bab iii metodologi penelitianrepository.upi.edu/35934/4/t_b.ind_1503171_chapter3.pdfhasil tersebut,...

17
Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian merupakan upaya yang dilakukan untuk menguak identitas objek penelitian. (Mahsun, 2005, hlm.30) Wiersma (dalam Emzir, 2015, hlm.63), „mendefinisikan eksperimen sebagai suatu situasi penelitian yang sekurang- kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti.‟ Davis (dalam Emzir, 2015, hlm.63), „penelitian eksperimental didasarkan pada asumsi bahwa dunia bekerja menurut hukum-hukum kausal.‟ Emzir (2015, hlm.63) menyatakan, “Tujuan penelitian eksperimental adalah untuk menetapkan hukum sebab akibat dengan mengisolasi variabel kausal”. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen digunakan untuk menemukan apakah metode membaca terbimbing (guided reading) dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. B. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen desain faktorial. Penelitian desain faktorial merupakan penelitian yang melibatkan dua atau lebih variabel bebas. Di antara variabel bebas tersebut, setidaknya satu variabel dimanipulasi oleh peneliti. (Emzir, 2015) Desain faktorial pada penelitian ini adalah desain faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama, jenis metode membaca yang memiliki dua level yaitu metode membaca terbimbing (guided reading) dan metode membaca yang terlangsung. Faktor kedua, tingkat motivasi belajar yaitu motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah. Pada penelitian ini digunakan eksperimen desain faktorial karena peneliti ingin menemukan bagaimana peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa pada siswa bermotivasi tinggi dan rendah dengan menggunakan metode membaca terbimbing. Dengan demikian dapat dibagi, menjadi 4 kelompok, seperti yang tercantum sebagai berikut. 30

Upload: others

Post on 13-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/35934/4/T_B.IND_1503171_Chapter3.pdfhasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada siswa yang memiliki motivasi

30

Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian merupakan upaya yang dilakukan untuk menguak identitas

objek penelitian. (Mahsun, 2005, hlm.30) Wiersma (dalam Emzir, 2015, hlm.63),

„mendefinisikan eksperimen sebagai suatu situasi penelitian yang sekurang-

kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel eksperimental,

sengaja dimanipulasi oleh peneliti.‟ Davis (dalam Emzir, 2015, hlm.63),

„penelitian eksperimental didasarkan pada asumsi bahwa dunia bekerja menurut

hukum-hukum kausal.‟ Emzir (2015, hlm.63) menyatakan, “Tujuan penelitian

eksperimental adalah untuk menetapkan hukum sebab akibat dengan mengisolasi

variabel kausal”. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian eksperimen.

Metode penelitian eksperimen digunakan untuk menemukan apakah metode

membaca terbimbing (guided reading) dapat meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman siswa.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen desain

faktorial. Penelitian desain faktorial merupakan penelitian yang melibatkan dua

atau lebih variabel bebas. Di antara variabel bebas tersebut, setidaknya satu

variabel dimanipulasi oleh peneliti. (Emzir, 2015) Desain faktorial pada penelitian

ini adalah desain faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama, jenis metode

membaca yang memiliki dua level yaitu metode membaca terbimbing (guided

reading) dan metode membaca yang terlangsung. Faktor kedua, tingkat motivasi

belajar yaitu motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah.

Pada penelitian ini digunakan eksperimen desain faktorial karena peneliti

ingin menemukan bagaimana peningkatan kemampuan membaca pemahaman

siswa pada siswa bermotivasi tinggi dan rendah dengan menggunakan metode

membaca terbimbing. Dengan demikian dapat dibagi, menjadi 4 kelompok,

seperti yang tercantum sebagai berikut.

30

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/35934/4/T_B.IND_1503171_Chapter3.pdfhasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada siswa yang memiliki motivasi

31

Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Pengelompokan Berdasarkan Faktor

Variabel Eksperimental Jenis Metode

Variabel Atribut (Kontrol) Metode GR Metode terlangsung

Tingkat

Motivasi

Motivasi Tinggi Kelompok 1 Kelompok 2

Motivasi Rendah Kelompok 3 Kelompok 4

(diadaptasi dari Emzir, 2015, hlm.106)

Menurut Fraenkel & Wallen (dalam Gustiani, 2017, hlm.54) menyatakan,

„penelitian yang menggunakan desain faktorial tidak hanya mengkaji mengenai

memisahkan pengaruh dari masing-masing variabel bebas, melainkan juga

mengkaji pengaruh dari penggabungannya.‟

Menurut Fraenkel dkk. (2012, hlm.277), “Another value of a factorial

design is that it allows a researcher to study the interaction of an independent

variable with one or more other variables, sometimes called moderator

variables.” Nilai lain pada penelitian desain faktorial ialah bahwa ia

memperbolehkan peneliti untuk mempelajari interaksi variabel bebas dengan satu

atau lebih variabel lain, kadang-kadang disebut variabel-variabel moderator.

Berikut ini adalah desain penelitian faktorial yang dikemukakan Fraenkel

dkk. (2012, hlm.277).

Tabel 3.2

Pola Desain Eksperimen Faktorial

Perlakuan R O1 X Y1 O2

Control R O1 C Y1 O2

Perlakuan R O1 X Y2 O2

Control R O1 C Y2 O2

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/35934/4/T_B.IND_1503171_Chapter3.pdfhasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada siswa yang memiliki motivasi

32

Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

O1 : prates

O2 : pascates

X : diberi perlakuan metode membaca terbimbing

C : tidak diberi perlakuan metode membaca terbimbing

Y1 : variabel moderator (motivasi belajar tinggi)

Y2 : variabel moderator (motivasi belajar rendah)

Variabel moderator merupakan variabel yang ikut memengaruhi variabel

independen terhadap variabel dependen (Gustiani, 2017, hlm.54). Variabel

moderator dalam penelitian ini yaitu motivasi belajar. Pada penelitian ini terdapat

dua kategori tingkat motivasi belajar, yaitu motivasi belajar tinggi dan rendah.

(Schunk dalam Dalimunthe, 2015)

Pada desain tersebut, kelompok dipilih secara acak kemudian peneliti

menyebarkan angket motivasi belajar berdasarkan teori Sardiman (2011) yang

sudah dimodifikasi untuk pelajar/ siswa kelas V SD. Angket tersebut sudah

divalidasi oleh ahlinya.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Kartika XI-12 Jalan Kolonel Masturi RT.03

RW.11 Desa Karyawangi Parongpong. Sekolah tersebut berada di Jalan

Cihanjuang Kampung Babakan, Cihanjuang Rahayu, Kec.Parongpong,

Kab.Bandung Barat. Alasan dipilihnya SD Kartika XI-12 karena lokasi sekolah

tersebut strategis dengan jarak tempuh yang tidak jauh dari tempat tinggal

peneliti. Selain itu, SD Kartika XI-12 sudah melakukan kegiatan membaca setiap

hari Kamis sebelum pembelajaran dimulai selama 15-30 menit.

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Kartika XI-

12 Parongpong tahun ajaran 2018/2019. Sampel dalam penelitian ini ialah siswa

VA dan VB. Jumlah seluruh siswa kelas VA dan VB adalah 62 anak, masing-

masing adalah 30 dan 32 anak.

Kelompok kontrol : Kelas VA

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/35934/4/T_B.IND_1503171_Chapter3.pdfhasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada siswa yang memiliki motivasi

33

Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelompok eksperimen : Kelas VB

Pada kelompok eksperimen, yakni kelas VA akan dibagi menjadi 6 kelompok,

masing-masing kelompok terdiri atas 5 anak.

Mengenai jumlah siswa dalam kelompok pada metode membaca

terbimbing (guided reading), Anna (2017) berpendapat guru membuat kelompok

dengan 3-6 siswa per kelompok. “The teacher meets groups of 3-6 student”

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian berisi langkah-langkah yang akan dilakukan mulai dari

awal hingga akhir penelitian. Berikut ini adalah langkah-langkah penelitian yang

akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini.

1. Menentukan populasi dan sampel yang akan diteliti. Populasi penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas V SD Kartika XI-12 Parongpong yang terdiri

atas tiga kelas yaitu kelas VA, VB, dan VC. Sampel pada penelitian ini

yaitu kelas VA (kelas eksperimen) dan VB (kelas kontrol). Penyebaran

angket dilakukan terhadap seluruh siswa kelas VA dan VB untuk

mengidentifikasi perbedaan tingkat motivasi belajar tiap-tiap siswa. Dari

hasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada

siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah.

2. Mengadakan prates untuk mengetahui kemampuan awal membaca

pemahaman siswa di kelas eksperimen maupun kontrol.

3. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan

metode membaca terbimbing (Guided Reading) dan pada kelas kontrol

menggunakan metode terlangsung. Buku yang digunakan dalam perlakuan

metode membaca terbimbing (Guided Reading) dalam penelitian ini,

yakni:

a) Katak yang Nakal (Penulis : Gibran Maulana)

b) Dua Ekor Angsa Undan dan Kura-kura (Penulis : Kharisma Aprilia)

c) Ayam Bertanduk (Penulis : Gibran Maulana)

d) Katak yang Bijaksana (Penulis: Gibran Maulana)

e) Gigi Harimau (Penulis: Gibran Maulana)

f) Doby dan Serigala (Diceritakan kembali :Puput Mugiati)

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/35934/4/T_B.IND_1503171_Chapter3.pdfhasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada siswa yang memiliki motivasi

34

Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses pembelajaran membaca pemahaman yang menggunakan metode

membaca terbimbing akan dideskripsikan melalui sintak metode pembelajaran

berikut ini.

Tabel 3.3

Sintak Metode Membaca Terbimbing

No Tahapan

Pembelajaran

Sintak Pembelajaran

Guru Siswa

1. Prabaca 1) Pada tahap ini guru harus

mampu memilih buku yang

cocok untuk dibaca anak-

anak pada masing-masing

kelompok. Guru

menempatkan siswa-siswa

dengan kemampuan

membaca yang hampir sama

pada masing-masing

kelompok.

2) Guru memperlihatkan

kepada siswa sampul buku

atau ilustrasi dari cerita itu

dan membacakan judul serta

pengarang buku tersebut.

3) Guru memberikan

pertanyaan yang

membangkitkan rasa ingin

tahu dan kreativitas siswa

tentang isi buku tersebut.

Misalnya, “Menurut kalian,

apa yang akan diceritakan

dalam buku ini? Mengapa?”

1) Duduk tertib dan

siap untuk

mengikuti proses

membaca dalam

kelompok

2) Memperhatikan

buku yang

diperlihatkan Guru,

yakni sampul buku

atau ilustrasi dari

cerita itu serta

mendengarkan guru

membacakan judul

dan pengarang buku

tersebut

3) Siswa menuliskan

prediksi atas isi

buku pada secarik

kertas yang

dibagikan oleh

guru.

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/35934/4/T_B.IND_1503171_Chapter3.pdfhasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada siswa yang memiliki motivasi

35

Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Guru memberikan secarik

kertas berwarna/ putih yang

dapat ditempel di papan

tulis kepada masing-masing

siswa.

4) Guru memberikan beberapa

pertanyaan kepada siswa

dengan tujuan

membangkitkan skemata

anak. Pertanyaan-pertanyaan

tersebut tentu saja harus bisa

dijawab anak berdasarkan

pengalaman yang

dimilikinya. Misalnya buku

yang dipilih guru berjudul

Katak yang Bijaksana, guru

dapat mengajukan

pertanyaan, “Apa yang

kamu ketahui tentang katak?

“Apa yang dimaksud

dengan bijaksana?”, dan

sebagainya.

5) Pada papan informasi/ papan

tulis yang sudah disediakan

guru sebelumnya, guru

mempersilakan masing-

masing siswa menempelkan

prediksi dan ide-idenya

dengan rapi dan teratur.

4) Siswa menjawab

pertanyaan yang

diajukan oleh guru

pada kertas yang

telah diberikan guru

5) Siswa meletakkan

prediksi dan

jawaban atas

pertanyaan-

pertanyaan yang

diajukan guru (ide-

ide) pada papan

informasi/ papan

tulis yang tersedia.

2. Membaca 6) Selama siswa membaca,

guru mendampingi siswa

agar dapat mengikuti proses

6) Siswa mulai

membaca. Siswa

membaca bergantian

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/35934/4/T_B.IND_1503171_Chapter3.pdfhasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada siswa yang memiliki motivasi

36

Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membaca dengan baik.

7) Pada tahap ini guru

meminta siswa untuk

memeriksa kembali prediksi

yang telah mereka buat dan

membuat prediksi lebih jauh

tentang apa yang

selanjutnya akan terjadi

dalam cerita tersebut

8) Guru memfasilitasi siswa

untuk meneruskan membaca

dan memprediksi. Guru

meminta kembali siswa

untuk memverifikasi

prediksi mereka dan

membuat prediksi baru

Setiap prediksi yang mereka

buat, guru menanyakan

“Mengapa kalian

berpendapat begitu?”

Kemudian membaca

halaman terakhir untuk

menemukan kesimpulan

cerita

dengan suara yang

cukup nyaring untuk

dapat didengar oleh

seluruh siswa dalam

kelompok tersebut.

7) Siswa memeriksa

kembali prediksi yang

telah mereka buat dan

membuat prediksi lebih

jauh tentang apa yang

selanjutnya akan terjadi

dalam cerita itu

8) Siswa meneruskan

membaca dan

memprediksi.

Siswa memverifikasi

prediksi mereka dan

membuat prediksi baru.

Lalu siswa menjawab

pertanyaan guru

mengenai prediksi yang

mereka buat. Kegiatan

membaca dilakukan

sampai halaman

terakhir.

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/35934/4/T_B.IND_1503171_Chapter3.pdfhasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada siswa yang memiliki motivasi

37

Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pascabaca 9) Pada tahap ini guru dan

siswa membicarakan

tentang prediksi mereka,

verifikasi, ide-ide,

pertanyaan, tanggapan

pribadi atau hubungan cerita

dengan kehidupan mereka

10) Guru mengatakan tentang

prediksi yang tidak secara

langsung sesuai dengan teks

tetapi dapat diterima.

Kemudian mendiskusikan

ide-ide yang berbeda yang

mungkin siswa miliki.

9) Siswa berbicara

tentang prediksi

mereka, verifikasi,

ide-ide,

pertanyaan,

tanggapan pribadi

atau hubungan

cerita dengan

kehidupan mereka

10) Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

tentang prediksi

yang tidak secara

langsung sesuai

dengan teks tetapi

dapat diterima.

Kemudian,

berdiskusi tentang

ide-ide yang

berbeda yang

dimiliki oleh

siswa.

(Diadaptasi dari Abidin, 2012)

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/35934/4/T_B.IND_1503171_Chapter3.pdfhasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada siswa yang memiliki motivasi

38

Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Sintak Metode Membaca Terlangsung

Aktivitas Guru Aktivitas

Siswa

Guru

mengawasi

siswa selama

membaca

Siswa mencari buku sesuai pilihannya

Siswa duduk di tempat yang diinginkan dan mulai

membaca

Seusai membaca, siswa mengembalikan buku ke

tempat semula

4. Melakukan pascates di kelas eksperimen dan kontrol. Pada tahap ini,

peneliti ingin mengetahui kemampuan membaca pemahaman setelah

diterapkannya metode membaca terbimbing (Guided Reading) pada kelas

eksperimen. Peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan antara kelas

eksperimen yang diberi perlakuan metode membaca terbimbing dengan

kelas kontrol yang diberi perlakukan metode terlangsung.

5. Menganalisis data dengan menguji secara statistik dari hasil nilai kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/35934/4/T_B.IND_1503171_Chapter3.pdfhasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada siswa yang memiliki motivasi

39

Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut ini adalah gambaran dari prosedur penelitian metode membaca

terbimbing (Guided Reading) untuk meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman pada siswa kelas VA (kelas eksperimen) dan VB (kelas kontrol)

dengan perbedaan tingkat motivasi belajar (tinggi dan rendah).

Bagan 3.1

Prosedur Penelitian Desain Faktorial

(Diadaptasi dari Gustiani, 2017)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi angket, tes,

observasi, dan wawancara. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

lembaran angket, instrumen tes, lembaran observasi, dan pedoman wawancara.

Perlakuan dengan

menggunakan metode

guided reading

Kelas Eksperimen

(Motivasi Tinggi dan

rendah)

Prates

Pascates

ANALISIS

DATA

POPULASI

Kelas Kontrol

(Motivasi Tinggi dan

rendah)

SIMPULAN

Prates

SAMPEL

Perlakuan dengan

menggunakan metode

terlangsung

Pascates

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/35934/4/T_B.IND_1503171_Chapter3.pdfhasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada siswa yang memiliki motivasi

40

Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Angket

Angket dilakukan untuk mengumpulkan data tentang perbedaan tingkat

motivasi belajar siswa. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berisi 40 butir

pertanyaan. Adapun kisi-kisi angket tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar

(Diadaptasi dari Sardiman, 2011, hlm.83)

Penskoran angket menggunakan skala Likert yang terdiri dari item yang

bersifat positif (favorable) dan negatif (unfavorable). Masing-masing butir

pertanyaan dalam angket terdiri dari 4 alternatif jawaban, yakni selalu (4), sering

(3), kadang-kadang (2), dan tidak pernah (1) pada item yang bersifat positif

(favorable). Pada angket yang bersifat negatif (unfavorable), selalu (1), sering (2),

kadang-kadang (3), dan tidak pernah (4).

Variabel No Indikator No butir Jumlah

Soal

Favorable Unfavor

able

Motivasi

Belajar

1 Tekun dalam

menghadapi tugas

1,2,3,4 32 5

2 Ulet menghadapi

kesulitan

5,6,7,8 33 5

3 Menunjukkan minat

terhadap berbagai materi

pelajaran

9,10,11,12 34 5

4 Lebih senang bekerja

mandiri

13,14,15,

16

35 5

5 Cepat bosan pada tugas

yang rutin

17,18, 19,

20

36 5

6 Dapat mempertahankan

pendapatnya (kalau

sudah yakin akan

sesuatu)

21,22, 23,

24

37 5

7 Tidak mudah melepaskan

apa yang diyakini

25,26,27 38,39 5

8 Senang mencari dan

memecahkan masalah

soal-soal

28,29, 30,

31

40 5

Jumlah soal 40

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/35934/4/T_B.IND_1503171_Chapter3.pdfhasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada siswa yang memiliki motivasi

41

Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tes

Menurut Arikunto dalam Isakandarwassid dan Sunendar (2008, hlm.179),

tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk

memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang

seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Menurut

Nurkancana dalam Iskandarwassid dan Sunendar (2008, hlm.179), tes adalah

suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau

serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak

sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak

tersebut, yang dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau

dengan nilai standar yang ditetapkan.

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Indikator

Aspek Kognitif

Jumlah

Soal C1

Pengetahuan

C2

Pemahaman

C3

Penerapan

C4

Analisis

1) Menemukan

informasi dari sebuah

paragraf

1,2,4,5,

6,8,11

7 - 9 10

2) Memahami makna

dari sebuah wacana

10,12 13 14 - 4

3) Menentukan pokok

pikiran sebuah paragraf

- 16,17,18,19 - 20,21,

22

7

4) Menarik kesimpulan

bacaan yang dibaca

- 15,23,24 - 25 4

Persentase soal 37,5%

(9 soal)

37,5%

(9 soal)

4,2 %

(1 soal)

20,8%

(5 soal)

100%

(24 soal)

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh melalui pemberian tes pilihan

berganda pada prates (pretest) dan pascates (posttest). Prates diberikan sebelum

perlakuan metode membaca terbimbing (guided reading) pada kelas eksperimen

dan sebelum metode terlangsung pada kelas kontrol. Pascates diberikan setelah

perlakuan metode membaca terbimbing (guided reading) pada kelas eksperimen

dan setelah metode terlangsung pada kelas kontrol. Prates dan pascates dilakukan

terhadap siswa kelas VA dan VB SD Kartika XI-12 Parongpong. Pada soal

tersebut, butir soal nomor 3 tidak digunakan.

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/35934/4/T_B.IND_1503171_Chapter3.pdfhasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada siswa yang memiliki motivasi

42

Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Observasi

Arifin dalam Gustiani (2017, hlm.231) menyatakan bahwa observasi ialah

alat pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan

secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik

dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan

tertentu. Observasi dilakukan dengan mengamati dan mengumpulkan data saat

menerapkan metode membaca terbimbing terhadap siswa di kelas eksperimen.

Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian antara kegiatan siswa dan guru

dengan sintak metode membaca terbimbing (guided reading) pada kelas

eksperimen.

4. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap guru kelas V.

Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui keadaan kemampuan membaca siswa

dan penerapan metode membaca di sekolah.

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah pengolahan

data. Pengolahan data hasil tes membaca pemahaman siswa SD Kartika XI-12

Parongpong menggunakan bantuan program SPSS 22. Adapun langkah-langkah

yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.

1. Melakukan penghitungan nilai angket pada kelas eksperimen dan kontrol

untuk menentukan/ menggolongkan siswa bermotivasi belajar tinggi dan

rendah

2. Melakukan penskoran atas hasil kemampuan membaca pemahaman siswa

baik prates maupun pascates pada kelas eksperimen dan kontrol. Pada prates

dan pascates dalam kemampuan membaca ini, terdapat 24 butir soal.

Berikut ini merupakan cara penghitungan skor

Skor = Skor Total x 100

Skor Ideal

3. Melakukan perbandingan hasil skor prates dan pascates untuk mendapatkan

gain (peningkatan) setelah diberikannya perlakuan metode membaca

terbimbing di kelas eksperimen dan metode terlangsung di kelas kontrol.

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/35934/4/T_B.IND_1503171_Chapter3.pdfhasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada siswa yang memiliki motivasi

43

Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun rumus gain yang diadaptasi dari Hake (dalam Gustiani, 2017, hlm

79) adalah sebagai berikut.

Keterangan :

Spost = Skor postest

Spret = Skor pretest

Smaks = Skor maksimum

Hasil penghitungan yang didapat kemudian diinterpretasikan dengan

menggunakan klasifikasi yang dibuat oleh Hake (dalam Gustiani, 2017,

hlm.80)

Tabel 3.7

Kriteria N-Gain

N-Gain Interpretasi

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g <0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

4. Menetapkan tingkat signifikansi atau kesalahan dengan taraf signifikansi 5%

(α = 0,05)

5. Menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan ANOVA setelah

sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menguji normalitas distribusi hasil

pretes dan pascates dengan bantuan program SPSS versi 22. Setelah itu, data

dibandingkan dengan α. Jika nilai signifikansi > α, maka H0 akan diterima.

Adapun penerimaan normalitas data berdasarkan hipotesis berikut.

H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

N-Gain = Spost -- Spret

Smaks -- Spret

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/35934/4/T_B.IND_1503171_Chapter3.pdfhasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada siswa yang memiliki motivasi

44

Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H1 : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

Bila salah satu data tidak berdistribusi normal, maka data tersebut akan

diperhitungkan dengan pengujian nonparametrik.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas variansi antara kelas eksperimen dan kontrol untuk

memeroleh penyebaran atau variansi kedua kelas penelitian, yaitu memiliki hasil

yang sama atau berbeda. Uji homogenitas pun dihitung dengan bantuan SPSS

versi 22. Kriteria pengujian yaitu jika H0 diterima maka signifikansi > α. Adapun

pengujian hipotesis tersebut sebagai berikut.

H0 : α12 = α1

2

H1 : α12 ≠ α1

2

Keterangan :

α1 = variansi kelas eksperimen

α2 = variansi kelas kontrol

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan tingkat

kemampuan membaca pemahaman siswa kelas eksperimen yang menerima

perlakuan metode membaca terbimbing dengan kelas kontrol yang menerima

perlakuan metode terlangsung di SD Kartika XI-12 Parongpong. Pengujian

hipotesis dilakukan dengan taraf signifikansi α = 0,05. Untuk hipotesis 1, 2, dan 3

karena menguji peningkatan kemampuan membaca siswa antar 2 kelompok, maka

digunakan rumus uji t sampel independen. Kriteria pengujian adalah jika nilai

thitung lebih kecil dari nilai ttabel maka H0 diterima. Atau dengan melihat nilai sig.

(2-tailed) yakni jika nilai setengah sig (2-tailed) lebih besar dari α maka H0

diterima.

Menurut Tenaya (2015), “Pengaruh interaksi merupakan pengaruh level

faktor yang satu (A) terhadap level faktor yang lain (B) atau pengaruh interaksi

adalah kegagalan level faktor yang satu terhadap level faktor yang lainnya untuk

memberikan atau menunjukkan respon yang sama.” Pada penelitian ini, pengaruh

interaksi merupakan pengaruh metode membaca terbimbing dan metode

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/35934/4/T_B.IND_1503171_Chapter3.pdfhasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada siswa yang memiliki motivasi

45

Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terlangsung terhadap motivasi belajar tinggi dan rendah. Demikian juga akan

dikatakan terjadi pengaruh interaksi apabila terjadi kegagalan faktor metode

membaca (terbimbing dan terlangsung) terhadap motivasi belajar (tinggi dan

rendah) untuk memberikan atau menunjukkan respon yang sama.

Kemudian, untuk hipotesis nomor 4 menggunakan ANOVA dua jalur

karena untuk mengetahui interaksi antara metode membaca (terbimbing dan

terlangsung), motivasi belajar (tinggi dan rendah), dan kemampuan membaca

pemahaman siswa. Kriteria pengujian pun sama seperti sebelumnya.

Berikut ini adalah hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini.

1. Ho: Tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang

signifikan pada siswa bermotivasi tinggi yang diberi perlakuan dengan metode

membaca terbimbing (guided reading) dan siswa bermotivasi tinggi yang diberi

perlakuan dengan metode terlangsung

Ha: Terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan

pada siswa bermotivasi tinggi yang diberi perlakuan dengan metode membaca

terbimbing (guided reading) dan siswa bermotivasi tinggi yang diberi perlakuan

dengan metode terlangsung

2. Ho: Tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang

signifikan pada siswa bermotivasi rendah yang diberi perlakuan dengan metode

membaca terbimbing (guided reading) dan siswa bermotivasi rendah yang diberi

perlakuan dengan metode terlangsung

Ha: Terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan

pada siswa bermotivasi rendah yang diberi perlakuan dengan metode membaca

terbimbing (guided reading) dan siswa bermotivasi rendah yang diberi perlakuan

dengan metode terlangsung

3. Ho: Tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang

signifikan antara kelas eksperimen yang diterapkan metode membaca terbimbing

(guided reading) dengan kelas kontrol yang diterapkan metode terlangsung

Ha: Terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan antara

kelas eksperimen yang diterapkan metode membaca terbimbing (guided reading)

dengan kelas kontrol yang diterapkan metode terlangsung

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/35934/4/T_B.IND_1503171_Chapter3.pdfhasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada siswa yang memiliki motivasi

46

Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Ho: Tidak terdapat pengaruh interaksi antara metode membaca (terbimbing dan

terlangsung) dan motivasi belajar (tinggi dan rendah) terhadap peningkatan

kemampuan membaca pemahaman

Ha: Terdapat pengaruh interaksi antara metode membaca (terbimbing dan

terlangsung) dan motivasi belajar (tinggi dan rendah) terhadap peningkatan

kemampuan membaca pemahaman