bab iii metodologi penelitian a. lokasi...
TRANSCRIPT
25 Tiffa Yuki Dewanti, 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN SITU-SITU DI KOTA DEPOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian ini perlu ditentukan metode penelitian yang akan digunakan
guna menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis.
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Kota Depok
memiliki 11 Kecamatan yaitu Kecamatan Bojongsari, Kecamatan Sawangan,
Kecamatan Cinere, Kecamatan Limo, Kecamatan Beji, Kecamatan Pancoranmas,
Kecamatan Cipayung, Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Sukmajaya, Kecamatan
Cilodong, dan Kecamatan Tapos. Adapun batas wilayah Kota Depok seperti
berikut:
Utara : Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang dan Wilayah DKI Jakarta.
Timur : Kecamatan Pondokgede Kota Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri
Kabupaten Bogor.
Selatan : Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor.
Barat : Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor.
Letak Kota Depok sangat strategis, diapit oleh Kota Jakarta dan Kota Bogor
sehingga menjadi jalur lintas regional Kota Jakarta dengan Kota Bogor begitupun
sebaliknya. Hal ini menyebabkan Kota Depok semakin tumbuh dengan pesat
seiring dengan meningkatnya perkembangan jaringan transportasi yang
tersinkronisasi secara regional dengan kota-kota lainnya. Masyarakat Kota Depok
memanfaatkan kondisi tersebut untuk berdagang dan pemukiman. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya pusat-pusat perdagangan terutama di Jl. Margonda Raya,
Kecamatan Beji yang terhubung langsung dengan Ibu Kota Negara serta
banyaknya komplek perumahan yang baru berdiri. Namun karena terbatasnya
lahan di Kota Depok tidak sedikit developer yang mendirikan apartment.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu
tujuan, misalnya menguji hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat
tertentu (Surakhmad, 1990, hlm. 40). Berdasarkan sifat permasalahan dalam
penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu sebuah metode yang
26
Tiffa Yuki Dewanti, 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN SITU-SITU DI KOTA DEPOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bertujuan untuk menemukan sebuah gambaran dalam suatu kelompok manusia,
suatu obyek, suatu keadaan atau kondisi. Tujuan dari penelitian deskriptif ini
untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis pada penggungkapan
fakta-fakta dan keadaan yang terjadi di wilayah penelitian mengenai pendapat,
tanggapan, ide, ataupun gagasan yang dimiliki masyarakat dalam upaya
pelestarian situ-situ di Kota Depok.
C. Pendekatan Geografi Yang Digunakan
Dalam penelitian ini pendekatan geografi yang digunakan adalah pendekatan
kelingkungan (ekologi). Ekologi bagi geografi menyumbangkan suatu bentuk
pendekatan yang dikenal sebagai pendekatan ekologi. Pendekatan ekologi adalah
suatu metodologi untuk mendekati, menelaah dan menganalisa sesuatu gejala atau
sesuatu masalah dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi (Sumaatmadja,
1988, hlm. 82).
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2013, hlm. 61) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Tika P. (1997, hlm. 32) populasi
adalah himpunan individu atau obyek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas.
Himpunan individu atau obyek yang terbatas adalah himpunan individu atau
obyek yang dapat diketahui atau diukur dengan jelas jumlah maupun batasnya
sedangkan himpunan individu atau obyek yang tidak terbatas merupakan
himpunan individu atau obyek yang sulit diketahui jumlahnya walaupun batas
wilayahnya kita ketahui.
Berdasarkan dari pengertian di atas maka populasi dalam penelitian ini
terdiri atas:
a. Populasi wilayah
Populasi wilayah dalam penelitian ini adalah situ-situ yang dikelola oleh
pemerintah Kota Depok yaitu terdiri dari 21 situ yang tersebar di 8 Kecamatan
diantaranya Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Tapos, Kecamatan Sukmajaya,
Kecamatan Cilodong, Kecamatan Beji, Kecamatan Pancoran Mas, Kecamatan
27
Tiffa Yuki Dewanti, 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN SITU-SITU DI KOTA DEPOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cipayung dan Kecamatan Sawangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
b. Populasi manusia
Populasi manusia dalam penelitian ini adalah penduduk yang tinggal di 8
kecamatan yang memiliki situ yaitu sejumlah 1.688.289 jiwa. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Tabel Populasi Wilayah dan Populasi Manusia
No. Nama Situ Luas
(Ha)
Total Luas Situ
per-
Kecamatan
(Ha)
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
1. Situ Gadog 1,3
32,4 Cimanggis 283.025
2. Situ Pedongkelan 6,25
3. Situ Rawa Kalong 8,25
4. Situ Tipar 8
5. Situ Jemblung /
Danau Situ Baru 7,2
6. Situ Rawa Gede /
Tirta Gede 1,4
7. Situ Jatijajar 6,5
18 Tapos 252.897 8. Situ Cilangkap 6
9. Situ Patinggi 5,5
10. Situ Pangarengan 7 7 Sukmajaya 271.735
11. Situ Cilodong 9,50
19,75 Cilodong 146.220 12. Situ Bahar 1,25
13. Situ Sidomukti 7,5
14. Situ Pladen 1,5
18,5 Beji 194.044 15. Situ Universitas
Indonesia (Situ UI 1,
Situ UI 2, Situ UI 3,
Situ UI 4)
17,5
16. Situ Rawa Besar/Lio 13
18 Pancoran Mas 246.228 17. Situ Asih Pulo 4,4
18. Situ Pancoran Mas /
Pitara 0,6
19. Situ Citayam 7 7 Cipayung 149.612
20. Situ Pengasinan 6 34,5 Sawangan 144.528
21 Situ Bojongsari 28,5
TOTAL PENDUDUK 1.688.289
Sumber: Diolah oleh peneliti (2016)
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2013, hlm. 62) sedangkan menurut Tika P. (1997, hlm. 33)
28
Tiffa Yuki Dewanti, 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN SITU-SITU DI KOTA DEPOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Sampel adalah sebagian dari obyek atau individu-individu yang mewakili suatu
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka
penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu”.
Berdasarkan penjelasan di atas maka teknik sampling yang diambil adalah
teknik nonprobability sampling artinya teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013, hlm. 66). Beberapa jenis sampling yang
ada dalam nonprobability sampling, peneliti memilih jenis sampling purposive.
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 68) menyebutkan bahwa sampling purposive
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dengan
pertimbangan tertentu maka peneliti memilih sampel kecamatan yang memiliki
total luas situ terbesar pada suatu kecamatan atau total luas situ lebih dari 19 Ha
(>19 Ha), mengingat fungsi situ pada bab II bahwa pentingnya fungsi situ sebagai
penyangga kehidupan bagi masyarakat maka apabila situ tersebut mengalami
kerusakan seperti tercemar atau banjir meluap maka yang akan terkena
dampaknya pertama adalah masyarakat di sekitar situ atau masyarakat yang
terdekat dari situ. Apabila semakin banyak jumlah situ atau total luas situ semakin
besar pada suatu kecamatan maka akan lebih berdampak pada masyarakatnya.
Oleh karena itu penilitian ini menentukan jumlah situ yang paling banyak atau
total luas situ paling besar pada suatu kecamatan maka akan lebih berdampak
terhadap masyarakatnya.
a. Sampel wilayah
Sampel wilayah yang diambil dalam penelitian ini berada di tiga kecamatan
yaitu Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Cilodong, dan Kecamatan Sawangan.
Alasan memilih tiga kecamatan tersebut karena memiliki jumlah situ yang paling
banyak atau total luas situ paling besar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 3.2.
b. Sampel manusia
Menentukan besaran jumlah sampel yang akan dijadikan responden dalam
penelitian ini dihitung menggunakan rumus Slovin (Umar 2003, hlm. 78). Adapun
rumus slovin adalah sebagai berikut:
29
Tiffa Yuki Dewanti, 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN SITU-SITU DI KOTA DEPOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
n : Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
e : Persentase (%), toleransi ketidaktelitian karena kesalahan dalam
pengambilan sampel.
99,982
Dibulatkan 100
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Slovin, jumlah sampel yang
diteliti dalam penelitian ini berjumlah 100 Orang. Maka dapat diketahui jumlah
besaran sampel di tiga kecamatan Kota Depok dengan pembagian sebagai berikut:
Kecamatan Cimanggis = Responden
Kecamatan Cilodong = Responden
Kecamatan Sawangan = Responden
Tabel 3.2
Sampel Wilayah
No. Nama Situ Luas
(Ha)
Total Luas Situ
per-Kecamatan
(Ha)
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
1. Situ Gadog 1,3
32,4 Cimanggis 283.025
2. Situ Pedongkelan 6,25
3. Situ Rawa Kalong 8,25
4. Situ Tipar 8
5. Situ Jemblung /
Danau Situ Baru 7,2
6. Situ Rawa Gede /
Tirta Gede 1,4
7. Situ Cilodong 9,50
19,75 Cilodong 146.220 8. Situ Bahar 1,25
9. Situ Sidomukti 7,5
10. Situ Pengasinan 6 34,5 Sawangan 144.528
11. Situ Bojongsari 28,5
TOTAL PENDUDUK 573.773
Sumber: Diolah oleh peneliti (2016)
30
Tiffa Yuki Dewanti, 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN SITU-SITU DI KOTA DEPOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah dilakukan perhitungan, jumlah masing-masing responden pada
setiap kecamatan yaitu Kecamatan Cimanggis 49 responden, Kecamatan Cilodong
26 responden, dan Kecamatan Sawangan 25 responden. Dengan total sampel 100
responden.
E. Variabel Penelitian
Sugiyono (2013, hlm. 2) mengemukakan bahwa variabel penelitian pada
dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Suwarno (dalam Riduwan
dan Sunarto, 2010, hlm. 8) variabel adalah karakteristik yang dapat diamati dari
sesuatu (objek), dan mampu memberikan bermacam-macam nilai atau beberapa
kategori. Dalam penelitian ini terdiri dari lima variabel bebas (X) dan satu
variabel terikat (Y). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Variabel Penelitian
Variabel Bebas Variabel Terikat
(X1) Partisipasi Buah Pikiran/Ide
(X2) Partisipasi Harta Benda
(X3) Partisipasi Tenaga
(X4) Partisipasi Keterampilan (X5) Partisipasi Sosial
(Y) Pelestarian Situ-Situ di Kota
Depok
Sumber: Diolah oleh peneliti (2016)
Gambar 3.1
Skema Hubungan Variabel X terhadap Y
Xr
31
Tiffa Yuki Dewanti, 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN SITU-SITU DI KOTA DEPOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian memegang peran penting dalam penelitian karena
kualitas data yang digunakan dalam banyak hal ditentukan oleh kualitas instrumen
yang dipergunakan. Oleh karena itu, sebelum meneliti ke lapangan seorang
peneliti perlu melakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap instrumen
yang telah dibuat kepada beberapa calon reponden. Setelah mendapatkan hasil
yang valid dan reliable, maka peneliti dapat melanjutkan penelitian ke lapangan.
a. Rumus Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Dalam penelitian ini pengujian validitas pada instrumen pengumpulan data
menggunakan Product Moment dengan rumus menurut Sugiyono (2013, hlm.
228) sebagai berikut:
Keterangan :
rxy = korelasi antara variabel x dengan y
x = ( xi - )
y = ( yi - )
Validitas tersebut nantinya dapat diinterpretasikan dan digolongkan
berdasarkan kategori pada Tabel 3.4. Penafsiran harga koefisien validitas tersebut
dapat juga dibandingkan dengan Tabel harga kritik r product moment sehingga
dapat dijustifikasi signifikan atau tidaknya.
Tabel 3.4
Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 231)
Selanjutnya melakukan uji reliabilitas yaitu untuk mengukur taraf
kepercayaan suatu tes yang akan digunakan sebagai instrumen pengumpulan data.
Untuk mengukur tingkat reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Alfa Cronbach
dengan rumus menurut Sugiyono (2013, hlm. 365) sebagai berikut:
32
Tiffa Yuki Dewanti, 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN SITU-SITU DI KOTA DEPOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
K = Mean kuadrat antara subyek
= Mean kuadrat kesalahan
= Varians total
Rumus untuk varians total dan varians item:
Keterangan :
JKi = jumlah kuadrat seluruh skor item
JKs = jumlah kuadrat subyek
b. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Pengujian soal instrumen sebanyak 28 butir soal telah dilakukan terhadap 30
responden yang tersebar di 3 sampel kecamatan yaitu Kecamatan Cimanggis,
Cilodong dan Sawangan dengan masing-masing 10 responden. Berikut hasil Uji
Validitas dan Reliabilitas Variabel X pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6. Hasil Uji
Validitas dan Reliabilitas Variabel Y pada Tabel 3.7 dan Tabel 3.8. Seluruh soal
Variabel X sebanyak 23 soal memiliki hasil yang valid dan reliabel begitupun
dengan soal Variabel Y sebanyak 5 soal memiliki hasil yang valid dan reliabel.
33
Tiffa Yuki Dewanti, 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN SITU-SITU DI KOTA DEPOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Variabel X (Partisipasi Masyarakat)
No Item Nilai r Hitung Nilai r Tabel
N=30 (5%) Keterangan
1 0,400 0,361 Valid
2 0,412 0,361 Valid
3 0,591 0,361 Valid
4 0,565 0,361 Valid
5 0,400 0,361 Valid
6 0,503 0,361 Valid
7 0,465 0,361 Valid
8 0,589 0,361 Valid
9 0,476 0,361 Valid
10 0,694 0,361 Valid
11 0,498 0,361 Valid
12 0,452 0,361 Valid
13 0,446 0,361 Valid
14 0,400 0,361 Valid
15 0,402 0,361 Valid
16 0,401 0,361 Valid
17 0,476 0,361 Valid
18 0,420 0,361 Valid
19 0,412 0,361 Valid
20 0,644 0,361 Valid
21 0,418 0,361 Valid
22 0,431 0,361 Valid
23 0,522 0,361 Valid
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Partisipasi Masyarakat)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,838 21
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Pelestarian Situ)
No Item Nilai r Hitung Nilai r Tabel
N=30 (5%) Keterangan
1 0,664 0,361 Valid
2 0,822 0,361 Valid
3 0,562 0,361 Valid
4 0,764 0,361 Valid
5 0,840 0,361 Valid
34
Tiffa Yuki Dewanti, 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN SITU-SITU DI KOTA DEPOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Pelestarian Situ)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,775 5
c. Kisi-kisi Instrumen Kuesioner
Instrumen merupakan alat bantu dalam mengambil data di lapangan yang
akan membuat waktu lebih efektif dan efisien saat melakukan penelitian.
Instrumen yang tersusun dengan baik akan membuat penelitian dari responden
semakin lancar dan terstruktur. Sebelum terbentuknya instrumen yang baku dan
benar, maka harus dilakukan penyusunan instrumen. Pertama menentukan jenis
dari instrumen penelitian, selanjutnya adalah membuat kisi-kisi instrumen yang
berdasar dari variabel yang telah ditentukan, dijabarkan menjadi beberapa
indikator kemudian dijabarkan kembali menjadi beberapa sub-indikator hingga
menjadi deskriptor. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.9.
35
Tiffa Yuki Dewanti, 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN SITU-SITU DI KOTA DEPOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.9
Kisi – kisi Instrumen Kuesioner
Variabel
Penelitian Indikator Sub-Indikator Deskriptor
No.
Soal
Partisipasi Buah Pikiran
(X1)
Memberikan
ide/pendapat
Kerja bakti Kerja bakti membersihkan situ dan lingkungan
sekitarnya 1
Membuat tanggul Membuat tanggul pada sisi situ 2
Merencanakan program pelestarian
Kerja bakti berkala Merencanakan program kerja bakti secara berkala 3
Penanaman pohon Merencanakan penanaman pohon di sekitar situ 4
Mengembangkan
program pelestarian Kegiatan baru
Menambahkan kegiatan yang belum pernah
dilakukan sebelumnya dalam rangka pelestarian
situ 5
Partisipasi Harta Benda
(X2)
Memberikan bantuan
harta benda
Bantuan uang Memberikan bantuan sejumlah uang untuk
mendanai kegiatan pelestarian 6
Bantuan peralatan Memberikan bantuan beberapa peralatan untuk
membantu kegiatan pelestarian 7
Bantuan makanan & minuman Memberikan bantuan makanan & minuman saat
kerja bakti berlangsung 8
Memberikan bantuan
informasi Bantuan media cetak
Memberikan bantuan berupa media cetak seperti
poster, pamflet, dll. 9
Partisipasi Tenaga
(X3)
Mengikuti kegiatan
pelestarian
Kerja bakti Ikut kerja bakti membersihkan situ 10
Membuat tanggul Ikut membuat tanggul pada sisi situ 11
Penanaman pohon Ikut melakukan penanaman pohon 12
Pengerukan Ikut melakukan pengerukan pada situ 13
Memelihara kelestarian Turut memelihara kelestarian lingkungan situ 14
Partisipasi
Keterampilan (X4)
Pelatihan
Menanam pohon Memberikan pelatihan cara-cara menanam pohon 15
Mengurangi sedimentasi Memberikan pelatihan cara-cara mengurangi sedimentasi (pengerukan)
16
Meningkatkan jumlah air situ
Memberikan pelatihan cara-cara meningkatkan
jumlah air situ dengan cara menambahkan saluran input ke situ
17
35
36
Tiffa Yuki Dewanti, 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN SITU-SITU DI KOTA DEPOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengurangi pencemaran
Memberikan pelatihan cara-cara mengurangi
pencemaran situ seperti tidak membuang sampah
ke situ
18
Sponsorship Mengajak instansi lain Mengajak instansi lain sebagai pendukung dana/peralatan
19
Partisipasi
Sosial
(X5)
Mensosialisasikan
Menyebarkan informasi Menyebarkan informasi kepada warga tentang
kegiatan pelestarian situ 20
Mendiskusikan Mendiskusikan keberlanjutan kegiatan pelestarian situ
21
Koordinasi yang baik Koordinasi yang baik untuk kegiatan pelestarian 22
Mengevaluasi Menilai Mengevaluasi/menilai setiap hasil kerja 23
Pelestarian Situ (Y)
Pengetahuan
Penyebab kerusakan situ Pengetahuan tentang penyebab kerusakan situ 24
Tindak lanjut Pengetahuan tentang tindak lanjut yang harus
dilakukan oleh masyarakat 25
Kesadaran Masyarakat
Keinginan Keinginan untuk melestarikan agar situ-situ tidak
hilang 26
Usaha-usaha Melakukan usaha-usaha pelestarian situ 27
Mengurangi hal buruk Mengurangi hal-hal yang memperburuk situ 28
36
37
Tiffa Yuki Dewanti, 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN SITU-SITU DI KOTA DEPOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mencari data yang relevan untuk kemudian dianalisis dengan cara observasi ke
lokasi penelitian yaitu situ-situ Kota Depok kemudian peneliti membagikan
instrumen kuesioner kepada warga yang berisi pertanyaan seputar partisipasi
masyarakat dalam upaya pelestarian situ. Selain itu peneliti juga akan melakukan
wawancara kepada petugas RT/RW maupun warga setempat untuk menunjang
data serta melakukan dokumentasi terhadap lokasi penelitian. Dengan
dilakukannya teknik-teknik pengumpulan data tersebut maka peneliti dapat
mengolahnya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Berikut penjabaran dari
teknik pengumpulan data:
1. Observasi Lapangan
Menurut Tika P. (1997, hlm 67) “Observasi adalah cara dan teknik
pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala atau fenomena yang ada pada obyek penelitian.
Observasi dapat dibagi dua yaitu: observasi langsung dan observasi tak langsung”.
Melihat dari definisi tersebut maka peneliti akan melakukan pengamatan dan
penelitian secara langsung ke lokasi penelitian yang tujuannya untuk mendapatkan
data secara detail tentang kondisi aktual situ-situ di Kota Depok dan mencatat
data-data mengenai objek yang diteliti. Observasi yang dilakukan bersifat
sistematis, yaitu yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan instrumen
pengamatan (Arikunto, 2006, hlm. 157).
2. Wawancara
Satori dan Komariah (2014, hlm. 130) “Wawancara adalah suatu teknik
pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data
langsung melalui percakapan atau tanya jawab”. Proses wawancara yang
dilakukan adalah wawancara semistruktur atau semi standar. Tujuan dari
wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka,
dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya (Satori
dan Komariah, 2014, hlm. 135). Wawancara akan dilakukan kepada instansi
pemerintah yang bepengaruh terhadap keberlangsungan situ guna menunjang data
primer.
38
Tiffa Yuki Dewanti, 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN SITU-SITU DI KOTA DEPOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Kuesioner
Dalam penelitian ini menggunakan angket berstruktur dimana peneliti sudah
memberikan alternative jawaban untuk dipilih oleh responden, akan tetapi
kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka oleh peneliti (Tika P., 1997, hlm.
85). Angket digunakan untuk memperoleh data yang bersifat faktual dari
responden dengan cara memberikan instrumen kuesioner yang berisi beberapa
pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Kuesioner dalam penelitian ini untuk
mengetahui seberapa besar tingkat hubungan bentuk partisipasi masyarakat dalam
upaya pelestarian situ-situ di Kota Depok.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengambil
data dari tempat penelitian baik itu berupa foto-foto, video, peta, buku dan sumber
informasi lainnya untuk kemudian dipelajari guna melengkapi data dan informasi
bagi keperluan peneliti.
H. Teknik Analisis Data
Menganalisis data bertujuan agar penelitian ini segera tercapai yaitu dengan
mengubah dan mengolah data yang bersifat mentah dan sulit dimengerti menjadi
data yang mudah dimengerti serta pola umum yang timbul dari data tersebut.
Menurut Bongdan (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 332) menyatakan bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan
kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
1. Analisis Deskriptif
Penulis menggunakan analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk
mendapatkan persentase dari bentuk bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya
pelestarian situ-situ di Kota Depok. Menurut Sanusi (2011, hlm. 116) apabila
peneliti bermaksud untuk menjelaskan data dari satu variabel yang diteliti, peneliti
dapat menggunakan statistik deskriptif. Ukuran statistik deskriptif yang sering
digunakan untuk mendeskripsikan data penelitian adalah frekuensi dan rata-rata.
Pengukuran dengan menggunakan kuesioner dilakukan untuk mengetahui
39
Tiffa Yuki Dewanti, 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN SITU-SITU DI KOTA DEPOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
seberapa besar tingkat hubungan bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya
pelestarian situ-situ di Kota Depok. Masing-masing kuesioner disertai dengan
lima kemungkinan jawaban yang harus dipilih dan dianggap sesuai menurut
responden.
Teknik statistik yang digunakan yaitu uji mean dan standard deviation.
Setelah mendapat skor mean dan standard deviation, kemudian dibuat
kategorisasi skor untuk dijadikan acuan atau norma dalam tingkat pengelompokan
partisipasi masyarakat. Menurut Supranto (2000, hlm. 50) pengkategorian ini
dapat diperoleh dengan menentukan nilai indeks minimum, maksimum dan
interval serta jarak interval sebagai berikut :
Nilai Maksimum = Skor Tertinggi
Nilai Minimum = Skor Terendah
Interval =
Dengan teknik tersebut diperoleh hasil analisis frekuensi jawaban responden
untuk setiap item yang akan di uraikan dengan menggunakan tabel frekuensi pada
Tabel 3.10.
Tabel 3.10
Penentuan Kategori (Range)
Penentuan Kategori (Range)
Nilai minimum + interval Kategori Rendah Nilai kategori rendah + interval Kategori Sedang Nilai kategori sedang + interval Kategori Tinggi
Sumber : Supranto (2000, hlm.50)
2. Koefisien Korelasi
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009, hlm. 158), “analisis korelasi
adalah suatu teknik statistika yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan
atau korelasi antara dua variabel”. Koefisien korelasi digunakan untuk
menujukkan sejauh mana hubungan yang terjadi di antara variabel bebas dan
variabel terikat. Karena jenis data dalam penelitian ini adalah ordinal, maka
teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman. Perhitungan
dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software SPSS 20. Rumus korelasi
Rank Spearman yang digunakan menurut Akdon dan Hadi (2005, hlm.184) adalah
40
Tiffa Yuki Dewanti, 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN SITU-SITU DI KOTA DEPOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai berikut:
Keterangan:
= nilai koefisien korelasi Spearman Rank
d2
= Selisih setiap pasangan rank
= jumlah responden
Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi dapat
dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11
Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2014, hlm. 242)
3. Uji Kontribusi (Koefisien Determinasi)
Untuk mengetahui besarnya korelasi variabel X terhadap variabel Y dapat
dihitung dengan rumus koefisien determinasi yang diambil dari koefisien korelasi
yang telah diketahui. Adapun menurut Furqon (2011, hlm.100) rumus uji
koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
Keterangan :
KD = Nilai Koefisien Diterminan
r2 = Nilai Koefisien Korelasi
41
Tiffa Yuki Dewanti, 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN SITU-SITU DI KOTA DEPOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
I. Alur Pemikiran Penelitian
Lahan Situ Kritis
Partisipasi Masyarakat
Upaya Pelestarian
Situ-situ
Preventif
Dampak negatif
Partisipasi Sosial
Partisipasi
Keterampilan
Partisipasi Buah
Pikiran
Partisipasi Harta
Benda
Partisipasi Tenaga
Pelestarian Situ-situ di
Kota Depok