bab iii metodologi penelitian 3.1. setting dan...
TRANSCRIPT
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Berisi tentang waktu, lokasi dan subjek penelitian yang akan dilakukan dan
bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi peserta didik pria
dan wanita, latar belakang sosial ekonomi serta aspek substantive permasalahan,
juga dikemukakan pada bagian ini.
3.1.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan
Pasarkliwon Surakarta. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun
pelajaran 2012/2013.
3.1.2 Lokasi Penelitian
Berdasarkan lokasinya SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon
Surakarta berada di lingkup UPTD Pasarkliwon kota Surakarta. Terletak di tengah
pemukiman masyarakat, sehingga memiliki latar belakang yang heterogen.
Kondisi sekolah dalam satu lokasi terdapat dua komplek sekolah dasar, tidak
memiliki halaman sekolah. Kondisi sosial ekonomi orang tua/wali siswa sangat
beragam, ada yang sangat mampu, ada yang cukup tetapi tidak sedikit yang
ekonomi orang tua/wali siswa sangat lemah. Pekerjaan orang tua/wali siswa ada
yang pegawai, pengusaha, sampai buruh pabrik, banyak juga yang tani. Tidak
semua wali siswa peduli terhadap pendidikan.
3.1.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 sebanyak 44 siswa terdiri dari 20
siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan. Kemampuan akademik siswa kelas 5
beragam, ada yang pandai dan cepat tanggap dalam menyelesaikan soal, ada
yang sedang dan bahkan ada yang lambat.
3.2 Variabel yang Akan Diteliti
Menurut Arikunto (2006:118) variabel adalah objek penelitian, atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan variabel penelitian ini
28
adalah faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel terpengaruh dan
variabel tindakan.
3.2.1. Variabel Terpengaruh
Variabel terpengaruh pada penelitian ini yaitu hasil belajar IPA. Hasil
belajar merupakan suatu hasil yang penilaian terhadap kemampuan siswa dalam
bentuk angka setelah menerima pengalaman belajar yang mencakup kemampuan
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan).
3.2.2. Variabel Tindakan
Variabel tindakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT). Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) merupakan model pembelajaran yang melibatkan peran siswa
sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur kelompok belajar, permainan dan
penghargaan kelompok. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) adalah sebagai berikut:
1. Tahap penyajian kelas (class precentation) guru memperkenalkan materi
yang diberikan secara langsung atau mendiskusikan dalam kelas.
2. Belajar dalam kelompok (teams) terdiri dari 5-6 orang yang terdiri dari siswa
yang mempunyai kemampuan akademik berbeda, yaitu siswa berkemampuan
akademik tinggi (pandai), sedang dan rendah setelah itu menerima tugas
tugas kelompok.
3. Permainan (game) dimainkan tiga murid yang mewakili kelompoknya. Siswa
mengambil kartu bernomor dan berudsaha menjawab pertanyaan sesuai
dengan nomor. Aturannya membolehkan pemain untuk menantang jawaban
yang lain.
4. Pertandingan (tournament) dilakukan setiap pemain dalam tiap meja
menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara
undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian
yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal.
29
5. Penghargaan kelompok (team recognition) diberikan pada kelompok yang
memiliki skor/poin tertinggi sesuai kriteria dan akan diberikan penghargaan
berupa sertifikat, hadiah , dan sebagainya.
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas dilaksanakan karena ada kesenjangan atau perbedaan antara
harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan terjadi
keadaan yang ideal. Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu tipe kolaborasi, peneliti
berkolaborasi dengan guru kelas di SD tempat penelitian. Pada PTK tipe
kolaborasi penelitilah yang merancang RPP penelitian kolaboratif, sedangkan
guru yang mengajarkan pada saat pelaksanaan penelitian.
3.4 Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral,
yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart, R (Pardjono 2007:2) melalui
siklus yang terdiri dari 3 tahap yakni rencana tindakan, tindakan dan observasi,
dan refleksi. Adapun gambar model spiralnya ditunjukkan melalui gambar 3
berikut.
Gambar 3 Model Spiral dari Kemmis S. dan Mc.Taggart, R.
30
Dari gambar di atas pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 3 tahap yakni
perencanaan, implementasi tindakan dan observasi, serta refleksi. Pelaksanaan
penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus. Tiap siklus akan dilaksanakan
dengan mangacu pada tujuan yang ingin dicapai. Siklus I direncanakan 3 kali
pertemuan, dua kali tahap tatap muka dan satu kali evaluasi. Siklus II
direncanakan 3 kali pertemuan, dua kali tatap muka dan satu kali evaluasi.
Rincian prosedur tindakan adalah sebagai berikut :
3.4.1 Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan
Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil tes awal dan observasi awal.
Dalam kegiatan perencanaan, guru dan peneliti mendiskusikan tentang rencana
tindakan yang akan dilakukan. Di samping itu, guru dan peneliti menyamakan
persepsi dalam menyusun perangkat pembelajaran berupa: RPP, LKS, lembar
pengamatan (observasi), dan penentuan tema/materi pelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan dan Observasi
Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada skenario pembelajaran yang
telah dibuat dalam RPP sehingga prosesnya sesuai arah yang diinginkan.
Dengan kata lain, pelaksanaan tindakan meliputi siapa melakukan apa, kapan,
dimana dan bagaimana melaksanakannya. Skenario pembelajaran yang dibuat
dilaksanakan dalam situasi yang aktual, diikuti kegiatan observasi serta
refleksi pembelajaran.
Observasi dilakukan terutama pada saat guru sedang melaksanakan proses
pengajaran dan siswa dalam aktivitas belajarnya. Jadi observasi dilakukan
untuk menilai 2 aktivitas dalam proses pembelajaran yang sedang terlaksana,
yaitu: 1) aktivitas mengajar guru, dan 2) aktivitas belajar siswa. Untuk menilai
kedua aktivitas tersebut, maka digunakan lembar observasi (terlampir).
3. Refleksi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah di capai dari
proses pembelajaran, jika dalam proses pembelajaran masih terdapat
hambatan dan kekurangan sehingga menyebabkan siswa masih belum
31
termotivasi saat belajar dan tujuan pembelajaran belum tercapai
ketuntasannya berdasarkan kriteria yang telah di tetapkan, maka sebagai
tindakan dalam merefleksi dilakukan dalam bentuk tindakan pengululangan
(remidi), pemantapan (pengayaan) terhadap proses belajar mengajar
selanjutnya sampai pada hasil dan tujuan yang telah dirumuskan berhasil.
3.4.2 Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II dirancang apabila siklus I belum berhasil mencapai
indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II
merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus
sebelumnya. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yang
terdiri dari:
1. Perencanaan
Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil tes awal dan observasi awal.
Dalam kegiatan perencanaan, guru dan peneliti mendiskusikan tentang
rencana tindakan yang akan dilakukan setelah kegiatan observasi pada siklus
I. Di samping itu, guru dan peneliti menyamakan persepsi dalam menyusun
perangkat pembelajaran baru berupa: RPP, LKS, lembar pengamatan
(observasi), dan penentuan tema/materi pelajaran yang akan diberikan kepada
siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT).
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah menerapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam pembelajaran di
kelas. Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang
berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti dilakukan
oleh guru kelas yang berkolaborasi dengan peneliti dibantu rekan sejawat di
sekolah sebagai observer dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan.
32
3. Refleksi
Refleksi dalam siklus II ini dilakukan sama seperti refleksi pada siklus I.
Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari
tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-
hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan
tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan.
3.5 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Berisi tentang jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan
penelitian, menentukan teknik apa yang akan dipakai beserta instrumen penelitan.
3.5.1 Jenis Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif yaitu
data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan siswa dan guru; dan data
kuantitatif adalah data yang diperoleh langsung dari skor yang diperoleh dari tes
formatif dan rubrik penilaian observasi aktifitas siswa.
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian tindakan ini adalah
teknik tes dan non tes yang terdiri dari:
a. Tes
Tes dalam penelitian ini adalah tes formatif.
Tes formatif berbentuk pilihan ganda, digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa setelah diberi model pembelajaran kooperatif tipe
TGT.
b. Non Tes
Non tes dalam penelitian ini berupa observasi aktivitas siswa dalam
melaksanakan belajar kelompok. Kisi-kisi observasi aktivitas siswa
dapat dilihat pada tabel 5.
3.5.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah butir-butir soal dan lembar observasi aktifitas
siswa serta lembar observasi implementasi RPP. Kisi-kisi instrument penelitian
disajikan pada tabel 3 sebagai berikut.
33
Tabel 3
Kisi-Kisi Tes Formatif 1
Siklus 1
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Nomor
Soal
Jumlah
Item
7. Memahami
perubahan
yang terjadi
di alam dan
hubungannya
dengan
penggunaan
sumber daya
alam.
7.4
Mendiskripsikan
proses daur air dan
kegiatan manusia
yang dapat
mempengaruhinya.
1. Menjelaskan
macam-macam
sumber air alami
dan buatan.
2. Menjelaskan
pengertian daur
air dan proses
daur air.
3. Melabeli
gambar dari
proses
terjadinya daur
air.
4. Mengidentifikasi
bentuk-bentuk
perilaku
manusia yang
mempengaruhi
proses daur air
1, 2, 3,
4, 5
6, 7, 8,
9, 10,
11
12, 13,
14
15, 16,
17, 18,
19, 20,
21, 22,
23, 24,
25
5
6
3
11
JUMLAH 25
34
Tabel 4
Kisi-Kisi Tes Formatif 2
Siklus 2
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Nomor
Soal
Jumlah
Item
7. Memahami
perubahan
yang terjadi di
alam dan
hubungannya
dengan
penggunaan
sumber daya
alam.
7.5
Mendiskripsikan
perlunya
penghematan air.
1. Mengidentifikasi
sebab dan akibat
terjadinya krisis
air.
2. Melakukan
pembiasaan cara
menghemat air.
3. Menjelaskan
cara
penghematan air
bersih.
4. Mengidentifikasi
upaya yang
dapat ditempuh
untuk
mempertahankan
sumber air
1, 2, 3, 4,
5, 6
7, 8, 9, 10
11, 12,
13, 14, 15
16, 17,
18, 19,
20, 21,
22, 23,
24, 25
6
4
5
10
JUMLAH 25
35
Tabel 5
Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa
No Aspek Kriteria Skor
1. Bekerja sama Tidak bekerjasama
Cukup bekerjasama
Sangat bekerjasama
1
2
3
2. Inisiatif Tidak inisiatif
Cukup inisiatif
Sangat inisiatif
1
2
3
3. Berargumentasi Tidak berargumentasi
Cukup berargumentasi
Sangat berargumentasi
1
2
3
4. Tanggung jawab Tidak tanggung jawab
Cukup tanggung jawab
Sangat tanggung jawab
1
2
3
5. Partisipasi Tidak berpartisipasi
Cukup berpartisipasi
Sangat berpartisipasi
1
2
3
No Nama
Siswa
Aspek
JML
NA Bekerja
sama Inisiatif
Berargu
mentasi
Tanggung
jawab Partisipasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
JML
PERSENTASE
36
3.6 Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah terjadinya kenaikan hasil
belajar yang ditunjukkan adanya kenaikan skor hasil belajar siswa mata pelajaran
IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT), maka dipergunakan indikator sebagai berikut:
1. Minimal 90 % siswa memahami keseluruhan kegiatan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT yang telah diterapkan oleh guru.
2. Ketuntasan belajar siswa, peneliti memberi target 90% dari jumlah siswa
memperoleh nilai diatas 75 (KKM).
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif dan
Deskripsi Kuantitatif, karena data yang diperoleh akan di analisis adalah
berbentuk kata-kata atau penjelasan (Deskriptif Kualitatif) dan berbentuk angka-
angka (Deskripsi Kuantitatif). Untuk keperluan analisis data kualitatif diperoleh
dari lembar observasi, sedangkan untuk keperluan analisis data kuantitatif
diperoleh dari tes yaitu tes tertulis yang berbentuk uraian.
3.8 Uji Prasyarat
Pada bagian ini berisi tentang penjelasan uji validitas dan hasil dari uji
validitas yang akan diuraikan sebagai berikut.
3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan guna mengetahui seberapa
cermat suatu instrumen dalam mengukur apa yang akan diukur (Priyatno, Duwi
2010: 14). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Uji
validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16,0. Dalam SPSS alat uji validitas yang
banyak digunakan yaitu dengan teknik korelasi product correlation. Product
Correlation yaitu mengkorelasikan antara skor tiap item dengan skor total
instrumen, dan menggunakan metode Correccted Item-Total Correlation yaitu
dengan mengkorelasikan tiap item dengan skor total kemudian hasil dikoreksikan
37
agar tidak overestimasi. Hal ini agar tidak terjadi koefisien item total yang
overestimasi (estimasi nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya).
Hasil Uji Validitas
Instrumen tes berupa butir soal pilihan ganda pada siklus I dan siklus II
yang akan diberikan pada siswa kelas 5 SD Negeri Jogosuran 68 Surakarta
sebelumnya dilakukan uji validitas kepada siswa kelas 5 SD Negeri Harjodipuran
Surakarta. Setelah dilakukan uji validitas terhadap 39 siswa kelas 5 SD Negeri
Harjodipuran didapatkan hasil penghitungan uji validitas. Pada siklus I dengan
butir soal 25 soal pilihan ganda dengan penghitungan SPSS 16, diperoleh hasil
butir soal yang valid sebanyak 19 soal dan tidak valid 6 soal maka 6 soal yang
tidak valid dibuang. Sedangkan pada siklus II dengan butir soal 25 soal pilihan
ganda setelah dilakukan penghitungan menggunakan SPSS 16, diperoleh hasil
soal yang valid sebanyak 18 soal dan yang tidak valid sebanyak 7 soal maka 7
soal yang tidak valid juga dibuang. Data dapat dilihat pada lampiran 11.
3.8.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas yaitu untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah hasilnya
tetap konsisten jika pengukuran diulang. Uji reliabilitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0. Adapun uji reliabilitas yang banyak
digunakan pada penelitian yaitu menggunakan metode Cronbach Alpha. Metode
pengambilan keputusan pada uji validitas ini juga menggunakan batasan r tabel
dengan signifikasni 0,05 dan uji 2 sisi atau menggunakan batasan 0,3 (Azwar
dalam Priyatno Duwi, 2010).
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16
dan kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan
pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery dalam Wardani NS
(2010:35) sebagai berikut.
38
Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16. Pada siklus I
mendapatkan hasil perhitungan reliabilitas sebesar 8,60 dengan kategori
reliabilitas bagus. Pada siklus II mendapatkan hasil perhitungan sebesar 8,27
dengan kategori reliabilitas bagus. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka
tes siklus I dan II dapat digunakan untuk penelitian. Data dapat dilihat pada
lampiran 11.
3.8.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat
kesukaran berkisar dari 0 sampai dengan 1. Menurut Witherington dalam buku
Sudijono (2011:371) sudah atau belum memadainya derajat kesukaran item tes
hasil belajar dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang melambangkan
tingkat kesulitan dari item tersebut. Angka indek kesukaran item itu dapat
diperoleh dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois yaitu:
P =
Keterangan:
P = Angka indek kesukaran item
= Banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap
butir item yang bersangkutan
N = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar
Cara memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap angka indek kesukaran
item Witherington yaitu :
Kurang dari 0,25 = Terlalu sukar (TS)
0,25-0,75 = Sedang (SE)
39
Lebih dari 0,75 = Terlalu mudah (TM)
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Hasil analisis tingkat kesukaran soal dilakukan oleh bantuan Microsoft
Excel dengan hasil analisis tingkat kesukaran soal pada siklus I dengan kategoti
TM = 10 soal, SE = 15 soal. Pada siklus II kategori TM = 14 soal, SE = 11 soal.
Data dapat dilihat pada lampiran 10.