bab iii metodologi penelitian 3.1 setting dan...
TRANSCRIPT
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik
Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan di kelas 5 SDN
Kemirirejo 03 Magelang, pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Kemirirejo 03 Magelang, sebanyak
41 siswa, terdiri dari laki-laki 18 dan perempuan 23.
Kondisi sosial ekonomi dari orang tua/wali siswa berasal dari
kalangan ekonomi menengah ke atas. Mayoritas wali siswa ini bekerja
sebagai TNI, ada yang sebagai Polisi dan pegawai swasta. Kehidupan
ekonomi keluarga sangat mapan. Kepedulian orang tua terhadap pendidikan
anaknya sangat tinggi, terbukti hampir seluruh kelas mengikuti belajar
tambahan di lembaga-lembaga pendidikan non-formal. Namun kesibukan
orang tua terkadang menjadikan mereka kurang dalam pengawasan dan
menyerahkan seluruh pendidikan kepada pihak yang terkait seperti guru
misalnya.
Kondisi bangunan sekolah dan letaknya sangat baik dan terletak di
tengah kota. Dari segi tenaga pengajar sekolah ini memiliki 1 kepala sekolah,
22 guru, 1 pegawai, dan 3 orang penjaga. Guru dan karyawan yang sudah
terdaftar sebagai PNS ada 20 guru dan karyawan. Sedangkan guru dan
karyawan yang belum menjadi PNS ada 7 guru dan karyawan.
3.2 Variabel yang Akan Diteliti
Menurut Suharsimi Arikunto (1987:93) variabel adalah gejala yang
bervariasi dan merupakan obyek yang akan diteliti. Variabel pada penelitian
ini dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Variabel terpengaruh yaitu hasil belajar IPA.
Variabel hasil belajar IPA merupakan variabel yang akan dicapai
dalam penelitian ini. Hasil belajar IPA adalah hasil atau taraf kemampuan
21
yang telah dicapai siswa dalam belajar IPA, setelah mengikuti proses
belajar mengajar IPA dalam waktu tertentu, baik dalam perubahan
tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan, dan kemudian akan diukur
dan dinilai yang kemudian akan diwujudkan dalam angka atau
pernyataan.
b. Variabel tindakannya yaitu model pembelajaran Kooperatif tipe Question
Student Have.
Model pembelajaran Question Student Have digunakan pada
pembelajaran IPA dengan langkah-langkah:
1. Bentuk siswa dalam satu kelas menjadi 4 kelompok. Jumlah masing-
masing kelompok disesuaikan dengan jumlah siswa dalam satu
kelas.
2. Bagikan potongan-potongan kertas kepada siswa.
3. Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan saja yang
berkaitan dengan materi pelajaran.
4. Setelah semua selesai membuat pertanyaan, masing-masing diminta
untuk memberikan kertas yang berisi pertanyaan kepada teman
disamping kirinya dalam satu kelompok.
5. Pada saat menerima kertas dari temannnya siswa diminta untuk
membaca pertanyaan yang ada, jika siswa juga tidak paham dengan
materi yang dituliskan temanya kemudian memberikan tanda
centang (˅) pada kertasnya.
6. Ketika kertas yang dimaksud kembali pada pemiliknya, siswa
diminta untuk menghitung tanda centang yang ada pada kertasnya.
7. Beri respon pada pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat oleh siswa
pada kertas tersebut dengan:
a. Jawaban langsung secara singkat,
b. Menunda jawaban sampai pada waktu yang tepat atau waktu
membahas topik tersebut.
c. Jika waktu cukup, minta beberapa orang siswa untuk
membacakan pertanyaan yang dia tulis meskipun tidak
22
mendapatkan tanda centang yang banyak kemudian beri
jawaban.
3.3 Jenis Penilitian
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
menurut Hopkins dalam Rochiati Wiraatmaja (2005: 11) adalah:
Penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan
tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri,
atau usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam
proses perbaikan dan perubahan.
3.4 Rancangan Tindakan
Pelaksanaan penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus. Tiap siklus
akan dilaksanakan dengan mangacu pada tujuan yang ingin dicapai. Siklus I
direncanakan 3 kali pertemuan, dua pertemuan tahap tatap muka dan satu
pertemuan evaluasi. Siklus II direncanakan 3 kali pertemuan, dua pertemuan
tatap muka dan satu pertemuan evaluasi.
Penelitian Tindakan Kelas yang umumnya digunakan dalam penelitian
ini mengadopsi model Kemmis dan Mc. Taggart. Pembelajaran dilaksanakan
dalam siklus berdaur, terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1) tahap perencanaan, 2)
tahap pelaksanaan tindakan, dan tahap observasi, serta 3) tahap refleksi
(Rochiati Wiraatmaja, 2005:66). Langkah tahapan dari Taggart ini dapat
digambarkan dalam bagan seperti dibawah ini.
Gambar 3.1 Model Spiral Perencanaan Mc. Taggart
23
Berdasarkan prosedur penelitian PTK model Taggart, maka
pelaksanaan tindakan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran
Question Student Have siswa kelas 5 SDN Kemirirejo 03 Magelang
dilaksanakan dalam 2 siklus kegiatan, dimana pada akhir masing-masing
siklus guru dan peneliti melakukan refleksi untuk menilai atau mengukur
tingkat keberhasilan model pembelajaran Question Student Have dalam
peningkatan hasil belajar siswa kelas 5 tersebut.
3.4.1 Pelaksanaan Siklus I
a) Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah dengan
penyusunan RPP tentang materi IPA yng akan diajarkan tentang Jenis-
jenis Tanah. Media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain
gambar-gambar lapisan tanah, jenis-jenis tanah, perangkat evaluasi
yang meliputi rubrik penilaian dan butir-butir soal.
b) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan pembelajaran didasarkan RPP dengan model
pembelajaran Question Student Have, sehingga prosesnya sesuai arah
yang diinginkan. Dengan kata lain, pelaksanaan tindakan meliputi siapa
melakukan apa, kapan, dimana dan bagaimana melaksanakannya.
Skenario pembelajaran yang dibuat dilaksanakan dalam situasi yang
aktual, diikuti kegiatan observasi serta refleksi pembelajaran.
Observasi pada siklus ke I ini, dilakukan hanya untuk melihat
bagaimana siswa dalam belajarnya terutama saat guru sedang mengajar
dengan model pembelajaran Question Student Have.
c) Refleksi
Refleksi kegiatan dimana peneliti mengolah apa yang
diobservasinya, dan mencari maknanya untuk kemudian menemukan
pola atau tema atau rangkaian-rangkaian kejadian.
24
Refleksi dilaksanakan untuk melihat proses pelaksanaan
tindakan atas penerapan model Question Student Have sebagai upaya
untuk meningkatkan kemampuan belajar IPA siswa kelas 5 SDN
Kemirirejo 03 Magelang. Refleksi dilakukan untuk menilai
keterlaksanaan model Question Student Have pada tindakan
pembelajaran, dan hasilnya.
3.4.2 Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II dirancang apabila siklus I belum berhasil
mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang dilakukan
pada siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan
pada siklus sebelumnya.
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan yang
terdiri dari:
a) Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah dengan
penyusunan RPP baru tentang materi Struktur Bumi, media yang
digunakan dalam pembelajaran ini antara lain, gambar-gambar Struktur
Bumi, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian dan butir-butir
soal. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat
dua kali pertemuan.
b) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada skenario
pembelajaran yang telah dibuat dalam RPP dengan model pembelajaran
Question Student Have, sehingga prosesnya sesuai arah yang
diinginkan. Dengan kata lain, pelaksanaan tindakan meliputi siapa
melakukan apa, kapan, dimana dan bagaimana melaksanakannya.
Skenario pembelajaran yang dibuat dilaksanakan dalam situasi yang
aktual, diikuti kegiatan observasi serta refleksi pembelajaran.
25
Observasi pada siklus ke II ini, dilakukan hanya untuk melihat
bagaimana siswa dalam belajarnya terutama saat guru sedang mengajar
dengan model pembelajaran Question Student Have.
c) Refleksi
Refleksi dilaksanakan untuk melihat proses pelaksanaan
tindakan atas penerapan model Question Student Have sebagai upaya
untuk meningkatkan kemampuan belajar IPA tentang Struktur Bumi
siswa kelas 5 SDN Kemirirejo Magelang. Refleksi dilakukan untuk
menilai keterlaksanaan model Question Student Have pada tindakan
pembelajaran, dan hasilnya merupakan temuan-temuan korektif guru
dan peneliti. Tahap ini digunakan untuk menentukan apakah penelitian
ini berhasil atau tidak dan apakah perlu diadakan siklus tambahan atau
tidak dalam mengumpulksan data.
3.5 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.5.1 Jenis Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif
yaitu yang dipeoleh langsung dari hasil pengamatan siswa dan guru dan data
kuantitatif adalah data yang diperolah langsung dari skor yang diproleh dari
formatif dan rubrik penilaian observasi aktifitas siswa.
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data dan Tindakan
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian tindakan ini
adalah teknik tes dan non tes.
a) Tes
Tes ini merupakan seperangkat tugas yang harus dikerjakan
oleh orang yang dites dan berdasarkan hasil menunaikan tugas-
tugas tersebut, akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu
pada orang tersebut.
Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
formatif yang dilakukan dengan dua kali tes, yaitu tes akhir siklus
pertama dan tes akhir siklus kedua.
26
Soal yang diujikan dalam pembelajaran siklus I dan siklus II
berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 butir soal yang mencakup
seluruh isi materi pada tiap pertemuan.
b) Non Tes
Non Tes dalam penelitian ini berupa observasi aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan observasi dilakukan
dengan cara menggunakan instrumen yang udah dirancang
sebelumnya sesuai dengan jenis perilaku yang akan diamati dan
situasi akan diobservasi.
3.5.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah butir-butir soal dan lembar
observasi aktifitas siswa serta lembar observasi implementasi RPP. Kisi-
kisi instrumen penelitian disajikanpada tabel 3.1 dibawah ini:
27
Tabel 3.1
Kisi-kisi Butir Soal IPA pada Siklus I dan II
KISI-KISI SOAL SIKLUS I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Nomer Soal
Bumi dan Alam
semesta
7. Memahami perubahan
yang terjadi di alam dan
hubungannya dengan
penggunaan sumber daya
alam.
7.2 Mengidentifikasi jenis-
jenis tanah.
Mengidentifikasi jenis-jenis
tanah.
1, 2, 3, 4, 6, 7.
Mengidentifikasi ciri-ciri
tanah. 9, 10, 11, 13.
Menjelaskan lapisan-lapisan
tanah.
17, 19.
Mengidentifikasi manfaat
tanah berdasarkan jenis-
jenisnya.
20, 23, 24, 25.
KISI-KISI SOAL SIKLUS II
7.3 Mendeskripsikan struktur
bumi.
Mendeskripsikan lapisan-
lapisan udara (atmosfer). 1, 2, 3, 4, 5, 6.
Mendeskripsikan struktur bumi
20, 21.
Mendeskripsikan lapisan-
lapisan bumi.
11, 12, 13, 14,
15, 17, 23.
Menggambarkan secara
sederhana lapisan-lapisan bumi
(lapisan inti, lapisan luar, dan
kerak).
24, 25.
28
Tabel 3.2
Kisi-kisi Lembar Implementasi RPP observasi
No. Aspek Nomor Item Jumlah Item
1. Perencanaan Pembelajaran 1, 2, 3, 4. 4
2. Penggunaan Model Pembelajaran 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14.
10
3. Manajemen Kelas 15, 16, 17, 18, 19. 5
4. Penilaian 20, 21, 22. 3
Kisi-kisi lembar pengamatan keaktifan siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa
NO. ASPEK YANG DINILAI YA TIDAK
1. Siswa hadir secara keseluruhan.
2. Siswa siap menerima pelajaran yang akan diberikan.
3. Siswa disiplin mengikuti pelajaran.
4. Siswa mampu menjawab apresepsi yang disampaiakan.
5. Siswa aktif bertanya kepada guru.
6. Siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru.
7. Siswa berani mengungkapkan pendapat.
8. Siswa berani mengemukakan pendapatnya.
9. Siswa dapat bekerjasama dengan anggota kelompoknya.
10 Siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have dengan baik.
11 Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaiakan oleh guru.
12 Siswa tertarik mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have.
13 Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
29
3.6 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah terjadinya kenaikan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Target Kriteria Ketuntasan Minimal
IPA ≥ 75 dan dicapai oleh minimal 90% dari seluruh siswa yang ada dengan
skor rata-rata siswa 75.
3.7 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh selama proses observasi ini diolah
menggunakan teknik statistik deskriptif komparatif yakni, statistik dengan
membandingkan skor presentase dari hasil belajar siswa, pada siklus I dan
siklus II dengan menggunakan distribusi frekuensi, standart deviasi, rata-rata,
skor minimal, skor maksimal dan presentase.
3.8 Uji Prasyarat
3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan guna untuk
mengetahui seberapa cermat suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin
diukur. Uji validitas ini dilakukan dengan bantuan dari program SPSS 16.0.
Menurut Sudijono (2011: 179-181) teknik yang digunakan untuk
mengetahui validitas adalah dengan mencari angka korelasi “ r ” product
moment 𝑟𝑥𝑦 dengan derajat kebebasan sebesar (N-2), pada taraf signifikansi
1% dengan ketentuan bahwa 𝑟𝑥𝑦 atau 𝑟0 sama atau lebih besar daripada 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
atau 𝑟𝑡 maka hipotesis nihil ditolak, berarti antara kedua variabel tersebut
terdapat korelasi positif yang signifikan, sehingga tes tersebut dapat
dinyatakan valid. Sebaliknya, jika 𝑟𝑥𝑦 atau 𝑟0 lebih kecil daripada 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau
𝑟𝑡 maka hipotesis nihil disetujui, berarti tidak terdapat korelasi positif yang
signifikan, maka tes tersebut dinyatakan tidak valid. Untuk mengetahui
besarnya 𝑟𝑥𝑦 atau 𝑟0 dirumuskan sebagai berikut.
𝑟𝑥𝑦 =
𝑛 𝑥𝑦 − 𝑥 𝑦
𝑛 𝑥2− 𝑥 2 𝑛 𝑦2− 𝑦 2
30
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi pearson
x = variabel terpengaruh
y = variabel tindakan
n = jumlah data
Kriteria validitas instrumen menurut Azwar, dalam Duwi Priyatno
(2010:27) menyatakan bahwa semua item yang mencapai koefisien korelasi
minimal 0,30 daya pembedanya dianggap. Jadi jika nilai koefisien
korelasinya diatas 0,30 maka item tersebut dinyatakan valid.
Hasil Uji Validitas
Instrumen tes berupa butir soal pada siklus I dan siklus II yang
diberikan dan diujikan kepada siswa kelas 5A SD Negeri Kemirirejo 03
Magelang sebelumnya sudah dilakukan uji validitas soal di kelas 5B SD
Negeri Kemirirejo 03 Magelang. Pengolahan data hasil uji validitas
menggunakan SPSS 16,0.
Dari jumlah 25 soal yang diujikan kepada siswa, terdapat 16 soal yang valid
pada siklus I dan 17 soal pada siklus II.
3.8.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas yaitu untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah
hasilnya tetap konsisten jika pengukuran diulang. Menurut Sekaran dalam
Duwi Priyatno (2010:32) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Uji reliabilitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0.
Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes dirumuskan sebagai
berikut:
31
𝑟11 =
𝑛
𝑛−1
𝑠𝑡2 − 𝑝𝑖𝑄𝑖
𝑠𝑡2
Keterangan:
R11 : koefisien reliabilitas alpha
n : jumlah siswa
1 : konstanta
𝑝𝑖 : proporsi tes yang menjawab benar
𝑄𝑖 : proporsi tes yang menjawab salah
𝑠𝑡2 : varians total
Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0. Pada
siklus I mendapatkan hasil perhitungan reliabilitas sebesar 0,906 dengan
kategori reliabilitas tinggi. hasil uji reliabilitas pada siklus II, besar data yaitu
0, 894 dengan tingkat reliabilitas tinggi.
3.8.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat
kesukaran berkisar dari 0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin
mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran makin
sukar soal tersebut.
Tingkat kesukaran soal pilihan ganda diperoleh melalui perhitungan
dengan menggunakan rumus berikut
Keterangan:
TK = Tingkat kesukaran soal pilihan ganda
JB = Banyak siswa yang menjawab benar
n = Banyak siswa
32
Tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal
sedang, dan soal mudah. Berikut ini adalah kriteria tingkat kesukaran soal.
TK < 0, 3 = Sukar
0,3 ≤ TK ≤ 0,7 = Sedang
TK > 0,7 = Mudah
Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas diambil 25 butir soal pilihan ganda pada siklus I serta pada
siklus II diambil 25 butir soal pilihan ganda. Untuk hasil akhir pada uji validitas
menjadi 16 soal pada siklus I dan 17 soal pada siklus II.
Dari 16 soal pada siklus I, ada 1 soal dengan tingkat kesukaran sukar, 6
dengan tingkat kesukaran sedang dan 9 dengan tingkat kesukaran mudah. Dari 17
soal pada siklus II, terdapat 9 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 8 soal
dengan tingkat kesukaran mudah.