bab iii metodologi penelitian a. 1. -...
TRANSCRIPT
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
penelitian quasi eksperimental design. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 114) desain
ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Bentuk desain quasi eksperimen yang peneliti gunakan adalah nonequivalent
control design. Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
tidak dipilih secara random. Oleh karena itu pada penelitian ini memiliki satu
variabel bebas dan satu variabel terikat. Adapun untuk variabel bebas ialah model
pembelajaran learning cycle, sedangkan untuk variable terikatnya adalah
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
2. Desain Penelitian
Adapun bentuk design metode kuasi eksperimen nonequivalent control group
design dapat digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2013, hlm. 116):
Gambar 3.1
Metode Kuasi Eksperimen Nonequivalent Control Group Design
Kelas Pretes Perlakuan Postes
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 O4
Keterangan:
O1 = Tes awal sebelum perlakuan (pretes kelas eksperimen)
O2 = Tes awal sebelum perlakuan (pretes kelas kontrol)
X = Perlakuan (treatment) dengan model pembelajaran learning cycle
O3 = Tes akhir setelah perlakuan (Postes kelas eksperimen)
O4 = Tes akhir setelah perlakuan (Postes kelas kontrol)
Pada desain ini, kelompok eksperimen diberikan perlakuan khusus dengan
pembelajaran menggunakan learning cycle dan kelompok kontrol diberi
19
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Masing-masing kelas penelitian
diberi pretes dan postes, dan relatif tidak ada perlakuan secara khusus yang
diberikan pada kelas kontrol.
B. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah kelas VA dan VB, dengan kelas VA
berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan
dan untuk kelas VB pun berjumlah 34 siswa, dengan 16 siswa laki-laki dan 18
siswa perempuan. Namun, dalam pelaksanaan penelitian tidak semua siswa dapat
hadir. Oleh karena itu, dalam pengolahan data hanya diambil 30 siswa pada
masing-masing kelas yang selalu hadir pada saat dilakukannya penelitian. Hal ini
dimaksudkan agar tidak menghambat pelaksanaan pengolahan data.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Umbul Tengah 1 Kecamatan Taktakan
Kota Serang. Penelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran
2014/2015 dengan materi pembagian pecahan. Peneliti memilih SDN Umbul
Tengah 1 sebagai lokasi penelitian dikarenakan lokasinya yang relative dekat dari
tempat tinggal peneliti dan memiliki dua rombongangan belajar yaitu kelas VA
dan VB sehingga memudahkan proses penelitian.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2012, hlm. 117).
Arikunto (2010, hlm. 173) menambahkan bahwa “Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V
SDN Umbul Tengah 1 Kecamatan Taktakan Kota Serang.
2. Sampel Penelitian
“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto, 2010,
hlm. 174). Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mengambil sampel
yaitu dengan menggunakan purposive sampling atau sampel yang disengaja.
“purposive sampling adalah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti
20
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan
sampelnya atau untuk tujuan tertentu” (Riduwan, 2008, hlm. 63). Untuk sampel
pada penelitan ini adalah kelas V SDN Umbul Tengah 1 dengan dua kelas pararel
yang telah peneliti tentukan dengan pertimbangan tertentu. Setelah menentukan
sampel kelas, kemudian membagi kedalam kelas VA sebagai kelas eksperimen
dan kelas VB sebagai kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen pada penelitian ini
menggunakan model pembelajaran learning cycle dan kelas kontrol pada
menggunakan pembelajaran konvensional.
D. Instrumen Penelitian
Arikunto (2010, hlm. 203) mengemukakan “instrument penelitian adalah alat
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan instrument berupa tes dan non tes. Instrumen tes berupa
soal-soal kemampuan pemecahan masalah, sedangkan instrument non tes berupa
wawancara.
1. Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Tes kemampuan pemecahan masalah terdiri dari dua bagian, yaitu pretes dan
postes. Pretes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
tentang konsep yang akan diajarkan sebelum mengikuti pembelajaran. Pretes
diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam waktu yang bersamaan
sebelum treatment dilakukan. Sedangkan tes akhir (postes) diberikan dengan
maksud untuk mengukur peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberlakukannya treatment
(perlakuan). Tes kemampuan pemecahan masalah yang digunakan adalah
berbentuk essai dengan tujuan agar siswa dapat memahami permasalahan yang
ada pada soal serta melihat langkah-langkah penyelesaian soal yang dilakukan
oleh siswa dalam menjawab setiap permasalahan yang ada. Adapun jumlah soal
yang diberikan pada pretes dan postes yaitu berjumlah 4 soal essai.
Sebelum dilakukan penelitian, soal yang akan diberikan kepada siswa perlu
diuji terlebih dahulu kevalidannya. Untuk mengetahui validitas instrument tes,
maka perlu dilakukan pertimbangan (judgement) dari para ahli atau orang yang
21
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dianggap ahli dalam hal ini. Adapun validator yang menguji kevalidan instrument
tes ini adalah dosen pembimbing dan guru kelas V SDN Umbul tengah 1.
a. Validitas Tes
Arikunto (2010, hlm. 211) menyatakan bahwa “suatu instrument dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Suatu instrument juga
dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara
tepat”. Instrument atau alat evaluasi yang dimaksud dalam hal ini adalah soal-soal
tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Untuk mengetahui validitas muka
dan validitas isi, dilakukan dengan pertimbangan (judgement) dari para ahli atau
orang yang dianggap ahli dalam hal ini, salah satunya adalah dosen pembimbing.
Pada penelitian ini validitas soal dimulai oleh validator yang merupakan dosen
pembimbing dan wali kelas V SDN Umbul Tengah 1. Adapun kriteria dalam
pengujian validitas soal ini terdiri dari dua yaitu validitas soal pretes dan postes.
1) Validitas Muka
Suherman (2001, hlm. 132) mengatakan bahwa “validitas muka yaitu
keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam soal sehingga jelas pengertianya
atau tidak menimbulkan tafsiran lain”. Jadi, suatu soal dapat dikatakan valid dari
segi validitas muka apabila soal tersebut memiliki kejelasan dari segi bahasa atau
redaksional sehingga maksud dari soal tersebut dapat dipahami oleh siswa.
Untuk mendapatkan soal yang sesuai dengan validitas muka, pembuatan soal
dilakukan dengan bimbingan dari pembimbing dan dilakukan berdasarkan
pertimbangan (judgement) dari orang yang dianggap ahli dalam hal ini,
diantaranya adalah dosen pembimbing dan wali kelas V SDN Umbul tengah 1.
2) Validitas Isi
Validitas isi membuktikan tentang ketepatan atau kesesuaian tes tersebut
ditinjau dari materi yang diajukan, kesesuaian materi soal dengan indikator,
kesesuaian butir soal dengan tingkatan kognitif siswa, dan kesesuaian materi
dengan tujuan yang ingin dicapai atau dalam hal ini adalah aspek kemampuan
pemecahan masalah matematis. Sama halnya dengan validitas muka, dalam
pengujiannya dilakukan berdasarkan judgement dari pembimbing dan guru kelas
SDN Umbul Tengah 1. Adapun hasil pertimbangannya yaitu sebagai berikut.
22
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Hasil Pertimbangan Validitas Muka
No.
Soal
Valid (1)
atau
Tidak
Valid (0)
Komentar dan Saran Perbaikan
1. (0)
Perbaiki redaksi yang ada pada soal agar mudah dipahami
oleh siswa serta tambahkan gambar pada setiap soalnya agar
lebih jelas dan menarik.
2. (0)
3. (0)
4. (0)
Tabel 3.2
Hasil Pertimbangan Validitas Isi
No.
Soal
Valid (1)
atau
Tidak
Valid (0)
Komentar dan Saran Perbaikan
1. (1)
Isi soal sudah sesuai dengan materi dan indikator kemampuan
pemecahan masalah
2. (1)
3. (1)
4. (1)
Berdasarkan hasil pertimbangan tersebut di atas, dapat dilihat bahwasanya
untuk validitas muka masih terdapat kesalahan disetiap soal/ Akan tetapi untuk
validitas isi sudah baik. Maka, atas hasil pertimbangan tersebut, untuk soal-soal
yang masih salah dilakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan
validator, sehingga soal menjadi valid.
b. Reliabilitas Tes
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 221) reliabilitas merupakan suatu instrument
yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
23
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
instrument tersebut sudah baik. Artinya, Apabila datanya digunakan beberapa kali
untuk objek yang sama, maka akan mengasilkan data yang sama pula. Karena itu,
koefisien reliabilitas menyatakan derajat keterandalan alat evaluasi, dinotasikan
dengan r11. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk
uraian dikenal dengan rumus Alpha (Riduwan, 2008, hlm. 125-126) sebagai
berikut.
(
) (
)
Keterangan:
= Nilai reliabilitas
= Jumlah item
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
= Varians total
Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha yaitu sebagai
berikut:
1) Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
( )
Dimana,
= Varians skor tiap-tiap item
= Jumlah kuadrat item
( ) = Jumlah item dikuadratkan
N = Jumlah responden
2) Kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus:
Dimana,
= Jumlah varians semua item
= Varians item ke-1, 2, 3…n
3) Menghitung varians total dengan rumus:
( )
24
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dimana,
= Varians total
= Jumlah kuadrat X total
( ) = Jumlah item X total dikuadratkan
N = Jumlah responden
4) Masukkan nilai Alpha kedalam rumus Alpha.
Hasil data yang diperoleh dari instrument tes pada penelitian ini tidak dihitung
secara manual, melainkan diolah dengan menggunakan bantuan program software
Anates.
Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi yang
dapat digunakan dibuat oleh Guilford (Suherman, hlm. 156) yang disajikan pada
tabel di bawah ini.
Tabel 3.3
Interpretasi Derajat Reliabilitas
Nilai Interpretasi
Derajat reliabilitas sangat rendah
0,20 ≤ Derajat reliabilitas rendah
0,40 ≤ Derajat reliabilitas sedang
0,60 ≤ Derajat reliabilitas tinggi
0,80 ≤ Derajat reliabilitas sangat tinggi
Berikut adalah instrument tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) yang sudah
divaliditas oleh dosen matematika UPI, yaitu Bapak Andika Arisetyawan, M.Pd
dan Guru Kelas V SDN Umbul Tengah 1 Bapak Sandi Bayu, S.Pd.
25
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Pretest
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester :V/2
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi
Dasar Indikator
Tingkat
Kesulitan
K1 K2 K3 Jumlah Bobot
Essai Essai Essai
5.3
Mengalikan
dan
membagi
berbagai
bentuk
pecahan
5.3.1 Pemilihan dan
penerapan strategi untuk
menyelesaikan masalah
matematika dan atau di luar
matematika.
Mudah 1 (2)
1 10 Sedang
Sukar
5.3.2 Membuat model
matematika dari suatu
permasalahan dan
menyelesaikannya.
Mudah
1 10 Sedang
1 (3)
Sukar
5.3.3 Menerapkan matematika
secara otentik dan bermakna.
Mudah
1 10 Sedang
1 (1)
Sukar
5.3.4 Menjelaskan atau
menginterpretasikan hasil
sesuai permasalahan asal serta
memeriksa kebenaran
jawaban.
Mudah
1 10 Sedang
Sukar
1 (4)
Jumlah 1 2 1 4 40
26
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Table 3.5
Instrumen Soal Pretes
NO INDIKATOR SOAL PRETES
1 Menerapkan
matematika secara
otentik dan
bermakna.
Ibu memiliki 2 kg gula. Gula tersebut akan digunakan
untuk membuat 60 buah kue donat. Berapa kg gula yang
dibutuhkan Ibu untuk membuat 1 buah kue donat?
2 Pemilihan dan
penerapan strategi
untuk menyelesaikan
masalah matematika
dan atau di luar
matematika Ibu Lilis memiliki
bagian kue brownis. Ibu ingin
membagi kue tersebut kepada kedua anaknya dengan
bagian sama besar.
Berapa bagian roti yang didapat oleh masing-masing
anak Ibu Lilis?
3 Membuat model
matematika dari
suatu permasalahan
dan
menyelesaikannya.
Kakak ingin membuat bros dari kain bekas. Untuk satu
bros memerlukan kain sepanjang
meter. Berapa banyak
bros yang dapat kakak buat, jika kain bekas yang
dimilikinya adalah
meter?
4 Menjelaskan atau
menginterpretasikan
hasil sesuai
permasalahan asal
serta memeriksa
kebenaran jawaban.
Ibu Diah membeli beras 6 kg. Setiap hari ibu Diah
menanak nasi untuk keluarganya sebanyak
. Beras
tersebut dapat memenuhi kebutuhan ibu Diah dan
keluarganya selama 5 hari. Periksa kembali apakah benar
beras tersebut dapat habis selama 5 hari?
Skor Maksimal 40
27
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Instrumen Postes
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester :V/2
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi
Dasar Indikator
Tingkat
Kesulitan
K1 K2 K3
Jumlah Bobot Essai Essai Essai
5.3
Mengalikan
dan membagi
berbagai
bentuk
pecahan
5.3.1 Pemilihan dan
penerapan strategi
untuk menyelesaikan
masalah matematika
dan atau di luar
matematika.
Mudah 1 (2)
1 10 Sedang
Sukar
5.3.2 Membuat model
matematika dari suatu
permasalahan dan
menyelesaikannya.
Mudah
1 10 Sedang
1 (1)
Sukar
5.3.3 Menerapkan
matematika secara
otentik dan bermakna.
Mudah
1 10 Sedang
1 (3)
Sukar
5.3.4 Menjelaskan atau
menginterpretasikan
hasil sesuai
permasalahan asal serta
memeriksa kebenaran
jawaban
Mudah
1 10 Sedang
Sukar
1 (4)
Jumlah 1 2 1 4 40
28
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7
Instrumen Soal Postes
NO
INDIKATOR
KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS
SOAL POSTES
1 Menerapkan matematika
secara otentik dan bermakna.
1 Botol sirup marjan dapat dibuat es sirup
sebanyak 25 gelas, Jika Bibi ingin membuat 15
gelas es sirup, berapa botol sirup marzan yang
dibutuhkan Bibi?
2 Pemilihan dan penerapan
strategi untuk menyelesaikan
masalah matematika dan atau
di luar matematika.
Bella mempunyai
batang coklat yang akan
diberikan kepada ketiga temannya dengan bagian
sama banyak.Berapa batang coklat yang didapat
oleh masing-masing teman Bella?
3 Membuat model matematika
dari suatu permasalahan dan
menyelesaikannya.
Dibutuhkan
gelas susu cair untuk membuat
sebuah puding. Berapa banyak puding yang dapat
dibuat dari
gelas susu cair?
4 Menjelaskan atau
menginterpretasikan hasil
sesuai permasalahan asal
serta memeriksa kebenaran
jawaban Ibu Dini membeli beras sebanyak 5 kg. Setiap hari
ibu Dini menanak nasi untuk keluarganya
sebanyak
. Beras tersebut dapat memenuhi
kebutuhan ibu Dini dan keluarganya selama 3 hari.
Periksa kembali apakah benar beras tersebut dapat
habis selama 3 hari?
Skor Maksimal
40
29
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keefektifan berupa keberhasilan dalam penerapan model pembelajaran
learning cycle berkaitan dengan penyajian konsep pembagian pecahan. Untuk
mengukur skor terhadap soal-soal pemecahan masalah berdasarkan langkah-
langkah Polya dituliskan acuan pemberian skor dengan adaptasi dari Vermont
Math Problem Solving Criteria dalam Machmud (2013, hlm. 83) seperti berikut:
Tabel 3.8
Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Indikator yang
Dinilai
Respon terhdap soal/masalah Skor
Kumulatif
Memahami
masalah melalui
identifikasi unsur-
unsur yang
dietahui,
ditanyakan, dan
kecakupan unsur
yang diperlukan.
Ada upaya untuk mengidentifikasi unsur-unsur
yang diketahui, ditanyakan, tetapi masih salah
1
Dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang
diketahui, ditanyakan untuk memperoleh bagian
dari penyelesaian tetapi masih kurang lengkap
2
Dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang
diketahui, ditanyakan untuk memperoleh bagian
dari penyelesaian dan dapat mengidentifikasi
kecukupan unsur yang diperlukan dan
menggunakan semua informasi yang ada pada
konteks dengan tepat
3
Membuat/menyus
un strategi
penyelesaian dan
mempresentasikan
(dengan symbol,
gambar, grafik,
tabel. Diagram,
model, dll).
Strategi repsentasi yang dibuat kurang relevan
dan mengarah pada jawaban yang salah
1
Strategi yang dibuat sudah tepat, representasi
secara jelas menggambarkan situasi konteks
masalah, soal dan mengarah pada jawaban yang
benar.
2
Memilih/menerapk
an strategi
pemecahan untuk
mendapatkan
solusi
Ada penyelesaian tetapi prosedur yang dtempuh
kurang tepat/relevan.
1
Ada penyeleaian dengan prosedur yang
tepat/relevan, tetapi masih terdapat sedikit
kekeliruan dalam perhitungan
2
Ada penyelesaian dengan prosedur yang
tepat/relevan dengan solusi yang lengkap dan
benar.
3
Memeriksa
kebenaran solusi
dan merefleksi
Memeriksa solusi namun tidak tuntas 1
Memeriksa solusi dan merefleksikannya. 2
(Vermont Math Problem Solving Criteria. Vermont Departement of Education.
Terdapat pada Chicago Public Schools Bureau of Student Assesment)
30
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Wawancara
Menurut Hadi (dalam Sugiyono, hlm. 194) mengemukakan bahwa anggapan
yang perlu di pegang oleh penelaiti dalam menggunakan metode wawancara
yaitu:
a. Responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
b. Bahwa apa yang ditanyakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya.
c. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Wawancara dilakukan terhadap beberapa siswa dari kelas eksperimen untuk
memperkuat hasil tes, apakah dengan menggunakan model pembelajaran learning
cycle siswa lebih paham dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Wawancara dilaksanakan setelah treatment selesai dilakukan. Kelebihan dari
wawancara adalah, peneliti dapat bertatap muka langsung dengan siswa sehingga
siswa dapat mengungkapkan pendapat atau jawabannya dengan bebas.
Adapun bentuk instrument wawancara dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut.
Tabel 3.9
Instrumen Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1. Apa pendapat kamu terhadap pembelajaran dengan
model learning cycle dibandingkan dengan
pembelajaran yang biasanya hanya ceramah?
2. Apakah dengan menggunakan pembelajaran learning
cycle kamu lebih tertarik untuk belajar matematika,
khususnya dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan
masalah?
3. Dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan, kamu
lebih suka mengerjakannya secara kelompok atau
sendiri? Mengapa?
4. Apakah setiap aktivitas yang kamu lakukan dalam
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
learning cycle dapat membuat kamu lebih memahami
materi pembagian pecahan?
5. Apakah manfaat yang kamu rasakan dalam
pembelajaran dengan menggunakan model learning
cycle?
6. Apakah kelebihan dan kekurangan yang kamu
rasakan mengenai pembelajaran learning cycle?
31
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dikelompokkan dalam tiga tahapan utama, yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan dan analisis data. Secara garis besar,
tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan studi pendahuluan berupa studi literatur dan studi lapangan.
b. Merancang perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran learning cyle dan untuk kelas kontrol menggunakan metode
konvensional, membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), dan mempersiapkan
materi pembelajaran.
c. Menyusun instrument penelitian berupa instrument tes dan instrument non
tes.
d. Judgment Instrumen oleh Ahli
e. Revisi Judgment Instrumen
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Melakukan pretes kemampuan pemecahan masalah matematis yang
dilakukan satu kali kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran learning cycle dan pada kelas kontrol menggunakan
pembelajaran konvensional.
c. Melakukan postes dengan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan model learning cycle serta pengaruhnya
terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
d. Memberikan tes wawancara kepada siswa kelas eksperimen untuk
mengetahui tanggapan mereka tentang pelaksanaan pembelajaran dengan
model learning cycle.
3. Pengolahan Data
a. Mengolah skor pretes dan postes siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
b. Mengolah presentase peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
32
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Postes
Pengolahan dan Analisis Data
Pelaksanaan Pembelajaran
dengan menggunakan model
konvensional pada kelas kontrol
Pelaksanaan Pembelajaran
dengan menggunakan model
learning cyle pada kelas
eksperimen
c. Penarikan kesimpulan
Adapun alur penelitian yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan ditunjukkan pada bagan di bawah ini.
Kesimpulan
Diagram 3.1
Prosedur Penelitian
Pretes
Menyusun Instrumen Penelitian
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan
menggunakan model learning cycle dan konvensional pada
konsep pembagian pecahan
Studi Pendahuluan
Perumusan Masalah
33
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengumpulan Data
Beberapa cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam penelitan ini
adalah sebagai berikut:
1. Tes, dilakukan sebelum (pretes) dan sesudah (postes) pembelajaran terhadap
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Akan tetapi dalam
pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal dari masing-masing kelas.
2. Wawancara dilakukan pada beberapa siswa pada kelas eksperimen. Instrument
ini diberikan setelah seluruh kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data tes kemampuan pemecahan masalah, dan hasil wawancara
dilakukan dengan bantuan Software Statistics Passage For The Social Science
(SPSS) 21.0 for windows. Adapun langkah-langkah uji statistik yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Data Kuantitatif
Analisis dan pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji
statistik terhadap hasil data pretes, postes, dan peningkatan kemampuan siswa
(indeks gain) dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah data diperoleh,
maka langkah selanjutnya adalah menganalisis dan mengolah data kuantitatif
dengan bantuan SPSS 21.0 for windows. Adapun langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
a. Anaslisis Statistik Deskriptif
Analisis dtatistik deskriptif merupakan statistic yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono 2012: hlm. 207). Adapaun
analisis statistic deskriptif yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk
mengetahui nilai minimum, maksimum, mean, simpangan baku, dan standar
deviasi dari data yang sudah didapatkan.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data hasil pretes
maupun postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdstribusi normal atau
tidak. Jika data berdistribusi normal, maka uji lanjutannya dapat menggunakan
34
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
statistik parametris, dalam hal ini adalah t-test. Jika data yang diperoleh tidak
normal maka uji lanjutannya adalah menggunakan statistik non parametris.
Hipotesis untuk uji normalitas yaitu sebagai berikut:
H0 : data berdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal
Uji statistik yang digunakan adalah uji Shapiro Wilk dengan bantuan program
SPSS 21.0 for windows dengan cara memasukkan data yang akan diproses pada
program, kemudian pilih analyze, descriptive statistic dan explore, maka akan
keluar output nilai uji normalitas dimana taraf signifikansinya (α) sebesar 0,05.
Kriteria pengujiannya hipotesisnya sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima
2. Jika nilai signifikjansi < 0,05 maka H0 ditolak.
c. Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi dilakukan dengan maksud untuk megetahui apakah
variansi kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau berbeda. Uji
homogenitas dilakukan apabila pada uji normalitas diperoleh kesimpulan bahwa
data berdistribusi normal. Uji homogenitas sampel dilakukan dengan uji F sebagai
berikut:
(Sudjana, 2001, hlm. 249)
Keterangan:
2
1S = variansi besar
2
2S = variansi kecil
Hipotesis untuk uji homogenitas sebagai berikut:
H0 : kelompok data skor pretes atau skor postes antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol memiliki varian sama
Ha : kelompok data skor pretes atau skor postes antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol memiliki varian berbeda
Uji statistik yang akan digunakan adalah uji Levene Statistik dengan taraf
signifikansi (α) sebesar 0,05.
Kriteria pengujian hipotesisnya sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima
35
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak.
Untuk mempermudah pengolahan data, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan bantuan software SPSS 21.0 for windows dengan cara memasukkan
data yang akan diolah pada program kemudian pilih analyze, descriptive statistic,
dan pilih explore maka akan keluar berupa output nilai uji homogenitas.
d. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Rata-rata hasil pretes dan postes pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol diuji untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa dari kedua kelompok memiliki kemampuan yang sama atau
tidak.
Hipotesis uji perbedaan rata-rata pretes sebagai berikut:
H0 : tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Ha : ada perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Hipoptesis uji perbedaan rata-rata postes sebagai berikut:
H0 : kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan
model pembelajaran learning cycle tidak lebih baik dibandingkan dengan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan
pembelajaran konvensional.
Ha : kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan
model pembelajaran learning cycle lebih baik dibandingkan dengan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan pembelajaran
konvensional.
Apabila kelompok data tidak berdistribusi normal, maka uji perbedaan rata-
rata menggunakan uji Man-Whitney U, sedangkan apabila uji normalitas
berdistribusi normal, maka dilakukan uji Independen Sample T Test.
Kriteria pengambilan keputusan untuk uji perbedaan rata-rata dengan taraf
signifikansi α = 5% adalah H0 diterima jika nilai signifikansi (sig) > 0,05 dan H0
ditolak jika nilai signifikansi (sig) < 0,05.
Untuk mempermudah pengolahan data, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan bantuan sotware SPSS 21.0 for windows dengan cara memasukkan
36
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data yang akan diolah pada cell baru (variabel view) kemudian pilih analyza
copare means dan klik independent samples t tes maka akan keluar output berupa
tabel uji-t.
e. Pengelompokkan Nilai Pretes dan Postes
Pengelompokkan data dilakukan untuk mengelompokkan hasil nilai, baik hasil
nilai pretes maupun postes. Nilai tersebut kemudian dikelompokkan kedalam
berdasarkan nilai tinggi, sedang, dan rendah.
Pembagian siswa kedalam tiga kelompok (tinggi, sedang, rendah) didasarkan pada
kategori menurut Arikunto (dalam Aliyah, 2013, hlm. 36) sebagai berikut:
1) Jika ̅ ≥ ( ̅ + std) maka ̅ masuk kedalam kelompok
2) Jika ( ̅ - std) ≤ ̅ < ( ̅ + std) maka ̅ masuk kedalam kelompok sedang
3) Jika ̅ < ( ̅ - std) maka ̅ masuk kedalam kelompok rendah
f. Analisis Data Pengelompokkan Nilai Postes Eksperimen
Analisis ini dimaksudkan untuk melihat apakah terdapat perbedaan
kemampuan pemecahan masalah dari masing-masing kelompok pada kelas
eksperimen. Perhitungan dilakukan dengan bantuan SPSS versi 21.0 for windows.
Setelah hasil postes kelas eksperimen dibagi kedalam beberapa kelompok nilai,
maka selanjutnya dilakukan uji One way Anova (uji perbedaan rata-rata lebih dari
dua kelompok) dengan cara memasukkan kedalam tabel yang terdapat pada SPSS
kemudian pilih Analyze pilih Compare Means pilih One Way Anova pada Post
Hoc Multiple Comparison ceklis scheffe dan klik continue, maka akan muncul
hasil perhitungan Anova dari postes kelas eksperimen. Setelah didapatkan hasil,
maka langkah selanjutnya adalah mencari manakah diantara tiga kelompok yang
menyebabkan perbedaan tersebut dengan menggunakan uji scheffe.
g. Perhitungan Gain Ternormalisasi
Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematus siswa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol sebelum dan sesudah pembelajaran. Adapun perhitungan gain
ternormalisasi mengunakan bantuan software Ms. Excel dengan rumus dari
Melzer (Humairoh, hlm. 42).
37
Siti Herlina,2015 MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dimana skor ideal adalah 100. Dengan kriteria indeks gain seperti pada tabel
dibawah ini.
Tabel 3.10
Interpretasi N-Gain
Skor Gain Interpretasi
g > 0,7 Tinggi
0,3 < g ≤ 0,7 Sedang
g ≤ 0,3 Rendah
2. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara.. Analisis data kualitatif
dimulai dengan mengelompokkan data kedalam kategori tertentu. Data yang
diperoleh diidentifikasi terlebih dahulu kemudian dianalisis. Selanjutnya data
yang terkait dengan tujuan keperluan tertentu diolah dan dikualifikasikan
seperlunya untuk menghasilkan suatu kesimpulan.
a. Analisis Data Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap 5 siswa pada kelas eksperimen dengan total 30
siswa, yang dipilih secara acak dari masing-masing kelompok rendah, sedang, dan
tinggi pada tiap-tiap kelompok eksperimen. Data yang terkumpul ditulis dan
diringkas berdasarkan permasalahan yang akan dijawab pada penelitian ini.