berbeda latar belakang, jenis kelamin,
kemampuan, dan sukunya. Guru membimbing anggota tim untuk bekerja sama dan
setiap anggota kelompok bisa menguasai materi pelajaran tersebut. Tingkat
pemahaman siswa diukur dengan mengerjakan kuis namun tidak boleh saling
membantu. Kemudian skor individu dijumlahkan ke dalam skor anggota tim dan
dicari rata-rata anggota tim. Tim dengan skor tertinggi akan diberi penghargaan.
Sehingga dengan kegiatan belajar seperti ini akan menumbuhkan sifat kerjasama dan
saling membantu teman agar pengetahuan mereka meningkat dan akhirnya hasil kuis
mereka juga mendapat nilai yang baik. Dalam hal ini hasil belajar pun akan
meningkat. Berikut kisi-kisi variabel x seperti pada tabel 3.2 di bawah ini:
37
Tabel 3.2
Kisi-kisi variabel X
No Langkah STAD Indikator Item
1 Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran dan
memotivasi siswa
belajar
1. Apakah guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran?
2. Apakah guru
memotivasi siswa?
2 Menyajikan/ menyampaikan
informasi
Menyampaikan
materi/informasi
kepada siswa
dengan media
karton
Apakah guru
menyampaikan materi
dengan media karton ?
3 Mengorganisasikan siswa
dalam kelompok -kelompok
belajar
Mengorganisasi-
kan siswa ke
dalam kelompok-
kelompok kecil
1. Apakah guru
mengorganisasikan
siswa ke dalam
kelompok kecil?
2. Apakah guru membagi
kelompok secara
heterogen?
4 Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Membimbing
kelompok-
kelompok pada
saat mereka
mengerjakan LKS
Apakah guru membimbing
kelompok-kelompok saat
mengerjakan LKS?
5 Evaluasi Kuis Apakah guru memberikan
kuis di akhir pembelajaran?
6 Memberikan penghargaan Penghargaan
kelompok
Apakah guru memberikan
penghargaan kepada
kelompok?
3.1.6 Variabel dependent (variabel y)
Adapun yang menjadi variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah
peningkatan hasil belajar pada pembelajaran Matematika siswa kelas 3 SDN
Sumogawe 01 kecamatan Getasan. Karena hasil belajar merupakan faktor penentu
keberhasilan suatu pembelajaran. Hasil belajar dalam penlitian ini dapat diartikan
sebagai nilai siswa setelah mendapatkan proses pembelajaran di kelas setelah satu
pokok bahasan selesai. Kemudian nilai siswa dianalisis menurut Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Sehingga dapat diketahui keberhasilan siswa dalam proses belajar
yang telah dilakukan. Standar Kompetensi (SK) yang dipiilih dalam penelitian ini
38
adalah Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya
dalam pemecahan masalah. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) Menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang.
3.1.7 Rencana Tindakan
Berdasarkan alur PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart, terdiri dari 4 tahap
yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observing), serta
refleksi (reflecting). Rencana tindakan penelitian ini dilaksanakan pada siklus I dan
siklus II dengan dikenai tindakan yang sama.
3.1.8 Siklus I
a) Tahap perencanaan (Planning)
Menurut Arikunto (2010:138) “Perencanaan merupakan suatu rancangan
tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan”. Pada tahap perencanaan ini kegiatan
yang dilakukan berupa persiapan-pesiapan yang terdiri dari:
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Membuat media sesuai materi yaitu menghitung luas persegi dan persegi
panjang
3. Menyusun lembar observasi untuk pengamatan kinerja guru dan aktivitas siswa
dalam penelitian tindakan kelas.
4. Menyusun alat evaluasi berupa lembar kerja, lembar kuis, dan lemar tes formatif
untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas 3 SDN Sumogawe 01 Kec. Getasan
5. Menyiapkan setting kelas, media, bahan dan alat pembelajaran lainnya.
b) Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi (Acting and Observing).
Menurut Arikunto (2010:139) “Pada tahap pelaksanaan tindakan, yaitu
implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah dirumuskan sekaligus kegiatan
pengamatan yang dilakukan oleh rekan guru sejawat sebagai observer”.
1. Deskripsi pelaksanaan tindakan pada pertemuan ke-1 dan ke-2 seperti pada tabel
3.3 di bawah ini.
39
Tabel 3.3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menerapkan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD
Kegiatan
Pembelajaran Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD
Pra pembelajaran 1) Guru mengatur tempat duduk
2) Guru mengecek kesiapan belajar siswa, media
pembelajaran dan ruangan kelas.
Kegiatan awal 3) Guru membuka pelajaran dengan salam
4) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab
dengan siswa
5) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Kegiatan inti 6) Guru menggali pengetahuan siswa dengan bertanya
jawab atau melakukan pengamatan
7) Guru menyajikan materi siswa diorganisasi ke dalam
kelompok-kelompok kecil (tim)
8) Siswa dibagikan lembar kerja siswa
9) Guru menentukan skor awal dari rata-rata skor dasar
atau skor kuis sebelumnya
10) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang aturan
main dalam kelompok kerja
11) Siswa bekerja dalam kelompok dan saling bekerja
sama satu lain agar memastikan anggota kelompok
lain dapat menguasai materi.
12) Siswa mempresentasikan hasil kerja tim
13) Siswa diberikan soal evaluasi (kuis)
14) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dan
tidak boleh saling membantu
15) Siswa dan guru bersama-sama mengoreksi hasil
evaluasi
16) Nilai siswa menjadi skor individu (skor kemajuan
individual) kemudian dimasukkan ke dalam skor
anggota tim dan dicari rata-rata tim.
17) Guru memberikan penghargaan kepada tim dengan
skor tertinggi.(rekognisi tim)
18) Guru memberi penguatan kepada tim yang tidak
mendapat penghargaan.
Kegiatan penutup 19) Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi
20) Guru menutup pelajaran dengan salam
2. Refleksi (Reflecting)
Hasil dari kegiatan observasi selama kegiatan pembelajaran maupun hasil tes
siswa dikumpulkan serta dianalisis untuk mendapatkan gambaran pembelajaran yang
telah dilakukan untuk diadakan refleksi. “Refleksi merupakan kegiatan untuk
40
mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi dan sudah dilakukan” (Arikunto,
2010:140). Refleksi dilakukan setelah mengkaji proses pembelajaran yaitu aktivitas
siswa, kinerja guru, serta keterampilan siswa bekerja sama dalam kelompok. Proses
pembelajaran tersebut dievaluasi keefektifannya dengan melihat ketercapaian dalam
indikator kinerja pada siklus I, serta mengkaji kekurangan dan kelebihan dalam
siklus I. Berdasarkan kekurangan dan kelebihan tersebut, peneliti, guru dan rekan
sejawat guru membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus I,
serta rencana tindak lanjut untuk siklus berikutnya. Hasil refleksi serta saran-saran
dari observer ini akan menjadi dasar dalam merencanakan tindakan yang akan
diterapkan untuk siklus selanjutnya.
3.1.9 Siklus II
Pada siklus II kegiatan pembelajaran akan dikenai tindakan/perlakuan yang
sama seperti pada siklus I hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan
alokasi waktu yang tersedia di SD dengan pokok bahasan yang berbeda. Siklus II
merupakan penyempurnaan dari kekurangan dan kelebihan pada siklus I.
3.1.10 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan beberapa
teknik pengumpulan data disertai instrumennya.
3.1.11 Teknik Pengumpulan Data
Dalam PTK ini, teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut.
a) Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran (Sudijiono, 2008:76).
Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku
yangdigambarkan akan terjadi. Arikunto (2010:272). Adapun kisi-kisi yang berisi
item-item pada lembar observasi tindakan guru adalah sebagai berikut:
41
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Observasi Kinerja Guru Menerapkan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD
Aspek yang diamati
dalam langkah-langkah
pembelajaran
Indikator No.
Item
1. Persiapan
pembelajaran
Mengatur tempat duduk 1
Mengecek kesiapan siswa, ruangan kelas, dan media
pembelajaran
2
2. Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa
Membuka pelajaran dengan salam 3
Melakukan motivasi dan melakukan apersepsi 4
Menyampaikan tujuan pembelajaran. 5
3. Menyajikan materi
dengan
memanfaatkan media
Menggali pengetahuan siswa berdasarkan media 6
Menyajikan materi dengan menggunakan media
pembelajaran (presentasi kelas)
7
Bertanya jawab dengan siswa tentang materi
pembelajaran
8
4. Mengorganisasikan
siswa dalam
kelompok-kelompok
belajar
Mengorganisasi siswa dalam 5 kelompok kecil (tim)
dalam setiap tim terdiri 4-5 siswa heterogen baik
jenis kelamin maupun kemampuan akademiknya
9
Membagikan lembar kerja siswa (diskusi) 10
Menentukan skor awal dari rata-rata skor dasar atau
skor kuis sebelumnya
11
Menjelaskan aturan main dalam kelompok kerja 12
5. Membimbing
kelompok kerja dan
belajar
Membimbing siswa bekerja dalam kelompok dan
saling bekerja sama satu lain agar memastikan
anggota kelompok lain dapat menguasai materi.
13
Menyuruh siswa untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas
14
Mengarahkan anggota kelompok lain untuk
menanggapi hasil presentasi dari kelompok lain
15
6. Evaluasi Memberikan soal kuis kepada siswa (kuis) 16
Mengarahkan siswa mengerjakan soal kuis secara
individu dan tidak boleh saling membantu
17
Mengoreksi soal kuis 18
Menghitung nilai siswa secara individu digabungkan
per kelompok dan dijumlahkan
19
7. Memberi
penghargaan
Memberikan penghargaan kepada tim dengan skor
tertinggi. (rekognisi/ penghargaan tim)
20
Memberi penguatan kepada tim tidak mendapat
penghargaan
21
8. Kesimpulan dan
penutup
Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum dipahami
22
Menyimpulkan materi pelajaran. 23
Memberi arahan untuk pertemuan selanjutnya 24
Menutup pelajaran dengan salam 25
42
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa Selama Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD
Aspek yang
diamati dalam
langkah-langkah
pembelajaran
Indikator No.
item
1. Kesiapan siswa
sebelum
mengikuti
pembelajaran
Membawa buku sumber dan alat pelajaran
lengkap
1
Bersemangat mengikuti pelajaran 2
Mempelajari materi pelajaran di rumah 3
2. Perhatian siswa
terhadap
penjelasan guru
Antusias saat guru melakukan motivasi 4
Memberi respon jawaban saat guru melakukan
apersepsi
5
Mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran
6
Mengamati lingkungan / media diorama 7
Menjawab pertanyaan dari guru 8
Berani mengajukan pendapat 9
3. Kemampuan
siswa
mengerjakan
lembar kerja
Duduk dalam kelompok masing-masing 10
Mendengarkan penjelasan guru tentang prosedur
aturan main dalam kelompok
11
Membaca petunjuk pada lembar kerja 12
Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan
lembar kerja sesuai dengan petunjuk lembar
kerja
13
4. Keaktifan
siswa bertanya
Mempunyai inisiatif bertanya pada guru bila
mengalami kesulitan saat mengerjakan lembar
kerja
14
Bertanya sesuai dengan materi pembelajaran 15
5. Bekerja sama
dalam tim
Bertukar pikiran dalam mengerjakan lembar
kerja
16
Menghargai pendapat teman 17
Menginformasikan jawaban kepada anggota lain 18
Menguasai materi 19
6. Keberanian
siswa
Mempresentasikan hasil kerja kelompok di
depan kelas
20
Menanggapi hasil kerja kelompok 21
Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
dipahami
22
7. Kejujuran Mengerjakan kuis secara individu 23
8. Penghargaan Mendapatkan penghargaan 24
9. Kesimpulan Mampu membuat kesimpulan 25
43
b) Teknik tes
Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk menguji subyek untuk mendapatkan
data tentang hasil belajar siswa, dengan menggunakan butir-butir soal atau instrimen
soal yang mengukur hasil belajar (Iskandar, 2011: 68). Tes yang digunakan dalai
penelitian ini adalah tes objektif pilihan ganda. Pada saat kuis jumlah tes sebanyak 10
butir soal dengan 4 pilihan jawaban.
Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas, peneliti membuat kisi-kisi
instrument tes hasil belajar yang akan digunakan dalam proses belajar-mengajar.
Kisi-kisi tes hasil belajar mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai,
kemudian dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil belajar. Penyusunan kisi-
kisi meliputi penulisan butir soal lengkap dengan kunci jawabannya. Selanjutnya
kisi-kisi dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 3.6
Kisi-kisi Tes Formatif Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Tingkat
kesukaran soal Bentuk
Instru-
men
Nomor
soal
Mu Se Su
5. Menghitung
keliling, luas
persegi dan
persegi
panjang,
serta
penggunaann
ya dalam
pemecahan
masalah
5.2
Menghitung
luas persegi
dan persegi
panjang
1. Menentuka
n cara
menghitun
g luas
persegi dan
persegi
panjang
1 16 1 Pilihan
ganda
1,3,4,5,6,
7,9,12,16,
17,19,20,
21,22,24,
26,28,30
2. Menentuka
n cara
menghitun
g keliling
persegi dan
persegi
panjang
1 3 2 2,13,15,2
3,27,29
44
Tabel 3.7
Kisi-kisi Tes Formatif Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Tingkat
kesukaran soal
Bentuk
Instru-
men
Nomor
Soal
Mu Se Su
5. Menghitung
keliling, luas
persegi dan
persegi
panjang,
serta
penggunaann
ya dalam
pemecahan
masalah
5.3
Menyelesaika
n masalah
yang
berkaitan
dengan
keliling, luas
persegi dan
persegi
panjang.
1. Menentuka
n rumus
luas
persegi
1
6 2 Pilihan
ganda
1,2,8,10,
12,13,28,
29,30
2. Menentuka
n cara
menghitun
g keliling
persegi
4
2,4,7,14,
3. Menentuka
n rumus
persegi
panjang
1
19,
4. Menentuka
n cara
menghitun
g keliling
luas
persegi
panjang
10 3 6,11,16,1
7,18,20,2
1,22,23,2
4,25,26,2
7,
b. Studi Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam
observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar kelompok
siswa dan daftar nilai siswa. Untuk memberikan gambaran secara konkret
mengenai kegiatan kelompok siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika
aktivitas belajar berlangsung digunakan dokumen berupa foto maupun video.
3.1.12 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam PTK ini, berdasarkan teknik pengumpulan
data di atas adalah sebagai berikut:
a) Lembar observasi penilaian kinerja guru
Lembar ini digunakan untuk mengetahui kinerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD. Pada penelitian ini aspek yang
45
diamati meliputi: 1) persiapan, 2) menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, 3)
menyajikan materi, 4) mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar,
5) membimbing kelompok kerja dan belajar, 6) evaluasi, 7) memberi penghargaan,
dan 8) kesimpulan dan penutup. Dari kedelapan aspek di atas dijabarkan ke dalam
indikator yang mempunyai skor 1, 2, 3, dan 4.
b) Lembar observasi penilaian aktivitas siswa
Lembar ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses
pembelajaran. Adapun aspek yang diamati antara lain: 1) kesiapan siswa sebelum
mengikuti pembelajaran, 2) perhatian siswa terhadap penjelasan guru, 3) kemampuan
siswa mengerjakan lembar kerja, 4) keaktifan siswa bertanya, 5) bekerja sama dalam
tim, 6) keberanian siswa, 7) kejujuran, 8) penghargaan, dan 9) membuat kesimpulan.
Dari Sembilan aspek di atas juga dijabarkan ke dalam indikator yang mempunyai
skor 1, 2, 3, dan 4.
c) Lembar tes formatif
Lembaran yang berisi 20 soal dalam bentuk pilihan ganda setelah satu pokok
bahasan selesai berdasarkan kisi-kisi soal tes. Tujuannya pembuatan lembar tes
formatif untuk mengetahui pencapaian hasil belajar Matematika serta tingkat
ketuntasan siswa berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
3.1.13 Teknik Analisis Uji Instrumen
Sebelum dilaksanakan penelitian terlebih dahulu peneliti menguji instrumen
(soal) yang akan digunakan. Instrumen yang akan digunakan sebelumnya harus di
uji validitas, reabilitas dan tingkat kesukaran soalnya. Uji validitas dan reabilitas ini
di ujikan kepada siswa kelas 3 SDN Sumogawe 01 yang berjumlah 36 siswa.
3.1.14 Uji Validitas
Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat
mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2010: 348). Dengan kata lain validitas
berkaitan dengan “ketepatan” dengan alat ukur. Jika data yang dihasilkan dari sebuah
instrument valid, makan instrument itu juga valid. Sebuah isntrumen pengukuran
dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria tertentu, dalam arti
memiliki kesejajaran antara hasil pengukuran dengan kriteria tersebut. Cara yang
46
digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah dengan mengkorelasikan hasil
pengukuran dengan kriteria”.
Penafsiran harga koefisien korelasi (r) dilakukan dengan membandingkan
antara r hitung dengan perhitungan r tabel product moment yang dengan jumlah N
yang sama dengan taraf signifikansi 1% atau 5%. Standar minimal untuk validitas
butir instrument adalah 0,3 (Widoyoko, 2012: 143). Artinya apabila r hitung ≥ 0,3,
nomor butir tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya apabila r hitung < 0,3, nomor
butir tersebut tidak valid.
Besar r tabel tergantung dari jumlah responden (N) dan taraf kesalahannya (a).
Dari r tabel product moment untuk responden (N) = 35 dengan taraf signifikansi 5%
diperoleh harga r tabel = 0,334 (Sugiyono, 2010: 373). Jika jumlah responden 30
orang atau lebih, penafsiran validitas yang mendasarkan koefisien korelasi tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8
Rentang Indeks Validitas
No. Indeks Interpretasi
1. 0,81 – 1,00 Sangat tinggi
2. 0,61 – 0,80 Tinggi
3. 0,41 – 0,60 Cukup
4. 0,21 – 0,40 Rendah
5. 0,00 – 0,20 Sangat rendah
Sumber: Wardani, dkk. 2012:344
Analisis validitas pada penelitian ini akan dibantu dengan program SPSS 16,0
for Windows. Berdasarkan analisis output SPSS 16,0 for Windows, untuk
mengetahui besarnya indeks korelasi antara skor butir dengan skor total dapat dilihat
pada output Item Total Statistics pada kolom Corrected Item Total Correlation. Jika
Corrected Item Total Correlation ≥ 0,334 maka disimpulkan bahwa semua butir
instrument dikatakan valid. Berikut nomor item yang dinyatakan valid dan tidak
valid.
47
Tabel 3.9
Hasil Validitas Item Soal Siklus I
No. Item
Valid Tidak valid
1,2,3,4,5,6,7,9,12,13,15,16,
17,19,20,21,23,24,26,
27,28,29,30
8,10,11,14,18,25
24 6
Tabel 3.10
Hasil Validitas Item Soal Siklus II
No. Item
Valid Tidak valid
1,2,3,4,6,7,8,10,11,12,13,14,
16,17,18,19,20,21,22,23,
24,25,26,2728,29,30
5,9,15
27 3
3.1.15 Uji Reliabilitas
Reabilitas adalah indek yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat
dipercaya atau dihandalkan (Arikunto, 2010: 167). Suatu tes atau alat evaluasi
dikatakan reliabel jika ia dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif. ”Jadi
yang dipentingkan di sini adalah ketelitiannya sejauh mana tes atau alat evaluasi
tersebut dapat dipercaya kebenarannya” (Purwanto, 2013:139).
Reabilitas alat ukur dalam penelitian ini dihitung dengan teknik Cronbach’s
Alpha yang dibantu dengan program SPSS 16,0 for Windows.”Untuk mengetahui
apakah instrument tersebut reliabel atau tidak langkah selanjutnya adalah
mengkonsultasikan dengan harga kritik atau standar reabilitas (0,7). Artinya suatu
instrument dikatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien Alpha sekurang-
kurangnya 0,7” (Kaplan, dalam Widoyoko 2012: 155). Indeks reabilitas instrumen
dapat dilihat pada output kotak Reability Statistics, pada kolom Cronbach’s Alpha.
Semaikin tinggi koefisien reabilitas suatu tes (mendekati 1) makin tinggi pula
ketepatannya. Tes yang memiliki konsistensi reabilitas tinggi adalah akurat terhadap
kesempatan testing dan instrumen lainnya. Sebagai ancar-ancar koefisien reabilitas
berdasarkan nilai Alpha dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
48
Tabel 3.11
Rentang Indeks Reliabilitas
No. Indeks Interpretasi
1. 0,80 – 1,00 Sangat reliabel
2. < 0,80 – 0,60 Reliabel
3. < 0,60 – 0,40 Cukup reliabel
4. < 0,40 – 0,20 Agak reliabel
5. < 0,20 Kurang reliabel
Sumber: Wardani, 2012: 346
Teknik pengujian Cronbach’s Alpha digunakan untuk menguji tingkat keandalan
(reability) dari masing-masing item. Berikut hasil otput dapat dilihat pada kotak
Reability Statistics, pada kolom Cronbach’s Alpha.
Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.801 30
Berdasarkan kriteria reliabilitas diatas, maka instrument soal pada siklus I masuk
dalam kategori reliable, dengan nilai alpha 0,801.
Tabel 3.13
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.846 30
Berdasarkan kriteria reliabilitas diatas, maka instrument soal pada Pra siklus II,
masuk dalam kategori reliable, dengan nilai alpha 0,846.
3.1.16 Uji Tingkat Kesukaran Soal
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal
tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang
menunjukkan sukar atau mudahnya sesuatu soal. Menurut Nana Sudjana (2013: 135-
49
137), menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi
kesulitannya sehingga di peroleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan
sukar. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah :
I
Keterangan:
I= indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
N = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal:
P : 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
P : 0,30 – 0,70 adalah soal sedang
P : 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
Tabel 3.14
Indeks Kesukaran Instrumen Soal Siklus I dan Siklus II
3.1.17 Teknik Non Tes
a. Observasi
Observasi atau pengamatan meliputi pemuatan perhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indera, dalam penelitian ini adalah observasi
langsung yaitu peneliti dan pengamat (guru kelas) melihat sekaligus mengamati
secara langsung guru dalam proses pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran
STAD kemudian mengisi lembar observasi yang telah disediakan.
b. Dokumentasi
Dokumentasi dipergunakan untuk mendokumentasikan secara keseluruhan
tentang pelaksanaan pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah mulai dari
kegiatan awal, inti dan akhir kegiatan pembelajaran berupa foto.
Siklus I Siklus II
Sukar Sedang Mudah Sukar Sedang Mudah
15,23,28 3,4,5,6,7,9,12,
13,16,17,19,20
,21,22,24,26,2
7,29,30
1,2 6,12,20
,24,28
2,3,4,7,8,10,11,1
3,14,16,17,18,19
,21,22,23,25,26,
27,29,30
1
50
3.1.18 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis secara deskriftif komparatif yaitu
membandingkan hasil setiap perolehan nilai pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Adapun
teknik analisis data yang digunakan dalam penelitain ini adalah kuantitatif yang
dinyatakan dalam bentuk angka. Adapun rumus yang digunakan adalah.
1. Menghitung ketuntasan belajar
Data yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan belajar
menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan:
Ketuntasan =
u lah seluruh s swa x 100
2. Menghitung ketuntasan indikator kinerja
Data yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan
indikator kinerja menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan:
Ketuntasan = u lah n la s swa an tuntas bela ar nd v du
u lah s swax 100
Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu menyelesaikan atau
mencapai minimal dari nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65 sekurang-
kurangnya 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut.
3. Menghitung hasil observasi guru
Untuk menghitung kinerja guru dalam melaksanakan model pembelajaran maka
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Hasil observasi guru =
3.2. Indikator Keberhasilan
a. Indikator Proses
Indikator proses merupakan keberhasilan dari proses tindakan yang dilakukan
oleh guru dan siswa baik secara individu maupun kelompok dalam menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran matematika. Aktifitas
guru dan siswa dalam pembelajarn matematika dengan menggunakan model
kooperatif tipe STAD dapat dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan secara
signifikan minimal 15%.
51
b. Indikator Hasil
Indikator hasil penelitian ini belajar matematika penerapan model stad dikatakan
dapat meningkatkan hasil belajar matematika apabila siswa mengalami ketuntasan
belajar individu dengan nilai hasil belajar matematika ≥65 dan mengalami
ketuntasan belajar klasikal dengan nilai rat rata hasil belajar matematika meningkat
minimal 7 nilai dari dari KKM ≥ 65 yaitu 72 atau mengalami ketuntasan belajar
matematika klasikal ≥75% dari 36 siswa.